Anda di halaman 1dari 34

PENGERTIAN DAN CARA KERJA SMPS

Pengertian SMPS?

Apakah pengertian SMPS? Bagaimana cara kerja SMPS? Smps


merupakan singkatan dari switching mode power supply yang artinya adalah
power supply yang bekerja berdasarkan prinsip pensaklaran. Dasar prinsip
kerja smps adalah pensaklaran

Kebanyakan power supply sobat temui saat ini adalah jenis smps. Smps
dapat sobat temui pada charger ponsel, charger laptop, catu daya pada TV,
DVD dan lain sebagainya

Bagaimana cara kerja smps?


Smps bekerja berdasarkan prinsip induksi seperti trafo pada
umumnya. Perlu kita ketahui bahwa frekuensi PLN yang kita pakai saat ini
berada pada rentang 50-60 hz 

Semakin rendah frekuensi listrik maka semakin besar pula ukuran


trafo yang digunakan

Tahukah anda ukuran trafo 10 A atau 20 A

Perlu diketahui trafo hanya dapat bekerja jika ada perubahan tegangan listrik

semakin rendah frekuensi semakin besar ukuran trafo yang di perlukan


dengan daya yang sama

Nah pada sistem smsps Frekuensi dinaikkan setinggi mungkin hingga


beberapa kHz. Sebagai akibatnya maka ukuran trafo akan semakin kecil

baca juga membuat adaptor sederhana


charger ponsel atau laptop  dan sobat membandingkannya dengan ukuran
trafo konvensional dengan daya yang sama maka sobat akan menemukan
perbedaan ukuran sangat beda jauh

pada smps metode pensaklaran dilakukan oleh transistor secara cepat


dengan sistem on off. Perubahan Medan magnet ini dilakukan secara cepat
hingga beberapa kHz

Dan karena itulah dengan ukuran trafo yang kecil dapat dihasilkan tenaga
yang besar

jika pada trafo konvensional menggunakan inti besi maka pada smsps inti
trafo tidak menggunakan inti besi melainkan menggunakan inti ferit

contoh peralatan yang menggunakan smps

Power supply smps dapat sobat temui pada peralatan elektronik yang sobat
gunakan dalam kehidupan sehari-hari

 
 Power supply PC

 Charger Laptop

 Charger Ponsel

 VCD/DVD Player

 TV dan lain sebagainya

Kelebihan smps

Adapun kelebihan smps adalah sebagai berikut

 Ukuran power supply yang lebih dibanding power supply konvensional

 Daya yang dihasilkan lebih besar

 Cocok dipergunakan untuk peralatan yang stanby terus menerus

 Adanya sistem proteksi jika terjadi konsleting

 Sistem isolasi yang baik antara primer dan sekunder

 Efisiensi tinggi

 Mampu beroperasi pada rentang tegangan yang luas. Umunya Smps


dapat beroperasi pada tegangan 100-240V

Kekurangan smps

Salah satu dari kekurangan smps adalah tidak cocok digunakan untuk
peralatan Audio yang bertenaga besar seperti power amplifier 

Cara Atau Prinsip Kerja Rangkaian SMPS Sederhana

Istilah paling gampang dalam menggambarkan SMPS yaitu sebuah


alat yang didesain untuk Power Supply alternatif. Yang selama ini kita sering
melihat trafo besi sebagai komponen utama sebuah power supply
konvesional.

Ilustrasi Gambar : SMPS (Switch Mode Power Supply)

PengertianSMPS
Untuk pengertian smps sendiri, memiliki 2 pengertian yaitu:

 Power Supply, adalah suatu peralatan yang digunakan untuk


menghasilkan atau menyediakan sumber daya listrik yang cocok dan
stabil pada suatu peralatan tertentu. Dan biasanya tegangan yang
tersedia adalah tegangan bolak-balik 220v  atau bisa disebut dengan
Ac, namun suatu peralatan elektronika membutuhkan tegangan DC
atau searah.

 Regulator Switching, yang merupakan suatu sirkuit elektronik yang


digunakan untuk menstabilkan tegangan yang keluar, seperti tegangan
yang keluar tidak optimal, arus beban yang kurang optimal dan lain-
lain.

Prinsip Kerja SMPS

SMPS secara garis besar meliputi kerja :

Gambar Rangkaian SMPS

 Penyerahan – merubah tegangan masukan AC menjadi tegangan


keluaran DC.

 Konverter – merubah tegangan dc menjadi tegangan keluaran yang


sesuai dengan kebutuhan

 Filtering – menghilangkan denyut (ripple) pada tegangan keluaran

 Regulasi – membuat agar besarnya tegangan keluaran stabil


terhadap perubahan tegangan masukan dan perubahan beban.
 Isolasi – mengisolasi bagian sekunder dari bagian primer, dengan
tujuan agar chasis bagian sekunder kalau dipegang tidak timbul
bahaya kena sengatan listrik.

 Proteksi – mampu melindungi peralatan dari tegangan keluaran yang


over dan melindungi power supply dari kerusakan jika terjadi suatu
kesalahan.

Bagian-bagian pokok dasar kerja sebuah SMPS adalah sebagai berikut :

 Bagian Penyearah. Disini tegangan masukan dari listrik ac 220v


disearahkan menjadi tegangan dc menggunakan diode bridge dan 3
buah elco filter besar yaitu sebuah elco 480V680UF dan 2 buah elco
250V2200UF.

 Bagian pencacah atau power-switching. Tegangan masukan dc


dicacah dengan menggunakan “power switch on-off ” sehingga
menghasilkan tegangan pulsa-pulsa dc dengan frekwensi tinggi.
SMPS mesin las Inverter umumnya bekerja pada frekwensi sekitar
50Hz hingga 60Hz. Sebagai power switch dapat menggunakan IC
K2611, IRFZ24N dan IRF9Z24N.

 SMPS Controller driver sebagai pembangkit pulsa PWM (Pulse


Wave Modulation). Sebagai sinyal drive untuk pencacah digunakan IC
PC 817 yang berisi rangkaian osilator dan PWM  sebagai pembangkit
pulsa-pulsa PWM. Ada rangkaian SMPS yang tidak menggunakan
SMPS controller driver, dalam hal ini transistor power switching dibuat
agar dapat bekerja dengan cara “ber-osilasi sendiri”

 Trafo switching. Tegangan dc yang telah dicacah mempunyai


karakteristik seperti tegangan ac sehingga dapat dilewatkan sebuah
trafo atau induktor untuk dinaikkan ataupun diturunkan tegangannya.
Pada rangkaian ini menggunakan trafo E25 15:15
 Penyearahan dan filtering tegangan keluaran. Tegangan keluaran
dari trafo masih berupa pulsa-pulsa frekwensi tinggi dan kemudian
dirubah menjadi tegangan dc menggunakan diode penyearah dan filter
elco.

 Loop umpan balik untuk membuat tegangan keluaran agar


stabil.  Sirkit loop umpan balik dari tegangan keluaran B+ ke bagian
primer digunakan untuk mengendalikan PWM.

 Rangkaian komparator atau pembanding sebagai “error detektor”.


Sebuah sirkit komparator pada bagian sekunder dipakai untuk
mendeteksi jika terjadi perubahan tegangan keluaran B+. Komparator
bekerja dengan cara membandingkan tegangan keluaran B+ dengan
sebuah tegangan “referensi” (biasanya berupa tegangan diode zener
6.8v). Output komparator berupa arus yang kemudian diumpan
balikkan ke bagian primer melalui sebuah photo coupler. Kopling
menggunakan photocouler bertujuan untuk meng-isolagi ground
bagian primer yang menyetrum jika dipegang (HOT chasis) dengan
ground bagian sekunder (COLD chasis).

Dapat juga di ilustrasikan seperti gambar dibawah ini.


Berikut sedikit gambaran, perbedaan catu daya / power supply Konvensional
dengan SMPS.

Catu Daya Konvensional

Sebuah catu daya DC sederhana dirangkai dengan menurunkan


tegangan AC, 50-60 Hz melalui transformator, disearahkan (rectifiying) oleh
dioda menjadi denyut/pulsa tegangan. Dan ditapis oleh kapasitor hingga
didapat gelombang yang halus minim riak gelombang.

Untuk beban arus kecil catu daya dapat bekerja dengan baik dan efisien, tapi
ketika mencatu beban berat, tegangan keluaran akan naik turun
bergelombang. Agar halus kembali tegangan perlu distabilkan dengan
rangkaian linear.

Proses ini menimbulkan panas pada transistor regulator (ini berarti


sebuah kerugian daya). Bersama rugi-rugi pada kawat tembaga dan inti kern
trafo, total rugi daya catu daya linear ini menyebabkan hanya mempunyai
daya berguna dalam kisaran 30%-40% saja, selebihnya 60%-70% dibuang
dalam bentuk panas.

Pada catu daya DC rating besar, membutuhkan trafo dengan ukuran


besar dan bobot yang berat. Karena bekerja pada frekuensi rendah
diperlukan kapasitor perata dengan kapasitas besar juga, agar tegangan
keluaran tetap halus dan mengurangi drop tegangan pada beban berat.
Semakin besar kebutuhan amper, makin besar diameter kawat tembaga,
ukuran kern trafo, serta kapasitors yang harus dipasang, dan makin mahal
harganya.

Masalahnya tinggi-rendahnya harga tidak selalu menjamin kualitas.


Kinerja catu daya konvesnaional hanya baik bila beban sesuai dengan
kapasitasnya dan sifatnya tetap (beban statis). Untuk mencatu beban dinamis
(power amplifier misalnya), padanya masih ada drop tegangan, yang makin
besar seiring dengan beratnya beban.

Catu Daya SMPS/PWM

Catu daya lebih modern, SMPS (Switch Mode Power Supply) atau
sering disebut sistem PWM (Pulse Width Modulator), mengolah tegangan DC
dengan penyearahkan AC pada tegangan jala 220 Volt. Tegangan DC volt
tinggi ini kemudian disambungkan (switch) ke trafo lewat Transistor Mosfet.
Di sisi sekunder tegangan diturunkan lalu disearahkan lagi, dan sebelum
diberikan sebagai keluaran, dilewatkan tapis frekuensi tinggi dan kapasitor
perata.

Mosfet dipekerjakan dengan teknik pensaklaran on / off (switching).


Outputnya berupa deretan pulsa hidup-mati secara periodik pada frekuensi
yang umumnya antara 50 khz-500 khz. Meskipun frekuensi tetap tetap, lebar
pulsa (durasi) dimodulasi sedemikian rupa, hingga didapat tegangan sesuai
yang dikehendaki. Durasi ini selain sebagai penentu besarnya tegangan
keluaran,  juga digunakan sebagai sirkit penstabil tegangan, melalui
rangkaian umpan baliknya.

Dimensi dan bobot.

Catu daya kuno terutama yang berdaya besar selalu mempunyai


dimensi besar dan bobot yang berat (kapasitas menentukan dimensi dan
beratnya), frekuensi kerjanya sama dengan jala-jala listrik 50-60 Hz.
Sedangkan SMPS menggunakan frekuensi kerja jauh lebih tinggi pada 50
kHz- 500 kHz. Makin tinggi frekuensi berarti makin efisien kerjanya, sehingga
membutuhkan trafo daya yang berukuran lebih kecil, ringan bobotnya.
Dengan demikian ukuran peralatan yang menggunakan SMPS sebagai
sumber dayanya pasti ukurannya lebih kompak.
Efisiensi, Tegangan dan Arus keluaran.

Tegangan keluaran catu konvensional tergantung pada tap pada trafo


daya. Untuk tipe yang tak ter-regulasi, tegangan keluaran bervariasi
tergantung pada beban arusnya. Sedangkan yang tergulasi, prosesnya
menyebabkan disipasi daya transistor (berupa panas) hingga menurunkan
daya guna, demikian juga rugi-rugi inti konduktor dan inti besi kern sangat
besar, yang akhirnya semua itu bisa menghasilkan efisiensi hanya 30-40%
saja.

Pada SMPS tegangan dengan mudah diset pada voltase berapapun


dan pada arus berapapun sesuai dengan kapasitas terpasang tanpa banyak
berpengaruh pada dimensi dan beratnya. Pada teknik pensaklaran SMPS,
regulasi didapat hanya dengan mengatur lebar pulsa, dan karena transistor
bekerja secara mati sepenuhnya atau hidup sepenuhnya, panas (dan rugi
daya) yang timbul sangat minim. Kerugian yang ditimbulkan oleh kapasitor
hanya tergantung pada esr (equivalen series resistans), sehingga nilainya
relatif kecil. Rugi dari inti ferrit, inti konduktor dan drop tegangan dioda perata.
Semua yang disebut itu adalah kontributor kerugian utama, namun dengan
semua kerugian itu bisa menghasilkan efisiensi tipikal 60-80%. Dengan
memperbaiki disain sirkit, kerugian masih dapat diminimalkan, hingga
efisiensi 95% bukan hal yang mustahil tercapai.

Kompleksitas.

Hanya dengan trafo, dioda penyearah serta kapasitor perata, sudah


bisa membangun catu DC tak teregulasi. Dan hanya dengan menambahkan
satu IC + transistor dan kapasitor filter sudah terangkai catu stabil. Namun
kesederhanaannya juga sebanding dengan performanya.   Sedangkan pada
SMPS selain komponen tadi, diperlukan lebih banyak komponen, dan bertipe
khusus. Induktor filter, NTC dan sebagainya yang semuanya dirangkai lebih
komplek.  Namun bagusnya, kompleksitas juga sebanding dengan
performanya, tapi belum tentu harganya, (Rating catu daya SMSP kapasitas
besar bisa lebih murah dibanding catu konvensional dengan daya setara,
namun performanya bisa jauh diatasnya).

Interferensi radio.

Frekuensi radio liar bisa muncul pada akibat penyearahan dioda pada
beban berat. Rentang frekuensinya dari 50-60 Hz beserta harmoniknya bisa
mencapai kanal tengah frekuensi audio, bisa dihilangkan dengan filter
dengan LC/RC sederhana pada jalur keluaran. Sedangkan teknik
pensaklaran SMPS menimbulkan frekuensi radio diatas bentang
pendengaran yang bisa diatasi dengan filter radio pada jalur masuk dan
keluaran unit, dan masih bisa dikurangi bila tata letak komponen tersusun
baik.

Pengertian Power Supply dan Jenis-jenisnya


Klasifikasi Umum Power Supply

Pada umumnya Power Supply dapat diklasifikasikan menjadi 3


kelompok besar, yakni berdasarkan Fungsinya, berdasarkan Bentuk
Mekanikalnya dan juga berdasarkan Metode Konversinya. Berikut ini
merupakan penjelasan singkat mengenai ketiga kelompok tersebut :

1. Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)

Berdasarkan fungsinya, Power supply dapat dibedakan menjadi Regulated


Power Supply, Unregulated Power Supply dan Adjustable Power Supply.

 Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat menjaga


kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan
atau variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan Arus
Input).

 Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan ataupun


arus listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber
listriknya mengalami perubahan.

 Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang tegangan atau


Arusnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob
Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated
Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power Supply.

2. Power Supply Berdasarkan Bentuknya

Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer, Komputer


Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya ditempatkan di dalam
atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat tersebut sehingga kita sebagai
konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung. Jadi hanya sebuah kabel
listrik yang dapat kita lihat dari luar. Power Supply ini disebut dengan Power
Supply Internal (Built in). Namun ada juga Power Supply yang berdiri sendiri
(stand alone) dan berada diluar perangkat elektronika yang kita gunakan
seperti Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply
stand alone yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai
dengan kebutuhan kita.

3. Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya

Berdasarkan Metode Konversinya, Power supply dapat dibedakan menjadi


Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara langsung dari
Inputnya dan Power Supply Switching yang harus mengkonversi tegangan
input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.

Jenis-jenis Power Supply

Selain pengklasifikasian diatas, Power Supply juga dapat dibedakan menjadi


beberapa jenis, diantaranya adalah DC Power Supply, AC Power Supply,
Switch Mode Power Supply, Programmable Power Supply, Uninterruptible
Power Supply, High Voltage Power Supply.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai jenis-jenis Power Supply .

1. DC Power Supply

DC Power Supply adalah pencatu daya yang menyediakan tegangan


maupun arus listrik dalam bentuk DC (Direct Current) dan memiliki Polaritas
yang tetap yaitu Positif dan Negatif untuk bebannya. Terdapat 2 jenis DC
Supply yaitu :

a. AC to DC Power Supply

AC to DC Power Supply, yaitu DC Power Supply yang mengubah sumber


tegangan listrik AC menjadi tegangan DC yang dibutuhkan oleh peralatan
Elektronika. AC to DC Power Supply pada umumnya memiliki sebuah
Transformator yang menurunkan tegangan, Dioda sebagai Penyearah dan
Kapasitor sebagai Penyaring (Filter).

b. Linear Regulator

Linear Regulator berfungsi untuk mengubah tegangan DC yang berfluktuasi


menjadi konstan (stabil) dan biasanya menurunkan tegangan DC Input.
2. AC Power Supply

AC Power Supply adalah Power Supply yang mengubah suatu taraf


tegangan AC ke taraf tegangan lainnya. Contohnya AC Power Supply yang
menurunkan tegangan AC 220V ke 110V untuk peralatan yang
membutuhkan tegangan 110VAC. Atau sebaliknya dari tegangan AC 110V ke
220V.

3. Switch-Mode Power Supply

Switch-Mode Power Supply (SMPS) adalah jenis Power Supply yang


langsung menyearahkan (rectify) dan menyaring (filter) tegangan Input AC
untuk mendapatkan tegangan DC. Tegangan DC tersebut kemudian di-switch
ON dan OFF pada frekuensi tinggi dengan sirkuit frekuensi tinggi sehingga
menghasilkan arus AC yang dapat melewati Transformator Frekuensi Tinggi.

4. Programmable Power Supply

Programmable Power Supply adalah jenis power supply yang


pengoperasiannya dapat dikendalikan oleh  Remote Control melalui
antarmuka (interface) Input Analog maupun digital seperti RS232 dan GPIB.

5. Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply atau sering disebut dengan UPS adalah Power
Supply yang memiliki 2 sumber listrik yaitu arus listrik yang langsung berasal
dari tegangan input AC dan Baterai yang terdapat didalamnya. Saat listrik
normal, tegangan Input akan secara simultan mengisi Baterai dan
menyediakan arus listrik untuk beban (peralatan listrik). Tetapi jika terjadi
kegagalan pada sumber tegangan AC seperti matinya listrik, maka Baterai
akan mengambil alih untuk menyediakan Tegangan untuk peralatan
listrik/elektronika yang bersangkutan.
6. High Voltage Power Supply

High Voltage Power Supply adalah power supply yang dapat menghasilkan
Tegangan tinggi hingga ratusan bahkan ribuan volt. High Voltage Power
Supply biasanya digunakan pada mesin X-ray ataupun alat-alat yang
memerlukan tegangan tinggi.

ANALISA KERUSAKAN HP PAKE POWER SUPLY


Langakah - langkah analisa kerusakan ponsel menggunakan power suply. Ada banyak
jenis power suplya yang saya ketahui.
power suply analog dengan jarum analog sebagai patokannya,jarum yang diatas dengan
huruf v menunjukan skala volmeter .Huruf A dibawah menunjukan skala Amperemeter . 

power suplya digital dengan angka digital yang


lebih akurat sebagai penunjuknaya,.

Power suply ada dua macam yaitu analog dan digital,dari kedua jenis
tersebut ada yang auto short alias ketika short/konslet/terhubung antara
kedua kutub + dan -  dari PS  scara otomatis tegangan PS tersebut menjadi 0
agar tidak berakibat fatal bagi perangkat yang sedang dialiri arus dari PS
tersebut yang diatandai dengan bunyi beep atau mirip alarm sebagai tanda
bahaya tanpa harus menswitch on PS tersebut.Ada pula PS yang ketika
terjadi short tegangannya menjadi 0 tapi kita harus menswitch on PS tersebut
agar tegangan yang keluar kembali pada tegangan yang kita seting.

1. Nyalakan Power Supply dan atur tegangan pada Voltmeter sebesar 3,6
hingga 4 Volt.
2. Hubungkan konektor (+) dan (-) Power Supply dengan konektor battere (+)
dan (-) pada ponsel.
3. Lihat jarum Ampere Meter apakah ada kenaikan arus. Normalnya jarum
tetap di angka 0.Apabila arus langsung naik, berarti ada komponen pada
ponsel yang short.
Biasa kerusakan pada IC Power, PA, atau IC Charging yang perlu diganti.
4. Apabila normal, langkah selanjutnya tekan saklar On/Off pada ponsel.
Pada ponsel yang normal, jarum A akan naik 2 tahap dan ponsel akan
menyala.
5. Sedangkan pada ponsel yang bermasalah, ada dua kemungkinan
pergerakan jarum A. Jarum A yang naik lalu turun lagi setelah saklar
ditekan menunjukkan kerusakan pada rangkaian Regulator (IC Power)
pada ponsel. Sedangkan Jarum A yang naik dan menunjukkan angka
tertentu setelah saklar ditekan menunjukkan kerusakan pada rangkaian
Processor (CPU), Memory beserta Softwarenya. Untuk itu ponsel perlu
dilakukan pengecekan menggunakan program dan kabel data yang sesuai
jenisnya.

Kegunaan lain dari Power Supply adalah dapat mengisi batere dalam kondisi
kosong sama sekali. Dengan cara sbb :
* Hubungkan kabel Power Supply (+) dan (-) ke masing-masing kutub Batere.
* Atur tegangan pada skala Voltmeter jangan melebihi tegangan maximal
batere (sekitar 4V). Apabila lebih, Power Supply akan memutuskan arus
secara otomatis untuk mencegah kerusakan pada batere. Power Supply
perlu direstart kembali. Apabila tegangan kurang, Batere tidak akan terisi.
* Untuk itu tegangan perlu diatur hingga jarum A perlahan naik hingga
semaximal mungkin. Sehingga Batere akan terisi penuh hingga jarum A
perlahan-lahan turun pertanda Batere mulai penuh.
DETEKSI KESALAHAN DENGAN POWER SUPPLY
DETEKSI 1
Power on gagal, sewaktu on/off di tekan short Amphere&Voltage yaitu ke titik
‘0’
Analisis:
Terjadi short pada komponen-komponen yang dihubungkan langsung ke V
Battery, yaitu IC PA, IC Charging, IC UI Regulator dan Ccont.
Tindakan:
Angkat Pin1 dari IC UI jika masih short angkat IC PA dan seterusnya. Sampai
tidak terjadi short. Bila normal maka ganti IC yang menyebabkan short.

DETEKSI 2
Switch ditekan Amphere pada DC Power Supply tidak ada reaksi, sewaktu
kabel (+) dibalik short.

Analisis:
Terjadi kerusakan pada on/off
Terjadi putus jalur pada on/off
Terjadi kerusakan pada IC Power Supply (Ccont)
Tindakan:
Ukur Switch on/off
Ukur jalur pada on/off dengan memperhatikan skema jalur on/off
Jika semua OK maka kerusakan ada pada Ccont, panaskan jika tak mau
maka gani sampai terdapat tegangan Amphere naik.

DETEKSI 3
Switch ditekan Amphere menunjukkan tren naik dari 0 sampai 20-50 MA dan
stabil disitu.
Analisis:
Ccont telah memberikan tegangan tetapi berhenti perintahnya. Biasanya HP
hilang data program. IC Flash rusak , IC Cobba rusak
Tindakan:
Gunakan software untuk memprogram ulang ponsel sesuai dengan tipenya.
Biasanya ponsel akan normal kembali, jika tidak maka perbaiki IC Flash,
Cobba dan terakhir CPU.

DETEKSI 4
Switch ditekan, Amphere pada DC Power Supply tidak ada reaksi sewaktu
kabel (+) dibalik tidak terjadi short.

Analisis:
Terjadi putus jalur (+) pada battery sehingga tidak masuk arus ponsel

Tindakan:
Perhatikan skema jalur (+) lalu gunakan teknik jumper pada jalur yang putus

DETEKSI 5
Swicth ditekan, Amphere pada DC Power Supply menunjukkan 1 – 2 A dan
stabil disitu.
Analisis:
Terjadi kebocoran arus yang disebabkan kapasitor atau komponen yang
ambil arus langsung ke V Battery.
Tindakan:
Isolasi komponen-komponen yang diambil arus langsung ke V Battery.

DETEKSI 6
Switch ditekan, amphere menunjukkan 50 MA – 1 A dan stabil disitu.
Analisis:
Terjadi unsolder pada komponen diluar. Komponen yang di ambil arus
langsung ke V Battery.
Tindakan:
Panaskan IC nya lalu coba diganti

DETEKSI 7
Switch belum ditekan telah terjadi short (voltage turun ke 0)
Analisis:
Terjadi short pada jalur V Battery
Tindakan:
Lepaskan komponen-komponen yang merupakan jalur V Battery, satu
persatu.

DETEKSI 8
Switch ditekan Amphere naik menunjukkan tidak stabil lalu kambali ke 0
Analisis:
Terjadi tidak normal pada sistem clock (RTC)
Tindakan:
Isolasi komponen rangkaian clock (RTC)

Pemeriksaan dengan power supply :


Diperlukan power supply dengan skala ampere sebesar 1 ampere (A) atau
1000 mA. Hal bertujuan agar pemeriksaan bisa lebih mudah dan jelas.
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
- Pasang kabel dari power supply ke konektor battery ponsel sebanyak
minimal 3 kabel, dengan urutan negatip, BSI dan positip. (warna hitam, hijau
dan merah)
- Arahkan volt pada power supply 3,6 V (atau sesuai Hp-nya dengan toleransi
0,5 V)
- Ponsel dalam keadaan off, lalu tekan tombol on
- Bila amper saat ditekan tombol on, diam saja berarti ada problem pada
hardware nya (HW), maka perlu dilakukan pengecekan dari komponen on/off
sampai pada battery.
- Bila amper saat ditekan tombol on, naik 50 mA, maka problem yang terjadi
adalah masalah software (SW),sekitar maka yang perlu dilakukan adalah HP
diprogram ulang (flash) atau program diupgrade ke versi yang lebih tinggi.
b. Mati total karena jatuh.
Penanganannya :
- HP tidak boleh dites dengan menggunakan power supply, tetapi terlebih
dahulu HP harus dibongkar, dipanasi, dan direposisi kembali letak/posisi
komponen yang berubah sebagai akibat dari HP yang jatuh tadi.
- Setelah itu HP baru boleh dites menggunakan power supply untuk
mengetahui kerusakan pada Hardware (HW) / Software (SW).
- Kemungkinan besar komponen yang rusak sebagai akibat dari HP yang
jatuh tadi adalah IC PA / IC Power.
c. Mati total karena kena air.
Penanganannya :
- Untuk HP yang kena air juga pertama kali tidak boleh dites dengan
menggunakan power supply, karena beresiko terjadi hubungan pendek antar
komponen didalam air, tetapi HP terlebih dahulu harus divakum,dipanasi,atau
diblower dengan terlebih dahulu diberi cairan pembersih IPA, juga bisa
menggunakan butir silika untuk menyerap air yang ada pada HP.
- Setelah HP dipastikan telah kering sungguh, maka kita boleh menggunakan
power supply untuk mengetahui terjadi kerusakan pada Hardware (HW) atau
Software (SW).
- Pada HP yang terkena air, biasanya terjadi kerusakan pada aksesoris
HPnya.
2. Ponsel mati total karena IC UI.
Pada kasus HP seperti ini maka dibutuhkan alat test yaitu power supply.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
- Hubungkan power supply pada ponsel, beri tegangan (volt) sebesar 3,6 V
(atau sesuai Hp-nya dengan toleransi 0,5 V)
- Pada saat ponsel dalam keadaan off, lihat jarum ampere pada power supply
akan naik sebesar 100mA.
- Ponsel akan langsung hidup, LED menyala, VIBRA bergetar.
Penanganannya :
- Lepaskan IC UI, lalu hidupkan ponsel.
- Maka ada tampilan pada LCD ponsel "Insert SIM Card".
- Pasang IC UI yang baru.
- Hidupkan ponsel, maka ponsel akan bekerja dengan baik.
3. Ponsel mati total karena IC CPU.
Untuk mengetahui apakah ponsel mati total karena IC CPU adalah sebagai
berikut :
- Beri tegangan (volt) pada ponsel dengan menggunakan power supply
sebesar 3,6 V (atau sesuai Hp-nya dengan toleransi 0,5 V).
- Pada saat ponsel belum dinyalakan, jarum ampere diam, tetapi apabila
ponsel sudah dinyalakan maka jarum ampere akan naik 100mA.
Penanganannya :
- Apabila IC CPU masih dalam kondisi yang baik, maka kita hanya perlu
memanasi IC CPU dengan menggunakan blower saja, tetapi apabila IC CPU
rusak, maka kita perlu mengganti dengan IC CPU yang baru. Sebelum kita
mengganti IC CPU kita terlebih dahulu harus mempunyai lem anti panas dan
cairan penghancur lem anti panas, sebab IC CPU dilindungi oleh lem anti
panas, setelah kita menghancurkan lem anti panas, baru kita bisa memanasi
(blower) IC CPU untuk diganti yang baru.
4. Ponsel mati total pada saat kita melakukan panggilan.
Untuk melakukan pengetesan kita gunakan power supply dengan cara :
- Hubungkan ponsel dengan power supply, beri tegangan (volt) sebesar 3,6 V
(atau sesuai Hp-nya dengan toleransi 0,5 V) pada ponsel.
- Jarum ampere tidak akan bergerak pada saat ponsel masih dalam keadaan
mati.
- Kita nyalakan ponsel lalu dipakai untuk melakukan panggilan, maka jarum
ampere akan menunjukkan angka diatas 400mA.
Penanganannya :
- Ganti IC PA dengan yang baru, setelah itu lakukan pengetesan ulang
seperti yang diatas, apabila dari hasil tes jarum ampere menunjukkan angka
dibawah 400mA, maka ponsel sudah dalam keadaan baik.

Android Dengan Power Supply

Dalam dunia teknisi, pengecekan android yang rusak secara hardware


dapat menggunakan DC power supply. Pada artikel ini mari kita berbagi cara
analisa dan pengecekan android dengan power supply.

Power supply DC
Alat ini berguna sebagai adaptor / regulator (pensupply tegangan DC)
dan dapat pula digunakan dalam pendeteksian kerusakan pada ponsel,
dalam kata lain bisa juga sebagai pengganti tegangan battery, dengan
menggunakan Power Supply ini akan memudahkan kita dalam pendeteksian
kerusakan pada ponsel karena jika ponsel itu terjadi hubungan singkat atau
konsleting Power suplly ini secara otomatis akan mati dan tidak akan
menambah parah kerusakan pada ponsel.

Cara penggunaan DC power supply :

Hidupkan Power Supply, atur tegangan dengan memutar kalibrasi sesuai


tegangan yang dibutuhkan Ponsel atau sesuaikan dengan Voltage Battery
Ponsel anda, lalu matikan Power Supply.

Kabel merah = positif
Kabel hitam = negative

Kabel hijau / biru = Btemp ( battery temperature )

Kabel kuning = BSI ( battery system information )

- Pasang kabel merah (+) positif dihubungkan ke konektor positif battery


pada Ponsel

- Pasang kabel hitam (-) negatif dihubungkan ke konektor negatif battery


pada ponsel
- Pasang kabel hijau (BSI), fungsinya sebagai pemberi informasi pada
kapasitas battery, terletak disebelah konektor positif (+) battery.

- Untuk Ponsel yang hanya memiliki 3 konektor Battery, kabel Hijau (BSI)
tidak dipasang
Setelah pemasangan kabel hidupkan Power Supply, saat perangkat android
tekan tombol ON, jarum pada Ampere meter akan jalan dan perangkat
android akan hidup.

Pemasangan terbalik akan berakibat short ( hubungan singkat ) dan Power


Supply secara otomatis memutuskan tegangan/ arus ke perangkat.
Perhatikan jarum pada kolom Ampere, berapakah yang dihasilkan?
( melalui kolom amper inilah nanti yang akan dianalisa kerusakan yang
terjadi, apakah penyebabnya software atau hardware )

Analisa Kerusakan Ponsel Menggunakan DC Power Supply :

- Hidupkan Power Supply, atur tegangan dengan memutar kalibrasi


sesuaitegangan yang dibutuhkan perangkat, lalu matikan Power
Supply. 

- Pasang kabel merah (+) positif dihubungkan ke konektor positif battery


pada perangkat. 

- Pasang kabel hitam (-) negatif dihubungkan ke konektor negatif battery


pada perangkat. 

- Pasang kabel hijau (BSI) pada konektor BSI pada perangkat (jika ada). 
Hasil analisa:

Gejala kerusakan pada Software yaitu pada saat tombol On di tekan,


jarum pada Ampere meter akan bergerak naik tidak lebih/ kurang dari 0,02-
0,03  Ampere dan kembali keposisi Nol (0). 

Gejala kerusakan pada Hardware yaitu pada saat tombol On di tekan,


jarum pada Ampere meter jalan tetapi tidak kembali kaposisi semula, berarti
terjadi short ( hubungan singkat ) pada rangkaian (Hardware) 

Jarum pada Ampere meter tidak Jalan sama sekali, berarti jalur putus/
bagian power supply pada Ponsel tidak bekerja.

Menggunakan DC Power Supply pada Ponsel Normal :

Pada saat perangkat di On kan jarum Ampere meter jalan menunjukkan nilai
0,05 Ampere.

Jika anda koneksikan ke PC, Pada saat PC bekerja jarum Ampere meter
menunjukkan nilai 0,2 Ampere.

Pada saat Semua komponen bekerja jarum Ampere meter menunjukkan nilai
0,3 Ampere.

Pada saat mencari jaringan (Transmit)jarum Ampere meter menunjukkan nilai


0,4 Ampere.

Pada saat perangkat dalam posisi standby dan lampu mati jarum Ampere
meter akan menunjukkan nilai 0,05 Ampere.
NB: Ada sebagian ponsel yang tidak dapat dihidupkan menggunakan DC
Power Supply, dengan ciri-ciri tampilan pada layar LCD “Local Mode atau
Test Mode”.

Pemeriksaan HP Mati Total dengan power supply :

Diperlukan power supply dengan skala ampere sebesar 1 ampere (A) atau
1000 mA. Hal bertujuan agar pemeriksaan bisa lebih mudah dan jelas.

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

- Pasang kabel dari power supply ke konektor battery ponsel sebanyak


minimal 3 kabel, dengan urutan negatip, BSI dan positip. (warna hitam, hijau
dan merah) 

- Arahkan volt pada power supply 3,6 V (atau sesuai Hp-nya dengan toleransi
0,5 V)

- Ponsel dalam keadaan off, lalu tekan tombol on 

- Bila ampere meter saat ditekan tombol on, diam saja berarti ada problem
pada hardware nya (HW), maka perlu dilakukan pengecekan dari komponen
on/off sampai pada battery. 

- Bila ampere saat ditekan tombol on, naik sekitar ? 50 mA, maka problem
yang terjadi adalah masalah software (SW), maka yang perlu dilakukan
adalah android diprogram ulang (flash) atau program diupgrade ke versi yang
lebih tinggi.

A.Mati total karena jatuh.

Penanganannya :
- Perangkat tidak boleh dites dengan menggunakan power supply, tetapi
terlebih dahulu  perangkat  harus dibongkar, dipanasi, dan direposisi kembali
letak/posisi komponen yang berubah sebagai akibat dari perangkat yang
jatuh tadi.

- Setelah itu perangkat baru boleh dites menggunakan power supply untuk


mengetahui kerusakan pada Hardware (HW) / Software (SW).

- Kemungkinan besar komponen yang rusak sebagai akibat dari HP yang


jatuh tadi adalah IC PA / IC Power.

B.Mati total karena kena air.

Penanganannya :

- Untuk perangkat yang kena air juga pertama kali tidak boleh dites dengan
menggunakan power supply, karena beresiko terjadi hubungan pendek antar
komponen di dalam air, tetapi perangkat terlebih dahulu harus
divakum,dipanasi,atau diblower dengan terlebih dahulu diberi cairan
pembersih IPA, juga bisa menggunakan butir silika untuk menyerap air yang
ada pada HP.

- Setelah perangkat dipastikan telah kering sungguh, maka kita boleh


menggunakan power supply untuk mengetahui terjadi kerusakan pada
Hardware (HW) atau Software (SW).

- Pada perangkat yang terkena air, biasanya terjadi kerusakan pada


aksesoris perangkatnya.

- Untuk lengkapnya anda dapat membaca pada artikel maxiandroid dengan


judul "Solusi Handphone Android Terkena Cairan".
C.Ponsel mati total karena IC UI.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

- Hubungkan power supply pada ponsel, beri tegangan (volt) sebesar 3,6 V
(atau sesuai Hp-nya dengan toleransi 0,5 V)

- Pada saat ponsel dalam keadaan off, lihat jarum ampere pada power supply
akan naik sebesar 100mA.

- Ponsel akan langsung hidup, LED menyala, VIBRA bergetar.

Penanganannya :

- Lepaskan IC UI, lalu hidupkan ponsel.

- Maka ada tampilan pada LCD ponsel “Insert SIM Card”.

- Pasang IC UI yang baru.

- Hidupkan ponsel, maka ponsel akan bekerja dengan baik.

D.Ponsel mati total karena IC CPU.

Untuk mengetahui apakah ponsel mati total karena IC CPU adalah sebagai
berikut :

- Beri tegangan (volt) pada ponsel dengan menggunakan power supply


sebesar 3,6 V (atau sesuai Hp-nya dengan toleransi 0,5 V).

- Pada saat ponsel belum dinyalakan, jarum ampere diam, tetapi apabila
ponsel sudah dinyalakan maka jarum ampere akan naik 100mA.
Penanganannya :

- Apabila IC CPU masih dalam kondisi yang baik, maka kita hanya perlu
memanasi IC CPU dengan menggunakan blower saja, tetapi apabila IC CPU
rusak, maka kita perlu mengganti dengan IC CPU yang baru. Sebelum kita
mengganti IC CPU kita terlebih dahulu harus mempunyai lem anti panas dan
cairan penghancur lem anti panas, sebab IC CPU dilindungi oleh lem anti
panas, setelah kita menghancurkan lem anti panas, baru kita bisa memanasi
(blower) IC CPU untuk diganti yang baru.

E.Ponsel mati total pada saat kita melakukan panggilan.

Untuk melakukan pengetesan kita gunakan power supply dengan cara :

- Hubungkan ponsel dengan power supply, beri tegangan (volt) sebesar 3,6 V
(atau sesuai Hp-nya dengan toleransi 0,5 V) pada ponsel.

- Jarum ampere tidak akan bergerak pada saat ponsel masih dalam keadaan
mati.

- Kita nyalakan ponsel lalu dipakai untuk melakukan panggilan, maka jarum
ampere akan menunjukkan angka diatas 400mA.

Penanganannya :

- Ganti IC PA dengan yang baru, setelah itu lakukan pengetesan ulang


seperti yang diatas, apabila dari hasil tes jarum ampere menunjukkan angka
dibawah 400mA, maka ponsel sudah dalam keadaan baik.

Anda mungkin juga menyukai