Anda di halaman 1dari 16

Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.

1, Juni 2016

Gambaran Perceived Social Support


Pada Penderita Kanker Stadium Lanjut yang
Menjalani Perawatan Paliatif

Perceived Social Support on Advanced Cancer Patients


in Palliative Care
Agnes Melati Amelia Listyarini Witjaksono
Venie Viktoria Rondang Maulina
Fakultas Psikologi, Unika Atma Jaya
Email: ameliawitjaksono@gmail.com; venie_v@yahoo.com

KATA KUNCI Kanker stadium lanjut, Perawatan Paliatif, dukungan sosial,


perceived social support
KEYWORDS Advanced cancer, Palliative Care, social support, perceived social
support

ABSTRAK Selama menghadapi kondisi kesehatannya dan perubahan yang


terjadi akibatnya, penderita kanker stadium lanjut bisa mengalami
masalah pada aspek fisiologis, psikologis, sosial dan budaya, serta
spiritual dan eksistensial. Dukungan sosial dari lingkungan sekitar
penderita dapat membantu mereka dalam mengatasi masalah yang
dihadapi, namun keberhasilannya tergantung pada bagaimana
penderita memaknai dukungan sosial yang diterimanya (perceived
social support). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode wawancara semi-structured. Subjek penelitian
berjumlah tiga dan memiliki karakteristik, yaitu penderita kanker
yang telah didiagnosa kanker stadium lanjut, sedang menjalani
Perawatan Paliatif, dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Kanker
Dharmais. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kelima dimensi
dukungan sosial dipersepsikan oleh penderita kanker stadium lanjut
selama menghadapi masalah yang muncul akibat kondisinya.
Sumber dukungan sosial berasal dari berbagai pihak. Sumber
dukungan sosial tertentu bisa memberikan lebih dari satu dimensi
dukungan sosial. Bentuk dari setiap dimensi dukungan sosial
berbeda-beda. Informational support memberikan informasi untuk
memahami kondisi kesehatan dan nasehat untuk menjaga kondisi
kesehatan, sedangkan instrumental support memberikan bantuan
secara finasial dan peralatan untuk mendukung pengobatan, serta
memberikan pelayanan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
rumah tangga. Emotional support, esteem support, dan
companionship support mampu memberikan penghiburan dan
motivasi melaui perkataan dan tindakan selama menghadapi kondisi
kesehatannya. Bentuk dari setiap dimensi dukungan sosial dapat
memberikan dampak yang positif apabila diberikan secara tepat,
namun bisa menimbulkan perasaan negatif ketika diberikan secara

12
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

kurang tepat, kurang memadai, atau justru secara berlebihan.

ABSTRACT As advanced cancer patients face their medical conditions, they may
experience physiological, psychological, social, cultural, spiritual,
and existential problems. Social support from those close to the
patient may help the patient deal with their problems, but the
successfulness of the social support depends on how patients
perceived the social support given to them. This study uses a
qualitative approach and the data is collected
with a semi-
structured interview. There are three participants involved in this
study with a criterion that they are patients diagnosed with
advanced cancer, undergoing Palliative Care, and getting their
treatment at Dharmais Cancer Hospital. The result from this study
shows that the participants perceived that they have received the
five types of social support as they face their problems due to their
conditions. The social support sources come from many people and
may give more than one type of social support. Each type of social
support was given in different ways. Informational support gives
information so that patients understand their medical condition and
advice on how to take care of their health. Instrumental support
gives help financially and gives medical tools to support their
treatment, as well as services to help their health and household
problems. Emotional, esteem, and companionship support may help
give joy and motivation as they face their condition through words
and actions. Social support may be perceived as something that is
helpful if given appropriately, but it may also have a negative effect
if it is given inappropriately, scarcely, or excessively.

PENDAHULUAN
Direktur Pengendalian dukungan psikososial dan spiritual
Penyakit Tidak Menular Kementerian (Woodruff, 1999). Perawatan tersebut
Kesehatan memberitakan bahwa 70% bisa diperoleh dengan pendekatan
dari seluruh penderita kanker yang interdisiplin yang disebut sebagai
tercatat sudah mengalami kanker Perawatan Paliatif. Namun demikian,
standium lanjut jumlah dokter yang memberikan
(Manafe, 2014). Hal tersebut pelayanan tersebut di Indonesia masih
mengakibatkan kemungkinan terbatas, padahal penderita berhak untuk
penderita untuk sembuh sangat kecil mendapatkan pelayanan yang bermutu,
atau bahkan tidak bisa sembuh komprehensif, dan holistik (Fitria,
(Garliah, 2009). Para tenaga 2010). Rumah Sakit Kanker Dharmais,
profesional perlu menyadari dengan yang merupakan salah satu rumah sakit
adanya proporsi penderita kanker pertama yang mendirikan unit Perawatan
stadium lanjut yang lebih banyak, Paliatif, masih menjadikannya sebagai
diperlukan perawatan yang mampu suatu sistem pelayanan di rumah sakit
memenuhi kebutuhan penderita sampai saat ini (Salma, 2012).
tersebut. Kebanyakan penderita yang
Penderita dengan kanker menjalani Perawatan Paliatif mengidap
stadium lanjut tidak hanya
memerlukan perawatan yang dapat
menangani gejala fisik mereka, tetapi
juga memerlukan 13
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

penyakit kronis, seperti kanker stadium mengalami gangguan penyesuaian


lanjut. Biasanya penderita datang ke unit diri, kecemasan, dan juga depresi
Perawatan Paliatif karena gejala nyerinya (Woodruff, 1999). Ketika penderita
sudah tidak dapat ditangani oleh dokter tidak bisa mengatasi masalah mereka
lain, penderita memutuskan untuk tidak dalam menghadapi penyakitnya,
melanjutkan pengobatan yang sebelumnya penderita bisa mengalami gangguan
diterima karena efek sampingnya terlalu kepribadian jika tidak segera diatasi.
berat, dan mengalami keputusasaan karena Selain itu, penderita kanker stadium
melihat bahwa lanjut juga bisa mengalami rasa
pengobatan yang lalu kurang takut, tidak berdaya, frustrasi,
menghasilkan manfaat (Irwin & Guten, penyangkalan, bersalah, dan
dalam Ayers & Baum, 2007). sebagainya (Woodruff, 1999).
Menurut Woodruff (1999), c. Sosial dan Buday
penderita kanker stadium lanjut bisa Masalah sosial yang dialami
mengalami penderitaan karena masalah penderita kanker stadium lanjut
fisik, psikologis, sosial dan budaya, serta biasanya terkait dengan relasi
eksistensial dan spiritual yang interpersonal, masalah dalam
menganggunya. Berikut ini adalah uraian keluarga, dan masalah finansial
terkait masalah yang dihadapi penderita (Woodruff, 1999). Selain itu,
kanker stadium lanjut terkait aspek masalah budaya yang dialami adalah
tersebut, yaitu: seperti sikap penderita dan keluarga
a. Fisiologis terhadap penyakitnya, kematian, dan
Secara fisiologis, keluhan yang juga terhadap Perawatan Paliatif
paling umum dirasakan oleh (Woodruff, 1999).
penderita kanker stadium lanjut d. Spiritual dan Eksistensial
adalah rasa sakit, di mana sakitnya Masalah aspek spiritual yang
biasanya dirasakan pada lebih dari dimaksud adalah masalah relasi
satu tempat (Woodruff, 1999). Ada dengan Tuhan dan kekuatan yang
yang mengalami sesak nafas, kerja besar atau realitas yang lebih besar
ototnya melemah, kekurangan sel dari diri sendiri (Chochinov, 2006).
darah merah, dan juga gejala-gejala Selain itu, masalah eksistensial yang
lainnya. Selain itu, ada masalah dihadapi oleh penderita biasanya
fisiologis lainnya yang terjadi akibat berkaitan dengan makna hidup,
efek samping obat yang harus integritas, ada rasa bersalah yang
dikonsumsi oleh penderita. Masalah dimiliki terkait masa lalunya,
tersebut adalah masalah buang air memandang penyakit sebagai suatu
besar, ada rasa mual dan ingin kutukan, dan memikirkan
muntah, tidak bisa tidur, dan kehidupannya setelah kematian
sebagainya. (Woodruff, 1999).
b. Psikologis Perawatan Paliatif yang terdiri
Para penderita kanker stadium lanjut dari dokter, perawat, rohaniawan,
bisa mengalami masalah psikologis pekerja sosial, dan psikolog, termasuk
selama menghadapi penyakitnya. juga keluarga penderita dan relawan
Penderita bisa mengalami stres menjadi sumber dukungan sosial yang
akibat penyakit yang dideritanya. membantu penderita dalam menghadapi
Apabila stres yang dialami penderita masalah yang dihadapinya (Woodruff,
berlebih dan berkelanjutan, hal 1999). Tim Perawatan Paliatif akan
tersebut bisa menyebabkan penderita memberikan dukungan sosial dengan

14
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

membantu penderita selama menghadapi dukungan sosial yang diberikan tidak


kondisinya, namun dukungan sosial juga sesuai, penderita bisa mengalami
perlu didapatkannya dari lingkungan peningkatan ketegangan dan stres
sekitar, seperti keluarga, teman, dan (Christensen & Antoni, 2002). Selain itu,
sebagainya. Yang menjadi masalah dukungan sosial yang tidak efektif
adalah ketika keluarga penderita juga maupun aversif merendahkan self-esteem
masih mengalami kesulitan untuk dan dapat mengancam eksistensial
menerima Perawatan Paliatif karena individu (Revenson, dalam Christensen
mereka masih mengharapkan & Antoni, 2002). Salah satu hal yang
kesembuhan, sehingga ketika kondisi menyebabkan masalah dan justru tidak
penderita memburuk, keluarga masih membantu penderita adalah apabila
mengusahakan penderita untuk penderita menerima dukungan sosial
mendapatkan tindakan medis. Padahal yang berlebihan (Helgeson, dalam
dengan usaha-usaha yang dilakukan Christensen & Antoni, 2002). Dukungan
untuk mendukung atau membantu sosial yang terlalu banyak dapat
penderita, belum tentu kondisi penderita membuat penderita merasa kompetensi
akan menjadi lebih baik dan justru bisa dan kemandiriannya diremehkan.
membuat penderita merasa tidak nyaman Dukungan sosial yang berlebihan juga
(Cassandra, 2013) bisa menganggu dan merendahkan
Dukungan sosial diperlukan personal control penderita (Penninx,
untuk meningkatkan psychological well- dalam Christensen & Antoni, 2002).
being penderita dan membantu penderita Dukungan sosial yang diterima
menghadapi serta beradaptasi dengan penderita bisa memberikan dampak yang
penyakit kanker yang dideritanya (Cohen positif atau negatif. Muncul suatu
& Wills, dalam Helgeson & Cohen, masalah apabila dukungan sosial yang
1996). Salah satu penelitian yang seharusnya membantu penderita, justru
dilakukan oleh Stefaniak (2012), memberikan dampak yang negatif
menjelaskan bahwa para penderita untuknya. Dampak dari dukungan sosial
kanker yang terisolasi secara sosial tersebut bergantung pada bagaimana
memiliki kerentanan untuk sakit yang penderita memaknai dukungan sosial
lebih tinggi dan merasakan sakit yang yang diterimanya atau yang disebut
lebih tinggi. Dukungan sosial juga sebagai perceived social support.
merupakan komponen yang sangat Perceived social support penting untuk
penting bagi penderita penyakit stadium diketahui karena keberhasilan suatu
lanjut, khususnya pada penderita yang dukungan sosial bergantung pada
sudah mendekati kematian karena dapat bagaimana penerima dukungan sosial
mengurangi death anxiety para penderita memaknai proses bagaimana dukungan
dengan penyakit stadium lanjut (Khawar, tersebut memberikan dampak positif
Aslam, & Aamir, 2013). bagi kesejahteraannya (Terry et al.,
Selain memberikan dampak dalam Chrishianie, 2014). Definisi
positif, dukungan sosial dalam bentuk perceived social support yang
tertentu juga bisa berdampak secara diungkapkan oleh Duffy & Wong (2003)
negatif untuk para penderita kanker. dan Cohen (1992) adalah proses
Dukungan sosial yang tidak efektif atau bagaimana individu mengevaluasi dan
aversif mampu menimbulkan respons memaknai dimensi dukungan sosial yang
psikologis yang negatif pada penderita, tersedia dan apakah memadai untuknya
walaupun dukungan sosial tersebut ketika individu membutuhkannya.
diberikan dengan maksud baik. Apabila

