Anda di halaman 1dari 13

BASIC CARDIAC LIFE SUPPORT (BCLS)

Basic Cardiac Life Support (BCLS) merupakan pelatihan yang ditujukan untuk petuga kesehatan
khususnya perawat dan mahasiswa keperawatan yang dilatih tentang interpretasi ekg dan kagawat
darurat jantung. Pelatihan ini menekankan pada peserta bagaimana peserta dapat mengenal secara dini
serangan jantung danmengaplikasikan pada pemeriksaan EKG dan dapat menangani bila pasien menjadi
tidak sadar ataupun dalam Gambaran EKG terjadi Aritmia Lethal.

Pelatihan BCLS membahasa masalah penanggulangan penderita gawat darurat jantung yang bertujuan
untuk mengurangi akngka kematian karena serangan jantung. Menurut WHO dan data POLRI tahun
2012, kematian karena jantung atau penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian nomer
satu di Indonesia maupun di dunia. Setelah menyelesaikan pelatihan ini peserta dapat mengaplikasikan
konsep penanggulangan penderita gawat darurat jantung secara cepat dan tepat berdasarkan proritas
masalah.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti pelatihan ini peserta diharapkan mampu untuk:

Melakukan pengkajian secara cepat keadaan yang mengancam nyawa


Melakukan tindakan penyelamatan jiwa (life saving ) pada pasien berdasarkan proritas.
Dapat menerapkan konsep penilaian dan pengelolaan awal pada penderita jantung.
Mengenali dan menangani kegawat daruratan pada jalan napas (Airway) dan pernapasan
(Breathing).
Mampu menilai tingkat kesadaran.
Mampu membaca interpretasi EKG
Mampu melakukan penanganan pasien dengan Aritmia Lethal
Dapat mendemonstrasikan komunikasi yang efektif sebagai leader dan anggota tim dalam
menangani pasien.

METODE PELATIHAN

Pelatihan ini di desain dengan metode kuliah, diskusi, simulasi dan praktikum. Pada pelatihan
diharapkan peserta berpartisipasi aktif selama pelatihan terutama dalam sesi diskusi dan praktikum.
Pelatihan ini didesain agarmateri pelatihan bisa langsung diaplikasikan sekembalinya peserta pelatihan
ke tempat kerja masing-masing. Pada akhir pelatihan peserta diwajibkan untuk memenuhi standar
kelulusan evaluasi sebagai syarat untuk mendapatkan sertifikat pelatihan.

MATERI TEORI

Materi pelatihan BCLS terdiri dari teori dan praktek merupakan aplikasi dari teori yang dipelajari
sebelumnya dan merupakan intisari darin pelatihan ini. Hal ini karena pelatihan BCLS merupakan
pelatihan yang aplikatif dan harus bisa diterapkan. Materi teori pelatihan Basic Medical Life Support
adalah sebagai berikut:
1. Anatomy dan Fisiology Jantung
Materi ini berisi tentang anatomy dan fisiology jantung. Peserta diharapkan dapat merefresh
kembali tentang letak, fungsi dan kerja jantung.
2. Cardiopulmonary Resuscitation
Materi ini berisi tentang pertolongan pada pasien tanpa menggunakan alat kejut listrik, obat-
obatan dan cairan. Bagaimana melakukan tahapan-tahapan CPR pada orang dewasa, Anak dan
Bayi.
3. Airway and Breathing Management
Materi ini tentang penilaian dan pegelolaan jalan napas dan pernapasan baik tanpa
menggunakan alat, dengan alat sederhana. Pengelolaan jalan napas dan pernapasan merupakan
prioritas pertama dala penanganan gawat darurat walaupun prakteknya bisa dilakukan secara
simulatan dengan tindakan-tindakan lainnya.
4. EKG dan Aritmia Lethal
Materi ini tentang cara membaca interpretasi EKG dari gambaran yang normal sampai dengan
Aritmia Lethal. Syndrom Koronaria Akut dan algoritma penanganannya.

