F5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR SKRINING, PEMERIKSAAN FISIK DAN RAPID TEST PANDEMI COVID-19 KLASTER PONDOK PESANTREN PONDOK PESANTREN MIFTAHUSSALAM BANYUMAS
Disusun Oleh: dr. Fikri Fachri Pradika Busono
Pembimbing: dr. Tri Feriana
PROGRAM DOKTER INTERNSIP
UPTD UNIT PUSKESMAS BANYUMAS KABUPATEN BANYUMAS 2020 BAB I LATAR BELAKANG
Virus merupakan salah satu penyebab penyakit menular yang perlu
diwaspadai. Dalam 20 tahun terakhir, beberapa penyakit virus menyebabkan epidemi seperti severe acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) pada tahun 2002-2003, influenza H1N1 pada tahun 2009 dan Middle East Respiratory syndrome (MERS-CoV) yang pertama kali teridentifikasi di Saudi Arabia pada tahun 2012. Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah 44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah jutaan kasus. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus baru tersebut SARS-CoV-2 dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Virus corona ini menjadi patogen penyebab utama outbreak penyakit pernapasan. Virus ini adalah virus RNA rantai tunggal (single-stranded RNA) yang dapat diisolasi dari beberapa jenis hewan, terakhir disinyalir virus ini berasal dari kelelawar kemudian berpindah ke manusia.Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa COVID-19 menjadi pandemi di dunia. Sejak diumumkan pertama kali ada di Indonesia, kasus COVID19 meningkat jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga memerlukan perhatian. Pada prakteknya di masa pandemi, tatalaksana COVID-19 diperlukan kerjasama semua profesi untuk menanganinya. Diperlukan panduan tatalaksana yang sederhana dan mudah dimengerti dan diterapkan oleh semua pihak di seluruh Indonesia. Oleh karena itu 5 organisasi profesi yaitu PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN dan IDAI mengeluarkan buku Pedoman Tatalaksana COVID-19. Semoga buku ini dapat membantu tenaga medis khususnya dokter-dokter yang menangani kasus COVID- 19 dalam praktek di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia BAB II PERMASALAHAN
Angka kasus dan kematian yang disebabkan oleh COVID-19 semakin
bertambah dari hari ke hari. Kasus tersebut tidak kunjung berhenti angka penularannya. Semakin hari semakin banyak bermunculan kasus klaster-klaster baru di Indonesia khususnya Jawa Tengah. Klaster tersebut saat ini mengena pada pondok pesantren. Pondok pesantren menampung santri dari berbagai wialayah di Jawa maupun luar Jawa. Hal tersebut yang dijadikan acuan mengapa diperlukan suatu pemeriksaan dan skrining pasien COVID 19 serta penanganan COVID-19 dalam klaster Pondok Pesantren Miftahussalam. BAB III PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas, dilakukan perencanaan dan
pemilihan intervensi berupa skrining dan pemeriksaan COVID-19 klaster pondok pesantren dengan ketentuan sebagai berikut Hari : Selasa Tanggal : 3 September 2020 Tempat : Pondok Pesantren Miftahussalam Acara : Skrining dan pemeriksaan COVID 19 (Pemeriksaan meliputi Tes kesehatan fisik dan rapid tes) Target : Warga Pondok Pesantren (Staf dan santriwan-santriwati) BAB IV PELAKSANAAN
Telah dilakukan skrining dan pemeriksaan COVID-19 di wialayah pondok
pesantren di Banyumas dengan keterangan sebagai berikut
Hari : Kamis
Tanggal : 3 September 2020
Waktu : 09.00-12.00
Tempat : Pondok Pesantren Miftahussalam
Jumlah : 120 orang
BAB V MONITORING & EVALUASI
1. Peserta dengan confirmed COVID-19 dilakukan Swab tenggorokan dan
dilakukan tracing ke daerah tempat dirinya telah berkontak. 2. Karantina (isolasi) 2 minggu bagi seluruh pasien yang telah diskrining dan dilakukan rapid tes. 3. Tetap melaksanakan protokol COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari. 4. APD lengkap untuk melakukan skrining, pemeriksaan rapid dan swab serta tracing berikutnya.