OSTEOPOROSIS
Oleh:
PEMBIMBING:
BAGIAN ORTHOPEDI
FAKULTAS KEDOKTERAN
Seiring bertambahnya usia, orang tua mengalami penurunan massa tulang dan
peningkatan risiko patah tulang sehingga osteoporosis merupakan masalah kesehatan
utama di dunia. Beban sosial dan ekonomi dari osteoporosis terus meningkat karena
populasi usia tua yang terus meningkat.1
2.1 DEFINISI
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan
porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang
keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau
berkurang, disertai gangguan mikroarsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan
tulang, yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang. Dengan kata lain osteoporosis
adalah kelainan kerangka, ditandai dengan kekuatan tulang yang mengkhawatirkan dan
dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang. Sedangkan, kekuatan tulang
merefleksikan gabungan dari dua faktor, yaitu densitas tulang dan kualitas tulang.2
ANATOMI DAN FISIOLOGI TULANG
Sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit dan osteoklas yang dalam
aktifitasnya mengatur homeostasis kalsium yang tidak berdiri sendiri melainkan
saling berinteraksi. Homeostasis kalsium pada tingkat seluler didahului
penyerapan tulang oleh osteoklas yang memerlukan waktu 40 hari disusul fase
istirahat dan kemudian disusul fase pembentukan tulang kembali oleh osteoblas
yang memerlukan waktu 120 hari.1,2
2.3 PATOGENESIS
Rehabilitasi
Terapi dan rehabilitasi. Rasa nyeri yang dialami oleh pasien osteoporosis dapat
diatasi, selain dengan obat-obatan juga dengan terapi modalitas fisik (terapi
panas, terapi dingin, juga terapi relaksasi yang memosisikan tubuh secara tepat
dan benar). Pada nyeri kronis, perlu diterapkan modifikasi sehari-hari dan
penggunaan alat bantu.
Pemakaian ortosis spinal. Alat ini, ortosis spinal di-gunakan untuk imobilitasi
tulang punggung. Ortose artinya tegak dan spinal artinya tulang belakang/tulang
punggung. Bentuknya seperti jaket dengan bahan kerangka besi. Bisa juga
menggunakan ortoplast yang dipasang pada tubuh dan bermanfaat memosisikan
tubuh pada posisi yang benar. Alat ini mengurangi posisi membungkuk,
mencegah terjadinya patah tulang, dan membantu menegakkan tubuh pada otot-
otot tulang punggung yang lemah.
Uji gangguan kestabilan. Pada usia lanjut, orang cenderung sering terjatuh. Ini
disebabkan ketidakstabilan ketika berjalan karena proses penuaan mengubah
pola jalan seseorang. Ketidakstabilan pada lansia disebabkan menurunnya input
proprioseptif (penerimaan rangsangan dari dalam tubuh sendiri), refleks yang
melambat, menurunnya kekuatan otot, dan lain-lain. Tindakan dalam hal
mencegah terjatuh, seyogianya memerhatikan faktor-faktor tersebut.7
Edukasi
Menghindari mengangkat sesuatu/ barang yang berat
Menghindari jatuh dengan menghindari lantai licin, alas kaki licin, tangga yang
curam, dan penerangan ruangan yang redup. Bila ada gangguan penglihatan
harus dikoreksi (misalnya dengan kacamata), penggunaan tongkat saat berjalan,
penggunaan pegangan tangan di kamar mandi, penggunaan kloset duduk.
Postur: menghindari postur yang bungkuk, harus tegak, dapat dibantu dengan
korset.
Olahraga: awalnya tanpa beban kemudian bertahap diberikan beban sesuai
toleransi.
- Latihan pembebanan harus dalam pengawasan dokter SpKFR (Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi) atau SpKO (Kedokteran Olahraga).
- Latihan keseimbangan.
- Latihan kelenturan7
BAB III
KESIMPULAN
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang mudah
rapuh dan patah. Osteoporosis dibagi dua, yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis
sekunder. Osteoporosis primer adalah osteoporosis yang tidak diketahui penyebabnya
sedangkan osteoporosis sekunder adalah osteoporosis yang diketahui penyebabnya.
Diagnosis osteoporosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang sangat berperan adalah
pemeriksaan massa tulang yang dapat dinilai dengan tiga cara yaitu, kuantitatif, semi
kuantitatif, dan kualitatif. Osteoporosis dapat ditatalaksana secara farmakologik
dan non- farmakologik. Prognosis osteoporosis baik kehilangan massa tulang
terdeteksi sejak fase awal dan tatalaksana yang adekuat segera diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hough, S., Ascott Evan B., Brown S., Cassim B., De Villiers T., Lipschitz S., et al.
3. Setiyohadi, Bambang. Struktur dan Metabolisme Tulang dalam Aru W. Sudoyo dkk,
editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakartra: Interna Publishing; 2006:
1106.
5. Setiyohadi, Bambang. Osteoporosis dalam Aru W. Sudoyo dkk, editor. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakartra: Interna Publishing; 2006: 1269-84
2007;41:486–95.
7. Kanis, J.A., E. V. Mc Closkey, H. Johansson, C. Cooper, R. Rizzoli, dan J. Y.