Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ORTHOPEDI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CASE BASED LEARNING

“OSTEOPOROSIS”
OLEH :

Fadil Efendi Azis 11120191022


Nurfidya K. Patuma 11120192116

Pengampu :
dr. Syarif Hidayatullah M.Kes, Sp.OT
Definisi
● Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo
artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau
keropos
● osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit
yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya
rendah atau berkurang, disertai gangguan mikroarsitektur
tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang, yang dapat
menimbulkan kerapuhan tulang
● Dengan kata lain osteoporosis adalah kelainan kerangka,
ditandai dengan kekuatan tulang yang mengkhawatirkan
dan dipengaruhi oleh meningkatnya risiko patah tulang.
Etiologi
Tulang dalam garis besarnya Pada tulang yang aktif tumbuh,
dibagi menjadi : terdapat empat jenis sel:
● Tulang Panjang ● Osteoprogenitor
● Tulang pendek ● Osteoblast
● Tulang pipih ● Osteocyte
● Osteoclast
Etiologi
● Tulang secara periodik dan konstan memperbaharui diri melalui suatu proses yang
disebut remodeling

● Remodeling tulang merupakan suatu proses aktif dan dinamik yang mengandalkan
pada keseimbangan yang benar antara penyerapan tulang oleh osteoklas, yang
dirangsang oleh hormon paratiroid, dan deposisi tulang oleh osteoblast

● Tulang dibentuk oleh sel yang bersifat osteogenik yaitu osteoblas, yang merupakan
sel pembentuk tulang, dan berfungsi mensintesis jaringan kolagen dan komponen
organik matriks

● Osteoblas dirangsang oleh hormon pertumbuhan, dan pada perkembangan


selanjutnya menjadi osteosit, yang merupakan sel tulang dewasa.
● Sel tulang terdiri atas osteoblas, osteosit dan  osteoklas yang dalam aktifitasnya
mengatur homeostasis kalsium yang tidak  berdiri sendiri melainkan saling berinteraksi
● Homeostasis kalsium pada  tingkat seluler didahului penyerapan tulang oleh osteoklas 
yang memerlukan waktu 40 hari disusul fase istirahat dan kemudian disusul fase
pembentukan tulang kembali oleh osteoblas yang memerlukan waktu 120 hari 
Faktor-faktor penyebab osteoporosis
● Faktor Riwayat Keluarga dan Reproduktif
● Faktor Gaya Hidup : Merokok, Penggunaan Alkohol, Aktivitas Fisik
● Faktor Pemakaian Obat
● Faktor Kondisi Medis
● Faktor Usia

Dalam penyerapannya osteoklas melepas Transforming Growth Factor yang merangsang


aktivitas awal osteoblas dalam keadaan normal kuantitas dan kualitas penyerapan tulang
oleh osteoklas sama dengan kuantitas dan kualitas pembentukan tulang baru oleh
osteoklas. Pada osteoporosis penyerapan tulang lebih banyak dari pada pembentukan
baru
Klasifikasi ● Osteoporosis tipe 2
Osteoporosis pada orang tua baik
Osteoporosis Primer laki-laki maupun perempuan
● Osteoporosis Primer tipe 1 Osteoporosis akibat penuaan,
(Osteoporosis disebut juga osteoporosis senil.
Postmenopausal)
Osteoporosis tipe 1 disebabkan
karena kekurangan hormon
estrogen (hormon utama pada
wanita) yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam
tulang pada wanita
Klasifikasi
Osteoporosis Sekunder
● Kondisi osteoporosis sekunder ini sendiri disebabkan oleh keadaan medis
lainnya atau oleh obat-obatan
● Bisa juga disebabkan oleh kondisi medis seperti gagal ginjal kronis dan kelainan
hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya
kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan).
● Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan
osteoporosis.
Penegakan Diagnosis
● Anamnesis
Secara anamnesa mendiagnosis osteoporosis hanya dari tanda sekunder yang
menunjang terjadi osteoporosis

● Pemeriksaan fisik
Penderita (terutama wanita tua) biasanya datang dengan nyeri tulang terutama
tulang belakang, bungkuk dan sudah menopause.

● Pemeriksaan penunjanang :
Densitometer (Lunar), Densitometer-USG, Pemeriksaan laboratorium untuk
osteocalcin dan dioksipiridinolin, CTx,
Penegakan Diagnosis
T-Score dan Z-Score:
Densitas massa tulang berhubungan dengan kekuatan tulang dan resiko fraktur untuk
menilai hasil pemeriksaan densitometri tulang, digunakan kriteria kelompok kerja
WHO (T-Score) yaitu
● Normal : densitas massa tulang di atas – 1 SD
● Osteopenia : densitas massa tulang diantara – 1 SD dan - 2,5 SD
● Osteoporosis : densitas massa tulang dibawah – 2,5 SD
● Osteoporosis berat : densitas masa tulang dibawah -2.5 SD yang disertai dengan
fragility fracture
PENEGAKAN DIAGNOSIS
● Untuk setiap SD penurunan pada BMD, terjadi peningkatan resiko patah tulang
sebanyak 1.5-3 kali. Penggunaan diagnosis T-Score ini sebaiknya tidak digunakan pada
wanita premenopause, pria dengan usia dibawah 50 tahun, dan anak-anak.
● Z-Score merupakan perbandingan antara densitas tulang seseorang dengan nilai rata
rata dari orang yang berumur dan berjenis kelamin sama. Nilai Z-Score (dibawah –2,0)
merupakan pertanda bahwa seseorang mempunyai masa tulang yang lebih sedikit
daripada yang diharapkan pada orang yang berumur sama.
Penegakan Diagnosis
● Radiologi
Gambaran radiologik yang khas pada
osteoporosis adalah penipisan
korteks dan daerah trabekuler yag
lebih lusen. Hal ini akan tampak
pada tulang – tulang vertebra yang
memberikan gambaran picture–
frame vertebra.
Tatalaksana
Farmakologi :
● Terapi siklik dengan penggantian pada esterogen, dianjurkan pemberiannya pada
masa peri-menopause.
● Pemberian kalsitonin kepada penderita osteoporosis yang sudah terdiagnosis.
● Penggunaan kalsium suplemental lebih pada pasien yang tidak memiliki batu
ginjal.
● Penambahan asupan vitamin D pada pasien yang mengalami defisiensi.
● Pemberian biphosphonate

Rehabilitasi :
● Terapi dan rehabilitasi
● Pemakaian ortosis spinal
● Uji gangguan kestabilan
Tatalaksana
Edukasi :
● Menghindari mengangkat sesuatu/ barang yang berat 
● Menghindari jatuh dengan menghindari lantai licin, alas kaki licin, tangga yang curam,
dan penerangan ruangan yang redup.
● Bila ada gangguan penglihatan harus dikoreksi (misalnya dengan kacamata),
penggunaan tongkat saat berjalan, penggunaan pegangan tangan di kamar mandi,
penggunaan kloset duduk.
● Postur: menghindari postur yang bungkuk, harus tegak, dapat dibantu dengan korset.
● Olahraga: awalnya tanpa beban kemudian bertahap diberikan beban sesuai toleransi. 
● Latihan pembebanan harus dalam pengawasan dokter SpKFR (Spesialis Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi) atau SpKO (Kedokteran Olahraga). 
● Latihan keseimbangan. 
● Latihan kelenturan
Intake Kalsium dan Vitamin D

●Suplementasi kalsium dan vitamin D berperan penting dalam tatalaksana osteoporosis,


tetapi tidak cukup untuk menurunkan risiko fraktur.

●Secara umum, asupan harian yang direkomendasikan pada perempuan osteoporosis


pasca-menopause adalah 1200 mg kalsium (asupan total dari makanan dan suplemen)
dan 800 IU vitamin D.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai