BRP Dan Rangkuman Materi - Modul Tanggap Bencana Pandemi Covid-19 - Revisi 26 Maret 2020 - Isbn
BRP Dan Rangkuman Materi - Modul Tanggap Bencana Pandemi Covid-19 - Revisi 26 Maret 2020 - Isbn
Published by:
Medical Education Unit
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
Jalan Salemba Raya No.6 Jakarta Pusat
Phone/Fax: (021) 3908643
E-mail: meu.fk@ui.ac.id
Hak cipta dipegang oleh Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Dilarang mengutip, menyalin, mencetak, dan memperbanyak isi buku dengan cara apapun tanpa izin
tertulis dari penulis/penerbit.
Dicetak di Jakarta, Indonesia
ISBN: 987-602-409-624-3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
PENDAHULUAN 3
TUJUAN 4
KARAKTERISTIK MAHASISWA 5
CAPAIAN PEMBELAJARAN 6
LINGKUP BAHASAN 7
METODE PEMBELAJARAN 15
Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya kami dapat
menyelesaikan Buku Rancangan Pengajaran Modul Tanggap Pandemi COVID-19 ini. Buku ini berisi
panduan belajar bagi para mahasiswa yang telah siap membantu menghadapi pandemi COVID-19.
Kritik, saran, dan masukan sangat kami harapkan untuk perkembangan kesiapan kita bersama dalam
menghadapi pandemi ini.
Kami ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh pihak yang telah membantu kami menyiapkan modul
ini dalam waktu yang singkat, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga buku ini dapat
menjadi sumbangsih FKUI dalam mempersiapkan mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan dalam
menanggapi pandemi COVID-19.
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 merupakan kondisi darurat global yang terjadi karena infeksi COVID-19 di seluruh
dunia. Berdasarkan data tanggal 20 Maret 2020, total pasien dengan konfirmasi pemeriksaan positif di
seluruh dunia adalah 246.275. Sejumlah 10.038 pasien meninggal dunia (Case Fatality Rate (CFR) 4%)
dan data terakhir menunjukkan angka kesembuhan 86.036 (34,9%). Gejala penyakit yang disebabkan
COVID-19 ini mirip dengan gejala influenza dan terdiri dari demam, batuk, sesak napas dan dapat
berakhir dengan gagal napas (Acute Respiratory Distress Syndrome, ARDS). 1 Dibandingkan dengan
influenza, COVID-19 memberikan gejala yang lebih bervariasi baik akibat virulensi maupun reaksi
kekebalan tubuh yang ditimbulkan. Hal lain yang sangat penting diperhatikan adalah kemampuan virus
penyebab COVID-19 ini untuk menyebar dari manusia ke manusia (human-to-human transmission) dan
penyebarluasannya yang sangat cepat; berbeda dengan virus korona segolongan yang menjadi penyebab
SARS dan MERS beberapa waktu lalu. Penyebaran COVID-19 dimulai dari Wuhan, Cina pada akhir
Desember 2019 dan sampai saat ini sudah menyebar ke 163 negara di dunia, sehingga pada minggu
kedua Maret 2020, WHO mengumumkan penyebaran COVID-19 bersifat pandemik.
Di Indonesia, dua kasus pertama COVID-19 dinyatakan positif pada awal Maret 2020, dan sejak saat itu
jumlahnya makin meningkat, termasuk angka CFR yang cukup tinggi sekitar 8% di minggu ketiga Maret
2020. Berdasarkan data di berbagai negara, upaya secara sistematis dan komprehensif di tahap awal
pandemi sangat penting untuk meratakan kurva pandemi (flattening the curve) melalui upaya diagnosis
dini, perluasan tes, edukasi higiene kepada masyarakat (cuci tangan, tidak menyentuh wajah dengan
tangan yang kotor, etika batuk, penggunaan masker bila sakit, dan lain-lain), karantina dan
social/physical distancing. Bila hal ini dilakukan dengan konsisten oleh seluruh pihak, penambahan
jumlah kasus baru dapat ditekan sehingga institusi pelayanan kesehatan dapat menyediakan layanan
dengan lebih baik. Praktik baik tersebut sudah diterapkan di Wuhan, Cina; Singapura; dan Korea
Selatan.
Pandemi COVID-19 yang saat ini terjadi memengaruhi berbagai aspek kehidupan dan memerlukan
penyesuaian masif dan disruptif dalam pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan. Pendidikan
kedokteran perlu merespon berbagai tantangan dan perubahan dalam masa pandemi COVID-19 ini,
dengan menyeimbangkan aspek pelayanan dan pendidikan. Mengikuti rekomendasi dari pemerintah
Indonesia dan Universitas Indonesia, seluruh penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar dilakukan
dengan metode Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) hingga akhir semester genap 2019/2020. Namun, peserta
didik program studi dokter tentunya memiliki kebutuhan untuk tetap mendapatkan pengalaman
pembelajaran yang bersifat otentik, dengan tetap mengedepankan keselamatan diri pada masa
pandemi COVID-19 ini. Selain itu, mahasiswa kedokteran, terutama mahasiswa tahap akhir diharapkan
dapat menyiapkan diri untuk dapat berperan sebagai tenaga kesehatan di garis depan dalam
penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
1
Sumber
https://gisanddata.maps.arcgis.com/apps/opsdashboard/index.html#/bda7594740fd40299423467b48e9ecf6
Tujuan
Tujuan Modul Tanggap Pandemi COVID-19 untuk mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan ini
adalah untuk membekali peserta didik dengan informasi valid dan terkini terkait COVID-19 dan langkah
tepat untuk memastikan keselamatan diri dan keselamatan pasien saat terlibat dalam penatalaksanaan
pandemi COVID-19 di garis depan sesuai dengan kewenangan yang diberikan dan saat kembali ke rotasi
klinik pasca masa pandemi COVID-19.
Modul ini juga bertujuan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa kedokteran dan profesi kesehatan
agar dapat berperan dalam pendidikan masyarakat tentang pandemi COVID-19 dengan informasi yang
akurat dan pendekatan yang sesuai.
Karakteristik Mahasiswa
Peserta modul ini adalah mahasiswa Program Pendidikan Dokter tahap praktik klinik. Mahasiswa tahap
praktik klinik yang akan terlibat dalam penatalaksanaan pandemi COVID-19 di garis depan sesuai
perannya diharapkan dapat menyelesaikan modul ini sehingga memiliki bekal pengetahuan yang
memadai.
Bagi mahasiswa Program Pendidikan Dokter tahap preklinik/akademik, capaian pembelajaran
difokuskan pada aspek peran dalam edukasi masyarakat.
Modul ini dapat pula dimanfaatkan oleh mahasiswa profesi kesehatan lain yang berminat untuk menjadi
relawan dalam masa pandemi COVID-19 sesuai kompetensi masing-masing.
Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran pada modul ini adalah sebagai berikut:
Apabila mahasiswa tahap praktik klinik dihadapkan pada pasien dengan kecurigaan diagnosis COVID-19,
mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan epidemiologi dan penyebaran COVID-19.
2. Menjelaskan karakteristik SARS-CoV-2 sebagai penyebab COVID-19.
3. Menjelaskan patofisiologi gejala klinis pasien COVID-19.
4. Menjelaskan metode deteksi SARS-CoV-2 dan pemeriksaan penunjang lainnya (termasuk
radiologi) untuk menegakkan diagnosis COVID-2
5. Menjelaskan, mendemonstrasikan, dan melakukan edukasi pencegahan penyebaran COVID-19:
a. Di komunitas: higiene diri, isolasi mandiri, waktu dan cara penggunaan masker, etika
batuk dan bersin
b. Di fasilitas kesehatan: praktik pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) tentang
kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi (kontak/droplet/airborne)
6. Menjelaskan alur skrining dan surveilans COVID-19 di Indonesia
7. Mendemonstrasikan prosedur anamnesis dan pemeriksaan fisik yang tepat dan aman dalam
pelaksanaan skrining.
8. Mengidentifikasi fenomena klinis setelah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan
mengklasifikasikan pasien sebagai Kontak Erat Risiko Rendah, Kontak Erat Risiko Tinggi, Orang
Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan Pasien Konfirmasi.
9. Menerapkan prinsip penalaran klinis dan menggunakan dasar pengetahuan yang valid dan sahih.
10. Melakukan rujukan sesuai dengan status pasien dan prosedur klinis yang berlaku.
11. Menjelaskan aspek etika dan medikolegal wabah.
Apabila mahasiswa tahap praktik klinik dihadapkan pada berbagai informasi tentang COVID-19,
mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi sumber informasi valid tentang COVID-19.
2. Menjelaskan makna data epidemiologis pandemi COVID-19.
3. Melakukan edukasi bagi masyarakat awam terkait COVID-19 dengan mempertimbangkan latar
belakang biopsikososial budaya.
Lingkup Bahasan
1. Etiologi, transmisi, epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan
prognosis COVID-19.
2. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi pada masa pandemi COVID-19.
3. Cara skrining dan surveilans COVID-19 di Indonesia.
4. Dilema etik dan medikolegal pada masa pandemi COVID-19.
5. Peran mahasiswa dalam masa pandemi COVID-19:
a. Edukasi terhadap individu sesuai status pasien
b. Edukasi terhadap masyarakat awam untuk mencegah penyebaran penyakit
1. Menjelaskan epidemiologi dan Etiologi dan cara • Apa itu COVID-19 Referensi:
penyebaran COVID-19. penularan COVID-19 • Apa itu SARS-CoV-2 • WHO: Novel coronavirus (2019-nCoV)
2. Menjelaskan karakteristik SARS- • Struktur virus dan https://www.youtube.com/watch?v=mO
CoV-2 sebagai penyebab COVID- kaitannya dengan V1aBVYKGA&feature=youtu.be
19. • Cara penularan • WHO: Q&A on coronaviruses (COVID-19)
3. Menjelaskan patofisiologi gejala • Golongan berisiko https://www.who.int/news-room/q-a-
klinis pasien COVID-19. tertular dan detail/q-a-coronaviruses
4. Menjelaskan metode deteksi menularkan • Video dr. Rr Diah Handayani, SpP(K)
SARS CoV2 dan pemeriksaan • Video Webinar PAPDI 4 Mar 2020
penunjang lainnya (termasuk • Harvard Medical student curriculum
radiologi) untuk menegakkan COVID-19: Overview
diagnosis COVID-2. https://tinyurl.com/MedStudentCOVID19
5. Mengidentifikasi fenomena klinis Curriculum
setelah melakukan anamnesis • Sidney Osler: Coronavirus outbreak, all
dan pemeriksaan fisis dan the secrets revealed about the COVID-19
mengklasifikasikan pasien pandemic
sebagai Orang Dalam • Susilo A, et al. Coronavirus disease 2019:
Pemantauan (ODP), Pasien Tinjauan literatur terkini. Jurnal
Dengan Pengawasan (PDP), Penyakit Dalam Indonesia. 2020;7(1):45-
Pasien Probabel, Kontak Erat 67
Risiko Rendah, Kontak Erat
Risiko Tinggi, Pasien Konfirmasi. Epidemiologi COVID-19 • Awal mula wabah Referensi:
6. Menerapkan prinsip penalaran • WHO: Coronavirus disease (COVID-19)
• Epidemiologi COVID-
klinis dan menggunakan dasar 19 di dunia situation reports
pengetahuan yang valid dan https://www.who.int/emergencies/disea
• Epidemiologi COVID-
sahih. ses/novel-coronavirus-2019/situation-
19 di Indonesia
7. Melakukan rujukan sesuai reports
(jumlah kasus baru,
dengan status pasien dan • WHO: Novel coronavirus (COVID-19)
sembuh, meninggal)
prosedur klinis yang berlaku. situation
https://experience.arcgis.com/experienc
e/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd
• Video dr. Rr Diah Handayani, SpP(K)
• Video Webinar PAPDI 4 Mar 2020
8. Menjelaskan alur skrining dan Surveilans dan • Cara skrining dan Referensi:
surveilans di Indonesia. penelitian epidemiologi surveilans di • Pedoman Pengendalian dan Pencegahan
9. Menjelaskan makna data COVID-19 Indonesia COVID-19
epidemiologis pandemi COVID- ○ Wawancara dan • Gugus Tugas Percepatan Penanganan
19. Pemeriksaan COVID-19 Maret 2020: Pedoman
10. Mendemonstrasikan prosedur Fisik Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan
anamnesis dan pemeriksaan fisik ○ Alur Masyarakat COVID-19 di Indonesia
yang tepat dan aman dalam pemeriksaan di • Video dr. RR Diah Handayani, SpP(K)
pelaksanaan skrining. Indonesia • Webinar PAPDI 20 Maret 2020
• Bagaimana Referensi:
mengedukasi • Podcast 256 — Anthony Fauci_Talking
masyarakat dengan with patients about COVID-19
baik? https://podcasts.jwatch.org/index.php/p
• Bagaimana memilah odcast-256-anthony-fauci-talking-with-
arus informasi dan patients-about-covid-19/2020/03/10/
tetap update • Kemenkominfo: Update isu hoaks COVID-
dengan 19
perkembangan https://www.kominfo.go.id/content/all/
terkini COVID-19 laporan_isu_hoaks
• Materi informasi dari Gugus Tugas COVID-
19 Indonesia
https://www.covid19.go.id/ketahui-
informasi-yang-benar/
• Medscape CME & Education: Tracking the
COVID-19 Pandemic
https://www.medscape.org/sites/advanc
es/covid-19
• Update kondisi COVID-19 di dunia
https://www.who.int/emergencies/disea
ses/novel-coronavirus-2019/situation-
reports
15. Menjelaskan aspek etika dan Dilema etika • Dilema etika pada Referensi:
medikolegal penanganan kasus penanganan pasien • Beauchamp TL & Childress JF. Principles
COVID 19 gawat darurat of Biomedical Ethics. New York : Oxford
dengan University Press. 1994
keterbatasan sarana • Veatch RM. Biomedical Ethics. New
prasarana Jersey: Prentice Hall,Inc. 2000
• Menangani pasien
gawat darurat
dengan
keterbatasan sarana
prasarana
o Tidak ada APD,
apakah tidak
bisa pelayanan?
o Keterbatasan
ventilator,
pasien mana
yang
didahulukan?
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang akan digunakan pada modul ini meliputi:
Open Online Course dengan tautan informasi dan sumber pembelajaran yang dapat diikuti secara
bertahap, sesuai dengan capaian pembelajaran.
Perangkum Materi
Dewi Anggraeni Kusumoningrum, S.Ked
Joseph Mikhael Husin, S.Ked
Rangkuman Materi
TANGGAP PANDEMI
COVID-19
RANGKUMAN MATERI
APA SAJA
PERAN RELAWAN?
1. Membantu menyebarkan informasi akurat kepada masyarakat.
2. Membantu edukasi dan memberikan dukungan psikologi untuk mengurangi kepanikan masyarakat
selama wabah COVID-19.
3. Membantu dalam mengorganisir dan mengarahkan masyarakat yang memerlukan informasi terkait
alur tes maupun alur tindakan di masyarakat maupun di rumah sakit.
4. Membantu dalam memantau dan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Orang Tanpa Gejala
(OTG) maupun Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang melaksanakan karantina rumah.
5. Membantu dalam menyalurkan kebutuhan pokok masyarakat, khususnya untuk OTG dan ODP dalam
karantina rumah maupun kelompok rentan.
6. UNTUK RELAWAN MEDIS, dapat memberikan dukungan kepada para dokter, perawat, pekerja
rumah sakit, petugas ambulans, dll. Relawan medis yang terlatih jika dibutuhkan dapat melakukan
edukasi pencegahan dan rapid test kepada kelompok OTG di fasilitas umum dengan menggunakan
APD (masker dan sarung tangan non steril sekali pakai) dan hasil tes dilaporkan melalui mekanisme
pelaporan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
1. Menjelaskan epidemiologi dan penyebaran COVID- Etiologi dan cara • Apa itu COVID-19
19. penularan COVID-19 • Apa itu SARS-CoV-2
2. Menjelaskan karakteristik SARS- CoV-2 sebagai • Struktur virus dan kaitannya dengan
penyebab COVID-19. • Cara penularan
3. Menjelaskan patofisiologi gejala klinis pasien • Golongan berisiko tertular dan menularkan
COVID-19.
4. Menjelaskan metode deteksi SARS CoV2 dan
pemeriksaan penunjang lainnya (termasuk Epidemiologi • Awal mula outbreak
radiologi) untuk menegakkan diagnosis COVID-2. COVID-19 • Epidemiologi COVID-19 di dunia
5. Mengidentifikasi fenomena klinis setelah • Epidemiologi COVID-19 di Indonesia (jumlah kasus baru,
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis dan sembuh, meninggal)
mengklasifikasikan pasien sebagai Orang Dalam
Pemantauan (ODP), Pasien Dengan Pengawasan Patogenesis dan • Entri dan replikasi virus
(PDP), Pasien Probabel, Kontak Erat Risiko Rendah, patofisiologi COVID- • Badai sitokin dan hubungannya dengan ARDS serta
Kontak Erat Risiko Tinggi, Pasien Konfirmasi. 19 penyebab kematian lainnya pasien COVID-19
6. Menerapkan prinsip penalaran klinis dan
menggunakan dasar pengetahuan yang valid dan
Diagnosis COVID-19 • Definisi operasional (PDP, ODP, Kasus Probabel, Kontak
sahih.
Erat, Kasus Konfirmasi)
7. Melakukan rujukan sesuai dengan status pasien dan
• Manajemen klinis
prosedur klinis yang berlaku.
○ Alur perlu tidaknya pemeriksaan pasien
○ Triase tindakan PDP
○ Pemeriksaan penunjang
Tata laksana • Isolasi diri di rumah untuk pasien dengan gejala ringan
COVID-19 • Terapi suportif dini dan pemantauan di rumah sakit
8. Menjelaskan alur skrining dan surveilans di Surveilans dan • Cara skrining dan surveilans di Indonesia
Indonesia. penelitian ○ Wawancara dan Pemeriksaan Fisik
9. Menjelaskan makna data epidemiologis pandemi epidemiologi ○ Alur pemeriksaan di Indonesia
COVID-19. COVID-19
10. Mendemonstrasikan prosedur anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang tepat dan aman dalam
pelaksanaan skrining.
14. Menjelaskan, mendemonstrasikan, dan melakukan Pencegahan dan Bagaimana melindungi diri dari COVID-19?
edukasi pencegahan penyebaran COVID-19: pengendalian
b. Di fasilitas kesehatan: praktik pencegahan infeksi (PPI)
dan pengendalian infeksi (PPI) tentang
kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi (kontak/droplet/airborne)
15. Menjelaskan aspek etika dan medikolegal Dilema etika • Dilema etika pada penanganan pasien gawat darurat
penanganan kasus COVID 19 dengan keterbatasan sarana prasarana
• Menangani pasien gawat darurat dengan keterbatasan
sarana prasarana
o No APD no service?
o Keterbatasan ventilator, pasien mana yang
didahulukan?
DISCLAIMER
• Audiovisual - https://drive.google.com/drive/u/2/folders/1d4ANg28xxr5kEpqhOPpjvjpbjZn1SY_D
KORONAVIRUS adalah kelompok besar virus baru ini dengan virus penyebabnya disebut
yang dapat menyebabkan penyakit di hewan SARS-CoV-2.2
dan manusia. Beberapa penyakit-penyakit pada
manusia yang ditimbulkan virus dari keluarga Pelajari lebih lanjut:
koronavirus adalah selesma, Middle East
Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute • Video dr. Rr Diah Handayani, SpP(K)
Respiratory Syndrome (SARS), dan penyakit • Slide dr. Rr Diah Handayani, SpP(K) –
yang dinyatakan pandemi tertanggal 11 Maret Risiko COVID-19: Pada orang dengan
2020 oleh WHO, Coronavirus Disease 19 (COVID- penyakit paru kronis
19).1 • Harvard Medical student curriculum
COVID-19: Overview
PADA TANGGAL 31 Desember 2019, WHO https://tinyurl.com/MedStudentCOVID1
menyebutkan ditemukannya kasus kategori 9Curriculum
pneumonia yang belum diketahui penyebabnya • Webinar PAPDI 20 Maret 2020
di Wuhan, China. Hari ke hari jumlah kasus • Kemenkes – FAQ Virus Korona
meningkat hingga adanya laporan kematian • Subdit penyakit infeksi emerging –
hingga akhirnya WHO menetapkan kasus ini COVID-19 di Indonesia
sebagai Public Health Emergency of • Kurzgesagt – In a Nutshell: The
International Concern/Kedaruratan Kesehatan coronavirus explained & what you
Masyarakat yang Meresahkan Dunia should do
(PHEIC/KKMMD). Di tanggal 12 Februari 2020, https://www.youtube.com/watch?v=Bt
nama COVID-19 resmi digunakan untuk penyakit N-goy9VOY
STRUKTUR VIRUS
BERDASARKAN full-genome sequencing dan dengan reseptor membran sel sehingga dapat
analisis filogenik, SARS-CoV-2 memiliki struktur masuk sel. Struktur sampul dan protein ini
regio gen receptor-binding yang mirip dengan menyerupai mahkota atau crown sehingga virus
virus SARS dan menggunakan reseptor yang ini dinamai virus korona atau coronavirus.4
sama untuk menginfeksi sel, Angiotensin
Converting Enzyme 2 (ACE2).3 KARENA STRUKTUR sampul yang bersifat
hidrofobik ini pulalah ketika diperlukan sabun
SECARA UMUM, virus korona memiliki struktur atau handrub dengan kandungan alkohol
sampul yang melingkupi materi genetik. Pada minimal 60%. Sabun atau alkohol 60% dapat
sampul terdapat berbagai protein dengan berikatan dengan kapsul dan memecah struktur
berbagai fungsi, salah satunya berikatan virus.4
CARA PENULARAN
VIRUS KORONA ditularkan antara manusia dan VIRUS YANG keluar bersama droplet menempel
hewan (zoonosis) karena mengalami spillover. di permukaan benda. Orang lain dapat tertular
Spillover ini dapat terjadi karena berbagai COVID-19 bila bila menyentuh mata, hidung,
faktor, misalnya mutasi atau peningkatan atau mulut dengan tangan yang telah berkontak
kontak antara manusia dengan hewan yang benda dengan droplet yang mengandung virus.1
memiliki virus korona.4 Virus dapat bertahan di lingkungan sekitar tiga
jam hingga beberapa hari (pada tembaga
DIKETAHUI SARS ditularkan kucing luwak dan hingga 4 hari, hingga 24 jam pada papan
MERS ditularkan unta. Saat ini, kelelawar kardus, serta hingga 2-3 hari pada plastik dan
diduga sebagai hewan yang berperan menjadi stainless steel).7
sumber penularan dan trenggiling menjadi
reservoir sementara SARS-CoV-2.2,3,5 Pada DROPLET YANG dikeluarkan ketika batuk atau
beberapa minggu pertama, wabah COVID-19 bersin dapat menempel pada benda berjarak
diketahui berasosiasi dengan pasar makanan satu meter. Oleh karena itu, penting untuk
laut yang menjual hewan hidup di Wuhan menjaga jarak satu meter satu sama lain.1,5
karena semua pasien saat itu memiliki riwayat
bekerja atau mengunjungi pasar tersebut.6 PENELITIAN LAIN menemukan bahwa virus ini
ditemukan pula pada feses sehingga diduga
SELAIN ZOONOSIS, penyakit ini juga menular berpotensi sebagai salah satu rute transmisi.8
antar manusia. Berdasarkan bukti ilmiah, Selain itu, pada biopsi sel epitel rektum,
COVID-19 menular melalui droplet (yang keluar duoodenum, dan gaster ditemukan bukti infeksi
ketika batuk, bersin, atau menghembuskan SARS-CoV-2. Lebih lanjut, ditemukan 23%
napas) dan kontak erat, berbeda dengan pasien yang virusnya masih terdeteksi dari
tuberkulosis yang menular melalui udara atau sampel feses padahal sudah tidak terdeteksi
airborne.1,2,7 pada sampel saluran napas.5
PENDUDUK yang tinggal atau dengan riwayat PADA ORANG dewasa dan anak-anak dengan
bepergian ke daerah terjangkit dalam waktu sistem imun yang baik menunjukkan gejala
14 hari terakhir berpotensi tinggi tertular dan ringan (flu like illness, sakit kepala, atau
menularkan.1 Selain itu, orang yang berkontak keluhan gastrointestinal) bahkan asimtomatik.9–
12
erat dengan pasien COVID-19, termasuk Namun, golongan ini dapat menjadi carrier
petugas kesehatan dan pelaku rawat pasien, atau pembawa virus dan menyebarkannya ke
juga berisiko.2 kelompok rentan. Pada kelompok rentan,
gejala dan komplikasi yang ditimbulkan sangat
PENYEBARAN NOSOKOMIAL menjadi isu parah, bahkan dapat menyebabkan kematian.1
penting. Pada enam minggu pertama epidemi di
Cina, terdapat 1.716 kasus COVID-19 di petugas KELOMPOK RENTAN yang dimaksud adalahs1,5:
kesehatan dan 5 orang diantaranya meninggal.
Di akhir Maret, 12% pasien COVID-19 di Spanyol • Golongan berusia lebih dari 50 tahun
dan 8% pasien COVID-19 di Italia adalah petugas • Orang dengan penyakit medis
kesehatan. Tanggal 28 Maret, 51 dokter sebelumnya (komorbid), seperti
meninggal di Itali akibat COVID-19.8
• 31 DESEMBER 2019: Kantor WHO di Cina PER 2 APRIL 2020, jumlah kasus diperiksa
melaporkan kasus pneumonia di Wuhan, 7.193, kasus positif di Indonesia 1.790, kasus
Cina yang etiologinya belum diketahui. 2 negatif 5.516, pasien sembuh 112, dan pasien
• 7 JANUARI 2020: Cina menyatakan meninggal 170. Dengan data ini dapat dihitung
pneumonia tersebut sebagai penyakit baru bahwa Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat
virus korona. 2 kematian akibat COVID-19 di Indonesia paling
• 30 JANUARI 2020: WHO menetapkan tinggi Asia Tenggara, yaitu 9,34% dengan rata-
kondisi KKMMD. 2 rata CFR dunia 4,9%.
• 2 MARET 2020: Infonesia melaporkan 2
kasus yang terkonfirmasi COVID-19. 2
• 3 MARET 2020: Dilaporkan 90.870 kasus
konfirmasi di 72 negara dengan 3.112
kematian (CFR 3,4%). Diantara kasus-kasus
tersebut, terdapat beberapa petugas
kesehatan yang terinfeksi. 2
• 11 MARET 2020: WHO menyatakan COVID-
19 sebagai pandemi. 2
“PERIODE INKUBASI” adalah waktu antara dan lemas. Pada pemeriksaan penunjang dapat
pertama kali terkena virus hingga pertama kali ditemukan jumlah leukosit normal atau
gejala muncul. Periode inkubasi COVID-19 leukopenia daan bukti radiologis yang mengarah
berlangsung 1-14 hari, biasanya sekitar lima ke pneumonia.13 Perjalanan penyakit dan
hari.2 Gejala yang muncul dapat berupa proses munculnya gejala dari sejak virus masuk
demam, batuk nonproduktif, sesak, mialgia, sebagai berikut.
PROTEIN S yang melekat pada sampul virus dilanjutkan pada pasien hipertensi.5 Selain itu,
berperan untuk berikatan dengan reseptor hipertensi yang tidak terkontrol justru
selular sel target, yaitu ACE2 untuk Sars-CoV-2. menyebabkan COVID-19 semakin sulit diobati.
Ikatan antara protein S dengan ACE2 akan
memicu fusi antara membran plasma dengan SETELAH VIRUS memasuki sel, RNA virus akan
virus. 5,13 Terkait virus yang memiliki afinitas terlepas ke sitoplasma lalu ditranslasikan
tinggi terhadap ACE-2, diduga penggunaan obat menjadi dua polyprotein dan protein struktural.
antihipertensi golongan penghambat ACE (ACE- Pada tahap inilah virus memulai replikasi.
I) dan angiotensin receptor blocker (ARB) dapat Partikel-partikel pembentuk virus kemudian
memperparah gejala COVID-19. Namun, masuk ke dalam Endoplasmic Reiculum-Golgi
European Society of Cardiology (ESC) Intermediate Compartment (ERGIC). Setelah
menyatakan belum ada bukti yang cukup bagian virus selesai dirakit, sel akan
terkait dugaan tersebut sehingga penggunaan membentuk vesikel untuk selanjutnya berfusi
kedua obat tersebut sebaiknya tetap dengan membran plasma, melepaskan virus
yang siap menginfeksi sel-sel lain. 13
PRESENTASI ANTIGEN
KETIKA VIRUS menginfeksi sel, antigen virus permukaan sel APC untuk dikenali sel limfosit T
akan dipresentasikan Antigen Presentation sitotoksik. Hingga saat ini belum diketahui
Cells (APC) sebagai bagian dari sistem imunitas struktur molekul HLA yang dapat memberikan
tubuh. Antigen ini dipresentasikan oleh Major efek protektif dari SARS-CoV-2. Pengetahuan ini
Histocompatibility Complex (MHC; atau Human sangat berharga untuk tata laksana dan
Leukocyte Antigen (HLA) di manusia) pada pencegahan COVID-2. 13
ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME (IFN-alfa, IFN-gama, IL-1beta, IL-6, IL-12, IL-18,
(ARDS) dilaporkan sebagai penyebab utama IL-33, TNF-alfa, TGFbeta, dan lain-lain) dan
kematian pada pasien COVID-19. Dari 41 pasien kemikin (CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8, CXCL9, dan
COVID-19 di masa-masa awal wabah, 6 lain-lain) dalam jumlah besar oleh sel imun. 13
diantaranya meninggal akibat ARDS. Salah satu
mekanisme utama terjadinya ARDS adalah SELAIN ARDS, badai sitokin ini dapat
badai sitokin, sebuah respon inflamasi tidak menyebabkan kerusakan organ tubuh (multiple
terkontrol akibat pelepasan sitokin proinflamasi organ failure). 13
VAKSIN COVID-19
HINGGA SAAT artikel ini ditulis, belum justru memperparah kondisi. Pada penelitian
ditemukan vaksin untuk COVID-19. Belum SARS dan COVID-19 secara in vivo, tidak ada
diketahui secara pasti apakah respon imun anti bukti yang mengarah perburukan kondisi akibat
SARS-CoV-2 yang ditimbulkan vaksin kelak tidak antibody. Tetapi, pada penelitian in vitro
menimbulkan efek samping. Beberapa penyakit terhadap sel manusia ditemukan antibodi
akibat virus lainnya, seperti virus dengue, terindikasi membantu masuknya virus ke
menunjukkan antibody terhadap penyakit limfosit B.8
• Jurnal - https://drive.google.com/open?id=1bKrCVlmZ6jn0PRu474UWHkVLZgiAUfSX
MANIFESTASI KLINIS 5
Tabel 4.1. Manifestasi klinis pasien COVID-19
SETELAH RATA-RATA inkubasi sekitar 5 hari dengan luaran buruk cenderung memiliki
(rentang 2-14), gejala tipikal berawal dari peningkatan D-dimer, serum ferritin, serum
batuk kering dan demam (38,1-39OC). Bisa laktat dehidrogenase, dan IL-6.8
berprogresi menjadi sesak napas dan butuh
ventilasi.8 LUARAN COVID-19 cenderung sulit diprediksi,
terutama pada lansia dengan komorbid.8
SALAH SATU penemuan laboratorium yang
signifikan adalah limfositopenia. Pasien
3. Seseorang yang mengalami ISPA berat/pneumonia berat yang memerlukan perawatan di rumah
sakit
DAN
tidak ada penyebab lain yang memungkinkan berdasarkan gambarna klinis yang meyakinkan.
KOMORBIDITAS
Penyakit penyerta yang dialami selain penyakit utama, seperti hipertensi, diabetes, dan kanker.
KASUS PROBABEL
PDP yang telah menjalani pemeriksaan namun hasilnya inkonklusif atau menunjukkan positif
pancoronavirus atau betacoronavirus.
KASUS KONFIRMASI
Seseorang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan PCR positif.
KONTAK ERAT
Kontak erat didefinisikan sebagai seseorang meter dengan PDP, kasus probabel, atau
yang berada dalam ruangan atau berkunjung kasus konfirmasi dalam dua hari sebelum
atau melakukan kontak fisik dalam radius satu timbul gejala hingga 14 hari setelah timbul
MANAJEMEN KLINIS 2
Manajemen klinis ditujukan kepada tenaga kesehatan yang merawat pasien ISPA berat pada dewasa dan
anak di rumah sakit dengan kecurigaan infeksi COVID-19.
EARLY WARNING SCORE (COVID-19 EWS) dengan nilai minimal 10 dapat digunakan sebagai penilaian
awal dugaan apakah pasien COVID-19 atau tidak.
DIAGNOSIS BANDING dari COVID-19 adalah adenovirus, influenza, Human Metapneumovirus (HmPV),
parainfluenza, Respiratory Syncytial Virus (RSV), selesma, dan demam dengue.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
5
PEMERIKSAAN SEROLOGI (ANTIGEN-ANTIBODI)
RAPID TEST (RT) yang digunakan adalah RT baku emas tidak ideal. Selain itu, karena
antibodi dan/atau antigen. RT antibodi konsep pemeriksaan serologi adalah mendeteksi
digunakan untuk deteksi kasus ODP dan PDP di antibodi yang terbentuk, perlu diperhatikan
wilayah yang tidak memiliki fasilitas kapan antibodi mulai terdeteksi. IgA dan IgM
pemeriksaan RT-PCR. Setelah itu, hasil dilaporkan mulai terdeteksi pada hari 3-6
pemeriksaan RT antibodi tetap dikonfirmasi setelah onset, sedangkan IgG terdeteksi pada
dengan RT-PCR. hari 10-18 setelah onset. Waktu mulai
terdeteksinya yang dinilai lama menyebabkan
KESULITAN UTAMA dalam melakukan RT yang WHO tidak merekomendasikan pemeriksaan ini
sahih adalah memastikan negatif palsu karena sebagai dasar diagnosis utama.
angka batas deteksi virus pada real time
Reverse Transcriptase Polymerase Chain
Reaction (rRT-PCR) yang digunakan sebagai
PEMERIKSAAN VIROLOGI 5
PEMERIKSAAN MOLEKULAR untuk semua pasien pemeriksaan virologi adalah amplifikasi asam
suspek (ODP dan PDP) direkomendasikan oleh nukleut dengan rRT-PCR dan sequencing. Pasien
WHO. Untuk pasien asimtomatis atau tidak disebut konfirmasi COVID-19 bila:
memenuhi kriteria suspek (OTG) boleh
menjalani pemeriksaan molekular pula setelah • Hasil rRT-PCR positif minimal dua
mempertimbangkan epidemiologi dan target genom (RdRP, N, E, atau S)
ketersediaan alat. Pemeriksaan ini hanya dapat spesifik SARS-CoV-2; atau
dilakukan di fasilitas dengan minimal biosafety • rRT-PCR positif betacoronavirus
level 2 (BSL-2). Metode yang dianjurkan untuk • Ditunjang dengan hasil sequencing,
yaitu ditemukannya seluruh atau
PENGAMBILAN SPESIMEN
PENGAMBILAN SPESIMEN pernapasan bagian PADA PASIEN PDP dan ODP, spesimen diambil
bawah direkomendasikan pada pasien dengan sebanyak dua kali berturut-turut (hari ke-1 dan
kondisi klinis parah. Bila ditemukan patogen ke-2 serta jika terdapat perburukan). Untuk
lain, tidak menutup kemungkinan infeksi kasus kontrak erat risiko tinggi, pengambilan
COVID-19 karena peran koinfeksi belum spesimen dilakukan di hari ke-1 dan ke-14.
diketahui.
Spesimen Serum
Ambil sampel serum berpasangan untuk
konfirmasi. Serum awal dikumpulkan pada
minggu pertama, serum kedua dikumpulkan 2-3
minggu kemudian. Untuk anak-anak dan dewasa
Gambar 4.6. Lokasi pengambilan sampel2
dibutuhkan sampel whole blood (3-5 mL) lalu
7. Lakukan gerak memutar secara perlahan disentrifugasi sehingga mendapat serum
8. Masukan sesegera mungkin ke dalam sebanyak 1,5-3 mL. Untuk bayi diperlukan
cryotube yang berisi VTM minimal 1 mL whole blood.
9. Putuskan tangkai plastik di darah mulut
cryotube agar dapat ditutup dengan rapat
Pelajari lebih lanjut:
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
MODALITAS PENCITRAAN terpilih adalah CT- CT-scan karena 40% kasus tidak menunjukkan
kelainan pada foto toraks.5
scan toraks dan foto polos toraks. Pada foto
polos dapat ditemukan inflitrat, konsolidsi COVID-19 di fase awal menunjukan ground
fokal, ground glass opacities, penebalan
glass opacities terutama di area perifer,
peribronkial, efusi pleura, dan atelektasis. subpleural, dan lobus bawah. Tampak pula
Namun, foto toraks kurang sensitif dibanding
PROGRESI PENYAKIT biasanya terjadi pada hari SEBUAH STUDI LONGITUDINAL menunjukkan
ke-7 hingga 10 yang ditandai dengan kelainan paru (terutama GGO) memuncak pada
peningkatan densitas, konsolidasi, dan tampilan hari 6-11. Seiring memarahnya pneumonia,
air bronchogram dibanding hasil CT scan area lesi bertambah besar dan menyatu
sebelumnya. Sebutan white lung dipakai akibat menjadi konsolidasi di kedua paru dalam
peningkatan opasitas.15 Berikut perjalanan beberapa hari.8
klinis CT-scan pasien COVID-195:
SEBAGIAN BESAR pasien yang dipulangkan
• Pasien asimtomatis: gambaran ground- masih memiliki residu pada CT-scan akhir,
glass unilateral dan multifokal. sehingga masih dibutuhkan studi dengan follow-
Limfadenopati, penebalan septum up lebih panjang untuk mengamati kerusakan
interlobularis, dan efusi pleura jarang paru jangka panjang, termasuk fibrosis. 8
ditemukan
• Satu minggu setelah onset: gambaran SEBAGAI CATATAN, tidak semua pasien
ground-glass, lesi difus dan bilateral. Pada COVID-19 direkomendasikan untuk mendapat
5% kasus ditemukan efusi pleura dan 10% CT-scan, terutama pasien yang bisa rawat jalan
kasus menunjukkan limfadenopati atau baru bergejala < 2 hari. Jumlah pasien di
rumah sakit meningkat tajam saat wabah
• Dua minggu setelah onset: gambaran
COVID-19 ini. Mengingat jalur penularan COVID-
ground-glass masih predominan, dapat
19 melalui droplet dan kontak erat, CT-scan
terdeteksi konsolidasi
yang tidak perlu sebaiknya dihindari. 8
• Tiga minggu setelah onset: gambaran
ground-glass masih predominan disertai
• Jurnal - https://drive.google.com/open?id=107omGLjr-x-TRjJnA_oCW1L4VmADRjzr
Terapi suplementasi oksigen segera untuk 6. Obat-obatan lain sesuai gejala dan penyakit
pasien ISPA berat, distress pernapasan, penyerta.
hipoksemia, atau syok
• Dimulai dengan 5 lpm dengan target SpO2 Jangan memberikan kortikosteroid sistemik
≥90% pada anak dan orang dewasa serta rutin untuk pneumonia virus atau ARDS di
SpO2 ≥92%-95% pada pasien hamil luar uji klinis
• Pada anak dengan kegawatdaruratan Pemberian kortikosteroid dapat menyebabkan
pernapasan harus diberi terapi oksigen efek samping serius, seperti infeksi
selama resusitasi agar SpO2 ≥92% oportunistik, nekrosis avaskular, bahkan masa
• Semua pasien dengan ISPA berat harus replikasi virus dapat memanjang.
dipantau dengan pulse oxymetry
• Lakukan kewaspadaan kontak terutama Pemantauan ketat pada pasien dengan
saat memegang alat-alat terapi oksigen perburukan
yang digunakan pada PDP, kasus probabel, Pahami kondisi komorbid sehingga
atau kasus konfirmasi pengobatan dapat disesuaikan
Tata laksana pasien hamil disesuaikan dengan
Manajemen cairan konservatif pada pasien
fisiologi kehamilan
ISPA berat tanpa syok
Hati-hati dalam pemberian cairan intravena
karena dapat memperburuk oksigenasi bila
terlalu agresif.
Pelajari lebih lanjut:
Pasien dengan hasil rapid test antibodi positif
diberikan obat berikut hingga hasil • WHO: Tata laksana Klinis Infeksi
pemeriksaan spesifik terbukti negatif: Saluran Pernafasan Akut Berat
1. Antibiotik empiris: https://openwho.org/courses/infeksi-
a. Makrolida: azitromisin 1 x 500 mg saluran-pernafasan-akut-berat
selama 5-7 hari • University of Melbourne: Online panel
b. Fluorokuinolon: levofloksasin 1 x 750 discussion
mg selama 7 hari https://www.youtube.com/watch?v=Ej
2. Antivirus nO9ExoGHY&feature=youtu.be
3. Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari
4. Hepatoprotektor bila SGOT dan SGPT
meningkat
5. Klorokuin fosfat dapat ditambahkan bila
kondisi pasien berat
Sampai saat ini tidak ada pengobatan spesifik anti-COVID-19 untuk pasien dalam pengawasan atau
konfirmasi COVID-19.
OSELTAMIVIR
Pada pemberian oseltamivir terhadap 393 (35,8%) pasien dari total 1.099 pasien di Cina, 36 di
antaranya menggunakan ventilator, masuk ICU, atau meningga. Penelitian in vitro menunjukkan obat
inhibitor neuraminidase tidak memiliki efek antivirius pada virus korona.5
Pasien COVID-19 dipulangkan bila hasil PCR negatif dua kali berturut-turut dalam waktu dua hari. Bila
tidak terdapat fasilitas pemeriksaan PCR, pasien boleh dipulangkan atas dasar:
• Perbaikan klinis ketika tidak diberikan oksigen
• Perbaikan radiologis
• Perbaikan klinis dengan saturasi oksigen >95%
• Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan, dkk. Coronavirus
disease 2019: Review of current literatures. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. 2020;7(1):45–67.
• Informatorium BPOM mengenai obat COVID-19 - https://bit.ly/InformatoriumObatCOVID19
KOMPLIKASI jangka panjang pada penderita adalah 7 hari. Tingkat deteksi kasus yang
COVID-19 yang sembuh belum dapat dilaporkan meningkat menyebabkan jumlah kasus positif
hingga saat ini dan masih dalam kajian/studi meningkat dengan cepat dan membuat fasilitas
lebih lanjut.16 Komplikasi utama yang saat ini kesehatan kewalahan. Hal ini juga dapat
ditemukan adalah ARDS, gangguan ginjal akut meningkatkan angka mortalitas di fasilitas
(29%), gangguan fungsi hati (29%), kerusakan tersebut. Laporan lain mengatakan kondisi
jantung (23%), dan pneumotoraks (2%). perbaikan jumlah eosinofil dapat menjadi salah
Komplikasi lain yang telah dilaporkan adalah satu prediktor kesembuhan.5
rabdomiolisism koagulasi intravaskular
diseminata, syok sepsis, dan ADANYA REINFEKSI pada pasien masih
penumomediastinum.5 kontroversial. Pada penelitian di kera
ditemukan kera yang telah sembuh tidak dapat
DATA SEBELUMNYA menyebutkan kematian sakit COVID-19 lagi. Namun, terdapat laporan
paling banyak terjadi pada pasien berusia lebih bahwa pasien yang telah menjalani rRT-PCr
dari 50 tahun. Anak-anak menunjukkan gejala dengan hasil negatif dua kali berturut-turut dan
ringan dan lebih berperan sebagai carrier.16 memenuhi kriteria pulang rumah sakit kembali
positif berdasarkan pemeriksaan rRT-PCR dalam
PROGNOSIS pasien COVID-19 sangat 5-13 hari. Diduga hal ini terjadi karena
dipengaruhi berbagai faktor. Tingkat mortalitas reinfeksi atau hasil rRT-PCR sebelum pulang
pasien dengan gejala berat mencapai 38% dan adalah negatif palsu.
median durasi rawat ICU hingga meninggal
KOMPONEN UTAMA: identifikasi kontak, pencatatan detil kontak, dan tindak lanjut kontak
IDENTIFIKASI
JIKA TERDAPAT KASUS PDP, probabel, atau • Semua orang yang dikunjungi kasus
konfirmasi, identifikasi semua orang (hidup • Semua fasyankes dan petugas kesehatan
ataupun mati dalam waktu dekat) yang yang berkontak dengan kasus tanpa APD
memiliki riwayat kontak dengan pasien selama standar
2 hari sebelum muncul gejala hingga 14 hari • Semua orang yang berkontak dengan
setelah muncul gejala, termasuk: jenazah (jika kasus sudah meninggal) dari
• Semua orang di lingkungan tertutup hari kematian sampai penguburan
dengan kasus • Semua orang yang bepergian dengan alat
• Semua orang yang mengunjungi kasus angkut sama dengan kasus
(rumah ataupun fasyankes)
• Jurnal - https://drive.google.com/open?id=19-KyO8jX8SYDZ5HltlUdOzWsEYLwtKky
• Audiovisual - https://drive.google.com/open?id=1x6-DcjdqFEcESYMuLRquVmo09LlMbte2
KEMBANGKAN WAWASAN
• CARI TAHU kabar terbaru dan kiat-kiat Call center: 112, 081112112112,
menghindari COVID-19 dari sumber 081388376955
terpercaya, seperti media sosial WHO,
kementerian kesehatan, dan pendidikan. • DI Yogyakarta:
Jangan percaya informasi yang tidak jelas https://corona.jogjaprov.go.id
kebenarannya.1 Beberapa situs terpercaya Call center: (0274)555585,
untuk mengetahui perkembangan COVID-19 08112764800
di Indonesia: E-lapor DIY:
• Nasional: https://www.covid19.go.id https://lapor.jogjaprov.go.id/
• RUTIN CUCI TANGAN menggunakan sabun • HINDARI KERUMUNAN, jaga jarak satu
dan air mengalir sesuai dengan lima sama lain minimal satu meter. Virus
langkah cuci tangan minimal 20 detik. Bila penyebab COVID-19 menular melalui
tidak ada sabun dan air dapat droplet yang dapat terpercik sejauh satu
menggunakan handrub yang berbahan meter. 1
dasar alkohol minimal 60%. Sabun dan
alkohol dapat membunuh virus yang
menempel di tangan.1
Gambar 8.3. Lima langkah cuci tangan pakai sabun dan etika batuk
PHYSICAL AND SOCIAL DISTANCING atau jaga • Jarak terdekat antar orang adalah 1-2
jarak fisik dan pembatasan sosial adalah meter
pembatasan kegiatan masyarakat di suatu • Hindari jam sibuk ketika bepergian
daerah. Pembatasan ini dilakukan oleh semua • Dilarang berkerumun
orang yang berada di daerah terjangkit sebagai • Tunda kegiatan bersama. Hubungi
upaya mencegah penyebaran penyakit. keluarga menggunakan telepon, internet
Pembatasan ini meliputi: meliburkan sekolah, atau media sosial
pembatasan kegiatan keagamaan, menerapkan • Jika sakit, DILARANG MENGUNJUNGI
kerja dari rumah atau work from home (WFH), ORANG TUA ATAU LANJUT USIA
dan pembatasan penggunaan transportasi
publik. Selain itu, bentuk jaga jarak fisik
adalah14:
KARANTINA MANDIRI adalah isolasi di rumah menerapkan etika batuk dan bersin, menjaga
secara sukarela atau atas rekomendasi petugas higienitas diri, istirahat yang cukup, makan
kesehatan. Golongan yang dianjurkan makanan bergizi, dan hindari stres.14
melakukan karantina mandiri adalah seseorang
dengan tanpa gejala namun berisiko tertular BILA TINGGAL SENDIRI, minta bantuan
COVID-19 atau memiliki kontak erat dengan keluarga, teman, atau tetangga untuk
pasien COVID-19 positif dan seseorang dengan mendapat dukungan makanan dan obat atau
gejala ringan.14 gunakan layanan daring agar tetap menjaga
prinsip pembatasan fisik dan sosial. Layanan
ORANG YANG MELAKUKAN karantina mandiri publik (RT/RW) dapat berkoordinasi dengan
idealnya tinggal di ruangan terpisah dari BPBD setempat untuk mendapatkan bantuan.14
anggota keluarga lain, selalu gunakan masker,
TETAP HARUS khawatir dan waspada terhadap membantu petugas kesehatan dan pasien.
penyakit ini. Jangan sampai menyepelekannya. Kegiatan sosial ini memerlukan partisipasi
Tapi tidak juga khawatir berlebihan. 1 masyarakat, baik berupa bantuan material,
jasa, maupun finansial. Selain itu, jadilah
SALURKAN KEKHAWATIRAN kepada hal-hal warga negara yang baik, yang mengikuti
positif. Hal paling sederhana adalah kebijakan pemerintah daerah, terutama terkait
membiasakan cuci tangan. Saat ini sudah pembatasan aktivitas keluar rumah. 1
banyak penggalangan dana yang ditujukan
MASKER HANYA digunakan bila mengalami membuang-buang sumber saya. Saat ini,
gejala COVID-19, seperti batuk, sesak, dan seluruh dunia kekurangan masker.1
demam, atau akan berkontak dengan pasien
COVID-19, seperti petugas medis. Masker ini CARA PALING EFEKTIF untuk melindungi diri
hanya digunakan sekali, tidak boleh digunakan dari COVID-19 adalah rutin mencuci tangan,
berkali-kali bahkan dicuci.1 menerapkan etika batuk, dan tidak bepergian.1
#DiRumahAja
BILA TIDAK SAKIT atau tidak berkontak dengan
pasien COVID-19, penggunaan masker justru
MESKIPUN COVID-19 dapat menular dari hewan ke manusia, belum ada laporan dan bukti ilmiah bahwa
anjing, kucing, ataupun hewan peliharaan lain dapat menularkan penyakit ini ke manusia. 1
AMAN. Kemungkinan seseorang terinfeksi dari barang dari daerah terjangkit COVID-19 setelah melewati
perjalanan panjang dengan berbagai kondisi lingkungan dan suhu rendah.1
“If you are a smoker or a vaper that does make you more vulnerable,” urging that now is the
perfect time to quit”
• Slide dr. Feni Fitriani, SpP(K) - Materi risiko COVID-19 pada perokok
Apakah COVID-19 dapat menyerang anak-anak? sudah menyebabkan radang paru atau
Berdasarkan laporan, kasus COVID-19 pada pneumonia. Pada kondisi ini, gejala yang
kelompok usia 10-19 tahun sekitar 549/72.314 ditimbulkan adalah demam, batuk, sesak, dan
atau 1% dari total kasus. Untuk kelompok usia napas cepat.
<10 tahun berjumlah 416/72.314 atau sekitar
0,9% kasus. Berdasarkan angka tersebut, kasus Untuk mengenali napas cepat pada anak hitung
COVID-19 pada anak merupakan kasus paling jumlah napas dalam satu menit. Disebut napas
jarang terjadi. Per 16 Maret 2020, sudah cepat bila:
tedapat empat anak dengan COVID-19 positif di • 0 - <2 bulan: lebih dari 60 kali/menit
Indonesia. • 2 bulan - <12 bulan: lebih dari 50
kali/menit
Bagaimana gejala COVID-19 pada anak-anak? • 1 - <5 tahun: 40 kali/menit atau lebih
Gejala pada anak mirip dengan penyakit
saluran penapasan lainnya, misalnya selesma.
Biasanya gejala ringan dan dapat sembuh
sendiri. Gejala yang berbahaya muncul bila
Sebuah rangkuman dari Podcast 256 — Anthony Fauci_Talking with patients about COVID-19
https://podcasts.jwatch.org/index.php/podcast-256-anthony-fauci-talking-with-patients-about-covid-
19/2020/03/10/
Selain cuci tangan dan hal-hal lainnya terkait 1. Berikan gambaran besar, COVID-19 itu
upaya pencegahan transmisi, apa saja yang seperti apa, kelompok apa saja yang
dapat disampaikan ke pasien terkait COVID-19 mudah terkena, dan apakah pasien
agar mereka waspada dengan risiko sebagai individu berisiko terinfeksi.
penyakitnya, tetapi juga tetap tenang dan 2. Edukasi pasien apa yang harus mereka
tidak panik menghadapinya? lakukan:
Sampaikan gambaran besar dari penyakit dan a. Menjaga jarak dari orang lain
kondisi terkini tanpa sugar-coating. Isi b. Jauhi kerumunan
edukasinya adalah sebagai berikut. c. Cuci tangan sesering mungkin
“We have to decide who must die, and whom we shall keep alive”
DILEMA ETIK
Tabel 10.1. Rangkuman aspek yang perlu dipertimbangkan menghadapi dilema etik19
MENURUT UU NOMOR 4 TAHUN 1984 tentang ini juga mengatur penyelidikan epidemiologis,
wabah penyakit menular, yang dimaksud pemeriksaan, pengobatan, perawatan, dan
dengan wabah adalah kejadian berjangkitnya isolasi penderita (karantina, pemusnahan
suatu penyakit menular dalam masyarakat yang penyebab penyakit, penanganan jenazah
jumlah penderitanya meningkat secara nyata akibat wabah, hingga penyuluhan). Pada pasal
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada 13 dan 14 disebutkan bahwa tindakan
waktu dan daerah tertentu serta dapat pencegahan dan pengebalan dilakukan dengan
menimbulkan malapetaka.20 atau tanpa persetujuan kelompok yang
berisiko terkena penyakit wabah. Dalam
DALAM KONDISI PANDEMI, relawan diharapkan pandemi COVID-19, petugas kesehatan, pasien
berperan di aspek edukasi. Adapun dasar dengan komorbid, dan lansia termasuk
aturan pentingnya penyuluhan kepada kelompok berisiko sehingga kelompok ini
masyarakat terdapat pada Bab IV Peraturan berhak mendapat upaya-upaya pencegahan
Pemerintah RI nomor 40 tahun 1991 tentang terhadap penyakit.21
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. PP RI
Ilustrasi kasus yang tertera di modul ini dibuat berdasarkan berbagai fenomena yang muncul di
masyarakat dalam situasi pandemi COVID-19 dan diharapkan mampu memberi gambaran kepada
peserta didik tentang keterkaitan antara materi pembelajaran dengan situasi lapangan kemudian.
Meskipun didasarkan pada fenomena nyata, namun kesamaan nama dan kejadian dalam kasus-kasus ini
hanya kebetulan belaka.
Dalam proses pembelajaran ini, kita akan melihat cerita dari tiga orang, yaitu James, Ibu Dewi, dan
Kakek Husin
Sejak mendengar kabar bahwa virus SARS-CoV-2 sudah masuk ke Indonesia, James
1
menjadi sangat khawatir karena mendengar bahwa virus ini menular melalui
droplet. Ia mulai menjaga jarak 2 meter dari semua orang dan apabila harus naik
kendaraan umum, ia akan mengenakan jas hujan supaya tidak ada droplet yang
mengenai bajunya. Ia sangat menghindari sentuhan dengan benda apapun selama
di luar rumah, dan jika harus menyentuh sesuatu, ia akan menggunakan tisu atau
bahkan sarung tangan medis untuk memegangnya. Ia juga punya kebiasaan
membersihkan ponsel pintar dan semua gawainya dengan alcohol swab sejak
sebelum wabah COVID-19 Setiap ada kiriman barang/paket yang datang, James
akan menggunakan sarung tangan medis dan langsung mengelap semua paket yang
datang dengan alcohol swab.
Dengan pemahaman yang Anda miliki terkait biologi virus dan transmisinya,
apakah yang dapat Anda jelaskan kepada James?
2
Meskipun anaknya dan beberapa temannya di kantor yang berbeda sudah mulai
diliburkan, perusahaan tempat Ibu Dewi bekerja belum juga menerapkan
kebijakan bekerja dari rumah. Walaupun sebenarnya banyak pekerjaannya yang
bisa dikerjakan dari rumah dan tidak harus datang ke kantor, namun atasannya
berpendapat bahwa orang Indonesia pada umumnya masih belum dapat
dipercaya. Oleh karena itu, suka ataupun tidak, Ibu Dewi harus tetap pergi ke
kantor, bahkan terkadang harus membawa anaknya yang berusia 5 tahun karena
Kakek Husin tidak bisa setiap saat menemani cucunya. Walaupun sedikit
khawatir, Ibu Dewi mendengar bahwa orang muda memiliki risiko lebih rendah
untuk terkena penyakit COVID-19.
Ketika wabah COVID-19 ini masuk ke Indonesia, Kakek Husin tidak terlalu paham
3
apa yang terjadi dan ditakutkan oleh orang-orang. Salah satu yang ia dengar dari
teman-temannya adalah bahwa orang akan terhindar dari virus ini selama hidup
bersih dan sehat. Jadi bagi Kakek Husin, artinya adalah ia harus terus melanjutkan
pola hidupnya sehari-hari. Ia tetap rutin lari tiap pagi, dan selalu makan 3 kali
sehari. Karena Kakek Husin banyak mendengar bahwa harus rajin cuci tangan,
maka sekarang ia membawa air matang yang lebih banyak. Hal ini supaya setiap ia
mau menyentuh daerah wajahnya, misalnya sebelum merokok, ia bisa mencuci
tangannya dengan menyiramkan air tersebut ke tangannya. Ia tidak menggunakan
sabun karena cukup repot membawa sabun ke mana-mana; sementara kalau
menggunakan cairan disinfektan tangan berbahan dasar alkohol, ia takut malah
akan termakan cairan tersebut dan keracunan. Oleh karena itu baginya lebih baik
dicuci dengan air daripada tidak dicuci sama sekali.
Dari pengetahuan yang Anda miliki tentang biologi, epidemiologi, dan cara
penularan COVID-19, apakah yang dapat anda jelaskan pada Kakek Husin?
1
Saat ini bulan Maret minggu pertama, James mulai merasakan gejala batuk-
batuk kering dan sedikit pilek. Sepengetahuan James, ia tidak memiliki riwayat
kontak dengan orang yang baru bepergian ke luar negeri. James kemudian
menelepon nomor telepon layanan untuk COVID-19 dan meminta untuk
dilakukan swab.
Berdasarkan alur pelayanan yang ada saat ini, apakah menurut Anda perlu
dilakukan swab nasofaring kepada James? Menurut anda apakah diagnosis
James saat ini? Apabila dalam
2
Saat ini adalah bulan Maret minggu kedua. Teman kantor Ibu Dewi, baru saja
kembali dari perjalanan bisnis ke Singapura di pertengahan Februari kemarin.
Setelah kembali dari perjalanannya, temannya tersebut diberikan waktu istirahat
selama 1 minggu karena temannya mengalami demam dan batuk. Setelah masuk,
temannya tersebut terkadang masih terlihat sedikit batuk, namun sudah tidak
demam.
3
Saat ini memasuki bulan Maret minggu ketiga. Ibu Dewi memerhatikan bahwa
Kakek Husin terkadang mengalami batuk kering. Namun ketika ditanyakan
kepada Kakek Husin, ia mengatakan bahwa batuknya tersebut sudah lama
dirasakan dan kata dokter itu merupakan efek samping rokok. Meskipun
demikian Kakek Husin sudah merasa sulit lepas dari rokok, sehingga menurutnya
batuk yang sesekali itu lagipula juga tidak terlalu mengganggu. Meskipun
demikian, Ibu Dewi khawatir ayahnya suatu saat dapat meninggal mendadak
kalau memang terkena COVID-19.
1
Karena James mengalami demam dan batuk kering, akhirnya James dinyatakan
sebagai PDP dan kemudian akan dilakukan swab serta isolasi terhadap James.
Sebelum dilakukan swab, James bertanya kepada Anda sebagai petugas kesehatan
yang melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis.
2
Berkaitan dengan penyebaran COVID-19 yang semakin tinggi, pemda setempat
melarang semua kegiatan keagamaan di wilayah tempat tinggal Kakek Husin.
Kakek Husin sebagai salah satu tetua di wilayah tempat tinggalnnya, sekaligus
orang yang sangat berpegang teguh pada agama, keberatan akan hal ini.
3
akhirnya kantor Ibu Dewi memutuskan untuk memberlakukan kebijakan bekerja
dari rumah. Namun bekerja dari rumah juga menimbulkan masalah baru tersendiri
bagi Ibu Dewi. Anaknya yang berusia 5 tahun saat ini sedang sangat aktif dan terus
menerus meminta Ibu Dewi untuk menemaninya bermain sepanjang hari.
Sementara itu pekerjaan Ibu Dewi dari kantor tidak berkurang dibandingkan
biasanya, bahkan karena atasannya cukup perfeksionis, beban kerjanya terasa
semakin meningkat saat bekerja dari rumah. Selain itu Ibu Dewi juga menyadari
bahwa dirinya dan anaknya yang juga ia bawa ke kantor membawa risiko lebih
tinggi bagi Kakek Husin yang sudah berusia lanjut.
Dari kondisi Ibu Dewi tersebut, edukasi apakah yang dapat anda berikan bagi
Ibu Dewi?
9. Rothe C, Schunk M, Sothmann P, Bretzel G, Froeschl 18. Rosenbaum L. Facing COVID-19 in Italy - Ethics,
G, Wallrauch C, Zimmer T, Thiel V, Janke C, logistics, and therapeutics on the epidemic’s front
Guggemos W, Seilmaier M, Drosten C, Vollmar P, line. N Engl H Med. 2020;
Zwirglmaier K, Zange S, Wölfel R, Hoelscher M.
Transmission of 2019-nCoV Infection from an
19. Emanuel EJ, Persad G, Upshur R, Thome B, Parker
Asymptomatic Contact in Germany. N Engl J Med.
M, Glickman A, dkk. Fair allocation of scarce
2020;382(0):970.
medical resources in the time of COVID-19. N Engl J
Med. 2020;1–7.
10. Familial Cluster of Infection Associated With the
2019 Novel Coronavirus Indicating Possible Person-
20. Presiden Republik Indoensia. Undang-Undang
to-Person Transmission During the Incubation Period
Republik Indonesia nomor 4 tahun 1984 tentang
| The Journal of Infectious Diseases | Oxford
Wabah Penyakit Menular. Presiden Republik
Academic [Internet]. [dikutip 19 Maret 2020].
Indonesia; 1984.
Tersedia pada:
https://academic.oup.com/jid/advance-
article/doi/10.1093/infdis/jiaa077/5739751 21. Presiden Republik Indoensia. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 40 tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular. 1991.