MATERI PRAKTIK

Materi praktek pelatihan BMLS adalah sebagai berikut:

1. Airway And Breathing Management


Peserta haru bisa melakukan penanganan sumbatan total dan sumbatan parsial jalan napas dari
mulai tanpa alat, penggunaan alat sederhana . peserta juga harus bisa melakukan pemberian
napas buatan dan oksigenisasi dengan berbagai peralatan.
2. Cardio Pulmonary Resuscitation (CPR)
Praktek resusitan jantung paru (RJP) pada orang dewasa, anak dan neonates berdasrkan standar
dari American Heart Association. Peserta juga harus mampu melakukan CPR dengan bantuan
Automatic External Defibrilator (AED).
3. Membaca Gambaran EKG dan Simulasi mega code
Praktek dan tips cara membaca gambaran EKG dan dapat menangani pasien dengan gambar an
EKG dengan Aritmia Lethal

EVALUASI DAN CRITERIA KELULUSAN

Peserta berhak mendapatkan sertifikat kelulusan apabila mengikuti seluruh materi teori dan praktek
yang dijadwalkan. Selain itu peserta juga harus mampu memenuhi nilai evaluasi akhir (tulis dan praktek)
minimal 80 poin atau 80% dari checklist penilaian.

Apabila peserta tidak memenuhi syarat kelulusan maka peserta diharuskan untuk mengulang kegiatan
teori, praktek atau evaluasi, tergantung diman posisi kegagalannya. Course director dan instruktur
berhak menahan sertifikat pelatihan peserta yang bersangkutan apabila belum memenuhi criteria
kelulusan. Apabila peserta dinyatakan tidak lulusakan deberikan sertifikat kehadiran.
Bab I

Anatomy and fisiology cardiovascular

Tujuan instruksional umum Setelah mempelajari materi ini peserta diharapkan


dapa mengetahui tentang anatomi dan fisiologi
jantung secara detail.
Tujuan instruksional khusus Setelah mempelajari bab ini peserta dapat:
Menyebutkan fungsi jantung
Menyebutkan empat ruang dari jantung
Menyebutkan arteri yang memperdarahi
jantung
Menyebutkan tentang arteri koronaria
Menyebutkan tentang system konduksi
jantung
Pendahuluan Gangguan irama jantung dan serangan jantung
merupakan kasus penyakit dan kematian tertinggi
di Indonesia berhubungan dengan pola makan dan
gaya hidup yang berlebihan.
Masyarakat umumnya tidak mengenal tanda dan
gejala serangan jantung, sebagai petugas
kesehatan sangat penting mengetahui tanda dan
gejala serta penatalaksanaan gangguan irama
jantung yang dapat mangacam nyawa.
Anatomi jantung Otot jantung merupakan otot yang mempunyai ke
istimewaan tersendiri dibandingkan dengan otot
lainnya.
Otot jantung mempunyai suatu system yang dapat
memberikan suatu impuls rangsangan kontraksi
sendiri (automaticity) dan meneruskan rangsangan
tersebut keseluruh otot jantung (disebut prose
Konduksi). Setiap aktifitasbaik kontraksi dan
relaksasi dari otot jantung akan memberikan
perubahan potensial aksi kelistrikan yang dapat
kitalihat dengan merekam perubahan tersebut
pada alat perekam khusus.

Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 ruang yang


berdinding tipis disebut atrium dan 2 ruang yang
berdinding tebal disebut Ventrikel. Mempunyai 4
katup yaitu 2 katup Atrioventrikule (tricuspid dan
Biskupid) dan 2 katup Semilunar (Pulmonal dan
Aorta). Terdiri dari 3 lapisan: Epikardium,
Miokardium dan Endokardium.
Arteri koroner Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi
sistemik. Sirkulasi koroner terdiri dari arteri
koroner kanan dan kiri.
Arteri koroner kiri (left Main Coronary Artery-
LMCA) mempunyai dua cabang besar yaitu, Ramus
Desenden Anterior (Left Anterior Descenden-LAD)
dan Ramus Sirkumpleks (LeftCircumplek-LCx).
Arteri ini melingkari jantung dalam dua lekukan
atomis eksternal yaitu sulkus Anterioventrikular
yang melingkari jantung diantara atrium dan
ventrikel dan sulkus inter ventrikel yang
memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua
lekuk ini dibagian posterior merupakan bagian yang
kritis dipandang dari sudut anatomis.

Arteri koroner kanan (Right Coronary Artery-RCA)


berjalan kesisi kanan jantung. Pada sulkus
Atrioventrikuler kanan pada dasarnya arteri
koronaria kanan member makan pada Atrium dan
ventrikel kanan juga dinding sebelah kanan dari
ventrikel kiri.
Meskipun Nodus SA (Sino Atrial Node) letaknya di
Atrium kanan tetapi hanya 55% kebutuhan
nutrisinya dipasok oleh Arteri Coronari kanan
sedang 42% lainnya dipasok oleh cabang arteri
sirkumpiek kiri.
System konduksi Sistim konduksi ototjantung terdiri dari:
SA Node (Nodus Sino-Artrial)
Traktus internodal
AV Node (Nodus Atrio-Ventrikuler)
Berkas hiss
Serabut purkinye
Perjalanan implus Pada orang normal, rangsangan listrik jantung
berawal dari SA Node, dari SA Node ke AV Node,
rangsangan dihantarkan melalui Traktus intermodal
(anterior, medial dan posterior),
Berkas Hiss dimulai dari AV Node mencapai tepi
atas septum interventrikuler. Dari sini terbagi dua,
yaitu sisi kiri yang disebut pars membranosa dan
sisi kanan yang merupakan terusan berkas hiss. Ia
berjalan sebagai struktur tunggal dilapisan
sebendojard disisi kanan sehingga mencapai dasar
muskulus papilaris anterior. Dari sini ternagi
menjadi 3 cabang, yaitu anterior, posterior dan
lateral. Yang terakkhir ini menuju dinding lateral
ventrikel kanan dan bagian bawah septum
membentuk bangunan seperti kipas, yang akhirnya
disebut serabut purkinye. Dalam keadaan tertentu
dapat timbul impuls yang bukan berasal dari SA
Node, melainkan dari tempat lain seperti dari
atrium maupun dari ventrikel. Bila terjadi
kegagalan fungsi dari SA Node, maka system yang
lainnya dapat mengambil ahli SA Node tersebut.
Perjalanan Impuls 1. SA Node
Terletak diantara batas vena cava
superior dan atrium kanan
Mengeluarkan impuls 60-
100x/menit
Impuls menjalar keseluruh atrium
dan bersama jalur intermodal serta
bachman bundle menuju AV Node
2. AV Node
a. Terletak disebelah bawah atrium
kanan antara sinus koronarius dan
katup tricuspid bagian septum
b. Mengeluarkan impuls 40-60
x/menit
3. Berkas Hiss
Terletak diseptum interventrikuler
dan memberikan 2 cabang yaitu:
a. Cabang berkas kiri yang
terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian anterior dan
posterior
b. Cabang berkas kanan
4. Serabut purkinye
Serabut purkinye dari setinggi
muskulus papilaris masuk ke otot
ventrikel
Mengeluarkan impuls 20-4-
x/menit
BAB II CARDIOPULMONARY RESUSCITATION

1.1 PENDAHULUAN
Cardio Pulmonary Resucitation (CPR)/Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah tindakan memberikan
pijatan jantung (dari luar) dan sekaligus memberikan napas buatan dengan maksud mengembalikan
fungsi jantung dan paru pada korban. CPR ini sebaiknya dapat dilakukan oleh semua lapisan
masyarakat yang merupakan first responder. Pelaksanaan CPR/RJP dengan memompa secara cepat
dan kuat sesegera mungkin yang bertujuan untuk meningkatkan kelangsungan hidup (survival)
korban.

Tujuan Instruksional Umum Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta Setelah mengikuti pelatihan ini peserta
memahami tentang CardioPulmonary diharapkan mampu untuk:
Resuscitation 1. Memahami konsep D-R-C-A-B concept.
2. Mengidentifikasi factor penyebab henti
napas dan henti jantung.
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala henti
napas dan henti jantung.
4. Mengatasi masalah henti napas dan
henti jantung dengan teknik cardio
pulmonary resuscitation.
5. Melakukan resusitasi jantung paru pasien
dewasa dan bayi.

1.2 DEFINISI
Cardio Pulmonary Resucitation (CPR) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah serangkaian tindakan
memberikan napas buatan dan pijatan jantung luar pada penderita yang mengalami henti napas dan
henti jantung (American Heart Association 2010).
Chain of Survival tahun (rantai penyelamat) AHA 2010.

Gambar 2.1 The adult Chain of Survival

Prinsip dasar dari Cardiopulmonary Resuscitation (RJP) adalah kekuatan dari rantai keberhasilan
yang terdiri 5 rantai. Kesuksesan tindakan RJP terhadap henti jantung membutuhkan integrasi dari
rantai keberhasilan. Yang termasuk kedalam rantai keberhasilan antara lain:
1. Segera mengenali tanda-tanda henti jantung danmengaktifkan IES
2. Segera RJP dengan penekanan pada kompresi dada
3. Segera defibrilasi
4. Bantuan hidup lanjut yang efektif
5. Perawatan paska jantung yang terintegrasi

PEDIATRIC CHAN OF SURVIVAL

Henti jantung pada anak seringkali merupakan

Gambar 2.2 The pediatric Chain of Survival

lanjutan dari gagal napas dan syok. Mengenali anak dengan masalah ini sangat penting untuk mencegah
terjadinya henti jantung dan memaksimalkan keselamatan dan pemulihan. Oleh karena itu, elemen
pencegahan ditambahkan pada children chain of survival

1. Prevention of arrest (cegah terjadinya henti jantung


2. Early high-quality bystander CPR
3. Rapid activation of the EMS (segera aktifkan SPGDT/minta pertolongan)
4. Effective advance life support (including fapid stabilization and transport to definitive care and
rehabilitation
5. Integrated post-cardiac arrest care

2010 AHA GUIDELINES FOR CPR

Langkah 1
Ketika berhadapan dengan penderita seringkali kita kebingungan untuk melakukan
pertolongan meskipun sebelumnya telah mendapatkan pelatihan pertolongan. Untuk
memudahkan mengingat sistematika pertolongan diperkenalkan suatu konsep yang disebut
dengan DRCAB yang merupakan singkatan dari Danger, Response, Circulation, Airway,
Breathing
D: Danger (Identifikasi Bahaya)
R: Respon (cek respon)
C: Chest Compression (Kompresi dada)
A: Airway (Jalan Napas)
B: Breathing (Pernafasan)

DANGER (BAHAYA/MAKANAN)

Berikut ini langkah dalam melakukan CPR

Gambar 2.4 Alat Pelindung Diri

Langkah 1
Aman diri sendiri
Aman lingkungan
Aman korban

Langkah 2

Response (Cek Respon)

Untuk memeriksa respon korban, berikan rangsangan untuk membangunkan, diantaranya:

Panggil korban
Tepuk pundak korban
Jika korban tidak ada respon, segera minta bantuan (Call for Help)

CIRCULATION AND COMPRESSION (CEK NADI/KOMPRESI)

Lakukan sapuan pada dada hingga perut korban untuk memeriksa pernafasan
Periksa nadi
Waktu pemeriksaan nadi maksimal 10 detik
Korban Dewasa
Bayi
Nadi brachialis (lengan dalam)

Jika nadi tidak teraba, lakukan kompresi dada

Penolong harus melakukan 30 kompresi dan 2 nafas

4 faktor yang mempengaruhi keberhasilan kompresi

1. Kedalaman kompresi
2. Kecepatan
3. Minimal interupsi
4. Berikan jeda untuk recoil

Tehnik Kompresi

Langkah Tindakan
1 Posisikan diri penolong disebelah badan korban
2 Pastikan korban di posisi terlentang, di atas alas keras dan rata
3 Tempatkan tangan ditengah dada korban
4 Tekan cepat dank eras
Tekan sedalam 2 inch (5 cm)
Kecepatan sekurang-kurangnya 100x/menit
5 Pastikan recoil dada (dada ke posisi awal kembali)
6 Minimalkan interupsi

AIRWAY (BUKU JALAN NAPAS)

Tehnik Pembebasan jalan nafas:

Head tilt- chin lift (angkat dagu-tengadahkan kepala)


Jaw Trust (Dorong rahang bawah) dan Chin Lift (Angkat Dagu)

Jika korban dicurigai cedera servikal (patah tulang leher), lakukan jaw trust atau chin lift (angkat
dagu)

Sniffing position

Pembahasan jalan napas pada bayi dilakukan dengan cara memberikan sedikit ganjalan pada
punggung penderita. Hal ini untuk menyeimbangkan dengan bentuk kepala bayi yang secara
proporsi lebih besar dibandingkan tubuhnya.

BREATHING (PERNAFASAN)

Saat CPR, berikan 2 kali nafas

Berikan nafas bantuan dengan cara:

Mouth to Mouth (Mulut ke mulut)


Mouth to Mask (Mulut ke masker)
Bag Valve Mask

CPR dewasa dengan 2 penolong

CPR dengan 2 orang penolong, masing-masing penolong memiliki tugas spesifik masing-masing.

penolong posisi Tugas


Penolong 1 Disamping korban Melakukan kompresi
dada
- Kompresi dada
sedalam 2 inch (5
cm)
- Kompresi dengan
kecepatan sekurang-
kurangnya 10x/min
- Perhatikan recoil
setiap kompresi
- Gunakan rasio
kompresi pernafasan
30:2
- Hitung kompresi
dengan suara keras
Ganti tugas dengan
penolong 2 setiap 5
siklus/2 menit, waktu
berganti kurang dari 5
detik
Penolong 2 Dikepala korban Buka jalan nafas
menggunakan tehnik:
- Head tilt-chin lift
(tengadah kepala)
- Jaw thrust
Berikan nafas, lihat
penaikan dada dan
hindari ventilasi
(pemberian nafas) yang
berlebihan.
Pastikan penolong 1
melakukan kompresi
dengan benar
Ganti tugas dengan
penolong 2 setiap 5
siklus/2 menit, waktu
bergantian kurang dari 5
detik

PENGGUNAAN BVM DENGAN 2PENOLONG

Ketika terdapat 3 orang penolong atau lebih, 2 penolong bisa memberikan pernafasan yang lebih efektif
dibandingkan 1 penolong.

1 orang membuka jalan nafas dikepala korban dan mengunci masker, penolong 2 memompa untuk
memberikan ventilasi

Jika nadi sudah teraba/

sudah ada tanda sirkulasi

jika setalah dilakukan CPR dan nadi sudah teraba

lakukan penilaian pernafasan dengan cara melihat pergerakan dada. Penilaian ini dilakukan maksimal 10
detik.

Apabila penderita bernapas tetapi tidak sadar maka penderita diposisikan pada posisi pemulihab. Posisi
pemulihan dilakukan untuk mengatasi terjadinya aspirasi karena cairan air liur dan muntah.
Apbila penderita tidak bernapas, berikan napas buatan sebanyak 10-12x/menit.

INFANT CPR

Key Differences/Kunci CPR Bayi


Tempat pemeriksaan denyut nadi: brachialis (lengan dalam)
Tehnik kompresi: 2jari untuk 1 penolong dan 2 jempol untuk 2 penolong
Kedalaman kompresi: 1/3 dada atau 1,5 inch (4 cm)
Rasio kompresi dan ventilasi 30:2 untuk 1 penolong dan 15:2 untuk 2 penolong
Waktu untuk meminta bantuan
Jika sendiri, lakukan CPR selama 2 menit terlebih dahulu sebelum minta tolong dan
mengambil AED

CEK NADI
1. LETAKKAN 2/3 jari di lengan atas antara siku dan ketiak
2. Tekan dan rasakan denyut nadi 5-10 detik

KOMPRESI DADA
Pada bayi, kedalam kompresi dianjurkan 1/3 ketebalan dada atau 1,5 inch (4 cm)

CPR 1 penolong
Berikut ini langkah-langkah kompresi dengan 2 jari
langkah tindakan
1 Periksa respon bayi dan cek nafas

2 Jika ada orang lain, minta orang tersebut untuk mengaktifkan system gawat darurat dan
ambil AED
3 Jika penolong sendiri, cek nadi brachialis bayi (<10 detik)
4 Jika tidak ada nadi, berikan nafas bantuan, nadi <60x/menit dengan tanda kurangnya
perfusi, lakukan CPR dengan perbandingan kompresi dan nafas 30:2
5 Setelah 5 siklus, jika tidak ada orang lain, aktifkan ERS dan ambil AED

Tehnik kompresi 2 jari


Berikut langkah tehnik kompresi pada bayi dengan 2 jari:
Berikut langkah-langkah CPR bayi dengan 1 penolong
Langkah Tindakan
1 Letakan bayi dipermukaan yang kerasdan rata
2 Letakan 2 jari ditengah dada bayi
3 Tekan keras dan cepat. Dengan kedalam dada
1,5 inch atau 4 cm dan kecepatan sekurang-
kurangnya 100x/menit
4 Perhatikan recoil pada saat kompresi
5 Minimalkan interupsi saat kompresi dada
Buka jalan napas
Cara membuka jalan nafas pada bayi,sama seperti dewasa. Tetapi hati-hati saat menengadahkan
kepala. Untuk bayi, tidak boleh terlalu tengadah karena akan menutup jalan nafas korban.

VENTILASI (PEMBERIAN NAFAS BUATAN) PADA BAYI

Sama seperti pada orang dewasa, gunakanbarrier device. Pilih alat sesuai ukuran bayi. Alat harus bisa
menutup bagian mulut dan hidung. Jangan lupa untuk selalu membukan jalan naffas korban.

Anda mungkin juga menyukai