Anda di halaman 1dari 7

ALAT UKUR KONSENTRASI KADAR O2 PADA

VENTILATOR

Moch. Andrean Nur faiz. S, Syaifudin.,ST,MT, Sumber,S.ST,MT


Jurusan Teknik Elektromedik

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

ABSTRAK
Alat ukur kadar O2 atau Oxygen Analyzer merupakan alat ukur kadar oksigen dalam
suatu gas. Dimana alat ini di gunakan untuk mengukur presentase kadar oxygen pada
ventilator. Alat ini menggunakan sensor KE-50, dengan pemroses arduino UNO kemudian di
tampilkan pada LCD karakter 2X14. Pengukuran presentase kadar oxygen dilakukan pada
Ventilator sebanyak 4 kali pengukuran. Penelitian dan pembuatan modul ini menggunakan
metode Pre-eksperimental dengan rancangan After Only Design yaitu meneliti “Oxygen
Analyzer” yang hasil pengukurannya dibandingkan dengan alat yang tertelusur untuk
mendapatkan nilai akurasi yang tinggi.Berdasarkan hasil pengukuran pada alat Ventilator di
Rumah Sakit Universitas Airlangga dengan setingan kadar oksigen 21%, 25%, 30%, 35%
40%, 45%, 50%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, dan 95%. masing - masing
pengukuran dilakukan sebanyak 4 kali. Dengan perbandingan 2 ventilator dengan merk
berbeda. Untuk pengukuran pertama di dapat nilai eror rata-rata sebesar 0,006% dan untuk
pengukuran ke dua di dapat nilai eror rata-rata sebesar 1,608%. Berdasarkan hasil analisis
dari pembuatan alat ukur kadar O2 dapat disimpulkan bahwa pembuatan Alat Ukur
Konsentrasi Kadar O2 pada Ventilator dapat bekerja dengan baik. Dan dari hasil SWOT
modul yang dibuat di dapatkan bahwa posisi kuadran berada di posisi kuadran II (stabil)
dengan nilai X yaitu 0,86 dan nilai Y -0,1074.

Kata Kunci: Kadar Oxygen, Sensor KE-50, Ventilator

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang medis di sebuah rumah sakit. Dimana alat ini
Oksigen merupakan elemen terpenting memiliki pengaturan kadar oksigen tetapi tidak
pada tubuh manusia, dengan minimal dilengkapi dengan tampilan kadar oksigen,
persentase kandungan oksigen pada tubuh sehingga kadar oksigen yang dikeluarkan
yaitu sebesar 85%. Kekurangan oksigen dapat belum diketahui kesesuaiannya dengan
menimbulkan hipoksia yang akan berdampak pengaturan kadarnya. Hal ini bisa berakibat
buruk bagi tubuh.(Juliza Dofa Elena, 2015). buruk terhadap pasien. Menurut pendapat
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan Arthur C Guyton dan John E Hall (2007),
unsur vital dalam proses metabolisme untuk apabila tubuh kekurangan oksigen sel-sel akan
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh mati sehingga metabolisme dalam tubuh tidak
sel-sel tubuh. berjalan dengan baik. Begitu juga jika kadar
Banyak jenis-jenis ventilator, misalnya oksigen terlalu berlebih bisa mempengaruhi
saja CPAP. Pada umumnya alat CPAP model paru-paru. Untuk itu saat pemberian oksigen
lama masih sering digunakan untuk pelayanan terhadap pasien perlu diperhatikan kadarnya.

1
Berdasarkan masalah tersebut, maka perlu 2.1 Metodologi
adanya alat untuk pembacaan kadar o2 pada 1) Blok Diagram
ventilator atau yang di sebut juga Oxygen
Analyzer untuk mengetahui kadar oksigen
yang dikeluarkan oleh alat sehingga pemberian
oksigen ke pasien sesuai dengan pengaturan.
Berdasarkan alasan tersebut penulis
mengharapkan dapat memudahkan user dalam
melakukan pencatatan atau monitoring saat
pengoperasian Oxygen Analyzer terhadap
ventilator yang diukur kadar oksigennya.

1.2.Batasan Masalah
1.2.1. Menggunakan sensor oksigen KE-50
1.2.2. Menampilkan output hasil kadar oxygen. Gambar 2.4 Blok Diagram Modul
1.2.3. Menggunakan sistem operasi Arduino Uno
328P 2) Diagram Alir Modul
1.2.4. Range pengukuran kelipatan 5% dari 25%
sampai 95%
1.2.5. Menampilkan pada LCD 2x16
1.1. Rumusan Masalah
Dapatkah dibuat fasilitas monitoring kadar
oksigen pada ventilator yang akan
ditampilkan dengan LCD dengan
menggunakan sensor KE-50?

