Klaten merupakan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Pusat pemerintahan berada
di Kota Klaten. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Boyolali di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, serta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta di selatan dan barat. Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-110°45' Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas 53 desa dan 103 kelurahan. Klaten berasal dari kata Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ini atas dasar kata-kata orang tua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala Sekretariat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Klaten Tahun 1992/1993. Melati adalah nama seorang kiai, kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Nama lengkap dari Kiai Melati adalah Kiai Melati Sekolekan yang kemudian menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi kota Klaten yang sekarang. Padukuhan tempat tinggal Kiai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian dari nama Kiai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama padukuhan itu adalah Sekalekan. Konon Kiai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan sakti mandraguna. Karena kesaktiannya menyebabkan perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kiai Melati dimakamkan di dekat tempat tinggalnya. Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kabupaten Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950. Kisah tentang Kiai Melati yang dipercaya masyarakat klaten sebagai “cikal bakal” kota Klaten merupakan awal adanya pemukiman di kota Klaten. Dari Kiai Melati inilah nanti muncul kata Klaten, namun demikian hingga akhir abad ke-18, nama Klaten belum pernah disebut, baik dalam sumber sejarah tradisional maupun kolonial.