Anda di halaman 1dari 3

KOMISI PEMAHAMAN ALKITAB 

GKJ NEHEMIA PONDOK INDAH - JAKARTA


PERIODE TAHUN 2019

BAHAN PA JUNI 2019


Bacaan: ​Galatia 5: 16-26

HIDUPLAH OLEH ROH-NYA!

Teks yang kita dalami saat ini adalah bagian dari surat Rasul Paulus. Surat yang berisi
(hikmat pengajaran) Firman Tuhan melalui Paulus tentang hakikat kehidupan orang
percaya. Rasul yang dahulu bernama Saulus itu menunjukkan, sesungguhnya orang
percaya sudah ditebus oleh darah Kristus yang memerdekakan. Kemerdekaan yang
bukan hasil kekuatan daging manusia tetapi oleh karena kuasa Roh-Nya (Roh Allah atau
Roh Kudus - baca ulang ayat 16-17).

Dengan analogi tentang meng-hamba, Paulus menunjukkan bahwa ia dahulu juga


hamba dosa. Memiliki tujuan hidup hanya kepada kuasa jahat dan bergelimang dosa.
Keadaan kehidupan yang membuat seseorang (termasuk yang tadinya percaya/beriman)
tidak merasakan kelegaan-kebebasan sejati dan apalagi kedamaian ilahi. Allah tidak
menghendaki keadaan seperti itu kita alami, karena manusia adalah ciptaan-Nya yang
sungguh amat baik (bandingkan Kejadian 1: 31). Dia tidak rela dengan keadaan
keberdosaaan manusia, karena itu, Allah berkarya melalui penebusan Tuhan Yesus
Kristus dalam urapan Roh Allah/Roh Kudus. Sehingga manusia “dibayar dengan lunas”
atas hutang dosa-dosanya, untuk kemudian menjadi hamba Tuhan dan tidak lagi hamba
dosa. Paulus membimbing jemaat (baca: gereja) untuk menggunakan kemerdekaan itu
dengan penuh tanggung jawab, yakni berjuang mengekspresikan melalui hidup hanya
oleh Roh-Nya. Panggilan dan tanggungjawab hidup setia dalam Roh diekspresikan
melalui beberapa hal, baik melalui hidup dalam persekutuan kasih, tidak hidup dalam
kedagingan, dan hidup yang berbuah nyata.

Hidup Dalam Persekutuan Kasih

Orang-orang percaya yang hidup dalam Roh Allah, bertanggung jawab memelihara kasih
persekutuan yang menjadikan satu dengan yang lainnya saling memperhatikan, saling
mendukung, saling menopang dan tidak memikirkan kepentingannya sendiri (baca dan
maknai ulang ayat 16-17). Bagaimana respons yang terjadi pada diri orang percaya

1
KOMISI PEMAHAMAN ALKITAB 
GKJ NEHEMIA PONDOK INDAH - JAKARTA
PERIODE TAHUN 2019

apakah bersedia menanggung risiko sebagai persekutuan orang percaya? Baik ke dalam,
maupun ke luar kepada semua orang yang belum percaya? Kehidupan percaya
sesungguhnya juga tidak bisa jauh dari sakit, kesedihan, penolakan, fitnah dan kejahatan
atas dirinya. Rasul Paulus menghendaki supaya orang percaya hidup bersama oleh
Roh-Nya (refleksi ayat 24-26), baik dalam suka maupun duka, dan tetap mengasihi di
dalam keluarganya, di antara persekutuan orang percaya, dan kepada orang-orang lain
yang berbeda suku, ras, bangsa dan agama.

Tidak Hidup Dalam Kedagingan

Hidup dalam daging artinya hidup dalam dosa, ayat 19-21 menunjukkan seperti apa
hidup dalam daging yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan,
roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Kehidupan dalam
daging tidak akan mendatangkan kebahagian. Sebaliknya, kehidupan yang demikian
akan mendatangkan murka Allah. Sisi yang lain hidup dalam daging adalah
pemberontakan atas Allah yang sudah memberikan kemerdekaan dan keselamatan.

Hidup Yang Berbuah Nyata

Kita orang-orang yang percaya, yang hidup dalam Roh-Nya diajak untuk hidup berbuah.
Uraian di ayat 22-23 jelas menekankan bahwa orang percaya semestinya menghasilkan
buah dalam kehidupannya, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Bahkan, jika orang
menerima sakit sebagai sarana yang baik bagi tubuh dan kehidupannya, maka ia akan
tetap bersemangat dan bergairah untuk kesembuhannya. Pemazmur misalnya, meyakini
bahwa dalam keadaan pengejaran atau pelariannya, Tuhan menyertai sehingga ia
mengungkapkan, “Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan
tubuhku akan diam dengan tenteram” (Mazmur 16:9). Orang percaya pun dikehendaki
oleh Roh-Nya (Roh Allah/Roh Kudus) untuk senantiasa bersukacita dan bergembira
berbuah nyata memengaruhi kehidupan bersama lebih damai tenteram.

Usai cukup mendalami perikop Galatia 5: 16-26 ini, marilah kini kita menjadi orang yang
membuka mata iman seluas-luasnya dalam kuasa Roh-Nya. Kepada Roh Allah di dalam
Tuhan Yesus Kristus yang memberikan tawaran dan kesempatan mengikuti-Nya, mari

2
KOMISI PEMAHAMAN ALKITAB 
GKJ NEHEMIA PONDOK INDAH - JAKARTA
PERIODE TAHUN 2019

kita respons dengan kesungguhan hati. Sehingga kita selalu hidup di dalam kekuatan
dan kasih Roh-Nya, tidak hanya takkala kita sehat, gembira dan berkecukupan saja,
tetapi juga (khususnya) ketika kita menghadapi tantangan dan hambatan. Sesungguhnya
nanti akan kita lihat pelangi kasih-Nya, oleh kasih Roh-Nya yang sungguh indah
disediakan bagi hidup dan kehidupan setiap kita. Rahmat hikmat, teguran, penghiburan
dan penyelamatan Roh Allah memberkati kita semua. Mari hiduplah oleh Roh-Nya!
Amin.

Pertanyaan diskusi

1. Setelah mendalami perikop dan bahan PA, menurut bapak, ibu dan saudara
apakah arti dari “hidup oleh Roh-Nya” itu?
2. Kita sudah tahu keinginan & perintah Allah untuk hidup di dalam Roh-Nya.
Tetapi mengapa kita masih saja menuruti keinginan daging?
3. Sebutkan 3 sikap dan atau perbuatan nyata wujud hidup oleh Roh-Nya, yang bisa
kita lakukan saat menggunakan gadget untuk ber-medsos (media sosial).

(Bahan dari Khotbah Jangkep, dengan penyesuaian - oleh Pdt. Lusindo Tobing)

Anda mungkin juga menyukai