Anda di halaman 1dari 3

Penggolongan motif batik

1. Motif-motif geometris

Suatu cirri dari pada ragam-ragam hias geometris ini adalah motif tersebut mudah dibagi-bagi
menjadi bagian-bagian yang disebut satu raport, bagian yang disebut raport ini bila disusun akan
menjadi motif yang utuh selengkapnya, golongan motif geometris ini pada dasarnya dapat
dibedakan atas dua macam, yaitu pertama yang rapornya berbentuk seperti ilmu ukur biasa, seperti
bentuk-bentuk segi empat, persegi panjang atau lingkaran, sedang yang kedua tersusun dalam garis
miring, sehingga rapornya berbentuk semacam belah ketupat. Motif-motif yang tergolong
mempunyai raport segi empat adalah golongan motif-motif banji, ceplok ganggong dan kawung,
sedang yang tersusun secara garis miring (belah ketupat) adalah golongan parang dan udan liris.

2. Motif-motif non geometris

Yang termasuk dalam motif non geometris antara lain motif semen dan buketan terang bulan, motif-
motif non geometris tersusun dari ornamen tumbuhan, meru, pohon hayat, candi, binatang, burung,
garuda, ular dan naga.

3. Motif ceplokan

Adalah motif-motif batik yang didalamnya terdapat gambar-gambar berbentuk lingkaran dan
binatang serta tumbuhan beberapa variasi yang disesuaikan dengan temanya. Oleh karena
gambaran-gambaran tersebut terletak pada bidang-bidang berbentuk segi empat, lingkaran dan
variasinya, maka ceplok termasuk dalam motif geomtetris. Ornamen pada motif ceplok
menggambarkan bunga dari depan, buah dipotong melintang, susunan bunga dan daun, binatang
dalam lingkaran atau segi empat dan lain-lain.

4. Motif nitik dan anyaman

Adalah motif semacam ceplok yang tersusun oleh garis putus-putus, titik-titik dan variasinya yang
sepintas seperti motif pada anyaman, maka motif nitik disebut juga motif anyaman.

5. Motif kawung

Adalah motif-motif yang tersusun dari bentuk bundar-lonjong atau elips, susunan memanjang
menurut garis diagonal miring kekiri dan kekanan berselang-seling, motif kawung dapat terjadi
karena adanya lingkaran-lingkaran yang saling berpotongan dan dapat pula terjadi dari bentuk bulat
lonjong yang saling mengarah pada satu titik pusat.

Nama-nama motif kawung pada umumnya menurut besar kecil bentuk bulat lonjong yang
membentuk motif kawung tersebut, misalnya:

a. Kawung yang tersusun oleh bentuk kecil disebut kawung picis, picis adalah mata uang kecil
bernilai sepuluh sen.

b. Kawung yang tersusun oleh bentuk agak besar disebut kawung bribil, bribil adalah mata uang
yang ukurannya lebih besar dari uang picis bernilai setengah sen.

c. Kawung yang tersusun oleh bentuk besar disebut kawung sen.

6. Motif parang dan motif lereng


adalah motif yang tersusun menurut garis miring, menurut uraian bahasa kata “parang” artinya
senjata tajam yang lebih besar dari pada pisau tapi lebih kecil dari pedang, pada bidang miring
antara dua deret parang yang bertolak belakang digambarkan deretan segi empat yang disebut
“mlinjon” atau “mlinjo” yakni buah dari pohon eso yang dapat dibuat emping. Karena pada motif
parang selalu terdapat isen mlinjon, secara tradisi orang menganggap bahwa ciri motif parang
adalah adanya isen mlinjon, kalau tidak terdapat isen mlinjon berarti bukan motif parang melainkan
motif lereng atau liris.

7. Motif semen

adalah golongan motif batik klasik yang tersusun bebas ornamen-ornamennya, menurut pendapat
beberapa orang, kata “semen” berasal dari kata “semi” yang artinya “tumbuhnya bagian dari
tanaman” salah satu motif semen yang terkenal adalah semen rama, ornamen-ornamen pokok pada
semen rama antara lain:

a. Ornamen meru melambangkan tanah/ bumi/ gunung tempat para dewa.

b. Ornamen lidah api melambangkan api

c. Ornamen baito/kapal laut/ barang yang bergerak di air dapat dianggap lambang dari air.

d. Ornamen burung melambangkan dunia atas.

e. Ornamen garuda/ rajawali melambangkan matahari.

f. Ornamen pusaka/ digambarkan sebagai tombak dan pusaka melambangkan semacam wahyu
yaitu semacam cahaya gemerlapan atau sebangsa planet-planet dan bintang-bintang
gemerlapan.

g. Ornamen dampar/ tahta/ singgasana melambangkan suatau kekuasaan.

h. Ornamen binatang.

i. Ornamen pohon hayat melambangkan dunia tengah.

8. Motif buketan dan terang bulan

Adalah motif dengan tumbuhan atau lung-lungan yang panjang selebar kain, sedangkan
motif terang bulan adalah kain batik apabila berbentuk jarik terdapat tumpal dari pinggir bawah,
oleh karena berbentuk dan susunan motif buketan dan terang bulan ini agak berbeda dengan motif
yang lain maka dikelompokkan menjadi golongan tersendiri, bentuk tumbuhan pada kain buketan
tidak banyak variasinya, biasanya digambarkan dengan gaya realisasi, dikombinasikan dengan
bentuk burung atau binatang lainnya.

Tumpal dari kain terang bulan dan tumpal dari kain batik sarung dan selendang terdapat
berbagai gaya, antara lain:

a. Gaya lookcan, berisi ornamen burung phoenix dan tumbuahan gaya lookcan, terdapat di
pantura.

b. Gaya Pekalongan, berupa gubahan tumbuhan dan garuda disebut gapura bali.

c. Gaya Yogya-Solo, diisi dengan garuda, pohon hayat, meru dan tumbuhan sebagai isen.
d. Gaya gabungan, ini merupakan kreasi-kreasi baru dari daerah Tasikmalaya.

9. Motif pinggiran

Adalah motif-motif yang khusus dipakai hiasan pinggir kain atau motif untuk batas antara bidang
yang berpola dengan bidang kosong yang tidak berpola. Motif-motif khusus pinggir kain terdapat
pada ujung kain panjang, pada tepi kain selendang, pada tepi kain ikat kepala

10. Motif dinamis


Adalah motif-motif yang masih dapat dibedakan menjadi unsure-unsur motif, tetapi ornamen
didalamnya tidak lagi berupa ornamen-ornamen tradisional, melainkan berupa ornamen yang
bergaya dinamis dan mendekati abstrak, motif ini sebenarnya merupakan peralihan antara batik
motif klasik dan batik bermotif modern, yakni batik tanpa pola.

Anda mungkin juga menyukai