Kel 7 Asam Urat
Kel 7 Asam Urat
DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Mengurangi pembentukan asam urat sehingga kadarnya dalam darah berada di dalam
batas-batas normal. Tujuan ini dicapai dengan membatasi konsumsi makanan,
khususnya yang tinggi purin (kandungan purin 150 mg – 1500 mg/100 gram bahan
makanan).
2. Mempermudah ekskresi asam urat ke dalam urin dengan peninggian pH urin melalui
diet tinggi sisa basa dan peningkatan asupan cairan. Diet tinggi sisa basa dilakukan
dengan mengurangi konsumsi bahan makanan yang mengasamkan urin dan
memperbesar konsumsi bahan makanan yang membuat urin lebih alkalis.
3. Menurunkan berat badan jika penderitanya terlalu gemuk dan kemudian
mempertahankan berat badan yang normal.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Gout Arthitis atau Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin ( bentuk turunan nukleoprotein ), yaitu
salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Secara alamiah,
purin terdapat dalam tubuh dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup yakni
makanan dan tanaman (sayur, buah, kacang-kacangan) atau hewan (daging, ikan, dll).
Jadi asam urat merupakan hasil metaboliisme di dalam tubuh, dimana kadarnya tidak
boleh berlebihan. Setiap orang memiliki asam urat dalam tubuh, karena pada setiap
metabolisme normal dihasilkan asam urat. Sedangkan pemicunya adalah makanan, dan
senyawa lain yang banyak mengandung purin. Dalam tubuh telah menyediakan 85%
senyawa purin untuk kebuutuhan setiap hari, yang berarti bahwa kebutuhan purin dari
makanan hanya sekitar 15%.
Penyakit asam urat merupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan. Purin
diolah tubuh menjadi asam urat, tapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu
mengeluarkan sehingga Kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi
terasa nyeri,bengkak dan meradang.
B. Etiologi
1. Faktor keturunan
2. Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa
purin lainnya. Purin adalah senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat dalam
tubuh
3. Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang
juga dapat menghambat pembuangan urin melalui ginjal
4. Ekskresi asam urat berkurang karena fungsi ginjal terganggu misalnya kegagalan
fungsi glomerulus atau adanya obstruksi sehingga kadar asam urat dalam darah
meningkat. Kondisi ini disebut hiperurikemia, dan dapat membentuk kristal asam urat
/ batu ginjal yang akan membentuk sumbatan pada ureter (Mandell Brian F.
2008). Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak . minum air
sebanyak 2 liter atau lebih tiap harinya membantu pembuangan urat, dan
meminimalkan pengendapan urat dalam saluran kemih.
5. Beberapa macam obat seperti obat pelancar kencing (diuretika golongan tiazid),
asetosal dosis rendah, fenilbutazon dan pirazinamid dapat meningkatkan ekskresi
cairan tubuh, namun menurunkan eksresi.
6. Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri
dan virus yang lebih ganas.
7. Penyakit tertentu seperti gout, Lesch-Nyhan syndrome, endogenous nucleic acid
metabolism, kanker, kadar abnormal eritrosit dalam darah karena destruksi sel darah
merah, polisitemia, anemia pernisiosa, leukemia, gangguan genetik metabolisme
purin, gangguan metabolik asam urat bawaan (peningkatan sintesis asam urat
endogen), alkoholisme yang meningkatkan laktikasidemia, hipertrigliseridemia,
gangguan pada fungsi ginjal dan obesitas, asidosis ketotik, asidosislaktat,
ketoasidosis, laktosidosis, dan psoriasis (Murray RobertK, dkk.2006).
8. Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga
berlebihan.( VitaHealth, 2007 )
C. Manifestasi Klinis
1. Nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sendi pada saat tengah malam, biasanya pada
ibu jari kaki ( sendi metatarsofalangeal pertama Nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang
sendi pada saat tengah malam,) atau jari kaki ( sendi tarsal )
2. Kulit berwarna kemerahan, terasa panas, bengkak, dan sangat nyeri
3. Pembengkakan sendi umumnya terjadi secara asimetris ( satu sisi tubuh )
4. Demam, dengan suhu tubuh 38,30C atau lebih, tidak menurun lebih dari tiga hari
walau telah dilakukan perawatan
5. Bengkak pada kaki dan peningkatan berat badan yang tiba-tiba ( VitaHealth, 2007 )
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari
7 mg/dL dan pada wanita kurang dari 6 mg/dL. Dan apabila konsentrasi asam urat dalam
serum lebih besar dari 7,0 mg/dL dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium
urat. Serangan gout tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara
mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi,
akan terjadi respons inflamasi dan diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan
adanya serangan yang berulang-ulang, penumpukan kristal monosodium urat yang
dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan
telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi secara sekunder dapat menimbulkan
Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dangan disertai penyakit ginjal kronis.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan
bahwa faktor-faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal
monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan immunoglobulin yang terutama berupa
igG. Dimana igG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian dapat
memperlihatkan aktivitas imunologik.
Perjalanan penyakit gout arthritis mempunyai 4 tahapan, yaitu :
F. Komplikasi
1. Erosi deformitas dan ketidakmampuan aktivitas karena inflamasi kronis dan tofi
yang menyebabkan degenerasi sendi
2. Hipertensi dan albuminuria
3. Kerusakan tubuler ginjal yang menyebabkan gagal ginjal kronik
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
1. Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu > 6 mg% normalnya
pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%
2. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnose yaitu cairan
berwarna putih seperti susu dan sangat kental.
3. Pemeriksaan darah lengkap
4. Pemeriksaan ureua dan kratinin
a. Kadar ureua darah normal : 5-20 mg/dl
b. Kadar kratinin darah : 0,5-1 mg/dl
H. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif (2015) Penanganan Gout Arthritis biasanya dibagi menjadi
penanganan serangan Akut dan penanganan serangan Kronis. Ada 3 tahapan
dalam terapi penyakit ini :
1. Mengatasi serangan Gout Arthtitis Akut.
2. Mengurangi kadar Asam Urat untuk mencegah penimbunan Kristal Urat pada
jaringan, terutama persendian.
3. Terapi mencegah menggunakan terapi Hipourisemik.
a) Terapi Non Farmakologi
Terapi non-farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan Gout
Arthritis, seperti istirahat yang cukup, menggunakan kompres hangat,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan.
b) Terapi Farmakologi
Penanganan Gout Arthritis dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
penanganan serangan kronis.
1) Serangan Akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya
Indometasin 200 mg/hari atau Diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi
lini pertama dalam menangani serangan Gout Arthritis Akut, asalkan tidak
ada kontra indikasi terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena
eksresi Aspirin berkompetisi dengan Asam Urat dan dapat memperparah
serangan Gout Arthritis Akut.
Keputusan memilih NSAID atau Kolkisin tergantung pada keadaan
klien,misalnya adanya penyakit penyerta lain atau Komorbid, obat lain
juga diberikan klien pada saat yang sama dan fungsi ginjal. Obat yang
menurunkan kadar Asam Urat serum (Allopurinol dan obat Urikosurik
seperti Probenesid dan Sulfinpirazon) tidak boleh digunakan pada
serangan Akut (Nurarif, 2015).
2) Serangan Kronis
Kontrol jangka panjang Hiperurisemia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan Gout Arthritis Akut, Gout Tophaceous
Kronis, keterlibatan ginjal dan pembentukan batu Asam Urat.
Pada penderita Gout Arthritis perlu memperhatikan cara pencegahan dan mengatasi
nyeri yang ditimbulkan penyakit asam urat (Gout Arthritis), antara lain:
1. Mengenali makanan yang dikonsumsi. Salah satu cara adalah dengan meminimalkan
konsumsi makanan yang mengandung purin melalui pengaturan diet. Adapun
penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin yaitu :
a. Golongan A
Makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah
hati, ginjal, otak, jantung, paru, udang, remis, kerang, sarden, ekstrak daging,,
alkohol, makanan kaleng dan lainnya
b. Golongan B
Makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah
ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacang-
kacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong,
daun pepaya, kangkung
c. Golongan C
Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan)
adalah keju, susu, telur, sayuran, buah-buahan
2. Menggunakan sepatu yang nyaman. Sepatu yang terlalu ketat dapat membuat trauma
ringan pada ibu jari kaki sehingga dapat memicu nyeri
3. Mengurangi berat badan. Kelebihan berat badan sangat berkaitan dengan kadar asam
urat dalam darah. Penurunan berat badan dapat mengurangi flare-up.Namun jika
penurunan terlalu cepat ddapat memicu terjadinya serangan asam urat.
4. Mengenali obat yang dikonsumsi. Beberapa obat penurun tekanan darah dapat
meningkatkan kadar asam urat,dan beberapa obat asam urat tidak dapat bekerja
dengan baik apabila diminum bersamaan dengan obat lain
5. Istirahat yang teratur dapat enurunkan risiko datangnya nyeri
6. Menggunakan kompres dingin saat sendi sedang bengkak merah dan terasa panas
7. Tidak memijat daerah yang bengkak
H. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengumpulan data subjektif dan objektif pada klien dengan asam urat meliputi
anamnesis, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik, dan pengkajian
psiko sosial.
a. Data objektif
- Klien tampak meringis kesakitan apabila menekuk lutut kirinya.
- Kadar Asam Urat 8,3 g/dl.
- Terlihat adanya kemerahan
- bengkak di sekitar lutut
- mengalami perubahan dalam pergerakan
b. Data Subjektif
- Klien mengatakan kakinya sering kram
- Klien mengatakan kaki sulit digerakkan
- Klien mengatakan rasa nyeri dikakinya mengganggu aktivitas
- Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam berjalan
- Ngilu pada persendian
- Linu
2. Diagnose Keperawatan
Intervensi :
DS :
- Klien mengatakan nyeri karena asam urat semenjak 1 tahun yang lalu.
P : Nyeri karna asam urat
Q : Kram dan nyeri seperti di tusuk-tusuk
R : Lutut kanan
S:7
T : Hilang timbul
Intervensi :
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gout arthritis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus yaitu
arthritis akut. Arthritis Gout lebih banyak terdapat pada pria sering mengenai usia
pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala Arthrtis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat dari penyebabnya, penyakit ini
termasuk kedalam kelainan metabolik.
Asam Urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi
keesimbangan antara produksi dan eksresi sekitar du pertiga (2/3) jumlah yang di produksi
setiap hari dieksresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam Urat normal
untuk laki-laki berkisar 3,5 – 7 mg/dl. untuk perempuan berkisar 2,6 – 6 mg/dl pada level
lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.
B. Saran
Meskipun demikian, bukan berarti penderita asam urat tidak boleh mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein. Asalkan jumlahnya dibatasi tidak masalah. Selain itu,
pengaturan diet yang tepat bagi penderita asam urat adalah mampu mengontrol kadar asam urat
dalam darah dengan mengkonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin yang rendah
DAFTAR PUSTAKA
Ellyza Nasrul, Sofitr. 2012. Hiperurisemia pada Pra Diabetes. Jurnal Kesehatan Andalas
Kurniawati, Eni. Kaawoa, Adeleida, dkk. 2014. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Klien Gout Arthritis Di Puskesmas Tahuna Timur
Kabupaten Sangihe. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran.
Universitas Sam Ratulangi Manado
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/5210/4724 diakses tanggal
27 Agustus 2016
Lukman, Ningsih, Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika.Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Pada Klien Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta : ECG.
Maratus Sholihah, Fatwa. Desember 2014, “Diagnosis And Treatment Gout Arthritis”.
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Price, Sylvia A. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyaki Edisi 6. Jakarta :
ECG.
Suratun. 2008. Asuha Keperawatan Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : ECG.
Syukri, Maimun. Maret 2007, “Asam Urat dan Hiperuresemia”. Depatemen Ilmu
Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Unsyiah/BPK RSU dr. Zainoel Abidin
Banda Aceh. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19076/1/mkn-
mar2007-40%20(10).pdf, Diakses 26 Agustus 2016