15
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

Dimensi dukungan sosial yang sekalipun dirinya melakukan suatu


dimaksud adalah emotional support, kesalahan atau memiliki kekurangan. e.
informational support, dan instrumental Companionship support adalah
support (House & Kahn, dalam bentuk dukungan yang dilakukan
Christensen & Antoni, 2002), serta dengan cara menghabiskan waktu
esteem support dan companionship dengan orang lain dengan melakukan
support (Cohen & Wills, dalam Orford, aktivitas-aktivitas yang sifatnya
1992). Berikut ini adalah uraian terkait menghibur dan berrekreasi.
dimensi dukungan sosial secara Penelitian ini bertujuan untuk
fungsional, yaitu: mendapatkan gambaran perceived social
a. Emotional support merupakan bentuk support pada penderita kanker stadium
dukungan berupa komunikasi yang lanjut yang menjalani Perawatan Paliatif
menunjukkan kasih sayang, di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
pengertian, cinta, dan perhatian. Dengan demikian, dapat diketahui
Selain itu berupa ketersediaan orang bagaimana penderita kanker stadium
lain untuk bisa diajak bicara terkait lanjut memaknai dukungan sosial yang
dengan masalahnya dan bisa diperoleh. Dengan demikian, diharapkan
mendapatkan simpati (Willis & dapat diketahuinya bentuk dukungan
Ainette, dalam Ayers, Baum, sosial seperti apa yang tepat dan kurang
McManus, Newman, Wallston, tepat bagi penderita kanker stadium
Weinman, & West, 2007). lanjut berdasarkan bentuk dukungan
b. Informational support merupakan sosial yang dapat membantu penderita
bentuk dukungan berupa informasi, dalam menghadapi masalahnya dan
bimbingan, dan nasehat atau berupa dampaknya bagi penderita.
suatu kemampuan yang diajarkan
kepada individu, sehingga bisa METODE PENELITIAN
membantu individu untuk mengatasi Jumlah sampel yang dipilih
suatu masalah (House dalam Orford, bergantung pada apa yang ingin
1992). diketahui, tujuan dari penelitiannya, apa
c. Instrumental support merupakan yang dipertaruhkan, apa yang akan
bentuk dukungan berupa bantuan berguna, apa yang akan memiliki
atau bimbingan yang nyata di mana kredibilitas, dan apa yang bisa dilakukan
adanya ketersediaan orang dalam dalam waktu dan sumber yang tersedia
memberikan suatu materi atau (Patton, 2002). Penelitian ini melibatkan
pelayanan tertentu (Willis & Ainette, tiga partisipan yang dipilih berdasarkan
dalam Ayers, Baum, McManus, criterion sampling dengan kriteria: (1)
Newman, Wallston, Weinman, & penderita kanker yang didiagnosa
West, 2007). Instrumental support stadium lanjut, yaitu penderita dengan
diberikan untuk membantu individu sel kanker dalam tubuh yang sudah
dalam mengatasi masalah-masalah menyebar dari lokasi awal ke organ
praktis (Jacobson dalam Orford, tubuh lainnya dan kemungkinan
1992). sembuhnya sudah sangat kecil (2)
d. Esteem support adalah bentuk sedang menjalani Perawatan Paliatif, dan
informasi bahwa seseorang (3) mendapatkan perawatan tersebut di
dipandang baik dan diterima oleh Rumah Sakit Kanker Dharmais.
orang lain. Hal tersebut dilakukan Jenis penelitian yang dilakukan
dengan memberitahukan bahwa dalam penelitian ini adalah penelitian
orang tersebut dihargai dan diterima kualitatif karena menekankan pada

16
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

deskripsi kualitas atau karakteristik dari thematic analysis adalah menjadi


suatu data (Howitt & Cramer, 2011). familiar dengan data, melakukan coding,
Data yang diperoleh dari penelitian ini mencari tema berdasarkan coding awal,
didapatkan melalui metode wawancara. mengecek ulang tema, memberikan
Tujuan dilakukannya wawancara adalah definisi dan label pada tema, dan menulis
agar peneliti dapat masuk dan laporan penelitian (Howitt & Cramer,
memahami perspektif orang lain dan 2011). Peneliti mengidentifikasi tema
bagaimana seseorang memaknai suatu secara induktif yang berasal dari coding
hal, sehingga perasaan dan pikirannya yang serupa berdasarkan teori tentang
juga dapat diketahui (Patton, 2002). perceived social support dan
Wawancara yang akan dilakukan dalam memberikan deskripsi terkait masing-
penelitian ini termasuk semi-structured masing tema. Analisis data dilakukan
interview dengan cara mengajukan open- untuk masing-masing partisipan, namun
ended questions. analisis banding antar partisipan juga
Teknik analisis data yang dilakukan.
dilakukan adalah thematic analysis.
Thematic analysis adalah metode analisis ANALISIS DAN HASIL
dari suatu materi berupa teks, termasuk Berikut ini merupakan
hasil wawancara, untuk mengindikasikan gambaran umum partisipan penelitian.
tema utama yang ditemukan dalamnya Kemudian, akan dipaparkan juga analisis
(Howitt & Cramer, banding masalah dan perceived social
2011). Tema yang muncul dapat support antar partisipan. Sebagai catatan,
mendeskripsikan aspek signifikan pada nama partisipan yang disebutkan
data. Tahapan dalam melakukan merupakan nama samaran.

