Anda di halaman 1dari 15

Laporan PBL 2: Anatomi dan Fisiologi Jantung

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem organ. Salah satunya adalah sistem
kardiovaskuler, yang merupakan salah satu sistem organ paling penting dalam tubuh manusia
karena berfungsi untuk menyediakan dan mengedarkan nutrisi serta berhubungan dengan seluruh
metabolisme dalam tubuh. Contohnya, nutrisi dan oksigen yang didapatkan dari luar sudah pasti
akan diedarkan lewat pembuluh darah hingga mencapai seluruh jaringan di tubuh. Darah yang
dipompa ke seluruh tubuh berasal dari ventrikel kiri jantung, yang akan disalurkan ke aorta dan
disebarkan. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri, dimana atrium kiri menerima darah
yang kaya akan oksigen dari paru-paru.
Jantung memiliki katup-katup yang semuanya berperan penting dalam proses
mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Inilah yang biasa terdengar sebagai detak jantung. Dalam
dunia kedokteran, perhitungan detak jantung ini menjadi dasar diagnosis berbagai penyakit,
terutama yang berhubungan langsung dengan jantung. Cepat atau tidaknya detak jantung dapat
mendeterminasi apakah pasien baru saja melakukan aktivitas berat atau tidak hingga ke
normalnya jantung atau tidak.
Mengingat pentingnya penilaian jantung dalam dunia klinis, maka diharapkan bahwa
dengan melakukan kegiatan PBL dan pembuatan laporan, mahasiswa dapat lebih memahami
konsep mengenai jantung terutama mengenai anatomi, fisiologi detak jantung, biokimia detak
jantung, standar nilai detak jantung, dan kerja sistem saraf simpatik dan parasimpatik ke jantung.

1.2 Skenario PBL


Highschool student, Benny likes running. He was participating in a marathon race. After
doing streching and warming-up his heart rate was 84 beats/min, raised from 60 beats/min at
rest. The race started ten minutes later. Benny was running among thousand runners while
keeping his pace. His heart rate increased up to 160 beats/min during running. He finished his
race after two and a half hour. Some minutes later his heart rate became slower and back to the
resting heart rate.

1
BAB II
ISI
2.1 Klarisifikasi Istilah
-
2.2 Identifikasi Masalah
1. a. Bagaimana mekanisme kenaikan detak jantung ?
b. Apakah kenaikan terjadi secara langsung atau tidak ?
2. Berapakah heart rate normal saat istirahat dan beraktivitas ?
3. Mengapa heart rate meningkat / menurun ?
4. Bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi jantung ?
5. Struktur dan ciri-ciri otot jantung ?
6. Apa yang terjadi ketika heart rate mencapai 84 bpm, 60 bpm, dan 160 bpm ?

2.3 Brainstorming
1. a. Mekanisme kenaikan detak jantung dilakukan oleh sel pacemaker
● Face naik merupakan fase ketika Na+ masuk melalui kanal funny dan Ca+2 masuk
melalui kanal CaT
● Fase turun merupakan fase saat kanal K+ terbuka dan K+ keluar
b. Kenaikan dan penurunan detak jantung terjadi secara bertahap.

2. Heart rate manusia


● Heart rate normal = 60 - 100 bpm.
● Heart rate pada remaja < 80 bpm
● Atlet memiliki heart rate lebih rendah dari orang yang bukan atlet
● Heart rate saat beristirahat menurun dan menyebabkan metabolisme meningkat

3. Saat berolahraga, otot membutuhkan oksigen sehingga jantung memompa lebih cepat
untuk memberikan supply oksigen. Meningkatnya heart rate dapat dipengaruhi oleh
epinefrin dan norepinefrin untuk memacu kontraksi otot jantung.

2
4. Mekanisme kontraksi otot jantung
- Ca+2 ekstraseluler masuk melalui dihidropiridin dan menstimulasi terbukanya
ryanodin. Ca+2 semakin banyak dan menyebabkan kontraksi otot
Mekanisme relaksasi otot jantung
- Retikulum sarkoplasma melepaskan Ca+2. Sebagian Ca+2 masuk ke retikulum
sarkoplasma dan sebagian lagi keluar ke ekstraseluler melalui kanal Na+ / Ca+2
exchanger (NCX) dan Ca+2 ATPase. NCX mengeluarkan Ca+2 dan 3 Na+ masuk.
Obat digitalis membuat NCX bekerja kebalik
5. Otot jantung
● Inti sel otot jantung banyak dan terleka di tengah serta bercabang
● Hanya ada di jantung
● Bersifat involunteer
● Tidak cepat lelah
● Banyak T-tubule
● Retikulum sarkoplasma
● Mempunyai banyak reseptor seperti DHP untuk Ca+2 ekstrasel dan ryanodin yang
merupakan tempat keluarnya Ca+2 dari retikulum sarkoplasma
● Butuh Ca+2 untuk kontraksi
● Memiliki sel otoritmik yang bekerja dengan menciptakan potensial aksi. Sel otoritmik
diantaranya SA node, AV node, bundle of his dan serat Purkinje
● Sifat dasar otot jantung yaitu membentuk rangsangan sendiri, menjawab rangsangan,
meneruskan rangsang dan berkontraksi
● 3 lapisan otot jantung
○ Epikardium merupakan lapisan terluar
○ Miokardium
○ Endokardium merupakan lapisan terdalam, di bawahnya terdapat lapisan
subendokardium yang di dalamnya terdapat serat Purkinje (hanya ada di ventrikel)

6. Misalnya heart rate normal orang 60 bpm maka saat beraktivitas dapat terjadi vasodialatasi
atau vasokontriksi

3
2.4 Learning Objectives
1. Bagaimana mekanisme kenaikan dan penurunan detak jantung ?
2. Mengapa detak jantung bisa mengalami kenaikan / penurunan ?
3. Bagaimana mekanisme kontraksi dan relaksasi otot jantung ?
4. Apa yang terjadi saat heart rate menyimpang dari heart rate normal ?
5. Bagaimana pengaturan laju jantung oleh sistem saraf otonom ?

2.5 Skema

Jantung

Strukt
Mekanis Detak
ur dan
me Jantun
ciri- g
ciri
otot kontrak Relaksa
si si
Mekanis Norm
me al
Faktor

2.6 Belajar Mandiri


Setelah pertemuan pertama, kelompok diberi waktu selama 3 hari untuk belajar secara
mandiri dalam mencari materi yang sesuai dengan learning objectives yang telah ditentukan.

2.7 Penyampaian Hasil Belajar Mandiri


2.7.1 Fisiologi mekanisme kenaikan dan penurunan detak jantung.

4
Terdapat 5 tahap dalam sistem konduksi jantung, yaitu yang pertama melewat nodus
sinoatrial (SA), atrioventricular (AV) node, bundle of His, percabagan kiri dan kanan, serta serat
Purkinje.
Geraknya impuls dimulai dari SA node yang merupakan alat pacu jantung. Nodus SA
sendiri terletak di bagian sulkus terminalis posterior. Simpul SA akan melepas rangsangan listrik
dalam ritme yang teratur. Rangsangan ini akan menciptakan gelombang kontraksi yang akan
menyebar di kedua atrium dan mencapai nodus AV. Stimulus yang mencapai nodus AV
sebenarnya agak tertunda sebentar agar atrium yang berkontraksi dapat memiliki cukup waktu
untuk memompa darah ke ventrikel. Setelah atrium kosong, barulah katup diantara atrium dan
ventrikel akan tertutup. Setelah tahap ini, atrium mulai terisi kembali dengan darah dan stimulus
melewati nodus AV menuju bundle of his, yang akan diteruskan ke cabang-cabang dan
kemudian baru ke serat Purkinje. Maka seluruh sel di ventrikel akan mendapatkan stimulus yang
menyebabkannya dapat berkontraksi. Sesuai dengan yang tertulis di Cardiac Conduction System
oleh University of Nottingham, cara kerja konduksi jantung ini seolah seperti domino. Dengan
menggunakan konsep yang sama ini, sekitar 400 juta sel otot jantung bagian ventrikel dapat
berkontraksi dalam waktu yang cepat.
Berikutnya, nodus SA akan mengeluarkan stimulus berikutnya agar proses ini terus
terulang. Namun stimulus yang dikeluarkan nodus SA harus diisi ulang, layaknya sebuah ember
air yang harus diisi ulang setelah dipakai. Namun jantung tidak berhenti karena dalam kasus
jantung, saat nodus SA sedang mempersiapkan stimulus berikutnya, atrium diisi darah, dan
ketika nodus AV diisi ulang, ventrikel jantung terisi darah. Oleh karena itu tidak ada jeda dalam
fungsi jantung. Proses ini memakan waktu kurang lebih sepertiga detik. Perlu dicatat bahwa
waktu yang diberikan untuk 3 tahap dalam sistem konduksi jantung didasarkan pada denyut
jantung 60 bpm.
Karena adanya mekanisme isi ulang ini, dapat dikatakan ada 3 tahapan yang terjadi dalam
satu detak jantung:
1. Depolarisasi atrium
2. Depolarisasi ventrikel
3. Repolarisasi atrium dan ventrikel

5
Dimana atrium akan repolarisasi (diisi ulang) saat ventrikel berkontraksi. Istilah depolarisasi
digunakan saat melepas stimulus. Karena inilah tidak ada gelombang yang merepresentasikan
repolarisasi arium karena tersembunyi di QRS.
Sumber Helen:
Cardiac Conduction System - Normal Function of the Heart. The University of Nottingham
[Internet]. Ottingham.ac.uk.2018 [ cited 27 Februari 2018]. Available from:
https://www.nottingham.ac.uk/nursing/practice/resources/cardiology/function/conduction.php

2.7.2 Biokimia mekanisme kenaikan dan penurunan detak jantung


Mekanisme kontraksi jantung diawali dengan terbukanya kanal funny sehingga ion Na+
masuk ke dalam sel otot jantung. Hal ini menyebabkan terjadinya depolarisasi dan dalam waktu
yang singkat, potensial aksi sel kontraksi yang awalnya negatif menjadi positif. Lalu, kanal Na+
yang menutup dan kanal CaT yang terbuka menyebabkan banyak ion Ca++ masuk sehingga
terjadilah kontraksi. Setelah itu, akan terjadi mekanisme relaksasi otot jantung dengan
menutupnya kanal Na/Ca dan terbukanya kanal Na/K yang menyebabkan ion K+ keluar dari sel
sehingga potensial aksi di dalam sel menjadi negatif dan terjadi repolarisasi. Sherwood L.
Human physiology: from cells to systems. 9th ed. MA:Cengage Learning/Brooks/Cole;
2016.
Jika jumlah ion K+ berlebihan, jantung akan mengalami dilatasi dan flaccid. Selain itu
K+ juga dapat memblok konduksi dari atrium ke ventrikel lewat A-V bundle sehingga laju
jantung rendah. Sebaliknya, Ca++ yang banyak akan memacu jantung untuk berkontraksi.
Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th edition. Philadelphia :
Elsevier. 2016.
2.7.3 Penyebab kenaikan dan penurunan detak jantung
1. Kebutuhan Oksigen pada Jaringan
Peningkatan detak jantung diakibatkan oleh kekuarangan oksigen pada jaringan
pada saat beraktivitas. Kekurangan oksigen ini karena oksigen digunakan untuk
metabolisme pada jaringan. Hal ini menyebabkan yang akan menyebabkan detak jantung
meningkat, curah jantung pun meningkat dan memberikan oksigen kepada jarigan yang
kekuarangan oksigen.

6
Penurunan detak jantung diakibatkan oleh kelebihan oksigen saat beristirahat.
Penurunan detak jantung mengakibatkan curah jantung berkurang, sehingga darah yang
membawa oksigen kurang. Hal ini berfungsi untuk menyeimbangkan kadar CO2 dan O2
pada jaringan tubuh.

2. Pengaruh Saraf Simpatis & Kelenjar Adrenalin


Ketika kita marah, tubuh merespon dengan cara meningkatkan impuls rangsangan
saraf simpatis dimana efek dari impuls tersebut adalah disekresinya hormon adrenal dari
kelenjar adrenalin dimana hormon adrenal akan diangkut oleh pembuluh darah menuju ke
jantung, mengakibatkan meningkatnya detak jantung pada tubuh. Sebaliknya, jika impuls
saraf parasimpatik meningkat, maka impuls saraf simpatik akan menurundan
mengakibatkan produksi hormon adrenal oleh kelenjar adrenalin menurun.

Guyton, Arthur C. , Hall, John E. (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC
Medical Publisher : Jakarta.

2.7.4 Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Otot Jantung


Kontraksi otot jantung:
Kontraksi otot jantung terjadi karena adanya potensial aksi. Potensial aksi
menyebabkan ion Ca2+ di ekstraselular masuk kedalam intraselular melalui T-tubule di
sarkolema. Kemudian ion Ca2+ mengaktifkan reseptor dihidropiridin yang ada di T-
tubule sehingga menyebabka kanal Ryanodin terbuka. Kemudian ion Ca2+ dari
ekstaselular masuk kedalam kanal ryanodin sehingga menginduksi pengeluaran ion Ca2+
yang ada didalam retikulum sarkoplasma. Akibatnya ion Ca2+ keluar menuju sitosol. Di
sitosol, ion Ca2+ berikatan dengan troponin C sehingga membuat miosin binding site
pada aktin terbuka. Dengan bantuan ATP, miosin dan aktin menempel dan terjadi
kontraksi otot jantung.

7
Relaksasi otot jantung:
Relaksasi otot jantung terjadi bila tidak ada lagi ATP yang mempertahankan aktin
dan miosin tetap menempel, sehingga ion Ca2+ terlepas dari troponin C dan miosin
binding site kembali tertutup. Kemudian ion Ca2+ akan kembali ke retikulum
sarkoplasma melalui saluran Ca ATPase dan sebagian lagi menuju ke cairan ekstraselular
melalui saluran Na-Ca exchanger dengan ketentuan 1 ion Ca yang keluar akan diikuti
dengan 3 ion Na yag masuk. Namun, kanal ion Ca ATPase lebih jarang digunakan dan
lebih sering menggunakan Na-Ca exchanger.
Sumber: Sherwood. Human Physiology “From Cell to Systems” 9th ed. USA: Cengange
Learning;2016.

Jalur mekanisme kontraksi dan relaksasi otot jantung:


1. Potensial aksi oleh SA & AV pada kardiomiosit kontraktil melalui gap junction.
2. Potensial aksi yang berjalan antara sarkomer akan mengaktifkan saluran Ca di
tubulus T => Ca masuk ke kardiomiosit.
3. Ca di sitoplasma kemudian mengikat troponin C jantung ( memindahkan
kompleks troponin dari pengikatan aktin) agar dapat diikat oleh miosin &
kontraksi inisial.
4. Kepala miosin mengikat ATP & mengeluarkan aktin ke arah sarkomer ( terjadi
kontraksi otot).
5. Ca intraseluler dikeluarkan oleh retikulum sarkoplasma menyebabkan Ca
intraseluler menurun sehingga mengembalikan kompleks troponin (relaksasi otot).

2.7.5 Keadaan saat heart rate menyimpang dari heart rate normal
Perubahan pada fungsi kardiovaskuler selama melakukan kegiatan fisik dipengaruhi
oleh = Jenis kegiatan fisik, intensitas dan lamanya kegiatan fisik, umur pelaku, dan tingkat
kebugaran.
1) Saat hendak melakukan kegiatan fisik, korteks serebri memberi impuls ke medulla
oblongata dimana medulla oblongata merupakan pusat pengaturan kardiobaskuler.
Impuls ini bekerja pada pusat kardiovaskuler yakni menaikkan frekuensi jantung, dan
menaikkan tekanan darah arteri.

8
2) Saat kita sedang melakukan aktivitas fisik ringan, motor korteks mengirimkan impuls lagi
melalui serat saraf simpatis vasodilator yg akibatkan vasodilatasi pembuluh darah dalam
otot yg sedang bekerja sehingga menaikkan venous return dan curah jantung bertambah.
3) Saat kita melakukan aktivitas fisik yg berat, tubuh kita memproduksi banyak co2,
metabolisme meninngkat, dan produksi senyawa vasodilator meningkat, sehingga terjadi
vasodilatasi lokal yg kuat, sehingga tekanan darah arteri menurun. Tekanan darah arteri
menurun akibatkan baroreseptor menurun, sehingga memberi sinyal ke medulla
oblongata melalui barorefleks untuk mengembalikan ke tekanan darah arteri yg
sebenarnya, dengan menaikkan frekuensi jantung, curah jantung, sehingga tekanan darah
arteri dapat meningkat.
Takikardia adalah keadaan yang terjadi saat detak jantung di atas normal dalam
keadaan istirahat, melakukan detak jantung >100 bpm. Sedangkan, Bradikardia adalah
keadaan saat jantung berdetak lebih lambat dari biasanya saat istirahat, dengan detak jantung
<60bpm

2.7.6 Pengaturan laju jantung oleh sistem saraf otonom


Refleks Otonom Jantung
→ membantu mengatur tekanan darah arteri, curah jantung, dan frekuesi jantung.
Reseptor regang = baroreseptor (reseptor untuk tekanan) terletak di dalam dinding arteri-arteri
besar, meliputi arteri karotis dan aorta. Ketika pembuluh darah tersebut teegang akibat tekanan
tinggi, sinyal-sinyal akan dikirimkan ke batang otak dan batang otak akan menghambat pusat
simpatis yang dapat menyebabkan penurunan impuls simpatis ke jantung dan pembuluh darah
yang memungkinkan tekanan arteri turun kembali ke normal.
Pengaturan pusat otonom
→ sinyal-sinyal dari hipotalamus dan serebrum dapat menggiatkan pusat pengaturan
kardiovaskular medulla oblongata dengan cukup kuat untuk meningkatkan tekanan arteri lebih
dari dua kali normal.
Saraf otonom :
1. Serat simpatis : pusat fasilitasi di medulla spinalis
2. Serat parasimpatis : N. Vagus, pusat inhibisi jantung di medulla oblongata (regulasi
sistem saraf pusat kardiovaskular)

9
Reseptor sensorik & pusat otak bagian atas → pusat kardiovaskular →
meningkatkan/menurunkan frekuensi impuls saraf simpatik dan parasimpatik.
Saraf Simpatis : dari medulla oblongata-medulla spinalis-SA node, AV node, dan myocardium
→ dapat memicu pelepasan norepinefrin yang akan terikat dengan beta 1 reseptor dalam otot
jantung.
Efek :
1. Pada SA node dan AV node : norepinefrin mempercepat depolarisasi spontan→
pacemaker memicu impuls lebih cepat dan denyut jantung meningkat
2. Pada serat kontraktil : norepinefrin → meningkatkan Ca2+ yang masuk → meningkatkan
kontraksi→ meningkatkan jumlah darah yang keluar pada saat sistol
Saraf Parasimpatis : N. Vagus dextra dan sinistra berakhir di SA node, AV node, da
myocardium.
→ melepaskan acetylcholine → menurunkan depolarisasi spontan → menurunkan heart rate.
Dafpus : Hall, John E. guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 3rd ed. Philadelphia :
Elsevier, 2016.

2.7.7 Heart rate normal, saat beristirahat dan beraktivitas


- Saat istirahat : 60 - 100 kali / menit
- Remaja paling bagus <80 kali / menit
- Saat tidur : 30 kali/ menit
- Setiap harinya berdetak : 100.000 kali
- Dalam setahun : 35juta kali
- Dalam seumur hidup rata-rata berdetak sebanyak 2.5 milyar kali

2.7.8 Struktur dan ciri- ciri anatomi Jantung


Jantung terletak di dalam mediastinum (inferior medius), di atas diafragma. Terdiri dari
tiga lapisan yaitu:
- Epikardium, isinya pembuluh darah dan limfatik yang mengurusi jantung
- Miokardium, bertanggungjawab dalam mekanisme pompa jantung dan sebagian besar
adalah otot jantung

10
- Endokardium, lapisan endotel tipis yang melapisi jaringan penyambung, melapisi katup
dan berfungsi untuk menurunkan gesekan saat darah lewat

Jantung terdiri dari empat ruang, yaitu:


- Atrium kanan, menerima darah dari vena cava superior, vena cava inferior, dan sinus
coronary. Memiliki katup tricuspid yang memisahkan dari ventrikel kanan, serta septum
interatrial yang memisahkan dari atrium kiri.
- Ventrikel kanan, memiliki chordae tendinae yang menghubungkan katup tricuspid
dengan papillary muscle. Memiliki septum interventrikular yang memisahkan dari
ventrikel kiri. Mengalirkan darah ke paru-paru melalui trunkus pulmonari.
- Atrium kiri, menerima darah dari paru-paru melalui vena pulmonalis. Darah mengalir ke
ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis).
- Ventrikel kiri, merupakan ruang yang paling tebal lapisan miokardiumnya dan
membentuk apex jantung. Memiliki chordae tendinae yang menghubungkan katup mitral
ke papillary muscle.
Di dinding aorta terdapat penebalan yang disebut sinus valsava, fungsinya untuk
mencegah tertutupnya arteri coronaria saat katup aorta terbuka. Jantung dibungkus oleh
dua lapisan pembungkus (perikardium). Perikardium parietal yang tidak menempel ke
jantung, sementara perikardium visceral lapisan yang menempel di jantung. Di bagian
ventrikel, lapisan subendocard terdapat serat purkinje yang berfungsi sebagai penghantar
listrik.
Tortora, G. and Derrickson, B. (2014). Principles of anatomy & physiology. 14th ed. John
Wiley & Sons
2.7.9 Tambahan

Mengapa saraf simpatik meningkatkan denyut jantung?


Karena terjadi vasodilatasi yang bertujuan untuk meningkatkan kadar O2 ke organ maka volume
darah ke jaringan lebih besar namun kecepatan aliran darah menjadi lambat. Oleh karena itu,
jantung perlu memompa darah lebih cepat agar dapat mempertahankan/meningkatkan kecepatan
aliran darah ke jaringan.

11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat kelompok PBL kami ambil pertemuan PBL 2.2 adalah jantung
terdiri dari epikardium, miokardium, dan endokardium. Otot jantung juga memiliki struktur dan
ciri-ciri yang membedakan dari jenis otot lainnya. Mekanisme otot jantung terdiri dari dua proses
yaitu kontraksi dan relaksasi. Pengaturan laju jantung juga dipengaruhi oleh sistem saraf otonom
yaitu, simpatis dan parasimpatis. Denyut jantung normal adalah 60-100/menit. Denyut jantung
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, dan faktor-faktor lainnya. Pada saat denyut
jantung menyimpang dari normal maka akan terjadi vasodilatasi dan vasokonstriksi pembuluh
darah.
Oleh karena itu, diperlukan pemahaman akan anatomi, fisiologi, dan biokimia jantung.

3.2 Saran

Anatomi, biokimia, dan fisiologi jantung merupakan materi yang cukup rumit untuk
dipahami, oleh karena itu, disarankan untuk belajar satu materi ke materi lain agar dapat dipadu
sehingga dapat memahami materi anatomi, biokimia, dan fisiologi jantung secara menyeluruh.

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Cardiac Conduction System - Normal Function of the Heart. The University of
Nottingham [Internet]. Ottingham.ac.uk.2018 [ cited 27 Februari 2018]. Available from:
https://www.nottingham.ac.uk/nursing/practice/resources/cardiology/function/conduction
.php
2. Hall, John E. guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 3rd ed. Philadelphia :
Elsevier, 2016.
3. Hall, John E. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology. 13th edition.
Philadelphia : Elsevier. 2016.
4. Guyton, Arthur C. , Hall, John E. (2008) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC
Medical Publisher : Jakarta.
5. Sherwood. Human Physiology “From Cell to Systems” 9th ed. USA: Cengange
Learning;2016.
6. Tortora, G. and Derrickson, B. (2014). Principles of anatomy & physiology. 14th ed. John
Wiley & Sons

14

Anda mungkin juga menyukai