1, Juni 2016
12
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
ABSTRACT As advanced cancer patients face their medical conditions, they may
experience physiological, psychological, social, cultural, spiritual,
and existential problems. Social support from those close to the
patient may help the patient deal with their problems, but the
successfulness of the social support depends on how patients
perceived the social support given to them. This study uses a
qualitative approach and the data is collected
with a semi-
structured interview. There are three participants involved in this
study with a criterion that they are patients diagnosed with
advanced cancer, undergoing Palliative Care, and getting their
treatment at Dharmais Cancer Hospital. The result from this study
shows that the participants perceived that they have received the
five types of social support as they face their problems due to their
conditions. The social support sources come from many people and
may give more than one type of social support. Each type of social
support was given in different ways. Informational support gives
information so that patients understand their medical condition and
advice on how to take care of their health. Instrumental support
gives help financially and gives medical tools to support their
treatment, as well as services to help their health and household
problems. Emotional, esteem, and companionship support may help
give joy and motivation as they face their condition through words
and actions. Social support may be perceived as something that is
helpful if given appropriately, but it may also have a negative effect
if it is given inappropriately, scarcely, or excessively.
PENDAHULUAN
Direktur Pengendalian dukungan psikososial dan spiritual
Penyakit Tidak Menular Kementerian (Woodruff, 1999). Perawatan tersebut
Kesehatan memberitakan bahwa 70% bisa diperoleh dengan pendekatan
dari seluruh penderita kanker yang interdisiplin yang disebut sebagai
tercatat sudah mengalami kanker Perawatan Paliatif. Namun demikian,
standium lanjut jumlah dokter yang memberikan
(Manafe, 2014). Hal tersebut pelayanan tersebut di Indonesia masih
mengakibatkan kemungkinan terbatas, padahal penderita berhak untuk
penderita untuk sembuh sangat kecil mendapatkan pelayanan yang bermutu,
atau bahkan tidak bisa sembuh komprehensif, dan holistik (Fitria,
(Garliah, 2009). Para tenaga 2010). Rumah Sakit Kanker Dharmais,
profesional perlu menyadari dengan yang merupakan salah satu rumah sakit
adanya proporsi penderita kanker pertama yang mendirikan unit Perawatan
stadium lanjut yang lebih banyak, Paliatif, masih menjadikannya sebagai
diperlukan perawatan yang mampu suatu sistem pelayanan di rumah sakit
memenuhi kebutuhan penderita sampai saat ini (Salma, 2012).
tersebut. Kebanyakan penderita yang
Penderita dengan kanker menjalani Perawatan Paliatif mengidap
stadium lanjut tidak hanya
memerlukan perawatan yang dapat
menangani gejala fisik mereka, tetapi
juga memerlukan 13
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
14
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
15
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
16
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
17
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
18
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
bermanfaat, tetapi nasehat yang sama kondisi yang mendadak dan waktunya
dari teman dan keluarga tidak terbatas, di mana kondisi tersebut
bermanfaat. Walaupun demikian, mengancam well-being individu, dan
informational support berupa nasehat meningkatkan emotional arousal
keagamaan dari ahli agama dapat individu, emotional support yang
dikatakan membantu partisipan dalam sebaiknya diberikan. Partisipan juga
mengatasi masalah spiritualnya karena merasa senang apabila ada yang bisa
bisa membuatnya mendekatkan diri lagi diajak cerita dan bercanda. Namun
kepada Tuhan. demikian, partisipan penelitian merasa
Instrumental support membantu sedih apabila yang ditanyakan atau
partisipan secara positif karena mereka dibahas adalah terkait penyakitnya saja.
bisa mendapatkan pelayanan dan Selain itu, partisipan bisa merasa kecewa
pengobatan medis yang baik, termasuk ketika tindakannya kurang disetujui atau
peralatan medis yang diberikan oleh sumber yang memberikan dukungan
sumber dukungan sosial. Instrumental tidak menunjukan empati terhadapnya.
support dapat dikatakan mampu Selain dapat membantu mengatasi
membantu penderita kanker stadium masalah psikologis, emotional support
lanjut ketika menghadapi masalah juga dikatakan dapat membantu
fisiologis. Selain itu, Instrumental mengatasi masalah spiritual melalui
support dapat membantu partisipan penguatan iman. Masalah sosial juga
untuk mengurus dirinya, rumah dikatakan dapat membantu penderita
tangganya, dan proses administratif di kanker stadium lanjut dengan cara
rumah sakit ketika sedang kondisinya mengunjungi dan memberikan perhatian
menurun. Selain itu, partisipan ketika penderita kanker stadium lanjut
bersyukur karena ada yang membantu menarik diri dari lingkungannya.
yang membantunya secara finansial Esteem support dan
dengan sumbangan dana yang diberikan, companionship support sama-sama
sehingga dapat dikatakan juga bahwa memberikan efek yang positif terhadap
instrumental support dapat membantu partisipan karena membuat partisipan
penderita kanker stadium lanjut dalam merasa lebih santai dan dihibur,
mengatasi masalah sosial yang dihadapi. sehingga dapat dikatakan mampu
Hal tersebut didukung oleh pernyataan membantu penderita kanker stadium
Jacobson (dalam Orford, 1992) bahwa lanjut dalam mengatasi masalah
ketika individu dihadapi oleh banyak psikologisnya. Kemudian,
tuntutan, dalam hal ini secara finansial companionship support juga dikatakan
dan urusan rumah tangga, instrumental dapat membantu mengatasi masalah
support perlu diberikan. sosial ketika ada penderita kanker
Emotional support bisa stadium lanjut yang tinggal sendiri.
memberikan semangat, menghibur, dan Kelima dimensi dukungan
menenangkan partisipan dalam sosial, yaitu informational support,
menghadapi kondisi kesehatannya, instrumental support, emotional support,
sehingga dapat dikatakan bahwa esteem support, dan companionship
emotional support bisa membantu support, dipersepsikan partisipan
penderita kanker stadium lanjut dalam penelitian dalam bentuk dukungan sosial
mengatasi masalah psikologis. Hal yang berbeda dan berasal dari sumber
tersebut didukung oleh pernyataan dukungan sosial yang berbeda, walaupun
Jacobson (dalam Orford, 1992) bahwa mungkin ada kesamaan di antaranya.
ketika individu dihadapkan pada suatu Satu sumber dukungan sosial bisa
19
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
20
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
dukungan sosial yang diberikan oleh significant others juga bisa mempengaruhi
Perawatan Paliatif berdasarkan hasil hasil data yang diperoleh. Kemudian,
wawancara dengan partisipan. Hal faktor lamanya wawancara berlangsung
tersebut bisa terjadi karena kelima juga bisa mempengaruhi hasil wawancara
dimensi dukungan sosial juga yang didapatkan.
didapatkannya dari sumber dukungan Dari hasil wawancara triangulasi
sosial lainnya. Peneliti juga membedakan kepada significant others dan partisipan
dimensi emotional support dan esteem yang dilakukan, dukungan sosial yang
support dalam penelitian ini karena dirasa diberikan oleh significant others
tujuan kedua dimensi dukungan sosial dipersepsikan juga oleh para partisipan.
tersebut diberikan berbeda. Emotional Walaupun demikian, ada beberapa
support dilakukan untuk menunjukkan tambahan bentuk dukungan sosial yang
perhatian dan kasih sayang (House & disebutkan oleh significant others yang
Khan, dalam Christensen & Antoni, tidak disebutkan oleh partisipan. Sebagai
2002), sedangkan esteem support contoh, ada significant others yang
dilakukan untuk menunjukkan bahwa mengatakan bahwa salah satu bentuk
individu dihargai dan diterima apa dukungan sosial yang diberikan adalah
adanya (Cohen & Wills, dalam Orford, dengan mengubah posisi tempat tidur
1992). Namun dari hasil penelitian ini, partisipan menghadap jendela, sehingga
ditemukan bahwa ada kemiripan dari partisipan tidak bosan dan bisa merasa
bentuk dukungan sosial yang lebih senang. Namun demikian,
dipersepsikan oleh para partisipa ketika partisipan sendiri tidak menyebutkan
menerima dimensi dukungan sosial bentuk dukungan tersebut. Hal itu bisa
emotional support dan esteem support. terjadi karena apa yang dipersepsikan
Kemiripan bentuk dukungan sosial dari oleh partisipan sebagai dukungan sosial
kedua dimensi terlihat dari tindakan bisa berbeda dengan dukungan sosial
orang lain dalam membantu penderita yang orang lain berikan kepadanya.
ketika sedang dalam keadaan lemah. Hal Pernyataan tersebut didukung oleh apa
tersebut didukung oleh Wills dalam yang dikatakan oleh Barrera, Schwarzer,
Orford (1992) bahwa esteem support Lepppin, dalam Goodwin (2004) bahwa
sejajar dengan pengkategorian umum adanya perbedaan antara apa yang
emotional support. sebenarnya dilakukan orang lain untuk
Penelitian ini melakukan memberi dukungan sosial dengan apa
triangulasi dengan mewawancarai yang dirasa diterima oleh orang yang
significant others partisipan. Hal tersebut menerima dukungan sosial tersebut.
dilakukan untuk membandingkan Ada beberapa perbedaan antara
bagaimana partisipan mempersepsikan persepsi partisipan terhadap dukungan
dukungan sosial yang diperoleh dan sosial yang diperoleh dari hasil
bagaimana significant others penelitian ini jika dilihat dari beberapa
memandang dukungan sosial yang faktor. Ketiga partisipan dalam
mereka dan orang lain 97 berikan kepada penelitian ini mengidap kanker khas
partisipan. Namun demikian, significant perempuan, yaitu kanker serviks dan
others yang diwawancara dari ketiga payudara. Hal yang menonjol dari faktor
partisipan merupakan pihak yang gender adalah bahwa mereka sama-sama
berbeda, sehingga perspektif yang memiliki kekhawatiran dalam mengurus
ditangkap juga berbeda. Selain itu, jarak rumah tangga dalam kondisi mereka
waktu yang cukup lama antara yang sakit. Jika dilihat dari segi sosial
wawancara dengan partisipan dan ekonomi yang diperkirakan,
21
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
22
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
23
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.1, Juni 2016
24
Nama : Dwinda Maulina Rahma
NIM : P1337420218033
Kelas : 3A
RESUME JURNAL
Kesimpulan/Rangkuman
Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan
memberitakan bahwa 70% dari seluruh penderita kanker yang tercatat sudah mengalami
kanker standium lanjut. Hal tersebut mengakibatkan kemungkinan penderita untuk sembuh
sangat kecil atau bahkan tidak bisa sembuh. Paratenaga profesional perlu menyadari dengan
adanya proporsi penderita kanker stadium lanjut yang lebih banyak, diperlukan perawatan
yang mampu memenuhi kebutuhan penderita tersebut. Kebanyakan penderita yang
menjalani Perawatan Paliatif mengidap penyakit kronis, seperti kanker stadium lanjut.
Perawatan Paliatif dilakukan karena gejala nyerinya sudah tidak dapat ditangani oleh
dokter lain, penderita memutuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan yang sebelumnya
diterima karena efek sampingnya terlalu berat, dan mengalami keputusasaan karena melihat
bahwa pengobatan yang lalu kurang menghasilkan manfaat. Menurut Woodruff, penderita
kanker stadium lanjut bisa mengalami penderitaan karena masalah fisik, psikologis, sosial
dan budaya, serta eksistensial dan spiritual yang menganggunya. Secara fisiologis, keluhan
yang paling umum dirasakan adalah rasa sakit, dimana sakitnya biasanya dirasakan pada
lebih dari satu tempat. Ada yang mengalami sesak nafas, kerja ototnya melemah, kekurangan
sel darah merah, dan juga gejala-gejala lainnya. Perawatan Paliatif yang terdiri dari dokter,
perawat, rohaniawan, pekerja sosial, danpsikolog, termasuk juga keluarga penderita dan
relawan menjadi sumber dukungan sosial yang membantu penderita dalam menghadapi
masalah yang dihadapinya. Tim Perawatan Paliatif akan memberikan dukungan sosial
dengan membantu penderita selama menghadapi kondisinya, namun dukungan sosial juga
perlu didapatkannya darilingkungan sekitar, seperti keluarga, teman,dansebagainya. Salah
satu penelitian yang dilakukan oleh Stefaniak, menjelaskan bahwa para penderita kanker
yang terisolasi secara sosial memiliki kerentanan untuk sakit yang lebih tinggi dan
merasakan sakit yang lebih tinggi. Selain memberikan dampak positif, dukungan sosial dalam
bentuk tertentu juga bisa berdampak secara negatif untuk para penderita kanker. Dukungan
sosial yang tidak efektif atau aversif mampu menimbulkan respon psikologis yang negatif
pada penderita, walaupun dukungan sosial tersebut diberikan dengan maksud baik. Apabila
dukungan sosial yang diberikan tidak sesuai, penderita bisa mengalami peningkatan
ketegangan dan stress.