Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL USAHA KERAJINAN

Anggota:
Audrey Clara Tanesha XII IPA 3 / 4
Michael Iskandardinata XII IPA 3 / 15
Raditya Nuraffi Kusumaputera XII IPA 3 /20

SMA SANTA THERESIA


2021
I. Latar Belakang

Sampah plastik merupakan salah satu masalah utama dalam pencemaran lingkungan, baik
pencemaran tanah maupun pencemaran laut. Penggunaan plastik memang merupakan
kegiatan sehari-hari masyarakat, seperti membeli barang, makanan, minuman, dan
lainnya, hampir semua hal tersebut menggunakan plastik sebagai wadah. Apabila
dibiarkan, timbunan sampah plastik tersebut akan menjadi bahaya besar bukan hanya
terhadap lingkungan, tetapi juga pada masyarakat. Berdasarkan data Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2017, jenis sampah plastik mencapai
tingkat kedua sebesar 16 persen. Sifat sampah plastik yang susah terdegradasi atau susah
terurai diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga terdekomposisi
sempurna.
Oleh karena itu, dengan adanya permasalahan tersebut kelompok kami mempunyai ide
untuk mengolah sampah-sampah tersebut untuk dijadikan sebagai kerajinan tangan yang
bernilai jual. Selain itu, kami juga berharap kerajinan tersebut dapat membuka mata
masyarakat untuk mau mengurangi penggunaan sampah plastik, juga mau mencoba
mengelola sampah tersebut menjadi seperti kerajinan atau hal berguna lainnya.

II. Tujuan
1. Mengurangi sampah plastik dan penggunaannya
2. Memanfaatkan sampah plastik menjadi produk yang mempunyai nilai
3. Mengubah pandangan buruk konsumen terhadap barang bekas
4. Meningkatkan jiwa kewirausahaan pribadi dan kelompok

III. Landasan Teori

Plastik adalah senyawa polimer yang unsur pembentuk utamanya adalah karbon
dan hidrogen. Sejarah penemuannya berawal di London tahun 1862. Plastik pertama ini
ditemukan oleh Alexander Parkes, sehingga disebut Parkesine. Parkesine terbuat dari
bahan organik yang berasal dari selulosa. Penemuan kedua atau semacam
penyempurnaan dengan alternatif lain pada tahun 1907 bahan sintetis pertama buatan
manusia ditemukan oleh seorang ahli kimia dari New York, Leo Baekeland. Dirinya
mengembangkan resin cair yang diberi nama Bakelite. Material baru ini tidak terbakar,
tidak meleleh dan tidak mencair di dalam larutan asam cuka. Dengan demikian, sekali
bahan ini terbentuk maka tidak akan bisa berubah. Bakelite ini bisa ditambahkan ke
berbagai material lainnya seperti kayu lunak.

Penemuan bahan dasar untuk plastik berlanjut pada tahun 1933, seorang pekerja
laboratorium kimia, Dow, secara tidak sengaja menemukan plastik jenis lain yaitu
Polyvinylidene Chloride atau populer dengan sebutan Saran. Saran pertama kali
digunakan untuk peralatan militer, namun belakangan diketahui bahwa bahan ini cocok
digunakan sebagai pembungkus makanan. Saran dapat melekat di hampir setiap
perabotan rumah tangga.

Pada tahun yang sama, dua orang ahli kimia organik bernama E.W. Fawcett dan
R.O. Gibson yang bekerja di Imperial Chemical Industries Research Laboratory,
menemukan Polyethylene. Temuan mereka ini mempunyai dampak yang amat besar bagi
dunia. Karena ringan dan tipis, pada masa Perang Dunia II bahan ini digunakan sebagai
pelapis untuk kabel bawah air dan sebagai isolasi untuk radar. Pada tahun 1940
penggunaan polyethylene sebagai bahan isolasi mampu mengurangi berat radar sebesar
600 pounds atau sekitar 270 kg. Setelah perang berakhir, plastik inilah yang menjadi
semakin populer, dan saat ini digunakan untuk membuat botol minuman, jerigen, tas
belanja atau tas kresek, dan kontainer untuk menyimpan makanan. Berawal dari
pembungkus roti, penggunaan plastik secara massal dimulai pada tahun 1974 ketika
perusahaan-perusahaan ritel raksasa di Amerika Serikat seperti Sears, Jordan Marsh, yang
mulai menggunakan kantong plastik sebagai alternatif kantong kertas. Pada tahun 1977
kantong plastik mulai dipergunakan di toko-toko kelontong di Amerika Serikat dan
Kanada.

Produk plastik masuk ke Indonesia seiring dengan mulainya Perang Dunia Kedua,
namun masyarakat Indonesia masih enggan dan merasa asing dengan produk ini.Produk
plastik mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1954 dalam bentuk perabot rumah tangga
dan kantong berbahan dasar plastik. Dengan berjalannya waktu dan semakin dikenalnya
kantong plastik, semakin banyak orang yang senang akan dengan barang ini. Karena
banyak membantu dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya untuk membungkus
makanan. Orang tak perlu lagi repot mencari dan merangkai daun pembungkus makanan
kering. Tak usah khawatir pula kalau akan membawa makanan berkuah. Plastik
pembungkus makanan sudah dirancang untuk memudahkan orang membawa makanan.
Sementara daun dan kertas pembungkus seringkali menyulitkan orang jika membawa
makanan berkuah. Permintaan akan produk plastik yang semakin tinggi, mendorong
produsen plastik berinovasi. Misalnya seperti yang dilakukan oleh Sten Gustaf Thulin,
insinyur asal Swedia, membuat kantong plastik berkapasitas besar untuk membawa
barang belanjaan pada 1960-an.

Produk berbahan plastik lainnya adalah seperti peralatan makan seperti sendok,
pisau, garpu, mangkok, dan masih banyak lagi. Restoran-restoran juga menggunakan
peralatan dari bahan plastik ini. Terutama disediakan untuk pelanggan yang
menginginkan untuk membawa pulang makanannya atau take-away.Produk plastik dalam
wujud ini adalah produk sekali pakai yang bila digunakan berulang kali dapat, terdapat
dampak negatif bagi pemakainya. Seperti botol air minum kemasan, bila terus digunakan,
saat diisi ulang, airnya akan mengandung mikroplastik, sehingga secara tidak sadar kita
meminum air yang mengandung plastik. Tentu saja berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
Produk sekali pakai ini juga mengotori lingkungan bila dibuang sembarangan.

Mudah dan sekali pakai, dampak buruk bagi lingkungan. Indonesia, menurut data
Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS)
menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sebanyak 3,2
juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sumber yang sama
menyebutkan, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar
per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik. Sampah yang tidak terolah dengan
baik ini akan terurai sangat lama. Plastik yang mendominasi jenis sampah di masyarakat,
mulai dari kantong plastik, gelas plastik, sedotan plastik dan lainnya. Plastik terbuat dari
minyak bumi. Sebanyak 1,6 juta minyak diperlukan untuk membuat botol plastik setiap
tahunnya. Barang-barang plastik dapat terurai di tanah 1000 tahun lamanya, sedangkan
kantong plastik 10 hingga 1000 tahun. Botol plastik dapat terurai di alam sekitar 450
tahun. Untuk saat ini, plastik merupakan sampah yang paling lama terurai.
Produk plastik dan turunannya sulit terurai secara alami--dilakukan oleh
mikroorganisme-- karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh
mikroorganisme. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian.
Kantong plastik yang diklaim ramah lingkungan pun akan terurai lama dan tetap akan
menjadi sampah. Terlebih lagi karena sifatnya yang cepat terurai menjadi mikro plastik,
akan lebih mudah untuk mencemari lingkungan.

IV. Alat dan Bahan

Dalam membuat produk, dibutuhkan barang-barang antara lain,


Alat:
1. Gunting
2. Lem Tembak

Bahan:

1. Karton/ kardus bekas


2. Sendok plastik (kurang lebih 40-50)
3. Cermin
4. Pewarna (cat)
5. Tali/pita

V. Proses Pembuatan
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Menggunting kardus/karton sesuai dengan ukuran cermin
3. Menggunting kepala sendok plastik lalu diwarnai dengan warna yang diinginkan.
Bisa menggunakan cat atau pilox.
4. Menempel cermin di atas kardus/karton yang sudah dipotong.
5. Menyusun sendok yang sudah diwarnai dengan menempelkannya di bagian
belakang kardus sehingga lem tidak terlihat dari depan.
6. Melakukan langkah 5 hingga 3-4 kali melingkari cermin.
7. Setelah selesai, pasangkan tali atau pita pada bagian belakang cermin sebagai alat
untuk menggantung di dinding.

Desain produk

VI. Rencana Anggaran

No. Nama Bahan Jumlah Harga Satuan Harga Total

1. Karton/kardus bekas 150 gram Rp 2000/kg Rp 300

2. Sendok plastik 40-50 Rp 6.500 Rp 6500

3. Cermin 1 Rp 30.000 Rp 30.000


4. Pewarna ½ botol Rp 5.000 Rp 2.500

5. Pita 8 cm Rp 5.000/m Rp 400

Total Rp 39.700

VII. Personalia

Audrey Memikirkan ide, membuat proposal dan menyiapkan alat dan bahan

Michael Memikirkan ide, membuat proposal dan menyiapkan alat dan bahan

Raffi Mencari referensi design, membuat proposal dan menyiapkan alat dan bahan

VIII. Media Promosi


Untuk memasarkan produk, kami melakukan beberapa cara yaitu sebagai berikut,
1. Melalui media sosial. Mempromosikan produk dengan cara mengunggah foto dan
keterangan produk. Juga meminta public figure untuk membantu mempromosikan
2. Komunikasi verbal. Promosi produk dari mulut ke mulut
3. Menjual produk melalui e-commerce
4. Memasukan produk ke dalam media cetak seperti majalah, koran, atau brosur

XI. Jadwal Kegiatan

No. Hari,Tanggal Kegiatan

1 Kamis, 14 Januari, 2021 Menentukan produk yang


akan dibuat
2 Kamis, 28 Januari 2021 Penugasan masing-masing
anggota dalam membuat
proposal

3 Kamis, 4 Januari 2021 Proses pengerjaan Proposal

4. Sabtu, 6 Februari 2021 Penyelesaian Proposal

5. Selasa, 16 Februari 2021 Mempersiapkan alat dan


bahan, serta membuat pola

6. Jumat, 19 Februari 2021 Membuat produk tahap


pertama

7. Jumat, 26 Februari 2021 Membuat produk tahap kedua

X. Penutup

Demikian proposal ini kami buat sebagai sebuah acuan bersama dalam menyelenggarakan usaha
kerajinan ini. Semoga dengan diselenggarakannya usaha kerajinan, kami bisa mendapat respon
dan dukungan yang positif. Juga agar kegiatan ini nantinya dapat berjalan dengan baik. Atas
perhatiannya, kami mengucapkan banyak terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai