LAPORAN
Oleh:
Dwi Martha Rachmawati 170521626004
Gambar 7. Detail P2
Gambar 8. Detail J3
Gambar 9. Detail J1
MULAI
↓
Tentukan: Luas
selubung dan WWR
↓
Tentukan: α
↓
Tentukan: U
↓
Tentukan: SC
↓
Tentukan SF dan
TDEQ
↓
↓
Hitung OTTV parsial
Tentukan kembali α, ↓
SC atau WWR Hitung OTTV total
↓ ↓
Periksa OTTV
Tidak kurang dari standar
yang ditentukan
↓
SELESAI
Gambar 14. Diagram Aliran
Proses Perancangan Dinding Luar
Dimana:
Aoi = luas dinding pada bagian dinding luar I (m2). Luas total ini
termasuk semua permukaan dinding tidak tembus cahaya dan
luas permukaan jendela yang terdapat pada bagian dinding
tersebut.
OTTVi = nilai perpindahan termal menyeluruh pada bagian dinding I
(Watt/m2) sebagai hasil perhitungan dengan meggunakan
persamaan di atas.
b. Nilai Absorbtansi Radiasi Matahari (α)
Nilai absorbtans termal (α) untuk beberapa jenis permukaan dinding tidak
transparan dapat dilihat pada table di bawah.
𝐭
Rk =
𝐤
Dimana:
t = tebal bahan (m)
k = nilai konduktivitas termal bahan (W/m.K) pada table 5.
Dimana:
SC = koefisien peneduh sistem fenetrasi (susunan jendela dan pintu)
SCk = koefisien peneduh kaca atau koefisien peneduh efektif dari kaca
dengan solar control film (kaca film)
SCeff = koefisien peneduh efektif peralatan peneduh luar
d. Faktor Rerata Radiasi Matahari (SF)
Beberapa factor radiasi dihitung pada interval pukul 07.00 sampai dengan
18.00. Untuk bidang vertikal berbagai orientsinya disajikan dalam table
berikut:
Tabel 6. Faktor radiasi matahari (SF, W/m2) untuk berbagai orientasi1)
U TL T TGR S BD B BL
Orientasi
130 113 112 97 97 176 243 211
1)
Berdasar data radiasi matahari di Jakarta. Untuk kota lain dapat disesuaikan.
Dimana:
U = Utara S = Selatan
TL = Timur Laut BD = Barat Daya
T = Timur B = Barat
TGR = Tenggara BL = Barat Laut
e. Beda Temperatur ekuivalen (TDEK)
Sebagai penyederhanaan perhitungan OTTV, maka beda temperature
ekuivalen disajikan dalam table berikut:
Tabel 7. Beda temperature ekuivalen untuk dinding
Berat/satuan luas
TDEK
(kg/m2)
Kurang dari 125 15
126-195 12
Lebih dari 195 10
2. RTTV
Berikut prosedur perhitungan RTTV menurut SNI 6389-2011.
MULAI
↓
Tentukan: Luas
lubang cahaya (As),
Luas Atap
↓
Tentukan: α
↓
Tentukan: U
↓
Tentukan: TDEQ
↓
Tentukan: SC
↓
↓
α. 𝑨𝒓 x 𝐔𝐫 x 𝐓𝐃𝐄𝐤 + 𝑨𝒔 x 𝐔𝐬 x ΔT + 𝑨𝒔 𝒙 𝑺𝑪 𝒙 𝑺𝑭
RTTV =
𝐀𝐨
Dimana:
RTTV = nilai perpindahan termal menyeluruh untuk atap (W/m2)
α = absorbtans radiasi matahari.
Ar = luas atap yang tidak transparan (m2).
As = luas skylight (m2).
Ao = luas total atap = Ar + As (m2)
Ur = transmitans termal atap tidak transparan (W/m2.K).
TDEk = beda temperatur ekuivalen (K).
SC = koefisien peneduh dari sistem fenestrasi.
SF = faktor radiasi matahari (W/m2).
Us = transmitans termal fenestrasi (skylight) (W/m2.K).
ΔT = beda temperatur antara kondisi perencanaan luar dan bagian
dalam (diambil 5 K)
b. Absorbtans Termal (α)
Nilai absorbtans termal atap dapat diketahui pada tabel 1 dan 2 pada
perhitungan OTTV.
c. Transmitans Termal Atap (Ur)
Nilai transmitans termal maksimum penutup atap (Ur), ditunjukkan pada
table di bawah ini:
Tabel 8. Nilai ransmitans termal atap (Ur) maksimum
Berat/satuan luas Transmitansi termal maksimum
(kg/m2) (W/m2.K)
Dibawah 50 1) 0.4
50-230 2) 0.5
Lebih dari 230 3) 1.2
Keterangan:
1)
Atap genteng
2)
Atap beton ringan
3)
Atap beton ketebaan > 6 inci (15cm)
d. Beda Temperatur Ekuivalen Atap (TDEK)
Untuk menyederhanakan perhitungan nilai perpindahan termal
menyeluruh untuk atap, maka nilai beda temperatur ekuivalen untuk
berbagai konstruksi atap ditentukan sesuai angkaangka pada table.
Tabel 9. Beda Temperatur Ekuivalen Atap (TDEk)
Berat/satuan luas Beda temperatur ekuivalen
(kg/m2) (TDEQ), K
Dibawah 50 24
50-230 20
Lebih dari 230 16
e. Faktor Radiasi Matahari Atap
Nilai faktor radiasi matahari untuk bidang horizontal yang dihitung antara
jam 07.00 sampai dengan 18.00 adalah SF = 316 W/m2.
E. Perhitungan
1. Spesifikasi bangunan
Bentuk Bangunan : Empat persegi panjang
Orientasi bangunan : Barat
Dimensi Bangunan : Panjang 40m; lebar 20m
Tinggi bangunan : 3 lantai (13.5m)
Luas bangunan : 800m2
Keliling bangunan : 120m
Atap : Genteng tanah liat dengan finishing cat abu-abu
Kolom : Beton bertulang ekspos (40x30cm, 40x20cm)
Dinding : - Bata merah 12cm
- Plester aci 1.5cm
- Finishing cat hijau muda
Pintu : - Kusen kayu jati (t=15cm)
- Daun pintu panel dengan isian kayu jati
- Finishing coklat tua
Jendela : - Kusen kayu jati (t= 15cm)
- Daun jendela kayu jati
- Kaca bening/float glass (t= 3mm)
Peneduh : - Beton
- Kemiringan 30o
- Panjang 120cm, tebal 12cm
Luas PJ1 (pintu) : 2.1m2
Luas PJ1 (jendela) : 1.19 m2
Luas PJ2 (pintu) : 2.1 m2
Luas PJ2 (jendela) : 1.25 m2
Luas P2 : 3.99 m2
Luas P3 : 5.04 m2
Luas J1 : 1.54 m2
Luas J3 : 3.19 m2
Luas J4 : 4.20 m2
Luas BV : 0.36 m2
2. Perhitungan OTTV
1) Menentukan luas selubung dan WWR
a) Orientasi Timur
Luas fasad Timur = 40 x 13.5
= 540 m2
Luas pintu dengan asumsi sebagai material masif
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
P3 8 5.04 40.32
P2 6 3.99 23.94
Luas total 64.26
Luas fenetrasi
Fenetrasi lantai 1
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
BV 10 0.36 3.60
J3 7 3.19 22.34
J4 1 4.20 4.20
Total luas bukaan 30.14
Fenetrasi lantai 2
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
BV 4 0.36 1.44
J3 4 3.19 12.77
J1 4 1.54 6.16
J4 1 4.20 4.20
Total luas bukaan 24.57
Fenetrasi lantai 3
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
BV 4 0.36 1.44
J3 4 3.19 12.77
J1 4 1.54 6.16
J4 1 4.20 4.20
Total luas bukaan 24.57
Luas total fenetrasi = 30.144+24.57+21.57
= 79.28 m2
WWR Orientasi Timur
WWRT =
.
=
= 0.147
b) Orientasi Barat
Luas fasad Barat = 40 x 13.5
= 540 m2
Luas pintu dengan asumsi sebagai material masif
Type pintu Jumlah Luas (m2) Total (m2)
P3 6 5.04 30.24
PJ1(pintu) 1 2.1 2.1
P2 1 3.99 3.99
PJ2 (pintu) 3 2.1 6.3
L.tot pintu sbg material masif 42.63
Luas fenetrasi
Fenetrasi lantai 1
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
BV 9 0.36 3.24
J3 3 3.192 9.576
PJ1(jendela) 1 1.19 1.19
PJ2 (jendela) 1 1.25 1.253
Total luas bukaan 15.259
Fenetrasi lantai 2
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
BV 10 0.36 3.6
J3 2 3.19 6.384
J1 4 1.54 6.16
PJ2 (jendela) 1 1.25 1.2528
Total luas bukaan 17.3968
Fenetrasi lantai 3
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
BV 10 0.36 3.6
J3 2 3.19 6.384
J1 4 1.54 6.16
PJ2 (jendela) 1 1.25 1.2528
Total luas bukaan 17.3968
Luas total fenetrasi = 15.259+17.3968+17.3968
= 50.052 m2
WWR Orientasi Barat
WWRB=
.
=
= 0.093
c) Orientasi Utara
Luas fasad Utara = 20 x 13.5
= 270 m2
Luas fenetrasi
Fenetrasi lantai 1
Type Jumlah Luas (m2) Total (m2)
J1 2 1.54 3.08
Total luas bukaan 3.08
Fenetrasi lantai 2
-Tidak ada
Fenetrasi lantai 3
-Tidak ada
Luas total fenetrasi = 3.08 m2
WWR Orientasi Utara
WWRU=
.
=
= 0.011
d) Orientasi Selatan
Luad fasad Selatan = 20 x 13.5
= 270 m2
Luas fenetrasi = 0 m2
WWR Orientasi Selatan
WWRS=
=0
2) Menentukan α
a) α dinding batu bata (αbt)
α bata merah : 0.89
α cat hijau muda : 0.47
αbt = 0.89 x 0.47
= 0.42
b) α beton ekspos (αbtn) : 0.61
c) α kayu sebagai material masif (αky)
α kayu permukaan halus : 0.78
α cat coklat tua : 0.89
αky = 0.78 x 0.89
= 0.69
3) Menentukan U
a) Dinding batu bata
k plester pasir semen = 0.53 W/m.K
k bata lapis plester = 0.807 W/m.K
Rul = 0.044 m2K/W
Rup = 0.12 m2K/W
Rk plester 15mm = 2 x (t/k)
.
=2x .
= 0.056 m2K/W
Rk batu bata 120mm = t/k
.
= .
= 0.149 m2K/W
Uw dinding batu bata =
= + + +
= . + . + . + .
2
= 2.710 W/ m K
b) Kolom beton
k beton = 1.448 W/m.K
Rul = 0.044 m2K/W
Rup = 0.12 m2K/W
Rk beton 400mm = t/k
.
= .
= 0.276 m2K/W
Uw kolom beton =
= + +
= . + . + .
= 2.271 W/ m2K
c) Pintu kayu
k kayu keras = 0.138 W/m.K
Rul = 0.044 m2K/W
Rup = 0.12 m2K/W
Rk kayu keras 150mm = t/k
.
= .
= 0.0217 m2K/W
Uw kayu =
= + +
= . + . + .
= 5.384 W/ m2K
d) Kaca bening/float glass
k kaca lembaran = 1.053 W/m.K
Rul = 0.044 m2K/W (emisivitas tinggi)
Rup = 0.12 m2K/W (emisivitas tinggi)
Rk kaca 3mm = t/k
.
= .
= 0.0028 m2K/W
Uf kaca =
= + +
= . + . + .
= 5.993 W/ m2K
4) Menentukan SC
a) Orientasi Timur dan Barat
Diketahui detail peneduh pada orientasi Timur dan Barat sebagaai
berikut.
h1 = 135 cm
h2 = 140 cm
h = 275 cm
p = 120 cm
R = P/H
R1a = P/h R1b = P/h1
= 120/275 = 120/135
= 0.436 = 0.889
Dengan menggunakan Tabel A.6 pada lampiran A SNI 6389-2011
untuk proyeksi peneduh sirip horizontal dengan orientasi Barat dan
Timur pada sudut kemiringan 30o maka diperoleh nilai SCeff
peneduh berdasarkan interpolasi sebagai berikut:
No. R1 (x) SCeff (y)
1 0.4 0.6820
2 0.436 Y2
3 0.5 0.6231
−
−( ) −
−
. − .
. −( ) . − .
. − .
.
No. R1 (x) SCeff (y)
1 0.8 0.4923
2 0.889 Y2
3 0.9 0.4608
−
−( ) −
−
. − .
. −( ) . − .
. − .
.
Jadi berdasarkan hasil interpolasi diperoleh nilai SCeff sebesar:
. .
SCeff =( )
. x . . x .
=( )
.
= 0.7947
Nilai SC material kaca dapat diperoleh berdasar data rekomendasi
dari pabrikan seperti berikut (PT. Asahimas Flat Glas Tbk.).
h1 = 240 cm
h2 = 140 cm
h = 380 cm
p = 200 cm
R = P/H
R1a = P/h R1b = P/h1
= 200/380 = 200/240
= 0.526 = 0.833
Dengan menggunakan Tabel A.6 pada lampiran A SNI 6389-2011
untuk proyeksi peneduh sirip horizontal dengan orientasi Utara dan
Selatan pada sudut kemiringan 0o maka diperoleh nilai SCeff
peneduh berdasarkan interpolasi sebagai berikut:
No. R1 (x) SCeff (y)
1 0.5 0.7248
2 0.526 Y2
3 0.6 0.6911
−
−( ) −
−
. − .
. −( ) . − .
. − .
.
No. R1 (x) SCeff (y)
1 0.8 0.6237
2 0.833 Y2
3 0.9 0.5998
−
−( ) −
−
. − .
. −( ) . − .
. − .
.
Jadi berdasarkan hasil interpolasi diperoleh nilai SCeff sebesar:
. .
SCeff =( )
. x . . x .
=( )
.
= 0.858
Nilai SC material kaca float glass dengan tebal 3 mm berdasarkan
tabel yang telah disajikan sebelumnya sebesar 1.00. Selanjutnya
nilai SC dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
SC = SC kaca x SCeff
= 1.00 x 0.858
= 0.858
5) Menentukan SF
Faktor radiasi matahari (SF) diperoleh dari tabel 6, sesuai arah
orientasinya:
Timur = 112 W/m2
Barat = 243 W/m2
Utara = 130 W/m2
Selatan = 97 W/m2
6) Menetukan TDEK
a) Dinding bata dengan lapisan plester
Densitas = 1760 kg/m3
Tebal = 0.15 m
Berat = 264 kg/m2
TDEK bata = 10 (diperoleh dari tabel 7)
b) Kolom beton
Densitas = 2400 kg/m3
Tebal = 0.40 m
Berat = 960 kg/m2
TDEK beton = 10 (diperoleh dari tabel 7)
c) Pintu kayu
Densitas = 702 kg/m3
Tebal = 0.15 m
Berat = 105.3 kg/m2
TDEK beton = 15 (diperoleh dari tabel 7)
7) Menghitung OTTV Parsial
Luas material per orientasi
Timur/AT Barat/AB Utara/AU Selatan/AS
Orientasi
(m2) (m2) (m2) (m2)
A Batu bata 535.600 525.600 262.800 262.800
A Beton 18.900 16.200 7.200 7.200
A kayu (material
64.260 42.630 0.000 0.000
masif)
A Float glass 79.280 50.052 3.080 0.000
Jumlah 688.040 634.482 273.080 270.000
Konduksi dinding batu bata
α.Uw.Ai/ΣA(1
Uw 1-
Orientasi α Ai/ΣA TDEK -WWR)
(W/m2.K) WWR
TDEK
Timur 0.42 2.710 0.863 0.853 10 8.351
Barat 0.42 2.710 0.899 0.907 10 9.250
Utara 0.42 2.710 0.973 0.989 10 10.908
Selatan 0.42 2.710 0.973 1.000 10 11.034
Konduksi kolom beton
α.Uw.Ai/ΣA(1
Uw 1-
Orientasi α Ai/ΣA TDEK -WWR)
(W/m2.K) WWR
TDEK
Timur 0.61 2.271 0.031 0.853 10 0.3670
Barat 0.61 2.271 0.028 0.907 10 0.3485
Utara 0.61 2.271 0.027 0.989 10 0.3653
Selatan 0.61 2.271 0.027 1.000 10 0.3695
Konduksi kayu
α.Uw.Ai/ΣA(
Uw 1-
Orientasi α Ai/ΣA TDEK 1-WWR)
(W/m2.K) WWR
TDEK
Timur 0.69 5.384 0.130 0.853 15 6.159
Barat 0.69 5.384 0.073 0.907 15 3.669
Utara 0.69 5.384 0.000 0.989 15 0.000
Selatan 0.69 5.384 0.000 1.000 15 0.000
Radiasi kaca
Orientasi SC WWR SF SC.WWR.SF
Timur 0.79 0.147 112 13.067
Barat 0.79 0.093 243 17.899
Utara 0.86 0.011 130 1.272
Selatan 0.86 0.000 97 0.000
Nilai OTTV tiap orientasi
OTTV
Konduksi Konduksi Konduksi Konduksi Radiasi
Orientasi =
batu bata beton kayu kaca kaca
W/m2
Timur 8.351 0.367 6.159 4.400 13.067 32.344
Barat 9.250 0.348 3.669 2.778 17.899 33.944
Utara 10.908 0.365 0.000 0.342 1.272 12.888
Selatan 11.034 0.369 0.000 0.000 0.000 11.404
8) Menghitung Nilai OTTV Total
x TT + x TT + x TT + x TT
OTTV =
+ + +
. x . + . x . + . x . + x .
