Anda di halaman 1dari 4

KD 2

PERTEMUAN KE-2

PRODUK KERAJINAN BERDASARKAN KEBUTUHAN PASAR GLOBAL


Global berarti “secara umum” atau meliputi “seluruh dunia”.
Menurut fungsinya, produk kerajinan berdasar kebutuhan pasar global dapat terbagi menjadi :
1) Produk pemenuh kebutuhan rumah tangga
Contohnya : sarung bantal sofa, kap lampu meja/lampu tidur, banku santai, dll.
2) Produk pemenuh kebutuhan fashion
Contohnya : kalung, gelang, bando, ikat pinggang, masker, tas, dll.
3) Produk pemenuh kebutuhan elektronik
Contohnya : alas laptop, tas laptop, dudukan laptop, dll.
4) Produk pemenuh kebutuhan cendera mata
Contohnya : pajangan, gantungan kunci, dll.
Dalam pembuatan sebuah produk, bahan yang harus selalu ada disebut sebagai bahan
utama dan bahan yang tidak harus selalu ada karena dapat digantikan dengan bahan lain disebut
sebagai bahan pendukung.
Bahan utama merupakan bahan dasar yang mendominasi sebuah produk, sedangkan
bahan pendukung berfungsi sebagai pelengkap. Pada produk kerajinan tas kulit, tentu kulit yang
menjadi bahan dasar atau bahan utama dan ritsleting menjadi bahan pendukung.
Dalam sebuah produksi, penggunaan satu bahan utama yang sama diujukan agar kualitas
produk yang dihasilkan juga sama baik.
Pemanfaatan kantung plastik bekas untuk membuat tempat pensil merupakan salah satu
upaya untuk mengurangi sampah di daerah sendiri (lokal). Sementara itu, kebutuhan global
umumnya dapat dipenuhi setelah kebutuhan lokal terpenuhi. Oleh karena itu, plastik bekas untuk
tempat pensil tidak termasuk sentuhan Indonesia yang dapat diberikan pada produk kerajinan untuk
memenuhi kebutuhan pasar global.
Salah satu contoh produk kerajinan inovatif berdasar kebutuhan pasar global yang saat ini
sedang menggeliat dikalangan wirausaha fashion dan masyarakat umum sebagai upaya untuk
mengatasi pencemaran lingkungan, saat ini telah hadir produk fashion yang ramah lingkungan dan
stylish. Beberapa tahun terakhir ini, trend fashion ramah lingkungan mulai merambah ke tanah air
seiring dengan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan yaitu produk ecoprint.
Eco-printing adalah teknik di mana bagian tanaman seperti daun, batang, akar, buah,
kulit dan bunga meninggalkan bentuk, warna, dan bekasnya pada kain. Bahan tanaman tersebut
bisa sebagai zat warna alami dan juga motif dalam kain.
Penggunaan bahan-bahan yang ramah lingkungan untuk keperluan sehari-hari sangat
membantu bumi dan segala isinya untuk lebih lama menikmati oksigen yang menyegarkan dan
semilir angin tanpa polusi.
Beberapa contoh produk ecoprint :
ALAT DAN BAHAN
Teknik pembuatan ecoprint yang telah ditemukan oleh para ahli terbilang cukup banyak,
misalnya teknik basic,
Alat :
1. Kompor
2. Panci
3. Alat pengaduk (spatula atau yang lainnya)
4. Ember plastik
Bahan :
1. Kain
2. 20 gr/lt Tawas
3. 10 gr/lt Soda ash  bisa diganti dengan cuka untuk menciptakan hasil ecoprint yang beda
4. Tunjung 4 gr/lt  bisa diganti dengan air jernih yang didapatkan dari proses pencampuran besi
yang dimasukkan ke dalam larutan air dan cuka
5. Air
6. Zat Pewarna Alami (ZWA)  sesuai selera
7. Plastik kresek
8. Daun (jarak kepyar, jarak merah, jarak wulung, daun kenikir, bunga kenikir, daun lanang, daun
jati, daun mimba, daun jenitri, daun mawar, dll)
9. Tali (rafia atau yang lain)
Langkah produksi :
Tahap 1
1. Cuci kain dengan sabun rendah deterjen, tiriskan.
2. Rebus air dalam panci sampai mendidih.
3. Masukkan tawas kedalam ember plastik, lalu tuangkan air mendidih ke dalam ember, aduk tawas
hingga larut.
4. Masukkan soda ash ke dalam larutan tawas, aduk rata.
5. Masukkan kain ke dalam ember hingga tenggelam, diamkan hingga dingin. Tiriskan lalu jemur.
Tahap 2
Jika menggunakan ZWA membutuhkan 1 kain lagi sebagai kain penutup:
1. Rendam daun/bunga/kayu semalam.
2. Rebus daun/bunga/kayu hingga air menyusut setengahnya, saring.
Tahap 3
1. Bentangkan plastik yang sudah dibelah menjadi lembaran lebar.
2. Larutkan tunjung ke dalam air
Jika tidak menggunakan ZWA :
a. Masukkan kain ke larutan tunjung 20 detik, tiriskan hingga tidak ada air yang menetes.
b. Bentangkan kain di atas plastik
c. Tata daun bertanin tinggi setengah kain
d. Lipat setengah kain sisanya diatas tatanan daun
e. Tutup dengan plastik
f. Injak-injak secara hati-hati supaya daun tidak bergeser atau gilas botol yang permukaannya
halus hingga dirasa daun berjejak di kain
g. Lipat kecil dari ujung ke ujung hingga membentuk gulungan kain
h. Ikat kuat gulungan kain dari ujung ke ujung dengan tali
Jika menggunakan ZWA :
a. Masukkan kain ke dalam ZWA, tiriskan hingga tidak ada air yang menetes
b. Bentangkan kain di atas plastik
c. Tata daun bertanin tinggi memenuhi kain
d. Tutup dengan kain lain yang telah dicelup tunjung 20 detik dan telah ditiriskan
e. Tutup dengan plastik
f. Lipat kecil dari ujung ke ujung hingga membentuk gulungan kain
g. Ikat kuat gulungan kain dari ujung ke ujung dengan tali
3. Kukus 1 hingga 2 jam.
4. Buka gulungan kain jika sudah agak dingin
5. Jemur ditempat yang terhindar dari sinar matahari langsung.

Anda mungkin juga menyukai