Arti kata ceplokan atau yang biasanya dibilang sebagai “ceplok” saja, adalah bulatan untuk hiasan. Motif ceplokan terdiri dari satu
motif saja, lalu disusun secara berulang-ulang. Beberapa motif ceplokan yang sudah kita kenal yaitu :
Ceplok cakra kusuma
Ceplok nogosari
Ceplok truntum
Ceplok supit urang
Seperti yang bisa anda lihat pada gambar diatas bahwa ragam hias geometris juga memiliki beberapa jenis dari ragam hias yang
salah satu nya yaitu ragam hias geometris ceplokan dan ragam hias ini juga masih memiliki beberapa motif yang sudah di sebutkan
diatas.
Kawung
Kata kawung berasal dari bahasa Sunda yang berarti kolang-kaling. Jika kita perhatikan dengan seksama, motif kawung memang
mirip dengan buah aren atau yang sering kita sebut kolang-kaling.
Ada pula sumber yang mengatakan bahwa motif kawung terinspirasi dari binatang kuwangwung. Ragam hias kawung termasuk
motif kuno, yang diciptakan oleh seorang Sultan Mataram sekitar abad 13. Pada zaman itu, motif kawung hanya boleh dipakai oleh
keluarga kerajaan atau pejabat.
Beberapa sumber menyebutkan, motif kawung mengandung pesan agar manusia selalu menjadi makhluk yang berguna, layaknya
pohon aren yang seluruh bagiannya bisa digunakan. Makna lain dari motif kawung, lebih tepatnya dalam adat Jawa, adalah satu titik
pusat keraton. Motif kawung juga disebut sebagai papat madhep limo pancer; empat titik membentuk garis dan menghadap satu
titik yang dianggap sebagai pusat kekuatan.
Pilin
Ragam hias pilin, jika kita lihat sepintas, memang memiliki bentuk seperti huruf S. Selain bentuk seperti huruf S, terdapat pula ragam
hiasa pilin yang bentuknya SS atau sering disebut sebagai pilin ganda. Ragam hias jenis ini juga terlihat mirip dengan motif parang.
Tak jarang, ragam hias pilin lebih terlihat seperti bentuk spiral, seiring dengan terus berkembangnya kreasi ragam hias
nusantara. Ragam hias pilin juga memiliki bentuk kreatif lainnya, seperti bentuk pita, berumbai, untaian, atau pusaran.
Motif ragam hias ini biasanya digunakan sebagai hiasan pinggiran, yang dimana ukurannya dibuat lebih kecil dari ragam hias
utama.Tak hanya dijadikan hiasan pinggiran, ada juga ragam hias pilin yang dijadikan motif utama. Ragam hias jenis pilin dapat kita
lihat pada kain batik dan hiasan rumah tradisional.
Tumpal
Ragam hias tumpal memiliki bentuk segitiga sama kaki, yang pada zaman prasejarah melambangkan hal magis. Ragam hias tumpal
juga disebut sebagai motif pucuk rebung. Motif pucuk rebung dianggap sebagai lambang pertumbuhan.
Ada pula sumber yang mengatakan bahwa konsep ragam hias tumpal adalah konsep kesatuan. Konsep tersebut kemudian disebut
sebagai kosmos yang isinya keselarasan antara 3 hal, yaitu terdiri dari manusia, semesta, dan alam lain.
Motif tumpal juga memiliki kreasinya sendiri. Motif ini dapat disusun secara berderetan, dengan posisi motif tumpal yang ujung
runcingnya diatas atau pun dibuat terbalik dengan ujung runcing dibawah. Motif tumpal dapat dibuat secara polos, tetapi dapat juga
diberi hiasan di bagian tengahnya, seperti bintang, garis-garis, bunga, dan sulur-suluran. Memiliki fungsi yang hampir sama dengan
motif pilin, ragam hias tumpal biasa dijadikan hiasan pinggiran. Biasanya dapat kita lihat pada ukiran candi atau pada kain batik.
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.