MODUL
MATA PELATIHAN INTI (MPI) 6
PENATALAKSANAAN PASIEN DENGAN
GANGGUAN SIRKULASI
DAFTAR ISI
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu melakukan
Penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi.
Pendahuluan
Sistem sirkulasi atau peredaran darah adalah sistem yang mengatur
pemompaan darah yang diperlukan tubuh untuk kelangsungan
hidup. Sistem ini juga bisa disebut sebagai sistem transportasi
karena sejalan dengan aliran darah, juga mengangkut zat-zat
maupun hormon yang dibutuhkan tubuh sehingga tersebar merata.
Peredaran darah manusia merupakan peredaran darah tertutup
karena darah yang dialirkan dari dan ke seluruh tubuh melalui
pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak dua
kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda yang terdiri
dari:
1. Peredaran darah pulmonalis/ kecil adalah peredaran darah
jantung ke paru-paru, lalu ke jantung kembali (ventrikel kanan –
arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – atrium kiri)
2. Peredaran darah sistemik/ besar adalah peredaran darah
jantung ke seluruh tubuh, lalu ke jantung kembali. (Ventikel kiri –
aorta – seluruh tubuh – vena kava – atrium kanan).
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu menjelaskan
gangguan sirkulasi.
B. Definisi Syok
Syok adalah keadaan klinis dengan gejala dan tanda yang
muncul ketika terjadinya ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen, dan hal ini menimbulkan terjadinya hipoksia
jaringan.
Mendiagnosis syok pada pasien trauma bergantung pada
temuan klinis dan tes laboratorium. Tidak ada tanda vital tunggal
dan tes laboratorium sendiri secara definitif dapat mendiagnosis
syok. Anggota tim trauma harus segera mengenali perfusi
jaringan yang tidak memadai dengan mengenali temuan klinis
yang sering terjadi pada pasien trauma.
Bila keadaan hipoksia jaringan ini tidak segera diatasi akan
mengakibatkan terjadinya kegagalan organ. Hal ini bukanlah
persoalan penurunan tekanan darah semata tetapi persoalan
tidak adekuatnya perfusi jaringan. Keadaan tidak adekuatnya
perfusi jaringan dapat terjadi pada setiap organ tubuh, seperti
terlihat pada daigram berikut:
Diagram 1: Gangguan perfusi jaringan dapat terjadi pada organ
tubuh
C. Patofisiologi Syok
Secara patofisiologi syok merupakan gangguan sirkulasi yang
diartikan sebagai kondisi tidak adekuatnya transport oksigen ke
jaringan atau perfusi yang diakibatkan oleh gangguan
hemodinamik. Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa
penurunan tahanan vaskuler sistemik terutama di arteri,
berkurangnya darah balik, penurunan pengisian ventrikel, dan
sangat kecilnya curah jantung.
Apabila tubuh kehilangan darah, respon awal tubuh akan
melakukan kompensasi. Kompensasi dari tubuh yang terjadi
adalah vasokonstriksi progresif dari kulit, otot dan sirkulasi
visceral. Hal ini untuk menjamin aliran darah ke otak, jantung dan
ginjal tetap terjaga. Respon lain yang terjadi adalah peningkatan
denyut jantung (takikardia), ini sebagai usaha untuk menjaga
D. Tahapan Syok
Syok tahap lanjut yang ditandai oleh perfusi yang kurang ke kulit,
ginjal dan susunan saraf pusat (SSP) mudah dikenali. Namun
setelah masalah airway dan breathing teratasi, penilaian yang
teliti dari keadaan sirkulasi penting untuk mengenal syok secara
dini. Ketergantungan pada tekanan darah sebagai satu-satunya
indikator syok akan menyebabkan terlambatnya diagnosis syok.
Ingat: mekanisme kompensasi tubuh dapat menjaga tekanan
darah sampai pasien kehilangan 30 % volume darah. Perhatian
harus diarahkan pada nadi, laju pernapasan, sirkulasi kulit dan
tekanan nadi, perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik.
Gejala paling dini adalah takikardi dan vasokontriksi perifer.
Dengan demikian, setiap pasien yang mengalami perdarahan
dengan denyut nadi mengalami takikardi dan kulit dingin
A. Penatalaksanaan Awal
Diagnosis dan penatalaksanaan harus dilakukan dengan
cepat. Untuk kebanyakan pasien gawat darurat akibat trauma
4. Exposure/pemeriksaan menyeluruh
Setelah menentukan prioritas terhadap keadaan yang
mengancam nyawa, pasien gawat darurat dilepas seluruh
pakaian untuk mendapatkan gambaran menyeluruh
mengenai kelainan yang ada, tetapi harus dicegah hipotermi.
5. Kateter Urin
Pemasangan kateter urin untuk memantau produksi urin dan
mengetahui balance cairan dalam tubuh pasien.
Pemasangan kateter urin memungkinkan untuk pemeriksaan
urin akan adanya hematuria, serta penilaian perfusi akan
hasil resusitasi cairan. Produksi urin diharapkan mencapai
0,5 ml/kgBB/jam untuk orang dewasa, dengan demikian
artinya keseimbangan cairan dalam tubuh tercukupi.
Sebelum dilakukan pemasangan kateter perlu diperhatikan
adanya kontra indikasi. Adanya darah pada orifisium uretra
eksternal (OUE) atau prostat yang tak teraba atau adanya
hematom pada skrotum, adalah kontra indikasi mutlak
pemasangan kateter urin.
6. Distensi gaster/ dekompresi
Distensi gaster kerap kali terjadi pada pasien gawat darurat
trauma, dan mungkin menyebabkan hipotensi. Keadaan ini
mempersulit terapi syok dan mungkin menyebabkan
aspirasi–suatu komplikasi yang mungkin fatal. Gastric tube
harus terpasang apabila diperlukan dan berfungsi baik.