Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ORTHOPEDI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
CBL

PENANGANAN FRAKTUR
FADIL EFENDI AZIS 11120191022
NURFIDYA K. PATUMA 11120192116

PEMBIMBING :

dr. Hendrian Chaniago, M. Kes, Sp.OT(K)


02/17/2021

Pendahuluan

Trauma adalah kata lain untuk cedera atau rudapaksa yang


dapat mencederai fisik maupun psikis

Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang,


tulang rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian,
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

Insiden fraktur secara keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun.
• laki-laki 11,67 dalam 1.000 / tahun
• Perempuan  10,65 dalam 1.000 /tahun

Prinsip penanggulangan cedera musculoskeletal adalah rekognisi


(mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining
(mempertahankan), dan rehabilitasi
Fraktur adalah suatu cedera pada tulang yang
Definisi sebelumnya utuh menjadi retak atau patah yang
dapat disebabkan oleh suatu trauma benda keras
secara mendadak dan tidak disengaja
Etiologi

Trauma Tidak Trauma akibat


Trauma langsung
Langsung Penarikan Otot
DIAGNOSIS

Pemeriksaan
fisik

Pemeriksaan
Pemeriksaan Lokal : penunjang
1. Look
2. Feel
3. move
02/17/2021

Pemeriksaan Penunjang
1. 6
Pemeriksaan Radiologi
• Rontgen
• Ct-Scan
2. Pemeriksaan Laboratorium
3. Pemeriksaan Lainnya
• Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan tes sensitivitas
• Biopsi tulang
• Elektromiografi
• Atroskopi
• Indium imaging
• MRI
Penatalaksanaan

Pengelolaan fraktur secara umum mengikuti prinsip


penatalaksanaan “4R”, yaitu :
1. Rekognisi  mengenali

2. Reduksi  mengembalikan
3. Retensi  mempertahankan
4. Rehabilitasi
Recognize (Rekognisi)

Anamnesa

Pemeriksaan Klinis

Pemeriksaan
Penunjang
Reduction (Reduksi/Reposisi/Manipulasi)

Reduksi Tertutup Reduksi Tertutup


Traksi TraksiReduksi Terbuka
Retention (Retensi/Imobilisasi)

1. Proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi


2. Imibolisasi luar tanpa reposisi
3. Reposisi dengan cara manipulasi yang diikuti dengan imobilisasi
4. Reposisi dengan traksi yang terus menerus selama masa tertentu
5. Reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar.
6. Reposisi secara non-operatif diikuti dengan pemasangan fiksator tulang secara
operatif
7. Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna  Open Reduction Internal
Fixation (ORIF)

8. Eksisi fragmen patahan tulang dan menggantinya dengan prosthesis


Proteksi saja tanpa reposisi dan imobilisasi  Penggunaan Mitela
Reposisi dengan traksi yang terus menerus selama masa
tertentu  pemasangan gips
Reposisi yang diikuti dengan imobilisasi dengan fiksasi luar  pemasangan
fiksator eksterna
Reposisi secara operatif diikuti dengan fiksasi interna  Open Reduction 02/17/2021
Internal
Fixation (ORIF)
14
Rehabilitation (Rehabilitasi)

Rehabilitasi sebaiknya dimulai sesegera mungkin setelah penatalaksanaan definitif terhadap


fraktur dilakukan. Rehabilitasi bertujuan
1. Menjaga fungsi sebaik mungkin sementara fraktur menyatu, dan
2. Mengembalikan fungsi ke normal ketika fraktur telah menyatu. Dua metode esensial dalam
rehabilitasi adalah penggunaan aktif dari bagian yang cedera, dan latihan aktif dari sendi dan
otot, dengan kontraksi statik otot
Penanganan Fraktur Terbuka :
1. Perlu diperhatikan bahaya terjadinya infeksi
2. Pencegahan infeksi :
• debrideman yang adekuat
• Antibiotik profilaksis
• Imunisasi tetanus

3. Fraktur terbuka  Fiksasi eksterna


4. Kehilangan jaringan  dapat ditunda sampai keadaan luka aman dan bebas
infeksi  penjahitan sederhana
Komplikasi segera

Komplikasi Komplikasi dini

Komplikasi lambat
Kesimpulan

 Fraktur merupakan istilah dari hilangnya kontinuitas tulang, tulang


rawan, baik yang bersifat total maupun sebagian, biasanya
disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik

 Penegakan diagnosis fraktur berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisik, pemeriksaan lokalis (look, feel, move), dan pemeriksaan
penunjang.

 Pengelolaan fraktur secara umum mengikuti prinsip


penatalaksanaan “4R” yaitu rekognisi, reduksi, retensi, dan
rehabilitasi

 Frakur terbuka  pencegahan infeksi : debrideman yang adekuat,


antibiotik profilaksis, dan imunisasi tetanus
02/17/2021

19

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai