Anda di halaman 1dari 87

1

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN PSG

Praktek Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu bantuk penyelenggaraan dari


sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan dan
program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung didunia kerja
untuk mencapai suatu tingkat keahlian professional. Dimana keahlian professional
tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu, ilmu pengetahuan, teknik
dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana
saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui
proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.

Pendidikan sistem ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja


yang profesional dibidangnya. Melalui pendidikan sistem ganda diharapkan dapat
menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana siswa yang melaksanakan
pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus
mempelajari dunia kerja. Tanpa diadakannya pendidikan sistem ganda ini kita tidak
dapat langsung terjun kedunia industry karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan kerja. Ada beberapa peraturan tentang praktek kerja industri (prakerin)
adalah sebagai berikut :

1. Tercantum pada UU No.2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional yaitu untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan
bagi perannya dimasa yang akan datang.
2. Peraturan pemerintahan No.29 tahun 1990 tentang pendidikan menegah yang
bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat
dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam
sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan

BLUD RS H. M. Djafar Harun


2

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


pada jengjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan
perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan kebudayaan.
3. Peraturan pemerintahan No.39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam
pendidikan nasional.
4. Keputusan mentri No. 0490/1993 tentang kurikulum sekolah menegah kejuruan
(SMK) yang berisi bahwa : “ dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui
dua jalur yaitu pendidikan didalam sekolah dan diluar sekolah”.

B. TUJUAN PSG
1. Tujuan umum

Meningkatnkan profesionalisme siswa menurut keahlian, kemampuan,


pengetahuan, etos kerja, agar terjadi link and match antara sekolah dan industri.

2. Tujuan khusus
a. Mampu membaca resep.
b. Mampu membuat sediaan obat dalam batuk padat (serbuk).
c. Mampu mengidentifikasialat kesehatan.
d. Mamahami penggunaan khasiat dan efek samping obat.
e. Membuat pengelolaan serta pengelompokkan sediaan farmasi.

C. MANFAAT PSG
1. Manfaat bagi instansi terkait
a. Mengetahui dan menyadari masalah kefarmasian di BLUD H.M DJAFAR
HARUN Kab. Kolaka Utara.
b. Memperoleh informasi kefarmasian yang ada di BLUD RS H.M DJAFAR
HARUN Kab.Kolaka Utara.
2. Manfaat bagi SMKN 1 WATUNOHU

BLUD RS H. M. Djafar Harun


3

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


a. Laporan hasil prakerin dapat menjadi salah satu audit internal kualitas
pengajar.
b. Memperkenalkan SMKN 1 Watunohu khususnya jurusan farmasi kepada
masyarakat.
c. Terbinanya jaringan kerjasama dengan institusi program.
3. Manfaat bagi siswa
a. Mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang aplikasi dalam
program farmasi.
b. Mendapatkan pengalaman dalam memecahkan permaslahan kefarmasian dan
analisis permasalahan.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


4

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


BAB II

GAMBARAN UMUM RSUD H. M. DJAFAR HARUN

A. Sejarah BLUD RS H.M Djafar Harun


Rumah sakit merupakan suatu tempat upaya perawatan dan penyembuhan
penderita serta tempat upaya pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit
memiliki organisasi dan sarana yang kompleks dan teratur serta ditangani oleh orang –
orang dari berbagai kelompok ahli dan profesi yang bertanggung jawab dan berdedikasi
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, terdidik dan terlatih untuk menghadapi dan
memecahkan berbagai masalah secara interdisipliner dalam dunia perawatan,
pengobatan modern dan pelayanan masyarakat. Oleh sebab itu rumah sakit juga turut
berperan dalam upaya penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

BLUD RS H.M. Djafar Harun telah hadir di Kabupaten Kolaka Utara sejak tahun
2006 dan diresmikan penggunaannya Sejak tanggal 15 Januari 2007 Oleh Wakil
Gubernur Sul-tra yang didampingi oleh Pj. Bupati Kolaka Utara dan Pejabat Sementara
RSUD adalah Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kolut (Alias, SKM. M.Kes),
Kemudian pada tanggal 26 Februari Telah dilantik Secara resmi H.A. Kaharuddin Bsc
S.Sos sebagai Direktur RSUD H.M. Djafar Harun Sampai dengan tanggal 22 Agustus
2007 digantikan oleh Ns.Muh. Aidin, S.Kep.MM Sampai dengan tanggal 04 Juli 2013
dan kemudian digantikan oleh dr. Syarif Nur, Sp.OG,M.Kes Sebagai Direktur ke dua
RSUD H.M. Djafar Harun sampai sekarang.

Dalam aktivitasnya, RSUD. H.M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara


berusaha untuk selalu menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai salah satu
penyelenggara pelayanan kesehatan bagi masyarakat Koalaka Utara.

B. VISI DAN MISI


1. VISI

BLUD RS H. M. Djafar Harun


5

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Visi adalah merupakan cerminan dan cara pandang kedepan tentang yang
ingin dicapai, tercapainya visi misi kedepan mengandung konsep masa depan yang
ideal. Visi juga merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana
instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis,
antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan oleh instansi pemerintah.
“Menjadikan Badan Layanan Umum Daerah Rumah H. M. Djafar Harun
Kabupaten Kolaka Utara Sebagai Rumah Sakit Rujukan Yang Berkualitas Dan
Terjangkau.”

Makna pokok yang terkandung dalam visi RSUD H. M. Djafar Harun


Kabupaten Kolaka Utara tersebut antara lain :

1. Rumah sakit sebagai rujukan dari puskesmas dan sarana kesehatan lain .
2. Dalam pemberian pelayanan kesehatan berdasarkan prosedur tetap, kompetensi
dan etika profesi.

2. MISI
Untuk memenuhi visi tersebut, RSUD H. M. Djafar Harun Kab. Kolaka
Utara mencanangkan misi.
Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi (Instansi
Pememrintah) agar tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil dengan baik.
Dengan pernyataan misi yang ditetapkan ini diharapkan seluruh pegawai dan
pihak yang berkepentingan dapat mengenal RSUD H. M. Djafar Harun Kab.
Kolaka Utara dan mengetahui alasan keberadaan dan perannya lebih dalam.
Misi yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu, merata, adil dan terjangkau oleh
masyarakat.
2. Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan RSUD H. M. Djafar Harun
Kabupaten Kolaka Utara menjadi rumah sakit mitra keluarga.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


6

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3. Melaksanakan dan mengembangkan manajemen rumah sakit.
4. Pengembangan Sumber Daya Manusia tenaga kesehatan dibidangnya menuju
tercapainya pelayanan yang profesionalisme.

3. MOTTO
“ Keselamatan, kesembuhan dan kepuasan pasien adalah kebahagiaan kami”

C. KETENAGAAN

Berdasarkan data yang ada hingga 31 Desember 2013 maka jumlah Pegawai Pada
RSUD H. M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 202 orang yang terdiri
dari :

- Tenaga medis
- Tenaga paramedis
- Tenaga paramedis non perawatan
- Tenaga administrasi dan lain-lain

BLUD RS H. M. Djafar Harun


7

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


TABEL I
DATA PEGAWAI MENURUT
JENIS PENDIDIKAN, JENIS KEPEGAWAIAN DAN JENIS KELAMIN
RSUD H.M. DJAFAR HARUN
TAHUN 2013

Jenis Kelamin
No. Nama Jabatan Jumlah Keterangan
L P

1. Dokter spesialis kandungan 1 1

2. Dokter spesialis bedah 1 1 Kontrak

3. Dokter spesialis internis 1 1

4. Dokter spesialis anak 1 1

5. Dokter spesialis radiologi 1 1

6. Dokter umum 2 5 7 3 Pendidikan

7. Dokter gigi 2 2 1 Pendiidkan

8. S2 Manajemen 2 2

9. S1 Keperawatan (Ns) 2 7 9 1 Pendidikan

10. S1 Keperawatan/D-IV 2 4 6

11. D3 Keperawatan 6 46 52 4 Pendidikan

12. SPK 10 19 29 2 Pendidikan

13. Apoteker 1 6 7

14. S1 farmasi 7 7 2 Pendidikan

15. D3 Farmasi 1 1 1 Pendidikan

16. SMF 3 3

17. D3 Keperawatan Gigi 2 2

18. DIV kebidanan 2 2

19. D3 Kebidanan 12 12

BLUD RS H. M. Djafar Harun


8

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


20. S1 Gizi 1 1

21. D3 Gizi 7 7

22. D1 Gizi 1 1

23. S1 AKK 2 7 9

24. S1 Epid 1 4 5

25. D3 Fisioterapi 1 2 3

26. D3 Radiologi 1 3 4

27. D3 Teknik Elektromedik 1 1

28. D3 Analisis Kesehatan 3 3

29. S1 Analis Kimia 0 0

30. D3 Analis Kimia 1 1

31. S1 Kimia 2 2

32. D3 Teknik Kimia 1 1

33. D3 Perekam Medik 2 2 1 Pendidikan

34. D3 Manajemen RS 1 1

35. S1 Kesling 4 4

36. S1 Biologi 1 1

37. D3 Hiperkes 1 3 4 1 Pendidikan

38. D3 Terapi wicara 2 2

39. S1 Psikologi 1 1 2

40. DIV Anastesi 1 1

41. D3 Kesling 1 1

Jumlah 39 163 202

BLUD RS H. M. Djafar Harun


9

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014

TABEL 2
DATA PEGAWAI MENURUT
GOLONGAN DAN JENIS KELAMIN
RSUD H.M. DJAFAR HARUN
TAHUN 2013

Jenis Kelamin
No. Golongan Jumlah
Laki-laki Perempuan

1. IV/a 1 2 3

2. III/d 4 8 12

3. III/c 3 18 21

4. III/b 2 14 16

5. III/a 9 38 47

BLUD RS H. M. Djafar Harun


10

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


6. II/d 2 50 52

7. II/c 13 31 44

8. II/b 1 3 4

9. II/a 1 2 3

Jumlah 39 163 202

D. SARANA DAN PRASARANA

BLUD RS H.M. Djafar Harun terletak di Kabupaten Kolaka Utara, tepatnya di


Kelurahan Lasusua Kecamatan Lasusua dengan luas lahan 4,5 Hektar.
BLUD RS H.M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara dibangun pada tahun
2005 merupakan bangunan atau gedung baru BLUD RS H.M. Djafar Harun Kabupaten
Kolaka Utara Diresmikan penggunaannya sebagai BLUD RS H.M. Djafar Harun
Kabupaten Kolaka Utara oleh bapak Wakil Gubernur Sul-Tra Pada Bulan Januari 2007.

Dalam rangka kelancaran penyelenggaraan Pemerintah dan pelaksanaan


pembangunan serta peningkatan pelajaran kepada masyarakat, sesuai ketentuan
pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang pedoman organisasi Perangkat Daerah. Maka
Pemeritah Daerah Kabupaten Kolaka Utara telah membentuk rumah sakit .

Sejak Tahun 2006 Pemerintah kabupaten Kolaka Utara mengeluarkan suatu


kebijakan sebagai bentuk implementasi dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010 yakni
dengan memberikan pelayanan yang dijamin oleh Pemerintah Daerah Kab. Kolaka Utara
di Puskesmas dan jaringannya dan BLUD RS H. M. Djafar Harun (Khusus Rawat Jalan
dan Perawatan Kelas III) , kecuali untuk kasus tertentu dari jam 07.30 sampai 14.00 ini
berlaku Mulai Bulan Januari sampai Bulan Juni 2008.Kemudian Bulan Juli 2008 Dan
seterusnya jam kantor bertambah sampai jam 15.45. Hal ini di maksudkan untuk
membuat suatu perubahan paradigma masyarakat bahwa kesehatan itu sangat penting
dan merupakan hak setiap manusia tanpa memandang status ekonomi maupun status
sosial masyarakat.Berbagai bentuk kegiatanpun dilaksanakan sesuai prosedur yang ada

BLUD RS H. M. Djafar Harun


11

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


dan tujauan kebutuhan masyarakat dalam rangka pemerataan kesehatan sampai ke
Desa-Desa terpencil yang sulit untuk menjangkau pusat pelayanan Kesehatan.

BLUD RS H.M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara memiliki sarana gedung
21 Unit Terbagi atas :
 Delapan Unit Gedung Rawat Inap
 Satu Unit Gedung Administrasi dan Poli Klinik (Rawat Jalan)
 Satu Unit Instalasi Gizi
 Satu Unit Gedung Janazah
 Satu Unit Gedung UGD
 Satu Unit Gedung Loundry
 Satu Gedung Genset
 Enam Unit Perumahan Dokter
 Satu Unit Gedung Oprasi
 Satu Unit Gedung Rontgen
 Satu Unit Gedung Taranfusi darah
 Satu unit Gedung Gudang Farmasi
 Satu Unit Gedung Tower Air
Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD. H.M. Djafar Harun Kabupaten
Kolaka Utara dilengkapi dengan 2 unit mobil ambulance,1 buah mobil Cady, 1 buah
mobil Jenazah, 1 unit mobil Direktur, 4 unit mobil dr. Ahli, dan 9 buah sepeda motor.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


12

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. RESEP
1. Resep Asli

Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, atau dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada apoteker pengelolah apotek (APA) untuk menyiapkan, membuat dan
menyerahkan obat kepada pasien.

Yang berhak menulis resep adalah :


a. Dokter.
b. Dokter gigi, terbatas pada pengobatan gigi & mulut. Dengan cara
injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya. Sedangkan pembiusan atau patirasa
secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi sesuai dengan surat edaran dari
depkes RI No. 19/ph/62 tanggal 2 mei 1962.
c. Dokter hewan, terbatas pengobatan hewan.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


13

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Resep asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh pasien,
hanya dapat diberikan copy resep atau salinan resep. Resep asli tersebut harus
disimpan diapotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain kecuali diminta
oleh :
a. Dokter yang menulisnya atau yang merawatnya.
b. Pasien yang bersangkutan.
c. Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk
memeriksa.
d. Yayasan dan lembaga lain yang menanggunng biaya pasien.
Resep yang lengkap Dalam resep yang lengkap harus memuat hal-hal sebagai
berikut :
a. Nama, alamat dan nomor izin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
b. Tanggal penulisan resep (inscriptio).
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep (invocatio).
d. Nama setiap obat atau komposisi obat (paraescriptio/ordonatio).
e. Aturan pemakaian obat yang tertulis (signatura).
f. Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep sesuai dengan UU yang berlaku
(subscriptio).
g. Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan.
h. Tanda seru & paraf dokter untuk resep yg mengandung obat yg jumlahnya
melebihi dosis maksimal.
Ketentuan Lainnya dalam peresepan :
1. Resep Yang Mengandung Narkotik
Resep yang mengandung narkotika tidak boleh ada iterasi (ulangan) ;
ditulis nama pasien tdk boleh m.i. = mihi ipsi = untuk dipakai sendiri; alamat
pasien dan aturan pakai (signa) yang jelas, tidak boleh ditulis sudah tahu
aturan pakainya (usus cognitus).
2. Resep Yang Memerlukan Penanganan Segera
Untuk penderita yang segera memerlukan obatnya, dokter menulis
bagian kanan atas resep: Cito (segera), Statim (penting), urgent (sangat

BLUD RS H. M. Djafar Harun


14

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


penting), P.I.M.= periculum in mora = berbahaya bila ditunda, RESEP INI
HARUS DILAYANI DAHULU. Dengan urutan P.I.M, urgent, statim, cito.
3. Resep Yang Dapat Dan Tidak Dapat Diulang
a. Jika dokter menghendaki agar resepnya dapat diulang, maka dalam resep
ditulis kata “iter/iteratie” dan berapa kali resep diulang. Misalnya tertulis
iter 3x artinya resep dapat dilayani sebanyak 1+3 kali = 4 kali.
b. Jika dokter menghendaki agar resepnya tidak boleh diulang tanpa
sepengetahuannya, maka dapat dituliskan pada resep tersebut dengan kata
“n.i” = ne iteratur (tidak dapat diulang).
c. Resep yang tidak boleh diulang adalah resep yg mengandung narkotika,
psikotropik dan obat keras yang ditetapkan oleh pemerintah / menkes RI.
Pelayanan Resep di Apotek :
a. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan.
b. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggung jawab apoteker pengelola
apotek.
c. Apoteker wajib melayani resep sesuai dengan tanggung jawab dan
keahlian profesinya yang dilandasi pada kepentingan masyarakat.
d. Apoteker tidak diizinkan mengganti obat generik yang ditulis di dalam
resep dengan obat paten.
e. Bila pasien tidak mampu menebus obat yg tertulis dalam resep, apoteker
dapat mengganti obat paten dengan obat generik atas persetujuan pasien.

2. Copi Resep
Copi resep adalah salinan tertulis dari suatu resep.
a. Salinan resep selain memuat semua keterangan yang termuat dalam resep asli,
harus memuat pula informasi sebagai berikut :
1. Nama & alamat apotek.
2. Nama & nomor S.I.K. apoteker pengelola apotek.
3. Tanda tangan / paraf apoteker pengelola apotek.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


15

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


4. Tanda det. = detur untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda ne det =
ne detur untuk obat yang belum diserahkan.
5. Nomor resep & tanggal pembuatan.
b. Ketentuan tambahan
1. Salinan resep harus ditandatangani  apoteker. Apabila berhalangan,
penandatanganan atau paraf pada salinan resep dapat dilakukan oleh
apoteker pendamping atau apoteker pengganti dengan mencantumkan
nama terang dan status yang bersangkutan.
2. Resep harus dirahasiakan dan disimpan di apotek dengan baik selama 3
tahun.
3. Resep atau salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis
resep, pasien yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan UU yang berlaku.
c. Pengelolaan Resep
1. Resep yang telah dikerjakan, disimpan menurut urutan tanggal dan nomor
penerimaan / pembuatan resep.
2. Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya,
tandai garis merah di bawah nama obatnya.
3. Resep yang telah disimpan melebihi 3 tahun dapat dimusnahkan dan cara
pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang
memadai.
4. Pemusnahan resep dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.
5. Pada saat pemusnahan harus dibuat berita acara pemusnahan yang
mencantumkan :
a) Hari & tanggal pemusnahan.
b) Tanggal yang terawal dan terakhir dari resep.
c) Berat resep yang dimusnahkan dalam kilogram.

B. OBAT

BLUD RS H. M. Djafar Harun


16

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


1. Defenisi Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (UU No. 36 Tahun 2009).
Obat adalah semua zat baik kimiawi, nabati, hewani dan mineral yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan dan mencegah penyakit dan
gejalah penyakit.
Obat dapat digolongkan menjadi beberapa bagian :
a. Penggolongan Obat Berdasarkan Jenis
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa harus menggunakan
resep dokter. Bisa dibeli di apotek atau toko obat berijin atau  biasanya
bisa juga dibeli di warung. Obat ini mengandung zat aktif yang relatif
aman, oleh karena itu penggunaannya tak perlu pengawasan dari dokter.
Walaupun obat ini bisa dibeli tanpa resep dokter, tetapi pada
penggunaannya tetap harus mengikuti dosis yang tertera pada kemasan
agar memiliki efek terapi yang diinginkan.
Menurut SK Menkes RI NO.2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda
khusus obat bebas, yaitu lingkaran bulat berwarna hijau dengan garis tepi
berwarna hitam.

Yang biasanya termasuk kategori obat bebas antara lain analgetik


(Parasetamol dll), Vitamin & Mineral (B-Komplex dll).

b. Obat Bebas Terbatas

BLUD RS H. M. Djafar Harun


17

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat
keras tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan (kotak hitam dengan tulisan putih).
Menurut SK Menkes RI NO.2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda
khusus khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah
lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.

Tanda peringatan yang tertera pada obat bebas terbatas (warna


hitam, ukuran 5 X 2 cm dengan tulisan berwarna putih) sebagai berikut :

Memang, dalam keadaaan dan batas-batas tertentu, sakit yang


ringan masih dibenarkan untuk melakukan pengobatan sendiri, yang
tentunya juga obat yang dipergunakan adalah golongan obat bebas dan
bebas terbatas yang dengan mudah diperoleh masyarakat. Namun apabila
kondisi penyakit semakin serius sebaiknya memeriksakan ke dokter.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


18

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Dianjurkan untuk tidak sekali-kalipun melakukan uji coba obat
sendiri terhadap obat-obat yang seharusnya diperoleh dengan
mempergunakan resep dokter.

Seharusnya obat jenis ini hanya dapat dijual bebas di toko obat
berizin (dipegang seorang asisten apoteker) serta apotek (yang hanya
boleh beroperasi jika ada apoteker, no pharmacist no service), karena
diharapkan pasien memperoleh informasi obat yang memadai saat
membeli obat bebas terbatas.

Contoh obat golongan ini adalah: obat batuk, obat pilek dan krim
antiseptic.

c. Obat Keras
Obat keras yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya
harus dengan resep dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi
hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik


(tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang
mengandung hormon (obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain).
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa
berbahaya bahkan meracuni tubuh, memperparah penyakit atau
menyebabkan mematikan.
Golongan obat yang hanya boleh diberikan atas resep dokter, dokter
gigi, dan dokter hewan, Yang termasuk golongan ini adalah beberapa obat
generik dan Obat Wajib Apotek (OWA). Juga termasuk didalamnya
psikotropika tergolong obat keras.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


19

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Selain memproduksi obat generik, untuk memenuhi keterjangkauan
pelayanan kesehatan khususnya akses obat pemerintah mengeluarkan
kebijakan OWA (obat wajib apotek).
Tujuan OWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk
masyarakat, maka obat-obat yang digolongkan dalam OWA adalah obat
yang diperlukan bagi kebanyakan penyakit yang diderita pasien. Antara
lain: obat antiinflamasi (asam mefenamat), obat alergi kulit (salep
hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep oksitetrasiklin), antialergi
sistemik (CTM), obat KB hormonal.
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat
yang dapat diserahkan:
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak
di bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko
pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi
di Indonesia.
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri.

Disini terdapat daftar obat wajib apotek yang dikeluarkan


berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3
daftar obat yang diperbolehkan diserahkan tanpa resep dokter. Peraturan
mengenai Daftar Obat Wajib Apotek tercantum dalam :

1. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 347/MenKes/SK/VII/1990


tentang Obat Wajib Apotek, berisi Daftar Obat Wajib Apotek No. 1
2. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 924/Menkes/Per/X/1993
tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 2

BLUD RS H. M. Djafar Harun


20

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1176/Menkes/SK/X/1999
tentang Daftar Obat Wajib Apotek No. 3

Dalam peraturan ini disebutkan bahwa untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat dalam menolong dirinya sendiri guna mengatasi
masalah kesehatan, dirasa perlu ditunjang dengan sarana yang dapat
meningkatkan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
rasional. Peningkatan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
dapat dicapai melalui peningkatan penyediaan obat yang dibutuhkan
disertai dengan informasi yang tepat sehingga menjamin penggunaan
yang tepat dari obat tersebut.

Oleh karena itu, peran apoteker di apotek dalam pelayanan KIE


(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) serta pelayanan obat kepada
masyarakat perlu ditingkatkan dalam rangka peningkatan pengobatan
sendiri.

Walaupun APA boleh memberikan obat keras, namun ada


persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA :

1. Apoteker wajib melakukan pencatatan yang benar mengenai data


pasien (nama, alamat, umur) serta penyakit yang diderita.
2. Apoteker wajib memenuhi ketentuan jenis dan jumlah yang boleh
diberikan kepada pasien. Contohnya hanya jenis oksitetrasiklin salep
saja yang termasuk OWA, dan hanya boleh diberikan 1 tube.
3. Apoteker wajib memberikan informasi obat secara benar mencakup:
indikasi, kontra-indikasi, cara pemakain, cara penyimpanan dan efek
samping obat yang mungkin timbul serta tindakan yang disarankan
bila efek tidak dikehendaki tersebut timbul.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


21

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014

TABEL 3.1
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.1

NAMA OBAT JUMLAH TIAP JENIS


OBAT PER PASIEN
Aminofilin Supp. maks 3 supp.
maks 20 tab
Asam Mefenamat
sirup 1 botol
Asetilsistein maks 20 dus
Astemizole
Betametason maks 1 tube
Bisakodil Supp. maks 3 supp.
maks 20 tab
Bromhexin
sirup 1 botol
Desoksimetason maks 1 tube
Dexchlorpheniramine maleat
Difluocortolon maks 1 tube
Dimethinden maleat
Ekonazol maks 1 tube
Eritromisin maks 1 botol
Framisetna SO4 maks 2 lembar
Fluokortolon maks 1 tube
Fopredniliden maks 1 tube
Gentamisin SO4 maks 1 tube
Glafenin maks 20 tab
Heksakklorofene maks 1 botol
Hexetidine maks 1 botol
Hidrokortison maks 1 tube
Hidroquinon maks 1 tube
Hidroquinon dgn PABA maks 1 tube
Homochlorcyclizin HCl

BLUD RS H. M. Djafar Harun


22

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


maks 20 tab
Karbosistein
sirup 1 botol
maks 10 tab
Ketotifen
sirup 1 botol
Kloramfenikol maks 1 tube
Lidokain HCl maks 1 tube
Linestrenol 1 siklus
maks 6 tab
Mebendazol
sirup 1 botol
Mebhidrolin maks 20 tab
Metampiron maks 20 tab
sirup 1 botol

TABEL 3.2
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.2

JUMLAH TIAP JENIS


NAMA OBAT OBAT PER PASIEN

BLUD RS H. M. Djafar Harun


23

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


tab 200mg, 6 tab
Albendazol
tab 400mg, 3 tab
Bacitracin 1 tube
Benorilate 10 tablet
Bismuth subcitrate 10 tablet
Carbinoxamin 10 tablet
Clindamicin 1 tube
Dexametason 1 tube
Dexpanthenol 1 tube
Diclofenac 1 tube
Diponium 10 tablet
Fenoterol 1 tabung
Flumetason 1 tube
Hydrocortison butyrate 1 tube
tab 400 mg, 10 tab
Ibuprofen
tab 600 mg, 10 tab
Isoconazol 1 tube
kadar <2%
Ketokonazole krim 1 tube
scalp sol. 1 btl
Levamizole tab 50 mg, 3 tab
Methylprednisolon 1 tube
Niclosamide tab 500mg, 4 tab
Noretisteron 1 siklus
Omeprazole 7 tab
Oxiconazole kadar<2%,>
Pipazetate sirup 1 botol
Piratiasin Kloroteofilin 10 tablet
Pirenzepine 20 tablet
Piroxicam 1 tube
Polymixin B Sulfate 1 tube
Prednisolon 1 tube
Scopolamin 10 tablet
Silver Sulfadiazin 1 tube
Sucralfate 20 tablet
Sulfasalazine 20 tablet
Tioconazole 1 tube
Urea 1 tube

BLUD RS H. M. Djafar Harun


24

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014

TABEL 3.3
DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK (OWA) NO.3

NAMA OBAT JUMLAH TIAP JENIS


OBAT PER PASIEN
Alopurinol maks 10 tab 100mg
Aminofilin supositoria maks 3 supositoria
Asam Azeleat maks 1 tube 5g
Asam Fusidat maks 1 tube 5g
maks 20 tab
Bromheksin
sirup 1 botol
Diazepam maks 20 tab
Diklofenak natrium maks 10 tab 25mg
Famotidin maks 10 tab 20mg/40mg
maks 1 tube 5 gr atau botol 5
Gentamisin
ml
Glafenin maks 20 tab

BLUD RS H. M. Djafar Harun


25

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Heksetidin maks 1 botol
Klemastin Maks 10 tab
maks 1 tube 5 gr atau botol
Kloramfenikol (Obat Mata)
5ml
Kloramfenikol (Obat Telinga) maks 1 botol 5ml
maks 6 tab
Mebendazol
sirup 1 botol
Metampiron + Klordiazepoksid maks 20 tab
Mequitazin maks 10 tab atau botol 60ml
Motretinida maks 1 tube 5g
Orsiprenalin maks 1 tube inhaler
Piroksikam maks 10 tab 10mg
Prometazin teoklat maks 10 tab atau botol 60ml
Ranitidin maks 10 tab 150mg
Satirizin maks 10 tab
Siproheptadin maks 10 tab
Toisiklat maks 1 tube 5g
Tolnaftat maks 1 tube
Tretinoin maks 1 tube 5g

d. Psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital, valisanbe.

e. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


26

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014

Contoh : Morfin, Petidin.

b. Penggolongan Obat Berdasarkan Kelas Terapi


1) Analgesik-antipiretik
Adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri
tampa menghilangkan kesadaran. obat kelas ini dibagi lagi menjadi 2 jenis
yaitu Analgesik Narkotik dan Analgesik Non Narkotik.
Anti piretika adalah obat atau zat yang mampu menurunkan suhu
tubuh pada keadaan demam.
- Analgesik Narkotik : Fentanil, Morfin, Pethidin.
- Analgesik-antipiretik : asetosal (aspirin), ibuprofen, N, Parasetamol,
tramadol, asam mefenamat, ketorolak.
- Analgesik non narkotik : tramadol, ketorolak.
2) Analgetik-antiradang
Adalah zat atau obat yang berkhasiat analgetika, antipiretika serta
anti inflamasi (radang) dan sering kali digunakan untuk menghilangkan
gejala penyakit rematik. Obat-obatnya : natrium diclofenak, piroxicam,
ibu profen.
3) Antibiotika(anti infeksi)
Anti biotika berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata anti =
lawan, bios = hidup, adalah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroba
terutama fungi, yang dapat menghambat pertumbuuhan atau membasmi
mikroba jenis lain. obat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya infeksi
baik karena bakteri maupun virus.
Anti biotik dibagi 8 golongan yaitu :
a. Golongan penicillin (beta laktam) : amoxicillin, ampicillin.
b. Golongan sefalosporin : cefadroxil, cefotaxim, ceftriaxone.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


27

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


c. Golongan aminoglikosida : gentamisin sulfat, amikasin, kanamisin
sulfat, neomisin sulfat, streptomosin, framisetin.
d. Golongan kloramphenicol : kloramfenikol, thiamfenikol.
e. Golongan tetracycline : doksisilin, minosiklin HCL, oksitetrasiklin
HCL, tetrasiklin.
f. Golongan makrolida : azitromycin, eritromisin, spiramisin.
g. Golongan quinolon : ciprofloxacin, ofloxacin.
h. Golongan lain-lain : metronidasole, rifampicin.
4) Antialergi /anti histamin
Anti alergi adalah golongan obat yang bekerja sebagai antagonis
reseptor H1 atau AH2. Secara farmakodinamik, AH1dapat menghambat
efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos.
AH1 bermanfaat untuk mengobati reaksi hipertensivitas atau keadaan lain
yang disertai pelepasan histamin endogen berlebihan. Bronkokonstriksi,
peninggian permeabilitas kapiler dan edema akibat histamin dapat
dihambat dengan baik.
Obat-obatnya adalah : cetirizin, deksametason, dipenhidramin,
epinefrin, klorpheniramin, loratadin.
5) sulfonamida
Sulfonamide adalah anti mikroba yang digunakan secara sistesis
maupun topical untuk beberapa penyakit infeksi. Obat-obatnya :
cotrimoksazole.
6) Anti amueba
Adalah obat-obat yang digunakan untuk mengobati penyakit yang
disebabkan oleh mikro organisme bersel tunggal (protozoa) yaitu
entamoeba histolytica yang dikenal dengan disentri amuba. Obat-
obatnya : metronidazole, nomorazol.
7) Anti cacing

BLUD RS H. M. Djafar Harun


28

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Anthelmintika atau obat-obat anti cacing adalah obat-obat yang
dapat memusnakan cacing parasit yang ada dalam tubuh manusia dan.
Obatnya : albendazole
8) Anti fungi
Adalah obat-obat yang digunakan untuk menghilangkan infeksi
yang disebabkan oleh jamur dapat terjadi pada :
a. Kulit oleh dermatofit (jamur yang hidup diatas kulit)
b. Selaput lendir mulut, bronci,usus dan vagina oleh sejenis ragi yang
disebut candida albicans
Obat-obatnya : griseofulvin/fulvinic, ketokonazol, nistatin.
9) Anti virus
Adalah obat yang digunakan untuk membunuh virus dengan
menekan kemampuan untuk replikasi, manghambat kemampuan untuk
menggandakan dan memperbanyak diri. Obat-obatnya : asiklovir.
10) Anti tuberculosis
Adalah obat-obat atau kombinasi obat yang diberikan dalam jangka
waktu tertentu untuk mengobati penderita tuberculosis. Obat-obatnya :
ethambutol, isoniazid, rifampicin.
11) Anti ulcer
Adalah obat yang digunakan unntuk menetralisie atau mengikat
asam lambung atau mengurangi produksi asam lambung yang dapat
menyebabkan timbulnya tukak lambung atau sakit maag. Obat-obatya
antasida, omeprasole, ranitidine.
12) Pencahar / laxative
Adalah obat-obat atau zat yang dapat mempercepat peristaltic usus
sehingga mempermudah / melancarkan buang air besar. Obat-obatnya :
bisakodil, dulcolax.
13) Antidot dan Obat Lain untuk Keracunan

BLUD RS H. M. Djafar Harun


29

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Antidot adalah suatu zat yang dapat menetralkan racun. Obat-
obatnya adalah : Kalsium Glukonat, Mg sulfat, Na bikarbonat, Nalokson,
Protamin sulfat.
14) Antimigrain
Migrain adalah nyeri kepala berdenyut yang kerap kali disertai
mual, muntah. Penderita biasanya sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan
bau-bauan. Sakit kepala ini paling sering hanya mengenai satu sisi kepala
saja, kadang-kadang berpindah ke sisi sebelahnya, tetapi dapat mengenai
kedua sisi kepala sekaligus. Anti Migrain digunakan untuk menghentikan
serangan migrain, Obat-obatnya adalah :
a) Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen,
yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migrain.
b) Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk
menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga
digunakan untk mencegah migrain haid.
c) Ergotamin, misalnya Cafegot, obat ini tidak seefektif triptan dalam
mengobati migrain.
d) Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana,
asetaminofen, dan dikloralfenazon. Kalau di Indonesia dijumpai
kombinasi antara asetaminofen (parasetamol) dan profenazon.
15) Antipirai
Antipirai adalah obat untuk mengobati pirai (artritis gout) atau
sering disebut penyakit asam urat. Obat-obatnya adalah : Allopurinol.
Kolkisin.
16) Diuretik
Diuretik adalah zat-zat yang dapat memperbanyak pengeluaran air
seni (diursis) akibat khasiat langsung terhadap ginjal. obat apa pun yang
mengangkat tingkat buang air kecil dan dengan demikian menyediakan
sarana diuresis paksa. Semua diuretik meningkatkan ekskresi air dari

BLUD RS H. M. Djafar Harun


30

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


tubuh, meskipun masing-masing kelas melakukannya dalam cara yang
berbeda.
Obat-obatnya adalah : Furosemida, HCT, Manitol, spironolakton.
17) Hormon, obat endokrin lain dan kontraseptik
adalah obat yang mempengaruhi sistem hormon didalam tubuh
manusia.
Obat-obatnya adalah :metformin, methilprednisolon, prednison.
18) Obat kardiovaskuler
Adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah atau mengobati
penyakit kardiovaskuler (buluh jantung).
Obat-obatnya adalah : Amlodipin, atropin, digoksin,ISDN,
metildopa, nifedipin, nitrogliserin, propanolol, ramipril, simvastatin.
19) Obat topikal untuk kulit
Obat-obatnya adalah : betametason, mekonazol.
20) Obat untuk saluran cerna
Obat-obatnya adalah : Antasida, bisakodil, dimenhidrinat,
domperidon, lansoprazol, metoklopramid, neomisin, omeprazol,
ranitidine.
21) Obat untuk saluran napas
a. Anti tusive : obat yang menghambat batuk (menekan reflex batuk )
secara sentral, biasa digunakan pada batuk kering dan terus menerus.
Obat-obatnya adalah : dekstrometrofan.
b. Ekspektoransia adalah obat yang melancarkan pengeluaran dahak
(lendir) dari saluran nafas, dahak jadi lebih encer dan mudah
dikeluarkan. Obat-obatnya adalah sanadril, ambroxol, GG.
c. Mukolitika adalah obat yang mencairkan / melarutkan lendir / dahak.
Obat-obatnya adalah ambroxol HCL, bromheksin HCL.
d. Anti asma atau bronchodilator adalah obat yang digunakan untuk
mengurangi / menghilangkan gangguan sesak nafas yang disertai

BLUD RS H. M. Djafar Harun


31

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


batuk dan dahak yang berlebihan. Obat-obatnya : salbutamol,
aminophillin.
22) Anti diabetika
Adalah obat-obat oral yang digunakan untuk menurunkan kadar
gula dalam darah akibat kekurangan hormon insulin atau sebab-sebab
lainnya. Obat-obatnya adalah glibenklamida, metformin hidroklorida.
23) Psikofarmaka
Psikofarmaka adalah obat-obatan kimia, yaitu obat-obatan
psikotropika, yang dapat mempengaruhi bagian-bagian tertentu dan
menekan atau mengurangi atau menghilangkan gejala-gejala tertentu pada
penderita atau obat-obat yang berkhasiat terhadap susunan saraf sentral
dengan mempengaruhi fungsi psikis dan proses-proses mental.
Gejala tersebut meliputi : yang berhubungan dengan proses pikir,
berhubungan dengan alam perasaan dan emosi, dan prilaku (behaviour),
penghayatan pribadi manusia.Obat-obatnya adalah : Alprazolam,
diazepam, Phenobarbital, valisanbe.
24) Nootropik / neurotropik
Adalah obat yang digunakan pada gangguan (insufisiensi) cerebral,
seperti mudah lupa, kurang konsentrasi dan vertigo. Obat-obatnya
mecobalamin, piracetam.
25) Vitamin dan mineral
adalah obat-obatan yang mempengaruhi vitamin dan mineral tubuh
atau senyawa organic yang dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh tubuh
manusia untuk memelihara fungsi metabolisme normal. Obat-obatnya
adalah : Asam Askorbat (vitamin C), piridoksin HCL (vitmin B6),
cyabocobalamin (vit B12), menadion (vit k), Ribovlafin HCL (vit B2),
tacopherol (vit E), tiamin (vit B-1).
26) Kardiaka

BLUD RS H. M. Djafar Harun


32

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Obat yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah baik arteri
maupun vena secara langsung dapat memulihkan fungsi otot jantung yang
tergangu menjadi normal kembali.
Contoh obatnya : diltiazem, isosorbid dinidrate.
27) Anti hipertensi
Adalah obat yang digunakan untuk menurunkan peninggian
tekanan sistolik dan diastolik diatas 140/90 mmHg.
1. Golongan beta bloker : atenolol.
2. Golongan diuretika : spironolactone.
3. Golongan antagonis calcium : diltiazem, nifedipin.
4. Golongan ACE Bloker (ACE Inhibitor) : captopril.
28) Hemostanika dan oksitatika
a. Hemostanika
Adalah obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obatnya : phytonadion, tranexamic acid
b. Golongan oksitosika
Adalah obat yang dapat merangsang kontraksi uterus / rahim
pada saat hamil. Obatnya methyl ergometrine maleate, pospargin.

c. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian


dibagi menjadi 2 golongan :
a. obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet
antibiotik, parasetamol tablet
b. obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar,
contoh sulfur.

d. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian


dibagi menjadi beberapa bagian, seperti :
1. Oral : obat yang dikonsumsi melalui mulut kedalam
saluran cerna, contoh tablet, kapsul, serbuk.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


33

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


2. Perektal : obat yang dipakai melalui rektum, biasanya digunakan
pada pasien yang tidak bisa menelan, pingsan, atau menghendaki efek
cepat dan terhindar dari pengaruh pH lambung, FFE di hati, maupun
enzim-enzim di dalam tubuh
3. Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah.,
masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat, contoh obat hipertensi :
tablet hisap, hormon-hormon.
4. Parenteral : obat yang disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik
secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial.
5. langsung ke organ, contoh intrakardial
6. melalui selaput perut, contoh intra peritoneal

e. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan


dibagi menjadi 2 :
1. sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
2. lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian
tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit, dll

f. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi.


dibagi menjadi 2 golongan :
1. farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh,
contoh hormon dan vitamin.
2. kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi
parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

g. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya


dibagi menjadi 2 :

1. Alamiah : obat obat yang berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan
mineral).
2. tumbuhan : jamur (antibiotik), kina (kinin), digitalis (glikosida jantung).

BLUD RS H. M. Djafar Harun


34

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3. hewan : plasenta, otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
4. mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
5. Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-
reaksi kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan
mereaksikan metanol dan asam salisilat.