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Dikembangkannya “alat ukur konsentrasi
kadar o2 pada ventilator” Gambar 2.5 Diagram Alir Modul

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Menggunakan Arduino Uno Jenis Penelitian
ATMega 328P Dalam penelitian ini menggunakan
2. Membuat program untuk metode pre eksperimental dengan jenis
peneltian “After Only Design” karena
menjalankan sistem arduino
langsung dilakukan perlakuan terhadap alat
3. Membuat rangkaian display tanpa melakukan pengukuran keadaan awal
menggunakan LCD 2x16. terlebih dahulu dan hasil dari perlakuan
1.3 Manfaat tersebut dibandingkan dengan kelompok
1.3.1 Manfaat Teoritis kontrol. Kelemahan dari rancangan ini
adalah tidak tahu keadaan awalnya,
Untuk menambah wawasan mahasiswa sehingga hasil yang didapat sulit
teknik elektromedik mengenai alat untuk disimpulkan.
ALAT UKUR KONSENTRASI X O
KADAR O2 PADA VENTILATOR. Non Random --------------------------
1.3.2 Manfaat Praktis (-) O
Keterangan :
Dengan adanya alat ini , di harapkan
X = Modul Oxygen Analyzer(variabel
user bisa lebih mudah dalam hal independen)
pencatatan dan pemonitoring ke stabilan O = Observasi (variabel dependen)
kadar oksigen pada ventilator. ( - ) = Alat pembanding (variabel control)

2
Variabel Penelitian Berdasarkan pengukuran tegangan output PSA
terhadap perubahan kadar oksigen pada tabel 4.1
1) Variabel Bebas diatas didapatkan grafik seperti dibawah ini:
Sebagai variabel bebas adalah gas oksigen
2) Variabel Terikat
Sebagai variabel terikat yaitu sensor gas PSA24X
oksigen KE 50 untuk mendeteksi gas
5
oksigen.

OUTPUT PSA 24X


3) Variabel Terkendali 3
Sebagai variabel terkendali yaitu
mikrokontroller ATmega328 untuk 1
mengontrol sistem kerja alat. 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95100
PENGATURAN PRESENTASE VENTILATOR
Hasil Pengukuran Test Point

Untuk pengukuran test point pada modul


dilakukan pengukuran pada test point output Gambar 4.3 Grafik perbandingan tegangan
output PSA terhadap perubahan
tegangan sensor, output tegangan penguatan op-
amp (24 kali penguatan), kadar oksigen

Tabel 4.1 Data pengukuran pertama Berdasarkan pengukuran tegangan output


sensor dan output PSA terhadap perubahan
kadar oksigen didapatkan grafik perbandingan
seperti dibawah ini:

Perbandingan output sensor


5 dengan penguatan 24x
4
OUTPUT PSA 24X

3 OUTPUT
SENSOR KE-
2 50
Berdasarkan pengukuran tegangan output sensor PSA24X
terhadap perubahan kadar oksigen pada tabel 4.1 1
diatas didapatkan grafik seperti dibawah ini:
0
21 30 40 50 60 70 80 90 100
OUTPUT SENSOR KE-50 OUTPUT SENSOR KE-50

0,3
Gambar 4.4 Grafik perbandingan tegangan output
OUTPUT SENSOR KE-

0,2 sensor dan tegangan output PSA terhadap


0,1
perubahan kadar oksigen
50(V)

0 5.1 Pembahasan Rangkaian


21 30 40 50 60 70 80 90 100 5.1.1 Pembahasan Rangkaian Arduino
PENGATURAN PRESENTASE VENTILATOR Uno 328P
Rangkaian ini adalah rangkaian
mikrokontroler yang berfungsi mengatur
Gambar 4.2 Grafik perbandingan tegangan output jalannya sistem. Spesifikasi modul
sensor terhadap perubahan kadar oksigen rangkaian minimum sistem arduino
ATmega328P yang diperlukan adalah:

3
1. Tegangan supply yang dibutuhkan 7 – 12 KE-50 sehingga bisa di baca oleh modul arduino. Dan
Vdc dan ground. output PSA sendiri masih berbentuk data analog,
2. Arduino UNO mempunyai 6 input analog, sehingga tidak bisa di baca di LCD. Data analog dari
diberi label A0 sampai A5, setiapnya output PSA di ubah menjadi data digital melalui pin
ADC pada arduino.
memberikan 10 bit resolusi (contohnya
sensor=((analogRead(0)*0.00488)/5)*100;
1024 nilai yang berbeda). Secara default, 6 outsensor=sensor;
input analog tersebut mengukur dari
ground sampai tegangan 5 Volt Setelah sudah di konfersi menjadi data ADC
3. Membutuhkan tombol/saklar ON/OFF. maka bisa di baca oleh LCD. Pembacaan sensor akan
terus menerus sampai 60 detik sampai menampilkan
Jadi didapatkan rangkaian seperti gambar hasil akhir pembacaan prosentase kadar o2.
sebagai berikut: void setup() {
TCCR1A = 0;
TCCR1B = 0;
TCNT1 = 34286;
TCCR1B |= (1<<CS12);
TIMSK1 |= (1<<TOIE1);
sei();
ISR(TIMER1_OVF_vect){
TCNT1 = 34286;
timerOverFlow++;
if(timerOverFlow >= 2){
detik++;
timerOverFlow = 0;
}}
if(detik <= 60){
lcd.setCursor(4, 0);
lcd.print("kadar 02");
lcd.setCursor(5, 1);
lcd.print(outsensor);
Gambar 5.1 Rangkaian minimum sistem
lcd.setCursor(11, 1);
ATmega328P lcd.print("%");
delay(500);
Pada keadaan awal setelah alat di nyalahkan lcd.clear();
maka keluar judul alat,nama peulis,dan NIM. }
#include <LiquidCrystal_I2C.h> else{
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F,16, 2); hasil=outsensor;
void setup() flag=2;
{ }}
lcd.init(); while(flag==2){
lcd.backlight(); lcd.setCursor(4, 0);
lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("HASIL");
lcd.print("ALAT UKUR O2"); lcd.setCursor(5, 1);
lcd.setCursor(0,1); lcd.print(hasil);
lcd.print("PADA VENTILATOR"); lcd.setCursor(11, 1);
lcd.setCursor(1,0); lcd.print("%"); }
lcd.print("MOCH.ANDREAN N.F"); sampling1();
lcd.setCursor(0,1); }
lcd.print("P27838114022");
lcd.clear(); Tombol RESET merupakan proses
} mengembalikan sistem ke kondisi awal tanpa
mematikan alat. Pin reset modul arduino adalah active
sensor KE-50 sudah mengeluarkan tegangan, low resistor, ini berfungsi untuk pull up yang cara
karena sifat dari sensornya sendiri seperti baterai. kerjanya secara default ic akan mengenal logika 1 / high
Tetapi hasil dari sensor sendiri mengeluarkan tegangan jika mendapat triger (saklar ditekan) maka input akan
yang kecil sehingga jika langsung di masukkan ke terhubung langsung dengan ground dan mendapat
arduino maka tidak maksimal pembacaan oleh arduino. logika nol.
Karena modul arduino hanya bisa membaca tegangan
yang masuk 0-5 VDC. Maka harus menggunakan PSA
yang berfungsi menguatkankan outputan dari sensor

4
5.1.2 Pembahasan Rangkaian Pengkondisi
Sinyal Analog (PSA) f. Untuk penguatan tegangan sensor saat
Rangkaian ini merupakan rangkaian untuk kadar oksigen 45% (0,092V)
menguatkan sinyal tegangan output sensor. Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
Spesifikasi modul rangkaian PSA yang diperlukan Vout = 0.092V x (1+(230k / 10k))
adalah: Vout = 0.092V x (1+23)
1. Membutuhkan tegangan supply 7V dan ground Vout = 0.092V x 24
untuk mengaktifkan IC LM741. Vout = 2.208V
2. Membutuhkan tegangan input dari sensor
berupa tegangan DC. g. Untuk penguatan tegangan sensor saat
3. Membutuhkan resistor feedback bernilai kadar oksigen 50% (0,101V)
230K, dan resistor ground 10k. Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
maka penguatan non inverting dihitung dengan Vout = 0.101V x (1+(230k / 10k))
cara: Vout = 0.101V x (1+23)
Vout = 0.101V x 24
1. Penguatan 24 kali non inverting op-amp Vout = 2.424V
a. Untuk penguatan tegangan sensor saat h. Untuk penguatan tegangan sensor saat
kadar oksigen 21% (0.043V) kadar oksigen 55% (0,112V)
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
Vout = 0.043 x (1+(230k / 10k)) Vout = 0.112V x (1+(230k / 10k))
Vout = 0.043 x (1+23) Vout = 0.112V x (1+23)
Vout = 0.043 x 24 Vout = 0.112V x 24
Vout = 1.032 V Vout = 2.688V

b. Untuk penguatan tegangan sensor saat i. Untuk penguatan tegangan sensor saat
kadar oksigen 25% (0.051 V) kadar oksigen 60% (0,121V)
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
Vout = 0.051V x (1+(230k / 10k)) Vout = 0.121V x (1+(230k / 10k))
Vout = 0.051V x (1+23) Vout = 0.121V x (1+23)
Vout = 0.051V x 24 Vout = 0.121V x 24
Vout = 1.224V Vout = 2.904V

c. Untuk penguatan tegangan sensor saat j. Untuk penguatan tegangan sensor saat
kadar oksigen 30% (0.062V) kadar oksigen 65% (0,131V)
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
Vout = 0.062V x (1+(230k / 10k)) Vout = 0.131V x (1+(230k / 10k))
Vout = 0.062V x (1+23) Vout = 0.131V x (1+23)
Vout = 0.062V x 24 Vout = 0.131V x 24
Vout = 1.488V Vout = 3.144V

d. Untuk penguatan tegangan sensor saat k. Untuk penguatan tegangan sensor saat
kadar oksigen 35% (0,072V) kadar oksigen 70% (0141,V)
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
Vout = 0.072V x (1+(230k / 10k)) Vout = 0.141V x (1+(230k / 10k))
Vout = 0.072V x (1+23) Vout = 0.141V x (1+23)
Vout = 0.072V x 24 Vout = 0.141V x 24
Vout = 1.728V Vout = 3.384V

e. Untuk penguatan tegangan sensor saat l. Untuk penguatan tegangan sensor saat
kadar oksigen 40% (0,082V) kadar oksigen 75% (0,151V)
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) Vout = Vin x (1+(Rf / Rg))
Vout = 0.082V x (1+(230k / 10k)) Vout = 0.151V x (1+(230k / 10k))
Vout = 0.082V x (1+23) Vout = 0.151V x (1+23)
Vout = 0.082V x 24 Vout = 0.151V x 24
Vout = 1.968V Vout = 3.624V

5
5.2 Pembahasan Kinerja Sistem Keseluruhan
m. Untuk penguatan tegangan sensor saat Minimum sistem Arduino berkerja sesuai
kadar oksigen 80% (0,161V) dengan program yang diberikan dan dapat
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) mengatur jalannya sistem dari alat, minimum
Vout = 0.161V x (1+(230k / 10k)) sistem dapat menampilkan pembacaan kadar
Vout = 0.161V x (1+23) oxygen pada LCD karakter, mengkonversi nilai
Vout = 0.161V x 24 tegangan yang diberikan pada ADC menjadi nilai
Vout = 3.864V kadar oksigen pada display LCD dengan
menggunakan rumus konversi halis pembacaan
n. Untuk penguatan tegangan sensor saat ((A(0) x 0.00488) / 5) x 100 . Display LCD dapat
kadar oksigen 85% (0,170V) menampilkan nilai kadar oksigen yang dideteksi
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) oleh sensor gas oksigen jenis KE-50 dan bekerja
Vout = 0.170V x (1+(230k / 10k)) sesuai program yang diberikan. Keluaran sensor
Vout = 0.170V x (1+23) dikondisikan menggunakan rangkaian penguat non
Vout = 0.170V x 24 inverting sebanyak 24 kali penguatan, sehingga
Vout = 4.08V tegangan keluaran sensor yang semulanya kecil
menjadi lebih besar untuk masuk ke pin A(0)
o. Untuk penguatan tegangan sensor saat arduino. Setelah tegangan keluaran sensor
kadar oksigen 90% (0,180V) dikuatkan sebesar 24 kali penguatan, pembacaan
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) data arduino lebih mudah dan tampilan pada LCD
Vout = 0.180V x (1+(230k / 10k)) karakter lebih stabil.
Vout = 0.180V x (1+23) Berdasarakan sistem pengujian dan
Vout = 0.180V x 24 pengukuran modul dengan alat pembanding
Vout = 4.32V Ventilator yang berada di Rumah Sakit Universitas
Airlangga Surabaya yang terdapat pada gambar 4.5
p. Untuk penguatan tegangan sensor saat dan berdasarkan data perbandingan pengukuran
kadar oksigen 95% (0,188V) kadar oksigen pada tabel 4.5 Pada kadar oksigen
Vout = Vin x (1+(Rf / Rg)) 20%, 25%, 30%, 35% 40%, 45%, 50%, 55%, 60%,
Vout = 0.188V x (1+(230k / 10k)) 65%, 70%, 75%, 80%, 85%, 90%, dan 95%
Vout = 0.188V x (1+23) dimana masing - masing pengukuran dilakukan
Vout = 0.188V x 24 sebanyak 4 kali. Modul lebih stabil pembacaan
Vout = 4.512V kadar oksigennya saat kadar oksigen 20%, 25%,
30%, 35%, 40%, 45%, 50%, 55%, 60%, 65%,
70%, 75%, dan 80% karena memiliki nilai
2. Penguatan 24 kali Jadi didapatkan rangkaian simpangan yang kecil dengan alat pembanding
seperti gambar dibawah ini : yang kurang dari 1%. Untuk kadar oksigen 85%,
90%, dan 95% didapat nilai pembacaan pada
modul dengan nilai eror sebesar 0,011% untuk
pengukuran di 85%, nilai eror sebesar 0,0142%
untuk pengukuran di 90%, nilai eror sebesar
0,019% untuk pengukuran di 95%. Hasil eror baca
alat paling besar adalah 0,019 dan ketidak pastian
paling besar adalah 0,54.

Dengan dibuatnya modul untuk mengukur


kadar gas oksigen ini akan mempermudah dalam
pengukuran kadar gas oksigen dan juga dapat
menghindari pasien dari terjadinya keracunan
oksigen karena kelebihan atau kekurangan
oksigen, akan tetapi penggunaan sensor gas
oksigen KE-50 secara terus menerus akan
Gambar 5.3 Rangkaian penguatan 24 kali non
mengurangi Life Time dari sensor, sensor akan
inverting
kurang sensitif dalam mendeteksi gas oksigen,
sehingga pembacaan kadar oksigen tidak stabil.

6
6.1 Kesimpulan Semedi, B. P. (No Date) ‘Pemantauan
1) Setelah dilakukan pengujian dan Oksigenasi’, Pp. 85–93.
pengambilan data sebanyak 4 kali di
dapatkan nilai eror paling tinggi di titik 95%
sebesar 0,019%.
2) Desain pengkondisi sinyal analog
menggunakan penguat non inverting dengan
penguatan tegangan sensor sebesar 24
kali,untuk penentuan penguatan
menggunakan perhitungan pendekatan rata-
rata untuk memperoleh nilai input dengan
kisaran 0-5 v sesuai dengan kemampuan
pembacaan ADC arduino.

6.2 Saran
Setelah dilakukan pembuatan modul dan
pengujian hasil modul yang dibuat, agar lebih
sempurna maka penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1) Menggunakan sensor gas oksigen dengan
tipe lain yang lebih sensitif dari sensor KE-
50.
2) Menambahkan parameter Airflow pada
modul untuk melihat aliran udara yang di
atur Ventilator tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Anggarianto, N. M. (2016) ‘Oxygen Analyzer
Dilengkapi Dengan Penyimpanan Data
Berbasis Mikrokontroler’, Pp. 1–11.
Diah Ekawati, Iwan Sugriawan, T. N. M.
(2017) ‘Pengukuran Kadar Oksigen ( O 2
), Kelembaban Dan Temperatur’,
14(Sunarko 2007), Pp. 34–39.
Juliza Dofa Elena, S. (2015) ‘Alat Pengukur
Kadar Oksigen Pada Tubuh Manusia’, Pp.
1–6.
Latif, Z., Wahjudi, A. And Sudarmanta, B.
(2014) ‘Rancang Bangun Sistem
Pengukuran Pada Alat Kalibrasi Sensor
Gas Oksigen ( O 2 )’, 1(2).
Ramadhan, R. (2012) ‘Pendeteksi Obyek Di
Dalam Ruangan Menggunakan Sensor
Infra Merah’.
Santoso, M. Y. (2013) ‘Alat Ukur Kadar Gas
Oksigen Menggunakan Gs Oxygen
Sensor : Sensor Dan Pengkondisian
Sinyal’.

Anda mungkin juga menyukai