=
. + . + . +
.
=
.
= 146.454 m2
+
L atap trapesium =
. + .
= x 14.31
= 524.748 m2
Ar = (2 x L atap segitiga) + (2 x L atap trapesium)
= (2 x 146.454) + (2 x 524.748)
= 1342.403 m2
3) Menentukan α
α atap putih : 0.50
α cat abu-abu : 0.88
α = 0.5 x 0.88
= 0.44
4) Menentukan Us
Dikarenakan atap pada gedung ini tidak memiliki skylight maka nilai
transmitansinya adalah 0.
5) Menentukan Ur
Material penutup atap pada gedung ini dalah atap genteng tanah liat
yang memiliki berat 50 kg/m2. Maka sesuai tabel 8, nilai
transmitansinya adalah 0.4 W/m2K.
6) Menentukan TDEK
Bahan penutup atap ini memiliki berat 50 kg/m2, maka dari tabel 9
dapat diketahui nilai TDEK adalah 24 K. Sedangkan untuk nilai beda
suhu antara kondisi perencanaan luad dan dalam (ΔT) diambil sebesar
5K.
7) Menentukan nilai SC
Tanpa skylight maka tidak ada cahaya matahari yang perlu
ditransmisikan secara langsung, maka shading coefficientnya benilai
maksimum yaitu 1.
8) Menentukan nilai SF
Nilai faktor radiasi matahari untuk bidang horizontal yang dihitung
antara jam 07.00 sampai dengan 18.00 adalah SF = 316 W/m2.
9) Menghitung RTTV
x xT + x x T + x x
RTTV =
. . x . x + x x + x x
=
.
.
=
.
= 3.52 W/m2
F. Standar Perhitungan
SNI 6389-2011 mensyaratkan selubung bangunan memiliki perpindahan
termal menyeluruh untuk dinding dan atap tidak boleh melebihi nilai
perpindahan termal menyeluruh yaitu tidak melebihi 35W/m2.
G. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan nilai OTTV dari berbagai orientasi didapati
sebesar 27.010 W/m2, dengan OTTV terbesar pada fasad Barat sebesar 33.944
W/m2. Sedangkan nilai RTTV atap sebesar 3.52 W/m2. Kedua nilai (OTTV
dan RTTV) memenuhi pesyaratan sesuai SNI 6389-2011, yakni tidak melebihi
35W/m2. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perencanaan gedung
telah memenuhi kriteria konservasi energi.
H. Saran
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan
perencanaan agar nilai OTTV dan RTTV dapat dikendalikan sesuai syarat,
yaitu:
1. Warna pada finishing
Finishing dengan warna yang cerah akan memberikan nilai α semakin
kecil, dimana warna cerah ini lebih banyak memantulkan cahaya matahari
yang merambat secara bersamaan dengan radiasinya. Sebaliknya, warna
yang semakin gelap akan menyerap radiasi matahari semakin banyak.
2. Jenis material
Pada dasarnya jenis material memiliki kemampuan menyerap panas yang
berbeda-beda, oleh karena itu perlunya memilih material yang memiliki
nilai penyerapan panas yang minim (nilai α kecil)
3. Perbandingan bukaan terhadap dinding
Mempertimbangkan luas fenetrasi jendela terhadap luas material masif.
Apabila nilai perbandingan bidang jendela (transparan) lebih besar, maka
radiasi yang masuk secara langsung maupun melalui rambatanpun
semakin besar.
4. Peneduh dan Overhang
Keberadaan peneduh atau overhang memberikan efek pembayangan yang
dapat meminimalisir rambatan radiasi, utamanya terhadap area dengan
bukaan menggunakan material kaca transparan (kaca bening/float glass).
Perlu juga memperhatikan sudut pemasangan peneduh untuk
menghasilkan efek pembayangan secara maksimal.