C. Alat Kesehatan

Berdasarkan UUD RI No 23 tahun 1992 tentang kesehatan, alkes adalah bahan,


mesin, instrument, apparatus(alat) implant, yang tidak mengandung obat yang
dugunakan untuk mencegah, mendiaknosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, serta memulihkan kesehatan pada manusia dan untuk membentuk
struktur dan memperbaiki bentuk tubuh.
Alkes dapat dibagi menjadi berbagai golongan, yaitu:

1. Penggolongan alat menurut fungsinya:


a. Peralatan medis:
1. Instremen / peralatan X-Ray, ICU, VK, IGD, OK dll.
2. Utensils, misalnya: bengkok, sputum-pot, urinal, pispot dll.
b. Peralatan non-medis :
Genset, alat dapur (cooler box, mesin parut kelapa), alat-alat di laundry.

2. Penggolongan alat menurut sifat pemakaiannya:


a. Barang habis pakai (consumable): spuit, plester kain kasa.
b. Barang yang dapat dipakai terus menerus: termometer, tensimeter,
urinal, pispot.

3. Penggolongan alat menurut kegunaanya:


a. Peralatan THT
b. Peralatan Bedah

BLUD RS H. M. Djafar Harun


35

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


c. Peralatan gigi dll.

4. Penggolongan alat menurut umur peralatan:


a. Alat yang tidak memerlukan pemeliharan, barang habis pakai, alat
disposible atau alat yang memiliki “unit cost” rendah. Misalnya. alat
suntik, termometer, piring, sendok dll.
b. Alat yang penting, alat dengan penyusutan kurang-lebih 5 tahun.
Misalnya Peralatan laboratorium, instrumen OK.
c. Alat-alat berat, dengan waktu penyusutan lebih dari 5 tahun atau
dikaitkan dengan bangunan. Misalnya. Alat X-Ray, alat sterililisasi
(autoclave), peralatan loundry, dapur.

5. Penggolongan alat menurut macam dan bentuknya:


a. Alat kecil seperti.: spuit, jarum, catherter, film X-Ray.
b. Alat perlengkapan RS, seperti.: meja op., lampu op,  autoclave, unit
perlengkapan gigi, genset.
c. Peralatan laboratorium, seperti.: alat-alat gelas, reagensia, kit test
diagnostik.

6. Penggolongan alat menurut katalog pabrik alat:


a. Pemberian no katalog dengan huruf (alfabeth).
b. Pemberian no katalog dengan angka.
c. Pemberian no katalog dengan kombinasi huruf dan angka.
d. Pemberian katalog khusus, mis: JMS (Japan Medical Supply), JMC
(Japan Medical Instrument Catalog).

7. Penggolongan alat menurut keputusan menkes ri no. 116/sk/79:


a. Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan.
BLUD RS H. M. Djafar Harun
36

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


b. Pestisida dan insektisida pembasmi binatang pengganggu manusia dan
binatang piaraan.
c. Alat perawatan yang digunakan dalam salon kecantikan.
d. Wadah dari plastik dan kaca untuk obat dan injeksi, juga karet tutup
botol infus.
e. Peralatan obstetri dan gynekologi.
f. Peralatan Anesthesi.
g. Peralatan dan perlengkapan kedokteran gigi.
h. Peralatan dan perlengkapan THT.
i. Peralatan dan perlengkapan mata.
j. Peralatan Rumah Sakit.
k. Peralatan Kimia.
l. Peralatan Hematologi.
m. Peralatan Imunologi.
n. Peralatan Mikrobiologi.
o. Peralatan Patologi.
p. Peralatan Toksikologi.
q. Peralatan Orthopedi.
r. Peralatan Rehabilitasi.
s. Peralatan Bedah Umum & Bedah Plastik.
t. Peralatan Kardiologi.
u. Peralatan Neurologi.
v. Peralatan Gastro Enterologi & Urologi.
w. Peralatan Radiologi.

Penguasaan alat kesehatan terlebih dahulu harus mengerti dan dapat


menggolongkan jenis alat berdasarkan bahan dan cara mensterilkan. Desinfektan dan
Strilisasi.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


37

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


1. Desinfektan
a. Pengertian
Suatu tindakan atau membunuh kuman pathogen dan apatogen tetapi tidak
termasuk sporanya pada oeralatan dan perawatan dan kedokteran atau
permukaan jaringan tubuh, dengan menggunakan bahan desinfektan atau
dengan cara mencuci, mengoleskan, merendam,dan menjemur.

b. Tujuan
1) Mencegah terjadinya infeksi silang
2) Memelihara peralatan dalam keadaan siap pakai

c. Pelaksanaan
1) Desinfeksi dengan cara mencuci
Misalnya:
a. Mencuci tangan dengan sabun, dibersihkan dan kemudian di siram
atau di basahi akohol 70%.
b. Mencuci luka, khususnya luka kotor. Dengan H202. Bthadin dan
lain-lain.
c. Mencuci kulit atau jaringan atau jaringan yang akan di operasidengan
larutan yodium tincture 3% dan lanjutkan dengan alcohol 70%.
d. Mencuci vulva dengan larutan sublimat 1/1000 atau pada 1/1000.
2) Desinfeksi dengan cara mengoleskan
Misalnya:
a. Mercurochroom pada luka.
b. Alkohol 70% betadine dll pada luka bekas jahitan.
3) Desinfeksi dengan cara merendam
Misalnya:
a. Merendam tangan dalam larutan Lysol 0,5%.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


38

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


b. Merenam peralatan perawatan atau kedokteran setelah di pakai,
dalam larutan Lysol 3% sampai 5% kekurangan sekurang-kurangnya
2 jam.
c. Merendam alat tenun setelah di pakai oleh pasien yang berpenyakit
menular, dalam larutan Lysol 3% sampai 5% sekurang-kurangnya 24
jam.
4) Desinfeksi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari
Misalnya:
a. Menjemur kasur, bantal tempat tidur dll sekurang-kurangya 2 jam
untuk setiap permukaan.
b. Menjemur peralatan perawatan, misalnya: urinal, pispot.

2. Sterilisasi
a. Pengertian
Suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta
sporanya pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus
stoom, panas tinggi atau mrnggunakan bahan kimia.

b. Jenis Alat yang dapat distrilkan


1) Peralatan yang terbuat dari logam misalnya pinset, gunting,
2) Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit, tabung kimia
3) Terbuat dari karet, misalnya kateter,, sarung tangan
4) Terbuat dari email, misalnya nierbekken, baskom
5) Terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir

c. Penatalaksanaan
1) Sterilisasi dengan cara rebus
2) Mensterilkan peralatan dengan merebusnya di dalam air sampai mendidi
100 derajat Celsius dan di tunggu antara 15 sampai 20 menit misalnya
peralatan dari logam, kaca dan karet.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


39

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3) Mensterilkan alat dengan uap panas didalam auto clave dengan waktu,
tekanan suhu dan waktu tertentu misalnya: alat tenun, obat-obatan.
4) Sterilisasi dengan cara panas kering, stelisasi ini dapat digunakan untuk
peralatan dari logam/ besi, kaca, plastic sedangkan bahan dari karet tidak
dapat karena dapat merubah bentuk.
5) Mensterilkan alat dengan open dengan suhu panas tinggi misalnya:
peralatan logam dan tajam dan peralatan kaca obat tertentu.
6) Mensterilkan alat dengan menggunakan bahan kimia seperti alcohol,
sublimat, uap formalin khususya untuk peralatan yang cepat rusak bila
kena panas misalnya: sarung tangan, kateter.

Alat yang sering digunakan pada tempat tindakan / bedah yang dibatasi pada
alat untuk luka luar/ bedah minor

1. Nald Voeder
Nama lainnya pemegang jarum atau needle holder dengan bahan terbuat
dari besi/stenles, jenis yang di gunakan ber variasi, yaitu tipe Cerille
wood( bentuk seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (Bentuk segitiga ) guna
nald voeder ini pada penjahitian, sebagai pemegang jarum jahit ( nald heacting)
dan sebagai penyimpul benang.

2. Gunting
a. Gunting diseksi ( Disectin scissor)
Gunting ini ada 2 jenis yaitu, lurus dan bengkok, dengan bahan
terbuat dari besi/stenles. Ujungnya biasanya runcing. Terdapat 2 tipe yang
sring di gunakan, yaitu: Tipe mayo dan tipe metzenbaum.
Kegunaan gunting ini adalah untuk membuka jaringan,membebaskan
tumor kecil dari jaringan sekitarnya, untuk eksplorasi, merapikan luka,
penyediaannya masing-masing 1 buah.
a. Gunting diseksi ( dissecting scissor)
1) Tipe metzembaum, seperti klem bengkok
BLUD RS H. M. Djafar Harun
40

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


2) Tipe metzembaum, seperti klem lurus
3) Tipe mayo seperti klem bengkok
4) Tipe mayo seperti klem lurus
b. Gunting benang
Ada dua macam gunting benang yaitu gunting benang yang
bengkok dan yang lurus kegunaannya: untuk memotong benang
operasi merapikan luka. Penyediannya masing-masing 1 buah.
Bahan terbuat dari besi/stenles, contoh-contoh gunting benang
1) Gunting benang lurus, ujung tumpul tajam
2) Gunting benang bengkok, ujung runcing-runcing
c. Gunting verban atau pembalut.
Kegunaannya adalah untuk ,menggunting pembalut dan plester.
Penyediaannya 1 buah.

3. Pisau Bedah
Terdiri atas 2 bagian , yaitu gagang dengan bahan terbuat dari besi/stenles
dan mata pisau( mess/bistouri/blade). Pada pisau bedah model lama, mata pisau
dan gagang bersatu, sehingga bila mata pisau tumpul harus di asa kembali. Pada
model baru, mata pisau dapat dig anti. Biasanya mata pusau hanya untuk sekali
pakai.
Terdapat dua nomor gagang pisau yang sewring di pakai, yaitu gagang
nomor 4 ( untuk mata pisau besar) dan gagang nomor3 ( untuk mata pisau
kecil)guna pisau bedah ini adalah untuk menyanyat berbagai organ atau bagian
tubuh. Mata pisau di sesuaikan dengan bagian tubuh yang di sayat.
Macam pisau operasi( Tipe barde barker).
a. Gagang pisau nomor 3 ( untuk mata pisau kecil)
b. Gagang pisau nomor 4 ( untuk mata pisau besar)
c. Beberapa contoh mata pisau

4. Klem (clamp).

BLUD RS H. M. Djafar Harun


41

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


a. Klem arteri peam.
Ada dua jenis yaitu yang lurus dan bengkok dengan bahan terbuat
dari besi/stenles dimana penggunaannya adalah untuk hemostatis terutama
untuk jaringan tipis dan lunak. Penyediaan: masing- masing 6 buah
Macam-macam klem arteri pean
1) Model lurus
2) Model bengkok
b. Klem kocher
Ada 2 jenis yaitu, klem yang lurus dan yang bengkok dengan bahan
terbuat dari besi/stenles. Tidak di tujukan untuk hemostatis. Sifat khasnya
adalah mempunyai gigi pada ujungnya( mirip gigi pada pinset ciruergis)
gunanya adalah untuk menjepit jaringan, terutama agar jaringan tidak
meleset dari klem, dan hal ini di mungkinkan dengan adanya gigi pada
ujung ki;em. Penyediaannya masing-masing 4 buah.
c. Klem mosquito
Klem ini mirip dengan klem arteri pean, tetapi ukurannya lebih kecil,
dengan bahan terbuat dari besi/stenles. Penggunaannya adalah untuk
hemostatis terutama untuk jaringan tipis dan lunak. Penyediaannya
masinhg-masing 6 buah.
d. Klem allis.
Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan yang halus dan
menjepit tumor kecil. Penyediaannya 2 buah dengan bahan terbuat dari
besi/stenles.
e. Klem babcock.
Penggunaannya adalah untuk menjepit tumor yang agak kasar dan
rapuh. Penyediaannya 2 buah dengan bahan terbuat dari besi/stenles.
f. Towel clamp ( doek klem)
penggunaannya adalah untuk menjepit doek atau kain operasi.
Penyediaannya 4 sampai 6 buah dengan bahan terbuat dari besi/stenles.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


42

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


5. Pinset
Pinset cirurgi penggunaanya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu
diseksi atau penjahitan luka, memberi tanda pada kulit sebelum insisi.
Penyediaannya 2 buah dengan bahan terbuat dari besi/stenles.
Pinset anatomis penggunaannya adalah untuk menjepit kasa sewktu
menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak penyediaannya duah
buah.

6. Korentang
Penggunaanya adalah untuk mengambil instrumrn steril dan mengambil
kasa, jas opersai. Penyediaan 2 buah dengan bahan terbuat dari besi/stenles.

7. Jarum jahit
Penggunaanya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ rusak
lainnya. Penyediaan di sesuakan kebutuhan.

8. Macam-Macam Benang
a. Slide (Silk/ Sutera)
Warnanya hitam dan putih, bersifat tidak licin seperti sutera biasa
karena sudah dikombinasikan dengan perekat tidak diserap tubuh. Pada
penggunaanya sebelah luar, maka benang harus dibuka kembali.
Tersedia dalam berbagai ukuran mulai nomor 00000 (5 nol) yang
merupakan ukuran terkecil hingga nomor 3 merupakan ukuran terbesar.
Yang sering digunakan adalah 2 nol, 1 nol dan nomor 1.
Kegunaan untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (terutama
arteri besar) sebagai teugel (kendali).

b. Plain catgut
Warnanya putih dan kekuningan. Tersedia dalam berbagai ukuran
mulai nomor 00000 (5 nol) yang merupakan ukuran terkecil hingga nomor

BLUD RS H. M. Djafar Harun


43

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3 merupakan ukuran terbesar. Yang sering digunakan adalah 3 nol, nol 1
dan nomor 1 dan 2.
Kegunaannya adalah untuk mengikat sumber pendarahan kecil
menyahit subkutis dan dapatpula di pergunakan untuk menyahit kulit
terutama untuk daerah longgar ( perut, wajah )yang tak banyak bergerak
dan luas lukanya kecil.
Benang ini harus disimpulkan sebanyak 3 kali dan tidak boleh
terendam dalam lisol.

9. Kom
Kegunaanya untuk menyimpan betadine dengan bahan terbuat dari
besi/stenles.

10. Bak instrumen


Kegunaannya untuk menyimpan alat-alat steril, dengan bahan terbuat dari
besi/stenles.

11. Tromol
Kegunaanya untuk menyimpan kain kasa ( steril), dengan bahan terbuat
dari besi/stenles.

12. Nierbecken
Kegunaanya untuk menyimpan alat-alat atau bahan yang sudah di pakai,
dengan bahan terbuat dari besi/stenles.

13. Nebulizer
Kengunaanya untuk mencairkan lendir .

14. Strilisator
Kengunaanya untuk menstrilkan alat-alat .

BLUD RS H. M. Djafar Harun


44

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


15. Baju operasi
Kegunaannya untuk dipakai pada saat melakukan operasi.

Jenis dan fungsi alat kesehatan dan bahan habis pakai medis yang ada di Apotek
dan instalasi farmasi BLUD RS H.M Djafar Harun :

Tabel 3.4
Jenis Dan Fungsi Alkes/Bhp Medis
Yang Terdapat Di Apotek Dan Instalasi Farmasi Blud Rs H.M Djafar Harun
Kab. Kolaka Utara
Tahun 2014

No Ruangan Jenis Alat Jumlah Fungsi Ket


1. Apotek Lumpang besar 1 Digunakan
Rawat Jalan untuk
meracik obat
Lumpang kecil 1 Digunakan
untuk
meracik obat
Stamper 1 Digunakan
untuk
meracik obat
Spoit 1cc, 3cc Digunakan
untuk
menginjeksi
Sensitive test Tes

BLUD RS H. M. Djafar Harun


45

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


kehamilan
2. Apotek
rawat inap
3. Gudang Spoit 1 cc, 3 cc, 5 Digunakan
farmasi cc, 10 cc, 20 cc untuk
menginjeksi
Infuset macro dan Digunakan
micro untuk
menginfus
Abocath 16, 18, 20, Digunakan
22, 24, 26 sebagai jarum
infus
Foley catheter 10, Digunakan
16, 18, 20, 22, 24 untuk
mengeluarka
n urin
Catgut cromic pcs Digunakan
dan roll 3-0 dan 2-0 untuk
menjahit otot
Termiquet Digunakan
untuk
membendung
pembuluh
darah
Catgut plain 3-0 Digunakan
dan 2-0 untuk
menjahit oto
Lar.EDTA Digunakan
sebagai
pereaksi
Silk 3-0 dan 2-0 Digunakan
BLUD RS H. M. Djafar Harun
46

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


untuk
menjahit kulit
Surgical blades 10, Digunakan
11, 15, 20 dan 23 sebagai pisau
bedah
Sensitive test Test
kehamilan
Plester Digunakan
untuk
merekatkan
verban
Vicril 0, 1, 2, 1-0, Digunakan
2-0, dan 3-0 untuk
menjahit kulit
Verban elastic Digunakan
untuk
membalut
luka
NGT 5, 6, 8, dan 10 Digunakan
untuk
memasukkan
makanan dan
minuman
Umbily camp Digunakan
untuk
menjepit tali
pusar
(Tim Penyusun, 2014)

BLUD RS H. M. Djafar Harun


47

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014

BAB IV

PROSEDUR KERJA

A. PROSEDUR KERJA TINDAKAN


KEFARMASIAN
1. Prosedur kerja resep
Resep yang baik adalah resep yang jelas dan dapat dibaca, resep harus
memenuhi peraturan yang ditetapkan oleh SK. MENKES RI No.26
Menkes/Per/1981, Bab III, pasal 10, yang memuat :
a. Nama, alamat, dan nomor suart izin praktek dokter.
b. Tempat dan tanggal penulisan resep.
c. Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
d. Nama setiap obat/ komponen resep (dengan bentuk sediaan obat, dosis,
jumlah dan petunjuk pemakaian).
e. Tanda tangan/ paraf dokter, alamat jelas rumah sakit untuk obat
narkotika.
f. Tanda seru/paraf dokter, pada obat yang melebihi dosis maksimun.
g. Nama penderita/pasien.

A. Bagian-bagian dari resep :


1) Inscription (identitas dokter penulis resep, SIP, alamat, kota,
tanggal dan R/).
2) Praescriptio (inti resep, terdiri dari nama obat, BSO, dosis obat dan
jumlag obat).

BLUD RS H. M. Djafar Harun


48

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3) Signature, tanda yang harus ditulis dietiket obat (nama pasien dan
petunjuk pemakaian).
4) Subscription, tanda tangan atau paraf dokter.

B. Resep yang mengandung obat narkotik maka resep tersebut selain


memenuhi atura diatas juga harus memenuhi hal-hal dibawah ini:
1) Tidak boleh ada iterasi (ulangan).
2) Nama pasien harus ditulis tidak boleh m.i = mihi ipsi = untuk
dipakai sendiri.
3) Alamat pasien harus ditulis lengkap.
4) Aturan pakai signa yang jells, tidak boleh ditulis sudah tahu pakai
(usus cognitus).
5) Alamat tempat tinggal jelas dokter penulis resep.
Bila terdapat resep yang tidak memenuhi aturan-aturan doatas, maka
resep tersebut tidak dapat dilayani, begitu pula resep narkotika yang telah
diambil sebagian oleh pasien diapotek lain.

C. Penyimpanan resep
1) Resep yang telah dibuat disimpan menurut urutan tanggal dan
nomer penerimaan / pembuatan resep.
2) Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep
lainnya, tandai garis merah dibawah nama obatnya,
3) Resep yang telah disimpang selama 3 tahun dapat dimusnahkan dan
cara pemusnahannya adalah dengan cara dibakar atau dengan cara
lain yang memadai.
4) Pemusnahan dilakukan oleh apoteker pengelola bersama dengan
sekurang-kurangnya seorang petugas apotek.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


49

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


2. Prosedur kerja racikan serbuk (puyer)
Serbuk diracik dengan mencampur bahan obat satu persatu, sedikit
demi sedikit dan dimulai dari bahan obat yang jumlahnya sedikit, kemudian
diayak, biasanya menggunakan pengayak nomor 60 dan dan dicampur lagi.
Cara mencampur harus cermat sesuai dengan petunjuk berikut :
a. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam keadaan tidak
diencerkan untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori
dinding mortir. Cara mengencerkan masukkan bahan penambah dan
bahan pewarna yang kontras sebanyak jumlah obat, lalu gerus hingga
homogen.
b. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan masukkan
dulu serbuk yang BJnya rendah dan diaduk.
c. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus.
d. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku kering. Maka
untuk mengerus Kristal lebih baik menggunakan mortar panas, terutama
untuk menggerus kalii mromidum, natrii chloridum, cara membuat
mortar panas yaitu tuangin mortir dan stamper dengan air panas, biarkan
beberapa menit, jika dinding luar terasa panas, air dibuang kemudian
dilap bersih. Jangan menggunakan mortir panas dalam menggerus bahan
yang mudah menguap atau rusak pada pemanasan seperti ammonia
carbonas, salol, natrii bicarbonas, ammoniuu chloridum dan magnesiii
paroxydi.
e. Cara mencampur camphora dalam serbuk dilakukan dengan melarutkan
camphora dengan spiritus fartior dalam mortir, jangan berlebihan,
setelah itu masukkan bahan lain lalu diaduk sampai spiritus fartior
menguap, pada waktu menguap jangn ditekan agar camphora tidak
mengumpal.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


50

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


f. Cara mencampur ekstrak kental dengan serbuk dilakukan dengan
mengencerkan dulu ekstraknya dengan cairan penyari yang cocok dalam
mortir panas, kemudian diserbukkan dengan bahan bantuan tambahan
saccharum lactis atau amylum oryze. Serbuk tambahan yang lain
ditambahkan setelah dingin. Pengenceran dilakukan 5-10X bobot
ekstak.
g. Cara mencampur tincture dan ekstrak liquid dengan serbuk adalah bila
jumlahnya banyak maka tincture atau ekstrak diuapkan diatas tangas air
hingga hampir kering lalu ditambahkan saccharin lactis dan diaduk
sampai kering. Bila jumlahnya sedikit cukup dengan menggunakan
mortir dan stamfer panas saja. Bila kandungan zat berkhasiat mudah
menguap atau rusak katena pemanasan maka dilakukan sebagai berikut:
1. Diambil zat berkhasianya saja, seperti Opii Benzoica tincture,
camphorae solution spirituosa dan lodii tincture, apabila diketahui
isi zat berkhasiatnya.
2. Bila isi zat berkhasiat tidak diketahui, maka tinctur atau ekstrak cair
diteteskan pada mortir yang berisi saccharun lactis diatas tangas air
dan diaduk.
h. Elaeosacchara atau gula berminyak dibuat dengan cara 2 gram
saccharun lactis ditambah 1 tetes minyak eteris (oleum anisi/ oleum
foeniculi/ oleum menthae piperitae). Tidak dapat dibuat untuk
persediaan.
i. Campuran serbuk yang dapat menjadi basah maka masing-masing
serbuk dicampur dengan bahan inert, setelah itu baru keduanya dapat
dicampur. Campuran tersebut dapat menjadi basah karena:
1. Keluarnya air Kristal, contohnya calcii chloridum.
2. Terjadinya senyawa baru dengan air Kristal yang lebih sedikit
contoh campuran magnesia sulfas dengan natrii bicarbonas.
BLUD RS H. M. Djafar Harun
51

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3. Penurunan tekanan uap relative (titk eutektikum)
j. Serbuk yang dalam resep ditambahkan tablet, bila terdapat zat aktif
dalam bentuk serbuk maka ditambahkan zat aktifnya saja. Jika tidak
terdapat maka tablet digerus kemudian diayak, baru dapat dicampur
dengan serbuk lainnya

3. Prosedur kerja kapsul


Kapsul dapat didefenisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu
macam bahan obat atau lebih dan bahan inert lainnya yang dimasukkan
kedalam cangkang atau wadah kecil yang umunya dibuat dari gelatin yang
sesuai.
Kapsul gelatin keras ditujukan untuk kapsul yang diisi oleh bahan-
bahan dalam bentuk kering yang trdiri dari dua bagian yaitu, bagian tubuh
dan bagian tutup.
Kapsul gelatin lunak adalah kapsul dengan bentuk globula, lunak,
dibuat dari gelatin yang bentuknya lebih lunak dibandingkan kapsul gelatin
keras, gelatin ini praktis karena penambahan gliserin, sorbitol atau bahan
polopl lainnya.
Ukuran kapsul beraneka ragam tergantung pada jumlah bahan yang
akan diisikan kedalamnya tapi yang lazim ada dipasaran adalah mulai dari
000 sampai yang terkecil no.5
Persiapan pengisisan kapsul gelatin keras dibagi atas beberapa tahap
yaitu :
1. Formulasi kapsul dan pemilihan ukuran kapsul
Umumnya kapsul gelatin keras dipakai untuk menampung isi
antara 65 mg sampai 1 g bahan obat. Bila dosis obat yang diisikan tidak
memenuhi untuk mengisi volume kapsul, maka diperlukan penambahan
bahan pengisi yang cocok untuk memenuhi volume isi kapsul. Contoh
BLUD RS H. M. Djafar Harun
52

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


bahan pengisi yaitu laktosa. Selain bahan pengisi diperlukan juga
pelincir untuk memperbaiki daya alir serbuk masuk kedalam cangkang
kapsul, juga kadang-kadang absorben bila zat aktif merupakan
campuran yang mengalami euyektikum.
Jumlah obat yang dimasukkan kedalam kapsul merupakan dosis
lasim dari obat, tetapi bila jumlah tersebut terlalu banyak untuk
dimasukkan kedalam satu kapsul maka, dosisnya dibagi-bagi dan
diperlukan dua kapsul atau lebih.
2. Mengisi cangkang kapsul
Dalam pengisian kapsul dalam jumlah kecil dibidang farmasi
biasanya digunakan metode punch. Yaitu dengan meletakkan kapsul
diantara jempol dan jari telunjuk tangan lalu menekan-nekankan
keserbuk hingga terisi penuh.
Tetapi yang lebih sering dipakai sekarang adalah menggunakan
bantuan alat pengisi kapsul yang terbuat dari pelastik dengan jumlah
kapsul yang bias diisi bervariasi. Sedangkan untuk skala pabrik
menggunakan mesin pengisi otomatis, yaitu mengisi badan kapsul dan
menutupnya serta membuang kelebihannya.
3. Membersihkan dan mengkilapkan kapsul
Pada kapsul yang disiapkan dalam skala kecil maupun besar
munkin ada serbuk yang berceceran diluar kapsul yang dapat merusak
penampilan kapsul dan memberi rasa yang pahit. Tapi untuk mesin
pengisi kapsul biasanya sudah dilengkapi dengan alat pembersih.

B. PROSEDUR KERJA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. TTV (mengukur tekanan darah, mengukur suhu, menghitung pernafasan dan
menghitung nadi)
a) Prosedur Kerja Mengukur Tekanan Darah

BLUD RS H. M. Djafar Harun


53

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Mengukur tekanan darah secara benar sangatlah penting untuk
mendiagnosis adanya hipertensi dan mengevaluasi respon pengobatan
antihipertensi.

Alat pengukur tekanan darah atau sfigmomanometer ada 3 jenis :

a.yang menggunakan air raksa,


b. jenis aneroid, dan
c.jenis digital.

Untuk nilai normal pengukuran tensi seseorang dapat kita lihat dibawah ini :

a. < 1 tahun : 63 ( Flush technique )


b. 2 tahun : 96/30 mmHg
c. 4 tahun : 98/60 mmHg
d. 6 tahun : 105/60 mmhg
e. 10 tahun : 112/75 mmHg
f. Remaja :120/75 mmHg
g. Dewasa : 130/80 mmHg
h. Rata-rata systole : 100 – 140 mmHg
i. Rata-rata diastole : 60 – 90 mmHg
Pengukur yang paling ideal adalah yang menggunakan air raksa, namun
penggunaannya harus benar. Bila tidak terampil menggunakan sebaiknya
memakai pengukur tekanan darah jenis digital, namun sebaiknya sering
dikalibrasi untuk lebih yakin alat pengukur tekanan darah digital Anda masih
berfungsi dengan baik. 

Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan, istirahat duduk dengan


tenang selama 5 menit sebelum pemeriksaan dan jangan berbicara saat
pemeriksaan. Tenangkan pikiran anda, karena pikiran yang tegang dan stress
akan meningkatkan tekanan darah.

1) Alat dan Bahan

BLUD RS H. M. Djafar Harun


54

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


a) sphygmomanometer yang terdiri atas:
1. manometer air aksa klep penutup pembuka.
2. manchet udara.
3. selang karet.
4. Pompa udara dari karet .
b) Stetoskop.
c) buku catatan tanda vital.

2) Prosedur kerja
a) Cara palpasi
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Atur posisi.
4. Letakkan lengan yg hendak di ukur tekanan darah dengan
kedudukan volar.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manchet pada lengan kanan atas sekitar 3 cm di atas
fossa cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar)
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8. Pompakan udara ke dalam manchet sampai denyut nadi arteri
radialis tidak teraba.
9. Pompakan terus setinggi manometer 20 mmHg lebih tinggi dari
titik radialis tidak teraba.
10. Palpasikan pada daerah denyut nadi arteri dan keluarkan udara
dalam manchet secara pelan pelan dan berkesinambungan
dengan memutar sekrup pada pompa udara yang berlawanan
dengan arah jarum jam.
11. Catat hingga mmHg pada manometer dimana arteri pertama
berdenyut kembali.
12. Nilai pertama menunjukkan sistolik secara palpasi.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


55

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


13. Cuci tangan.
14. Catat hasil pemeriksaan.

b) Cara auskultasi
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur pada pasien.
3. Atur posisi.
4. Letakkan lengan yang hendak di ukur tekanan darah dengan
kedudukan volar.
5. Lengan baju di buka.
6. Pasang manchet pada lengan kanan atas sekitar 3 cm diatas
fossa cubiti (jangan terlalu ketat dan terlalu longgar).
7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra.
8. Pompakan udara ke dalam manchet sampai dnyut nadi arteri
radialis tidak terabah dengan diatas rata-rata tekanan normal.
9. Letakkan auskultasi pada arteri brachialis dan dengarkan.
10. Keluarkan udara dalam manchet secara perlahan dan
berkesinambungan dengan memutar sekrup pada pompa udara
berlawanan arah jarum jam.
11. Catat hingga mmHg pada manometer dimana arteri pertama
berdenyut kembali.
12. Catat tinggi mmHg pada manometer
a. fase korotkhoff 1
menunjukkan besarnya tekanan sistolik secara auskultasi

b. fase korotkhopff 1v/v


menunjukkan besarnya tekanan diastolic secara auskultasi

13. Cuci tangan


14. Catat hasil pemeriksaan

BLUD RS H. M. Djafar Harun


56

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


b) Prosedur Pengukuran Suhu
Tujuan tindakan Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui
rentang suhu tubuh.
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai
keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan
menunjukkan peningkatan bila pengeluaran panas meningkat.Kondisi
demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi
dan lain-lain. Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka
nilai suhu tubuh akan menurun.Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan
metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan
secara oral, rektal dan aksila. Nilai normal suhu seseorang : 36 ºC.
1. Alat dan Bahan
a. Termometer
b. 3 buah botol:
1. Botol 1 berisi larutan sabun
2. Botol 2 berisi larutan desinfektan
3. Botol 3 berisi air bersih
c. Bengkok.
d. Kertas / tissue.
e. Vaselin.
f. Buku catatan suhu.
g. Sarung tangan.

2. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan Suhu Oral
1. Jelaskan prosedur kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak bawah lidah.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


57

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
7. Letakkan termometer dibawah lidah sejajar dengan gusi.
8. Anjurkan mulut dikatupkan selama 3 – 5 menit.
9. Angkat termometer dan baca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue.
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
bersih dan keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

b. Pemeriksaan Suhu Aksila


1. Jelaskan prosedur kepada klien.
2. Cuci tangan.
3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien.
5. Tentukan letak aksila (Ketiak) dan bersihkan daerah aksila
dengan menggunakan tissue.
6. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
7. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien
fleksi diatas dada (mendekap dada).
8. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya
9. Catat hasil.
10. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue.
11. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
bersih dan keringkan.
12. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

c. Pemeriksaan Suhu Rektal


1. Jelaskan prosedur kepada klien.
2. Cuci tangan.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


58

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3. Gunakan sarung tangan.
4. Atur posisi pasien dengan posisi miring.
5. Pakaian diturunkan sampai dibawah glutea (dibawah pantat).
6. Tentukan letak rektal, lalu oleskan vaseline.
7. Turunkan suhu termometer dibawah anatara 340C – 350C.
8. Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien, masukkan
termometer kedalam rektal dengan perlahan-lahan, jangan sampi
berubah posisi dan ukur suhu.
9. Setelah 3 – 5 menit, angkat termometer dan baca hasilnya.
10. Catat hasil.
11. Bersihkan termometer dengan kertas / tissue.
12. Cuci termometer dengan air sabun, desinfektan, bilas dengan air
bersih dan keringkan.
13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

c) Prosedur Kerja Menghitung Pernafasan


Nilai normal pernafasan sesorang, yaitu :

a. Bayi : 25 – 50x/i
b. Anak : 16 – 30x/i
c. Dawasa : 12 – 20x/i
Adapun prosedur kerja menghitung pernafasan pada pasien yaitu :

a. Alat dan Bahan


1) Jam tangan dengan jarum penunjuk detik.
2) Pena dan buku catatan.
b. Langkah-langkah Yang Harus Di perhatikan Dalam Menghitung
Pernafasan
1) Jangan memberitahu klien bahwa perawat akan menghitung
frekuensi pernafasan
2) Pastikan Klien dalam posisi nyaman duduk lebih baik.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


59

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


3) Rasional : Ketidaknyamanan dapat menyebabkan klien bernafas
cepat.
4) Menghitung pernafasan dengan menghitung turun naiknya dada
sambil memegang pergelangan tangan.
Rasional : Memegang tangan pasien bisa mencegah perubahan
kecepatan pernafasan, karena merasa diamati.
5) Observasi siklus pernafasan lengkap (sekali inspirasi dan sekali
ekspirasi)
Rasional : Menjamin hitungan mulai dengan siklus pernafasan
normal.
6) Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit penuh
Rasional : Menjamin hasil perhitungan lebih akurat.
7) Sambil menghitung, perhatikan apakah kedalaman pernafasan:
dangkal, dalam atau normal, apakah irama normal
Rasional : Karakter gerakan ventilasi dapat menunjukkan perubahan
khusus / status penyakit.
8) Catat hasil pada bagan. Laporkan adanya tanda perubahan pernafasan
Rasional : Memberikan data untuk pengamatan perubahan pada
kondisi pasien.

d) Prosedur Kerja Menghitung Nadi


Nilai normal perhitungan nadi seseorang yaitu:

a. < 1 tahun : 90 – 170x/m


b. 2 tahun : 80 – 160x/m
c. 6 tahun : 80 – 120x/m
d. 10 tahun : 75 – 115x/m
e. 14 tahun : 70 – 110x/m
f. > 14 tahun : 65 – 100x/m
g. > 14 tahun : 60 – 100x/m

BLUD RS H. M. Djafar Harun


60

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Adapun prosedur kerja perhitungan nadi pasien yaitu :

a. Alat dan Bahan


1) Arloji tangan dengan menunjuk detik atau dengan posteller.
2) Buku catatan suhu dan nadi.

b. Persiapan Pasien
1) Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
2) Pada waktu pengukuran nadi pasien dalam posisi berbaring / duduk.

c. Penatalaksanaan
1) Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan mengukur
suhu.
2) Pada waktu menghitung denyut, pasien harus benar-benar istirahat
dalam posisi baring atau duduk.
3) Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari
tengah diatas arteri selama 1 menit dan hasilnya dikalikan dua.
4) Khusus pada anak perhitungan dilakukan selama 1 menit.
5) Hasil perhitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.

d. Perhatian
1) Perjatikan isi (volume) denyut nadi, iramanya teratur atau tidak dan
tekanannya kira-kira lemah.
2) Mengitung denyut nadi tidak boleh dilakukan jika tangan petugas
baru saja memegang Es.
3) Bila terjadi perubahan pada denyut nadi pasien segera laporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau dokter.

2. Pemberian Obat, Observasi Injeksi, dan mengganti alat tenun


a. Pemberian Obat Oral

BLUD RS H. M. Djafar Harun


61

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Memberikan obat oral adalah suatu tindakan untuk membantu proses
penyembuhan dengan cara memberikan obat-obatan melalui mulut sesuai
dengan program pengobatan dari dokter.

1. Prosedur Persiapan:
a. Pasien dan keluarga.
b. Menjelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat.
c. Alat-alat.
d. Obat-obatan yang akan diberikan.
e. Mangkok atau sendok obat atau pipet.
f. Daftar pemberian obat.
g. Air minum (air putih) dan -bila perlu- sedotan.
h. Perlak dan alasnya, bila perlu.
i. Penggerus obat, bila perlu.
j. Lingkungan : perhatikan privasi pasien.
k. Perawat      : mencuci tangan.

2. Pelaksanaan
a. Periksa kembali daftar obat pasien.
b. Membawa obat dan daftar obat ke hadapan pasien sambil
mencocokkan nama pada tempat tidur dengan nama pada daftar
obat.
c. Memanggil nama pasien sesuai dengan nama pada daftar obat
(memanggil dengan nama lengkap, misalnya ”ny sri hastuti” jgn ”ny
sri” saja).
d. Memberikan obat satu persatu pada pasien sambil menunggu pasien
selesai minum obat, dengan menjelaskan kegunaan obat dan cara
memakan obat sesuai jenis obat, misalnya pasien dianjurkan untuk
langsung menelan obat atau obat dikunyah dulu, atau obat dihisap
pelan-pelan atau obat diletakkan dibawah lidah, setelah selesai beri
pasien air minum, kalau perlu.
BLUD RS H. M. Djafar Harun
62

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


e. Menyimpan kembali obat-obat persediaan milik pasien ke tempatnya.
f. Mengobservasi keadaan umum pasien.
g. Mencuci tangan.
h. Membuat catatan keperawatan.

3. Yang harus diperhatikan


a. Sebelum memberikan obat perawat harus mengetahui indikasi
pemberian obat, dan efek samping obat.
b. Menerapkan prinsip 6 benar dalam pemberian obat.
c. Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya,
misalnya:
1. Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan cara
meletakkan obat di bawah lidah dan menganjurkan pasien agar
tetap menutup mulut, tidak minum/berbicara selama obat belum
larut seluruhnya.
2. Pemberian obat kumur pasien disarankan untuk berkumur
dengan obat yang telah ditentukan, siapkan pula wadah untuk
membuang cairan kumur.
3. Pemberian obat salep untuk lesi di mulut, dilakukan sebelum
atau setelah pasien makan dan minum, sehingga pemberian obat
efektif.
d. Perawat harus memastikan bahwa pasien betul-betul meminum
obatnya. Bila ada penolakan dari pasien untuk makan obat, maka
perawat dapat mengkaji penyebab penolakan serta memotivasinya.
Bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan setelah
dilakukan informed consent, maka pasien atau keluarga yang
bertanggung jawab, menandatangani surat penolakan.
e. Bila pasien tidak kooperatif, pemberian obat oral dapat melibatkan
keluarga.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


63

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


b. Prosedur Pemberian Injeksi / Penyuntikan
Pemberian Injeksi dapat dilakukan dengan cara :

1. Intracutan (dalam kulit).


2. Subcutan (dibawah kulit).
3. Intramusculer (pada otot).
4. Intravena (pembuluh darah).
Adapun cara injeksi dari ke empat cara tersebut adalah :

1. Injeksi Intracutan
a. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit
yang dilakukan pada lengan bawah bagian dalam atau di tempat lain
yang dianggap perlu.

b. Tujuan
1. Melaksanakan uji coba obat tertentu (misalnya skin test,
penicillin, dll).
2. Memberikan obat tertentu yang pemberian hanya dapat
dilakukan dengan suntikan intracutan.
3. Membantu menentukan diagnose terhadap penyakit tertentu
(misalnya tuberculin test).

c. Persiapan
Spoit, Kapas alcohol dimana disesuaikan dengan kebutuhan.

d. Cara Penyuntikan
2. Jarum yang digunakan biasanya nomor 18, 20 atau jarum
khusus.
3. Spoit 1 cc, atau spoit khusus.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


64

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


4. Permukaan kulit didesifektan, lalu ditegangkan dengan tangan
kiri.
5. Lubang jarum menghadap keatas dan membuat sudut 15°
sampai dengan 20° dengan permukaan kulit.
6. Obat dimasukkan sampai permukaan kulit pada tempat yang
disuntikan menggembung.
7. Setelah obat masuk semua, jarum suntik dicabut dengan cepat,
bekas tusukan jarum dilarang ditekan maupun dihaps dengan
kapas alcohol.
8. Setelah jangka waktu yang ditentukan, lihat dan catat reaksi
yang terjadi pada daerah tusukan. Hasilnya dilaporkn kepada
penanggungjawab ruangan atau dokter untuk menunjukkan
tindakan selanjutnya.

2. Subcutan (dibawah kulit)


a. Pengertian
Memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang
dilakukan pada lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah
dada dan ditempat lain yang dianggap perlu misalnya pemberian
insulin pada penderita diabetes.

b. Cara Penyuntikan
1. Permukaan kulit didesefktan, lalu diangkat sedikit dengan
tangan kiri.
2. Jarum ditusukkan dengan lubangnya menghadap keatas dan
membentuk sudut 45° dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spoit ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan, tetapi bila tidak ada darah obat masukkan perlahan-
lahan.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


65

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


4. Setelah obat masuk semua jarum dicabut dengan cepat. Bekas
tusukan jarum ditekan dengan kapas alcohol.

3. Intrmusculer (pada otot)


a. Pengertian
Memberkan obat dengan suntikan kedaam jaringan otot,
dilakukan pada otot pangkal lengan, otot paha bagian luar (yaitu ½
tengah paha sebelah luar) atau pada otot bokong (1/3 bagian dari
spina illica anterior superior atau sias).

b. Cara Penyunikan
1. Tentukan daerah yang akan disuntukan , lalu permukaan kulit
didaerah bersangkutan didesenfektan dengan kapas alcohol.
2. Jarum ditusukkan tegak lurus (90°) dengan permukaan kulit.
3. Penghisap spoit ditarik sedikit, bila ada darah obat jangan
dimasukkan, tetapi bila tidak ada darah obat dimasukkan
perlahan-lahan.
4. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat.
5. Bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alcohol.

c. Perhatian
1. Tempat dan cara penyuntikan harus tepat dan benar.
2. Perhatikan tehnik septik dan aseptik.
3. Jenis dan dosis obat yang akan diberikan harus tepat dan benar,
demikian pula cara melarutkan dan mencampur obat.
4. Perhatikan dan catat reaksi yang terjadi pada saat dan setelah
pemberian , Bila terjadi reaksi pada saat pemberian segera
dihentikan, dan laporkan pada penanggung jawab.

4. Intravena (pembuluh darah)

BLUD RS H. M. Djafar Harun


66

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


a. Pengertian
Pemberian obat melalui suntikan kedalam pembuluh darah
vena yang dilakukan pada vena anggota gerak.

b. Cara Penyuntikan
1. Tentukan daerah yang akan di suntik kemudian lakukan
pembendungan dibagian atasnya selanjutnya permukaan kulit di
daerah bersangkutan didesinfeksi dengan kapas alcohol dan
diregangkan.
2. Pasang pengalas dibagian yang akan disuntik dan dekatkan
bengkok (Nierbeckken) kebagian tubuh yang akan disuntik.
3. Jarum ditusukkan kedalam pembuluh darah yang dimaksud
dengan lubang jarum menghadap keatas.
4. Penghisap spuit ditarik sedikit bila jarum berhasil masuk
kedalam vena , darah akan masuk kedalam spuit atau mengalir
sendiri tetapi bila tidak ada darah yang keluar berarti jarum tidak
berhasil dan penyuntikan harua dipindahkan kebagian lain
setelah berhasil bukalah segera karet pembendung.
5. Obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis.
6. Setelah obat masuk semua jarum bekas tusukan ditekan dengan
kapas alcohol.
7. Bila pemberian obat injeksi vena dilakukan dalam jumlah besar
dan waktu yang lama maka pemberiannya dilakukan dengan
cara infuse sesuai dengan program pengobatan (Misalnya
transfusi darah ).
Bahaya Pemberian Suntikan
1. Pasien alergi terhadap obat misalnya (Mengigil, urtikari, syok, colaps dan
lain-lain ).
2. Pada bekas suntikan dapat terjadi abses, necroses, atau hematoma.
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


67

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Perhatian Pada Waktu Menyuntik
1. Obat-obat suntikan yang diberikan harus berdasarkan program proses
pengobatan.
2. Sebelum menyuntik obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk
pengobatan yang ada dalm catatan medic atau status pasien , yaitu nama
obat dosis warna dan cara pemberiannya (Misalnya intarvena, subcutan
dan lain-lain).
3. Pada waktu menyuntikkan obat bacalah dengan teliti label atau etiket dari
tiap-tiap obat – obatan yang kurang jelas etiketnya tidak boleh diberikan
pada pasien.
4. Perhatikan tekhnik septik dan aseptik.
5. Spuit dan jarum suntik tidak boleh dipergunakan untuk menyuntik lain
sebelum disterilkan.
6. Spuit yang retak atau bocor dan jarum suntik yang sudah tumpul berkarat
atau ujungnya bengkok tidak boleh dipakai lagi.
7. Memotong dengan dengan gergaji ampul harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak melukai tangan dan pecahannya tidak masuk ke dalam obat.
8. Pasien yang telah mendapatkan suntikan harus diawasi untuk beberapa
waktu selem ada kemungkinan timbul reaksi alergi dan lain-lain.
9. Bagi pasien yang berpenyakitan menular melalui peredarn darh (misalnya
pasien hepatitis) harus dihunakan jarum dan spoit khusus.
10. Setiap selesai penyuntikan peralatan harus dimasukkan kedalam larutan
desinfektan, lalu disterilkan dan disimpan dalam tempat khusus.

c. Mengganti Alat Tenun


1. Pengertian
Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan
pasien, karena pasien harus beristirahat mutlak(total bedrest). Menderita
sakit parah, atau yidak sadar.

2. Tujuan
BLUD RS H. M. Djafar Harun
68

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


a. Memberikan rasa nyaman pada pasien.
b. Mencegah terjadinya luka baringf(Decubitus).
c. Mempertahankan kebersihan dan kerapihan.
3. Persiapan
a. Persiapan alat
1. Alat tenun bersihyang di perlukan dan di susun menurut urutan
penggunaannya.
2. Kursi atau bangku.
3. Tempat tertutup untuk kain kotor.
4. Ember berisi larutan desinfektan.
5. Lap kerja, sehelai kering dan suhelai basah.

b. Persiapan pasien
Pasien di beri penjelasan tentang hal-hal yang di lakukan.

4. Penatalaksanaan
a. Sama dengan cara mengganti dan memasang alat tenun pada tempat
tidur tanpa pasien di atasnya. Tetapi di kerjakan secara bergilir pada
sisi kiri dan kana tempat tidur.
b. Selimut danm bantal yang tidak perlu di ganti, di letakkan di atas
kursi dan bangku.
c. Tahap Pertama
1. Pasin dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur (bila perlu
pasien di ganjal dengan bantal supaya tidak jatuh).
2. Lakukan secara prosedur ini pada tempat tidur yang kosong.
3. Lepaskan sisi tenun yang kotor dari bawah kasur. Lalu di gulung
satu persatu sampai diu bawah pasien, yaitu:
a) Septrai kiri di gulung ke tengah sejauh mungkin
b) Perlak di bersihkan dengan lap larutan desinfektan. Lalu di
keringkan dan di gulung ke tengah sejauh mungkin
c) Seprai besar di gulung ketengah sejauh mungkin
BLUD RS H. M. Djafar Harun
69

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


4. Alas tempat tidur dan kasur di bersihkan dengan lap yang di
basahi larutan desinfektan kemudian di keringkan dengan Lap
kering.
5. Seprai besar yang bersih di gulung setengah bagian, kemudian
gulung seprai di letakkan di bawah punggung pasien dan
setengah bagian lagi di ratakan serta di pasang pada kasur.
6. Perlak yang di gulung tadi di ratakan kembali.
7. Seprai kecil di gulung sebagian dan di letakkan di bawah
punggung pasien. Seprai yang sebagian lagi di ratakan di atas
perlak kemudian di masukkan bersama-sama ke bawah kasur.

d. Tahap Kedua
1. Setelah tahap pertama selesai pasien di miringkan ke bagian
yang dekat dengan bantal pengganjalnya.
2. Lepaskan seprai yang kotor dari bawah kasur.
3. Seprai kecil dibersihkan dsan di masukkan ke tempat alat tenun
yang kotor.
4. Perlak di bersihkan dan di gulung ke tengah.
5. Sepraib yang besar yang kotor di angkat dan di masukkan ke
tempat alat tenun yang kotor.
6. Alas tempat tidur dan kasur di bersihkan seperti pada tahap
pertama.
7. Seprai besar di buka dari gulungannya di ratakan dan di pasang
pada kasur.
8. Perlak dan seprai kecil di pasang pada tahap pertama.
9. Sarung bantal yang kotor di lepaskan dan di letakkan pada
tempat alat tenun kotor. Bantal di ratakan isinya, kemudian
sarung bantal yang bersihy di pasang.
10. Bantal di susun, pasin di baringkan dalam posisi yang nyaman.
11. Selimut yang kotor di ganti yang bersih.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


70

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


12. Peralatan di bersihkan dan di kembalikan ke tempat yang
semula.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


71

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil kegiatan yang kami laksanakan selama 3 bulan dimulai dari tanggal
12 agustus sampai tanggal 17 november 2014 pada praktek sistem ganda di blud rs h.m
djafar harun kabupaten kolaka utara tahun pelajaran 2014-1015 diantaranya dapat kita
lihat pada tabel rekapan jurnal kegiatan harian kam9 selama praktek yaitu :

BLUD RS H. M. Djafar Harun


72

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Table 4.1
Tindakan Kefarmasian
Dilakukan Oleh Sakinah PSG SMKN 1 Watonohu Dari Jurusan Kefarmasian
Di BLUD RS H.M DJAFAR HARUN Kabupaten Kolaka Utara
Mulai Tanggal 12 Agustus Sampai 12 November 2014

Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %

1. Melakukan pengempraan 4 0,8 2 0,5 - - 6 0,6


2. Melayani pengempraan - - - - 36 92,3 36 3,9
3. Melayani resep kapsul - - 7 1,9 - - 7 0,7
4. melayani resep pasien 329 61,4 164 46,3 - - 493 53,0
5. Melayani resep puyer 2 0,4 20 5,7 - - 22 2,4
6. Menstok obat 38 7,0 20 5,7 - - 58 6,4

7. Meregister resep 162 30,2 141 39,9 - - 303 32,6

8. Stock of name 1 0,3 - - 3 7,7 4 0,4


Jumlah 536 100 354 100 39 100 929 100
Sumber data : primer

Keterangan :

 F : frekuensi

BLUD RS H. M. Djafar Harun


73

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Tabel 4.2
Tindakan Kefarmasian
Dilakukan Oleh Sulwana Sulfi PSG SMKN 1 Watonohu Dari Jurusan
Kefarmasian Di BLUD RS H.M DJAFAR HARUN Kabupaten Kolaka Utara
Mulai Tanggal 12 Agustus Sampai 12 November 2014

Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %

1. Melakukan pengempraan
2. Melayani pengempraan
3. Melayani resep kapsul
4. melayani resep pasien
5. Melayani resep puyer
6. Menstok obat

7. Meregister resep

8. Stock of name
Jumlah
Sumber data : primer

Keterangan :

 F : frekuensi

BLUD RS H. M. Djafar Harun


74

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Tabel 4.3
Tindakan Kefarmasian
Dilakukan Oleh Siti Khusnul Amrullah PSG SMKN 1 Watonohu Dari Jurusan
Kefarmasian Di BLUD RS H. M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara
Mulai Tanggal 12 Agustus Sampai 12 November 2014

Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %

1. Melakukan pengempraan
2. Melayani pengempraan
3. Melayani resep kapsul
4. melayani resep pasien
5. Melayani resep puyer
6. Menstok obat

7. Meregister resep

8. Stock of name
Jumlah
Sumber data : primer

Keterangan :

 F : frekuensi

BLUD RS H. M. Djafar Harun


75

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Tabel 4.4
Tindakan Kefarmasian
Dilakukan Oleh Rismawati PSG SMKN 1 Watonohu Dari Jurusan Kefarmasian
Di BLUD RS H.M DJAFAR HARUN Kabupaten Kolaka Utara
Mulai Tanggal 12 Agustus Sampai 12 November 2014

Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %

1. Melakukan pengempraan
2. Melayani pengempraan
3. Melayani resep kapsul
4. melayani resep pasien
5. Melayani resep puyer
6. Menstok obat

7. Meregister resep

8. Stock of name
Jumlah
Sumber data : primer

Keterangan :

 F : frekuensi

BLUD RS H. M. Djafar Harun


76

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Tabel 4.5
Tindakan Kefarmasian
Dilakukan Oleh Sari Rahmah PSG SMK Negeri 1 Watonohu dari jurusan
Kefarmasian Di BLUD RS H.M DJAFAR HARUN Kabupaten Kolaka Utara
Mulai Tanggal 12 Agustus Sampai 12 November 2014

Ruang pelayanan
Apotek Apotek Instalasi Jumlah
No Tindakan kefarmasian rawat inap rawat jalan farmasi
F % F % F % F %

1. Melakukan pengempraan 7 2,3 1 1,4 - - 8 1,9


2. Melayani pengempraan - - - - 34 97,1 34 8,4
3. Melayani resep kapsul 1 0,4 1 1,4 - - 2 0,5
4. melayani resep pasien 147 49,3 45 61,7 - - 192 47,2
5. Melayani resep puyer 4 1,4 9 12,3 - - 13 3,2
6. Menstok obat 78 26,0 9 12,3 - - 87 21,4

7. Meregister resep 61 20,4 8 10,9 - - 69 16,9

8. Stock of name 1 0,4 - - 1 2,9 2 0,5


Jumlah 299 100 73 100 35 100 407 100
Sumber data : primer

Keterangan :

 F : frekuensi

BLUD RS H. M. Djafar Harun


77

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Di BLUD RS H. M. Djafar Harun dibagi dalam 3 siff jaga yaitu :

1. Jaga pagi (Siff Pagi)


Pada saat pagi hanya pada ruangan Apotek Rawat Inap, Apotek Rawat Jalan, dan
Instalasi Farmasi, mulai jam 07:30 sampai 14:00.
2. Jaga Siang (Siff Siang)
Pada saat jaga siang hanya ruangan Apotek Rawat Inap, mulai jam 14.00 sampai
21:00.
3. Jaga Malam (Siff Malam)
Pada saat jaga malam hanya di ruangan Apotek Rawat Inap, mulai jam 21:00 sampai
07:30.

Terkhusus ruang keperawatan pada hari sabtu, juga dibagi dalam 3 siff jaga, yaitu:

1. Jaga pagi (Siff Pagi)


Pada saat pagi hanya pada ruangan Apotek Rawat Inap, Apotek Rawat Jalan,
Instalasi Farmasi, dan terkhusus diruang keperawatan pada hari sabtu, mulai jam
07:30 sampai 14:00.
2. Jaga Siang (Siff Siang)
Pada saat jaga siang hanya ruangan Apotek Rawat Jalan dan terkhusus pada hari
sabtu diruang keperawatan, mulai jam 14.00 sampai 21:00.
3. Jaga Malam (Siff Malam)
Pada saat jaga malam hanya di ruangan Apotek Rawat Inap dan terkhusus pada hari
sabtu diruang keperawatan, mulai jam 21:00 sampai 07:30.

Adapun alat kesehatan yang kami gunakan pada praktek sistem ganda di BLUD RS
H. M. Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara tahun ajaran 2014/2015 diantaranya dapat kita
lihat pada tabel berikut:

BLUD RS H. M. Djafar Harun


78

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Tabel
Jenis Dan Fungsi Alat Kesehatan
Yang Dilakukan Oleh Kelompok 3 PSG SMKN 1 Watunohu Dari
Tanggal 12 Agustus Sampai 17 November 2014
Jurusan kefarmasian di BLUD RS H. M. Djafar harun
Kabupaten Kolaka Utara 2014

No Ruangan Jenis Alat Jumlah Fungsi Ket


Lumpang besar 1 Digunakan
untuk
meracik obat
Lumpang kecil 1 Digunakan
untuk
meracik obat
Apotek Stamper 1 Digunakan
1.
Rawat Jalan untuk
meracik obat
Spoit 1cc, 3cc Digunakan
untuk
menginjeksi
Sensitive test Tes
kehamilan
2. Apotek
rawat inap
3. Gudang Spoit 1 cc, 3 cc, 5 Digunakan
farmasi cc, 10 cc, 20 cc untuk
menginjeksi
Infuset macro dan Digunakan
micro untuk
menginfus
Abocath 16, 18, 20, Digunakan
22, 24, 26 sebagai jarum
infus
BLUD RS H. M. Djafar Harun
79

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Foley catheter 10, Digunakan
16, 18, 20, 22, 24 untuk
mengeluarka
n urin
Catgut cromic 3-0 Digunakan
dan 2-0 untuk
menjahit otot
Catgut plain 3-0 Digunakan
dan 2-0 untuk
menjahit oto
Silk 3-0 dan 2-0 Digunakan
untuk
menjahit kulit
Surgical blades 10, Digunakan
11, 15, 20 dan 23 sebagai pisau
bedah
Plester Digunakan
untuk
merekatkan
verban
Vicril 0, 1, 2, 1-0, Digunakan
2-0, dan 3-0 untuk
menjahit kulit
Verban elastic Digunakan
untuk
membalut
luka
NGT 5, 6, 8, dan 10 Digunakan
untuk
memasukkan

BLUD RS H. M. Djafar Harun


80

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


makanan dan
minuman
Umbily camp Digunakan
untuk
menjepit tali
pusar
(Tim Penyusun, 2014)

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa setiap ruangan memiliki alat


kesehatan baik diapotek rawat inap, apotek rawat jalan, maupun digudang farmasi.

B. PEMBAHASAN

Dalam kegiatan praktek system ganda di RSUD H.M DJAFAR HARUN


Kab.kolaka utara tidak semua tindakan kefarmasiankami laksanakan dikarenakan
keterbatasan pada diri kami dan jumlah kami yang cukup banyak.

Dalam melaksanakan penatalaksana tindakan kefarmasian hal-hal yang kami


lakukan adalah melayani resep. Resep adalah pemintaan tertulis seorang dokter baik
dokter gigi maupun dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-

BLUD RS H. M. Djafar Harun


81

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


undangan yang berlaku kepada apoteker pengelolah apotek yang dalam hal ini kami
melaksanakan praktek kerja lapangan hanya mempersiapkan dan membuat racikan obat
dimana prosedurnya adalah

a. Tata Cara Melayani Resep


1. Petugas apotek menerima resep dari poli umum, gigi, KIA, interna,
kebidanan,syaraf,bedah, anak
2. Petugas membaca dan meneliti resep yang diterima dari pasien
3. Setelah resep diterima telah jelas kelengkapannya maka petugas apotek lalu
menyediakan obat dan membuat etiket pada obat tersebut
4. Setelah obat diberi etiket, obat tersebut dikemas kemudian diberikan kepada
pasien dan menjelaskan kepada pasien mengenai aturan pakai obat sesuai
yang tertera pada resep.
b. Cara Melayani Resep Serbuk
1. Petugas apotek menerima resep
2. Petugas apotek membaca dan menyiapkan obat yg tertera diresep dan
menghitung jumlah obat yang diminta pada resep
3. Bersihkan lumpang dan alu yang akan digunakan untuk menggerus obat
4. Obat yang telah disiapkan disimpang didalam lumpang sesuai jumlah yang
diminta
5. Siapkan kertas puyer sesuai jumlah yang tertulis pada resep
6. Obat yang telah diracik atau dihomongenkan dibagi diatas kertas puyer secara
merata dan seimbang
7. Bungkuslah puyer yang telas dibagi tersebut menggunakan kertas perkamen
lalu dikemas
8. Petugas apotek memberikan obat tersebut kepada pasien atau keluarga pasien
dan menjelaskan aturan pakai obat

Selama kami melaksankan praktek di BLUD RS H.M. Djafar Harun dari tanggal
12 agustus sampai tanggal 17 november 2014. Pada apotek rawat inap kami melayani

BLUD RS H. M. Djafar Harun


82

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


resep pasien sebanyak resep dan apotek rawat jalan kami melayani resep pasien
sebanyak lembar resep.

Dalam melaksanakan tindakan kefarmasian dalam hal peracikan obat dalam


bentuk puyer diperlukan konsentrasi dan ketelitian dalam hal peracikan obat. Dalam hal
ini kami melakukan kegiatan dalam praktek kami dengan bimbingan kakak-kakak yang
ada di apotek rawat jalan dan apotek rawat inap, diapotek rawat inap resep puyer yang
kami layani sebanyak lembar resep dan diapotek rawat jalan sebanyak
lembar resep

Selain melayani resep kami juga melayani pengempraan obat dan alat kesehatan
kesemua ruang pelayanan dimana ruang pelayanan tersebut adalah Apotek rawat inap,
apotek rawat jalan, poli gigi, poli obgin, poli bedah, laboratorium, kebidanan, interna,
ICU, IGD, ruang operasi, VIP, KIA dan lain-lain. Dimana kami melayani pengempraan
sebanyak kali pengempraan selama 3 bulan praktek.

Adapun alur pengempraan sebagai berikut :

1. Setiap ruangan atau poli memeriksa stok masing-masing


2. Apabila obat atau alat kesehatan yang ada diruangan telah menipis atau habis maka
setiap ruangan atau poli akan mengampra kegudang dengan menulis obat atau alat
kesehatan yang dibutuhkan
3. Setiap ruangan atau poli memberikan buku ampraan kepada staf gudang
4. Kemudian staf gudang memeriksa obat atau alat kesehatan sesuai dengan
permintaan dengan pertimbangan sisa stok yang ada digudang
5. Sebelum obat atau alat kesehatan diberikan terlebih dahulu harus disesuaikan dan
dibuatkan surat bukti barang keluar (SBBK) er obat atau alat kesehatan serta di
kartu stok dan membuat laporan setiap bulannya
6. Kemudian staf gudang mencatat ampraan dari ruangan atau poli kebuku distribusi
obat atau alat kesehatan serta buku stok dan membuat laporan setiap bulannya

BLUD RS H. M. Djafar Harun


83

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Untuk mendapat data jumlah resep secara rasional kami juga melakukan tindakan
kefarmasian dengan mencatat resep pasien dibuku register dimana kegunaan register
pasien agar memudahkan dalam pencarian resep jika ada pasien yang komplen dengan
resepnya, selain itu kegunaan lainnya yaitu untuk memberikan penomoran pada resep

Dimana tata cara penulisan resep dibuku register adalah :

1. Tentukan apakah resep tersebut termasuk jamkesda, umum, askes, jamkesmas,


bahteramas, dan BPJS
2. Setelah statusnya telah ada maka catatlah ressep tersebut dibuku register, yang
dicatat yaitu : nama dokter, nama pasien, alamat pasien, diagnose, nama obat atau
alkes, jumlah obat.

kami melakukan pencatatn resep pasien dibuku register pada apotek rawat inap
lembar resep dan apotek rawat jalan sebanyak lembar resep .

selain kami meregister resep kami juga melakukan kegiatan menstok obat dan alat
kesehatan diapotek, dimana kami melakukan kegiatan kefarmasian dengan cara menstok
obat dan alat kesehatan diapotek rawat inap sebanyak kali, dan apotek
rawat jalan sebanyak kali.

untuk mengetahui jumlah stok pada setiap sediaan obat atau alat kesehatan maka
biasanya dilakukan kegiatan kefarmasian dengan cara stok of name. dimana stok op
name ini, dilakukan setiap bulannya untuk menyamakan jumlah stok sediaan obat dan
alat kesehatan dengan kartu stok pada setiap sediaan dan alat kesehatan. Dalam
melaksanakan kegiatan ini kami melakukan stok of name diapotrk rawat inap sebanyak
dan digudang farmasi sebanyak . dimana fungsi stok of name adalah untuk
menyamakan jumlah stok obat dan alat kesehatan (fisik) dengan kartu stoknya.

pengelolaan serta pengelompokan sediaan farmasi di RSUD H.M Djafar Harun


Kab.Kolaka Utara berdasarkan alphabet untuk obat bebas, bebas terbatas, obat keras
sedangkan pengelompokan obat golongan narkotik psikotropik disimpan tersendiri
didalam lemari tertutup dan terkunci rapat.dimana lemari narkotik dan psikotropik harus

BLUD RS H. M. Djafar Harun


84

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


tertutup rapat untuk menghindari hal-hal penyimpangan dan penyalahgunaan golongan
obat tersebut.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

BLUD RS H. M. Djafar Harun


85

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Berdasarkan hasil prakerin yang dilaksanakan dari tanggal 12 agustus sampai
dengan tanggal 17 november 2014 di BLUD RS H.M Djafar Harun Kabupaten Kolaka
Utara, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Melayani resep paisen diapotek rawat inap sebanyak resep dan di apotek rawat
jalan sebanyak resep. Dimana resep yang paling banyak di apotek
daripada apotek .
2. Melayani pengempraan dari setiap ruangan dari kegudang keruangan apotek rawat
inap, apotek rawat jalan, poli gigi, poli obgin, poli bedah, laboratorium, kebidanan,
interna, ICU, UGD, ruangan oprasi, VIP, poli KIA, poli umum, poli anak, poli
interna, poli syaraf, laboratorium, radiologi, anak, perinatologi.
3. Meregister resep pasien dibuku register pada apotek rawat inap sebanyak
lembar resep dan apotek rawat jalan sebanyak lembar resep.
4. Melakukan stok obat dan alat kesehatan diapotek rawat inap sebanyak kali, dan
apotek rawat jalan sebanyak kali, dan digudang farmasi sebanyak kali.
5. Melakukan pengempraan diapotek rawat inap sebanyak kali. Dan diapotek
rawat jalan sebanyak kali.
6. Melayani resep serbuk (pulvis) diapotek rawat inap sebanyak lembar resep, dan
diapotek rawat jalan sebanyak lembar resep.
7. Melayani resep kapsul diapotek rawat jalan sebanyak kali.
8. Stok of name diapotek rawat jalan sebanyak kali, dan apotek rawat inap
sebanyak kali.

B. SARAN
Dari hasil prakerin yang kami lakukan di BLUD RS H.M Djafar Harun kabupaten
kolaka utara, kami menyarankan.
1. Untuk BLUD RS H.M Djafar Harun Kabupaten Kolaka Utara
a. Kami menyarankan agar diadakan lemari penyimpanan narkotik dan
psikotropik sesuai standar UU yang seharusnya selalu dalam keadaan tertutup
dan terkunci rapat.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


86

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


b. Kami menyarankan agar Gudang farmasi ditempatkan ditempat yang lebih
besar dan tersedia fasilitas untuk penyimpanan obat-obatan yang disimpan
disuhu rendah dan terlindung dari sinar matahari.
2. Untuk institusi (SMKN 1 WATUNOHU)

DAFTAR PUSTAKA

Tim penyusun, 2014, LAPORAN HASIL PRAKTEK SISTEM GANDA,


SMKN 1 watunohu, Kabupaten Kolaka Utara.

BLUD RS H. M. Djafar Harun


87

LAPORAN PRAKERIN ANGKATAN IV GELOMBANG IV 2014


Tim penyusun, 2012, LAPORAN HASIL PRAKERIN SISTEM GANDA,
SMKN 1 watunohu angkatan II gelombang II 2012
Haryanto tri, mirawati 2010 PENUNTUN PRAKTIKUM FARMASETIK
DASAR, universitas muslim Indonesia, Makassar.
Syamsuni A, 2005, ILMU RESEP, penerbit buku kedokteran, Jakarta.

BLUD RS H. M. Djafar Harun

Anda mungkin juga menyukai