Anda di halaman 1dari 3

Terjemahan teks

INDONESIA - TERDETEKSI

INGGRIS

Teks sumber

Contoh Teks Prosedur Kompleks - Membuat Pupuk Dari Sampah Dapur Dengan Cara Fermentasi

contoh teks prosedur kompleks - membuat pupuk dari sampah dapur dengan cara fermentasi

via pinterest.com

Berikut ini merupakan contoh teks prosedur kompleks tentang bagaimana membuat pupuk dari sampah
dapur dengan menggunakan teknik fermentasi.

Tujuan

Teks prosedur ini menjelaskan cara mudah untuk mengolah sampah dapur agar menjadi sesuatu yang
jauh lebih bernilai dari sekedar sampah, yakni pupuk.

Pupuk hasil pengolahan sampah dapur ini merupakan pupuk organik yang bisa dipergunakan untuk
memupuk berbagai jenis tanaman tanpa efek samping.

Pengolahan pupuk dengan cara fermentasi bisa diaplikasikan untuk menghasilkan dua jenis pupuk, yakni
pupuk cair dan padat.

Teks prosedur ini akan secara khusus memberikan penjelasan mengenai pengolahan sampah dapur
untuk dijadikan pupuk cair dengan melalui proses fermentasi.

Material
Sampah dapur organik (sisa sayuran, makanan, kulit buah, tulang belulang, nasi basi, dll).

Bakteri pengurai EM4 (1/4 liter), atau bisa diganti dengan ragi roti seperti fermipan (2 bungkus) atau
merek lainnya.

Gula pasir (100 gram).

Air (secukupnya).

Ember plastik berpenutup (1 buah dengan kapasitas minimal 10 liter).

Selang bangunan (1 meter).

Lilin/lem pipa (secukupnya).

Solder/alat untuk melubangi tutup ember plastik.

Isolasi/lakban (secukupnya).

Botol air mineral bekas (1).

Saringan.

Langkah Pembuatan

Tahap pertama yang harus dipersiapkan dalam pembuatan pupuk ini adalah membuat wadahnya terlebi
dahulu. Ember plastik berpenutup nantinya akan dipakai sebagai wadah utama proses fermentasi,
sementara botol air minum bekas merupakan wadah pembuangan gas dari ember plastik yang
disalurkan melalui selang bangunan. Wadah fermentasi ini harus tertutup rapat agar tidak ada udara
dari luar yang masuk, namun juga harus ada saluran untuk membuang gas fermentasi.

Lubangi tutup ember plastik dengan menggunakan solder atau alat lainnya dengan ukuran lubang yang
sesuai dengan diameter selang.

Masukkan salah satu ujung selang ke lubang tutup ember yang baru saja dibuat. Tambal celah-celahnya
dengan menggunakan lilin atau lem pipa. Lilin/lem ini tak hanya bertujuan untuk menutup celah
sehingga tak ada udara dari luar yang masuk namun juga mampu untuk menahan selang agar tidak lepas
dari tutup ember.

Masukkan segala jenis sampah dapur organik seperti misalnya sisa sayuran, nasi basi, tulang belulang,
cangkang telur, kulit buah, makanan kadaluarsa, dan lain sebagainya hingga sebanyak separuh ember
plastik.

Larutkan 1 liter air dengan gula 100 gram, lalu tambahkan bakteri pengurai (1/4 liter EM4 atau 2 sachet
fermipan) dan aduk perlahan hingga tercampur. Setelah selesai, masukkan ke dalam ember plastik
bersama dengan bahan lainnya.

Tambahkan air ke dalam ember plastik hingga volume mencapai 2/3 bagian ember, aduk perlahan.
Tutup ember tersebut dengan penutup yang telah dipasang selang, lalu rekatkan isolasi/lakban di
sepanjang tepian tutup ember sehingga tidak ada udara dari luar yang bisa masuk.

Isi botol air mineral bekas dengan air hingga penuh, kemudian masukkan ujung selang satunya ke dalam
botol air ini. Pastikan ujung selang ini selalu terendam air dan tidak bergerak keluar. Hal ini bertujuan
agar gas dari ember bisa keluar tanpa harus ada udara dari luar yang masuk ke dalam ember.

Tunggu hingga 14 hari, lalu buka penutup ember tersebut. Jika tercium bau tape berarti proses
fermentasi ini berjalan sempurna.

Pisahkan air dan ampas dengan menggunakan saringan (bisa juga dengan menggunakan air jika ingin
hasil pupuk cair yang bening dan bebas ampas).

Simpan pupuk cair ke dalam botol tertutup. Sisa atau ampas fermentasi bisa dipergunakan sebagai
media tanam.

Pupuk cair ini aman dipergunakan sebagai pupuk daun (disemprotkan ke daun) atau pupuk akar
(disiramkan di media tanam).

Jika pupuk cair ini dipergunakan untuk pupuk daun, maka usahakan usia pupuk ini tak lebih dari dua
bulan setelah masa pembuatan agar hasilnya optimal. Campurkan 1 liter pupuk fermentasi ini dengan 10
liter air lalu semprotkan pada daun tanaman di sore hari setelah matahari meredup atau ketika subuh
sebelum matahari meninggi (ini merupakan waktu terbaik karena stomata terbuka lebar).

Jika pupuk cair ini dipergunakan sebagai pupuk akar, maka pupuk ini bisa dicampurkan dalam air dengan
perbandingan 1 liter pupuk: 3 liter air untuk kemudian disiramkan ke media tanam layaknya menyirami
tanaman. Lakukan hal ini 10 hari sekali untuk hasil yang optimal.

4491 / 5000

Hasil terjemahan

Selengkapnya tentang teks sumber iniDiperlukan teks sumber untuk mendapatkan informasi terjemahan
tambahan

Kirim masukan

Panel samping

Tidak dapat menyalin teks. Coba lagi.

Anda mungkin juga menyukai