Anda di halaman 1dari 3

Bengkulu, 28 September 2020

Nomor : …/KP.00.02/D9/2020
Lampiran : -
Perihal : Penyampaian Tanggapan Mengenai Kebijakan Atribusi

Kepada Yth.
Kepala Otoritas Jasa Keuangan
Provinsi Bengkulu
Jl. Citandui Kota Bengkulu
Di -
TEMPAT

Menindaklanjuti Surat Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Bengkulu


No.SR-29/KO.0702/2020 tanggal 23 September 2020 perihal Tanggapan
Mengenai Kebijakan Atribusi Bank Saudara, maka dengan ini kami sampaikan
sebagai berikut :

1. Kebijakan atribusi dilakukan karena adanya penurunan laba yang cukup


signifikan sebagai dampak dari debitur yang melakukan penambahan limit
(Top-up) yang masih menggunakan perhitungan bunga flat sedangkan
pencatatan di dalam core banking system menggunakan perhitungan
efektif.

2. Sebelum menyusun kebijakan terkait penerapan atribusi, kami telah


melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Bank Bengkulu membentuk Tim Task Force untuk menganalis
penyebab turunnya pendapatan bunga dan mencari solusi atas
permasalahan tersebut.
b. Pada bulan Februari 2019 telah dilakukan pembahasan penerapan
atribusi dengan Konsultan Keuangan PT First Management Consultant
dan Tim IT PT Collega Inti Pratama. Hasil kajian terhadap penerapan
atribusi untuk debitur yang top-up pada akun yang sama tidak
bertentangan dengan PAPI 2008 dan PSAK 55.
c. Bahwa Bank Bengkulu menerapkan sistem top-up kredit dengan
menghitung ulang nilai wajar serta mengestimasi ulang arus kas dimana
sisa amortisasi dari selisih perhitungan bunga flat ke efektif masuk
dalam perhitungan nilai wajar dan estimasi arus kas. Hal ini berarti sisa
amor tidak dibebankan kepada debitur.

3. Berdasarkan hasil kajian dari Konsultan Keuangan PT First Management


Consultant dan pendapat PT Colega Inti Pratama maka menurut hemat kami
penerapan kebijakan atribusi sudah sesuai dengan PAPI 2008 dan PSAK 55.
4. Dapat kami sampaikan bahwa atas rekomendasi OJK untuk melakukan
koreksi seluruh atribusi yang telah dilakukan, pada prinsipnya kami masih
mengacu kepada hasil kajian konsultan. Disamping itu apabila dilakukan
koreksi maka akan berdampak kepada bisnis Bank Bengkulu secara
signifikan yaitu ;
a. terjadi penurunan modal inti
b. terjadi penurunan CAR
c. mempengaruhi keputusan investor yang akan membeli saham di Bank
Bengkulu sehingga berpengaruh terhadap pemenuhan modal inti pada
tahun 2020 sebesar 1 Triliun.
d. berdampak kepada reputasi Bank.

5. Penggunaan laba ditahan tahun sebelumnya untuk mengkoreksi atribusi


membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus mendapatkan
persetujuan dari seluruh pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).

6. Rekomendasi OJK untuk melakukan perbaikan surat perjanjian kredit yang


sedang berjalan tidak dapat dilakukan karena akan merugikan debitur dan
bertentangan dengan Market Conduct dikarenakan suku bunga yang
dikenakan kepada debitur berlaku sampai dengan pinjaman lunas (fixed
rate).

7. Untuk mengurangi jumlah debitur yang masih menggunakan perhitungan


bunga flat dapat dilakukan dengan top-up kredit.

8. Atas perbedaan penafsiran PSAK 55 dalam penerapan kebijakan atribusi


kami mohon kiranya dapat diberikan waktu untuk melakukan pertemuan
antara tim Bank Bengkulu, Konsultan dan OJK guna penyamaan persepsi
terkait kebijakan atribusi tersebut.

Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya


kami mengucapkan terima kasih.

BANK BENGKULU

H.Agusalim
Direktur Utama

Tembusan:
1. Dewan Komisaris Bank Bengkulu
2. Arsip

Anda mungkin juga menyukai