Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR ANTEBRACHII DI RUANG SERUNI


RSUD PROF.DR.MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Oleh :

ANGKEN PUNDY ANTIKA


180104012

PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PROFESI
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
TAHUN 2018
A. PENGERTIAN
Fraktur radius ulna biasanya terjadi karena trauma langsung sewaktu jatuh
dengan posisi tangan hiperekstensi. Hal ini dikarenakan adanya mekanisme refleks
jatuh di mana lengan akan menahan badan dengan posisi siku agak menekuk
(Busiasmita, Heryati & Attamimi,2011).
Fraktur radius-ulna tertutup adalah terputusnya hubungan tulang radius dan
ulna yang disebabkan oleh cedera pada lengan bawah, baik trauma langsung maupun
trauma tidak langsung (Helmi, 2013).
fraktur kedua tulang bawah merupakan cedera yang tidak stabil. Fraktur
nondislokasi jarang terjadi. Stabilitas fraktur yang bergantung pada jumlah energi
yang diserap selama cedera dan gaya otot-otot besar yang cenderung menggeser
fragmen. (Hoppenfeld,2011)

B. ETIOLOGI
Menurut Zairin (2012) fraktur batang radius dan ulna biasanya terjadi karena:
1. Fraktur akibat peristiwa trauma
Jika kekuatan langsung mengenai tulang maka dapat terjadi patah pada tempat
yang terkena, hal ini juga mengakibatkan kerusakan pada jaringan lunak
disekitarnya. Jika kekuatan tidak langsung mengenai tulang maka dapat terjadi
fraktur pada tempat yang jauh dari tempat yang terkena dan kerusakan jaringan
lunak ditempat fraktur mungkin tidak ada.
Fraktur dapat disebabkan oleh trauma, antara lain :
a. Trauma langsung
Bila fraktur terjadi ditempat dimana bagian tersebut terdapat ruda paksa,
misalnya : benturan atau pukulan pada tulang yang mengakibatkan fraktur.
b. Trauma tidak langsung
Misalnya pasien jatuh dengan lengan dalam keadaan ekstensi, dapat terjadi fraktur
pada pergelangan tangan, suprakondiskuler, klavikula.
c. Trauma ringan
Dapat menyebabkan fraktur bila tulang itu sendiri sudah rapuh.Selain itu fraktur
juga disebabkan olehkarena metastase dari tumor, infeksi, osteoporosis, atau
karena tarikan spontan otot yang kuat.
d. Fraktur akibat kecelakaan atau tekanan
Tulang jika bisa mengalami otot-otot yang berada disekitar tulang tersebut tidak
mampu mengabsobsi energi atau kekuatan yang menimapnya.
e. Fraktur Patologis
Adalah suatu fraktur yang secara primer terjadi karena adanya proses pelemahan
tulang akibat suatu proses penyakit atau kanker yang bermetastase atau
ostepororsis.

C. PATHWAY
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan rontgen
untuk mendapatkan gambaran spesifik terkait keadaan dan kedudukan tulang,
maka digunakan kedudukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral.
2. Scan CT/MRI
menggambarkan potongan secara transfersal dari tulang dimana didapatkan suatu
struktur tulang yang rusak.
3. Hitung darah lengkap
4. Arteriogram

E. PENATALAKSANAAN
a. Medis
1. Pembidaian
2. Pemasangan gips
3. Traksi manual
4. Traksi mekanik
b. Keperawatan
1. Mitra : memenuhi kebutuhan klien untuk memperoleh informasi tentang
kondisi, pembedahan, dan penatalaksanaan yang akan dilakukan sehingga
pasien dapat berbagi rasa takut dan memberi kepercayaan pada perawat
2. Pembimbing : Perawat berperan sebagai instruktur selama fase awal
remobilisasi dan rehabilitasi klien
3. Peningkat rasa nyaman dengan cara pemeliharaan asupan cairan dan diet yang
sesuai, pemeliharaan standar hygiene personal dan berpakaian.
4. Manajer Resiko : perawat mencegah terjadinya komplikasi tersering pada
fraktur radius ulna yaitu emboli lemak ataupun sindrom kompartemen
5. Teknisi : Perawat melakukan strategi yang digunakan untuk menstabilkan
fraktur radius ulna yang meliputi pemasangan dan asuhan gips dan alat bantu,
pemasangan dan penatalaksanaan traksi.
F. FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
1. .Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera fisik
NOC :
1. Nyeri yang dilaporkan
2. Ekspresi nyeri wajah
3. Mengeluarkan keringat
NIC:
1. Tanyakan pasien tentang nyeri, Tentukan karaktersitik nyeri
2. Kaji pernyataan verbal dan non verbal nyeri pasien.
3. Evaluasi keefektifan pemberian obat
4. Berikan tindakan kenyamanan, ubah posisi, pijatan punggung dll.
5. Berikan lingkungan tenang.
6. Kolaborasi: Berikan analgesik rutin s/d indikasi.

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan fraktur terbuka


NOC :
1. klien memperlihatkan integritas kulit tetap baik
NIC :
1. Kaji kulit untuk luka terbuka terhadap benda asing, kemerahan, perdarahan,
perubahan warna
2. Massage kulit, pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan
3. Ubah posisi dengan sering
4. Bersihkan kulit dengan air hangat/nacl
5. Lakukan perawatan luka secara steril

3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi


NOC :
1. meningkatkan /mempertahankan mobilitas pada tingkat paling tinggi yang
mungkin
NIC :
1. Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan oleh cidera
2. Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik
3. Bantu dalam rentang gerak pasif/aktif yang sesuai
4. Ubah posisi secara periodik
5. Kolaborasi dengan ahli terapi dan atau rehabilitasi medic
DAFTAR PUSTAKA

Busiasmita, Heryati & Attamimi. (2011). Kekhasan dari fraktur radius ulna. Jakarta:
Salemba Medika

Helmi zairin noor.(2013). Buku ajar gangguan musculoskeletal. Jakarta: Salemba


Medika.

Hoppenfeld Stanley. (2011). Terapi dan rehabilitasi fraktur. Jakarta : Salemba Medika

Zairin, N. (2012). Buku Ajar Muskuloskeletal (Vol. Jilid I). Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai