Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN ORTHOPEDI

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

CASE BASED LEARNING

“OSTEOCHONDRITIS”
OLEH :

Fadil Efendi Azis 11120191022


Nurfidya K. Patuma 11120192116

Pengampu :
dr. Jufri Latief, Sp.B, Sp.OT, FINACS
Definisi
● Osteochondritis dissecans (OCD) adalah lesi patologis yang terjadi
pada cartilago articularis dan tulang subchondral. Gangguan ini paling
sering terjadi pada lutut, tetapi juga dapat terjadi pada lokasi lain
seperti kapitulum humerus, kaput femur, dan talus
Epidemiologi
● Prevalensi osteochondritis dissecans adalah antara 15 dan 30 per
100.000
● Kejadian lebih sering terjadi pada laki-laki daripada wanita (rasio 5: 3)
● Penyebab paling mungkin adalah trauma, baik dampak tunggal atau
trauma kecil yang berulang.
● Daerah yang paling sering terkena adalah kondilus femur medialis
dengan presentasi sebesar 75%. Sisanya sebesar 25% terjadi pada
kapitulum humerus, kaput femur, dan talus.
Etiologi
● Penyebab sebenarnya dari osteochondritis dissecan masih diperdebatkan
selama beberapa dekade terakhir.
● Etiologi yang selama ini telah diajukan adalah traumatik, vascular,
osifikasi yang abnormal, genetic, dan idiopatik.
● Meskipun penyebab pasti OCD masih belum jelas, kebanyakan penulis
setuju bahwa mikrotrauma berulang mempunyai peranan yang penting.
Gangguan vaskularisasi seperti iskemik telah diteliti sebagai penyebab
potensial OCD.
Klasifikasi
Osteochondritis dissecans pada lutut diklasifikasikan menurut Clanton dan DeLee

Klasifikasi Osteochondritis menurut Clanton dan DeLee

Tipe I Terdiri dari area kecil yang terdapat penekanan pada tulang subkondral

Tipe II Terdiri dari fragmen osteokondral yang terlepas sebagian. Pada gambaran radiografi tulang
akan tampak area sklerotik tulang subkondral yang berbatas tegas, terpisah dari bagian epifisis
asalnya oleh garis radiolusen.

Tipe III Lesi yang paling sering ditemukan dan merupakan gambaran fragmen yang lepas seluruhnya
namun tetap berada di tempatnya.

Tipe IV Lesi dengan gambaran fragmen yang lepas seluruhnya dan juga terpisah dari tempatnya.
Disebut juga badan lepas atau ‘loose bodies’.
Klasifikasi
Osteochondritis dissecans pada lutut diklasifikasikan menurut Clanton dan DeLee
Patofisiologi

Fase Fase
Fase Nekrosis Fase
Penyembuhan Deformitas
Awal Revaskularisasi
Tulang Residual
Gejala Klinis
● Nyeri local
● Nyeri intermitten
● Nyeri terutama saat beraktivitas
● Kaku
● Bengkak
● Bisa di temukan efusi sendi dengan atrofi otot sekitar sendi disertai
gangguan pergerakan sendi.
Diagnosis
● Anamnesis
Dalam anamnesis harus ditanyakan kapan terjadinya trauma, hal-hal
yang terjadi sesudahnya serta mekanisme dari trauma. Keadaan yang
perlu ditanyakan adalah yaitu apakah dapat menyelesaikan pertandingan
waktu itu, apakah dapat berjalan, dapat meluruskan, atau membengkokkan
lutut. Beberapa penderita dapat dengan jelas mengutarakan lututnya
menjadi terkunci (locking)
Diagnosis
● Pemeriksaan Fisik

Penebalan tulang

Efusi sendi

Penebalan membran
sinovia
Diagnosis
● Pemeriksaan Penunjang

○ Foto polos

(a) (b) (c)

Osteochondritis dissecans. Fragmen pada osteochondral biasanya tetap di permukaan


sendi. Tempat paling sering adalah di (a) kondilus femur medialis, (b) talus, dan (c) kapitulum.
Diagnosis
● Atroskopi
Tatalaksana

● Pengobatan pada tahap awal terdiri dari pengurangan beban dan

pembatasan aktivitas.

● Pengobatan konservatif sesuai saat bagian atas tulang rawan sendi

utuh, pengobatan konservatif meliputi perubahan aktivitas pada tempat

yang gejalanya hilang, khususnya, menghindari berjalan dan kegiatan

yang melompat, dan mungkin ada masa menopang saat berjalan.


Tatalaksana
● Penanganan bedah diperlukan pada tulang yang matang dan pada anak-anak
di antaranya lesi telah berkembang ke tahap dimana tulang rawan sendi telah
terpisah sebagian atau benar-benar terpisah.

(a) (b)

Osteochondritis dissecans. Gambar operasi menunjukkan lesi pada sendi (a) dan kerusakan
setelah fragmen osteochondral dikeluarkan (b).
Komplikasi
● Lesi OCD yang tidak diobati atau tidak berhasil diobati dapat menjadi
kepingan, membentuk “loose bodies” dan meninggalkan kerusakan pada
cartilago articularis yang dapat menyebabkan penyakit sendi degeneratif.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai