Anda di halaman 1dari 1

The end education/eksistensi

Sekolah kini kehilangan maknanya sebagai wahana pendewasaan

Masa masa sekolah dasar adalah masa yang di mana rasa ingin tahu berkembang dengan pesat pada
diri seseorang,di masa itu pula imajinasi berada di titik puncak ,sekolah formal malah memfungsikan diri
untuk mengengkang semua itu,para murid di anggap sebagai ember kosong yang bebas di isi
sekehendak hati oleh guru,menghafal dan menghafal jika tidak mengahafal bentuk hukuman sudah
menanti,sedikit saja bertanya hal yang dianggap dliuar kelaziman oleh guru,mak amarah guru mesti di
terima murid,usaha untuk mengekspresikan imajinasi yang muncul di kepala dan perasaan sudah di
kekang atas nama pendisplinan dan penyeragaman

banyak minat dan bakat seseorang karena penyeragaman yang kaku dan seakan menutup pintu pada
perbedaan yang sesungguh nya lumrah saja

Ada 3 bencana sekolah yang masih di pertahankan oleh mereka yang berwewenang dalam mengelolah
sistem pendidikan,yang menyebabkan keterpurukan yang menimpa anak didik yang menggantungkan
harapan besar pada sekolah

Bencana pertama bernama penyeragaman

melalui kurikulum hingga siblabus semua yang ada di sekolah di rancang terpusat penyeragaman
peserta didik nyaris dalam segala hal,semisala dalam berpakaian,berbicara,mata pelajar yang
seragam,tingkah laku seragam,bahkan sekolah memaksa isi kepala dan isi hati manusia yang ada di
dalam nya untuk di seragamkan.penyeragaman ini menyebabkan banyak minat dan bakat anak didik
menguap dan hilang

bencana kedua terjadi nya alienasi (keadaan merasa tersisihkan) institusi sekolah dengan sengaja
memisahkan diri dari realitas yang di hadapi murid-murid tidak peduli dengan realitas yang ada di
hadapi murid,jam belajar sekolah yang menyita sebagian besar waktu mereka dan membikin merekan
lelah sehingga tidak lagi bisa mempelajari konteks dalam kehidupan sosial di lingkungan mereka

bencana ketiga yaitu kapitalis pendidikan

pendidikan yang semestinya hak seluruh bangsa kini menjelma menjadi mesin pengisap uang dalam
wujud sekolah,maka untuk bisa mengenyam pendidikan yang baik di sekolah unggulan mau tak mau
biaya mahal menjadi syarat utama,sekolah di harapkan menjadi salah satu kesempatan bagi mereka
untuk mengubah nasib tetepi orang miskin di larang masuk

sekolah selalu berorientasi pada nilai dan prestasi belajar sehingga terlalu banyak tugas dan PR yang
harus di kerjakan,siswa di tuntut untuk menjadi terbaik sementaranya caranya cari sendiri,siswa di
tuntut untuk memahami belasan mata pelajaran yang tidak ada relevansi nya dengan kebutuhan hidup
dan cita cita mereka

murid di jadikan objek dalam pendidikan bukan sabjek.d

Anda mungkin juga menyukai