Laporan Prakerin Angkatan Iv Gelombang Iv 2014: Bab I Pendahuluan
Laporan Prakerin Angkatan Iv Gelombang Iv 2014: Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
1. Tercantum pada UU No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional yaitu untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
bagi perannya dimasa yang akan datang.
2. Peraturan pemerintahan No.29 tahun 1990 tentang pendidikan menegah yang
bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam
sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan
B. TUJUAN PSG
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
a. Mampu membaca resep.
b. Mampu membuat sediaan obat dalam batuk padat (serbuk).
c. Mampu mengidentifikasialat kesehatan.
d. Mamahami penggunaan khasiat dan efek samping obat.
e. Membuat pengelolaan serta pengelompokkan sediaan farmasi.
C. MANFAAT PSG
1. Manfaat bagi instansi terkait
a. Mengetahui dan menyadari masalah kefarmasian di BLUD H.M DJAFAR
HARUN Kab. Kolaka Utara.
b. Memperoleh informasi kefarmasian yang ada di BLUD RS H.M DJAFAR
HARUN Kab.Kolaka Utara.
2. Manfaat bagi SMKN 1 WATUNOHU
BLUD RS H.M. Djafar Harun telah hadir di Kabupaten Kolaka Utara sejak tahun
2006 dan diresmikan penggunaannya Sejak tanggal 15 Januari 2007 Oleh Wakil
Gubernur Sul-tra yang didampingi oleh Pj. Bupati Kolaka Utara dan Pejabat Sementara
RSUD adalah Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kolut (Alias, SKM. M.Kes),
Kemudian pada tanggal 26 Februari Telah dilantik Secara resmi H.A. Kaharuddin Bsc
S.Sos sebagai Direktur RSUD H.M. Djafar Harun Sampai dengan tanggal 22 Agustus
2007 digantikan oleh Ns.Muh. Aidin, S.Kep.MM Sampai dengan tanggal 04 Juli 2013
dan kemudian digantikan oleh dr. Syarif Nur, Sp.OG,M.Kes Sebagai Direktur ke dua
RSUD H.M. Djafar Harun sampai sekarang.
1. Rumah sakit sebagai rujukan dari puskesmas dan sarana kesehatan lain .
2. Dalam pemberian pelayanan kesehatan berdasarkan prosedur tetap, kompetensi
dan etika profesi.
2. MISI
Untuk memenuhi visi tersebut, RSUD H. M. Djafar Harun Kab. Kolaka
Utara mencanangkan misi.
Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi (Instansi
Pememrintah) agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik.
Dengan pernyataan misi yang ditetapkan ini diharapkan seluruh pegawai dan
pihak yang berkepentingan dapat mengenal RSUD H. M. Djafar Harun Kab.
Kolaka Utara dan mengetahui alasan keberadaan dan perannya lebih dalam.
Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata, adil dan terjangkau oleh
masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD H. M. Djafar Harun
Kabupaten Kolaka Utara menjadi rumah sakit mitra keluarga.
3. MOTTO
“ Keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”
C. KETENAGAAN
Berdasarkan data yang ada hingga 31 Desember 2013 maka jumlah Pegawai Pada
RSUD H. M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 202 orang yang terdiri
dari :
- Tenaga medis
- Tenaga paramedis
- Tenaga paramedis non perawatan
- Tenaga administrasi dan lain-lain
Jenis Kelamin
No. Nama Jabatan Jumlah Keterangan
L P
8. S2 Manajemen 2 2
10. S1 Keperawatan/D-IV 2 4 6
13. Apoteker 1 6 7
16. SMF 3 3
19. D3 Kebidanan 12 12
21. D3 Gizi 7 7
22. D1 Gizi 1 1
23. S1 AKK 2 7 9
24. S1 Epid 1 4 5
25. D3 Fisioterapi 1 2 3
26. D3 Radiologi 1 3 4
31. S1 Kimia 2 2
34. D3 Manajemen RS 1 1
35. S1 Kesling 4 4
36. S1 Biologi 1 1
39. S1 Psikologi 1 1 2
41. D3 Kesling 1 1
TABEL 2
DATA PEGAWAI MENURUT
GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN
RSUD H.M. DJAFAR HARUN
TAHUN 2013
Jenis Kelamin
No. Golongan Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. IV/a 1 2 3
2. III/d 4 8 12
3. III/c 3 18 21
4. III/b 2 14 16
5. III/a 9 38 47
7. II/c 13 31 44
8. II/b 1 3 4
9. II/a 1 2 3
BLUD RS H.M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara memiliki sarana gedung
21 Unit Terbagi atas :
Delapan Unit Gedung Rawat Inap
Satu Unit Gedung Administrasi dan Poli Klinik (Rawat Jalan)
Satu Unit Instalasi Gizi
Satu Unit Gedung Janazah
Satu Unit Gedung UGD
Satu Unit Gedung Loundry
Satu Gedung Genset
Enam Unit Perumahan Dokter
Satu Unit Gedung Oprasi
Satu Unit Gedung Rontgen
Satu Unit Gedung Taranfusi darah
Satu unit Gedung Gudang Farmasi
Satu Unit Gedung Tower Air
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD. H.M. Djafar Harun Kabupaten
Kolaka Utara dilengkapi dengan 2 unit mobil ambulance,1 buah mobil Cady, 1 buah
mobil Jenazah, 1 unit mobil Direktur, 4 unit mobil dr. Ahli, dan 9 buah sepeda motor.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. RESEP
1. Resep Asli
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelolah apotek (APA) untuk menyiapkan, membuat dan
menyerahkan obat kepada pasien.
2. Copi Resep
Copi resep adalah salinan tertulis dari suatu resep.
a. Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli,
harus memuat pula informasi sebagai berikut :
1. Nama & alamat apotek.
2. Nama & nomor S.I.K. apoteker pengelola apotek.
3. Tanda tangan / paraf apoteker pengelola apotek.
B. OBAT
Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat
berizin (dipegang seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya
boleh beroperasi jika ada apoteker, no pharmacist no service), karena
diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat
membeli obat bebas terbatas.
Contoh obat golongan ini adalah: obat batuk, obat pilek dan krim
antiseptic.
c. Obat Keras
Obat keras yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya
harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi
hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
TABEL 3.1
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.1
TABEL 3.2
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.2
TABEL 3.3
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.3
d. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, valisanbe.
e. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
1. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan
mineral).
2. tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung).
C. Alat Kesehatan
b. Tujuan
1) Mencegah terjadinya infeksi silang
2) Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai
c. Pelaksanaan
1) Desinfeksi dengan cara mencuci
Misalnya:
a. Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian di siram
atau di basahi akohol 70%.
b. Mencuci luka, khususnya luka kotor. Dengan H202. Bthadin dan
lain-lain.
c. Mencuci kulit atau jaringan atau jaringan yang akan di operasidengan
larutan yodium tincture 3% dan lanjutkan dengan alcohol 70%.
d. Mencuci vulva dengan larutan sublimat 1/1000 atau pada 1/1000.
2) Desinfeksi dengan cara mengoleskan
Misalnya:
a. Mercurochroom pada luka.
b. Alkohol 70% betadine dll pada luka bekas jahitan.
3) Desinfeksi dengan cara merendam
Misalnya:
a. Merendam tangan dalam larutan Lysol 0,5%.
2. Sterilisasi
a. Pengertian
Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus
stoom, panas tinggi atau mrnggunakan bahan kimia.
c. Penatalaksanaan
1) Sterilisasi dengan cara rebus
2) Mensterilkan peralatan dengan merebusnya di dalam air sampai mendidi
100 derajat Celsius dan di tunggu antara 15 sampai 20 menit misalnya
peralatan dari logam, kaca dan karet.
Alat yang sering digunakan pada tempat tindakan / bedah yang dibatasi pada
alat untuk luka luar/ bedah minor
1. Nald Voeder
Nama lainnya pemegang jarum atau needle holder dengan bahan terbuat
dari besi/stenles, jenis yang di gunakan ber variasi, yaitu tipe Cerille
wood( bentuk seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (Bentuk segitiga ) guna
nald voeder ini pada penjahitian, sebagai pemegang jarum jahit ( nald heacting)
dan sebagai penyimpul benang.
2. Gunting
a. Gunting diseksi ( Disectin scissor)
Gunting ini ada 2 jenis yaitu, lurus dan bengkok, dengan bahan
terbuat dari besi/stenles. Ujungnya biasanya runcing. Terdapat 2 tipe yang
sring di gunakan, yaitu: Tipe mayo dan tipe metzenbaum.
Kegunaan gunting ini adalah untuk membuka jaringan,membebaskan
tumor kecil dari jaringan sekitarnya, untuk eksplorasi, merapikan luka,
penyediaannya masing-masing 1 buah.
a. Gunting diseksi ( dissecting scissor)
1) Tipe metzembaum, seperti klem bengkok
BLUD RS H. M. Djafar Harun
40
3. Pisau Bedah
Terdiri atas 2 bagian , yaitu gagang dengan bahan terbuat dari besi/stenles
dan mata pisau( mess/bistouri/blade). Pada pisau bedah model lama, mata pisau
dan gagang bersatu, sehingga bila mata pisau tumpul harus di asa kembali. Pada
model baru, mata pisau dapat dig anti. Biasanya mata pusau hanya untuk sekali
pakai.
Terdapat dua nomor gagang pisau yang sewring di pakai, yaitu gagang
nomor 4 ( untuk mata pisau besar) dan gagang nomor3 ( untuk mata pisau
kecil)guna pisau bedah ini adalah untuk menyanyat berbagai organ atau bagian
tubuh. Mata pisau di sesuaikan dengan bagian tubuh yang di sayat.
Macam pisau operasi( Tipe barde barker).
a. Gagang pisau nomor 3 ( untuk mata pisau kecil)
b. Gagang pisau nomor 4 ( untuk mata pisau besar)
c. Beberapa contoh mata pisau
4. Klem (clamp).
6. Korentang
Penggunaanya adalah untuk mengambil instrumrn steril dan mengambil
kasa, jas opersai. Penyediaan 2 buah dengan bahan terbuat dari besi/stenles.
7. Jarum jahit
Penggunaanya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ rusak
lainnya. Penyediaan di sesuakan kebutuhan.
8. Macam-Macam Benang
a. Slide (Silk/ Sutera)
Warnanya hitam dan putih, bersifat tidak licin seperti sutera biasa
karena sudah dikombinasikan dengan perekat tidak diserap tubuh. Pada
penggunaanya sebelah luar, maka benang harus dibuka kembali.
Tersedia dalam berbagai ukuran mulai nomor 00000 (5 nol) yang
merupakan ukuran terkecil hingga nomor 3 merupakan ukuran terbesar.
Yang sering digunakan adalah 2 nol, 1 nol dan nomor 1.
Kegunaan untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama
arteri besar) sebagai teugel (kendali).
b. Plain catgut
Warnanya putih dan kekuningan. Tersedia dalam berbagai ukuran
mulai nomor 00000 (5 nol) yang merupakan ukuran terkecil hingga nomor
9. Kom
Kegunaanya untuk menyimpan betadine dengan bahan terbuat dari
besi/stenles.
11. Tromol
Kegunaanya untuk menyimpan kain kasa ( steril), dengan bahan terbuat
dari besi/stenles.
12. Nierbecken
Kegunaanya untuk menyimpan alat-alat atau bahan yang sudah di pakai,
dengan bahan terbuat dari besi/stenles.
13. Nebulizer
Kengunaanya untuk mencairkan lendir .
14. Strilisator
Kengunaanya untuk menstrilkan alat-alat .
Jenis dan fungsi alat kesehatan dan bahan habis pakai medis yang ada di Apotek
dan instalasi farmasi BLUD RS H.M Djafar Harun :
Tabel 3.4
Jenis Dan Fungsi Alkes/Bhp Medis
Yang Terdapat Di Apotek Dan Instalasi Farmasi Blud Rs H.M Djafar Harun
Kab. Kolaka Utara
Tahun 2014
BAB IV
PROSEDUR KERJA
C. Penyimpanan resep
1) Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan
nomer penerimaan / pembuatan resep.
2) Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep
lainnya, tandai garis merah dibawah nama obatnya,
3) Resep yang telah disimpang selama 3 tahun dapat dimusnahkan dan
cara pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara
lain yang memadai.
4) Pemusnahan dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
Untuk nilai normal pengukuran tensi seseorang dapat kita lihat dibawah ini :
2) Prosedur kerja
a) Cara palpasi
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Atur posisi.
4. Letakkan lengan yg hendak di ukur tekanan darah dengan
kedudukan volar.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manchet pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas
fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8. Pompakan udara ke dalam manchet sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
9. Pompakan terus setinggi manometer 20 mmHg lebih tinggi dari
titik radialis tidak teraba.
10. Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara
dalam manchet secara pelan pelan dan berkesinambungan
dengan memutar sekrup pada pompa udara yang berlawanan
dengan arah jarum jam.
11. Catat hingga mmHg pada manometer dimana arteri pertama
berdenyut kembali.
12. Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi.
b) Cara auskultasi
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Atur posisi.
4. Letakkan lengan yang hendak di ukur tekanan darah dengan
kedudukan volar.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manchet pada lengan kanan atas sekitar 3 cm diatas
fossa cubiti (jangan terlalu ketat dan terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8. Pompakan udara ke dalam manchet sampai dnyut nadi arteri
radialis tidak terabah dengan diatas rata-rata tekanan normal.
9. Letakkan auskultasi pada arteri brachialis dan dengarkan.
10. Keluarkan udara dalam manchet secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
11. Catat hingga mmHg pada manometer dimana arteri pertama
berdenyut kembali.
12. Catat tinggi mmHg pada manometer
a. fase korotkhoff 1
menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi
2. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan Suhu Oral
1. Jelaskan prosedur kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak bawah lidah.
a. Bayi : 25 – 50x/i
b. Anak : 16 – 30x/i
c. Dawasa : 12 – 20x/i
Adapun prosedur kerja menghitung pernafasan pada pasien yaitu :
b. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
2) Pada waktu pengukuran nadi pasien dalam posisi berbaring / duduk.
c. Penatalaksanaan
1) Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan mengukur
suhu.
2) Pada waktu menghitung denyut, pasien harus benar-benar istirahat
dalam posisi baring atau duduk.
3) Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah diatas arteri selama 1 menit dan hasilnya dikalikan dua.
4) Khusus pada anak perhitungan dilakukan selama 1 menit.
5) Hasil perhitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.
d. Perhatian
1) Perjatikan isi (volume) denyut nadi, iramanya teratur atau tidak dan
tekanannya kira-kira lemah.
2) Mengitung denyut nadi tidak boleh dilakukan jika tangan petugas
baru saja memegang Es.
3) Bila terjadi perubahan pada denyut nadi pasien segera laporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau dokter.
1. Prosedur Persiapan:
a. Pasien dan keluarga.
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat.
c. Alat-alat.
d. Obat-obatan yang akan diberikan.
e. Mangkok atau sendok obat atau pipet.
f. Daftar pemberian obat.
g. Air minum (air putih) dan -bila perlu- sedotan.
h. Perlak dan alasnya, bila perlu.
i. Penggerus obat, bila perlu.
j. Lingkungan : perhatikan privasi pasien.
k. Perawat : mencuci tangan.
2. Pelaksanaan
a. Periksa kembali daftar obat pasien.
b. Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil
mencocokkan nama pada tempat tidur dengan nama pada daftar
obat.
c. Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar obat
(memanggil dengan nama lengkap, misalnya ”ny sri hastuti” jgn ”ny
sri” saja).
d. Memberikan obat satu persatu pada pasien sambil menunggu pasien
selesai minum obat, dengan menjelaskan kegunaan obat dan cara
memakan obat sesuai jenis obat, misalnya pasien dianjurkan untuk
langsung menelan obat atau obat dikunyah dulu, atau obat dihisap
pelan-pelan atau obat diletakkan dibawah lidah, setelah selesai beri
pasien air minum, kalau perlu.
BLUD RS H. M. Djafar Harun
62
1. Injeksi Intracutan
a. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit
yang dilakukan pada lengan bawah bagian dalam atau di tempat lain
yang dianggap perlu.
b. Tujuan
1. Melaksanakan uji coba obat tertentu (misalnya skin test,
penicillin, dll).
2. Memberikan obat tertentu yang pemberian hanya dapat
dilakukan dengan suntikan intracutan.
3. Membantu menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin test).
c. Persiapan
Spoit, Kapas alcohol dimana disesuaikan dengan kebutuhan.
d. Cara Penyuntikan
2. Jarum yang digunakan biasanya nomor 18, 20 atau jarum
khusus.
3. Spoit 1 cc, atau spoit khusus.
b. Cara Penyuntikan
1. Permukaan kulit didesefktan, lalu diangkat sedikit dengan
tangan kiri.
2. Jarum ditusukkan dengan lubangnya menghadap keatas dan
membentuk sudut 45° dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spoit ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan, tetapi bila tidak ada darah obat masukkan perlahan-
lahan.
b. Cara Penyunikan
1. Tentukan daerah yang akan disuntukan , lalu permukaan kulit
didaerah bersangkutan didesenfektan dengan kapas alcohol.
2. Jarum ditusukkan tegak lurus (90°) dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spoit ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan, tetapi bila tidak ada darah obat dimasukkan
perlahan-lahan.
4. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat.
5. Bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alcohol.
c. Perhatian
1. Tempat dan cara penyuntikan harus tepat dan benar.
2. Perhatikan tehnik septik dan aseptik.
3. Jenis dan dosis obat yang akan diberikan harus tepat dan benar,
demikian pula cara melarutkan dan mencampur obat.
4. Perhatikan dan catat reaksi yang terjadi pada saat dan setelah
pemberian , Bila terjadi reaksi pada saat pemberian segera
dihentikan, dan laporkan pada penanggung jawab.
b. Cara Penyuntikan
1. Tentukan daerah yang akan di suntik kemudian lakukan
pembendungan dibagian atasnya selanjutnya permukaan kulit di
daerah bersangkutan didesinfeksi dengan kapas alcohol dan
diregangkan.
2. Pasang pengalas dibagian yang akan disuntik dan dekatkan
bengkok (Nierbeckken) kebagian tubuh yang akan disuntik.
3. Jarum ditusukkan kedalam pembuluh darah yang dimaksud
dengan lubang jarum menghadap keatas.
4. Penghisap spuit ditarik sedikit bila jarum berhasil masuk
kedalam vena , darah akan masuk kedalam spuit atau mengalir
sendiri tetapi bila tidak ada darah yang keluar berarti jarum tidak
berhasil dan penyuntikan harua dipindahkan kebagian lain
setelah berhasil bukalah segera karet pembendung.
5. Obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis.
6. Setelah obat masuk semua jarum bekas tusukan ditekan dengan
kapas alcohol.
7. Bila pemberian obat injeksi vena dilakukan dalam jumlah besar
dan waktu yang lama maka pemberiannya dilakukan dengan
cara infuse sesuai dengan program pengobatan (Misalnya
transfusi darah ).
Bahaya Pemberian Suntikan
1. Pasien alergi terhadap obat misalnya (Mengigil, urtikari, syok, colaps dan
lain-lain ).
2. Pada bekas suntikan dapat terjadi abses, necroses, atau hematoma.
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan.
2. Tujuan
BLUD RS H. M. Djafar Harun
68
b. Persiapan pasien
Pasien di beri penjelasan tentang hal-hal yang di lakukan.
4. Penatalaksanaan
a. Sama dengan cara mengganti dan memasang alat tenun pada tempat
tidur tanpa pasien di atasnya. Tetapi di kerjakan secara bergilir pada
sisi kiri dan kana tempat tidur.
b. Selimut danm bantal yang tidak perlu di ganti, di letakkan di atas
kursi dan bangku.
c. Tahap Pertama
1. Pasin dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur (bila perlu
pasien di ganjal dengan bantal supaya tidak jatuh).
2. Lakukan secara prosedur ini pada tempat tidur yang kosong.
3. Lepaskan sisi tenun yang kotor dari bawah kasur. Lalu di gulung
satu persatu sampai diu bawah pasien, yaitu:
a) Septrai kiri di gulung ke tengah sejauh mungkin
b) Perlak di bersihkan dengan lap larutan desinfektan. Lalu di
keringkan dan di gulung ke tengah sejauh mungkin
c) Seprai besar di gulung ketengah sejauh mungkin
BLUD RS H. M. Djafar Harun
69
d. Tahap Kedua
1. Setelah tahap pertama selesai pasien di miringkan ke bagian
yang dekat dengan bantal pengganjalnya.
2. Lepaskan seprai yang kotor dari bawah kasur.
3. Seprai kecil dibersihkan dsan di masukkan ke tempat alat tenun
yang kotor.
4. Perlak di bersihkan dan di gulung ke tengah.
5. Sepraib yang besar yang kotor di angkat dan di masukkan ke
tempat alat tenun yang kotor.
6. Alas tempat tidur dan kasur di bersihkan seperti pada tahap
pertama.
7. Seprai besar di buka dari gulungannya di ratakan dan di pasang
pada kasur.
8. Perlak dan seprai kecil di pasang pada tahap pertama.
9. Sarung bantal yang kotor di lepaskan dan di letakkan pada
tempat alat tenun kotor. Bantal di ratakan isinya, kemudian
sarung bantal yang bersihy di pasang.
10. Bantal di susun, pasin di baringkan dalam posisi yang nyaman.
11. Selimut yang kotor di ganti yang bersih.
A. Hasil
Adapun hasil kegiatan yang kami laksanakan selama 3 bulan dimulai dari tanggal
12 agustus sampai tanggal 17 november 2014 pada praktek sistem ganda di blud rs h.m
djafar harun kabupaten kolaka utara tahun pelajaran 2014-1015 diantaranya dapat kita
lihat pada tabel rekapan jurnal kegiatan harian kam9 selama praktek yaitu :
Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %
Keterangan :
F : frekuensi
Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %
1. Melakukan pengempraan
2. Melayani pengempraan
3. Melayani resep kapsul
4. melayani resep pasien
5. Melayani resep puyer
6. Menstok obat
7. Meregister resep
8. Stock of name
Jumlah
Sumber data : primer
Keterangan :
F : frekuensi
Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %
1. Melakukan pengempraan
2. Melayani pengempraan
3. Melayani resep kapsul
4. melayani resep pasien
5. Melayani resep puyer
6. Menstok obat
7. Meregister resep
8. Stock of name
Jumlah
Sumber data : primer
Keterangan :
F : frekuensi
Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %
1. Melakukan pengempraan
2. Melayani pengempraan
3. Melayani resep kapsul
4. melayani resep pasien
5. Melayani resep puyer
6. Menstok obat
7. Meregister resep
8. Stock of name
Jumlah
Sumber data : primer
Keterangan :
F : frekuensi
Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %
Keterangan :
F : frekuensi
Terkhusus ruang keperawatan pada hari sabtu, juga dibagi dalam 3 siff jaga, yaitu:
Adapun alat kesehatan yang kami gunakan pada praktek sistem ganda di BLUD RS
H. M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara tahun ajaran 2014/2015 diantaranya dapat kita
lihat pada tabel berikut:
B. PEMBAHASAN
Selama kami melaksankan praktek di BLUD RS H.M. Djafar Harun dari tanggal
12 agustus sampai tanggal 17 november 2014. Pada apotek rawat inap kami melayani
Selain melayani resep kami juga melayani pengempraan obat dan alat kesehatan
kesemua ruang pelayanan dimana ruang pelayanan tersebut adalah Apotek rawat inap,
apotek rawat jalan, poli gigi, poli obgin, poli bedah, laboratorium, kebidanan, interna,
ICU, IGD, ruang operasi, VIP, KIA dan lain-lain. Dimana kami melayani pengempraan
sebanyak kali pengempraan selama 3 bulan praktek.
kami melakukan pencatatn resep pasien dibuku register pada apotek rawat inap
lembar resep dan apotek rawat jalan sebanyak lembar resep .
selain kami meregister resep kami juga melakukan kegiatan menstok obat dan alat
kesehatan diapotek, dimana kami melakukan kegiatan kefarmasian dengan cara menstok
obat dan alat kesehatan diapotek rawat inap sebanyak kali, dan apotek
rawat jalan sebanyak kali.
untuk mengetahui jumlah stok pada setiap sediaan obat atau alat kesehatan maka
biasanya dilakukan kegiatan kefarmasian dengan cara stok of name. dimana stok op
name ini, dilakukan setiap bulannya untuk menyamakan jumlah stok sediaan obat dan
alat kesehatan dengan kartu stok pada setiap sediaan dan alat kesehatan. Dalam
melaksanakan kegiatan ini kami melakukan stok of name diapotrk rawat inap sebanyak
dan digudang farmasi sebanyak . dimana fungsi stok of name adalah untuk
menyamakan jumlah stok obat dan alat kesehatan (fisik) dengan kartu stoknya.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Dari hasil prakerin yang kami lakukan di BLUD RS H.M Djafar Harun kabupaten
kolaka utara, kami menyarankan.
1. Untuk BLUD RS H.M Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara
a. Kami menyarankan agar diadakan lemari penyimpanan narkotik dan
psikotropik sesuai standar UU yang seharusnya selalu dalam keadaan tertutup
dan terkunci rapat.
DAFTAR PUSTAKA