Tabel 1: Gambaran Umum Partisipan Penelitian


Karakteristik Partisipan 1 Partisipan 2 Partisipan 3
Nama Samaran Elly Irina Anisa
Jenis Kelamin Perempuan Perempuan Perempuan
Usia 42 40 53
Tempat, Tanggal Jakarta, 27 Juni 1972 Jakarta, 1 Februari Jakarta, 31 Mei 1962
Lahir 1975
Anak ke- dalam Tunggal 3 dari 4 bersaudara 2 dari 5 bersaudara
Keluarga
Suku Bangsa Manado Jawa/ Padang
Betawi
Agama Kristen Muslim Muslim
Pendidikan Terakhir S1-Public Relation SMEA S1-Sastra Inggris
Status Pernikahan Menikah dengan 2 Menikah dengan 2 Cerai dengan 4 anak
anak anak
Pekerjaan Ibu rumah tangga dan Ibu rumah tangga Wiraswasta
guru masak
Pekerjaan Suami/ Wiraswasta Buruh Wiraswasta
Mantan Suami
Perkiraan Sosial Menengah ke atas Menengah ke bawah Menengah ke atas
Ekonomi
Awal Diagnosa Kanker serviks Kanker payudara Kanker payudara
Lama Menjalani 1 bulan 1 tahun 2 tahun
Perawatan Paliatif

17
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

Masalah yang dihadapi Antar dialami penderita kanker stadium lanjut


Partisipan biasanya terkait dengan relasi
Penderita kanker yang telah interpersonal, masalah finansial, dan
didiagnosa stadium lanjut harus pandangan terhadap penyakit, yang
menghadapi kenyataan bahwa dialami juga oleh partisipan penelitian.
kemungkinan dirinya untuk sembuh Selain itu, masalah spiritual dan
sudah sangat kecil dan kemungkinan eksistensial yang dialami partisipan
besar sisa hidup mereka lebih pendek. penelitian berkaitan dengan bagaimana
Menghadapi kondisi kesehatan mereka dirinya bertanya kepada Tuhan mengapa
dan menjalani berbagai prosedur medis dirinya harus sakit, ibadahnya terhambat
bukan suatu hal yang mudah karena karena sakit, dan masih ada keinginan
banyak perubahan yang terjadi untuk mencapai harapannya yang sampai
akibatnya. Akibat perubahan yang saat ini belum terwujud. Hal tersebut
terjadi, banyak masalah yang dialami sesuai dengan aspek masalah spiritual
penderita kanker stadium lanjut, dan eksistensial yang disebutkan oleh
termasuk masalah fisiologis, psikologis, Chochinov (2006) yaitu masalah relasi
sosial dan budaya, serta spiritual dan dengan Tuhan dan juga pencapaian
eksistensial (Woodruff, 1999). Ketiga tujuan hidupnya.
partisipan dalam penelitian ini
mengalami masalah tersebut. Gambaran Perceived Social Support
Masalah fisiologis dialami Berdasarkan hasil penelitian ini,
ketiga partisipan akibat perkembangan kelima dukungan sosial memberikan
sel kanker dalam tubuhnya dan juga dampak yang berbeda-beda bagi ketiga
sebagai efek dari pengobatan yang partisipan. Informational support
diterimanya. Masalah yang dialami oleh memberikan dampak yang positif karena
ketiga partisipan adalah nyeri pada partisipan bisa mendapatkan kejelasan
tubuhnya. Hal ini sama seperti yang tentang kondisinya dan bermanfaat untuk
dikatakan oleh Woodruff (1999) bahwa mereka agar tahu bagaimana harus
para penderita dengan kanker stadium menghadapi kondisinya. Informational
lanjut adalah rasa sakit, di mana sakitnya support membantu penderita kanker
biasanya dirasakan pada lebih dari satu stadium lanjut untuk mengatasi masalah
tempat. fisiologisnya. Hal tersebut didukung oleh
Masalah psikologis juga dialami pernyataan Jacobson (dalam Orford,
oleh ketiga partisipan, yaitu muncul 1992) bahwa ketika individu mengalami
perasaan sedih, cemas, takut, dan putus perubahan, dalam hal ini secara fisik,
asa dalam menghadapi penyakitnya. Hal informational support yang sebaiknya
tersebut didukung oleh pernyataan diberikan. Selain itu, informational
Cassidy, Bissett, dan Obe (2002) bahwa support juga bisa dipersepsikan kurang
dalam menghadapi trauma dari baik dan menimbulkan perasaan negatif
diagnosisnya dan perawatan yang harus oleh partisipan apabila sumber dukungan
dijalankan penderita kanker, bisa muncul sosial memberikan informasi yang tidak
reaksi emosional dan psikologis yang sesuai dengan ilmu kedokteran, sehingga
menimbulkan stres bagi penderita, dirasa lebih tepat apabila informasi
seperti adanya rasa takut, cemas, marah, didapatkan dari tenaga medis. Hal
bingung, terisolasi, sedih atau tersebut didukung oleh pernyataan dari
kehilangan. Dunkel-Schetter dalam Duff & Wong
Sesuai dengan pernyataan (2003) bahwa pasien kanker menyatakan
Woodruff (1999), masalah sosial yang bahwa nasehat dari tenaga profesional

18
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

bermanfaat, tetapi nasehat yang sama kondisi yang mendadak dan waktunya
dari teman dan keluarga tidak terbatas, di mana kondisi tersebut
bermanfaat. Walaupun demikian, mengancam well-being individu, dan
informational support berupa nasehat meningkatkan emotional arousal
keagamaan dari ahli agama dapat individu, emotional support yang
dikatakan membantu partisipan dalam sebaiknya diberikan. Partisipan juga
mengatasi masalah spiritualnya karena merasa senang apabila ada yang bisa
bisa membuatnya mendekatkan diri lagi diajak cerita dan bercanda. Namun
kepada Tuhan. demikian, partisipan penelitian merasa
Instrumental support membantu sedih apabila yang ditanyakan atau
partisipan secara positif karena mereka dibahas adalah terkait penyakitnya saja.
bisa mendapatkan pelayanan dan Selain itu, partisipan bisa merasa kecewa
pengobatan medis yang baik, termasuk ketika tindakannya kurang disetujui atau
peralatan medis yang diberikan oleh sumber yang memberikan dukungan
sumber dukungan sosial. Instrumental tidak menunjukan empati terhadapnya.
support dapat dikatakan mampu Selain dapat membantu mengatasi
membantu penderita kanker stadium masalah psikologis, emotional support
lanjut ketika menghadapi masalah juga dikatakan dapat membantu
fisiologis. Selain itu, Instrumental mengatasi masalah spiritual melalui
support dapat membantu partisipan penguatan iman. Masalah sosial juga
untuk mengurus dirinya, rumah dikatakan dapat membantu penderita
tangganya, dan proses administratif di kanker stadium lanjut dengan cara
rumah sakit ketika sedang kondisinya mengunjungi dan memberikan perhatian
menurun. Selain itu, partisipan ketika penderita kanker stadium lanjut
bersyukur karena ada yang membantu menarik diri dari lingkungannya.
yang membantunya secara finansial Esteem support dan
dengan sumbangan dana yang diberikan, companionship support sama-sama
sehingga dapat dikatakan juga bahwa memberikan efek yang positif terhadap
instrumental support dapat membantu partisipan karena membuat partisipan
penderita kanker stadium lanjut dalam merasa lebih santai dan dihibur,
mengatasi masalah sosial yang dihadapi. sehingga dapat dikatakan mampu
Hal tersebut didukung oleh pernyataan membantu penderita kanker stadium
Jacobson (dalam Orford, 1992) bahwa lanjut dalam mengatasi masalah
ketika individu dihadapi oleh banyak psikologisnya. Kemudian,
tuntutan, dalam hal ini secara finansial companionship support juga dikatakan
dan urusan rumah tangga, instrumental dapat membantu mengatasi masalah
support perlu diberikan. sosial ketika ada penderita kanker
Emotional support bisa stadium lanjut yang tinggal sendiri.
memberikan semangat, menghibur, dan Kelima dimensi dukungan
menenangkan partisipan dalam sosial, yaitu informational support,
menghadapi kondisi kesehatannya, instrumental support, emotional support,
sehingga dapat dikatakan bahwa esteem support, dan companionship
emotional support bisa membantu support, dipersepsikan partisipan
penderita kanker stadium lanjut dalam penelitian dalam bentuk dukungan sosial
mengatasi masalah psikologis. Hal yang berbeda dan berasal dari sumber
tersebut didukung oleh pernyataan dukungan sosial yang berbeda, walaupun
Jacobson (dalam Orford, 1992) bahwa mungkin ada kesamaan di antaranya.
ketika individu dihadapkan pada suatu Satu sumber dukungan sosial bisa

19
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

memberikan lebih dari satu dimensi ditunjukan melalui perbuatan sumber


dukungan sosial. Sumber yang dukungan sosial yang peka terhadap
memberikan dukungan sosial kepada kondisi kesehatannya, sehingga tidak
para partisipan adalah keluarga, suami, memaksakan partisipan untuk
anak, teman dan sahabat, tetangga, melakukan suatu hal dan
komunitas kanker, dan pihak medis, menyediakannya dengan sesuatu yang
khususnya dari unit Perawatan Paliatif. dibutuhkannya. Kemudian, ditunjukan
Bagi partisipan penelitian yang kurang melalui perkataan yang meyakinkan
mendapatkan dukungan sosial dari bahwa dirinya akan baik-baik saja dan
keluarga, suami, dan anaknya yang tidak mempermasalahkan bahwa
sebenarnya dibutuhkan, misalnya karena partisipan memiliki kekurangan secara
tinggal terpisah dengan mereka, mereka fisik dan kemampuannya untuk
akan mempersepikan bahwa mereka beraktivitas juga berkurang.
akan mendapatkan dukungan sosial Companionship support ditunjukan
tersebut dari sumber lain seperti teman, melalui ajakan dan kesediaan sumber
ahli agama, maupun dari tim Perawatan dukungan sosial untuk menghabiskan
Paliatif. waktu bersama mereka untuk melakukan
Kelima dimensi dukungan kegiatan yang menyenangkan.
sosial yang dipersepsikan oleh ketiga
partisipan ditunjukan melalui bentuk DISKUSI
tertentu. Informational support diberikan Ketiga partisipan merasa bahwa
melalui penjelasan yang diberikan Perawatan Paliatif berperan sebagai
sumber terkait dengan kondisi salah satu sumber dukungan sosial yang
kesehatannya dan segala hal tentang dapat membantu mereka dalam
kanker dan pengobatannya. Selain itu, mengatasi masalah yang mereka hadapi.
informational support ditunjukan oleh Secara khusus, Perawatan Paliatif
sumber melalui nasehat yang diberikan memberikan informational, instrumental,
untuk membantu partisipan menjaga dan emotional support. Dukungan sosial
kondisi kesehatannya dan juga untuk tersebut ditunjukkan melalui penjelasan
mendekatkan diri pada Tuhan. secara detil terkait kondisi fisiknya dan
Instrumental support ditunjukan melalui memberikan nasehat bagaimana menjaga
pemberian bantuan finansial, pelayanan kondisi mereka. Perawatan Paliatif dapat
medis, dan peralatan medis yang dihubungi secara mudah, sehingga
dibutuhkan partisipan untuk pengobatan penderita dapat berkonsultasi kapan saja,
dan perawatannya. Selain itu, dan akan memberikan perhatian secara
instrumental support ditunjukan melalui penuh, termasuk memberikan pelayanan
bantuan sumber yang mengurus ke rumah, ketika penderita memiliki
pekerjaan rumahnya. Emotional support keluhan. Selain itu, Perawatan Paliatif
ditunjukan melalui kehadiran orang lain akan menyediakan obat yang mampu
secara langsung maupun tidak yang bisa mengurangi rasa nyeri dan menyediakan
diajak bicara dan bisa memberikan solusi alat bantu medis bagi penderita.
ketika memiliki masalah, melalui Perawatan Paliatif juga memberikan
tindakan yang dilakukan untuk motivasi kepada penderita dan bersedia
membantu partisipan pada saat dalam untuk mendengarkan penderita ketika
kesakitan, membawakan hal-hal yang ingin bercerita tentang masalahnya.
disukainya, melalui perkataan yang Namun demikian, dapat dikatakan bahwa
positif dan memotivasi, serta kurang adanya kekhasan dari
mendoakannya. Esteem support

20
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

dukungan sosial yang diberikan oleh significant others juga bisa mempengaruhi
Perawatan Paliatif berdasarkan hasil hasil data yang diperoleh. Kemudian,
wawancara dengan partisipan. Hal faktor lamanya wawancara berlangsung
tersebut bisa terjadi karena kelima juga bisa mempengaruhi hasil wawancara
dimensi dukungan sosial juga yang didapatkan.
didapatkannya dari sumber dukungan Dari hasil wawancara triangulasi
sosial lainnya. Peneliti juga membedakan kepada significant others dan partisipan
dimensi emotional support dan esteem yang dilakukan, dukungan sosial yang
support dalam penelitian ini karena dirasa diberikan oleh significant others
tujuan kedua dimensi dukungan sosial dipersepsikan juga oleh para partisipan.
tersebut diberikan berbeda. Emotional Walaupun demikian, ada beberapa
support dilakukan untuk menunjukkan tambahan bentuk dukungan sosial yang
perhatian dan kasih sayang (House & disebutkan oleh significant others yang
Khan, dalam Christensen & Antoni, tidak disebutkan oleh partisipan. Sebagai
2002), sedangkan esteem support contoh, ada significant others yang
dilakukan untuk menunjukkan bahwa mengatakan bahwa salah satu bentuk
individu dihargai dan diterima apa dukungan sosial yang diberikan adalah
adanya (Cohen & Wills, dalam Orford, dengan mengubah posisi tempat tidur
1992). Namun dari hasil penelitian ini, partisipan menghadap jendela, sehingga
ditemukan bahwa ada kemiripan dari partisipan tidak bosan dan bisa merasa
bentuk dukungan sosial yang lebih senang. Namun demikian,
dipersepsikan oleh para partisipa ketika partisipan sendiri tidak menyebutkan
menerima dimensi dukungan sosial bentuk dukungan tersebut. Hal itu bisa
emotional support dan esteem support. terjadi karena apa yang dipersepsikan
Kemiripan bentuk dukungan sosial dari oleh partisipan sebagai dukungan sosial
kedua dimensi terlihat dari tindakan bisa berbeda dengan dukungan sosial
orang lain dalam membantu penderita yang orang lain berikan kepadanya.
ketika sedang dalam keadaan lemah. Hal Pernyataan tersebut didukung oleh apa
tersebut didukung oleh Wills dalam yang dikatakan oleh Barrera, Schwarzer,
Orford (1992) bahwa esteem support Lepppin, dalam Goodwin (2004) bahwa
sejajar dengan pengkategorian umum adanya perbedaan antara apa yang
emotional support. sebenarnya dilakukan orang lain untuk
Penelitian ini melakukan memberi dukungan sosial dengan apa
triangulasi dengan mewawancarai yang dirasa diterima oleh orang yang
significant others partisipan. Hal tersebut menerima dukungan sosial tersebut.
dilakukan untuk membandingkan Ada beberapa perbedaan antara
bagaimana partisipan mempersepsikan persepsi partisipan terhadap dukungan
dukungan sosial yang diperoleh dan sosial yang diperoleh dari hasil
bagaimana significant others penelitian ini jika dilihat dari beberapa
memandang dukungan sosial yang faktor. Ketiga partisipan dalam
mereka dan orang lain 97 berikan kepada penelitian ini mengidap kanker khas
partisipan. Namun demikian, significant perempuan, yaitu kanker serviks dan
others yang diwawancara dari ketiga payudara. Hal yang menonjol dari faktor
partisipan merupakan pihak yang gender adalah bahwa mereka sama-sama
berbeda, sehingga perspektif yang memiliki kekhawatiran dalam mengurus
ditangkap juga berbeda. Selain itu, jarak rumah tangga dalam kondisi mereka
waktu yang cukup lama antara yang sakit. Jika dilihat dari segi sosial
wawancara dengan partisipan dan ekonomi yang diperkirakan,

21
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

instrumental support lebih banyak wawancara terhambat. Kemudian,


diterima oleh partisipan dengan peneliti juga mengalami kesulitan dalam
perkiraan sosial ekonomi menengah ke memilih significant others yang hendak
bawah. Hal tersebut terjadi karena diwawancarai karena kondisi yang tidak
partisipan lebih membutuhkan banyak memungkinkan untuk mewawancarai
dana untuk membantu membiayai pihak yang sama, sehingga
pengobatannya. Selain itu jika dilihat mewawancarai pihak yang berbeda
dari status pernikahan, partisipan yang untuk setiap partisipan. Walaupun
sudah bercerai tidak mempersepsikan peneliti mengalami beberapa kesulitan,
adanya dukungan sosial dari mantan ada beberapa hal yang sudah dilakukan
suaminya dan kurang mendapatkan dengan baik dalam menjalankan
dukungan sosial dari anaknya karena penelitian ini. Peneliti membangun
tinggal terpisah, sedangkan partisipan rapport secara baik dengan para
yang menikah mendapatkan dukungan partisipan, sehingga partisipan bisa
sosial dari suaminya. Kemudian, terbuka ketika menceritakan
lamanya menjalani Perawatan Paliatif pengalamannya mengidap kanker
dan agama yang dianut ketiga partisipan stadium lanjut dan menerima dukungan
tidak membedakan dukungan sosial yang sosial dari lingkungan sekitarnya. Selain
dipersepsikan. Lalu, partisipan yang itu, peneliti mampu melakukan probing
rawat inap mempersepsikan bahwa ketika proses wawancara berlangung,
bentuk dan sumber dukungan sosial yang sehingga data yang diperoleh lebih kaya
diterima lebih sedikit dibandingkan dan detil. Kemudian, peneliti juga peka
partisipan yang rawat jalan. Selain itu, terhadap kondisi partisipan dan tidak
partisipan yang rawat inap kurang memaksakan agar wawancara
mendapatkan companionship support diteruskan, sehingga memperhatikan
karena hanya bisa berbaring di tempat kesejahteraan partisipan penelitian.
tidurnya. Hal tersebut mungkin terjadi Peneliti mendapatkan banyak hal
karena penderita kanker yang rawat jalan selama menjalankan penelitian ini,
masih lebih bisa bersosialisasi terutama ketika bertemu dengan para
dibandingkan yang rawat inap. partisipan. Peneliti mampu berempati
Selama menjalankan penelitian dengan partisipan yang telah melalui
dan mendapatkan data yang dibutuhkan, berbagai masalah setelah mereka
peneliti mengalami beberapa masalah. didiganosa memiliki kanker stadium
Salah satu tantangan terbesar adalah lanjut. Melalui cerita partisipan tentang
ketika peneliti mewawancarai partisipan pengalamannya, peneliti dapat melihat
yang rawat inap. Hal tersebut menjadi perjuangan mereka dalam menghadapi
tantangan karena kondisi partisipan tidak kondisi kesehatan mereka. Peneliti
memungkinkan untuk diwawancara menjadi paham terhadap masalah yang
kembali, sehingga harus dilanjutkan dihadapi oleh penderita kanker stadium
dipertemuan berikutnya. Selama lanjut dan berdasarkan cerita mereka,
wawancara berlangsung ada waktunya peneliti dapat mengetahui perubahan
partisipan harus diperiksa suster dan yang terjadi pada partisipan. Melalui
dokter, partisipan tertidur akibat efek dukungan sosial yang diterima dari
obat yang dikonsumsinya, respons lingkungan sekitarnya dan semangatnya
partisipan terkadang tidak sesuai dengan untuk menghadapi kondisinya, partisipan
apa yang ditanyakan, dan partisipan yang awalnya sedih, takut, dan cemas
sempat menangis setelah menerima karena mengetahui kondisi mereka
kabar yang kurang baik, sehingga proses kemudian bisa menerimanya. Melalui

22
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

penelitian ini, peneliti juga disadarkan menjadi pertimbangan atau masukan


betapa pentingnya dukungan sosial bagi bagi peneliti selanjutnya yang akan
penderita kanker stadium lanjut dan meneliti tentang gambaran perceived
bagaimana dukungan sosial diberikan social support pada penderita kanker
harus diperhatikan agar bisa memberikan stadium lanjut yang menjalani Perawatan
dampak yang positif bagi penderita. Paliatif. Perlu dilakukannya penelitian
tentang gambaran perceived social
SIMPULAN support pada penderita kanker stadium
Beberapa kesimpulan yang lanjut yang menjalankan Perawatan
dapat menjawab masalah penelitian ini, Paliatif di rumah. Dengan adanya
yaitu: penelitian tersebut, diharapkan dapat
1. Ketiga partisipan penelitian menjadi masukan dalam memberikan
mempersepsikan bahwa mereka telah intervensi kepada para penderita kanker
menerima kelima dimensi dukungan stadium lanjut. Selain itu, perlu
sosial selama menghadapi dilakukannya penelitian lebih lanjut
kondisinya setelah didiagnosa kanker mengenai bentuk dukungan sosial
stadium lanjut dan menjalankan lainnya, serta aspek masalah apa yang
Perawatan Paliatif, yaitu dapat diatasi dengannya.
informational support, instrumental Hasil analisis data penelitian
support, emotional support, esteem juga menghasilkan beberapa saran
support, dan companionship support. praktis. Bagi keluarga dan kerabat yang
2. Kelima dimensi dukungan sosial memiliki anggota keluarga atau teman
yang dipersepsikan oleh ketiga yang mengidap kanker stadium lanjut,
partisipan ada yang berasal dari dukungan sosial perlu mereka berikan
sumber yang sama dan ada yang kepada penderita, namun kesadaran akan
berbeda. Masingmasing dari sumber pentingnya bagaimana dukungan sosial
yang dipersepsikan memberikan diberikan perlu diperhatikan. Melalui
dukungan sosial kepada ketiga pamflet yang dibuat oleh peneliti tentang
partisipan penelitian ada yang dukungan sosial yang akan dibagikan
memberikan dukungan sosial pada kepada mereka, diharapkan kesadaran
lebih dari satu dimensi dukungan tersebut meningkat dan mereka dapat
sosial. Sumber yang memberikan membantu penderita secara tepat. Bagi
dukungan sosial adalah keluarga, unit Perawatan Paliatif, disarankan untuk
suami, anak, teman dan sahabat, memperdayakan seluruh tenaga ahli
tetangga, komunitas kanker, dokter, untuk berperan dalam memberikan
dan unit Perawatan Paliatif. dukungan sosial kepada para penderita
3. Dukungan sosial yang dipersepsikan kanker stadium lanjut. Unit Perawatan
bentuknya kurang tepat, jumlahnya Paliatif juga bisa menjadi perantara yang
kurang atau berlebihan dari sumber bisa membantu penderita kanker stadium
dukungan sosial bisa memberikan lanjut untuk mendapatkan dukungan
dampak yang negatif bagi penderita sosial yang dibutuhkannya dengan
kanker stadium lanjut, namun jika menyampaikan apa yang penderita
diberikan secara tepat mampu butuhkan kepada keluarga serta kerabat
memberikan dampak yang positif. dekatnya. Kemudian, suatu poster
mengenai hasil penelitian ini yang akan
SARAN dibuat dan dipajang di ruangan unit
Hasil peneltian ini Perawatan Paliatif. Diharapkan melalui
memunculkan beberapa hal yang dapat poster tersebut, tenaga medis memahami

23
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016

pentingnya dukungan sosial yang tepat Garliah, L. (2009). Dukungan sosial


kepada para penderita kanker stadium pada pasien kanker perlukah?.
lanjut. Medan: USU Press.
Helgeson, V. & Cohen, S. (1996). Social
DAFTAR PUSTAKA support and adjustment to cancer:
Ayers, S., Baum, A., McManus, C., Reconciling descriptive,
Newman, S., Wallston, K., correlational, and intervention
Welnman, J., & West, R. (2007). research. Health Psychology,
Cambridge handbook of Vol. 15(2), 135-148.
psychology, health and medicine. Howit, D. & Cramer, D. (2011).
New York: Cambridge Introduction to Research
University Press. methods in Psychology (3rd ed.).
Cassandra, A. (2013). Susi dan Harlow: Pearson Education
perjuangan merawat pasien yang Limited.
menanti ajal. Diakses pada Khawar, M., Aslam, N., & Aamir, S.
tanggal 28 Agustus 2014 dari (2013). Perceived social support
www.healthkompas.com. and death anxiety among patients
Cassidy, J., Bissett, D., & Obe, R. with chronic diseases. Pak J Med
(2002). Oxford handbook of Res, Vol. 52(3), 75-79.
oncology. New York: Oxford Manafe, D. (2014). Di Indonesia, Kasus
University Press. Kanker Payudara dan Serviks
Chochinov, H. (2006). Dying, Dignity, Tertinggi. Diakses pada tanggal 3
and new horizons in palliative Juli 2014 dari
care end-of-life care. CA Cancer http://www.beritasatu.com.
J Cin, Vol. 56, 84-103. Orford, J. (1992). Community
Chrishianie. (2014). Gambaran persepsi psychology theory and practice.
terhadap dukungan sosial pada England: John Wiley & Sons
remaja yang mengalami Ltd.
kehamilan di luar nikah. Skripsi, Patton, M. (2002). Qualitative Research
tidak diterbitkan. Jakarta: & Evaluation Methods (3rd ed.).
Universitas Katolik Atma Jaya. California: Sage Publications.
Christensen, A. & Antoni, M. (2002). Salma. (2012). Perawatan paliatif,
Chronic physical disorders: perawatan yang tidak untuk
Behavioral medicine perspective. menyembuhkan. Diakses pada
United Kingdom: Blackwell tanggal 23 September 2014 dari
Publishers. www.majalahkesehatan.com.
Cohen,S. (1992). The meaning and Stefaniak, T., Dziedziul, J., Walerzak,
measurement of social support. A., Stadnyk, M., Sheikh, A.,
New York: Hemisphere Press. Proczko-Markuszewska, M...
Duffy, K. & Wong, F. (2003). Lachinski, A. (2012). Pain
Community psychology (3rd ed.). intensity and perceived social
Boston, MA: Pearson Education, support among patients tumors. J
Inc. Pain Relief, Vol. 1(5), 1-4.
Fitria, C. (2010). Palliative care pada Woodruff, R. (1999). Palliative
penderita penyakit terminal. medicine. Melbourne: Oxford
Gaster, Vol. 7(1), 527-535. University Press.

24
Nama : Dwinda Maulina Rahma
NIM : P1337420218033
Kelas : 3A

RESUME JURNAL

Judul Jurnal : Gambaran Perceived Social Support Pada Penderita Kanker


Stadium Lanjut yang Menjalani Perawatan Paliatif
Volume : Volume 4, No.1, Juni 2016
Tahun : 2016
Penulis : Agnes Melati Amelia, Listyarini Witjaksono, Venie Viktoria
dan Rondang Maulina

Kesimpulan/Rangkuman
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan
memberitakan bahwa 70% dari seluruh penderita kanker yang tercatat sudah mengalami
kanker standium lanjut. Hal tersebut mengakibatkan kemungkinan penderita untuk sembuh
sangat kecil atau bahkan tidak bisa sembuh. Paratenaga profesional perlu menyadari dengan
adanya proporsi penderita kanker stadium lanjut yang lebih banyak, diperlukan perawatan
yang mampu memenuhi kebutuhan penderita tersebut. Kebanyakan penderita yang
menjalani Perawatan Paliatif mengidap penyakit kronis, seperti kanker stadium lanjut.
Perawatan Paliatif dilakukan karena gejala nyerinya sudah tidak dapat ditangani oleh
dokter lain, penderita memutuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan yang sebelumnya
diterima karena efek sampingnya terlalu berat, dan mengalami keputusasaan karena melihat
bahwa pengobatan yang lalu kurang menghasilkan manfaat. Menurut Woodruff, penderita
kanker stadium lanjut bisa mengalami penderitaan karena masalah fisik, psikologis, sosial
dan budaya, serta eksistensial dan spiritual yang menganggunya. Secara fisiologis, keluhan
yang paling umum dirasakan adalah rasa sakit, dimana sakitnya biasanya dirasakan pada
lebih dari satu tempat. Ada yang mengalami sesak nafas, kerja ototnya melemah, kekurangan
sel darah merah, dan juga gejala-gejala lainnya. Perawatan Paliatif yang terdiri dari dokter,
perawat, rohaniawan, pekerja sosial, danpsikolog, termasuk juga keluarga penderita dan
relawan menjadi sumber dukungan sosial yang membantu penderita dalam menghadapi
masalah yang dihadapinya. Tim Perawatan Paliatif akan memberikan dukungan sosial
dengan membantu penderita selama menghadapi kondisinya, namun dukungan sosial juga
perlu didapatkannya darilingkungan sekitar, seperti keluarga, teman,dansebagainya. Salah
satu penelitian yang dilakukan oleh Stefaniak, menjelaskan bahwa para penderita kanker
yang terisolasi secara sosial memiliki kerentanan untuk sakit yang lebih tinggi dan
merasakan sakit yang lebih tinggi. Selain memberikan dampak positif, dukungan sosial dalam
bentuk tertentu juga bisa berdampak secara negatif untuk para penderita kanker. Dukungan
sosial yang tidak efektif atau aversif mampu menimbulkan respon psikologis yang negatif
pada penderita, walaupun dukungan sosial tersebut diberikan dengan maksud baik. Apabila
dukungan sosial yang diberikan tidak sesuai, penderita bisa mengalami peningkatan
ketegangan dan stress.

Anda mungkin juga menyukai