Anda di halaman 1dari 3

Catu Daya Teregulasi Linier Vs SMPS, Mana Yang Lebih Baik?

Supri Oktober 8, 2018 Rangkaian


Elektronika Tidak ada Komentar Regulator Linear Vs SMPS, mana yang terbaik Perangkat elektronik
yang menggunakan sirkuit terpadu membutuhkan sumber tegangan DC yang bisa memasok daya
setiap saat tanpa terputus atau naik turun. Dalam artikel ini kita akan mencoba membandingkan 2
topologi catu daya, yaitu catu daya teregulasi liner dan SMPS yang bisa kita pilih untuk proyek
elektronik kita kedepan. Alasan kita memilih diantara keduanya akhirnya berdasarkan kebutuhan
kita akan efisiensi, ruang, keluaran, waktu respon, dan biaya. Catu Daya Regulator Linear Catu daya
linear teregulasi adalah pilihan utama hingga tahun 1970-an. Catu daya jenis ini bekerja dengan cara
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC) yang stabil untuk memasok kebutuhan
daya perangkat elektronik. Meskipun jenis catu daya ini sudah mulai ditinggalkan untuk saat ini,
namun masih merupakan pilihan terbaik untuk jenis perangkat elektronik yang membutuhkan nois
rendah. Komponen utama yang membuat catu daya linear bisa bekerja adalah transformator besi.
Transformator besi ini memiliki 2 fungsi: Sebagai penghalang untuk memisahkan arus AC tegangan
tinggi dengan DC tegangan rendah, yang juga memfilter nois yang masuk ke tegangan output. Trafo
ini memiliki tegangan masukan/input AC 115 – 230V , yang kemudian akan diturunkan menjadi
sekitar 30VAC, terakhir diubah menjadi tegangan DC ouptut yang stabil. Cara Kerja Catu daya Linier
Tegangan AC dari jala-jala pertama diturunkan oleh transformator, kemudian disearahkan oleh
beberapa dioda. Setelah arus keluar dari dioda kemudian dihaluskan dengan elco. Tegangan DC
rendah yang sudah dihaluskan dengan elco ini kemudian diatur menjadi tegangan output yang stabil
dengan penggunaan transistor atau sirkuit terpadu/IC. Regulator dalam catu daya linear berfungsi
sebagai resistor variabel. Artinya memungkinkan nilai resistansi keluaran bisa dirubah untuk
menyesuaikan kebutuhan daya output. Karena regulator secara konstan menahan arus untuk
mempertahankan tegangan yang stabil, maka ia juga berperan menurunkan power. Dengan
demikian power akan secara terus-menerus hilang karena berubah bentuk menjadi panas untuk
menjaga tingkat tegangan yang stabil. Transformator besi pada catu daya liner merupakan jenis
komponen yang besar. Dan karena regulator mengeluarkan disipasi panas, maka pada catudaya
regulator linier akan membutuhkan pendingin yang cukup. Kedua komponen ini akan membuat
ukuran perangkat catu daya yang sangat berat dan besar. Penggunaan yang cocok Regulator linear
dikenal memiliki efisiensi yang buruk serta ukurannya yang besar, yang merupakan kelemahan
utamanya. Tapi memiliki kelebihan utama juga yaitu mampu memberikan tegangan output yang
bebas nois. Dengan demikian catudaya liner sangat ideal untuk perangkat elektronik apapun yang
yang berhubungan dengan frekuensi tinggi dan membutuhkan nois yang rendah, seperti: Sirkuit
kontrol Pemroses sinyal Peralatan uji lab Sensor Kelebihan & Kelemahan Catu daya linier sangat
tidak efisien, tetapi karena tingkat nois yang rendah ia sangat ideal untuk rangkaian elektronik yang
peka terhadap nois. Beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan untuk topologi
catudaya ini meliputi: Kelebihan Rangkaian sederhana: Catu daya linear sudah bisa digunakan hanya
dengan menambahkan 1 elco sebagai filter tambahan. Sehingga sangat mudah dibuat oleh siapa saja
terutama pemula untuk berbagai project elektronik. Biaya rendah: Jika kita hanya membutuhkan
output daya yang kurang dari 10W, maka biaya komponen jauh lebih rendah jika dibandingkan
dengan jenis catu daya lain. Nois rendah: Regulator linear memiliki riak tegangan output yang sangat
rendah serta bandwidth yang tinggi. Hal ini membuatnya menjadi ideal untuk penggunaan pada
perangkat yang peka terhadap nois termasuk pre-amp, alat komunikasi dan perangkat radio.
Kelemahan Kurang fleksibel: Regulator linear hanya dapat digunakan untuk menurunkan tegangan.
Untuk catu daya AC → DC, harus ada trafo lengkap dengan penyearah dan filter sebelum regulator
yang akan menambah biaya dan upaya keseluruhan. Sementara ukuran trafo besi yang besar tidak
bisa atau sulit dijadikan satu PCB dengan rangkaian regulator linier. Tegangan Output terbatas: Catu
daya teregulasi linier hanya bisa menyediakan satu tegangan keluaran. Jika Anda membutuhkan
lebih banyak tegangan yang berbeda, maka Anda harus menambahkan regulator secara terpisah
sesuai dengan output yang dibutuhkan. Efisiensi buruk: Regulator tegangan linear memiliki efisiensi
rata-rata 30% -60% karena banyak power terbuang menjadi panas. Saat ini efisiensi energi menjadi
yang sangat penting. dan efisiensi yang buruk pada catu daya linier bisa cukup merugikan. Catu daya
linear yang paling normal hanya mampu bekerja maksimal di efisiensi sekitar 60% untuk keluaran
24V. Misalnya Anda membutuhkan100W, maka 40W akan hilang. Switch Mode Power Supply (SMPS)
SMPS pertamakali diperkenalkan pada 1970an kemudian dengan cepat menjadi pilihan paling
populer sebagai catu daya DC untuk berbagai perangkat elektronik. Jika dibandingkan dengan
regulator linier, efisiensi dan performa SMPS yang tinggi adalah yang paling menonjol. Lihat Juga :
Skema Rangkaian dan Fungsi Penting Signal Clipping Untuk Power Amplifer Cara Kerja SMPS SMPS
bekerja dengan mengatur tegangan output dengan modulasi lebar pulsa atau Pulse With Modulation
(PWM). Proses ini menciptakan nois frekuensi tinggi, namun memberikan efisiensi yang tinggi dalam
bentuk yang kecil. Ketika listrik AC 115V – 230VAC di masukkan, pertama arus listrik disearahkan dan
dihaluskan dengan 1 set dioda/diode bridge dan kondensator sehingga menjadi DC tegangan tinggi.
Tegangan DC tinggi ini kemudian diturunkan menjadi DC tegangan renmdah menggunakan trafo inti
ferit kecil dengan rangkaian transistor. Proses penurunan tegangan ini masih mempertahankan
frekuensi switching yang tinggi yaitu antara 200kHz hingga 500kHz. Tegangan DC yang telah
diturunkan kemudian akan diubah menjadi keluaran tegangan DC stabil dengan dioda, elco, dan
induktor. Setiap regulasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar tegangan output stabil, ditangani
dengan cara menyesuaikan lebar pulsa dari gelombang frekuensi tinggi. Proses regulasi ini
menggunakan sirkuit umpan balik yang secara konstan memonitor tegangan output dan mengontrol
rasio on-off dari sinyal PWM sesuai kebutuhan. Penggunaan yang cocok Penggunaan paling sering
dari SMPS adalah ketika umur pakai baterai dan suhu menjadi penting, seperti: Alat-alat seperti alat
pengolahan limbah Motor DC Peralatan pengujian Pengisian daya baterai Kelebihan & Kelemahan
SMPS mungkin memiliki efisiensi yang lebih tinggi daripada catudaya teregulasi/regulator linier,
tetapi karena nois yang tinggi membuatnya menjadi pilihan yang buruk untuk radio dan alat
komunikasi. Beberapa kekurangan dan kelebihan SMPS yang perlu dipertimbangkan : Kelebihan
Bentuk yang kecil: Transformator yang digunakan untuk SMPS beroperasi pada frekuensi tinggi,
sehingga mengurangi ukuran dan beratnya. Hal ini memungkinkan bagi SMPS untuk dibuat dalam
bentuk yang jauh lebih kecil daripada catudaya linier. Efisiensi tinggi: Regulator tegangan dalam catu
daya SMPS dibuat tanpa menghilangkan power dalam bentuk panas yang berlebihan. Efisiensi SMPS
bisa berkisar 85% -90%. Penggunaan fleksibel: Pada trafo inti ferit SMPS, bisa ditambahkan gulungan
yang menyediakan lebih dari satu tegangan output. Sebuah trafo SMPS juga bisa memberikan
tegangan output yang berdiri sendiri dari tegangan input. Kekurangan Desain rumit: Dibandingkan
dengan catudaya teregulasi linier, desain SMPS dan perakitan biasanya haya bisa dibuat oleh
profesional di bidang elektronika. Ini bukan jenis power supply yang bagus untuk dipilih jika Anda
berencana mendesain sendiri tanpa ada penelitian dan pengalaman yang cukup. Nois frekuensi
tinggi: Operasi pensaklaran elektronik dari MOSFET pada SMPS memberikan riak frekuensi tinggi
pada tegangan output. Hal ini seringkali akan membutuhkan penggunaan tapis RF dan filter EMI
pada perangkat yang peka terhadap nois. Biaya lebih tinggi: Untuk keluaran daya 10W atau yang
lebih rendah, lebih murah untuk menggunakan catu daya linier. SMPS merupakan catu daya pilihan
untuk alat yang tidak sensitif terhadap suara, hal ini termasuk perangkat charger atau pengisi daya
ponsel, motor DC, dan lainnya. Regulator Linier vs SMPS Sekarang saatnya untuk melihat kesimpulan
akhir dari Catu daya Teregulasi Linier Vs Switch Mode Power Supply (SMPS) dari beberapa sisi.
Beberapa hal yang paling penting yang perlu Anda pertimbangkan adalah termasuk ukuran, berat,
rentang tegangan input, tingkat efisiensi, dan tingkat nois di antara faktor-faktor lainnya. Perlu
diingat bahwa desain SMPS memiliki tingkat kerumitan tinggi, dan tidak disarankan untuk pemula di
bidang elektronik. Desain SMPS yang terlalu sederhana tidak bisa menjamin beberapa perangkat
elektronika bisa bekerja sesuai dengan harapan – terutama kalau berbicara tentang perangkat yang
sensitif terhadap nois. Memutuskan untuk menggunakan catu daya linier atau SMPS Saat ini ada 2
topologi catu daya yang perlu dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan alat listrik DC yaitu
regulator linier dan SMPS. Regulator Daya Linear sangat ideal untuk alat elektronika yang
membutuhkan tingkat nois rendah, sedangkan SMPS lebih cocok untuk perangkat portable di mana
efisiensi adalah penting. Ketika akan memutuskan topologi mana yang harus kita pilih, penting untuk
mempertimbangkan efisiensi yang dibutuhkan, bentuk dan dimensi, regulasi keluaran, dan tingkat
nois. Berikut tabel perbandingan untuk membantu menentukan pilihan yang tepat : Catu daya
teregulasi linier Switch Mode Power Supply Ukuran Tipikal 50W catu daya linier dimensi 3 x 5 x 5.5
inch Tiupikal 50W SMPS dimensi 3 x 5 x 1 inch Berat 50W catudaya linear 2kg 50W SMPS 0.3kg
Kisaran Tagangan input range 110 -250 90 – 264 VAC Efisiensi 40%-60% 70%-85% EMI Rendah Tinggi
Kebocoran Rendah Tinggi Desain rangkaian Kerumitan Sederhana – sedang, bisa dikerjakan tanpa
pengetahuan khusus Kerumitan tinggi, perlu pengetahuan cukup Jumlah komponen Sedikit, hanya
membutuhkan regulator dan filter Banyak, termasuk switcher, snubber, transformer, capacitor, jalur
feedback, dll

Read more at www.spiderbeat.com: Catu Daya Teregulasi Linier Vs SMPS, Mana Yang Lebih Baik?

Anda mungkin juga menyukai