Anda di halaman 1dari 2

Kebahasaan Karya Ilmiah

Oleh: Abdul Jalil, M.Pd.

Objektivitas suatu karya ilmiah, antara lain, ditandai oleh pilihan kata yang bersifat
impersonal. Hal ini berbeda dengan teks lain yang bersifat nonilmiah, semacam novel
ataupun cerpen yang pengarangnya bisa ber-aku, kamu, dan dia. Kata ganti yang digunakan
dalam karya ilmiah harus bersifat umum, misalnya penulis atau peneliti.
Kaidah kebahasaan karya ilmiah:
a) Karya ilmiah memerlukan kelugasan dalam pembahasannya.
b) Karya ilmiah menghindari penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda.
c) Karya ilmiah mensyaratkan ragam yang memberikan keajegan dan kepastian makna.
d) Ragam bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah haruslah lugas (bermakna denotatif).
Makna yang terkandung dalam kata-katanya harus diungkapkan secara eksplisit guna
mencegah timbulnya pemberian makna lain.
e) Kata baku pun perlu digunakan dalam karya ilmiah untuk menunjukan bahwa tulisan
tersebut bersifat formal.
f) Selain kata baku, istilah pun akan banyak muncul berkaitan dengan isi karya ilmiah
tersebut.
g) Jika karya ilmiah membahas bidang pendidikan, maka istilah pendidikan pun akan sering
muncul pada karya ilmiah tersebut.
h) Karya ilmiah banyak menggunakan kata kerja mental, seperti diduga, dianalisis, atau
dipahami.
Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah harus lugas dan bermakna denotatif.
Makna denotasi adalah makna kata yang tidak mengalami perubahan, sesuai dengan konsep
asalnya. Makna denotasi disebut juga makna lugas. Kata itu tidak mengalami penambahan-
penambahan makna. Adapun makna konotasi adalah makna yang telah mengalami
penambahan. Tambahan-tambahan itu berdasarkan perasaan atau pikiran seseorang
terhadap suatu hal. Perhatikan contoh di bawah ini!

Denotasi Konotasi
Kata
Contoh Kalimat Makna Contoh Kalimat Makna
Tangan kiri Arman posisi, Partai politik yang
ideologi,
kiri terkilir sewaktu bermain lawan dari beraliran kiri dilarang
aliran politik
bola. kanan di Indonesia.
Hatiku panas begitu
emosi,
panas Malam ini udara terasa suhu melihat Ahmad
marah
dimarahi Pak Lurah.

Ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah yang lainnya adalah menghindari
penggunaan kata dan kalimat yang bermakna ganda (ambigu). Kalimat yang ambigu akan
mengalami perubahan makna kalimat. Perubahan makna kalimat itu berdasarkan logika
atau pemikiran yang rasional terhadap suatu hal. Perhatikan contoh di bawah ini!

Ambigu Tak Ambigu


No.
Contoh Kalimat Makna Contoh Kalimat Makna
yang baru
Rosella membeli buku
Rosella membeli buku adalah yang baru
1. baru tentang Sejarah
Sejarah Indonesia baru. Sejarah adalah buku
Indonesia.
Indonesia
RI ada 76
dan ulang
Tahun ini diperingati Tahun ini diperingati HUT RI Ulang
2. tahunnya
HUT RI ke-76 ke-76 RI Tahun ke-76
hanya
sekali
Selanjutnya ragam bahasa yang digunakan karya ilmiah adalah ragam baku baik dari
segi kata maupun ejaan. Dasar penggunaan kata atau ejaan baku adalah Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Perhatikan contoh di bawah ini!

No. Kata/Ejaan Baku Kata/Ejaan Tak Baku


1. Ekspor Eksport
2. Apotek Apotik
3. Sistem Sistim
4. Jumat Jum’at
5. Kualitas Kwalitas
6. Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, Sp.PD. Prof Dr dr Dadang Hawari SpPD
7. Jalan M.H. Thamrin Jl. MH Thamrin
8. 25 kantong jenazah dua puluh lima kantong jenazah
9. Gerakan Satu Milyar Pohon Gerakan 1.000.000.000 Pohon
10. Buka Praktik Pukul 17.00-20.00 WIB Buka Praktek Pk. 17.00-20.00 BBWI

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah penulisan daftar
pustaka atau bibliografi. Daftar pustaka atau bibliografi adalah kumpulan sumber bacaan
yang dijadikan rujukan dalam penulisan karya ilmiah. Adapun penulisan daftar pustaka
dapat dikelompokkan dalam tiga sumber, yaitu: (a) sumber dari buku, (b) sumber internet,
dan (c) sumber dari majalah, koran, tabloit, atau jurnal.
Sumber dari buku, meliputi: (a) nama penulis, (b) tahun terbit buku, (c) judul buku,
(d) kota penerbit, dan (e) nama penerbit. Untuk sumber dari internet, meliputi: (a) nama
penulis, (b) judul tulisan, (c) alamat laman/website, dan (d) tanggal akses/unduh.
Sedangkan sumber dari dari majalah, koran, tabloit, atau jurnal, meliputi: (a) nama penulis,
(b) judul tulisan, (c) nama majalah, koran, tabloit, atau jurnal, dan (d) volume, tahun, dan
halaman. Perhatikan contoh di bawah ini!
 Muslich, Masnur. 2020. Sosiologi Sastra: Sebuah Kajian Sosiokultur Masyarakat.
Malang: Penerbit YA3.
 Syafi’i, Imam. Bentuk Baku Bahasa Indonesia. http://www.pascasarjanaum.ac.id.
Diakses tanggal 14 Februari 2021.
 Saryono, Djoko. Regiositas dalam Sastra Indonesia Modern. Jurnal Ilmiah Indonesia.
Vol.4 Tahun 2020 Hal. 73.
(Perhatikan penggunaan kata/ejaan yang tercetak miring, semua menyangkut judul buku
atau judul tulisan).

Anda mungkin juga menyukai