GT2202 HIDROGRAFI I
Teori Dasar Penentuan Posisi Dilaut (Studi Kasus Embung C
Kampus Itera)
Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Irdam Adil, M.T.
Agung Pandi Nugroho, S.T., M.T.
Disusun oleh :
RAJOKI PURBA 23115017
Geodesi adalah salah satu ilmu kebumian tertua yang sangat terkait erat
dengan lingkungan fisik bumi, yaitu mulai dari masalah banjir Sungai Nil di
Mesir kuno (2000 tahun sebelum Masehi) sampai dengan masalah kini
mengenai pemantauan gerakan kerak bumi. Pada saat ini, aspek penentuan
posisi (surveying) berkembang keaarah Geomatika, suatu terminology ilmiah
modern yang mengacu kepada pendekatan terpadu dari pengukuran, analisis,
pengelolaan, penyimpanan serta penyajian deskripsi dan lokasi dari data yang
berbasis muka bumi (umumnya disebut data spasial).
2|GT2204HIDROGRAFII
II. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktkum hidrografi ini antara lain :
Tabel 2.1 Alat dan Bahan Praktikum
4.1.Konsep Dasar
4.1.1. Pengukuran Triangulasi
Triangulasi digunakan apabila daerah pengukuran mempunyai ukuran panjang dan lebar yang sama,
maka dibuat jaring segitiga. Pada cara ini sudut yang diukur adalah sudut dalam tiap - tiap segitiga.
Metode Triangulasi. Pengadaan kerangka dasar horizontal di Indonesia dimulai di pulau Jawa oleh
Belanda pada tahun 1862. Titik-titik kerangka dasar horizontal buatan Belanda ini dikenal sebagai
titik triangulasi, karena pengukurannya menggunakan cara triangulasi. Hingga tahun 1936, pengadaan
titik triangulasi oleh Belanda ini telah mencakup pulau Jawa dengan datum Gunung Genuk, pantai
Barat Sumatra dengan datum Padang, Sumatra Selatan dengan datum Gunung Dempo, pantai Timur
Sumatra dengan datum Serati, kepulauan Sunda Kecil, Bali dan Lombik dengan datum Gunung
Genuk, pulau Bangka dengan datum Gunung Limpuh, Sulawesi dengan datum Moncong Lowe,
kepulauan Riau dan Lingga dengan datumGunung Limpuh dan kalimantan Tenggara dengan datum
Gunung Segara. Posisi horizontal (X, Y) titik triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi Mercator,
sedangkan posisi horizontal peta topografi yang dibuat dengan ikatan dan pemeriksaan ke titik
triangulasi dibuat dalam sistem proyeksi Polyeder. Titik triangulasi buatan Belanda tersebut dibuat
berjenjang turun berulang, dari cakupan luas paling teliti dengan jarak antar titik 20 - 40 km hingga
paling kasar pada cakupan 1 - 3 km.
Selain posisi horizontal (X Y) dalam sistem proyeksi Mercator, titik-titik triangulasi ini juga
dilengkapi dengan informasi posisinya dalam sistem geografis (j,I) dan ketinggiannya terhadap muka
air laut rata-rata yang ditentukan dengan cara trigonometris.
Triangulasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Primer
Sekunder
Tersier
Bentuk geometri triangulasi terdapat tiga buah bentuk geometrik dasar triangulasi, yaitu :
Rangkaian segitiga yang sederhana cocok untuk pekerjaan - pekerjaan dengan orde rendah untuk ini
dapat sedapat mungkin diusahakan sisi - sisi segitiga sama panjang.
Kuadrilateral merupakan bentuk yang terbaik untuk ketelitian tinggi, karena lebih banyak syarat yang
dapat dibuat. Kuadrilateral tidak boleh panjang dan sempit.Titik pusat terletak antara 2 titik yang
terjauh dan sering di perlukan
GPS Geodetik
GPS GEODETIC adalah alat ukur GPS dengan mengunakan satellite dimana Akurasi yang sangat
tinggi serta ketelitian yang dihasilkan sangat akurat, alat ini dapat digunakan dalam pengukuran
lahan, seperti Hutan, perkebunan, dengan akurasi sampai 5-10mm.
GPS Geodetic ini mempunyai kemampuan untuk menangkap signal L1, L2, atau GNSS, merekam
Raw data, yang secara umum mempunyai Format RINEX yang sangat mengesankan dari GPS ini
yaitu mempunyai ketelitian lebih tinggi dari GPS Navigasi. Ketelitiannya bahkan sampai milimeter.
Berbeda dengan GPS Navigasi, untuk GPS Geodetic untuk mendapatkan ketelitian tinggi harus
menggunakan dua alat waktu pengukuran. Jadi satu set GPS Geodetic terdiri dari dua alat, sebagai
base station dan sebagai rover.
Img Geodetic & Geocentric By e-education.psu.edu
Survei penentuan posisi dengan pengamatan satelit GPS (survei GPS) secara umum dapat
didefinisikan sebagai proses penentuan koordinat dari sejumlah titik terhadap beberapa buah titik
yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan metode penentuan posisi diferensial
(differential positioning) serta data pengamatan fase (carrier phase) dari sinyal GPS. Pada survey
GPS geodetic, pengamatan GPS dengan selang waktu tertentu dilakukan baseline per baseline dalam
suatu jaringan dari titik-titik yang akan ditentukan posisinya, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
berikut.
Pengolahan Data GPS ini dilakukan setelah pengambilan data yang kita lakukan pada Embung yang
dijadikan sebagai studi kasus.dalam pengolahan ini kita menggunakan aplikasi seperti Topcon Link
serta Excel yang sudah memiliki beberapa rumus Pengolahan
REFERENSI
[2] Ashtech. (2010). Ashtech Antena. Retrieved from Spectra Precision, Ashtech,
Magellan Professional, Thales GPS Equipment and Support Software:
ashgps.com/mirror/master/ProMark%20120220/Hardware/ASH111661.pdf