Anda di halaman 1dari 43

System

Sewage Treatment Plant


Pada Gedung Bertingkat
Thomas Nicholas
Teknik Kimia – UNSRI
Manajemen K3 - Sahid
• PT. Krida Huanglindo Teknik
• PT. Jababeka Infrastruktur
• PT. Pindo Deli Pulp and Papers
• PT. ECCO Tannery Indonesia
• PT. OKI Pulp and Papers
• PT. Well Harvest Winning
• PT. Halmahera Persada Lygend
0813 – 81188007
Email : thomasnicholas77@yahoo.co.id
1. Limbah :
Semua benda yang berbentuk padat (solid wastes), cair (liquid wastes), maupun gas (gaseous wastes), yang
merupakan bahan buangan yang berasal dari aktifitas perorangan, maupun aktivitas kegiatan lainnya (industri,
rumah sakit, laboratorium, raktor nuklear dll.)
2. Limbah cair :
Sisa air buang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada
umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
mengganggu lingkungan hidup.
3. Limbah Cair Domestik :
Limbah dari hasil kegiatan perorangan seperti, mencuci pakaian, pencucian bahan makanan/sayuran, limbah
kamar mandi, kotoran manusia (tinja, air seni), sampah dapur, dsb

70% air yang digunakan oleh


kegiatan domestik akan kembali
menjadi air buangan / air limbah
1. UU No 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
• Pasal 6, ayat 1 : Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
• Pasal 14 : Untuk menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha dan atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup

2. UU NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR


• Pasal 21, ayat (2) butir d : Mengisyaratkan akan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan persampahan)
dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber daya air
• Pasal 40, ayat (6) : Menyatakan bahwa pengaturan pengembangan sistem air minum diselenggarakan secara terpadu dengan
pengembangan prasarana dan sarana sanitasi

Peraturan Peraturan
Peraturan Menteri
Pemerintah Presiden
Setiap orang diperbolehkan untuk membuang limbahnya ke
media lingkungan hidup seperti (sungai, danau, laut, udara dlsb.)
akan tetapi dengan persyaratan harus meemenuhi baku mutu
lingkungan hidup dan mendapat izin dari pihak berwenang

Kelas I Kelas II Kelas III


Air yang peruntukannya dapat Air yang peruntukannya Air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk air baku air dapat digunakan untuk digunakan untuk
minum, dan atau peruntukan prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar,
lain yang mempersyaratkan pembudidayaan ikan air peternakan, air untuk mengairi
mutu air yang sama dengan tawar, peternakan, air untuk pertanaman, dan atau
kegunaan tersebut. mengairi pertanaman, dan peruntukan lain. yang
atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan air yang

Kelas IV mempersyaratkan mutu air


yang sama dengan kegunaan
sama dengan kegunaan
tersebut
tersebut.
Air yang peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang
peruntukan lain yang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
mempersyaratkan mutu air Pencemaran Air (Annonim-4, 2001) pasal 8, klasifikasi
yang sama dengan kegunaan mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas sesuai
tersebut. dengan peruntukan sungai (Tabel 1 pada lampiran)
5
Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH 6-9
BOD mg/l 30
COD mg/l 100
TSS mg/l 30

Minyak & Lemak mg/l 5

Amoniak mg/l 10

Total Coliform Jml/100 ml 3.000


*** SUMBER PENCEMARAN DAN
LIMBAH

DAMPAK NEGATIF !!!!!


Limbah cair berbahaya jika dibuang langsung ke saluran seperti kali, laut, maupun
selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari saluran-
saluran sehingga menyebabkan ekosistem air menjadi rusak, bahkan banyak
makhluk hidup yang akan mati dibuatnya.
Apabila meresap kedalam permukaan tanah, limbah cair dapat merusak tanah
terutama kesuburan tanah dan juga sumber air yang ada di dalamnya. Bila kita
hidup pada tanah yang telah tercemar dan mengkonsumsi segala sesuatu darinya
bisa membahayakan kesehatan tubuh dan berbagai penyakit
Dalam membuat sistem STP
hal yang perlu dilakukan

Tujuan :
1. Mengklarifikasi atau menggolongkan limbah tersebut
berbahaya atau tidak
2. Mengetahui sifat limbah tersebut untuk menentukan
metode pengolahan
Identifikasi
Pengaruh
3.Sumber
MenentukanUjisifat limbah tersebut untuk
Pengumpulan dapat
Evaluasi diolah
positif dan
Pencemar Karakteristik
Limbah secara bersamaan ataudata
terpisah negatifnya
4. Menilai potensi / dampak terhadap lingkungan atau
manusia dari limbah tersebut
5. Menghapus limbah yang tidak terlalu berat kriterianya
Rata – rata aliran limbah
Domestik
Kontaminan Penting Dalam Air
Limbah
No Kontaminan Dampak Lingkungan

Padatan Tersuspensi (Suspended Pendangkalan air kali dan kondisi


1 Solid / SS) anaerobik pada lingkungan perairan

Bahan organik yang bisa terurai Badan air penerima limbah


2 (Biodegradable Organics) menghasilkan kondisi biologi yang
tidak diinginkan
3 Bakteri Patogen Menyebabkan Penyakit

4 Nutrien Menyebabkan Eutrofikasi

Padatan Inorganik Terlarut (Dissolved Beracun yang masih tercampur


5 Inorganic Solids) didalam effluent air limbah
Bahan pencemar
limbah cair domestik

BOD Nitrogen
Organik /
Non Organik
Surfaktan
Minyak &
Bakteri Ecoli Lemak
Prinsip Hirarki
Pengolahan Limbah
Mencegah

Mengurangi

Menggunakan kembali

Mendaur Ulang

Mengolah Secara Aman


Sumber dan Komposisi Air
Limbah Domestik
Jenis Pemakaian
BOD (gr) % BOD
Limbah Air (liter)

Tinja 50 13 30
Dapur 30 16.8 39
Mandi 50 9.1 21
Laundry 70 4.6 10
Total 200 43.5 Liter/Orang
/Hari
Bahan pencemar utama limbah domestik adalah bahan-bahan organik dengan
konsentrasi yang tidak terlalu tinggi, yakni berkisar antara 100 mg/l sampai 400
mg/l BOD. Relatif kecil apabila dibandingkan dengan konsentrasi BOD limbah
industri yang mencapai nilai ribuan
Pengolahan PRE
Fisika Treatment

Primary
Treatment
Pengolahan
Kimia
Secondary
Treatment

Pengolahan Tertiary
Tertiary
Biologi Treatment
Treatment
DIAGRAM PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
Bak Grease
Kitchen Kontrol Trap

Bak
Toilet Kontrol
Pengolahan
Screen
Bak Biologi
Laundry dan
Kontrol Ekualisasi
Tank
Bak Bak
Office Kontrol Pengendapan

Klorin
Outlet
Tank
Blower

Bio Media Media Biofilter


Klorinator
Return (Honey Comb) (Bio Ball)
Sludge
Inlet
Limbah
Outlet
Limbah

Bio Media
(Honey Comb)

Screen Eq Tank Anaerob Tank Aerob Tank Settling


Tank
Fungsi utamanya adalah sebagai treatment awal untuk membantu
mengurangi kandungan minyak dan lemak sebelum masuk ke proses
utama pengolahan limbah.
Diperlukan monitoring rutin terkait dengan pembersihan lapisan atas
minyak dan lemak serta pengurasan pada sludge dilapisan bawah / 25%
volume sludge dari tangki

Menggunakan Grease Trap adalah salah satu bagian yang terpenting


dari waste water management (pengelolaan air limbah) dan saat ini
telah digunakan di hampir semua proyek konstruksi perumahan,
apartemen, perkantoran, ruko/rukan, restoran, perkantoran, salon, &
pabrik

Lapisan minyak dan lemak ini sangat lambat diolah (dicerna)


dan dipecah oleh mikroorganisme dalam proses pencernaan
anaerobik.

Grease Trap
Kitchen Trap, yaitu perangkat sederhana yang digunakan di bawah
kompartemen bak cuci dalam dapur. Grease trap ini membatasi aliran dan
menghapus 85-90% dari lemak dan minyak yang masuk. Makanan padat
bersama dengan minyak dan lemak akan terjebak dan disimpan dalam
perangkat ini.

Underground Trap,Biasa disebut pencegat gravitasi (gravity interceptors).


Pencegat / trap memerlukan waktu retensi dari 30 menit untuk memungkinkan
lemak, minyak, gemuk dan limbah padat makanan untuk menetap di tangki.
Semakin banyak limbah masuk ke tangki maka begitu pula air yang
bebas lemak didorong keluar dari tangki.

Automatic Trap, yaitu sebuah sistem GRD (Grease Recovery Devices /


Perangkat Pemulihan Lemak), menghapus lemak / minyak permukaan secara
otomatis ketika terjebak dengan langsung mengeluarkan lemak yang
terperangkap keluar dan langsung ditampung didalam kotak atau drum
BAR SCREEN & GRIT CHAMBER

Bar Screen digunakan untuk menyisihkan padatan kasar yang


terdapat pada limbah cair seperti kayu, ranting, papan, dan
padatan besar/kasar lainnya. Manfaat untuk pemeliharan peralatan
pompa dan juga menjaga adanya penumpukkan (clogging) pada
katup dan sarana lainnya

Fungsi Grit Chamber adalah menghilangkan tanah kasar, pasir dan


partikel halus mineral dari air sebelum diolah sehingga tidak
mengendap dalam saluran ataupun pipa dan melindungi pompa
dan mesin dari abrasi.
Partikel yang bisa diendapkan oleh Grit Chamber ini adalah partikel
yang berukuran >200 mm
SARINGAN KASAR
(COARSE SCREEN)
Ukuran celah pada coarse screen biasanya berkisar antara 6 hingga 150
mm. Coarse screen biasanya digunakan untuk menyingkirkan benda-
benda berukuran besar. Coarse screen dibedakan berdasarkan metode
pembersihannya, yaitu secara manual (manually cleaned) atau mekanik
(mechanically cleaned)

SARINGAN HALUS
(FINE SCREEN)
Fine screen memiliki ukuran celah kurang dari 6 mm. Dengan ukuran celah yang
kecil, fine screen tidak hanya digunakan sebagai instrumen dalam tahap pra
pendahuluan, tapi juga sebagai unit pengolahan primer. Pemanfaatan fine screen
dapat membantu penyisihan TSS sebanyak 15-30%, BOD sebesar 5-25%, lemak
sebanyak 30-50%, dan padatan yang mengapung hingga 90%.
Bak Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk
meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah adalah
parameter operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level / derajat kandungan polutan,
temperatur, padatan, dsb

Manfaat Ekualisasi Tank :


1. Membuat kontinyu debit limbah yang akan diolah di IPAL (Membagi dan meratakan volume pasokan
(influent) untuk masuk pada proses treatment.
2. Menstabilkan karakteristik limbah (meratakan variable) & fluktuasi dari beban organik untuk
menghindari shock loading pada sistem pengolahan biologi .
3. Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses netralisasi.
4. Meratakan kandungan padatan (Suspended Solid, koloidal, dll) untuk meminimalkan kebutuhan
chemical pada proses koagulasi dan flokulasi. Sehingga dilihat dari fungsinya tersebut, unit bak
equalisasi sebaiknya dilengkapi dengan mixer, atau secara sederhana konstruksi / peletakan dari
pipa inlet dan outlet diatur sedemikian rupa sehingga menimbulkan efek turbulensi mixing. Idealnya
pengeluaran (discharge) dari equalisasi dijaga konstan selama periode 24 jam, biasanya dengan
cara pemompaan maupun cara-cara lain yang memungkinkan

EKUALISASI TANK
Perbedaan Proses Aerob dan Anaerob
pada pengolahan limbah :
1. Kebutuhan Oksigen aerob membutuhkan oksigen
(O2) sedangkan Anaerob tidak perlu
2. Waktu Tinggal : Waktu tinggal proses aerob lebih
cepat daripada anaerob
3. Konsetrasi COD dan BOD pada proses Inlet di aerob
lebih kecil daripada anaerob
4. Temperatur di Anaerob lebih tinggi dari pada aerob
Persamaan Proses Aerob dan Anaerob adalah
membutuhkan bakteri / mikroorganisme sebagai
pengurai pollutan air limbah dengan jenis yang
cenderung sama.
Suhu

Non Bakteri Makan


Racun

Oksigen
Prinsip Kerja
Bakteri
Anaerob Aerob

Lumpur Bau
CH4 & CO2

90% 60%

50%
50% 30%

10%

Efektivitas Penguraian COD


proses Anaerob & Aerob
Klasifikasi Pengolahan Biologi
Karakterisitik Operasional Proses
Pengolahan Air Limbah Biologi
Air dari overflow ekualisasi selanjutnya masuk kedalam
tangki anaerob dimana didalam tangki tersebut diisi dengan
media dari bahan non organik seperti (plastik, batu split /
kerikil). Jumlah tangki anaerob dapat dibuat lebih dari satu
sesuai dengan kualitas dan jumlah debit air limbah yang
akan diolah.
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah
dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik.
Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media
filter akan tumbuh lapisan film mikroorganisme,
sehingga pollutan didalam air terurai pada saat
terkontak dengan media

Anaerob
1. Proses Hydrolysis : Proses yang memecah molekul
organik komplek menjadi molekul organik yang
sederhana.
2. Proses Acidoglenisis : Proses yang merubah molekul
organik sederhana menjadi asam lemak.
3. Proses Acetogenisis : suatu proses yang merubah asam
lemak menjadi asam asetat dan membentuk gas-gas
seperti gas H2, CO2, NH4 dan S.
4. Proses Methanogenisis : suatu proses yang merubah
asam asetat dan gas-gas yang dihasilkan pada proses
acetogenisis menjadi gas metana CH4 dan CO2.

Tahapan Proses
Anaerob
Reaksi anaerob dapat digambarkan sebagai berikut :
senyawa Organik → CH4 + CO2 + H2 + NH3 + H2S

Meskipun beberapa jamur (fungi) dan protozoa dapat ditemukan dalam penguraian anaerobik,
bakteri tetap merupakan mikroorganisme yang paling dominan bekerja didalam proses
penguraian anaerobik. Sejumlah besar bakteri anaerobik dan fakultatif (seperti : Bacteroides,
Bifidobacterium, Clostridium, Lactobacillus, Streptococcus) terlibat dalam proses hidrolisis dan
fermentasi senyawa organik
Bakteri
Asidogenik
1 Fermentatif 3 Bakteri
Metanogen

2 4
Bakteri Bakteri
Hidrolitik Asetogenik
Proses Penguraian
Secara Anaerobik Menjadi Methan
Lapisan mikroorganisme yang
telah tumbuh dan menempel pada
permukaan media biofilter
• Berbeda dengan proses anaerob, beban pengolahan
pada proses aerob lebih rendah, sehingga prosesnya
ditempatkan sesudah proses anaerob.
• Air overflow dari tangki anaerob dialirkan kedalam tangki
aerob dimana didalam proses ini juga dapat menggunakan
media atau tanpa media beserta dialirkan oksigen sehingga
mikro organisme akan dapat menguraikan zat organik yang
ada dalam air limbah serta tumbuh menempel pada
permukaan media

Zat Organik Deterjen /


Surfactan Ammonia

Aerob
Model Aerasi Proses Pengolahan Air Limbah
Dengan Sistem Biofilter Tercelup

1. Jika kemampuan penyerapan oksigen besar maka dapat


digunakan untuk mengolah air limbah dengan beban organik
(organic loading) yang besar pula.
2. Pada sistem aliran dilakukan dari atas ke bawah (down flow)
maka sedikit banyak terjadi efek filtrasi sehingga terjadi proses
peumpukan lumpur organik pada bagian atas media yang dapat
mengakibatkan penyumbatan.

1. Reaksi Nitrifikasi :
NH4+ + 1,5 O2 -----> NO2- + 2 H+ + H2O
NO2- + 0,5 O2 ------> NO3 –

2. Reaksi Oksidasi Sulfur :


S2 - + ½ O2 + 2 H+ ----- > S0 + H2O
2 S + 3 O2 + 2 H2O ----> 2 H2SO4
Model Aerasi
Proses Pengolahan Air Limbah

Samping Tengah
Bawah
Model Aerasi Proses Pengolahan Air Limbah
Dengan Sistem Biofilter Tercelup

Samping Tengah Bawah

Eksternal Air Lift Pump Mekanik


KESIMPULAN PROSES BIOFILTER
AEROB DAN ANAEROB

1. Dengan kombinasi proses anaerob dan aerob dapat mengurai :


• Zat organik (BOD, COD)
• Ammonia
• Deterjen (MBAS)
• Padatan Tersuspensi (SS)
• Phospat
2. Manfaat penggunaan biofilter juga akan dapat mengurangi kandungan suspended
solid dan bakteri E.coli
3. Sistem biofilter anaerob – aerob ini sangat sederhana, operasinalnya mudah dan tidak
memakai bahan kimia serta sedikit energi (untuk oksigen).
4. Kombinasi Anaerob – Aerob sangat efektif senyawa phospor jika dibandingkan
menggunakan salah satunya (Anaerob saja atau aerob saja)
KEUNGGULAN PROSES BIOFILTER
AEROB DAN ANAEROB

• Pengelolaannya sangat mudah


• Biaya operasi sangat rendah
• Lumpur yang dihasilkan relatif sedikit dengan proses lumpur aktif
• Dapat menurunkan konsentrasi nitrogen atau phospor
• Suplai udara untuk aerasi relatif kecil
• Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar
• Dapat menghilangkan padatan Tersuspensi (SS) dengan baik
Sedimentasi Tank berfungsi untuk pengendapan
partikel – partikel floc dari lumpur aktif, reaksi
yang terjadi adalah pemisahan antara air dengan
lumpur secara gravitasi saja (dimana material
yang memiliki berat jenis lebih besar dari air
maka akan mengendap)

Proses desinfeksi merupakan metode untuk


membunuh mikroorganisme yang tidak
dikehendaki berada dalam air, seperti bakteri
patogen sebagai penyebab berbagai penyakit.
Dan bahan kimia yang digunakan adalah Klorin

Sedimentasi Tank
Jenis
Penyebab Cara Mengatasi
Permasalahan
Minyak dan lemak pada Over kapasitas limbah dapur dan juga Mengatur debit limbah,
grease trap meluap banyaknya lemak yang mengeras menggunakan bakteri pengurai
dan juga manual handling
Blower udara bekerja namun Filter udara tersumbat/ kotor atau ada Bersihkan filter udara. Cek pipa
tidak mengeluarkan kebocoran udara di saluran pipa udara udara ke difuser dengan cairan air
hembusan udara sabun
Blower udara tidak bekerja Listrik tidak mengalir atau motor blower Periksa kelistrikan atau motor
terbakar blower
Lumpur mengapung Suplai udara dari blower kurang Periksa aliran udara dari blower

Kualitas air limbah hasil Aktifitas mikroba turun karena suplai Periksa aliran udara atau kurangi
olahan tidak bagus atau udara kurang atau jumlah air limbah jumlah air limbah atau periksa
berbau melebihi kapasitas IPAL atau masuknya apakah ada bahanbahan bersifat
bahan-bahan bersifat racun racun masuk kedalam air limbah
Terbentuknya flok berbentuk SVI rendah, dan efluen mempunyai Supplai bakteri dengan pemberian
bola kasar dengan ukuran kekeruhan yang tinggi dosis yang lebih
yang sangat kecil, kompak.
Ukran flok yang lebih besar
mempunyai kecepatan
Jenis
Penyebab Cara Mengatasi
Permasalahan
Terjadi buih pada Adanya senyawa surfactant yang tidak Injeksi anti foam / defoamer untuk
permukaan bak aerasi dapat terurai dan akibat menghilangkan buih
dalam jumlah yang besar berkembangbiaknya Nocardia dan
yang dapat melampaui Microthrix parvicella
ruang bebas dan melimpah
ke bak pengendapan akhir.

Efluen yang keruh dan Merupakam ekses proses denitrifikasi Cek DO / Oksigen supplai di bak
menurunkan efisiensi sehingga partikel lumpur menempel pada aerasi serta periksa debit yang
penghilangan BOD gelembung gas nitrogen yang terbentuk masuk agar tidak overload
dan naik kepermukaan.

Anda mungkin juga menyukai