id ユウトくん
x x x
Ini adalah waktu dimana aku seharusnya sibuk dan tenggelam dalam buku bacaanku. Biasanya, ini
adalah saat terbaik bagiku untuk membaca buku, tetapi tidak terjadi hari ini karena kami diharuskan
untuk melihat komputer karena instruksi Hiratsuka sensei.
Belakangan ini, Hiratsuka-sensei memberi tugas tambahan ke Klub Relawan untuk me-reply e-mail
konsultasi. Nampaknya, ini adalah halaman e-mail khusus untuk menerima permasalahan seluruh
warga sekolah SMA Sobu.
"Errm, email pertama hari ini adalah...Si pengirim tinggal di kota Chiba, dengan nickname Sang
Ahli Pedang.
nickname orang ini tidak berarti sesuatu yang khusus bukan...? Tetapi, nampaknya aku sudah tahu
siapa pengirimnya, bahkan wajah dan bentuk orangnya seperti apa.
[ Reply ]
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Meskipun kau menderita karena sindrom kelas delapan, bukan berarti kamu tidak boleh memiliki
cinta. Kenapa kau tidak mengumpulkan keberanianmu dan nembak orang yang kausuka?
"...Apa sebenarnya dia mau konsultasi atau menceritakan penderitaannya sebelum mengirim e-mail
itu?"
Komentar Yuigahama tadi nampaknya tidak menyadari suatu hal penting. Cinta yang tak berbalas
dan patah hati sebenarnya adalah bentuk lain cinta sejati.
Ya, seperti inilah e-mail lainnya, masalah-masalah yang agak membosankan. Meski tertulis e-mail
konsultasi masalah warga kota Chiba, namun e-mail yang masuk hanya berasal dari warga SMA
Sobu.
Satu masalah sudah kuselesaikan, sekarang lanjut ke e-mail berikutnya. Aku meminta Yuigahama
untuk melihat e-mail selanjutnya.
"Baiklah, aku akan membaca e-mail selanjutnya. Umm... nama pengirimnya : Sedang mencari
suami, aku berpenghasilan tetap ( guru ).
Hey, apa orang-orang tahu maksud mengapa mengirim email kesini bebas memakai nikcname
apapun? Belum lagi nickname tadi seperti memberitahu hasrat pengirimnya yang luar biasa. Seserius
apa pengirim e-mail ini? Meski begitu, hanya dengan membaca nickname pengirimnya, nampaknya
sudah menjelaskan isi e-mailnya.
"Pertanyaan semacam ini bukankah seharusnya tidak ditanyakan ke siswa SMA, bukan...?"
Menyeramkan. Orang ini sangat menyeramkan. Juga, penggunaan ( lol ) yang terlalu banyak
terkesan menyeramkan. Namun ketakutanku ternyata tidak menular ke dua orang lainnya disini,
mereka malah berbincang-bincang dengan santai.
"Ah, mungkin daging dan kentang rebus? Atau sesuatu yang bisa dimasak di rumah?"
"Ketika hendak membuat Burger ala Jepang, tinggal merubah sedikit bahan maka memberikan kesan
masakan spesial, bukan? "
Memang, yang mereka katakan tadi adalah makanan yang biasa dimakan pria. Namun karena itu
adalah makanan biasa, maka ada nilai minusnya.
"Tunggu dulu, itu akan menjadi nilai minus jika kau membuat makanan biasa karena orang akan
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Wanita selalu berpikir 'Asal saya membuatnya sendiri, maka mereka akan memakannya (lol), pria
ternyata gampang sekali (lol)' dan aku kurang suka itu. Whoaa, aku ternyata sangat rasis terhadap
gender.
"Nampaknya kalian berdua tidak tahu arti dari 'rasa masakan rumah yang sebenarnya'. Sekarang
dengarkan nih! Anak laki-laki dan perempuan memaknai masakan ibunya dengan pandangan yang
berbeda. Dan bagi laki-laki, rasa masakan rumah itu pada dasarnya seperti..."
Aku berhenti berbicara dan Yuigahama berbalik berdiri di depanku. Huh? Kupikir tidak ada yang
spesial dari yang kukatakan barusan...
"Cukup daging panggang dan nasi. Itu sudah terasa seperti masakan rumah."
"Intinya, perut pria itu sangat sederhana. Juga, ketika menikah nanti, memasak adalah hal yang pasti
kau lakukan setiap hari. "
Ketika aku berbicara, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan sepertinya sedang memikirkan
sesuatu.
"Memang benar. Jika kita melakukan sesuatu yang dikerjakan setiap hari, berarti kita harus
memikirkan berbagai menu makanan yang berbeda agar si pria tidak bosan..."
"Bukan begitu, pria itu tidak suka hal-hal rumit seperti jadwal menu yang berbeda. Buat saja
makanan yang simple, itu sudah bagus."
"Kau berkomentar dari sudut pandang sebagai suami rumah tangga? Juga komentarmu barusan
terlalu realistis."
"Ya... Anggap saja itu sebagai info saja. Jadi, kita harus menulis jawaban seperti apa atas e-mail
tadi? "
[ Reply ]
Daging dengan kentang rebus dan hamburger ala Jepang dapat menjadi pilihan utama anda, tetapi
makanan yang terbaik adalah yang bisa mengingatkan Pria tersebut akan masakan Ibunya seperti
daging babi-jahe goreng. Tetapi Hiratsuka-sensei, bolehkah kuberi saran untuk mencari suami dulu
sebelum melakukan yang di atas?
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
...Sebenarnya tanpa menulis nickname pengirim seperti tadi, dari isinya sudah bisa kutebak siapa
pengirimnya.
Side A : Bahkan kita harus berdoa agar masa depan mereka kelak akan
bahagia
xxx
Bagi mereka yang sudah menikah, pasti akan terus memuji hal itu.
Bahagia karena ada seseorang yang mengatakan "Aku pulang" ataupun berusaha memberikan yang
terbaik di esok hari hanya demi melihat wajah anakmu yang sedang tertidur...
Kau bisa saja mengatakan "Aku pulang" ketika mengunjungi rumah orang tuamu. Kalau tidak begitu,
kau bisa saja mengatakan "Aku pulang" ke bungkus pasta gigimu setiap hari. Dan jika kau melihat
wajah anakmu yang sedang tertidur, maka itu artinya kau diperas habis-habisan dengan jam kerja
yang gila-gilaan.
Mata dari mereka yang mempertanyakan tentang kebahagiaan semacam itu akan membusuk hingga
menjadi seperti mataku, seperti zombie yang akan menyeret orang-orang ke tempat antah-berantah
bersama mereka.
Kutanya sekali lagi. Apakah itu sesuatu yang kau sebut dengan kebahagiaan?
Kebahagiaan itu, tahulah, seperti, bagaimana ya? Adalah sesuatu yang mirip :Mungkin semacam
perasaan yang kau dapatkan ketika melihat adik perempuan tercintamu memakai celemek untuk
menyiapkan sarapan, sambil melantunkan lagu-lagu ceria?
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Itulah pemandangan yang tersaji di depan mataku, akupun menguap dan menunggu adikku yang
tercinta ini selesai membuatkanku sarapan.
Dan inilah yang kau sebut dengan kebahagiaan. Kita tidak butuh sesuatu seperti pernikahan, yeah!
Kedua orangtua, harus pergi dari rumah sejak pagi sekali karena pekerjaan. Mereka benar-benar
sibuk. Serius, mereka benar-benar terlihat seperti kumpulan orang-orang yang dipenuhi banyak sekali
masalah. Tapi aku bersyukur, karena merekalah aku bisa belajar bagaimana cara mengisi
keseharianku.
Kebetulan, rencanaku adalah menjadi suami rumahan, tapi dengan tren menurunnya angka
pernikahan, itu membuat impianku menjadi agak sulit untuk diwujudkan. Belum lagi, angka
perceraian yang mulai meningkat belakangan ini.
Mungkin, gaya hidup impianku itu akan sulit terjadi jika melihat bagaimana sikap masyarakat di
jaman ini. Lagipula, sejak dulu kala, memangnya ada jaman dimana gaya hidupku akan cocok?
Mungkinkah jaman Heian?
Dengan anggapan kalau aku tidak akan bisa menikah, maka aku berharap kalau kedua orangtuaku
bisa bekerja lebih keras lagi. Ini mungkin hanya anggapanku saja, mereka bekerja keras demi mereka
sendiri, bukan demi apa yang penting bagi mereka, yaitu untuk membuatku tetap bisa mengapung
seperti ini.
Ambisi dari Hikigaya Hachiman yang seperti itulah yang mulai membakar dadaku, dan momen itu
tepat bersamaan dengan Komachi yang membalikkan badannya di depanku. Sepertinya, dia sudah
selesai membuat sarapan.
"Tidak masalah."
Dia menaruh nampannya di meja dan Komachi duduk di seberangku. Menu hari ini adalah roti
panggang, salad, telur dadar...dan kopi, huh? Menu ini agak berbau Amerika. Atau mungkin Nagoya.
Tampak sangat lezat sekali.
Komachi mulai melakukan pekerjaan rumah setelah dia masuk SD, tapi belakangan ini, dia tampak
sangat ahli sekali, terutama skill memasaknya yang sudah melampaui diriku dimana dia sudah mulai
memasuki area yang akan menyebutnya sebagai Ibu Rumah Tangga.
Dari sudut pandang kedua orangtuaku, mereka mungkin akan tergugah hatinya ketika melihat anak-
anak mereka mulai melampaui mereka. Akupun juga, aku merasa kalau aku akan melampaui ayahku
sebagai bajingan di masa depan.
"Onii-chan, kau berjanji untuk tidak mengatakan itu lagi, benar tidak?"
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Setelah obrolan basa-basi yang biasa dilakukan oleh saudara selesai, kami berdoa. Mengatakan
terima kasih kami kepada yang telah menyediakan makanan ini adalah hal yang penting. Aku
mempelajari itu dalam "Silver Spoon". Juga, para budak perusahaan harusnya menerima Kansha
Kangeki Ame Arashi. Kita bisa makan hari ini karena Ayah dan Ibu yang bekerja. Memakan makanan
yang didapat tanpa harus bekerja memang enak sekali. Super enak.
Meski super enak, sayangnya, aku melihat salah satu makanan yang kubenci.
Tidak peduli seberapa enak makanan gratis itu, ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah mau
kuberi label enak. Komachi bahkan tidak mempedulikannya meski aku sudah menusuk-nusuk
tomatnya dengan garpuku.
Komachi mengatakan itu dengan santainya...Eh? Kenapa bisa menjadi begini? Bukankah ini aneh?
Bukannya kau diajari oleh orangtua kita untuk tidak melakukan apa yang orang lain tidak sukai...?
Ngomong-ngomong, aku sendiri tidak diajari itu. Begitulah orangtua kami. Selalu memakai gaya
"lihat dan ingat baik-baik". Kenapa tidak ada training yang profesional kepada para pendatang baru?
Ini adalah momen dimana aku harus memberitahu dengan jelas kepada adikku tentang apa yang
mengganggu kakaknya.
"Bukan, begini...Komachi-chan?"
"Onii-chan sendiri punya banyak sekali hal yang disukai dan dibenci. Entah itu orang ataupun
makanan."
Okelah, kalau kau mengatakan sesuatu yang seperti itu, maka aku akan mengatakan sesuatu juga. Ini
adalah waktu yang tepat untuk mengajarimu kebenaran tentang dunia ini. Akupun mengambil cangkir
kopiku, meminumnya, dan memasang ekspresi bangga.
"Sebenarnya itu bukan hal yang buruk. Jika kau memaksakan sesuatu dengan sesuatu yang tidak kau
sukai, maka semua orang yang terlibat akan berakhir dengan hal yang menyedihkan."
Komachi mengembuskan napasnya sambil menggerutu "Ya ampun, idiot sekali". Ada apa dengan
sikapmu itu, huh? Aku ini tidak mengatakan sesuatu yang salah, benar tidak? Ngomong-ngomong,
aku sendiri sadar kalau aku sendiri akan hampir mustahil untuk bisa menikah, jadi bisakah kau tidak
membahasnya lagi? Karena demi menghindari itu, Onii-chan saat ini harus mengulang-ulang di
kepala Onii-chan setiap harinya kalau aku berkomitmen untuk menjadi suami rumahan, sehingga pada
akhirnya itu akan menjadi sebuah komitmen yang berada di alam bawah sadarku.
Lagipula sejak awal, aku adalah tipe pria yang tidak suka 'demi menikah, maka aku akan menjadi
sesuatu yang bukan diriku'.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Menipu dirimu sendiri bukanlah sesuatu yang harusnya kau lakukan, karena setiap orang memiliki
opini yang berbeda-beda.
Tergantung situasi yang membelitmu juga, bisa saja kau tidak bisa menyangkal hal itu. Kalau
menikah itu artinya kau harus mengalah dan memaksa dirimu untuk bersama dengan orang lain, maka
itu tidak akan memberimu kebahagiaan.
Setelah berpikir ini dan itu, aku memakan telur dadarku. Yep, ternyata enak sekali.
Ya ampun, memangnya kalau ada telur dadar, maka pelengkapnya harus kecap? Ataukah ada yang
lain? Ataukah kau lebih suka mayones? Seorang mayo loover? Ataukah Shinoraaaa? Gadis ini benar-
benar super santai, huh?
Ketika aku merasa ini sangat nostalgia ketika Komachi lebih baik untuk tidak mengetahui
sesuatunya, kutegakkan kepalaku dan ternyata wajah Komachi sudah ada di depanku.
Setelah Komachi menatap wajahku, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menyentuh pipiku
dengan ujung jarinya.
Apaan...? Atau begitulah pikirku, tapi ternyata ada kecap di wajahku. Ngomong-ngomong, wajahmu
terlalu dekat, sungguh mengganggu, dan memalukan. Sikapmu itu seperti sikap seorang istri yang
dapat membuatku malu, jadi hentikan itu. Akupun menatapnya dengan memasang ekspresi kesal, tapi
dia tidak sedikitpun peduli, malah dia hanya tersenyum licik di depanku.
Dia benar-benar bukan adik yang manis...Jika dia tidak menambah-nambahi dengan kata-kata
semacam tadi, dia akan sangat manis. Entah mengapa aku hanya bisa tersenyum kecut meresponnya.
Tapi karena senyum yang kecut itu, bahkan tomat di piringku ini mulai terasa kecut juga...
Well, beginilah hal baik dan buruk dari Komachi. Komachi sangat memahamiku. Kalau boleh
kukatakan, keluarga sendiri memang terasa sangat nyaman.
Begitulah, kurasa tidak ada lagi yang bisa kukatakan. Meski kau tidak menikah, selama kau punya
adik perempuan, bukankah itu sudah cukup? Kalau ada perusahaan yang hendak menjual kaset lagu
yang disertakan dengan paket pembelian barang tertentu, maka mereka tinggal menyertakan adik
perempuan dalam paketnya. Penjualan mereka pasti akan meroket.
xxx
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Kumulai pagiku dengan aktivitas yang biasanya, aktivitas sekolah yang biasanya, dan tentunya
bisnis yang biasanya seusai pulang sekolah.
Yang membuat hari itu berbeda adalah request yang kami dapatkan.
Si pembawa request tersebut adalah Hiratsuka-sensei, yang menaruh sesuatu di atas meja ruangan
Klub.
Yukinoshita dan Yuigahama hanya bisa melihat satu sama lain dan kemudian menatap majalah dan
pamflet yang ada di atas meja. Yukinoshita tampak sedang memikirkan sesuatu, tapi Yuigahama
tampaknya tidak memikirkan sesuatu dan menatapnya dengan penasaran.
Apapun itu, karena tampaknya itu ada hubungannya dengan request, kucoba untuk melihat dari
belakang meja, ada apa dengan majalah dan pamflet ini...
Di majalah yang sedang Yuigahama lihat itu, terdapat sebuah gambar pemandangan yang cukup
familiar dengan beberapa huruf tercetak di depannya. Tidak lupa juga, ada huruf yang bertuliskan
"Chiba". Sepertinya, majalah ini adalah majalah terbitan lokal. Eh, memangnya ada apa ini? Apa di
majalah ini ada informasi-informasi spesial soal Chiba? Apa aku harus meminta subscription untuk
ini?
Di lain pihak, yang sedang Yukinoshita lihat adalah sesuatu dengan huruf "Proyek" tertulis di kepala
kertasnya. Mungkin itu semacam proyek atau sejenisnya.
Yuigahama membacakan itu dengan suara yang keras dan dengan nada yang tertarik. Ada apa sih
dengan cara penamaan judul mereka yang membawa-bawa malaikat cinta...? Aku mulai merasa tidak
nyaman karena merasa mengingatkanku akan sesuatu yang buruk, jadi kucermati kembali apa yang
Yuigahama baca barusan.
Apa yang sedang kulihat ini adalah gambar-gambar tentang hal-hal yang romantis dan dibungkus
dengan kata-kata bahagia yang absurd. Secara spontan, aku berhenti untuk membacanya. Mustahil,
aku sangat yakin kalau pernikahan tidak mewakili hal-hal positif yang tertulis disana...
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Kukatakan itu bersamaan dengan nada yang mengesankan seolah-olah aku jijik dengan itu.
Tapi, sepertinya Hiratsuka-sensei tidak memiliki image negatif tentang itu. Dia lalu menaikkan jari
telunjuknya dan mulai menjelaskan.
"Benar. Sebagai bagian dari pembangunan Propinsi Chiba, sepertinya pembangunan tersebut juga
mulai mempengaruhi konten majalah lokal. Mereka berencana untuk membuat sebuah majalah yang
isinya berkolaborasi dengan orang-orang yang terlibat dalam perencanaan pernikahan, wedding
organizer, dan hotel-hotel yang memiliki aula khusus untuk pernikahan. Ini dilakukan agar generasi
muda punya pemahaman yang lebih dalam tentang pernikahan."
[note: Buat yang belum tahu, survey tahun 2005 menunjukkan kalau Jepang memiliki angka kelahiran terendah
di dunia. Pria usia 18-34, 60% belum menikah. Sedang wanita usia 18-34, lebih dari 50% belum menikah.
Bahkan, 25% pria usia tersebut single dan 23% wanita usia tersebut single. Diperkirakan jumlah penduduk
Jepang akan menyusut drastis di pertengahan milenium ini. Sumber dari BBC, bukan TBC.]
Fumu. Sepertinya ini adalah proyek sesekali waktu yang melibatkan warga dan pemerintah dalam
sebuah konten majalah lokal. Jadi, majalah yang dibawanya kesini adalah sebuah sample.
Sambil mendengarkan penjelasan Hiratsuka-sensei, Yukinoshita terus membaca tulisan Proyek itu
dengan kedua matanya. Setelah itu, dia menaruh kedua tangannya di kening dan mengetuk kertas-
kertas yang ada di meja itu.
"Be-Begini, itulah, kau tahu...Kepala Sekolah memerintahkan Guru Pembina Klub untuk bisa
membuat aktivitas kerjasama dengan organisasi atau instansi diluar sekolah atau sejenis itu, jadi
karena aku dipercayakan untuk melakukan tugas itu..."
Yukinoshita yang terus menatapnya dengan tajam, Hiratasuka-sensei mulai belepotan menjawabnya.
"Kenapa majalah ini memilih sekolah kita, lalu juga, kenapa harus kami...?"
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika aku mulai menggerutu, Hiratsuka-sensei mengedipkan matanya dan menatap sesuatu di
kejauhan.
"Sebuah alasan, huh? Well...Siapapun tidak boleh menanyakan alasan mengapa mendapatkan
perintah yang didapatkan dari atasannya. Itulah makna dari kerja."
Sebuah keinginan kecilku untuk bekerja, entah mengapa langsung hilang seketika...Aneh
sekali...Ketika kau kehilangan minat untuk bekerja, keinginan untuk menikah tiba-tiba
meningkat....Pasti begitu, jika semua orang berpikir kalau mereka hanya ingin hidup dengan disupport
saja, maka angka pernikahan bisa menjadi tinggi.
Ketika aku mulai menyambut kapal perang 'hidup dengan terus disupport' di pelabuhan pikiranku,
Yukinoshita lalu pura-pura batuk.
Yuigahama, yang menatap majalah itu sejak tadi, menegakkan kepalanya dan menatap Hiratsuka-
sensei dengan heran.
Melihat tatapan yang polos itu, Hiratsuka-sensei mulai gugup. Lalu dia menggumamkan
"Uuu" dengan diiringi suara tangisan.
Ketika aku melihat ke arah Yuigahama, dia lalu melihat ke arah Yukinoshita.
"Yukinon..."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Setelah Hiratsuka-sensei menyeka air matanya, Yuigahama hanya bisa menatapnya dengan kasihan
dan Yukinoshita mengembuskan napasnya pertanda menyerah.
"Haa...Kita ini sebenarnya tidak ahli dalam hal ini, tapi kita akan membantu sebisanya."
Sambil menyeka air mata dan sesenggukan, Hiratsuka-sensei mengatakan terima kasihnya. Tiba-tiba,
ini berubah menjadi pemandangan yang manis dimana ini tidak cocok dengan usianya.
Tolong cepatlah! Seseorang tolong cepat nikahi dia! Kalau tidak, bisa-bisa akulah yang
melakukannya!
xxx
Kami menuangkan teh untuk Hiratsuka-sensei agar dia bisa menenangkan dirinya dan setelah itu
kami mulai mendalami proyek yang dia bawa tersebut.
Ceritanya begini, kita diberi tugas oleh majalah lokal untuk mengisi sebuah halaman dengan artikel.
Jelas saja, disuruh untuk membuat artikel secara tiba-tiba akan membuat ekspresi wajah kami
berubah kecut seketika. Hiratsuka-sensei sendiri mungkin tidak tahu harus menulis apa, karena itulah
dia membawanya kesini.
Tapi karena temanya sudah diputuskan, kami tidak bisa menulisnya dengan sembarangan. Ini
artinya, apa yang bisa kita lakukan untuk ini sudah dibatasi oleh hal-hal tertentu.
"Bagaimana kalau begini, kita tulis saja apa yang ada di pikiran kita seadanya. Aah, bisa juga kita
menyerahkan jatah satu halaman itu ke agen iklan dan menjualnya untuk mendapatkan uang. Dengan
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
begitu, kita tidak perlu bekerja dan bahkan kita bisa mendapatkan uang."
Setelah aku mengatakannya, Hiratsuka-sensei menggelengkan kepalanya. Itu artinya tidak, huh...?
Kupikir itu ide yang cukup bagus. Itu adalah metode dimana kau menjual pekerjaanmu dan
mendapatkan keuntungan.
"Masalah pertamanya adalah deadline...Jadi berapa banyak waktu yang kita miliki?"
Yukinoshita menaruh cangkirnya di meja dan mulai menatap ke kalender. Hiratsuka-sensei juga
mulai menatap ke kalender tersebut.
"Majalah akan mencetaknya minggu depan, jadi sederhananya, kita cuma punya waktu seminggu
untuk menyelesaikannya."
Yukinoshita lalu menatap ke arah Hiratsuka-sensei, tapi Hiratsuka-sensei hanya bisa tersenyum
kecut.
"Begini, memang mendengar nama 'pekerjaan' sudah membuat mental kita drop...Tapi itu malah
akan membuat kita semakin sulit untuk memulainya."
Yep, yep, aku juga. Ketika kau sudah kehilangan motivasi, maka kau akan mulai terbakar secara
perlahan hingga habis. Karena itulah, sebaiknya diselesaikan secepat mungkin selama bisa, dan itu
akan bisa mengurangi beban mental. Dunia ini dipenuhi oleh pekerjaan-pekerjaan kotor dan fakta
kalau ada orang-orang yang dibayar spesial untuk itu, membuatku ketakutan setengah mati. Aku jelas-
jelas tidak akan mau melakukan itu. Seperti yang kuduga, aku yakin kalau aku tidak membutuhkan
pekerjaan.
Bukannya aku mau mempertanyakan berapa komisi yang didapatkan atau sejenisnya. Tidak lupa
juga, mereka tidak menekankan kalau artikel dari kami harus artikel yang berkualitas.
"Bagaimana kalau kita isi satu halaman itu dengan full tulisan?"
"Kalau begitu, bukankah itu hanya akan menambah beban kita karena tulisannya lebih banyak,
bukan?"
"Bagaimana kalau kita kurangi tulisannya dengan menyelipkan desain-desain yang bagus?"
Kalau mengurangi tulisannya dengan membuat desain, bukankah sama saja dengan menambah
pekerjaan baru? Maksudku, anime sering melakukannya juga, tahu tidak? Misalnya sejenis
menuliskan kata-kata keren dan narasi yang memenuhi layar. Meski kadang itu membuatmu curiga
kalau animatornya tidak bisa menyelesaikan animasi adegan tepat waktu, mari kita positif
thinking saja, dan anggap itu sebagai hal yang lumrah.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Kalau kita punya cukup waktu, maka kita mungkin saja mengerjakan itu, tapi tampaknya itu cukup
sulit. Lagipula, apa orang-orang amatir seperti kami bisa mengisi area-area kosong tersebut?"
"Bukankah mereka punya desain halaman yang lain? Kita ambil desain halaman lain mereka, lalu
kita tinggal hapus tulisan di halaman itu dan mengisinya dengan tulisan kita."
Yuigahama yang menatap kami berdua sejak tadi, mulai ketakutan dan menarik-narik lengan
Hiratsuka-sensei.
"Itu malah membuat mereka berdua lebih bisa diandalkan. Meski sikap mereka ini sudah bukan
sikap yang wajar bagi anak SMA..."
"Haa, kau ternyata cerdik juga, idemu itu bisa menghemat desain pinggiran halamannya..."
"Tapi, aku menolak itu. Perintahnya cukup jelas, mengisi sebuah halaman dengan artikel yang
menggambarkan pandangan siswa SMA."
Well, yang Yukinoshita katakan memang ada benarnya. Sejak awal, campur tangan kita ini tidaklah
dibutuhkan jika pihak majalah benar-benar hendak meminta artikel dari seorang profesional.
Meski begitu, sesuatu yang cocok dengan pandangan siswa SMA, huh...? Tapi apa sebenarnya yang
dipikirkan oleh orang-orang pemerintahan dan atasannya yang membuat konsep 'cocok dengan
pandangan siswa SMA' ? Apakah siswa SMA yang mereka maksud adalah siswa SMA yang bermain
di kompetisi Baseball? Ataukah mereka ingin tahu "Apa yang kulakukan hari ini yaaaaa~" di kepala
para siswi SMA?
"Well, sebenarnya ini memang sudah salah sejak awal. Karena kau dan diriku ini tidak memiliki
pikiran seperti anak SMA kebanyakan."
"...Itu benar."
Setelah mengatakan itu, Yukinoshita menurunkan bahunya seperti percaya dengan kata-kataku dan
memalingkan pandangannya.
"Biasanya, hal pertama yang akan kalian pikirkan adalah apa yang akan dilakukan pertama.
Misalnya yang paling mudah adalah bagaimana mengisi area kosong di halaman...Memangnya yang
dipikiran kalian berdua ini apa sih?"
Setelah melihat kami berdua, Hiratsuka-sensei memasang ekspresi antara kagum dan terkejut. Kami
berdua benar-benar sadar apa maksudnya sehingga kami berdua hanya bisa mendesah saja.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Tunggu dulu.
Ada seseorang...Seseorang yang menggambarkan bagaimana siswa SMA yang normal...Aku baru
menyadari ini...
"Yuigahama, ini adalah momen dimana sifat normalmu itu bisa berguna disini."
"Malah bertanya seperti itu di situasi yang seperti ini, sungguh rumit sekali!"
Dari yang seharusnya langsung bekerja, Yuigahama malah menggumamkan "uuu" sambil terlihat
kesal.
Begini, tahu tidak, kupikir dirimu yang normal itu bisa cukup berguna. Setidaknya, kupikir kata-kata
Yukinoshita barusan sedikit menyembuhkannya. Jujur saja, kurasa Yuigahama memang bagusnya
bersikap seperti gadis normal yang biasanya.
Yuigahama terus menggumamkan "uu", tapi Yukinoshita hanya terus menatapnya dengan diam, dia
malah memanjangkan "uuu"-nya seperti sedang menyiapkan sesuatu.
Sepertinya, kepalanya hendak meledak karena terlalu banyak berpikir. Dia lalu mengatakan
'bleh' seperti jiwanya baru saja disedot keluar. Tapi, tiba-tiba dia menepuk kedua tangannya.
"Ah, bagaimana kalau kita mengumpulkan gambar-gambar desain kostum pernikahan dari kalangan
siswa atau sejenisnya!"
"Tidak banyak siswa disini yang bisa menggambar desain kostum pernikahan."
Aku juga sekilas punya ide seperti itu, tapi aku merasa realisasinya akan sangat sulit. Bahkan
mencari satu siswa yang bisa menggambar kostum pernikahan saja sudah sulit bukan main. Kita tidak
punya waktu untuk memeriksa satu-persatu siswa apakah mereka akan melakukan 'wind' atau 'tidak
wind'.
Setelah aku mengatakan itu, Yuigahama menggaruk-garuk punggungnya, lalu dia tiba-tiba
mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Bagaimana kalau kita jadikan saja itu perlombaan! Atau sejenis itu?"
"Pertimbangkan waktunya, membuat proposal dan mengajukannya ke pihak sekolah mungkin akan
memberikan masalah lain kepada kita."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Yukinoshita dengan tenang langsung menolak ide itu. Karena deadlinenya minggu depan, entah
waktunya cukup untuk mengumumkannya, mengorganisir dengan Pengurus OSIS, ataupun memang
cukup untuk mengadakan itu. Jujur saja, itu sepertinya mustahil. Bahkan jika kita mencoba untuk
menyanggupi menulisnya dalam waktu singkat, deadlinenya tidak akan berubah.
Maaf saja, mungkin Yuigahama sudah berusaha keras untuk memikirkan hal-hal itu, tapi dia tidak
akan bisa menang melawan persyaratan-persyaratan yang dibuat oleh orang dewasa. Well, persyaratan
itu berarti deadline. Kita harusnya melawan segala bentuk sistem deadline ini sejak dulu.
Yuigahama masih berusaha berpikir. Lalu, dia menyilangkan lengannya seperti sudah menyerah.
"Umm, pernikahan, pernikahan, pernikahan...Mmm, kurasa aku tidak ada ide. Hanya saja, aku belum
pernah merasakan itu atau sejenisnya."
"Well, itu bukanlah sesuatu yang harus dipikirkan oleh orang-orang seusia kita."
Sebenarnya, usiaku sudah diperbolehkan untuk menikah pada tahun depan, meski begitu, aku tidak
pernah sedikitpun berniat untuk menikah tahun depan. Tentunya, dua gadis disini juga berada di
situasi yang sama sepertiku.
"Kupikir begitu juga...Ketika aku seumuran kalian, aku juga tidak pernah memikirkan soal hal itu "
Yuigahama dan diriku hanya terdiam saja ketika mendengar hal itu, dan kami berdua berusaha
memalingkan pandangan kami darinya.
"..."
"..."
Tunggu dulu, apa yang harus kulakukan untuk mencairkan suasana yang suram ini? Ini bukan
waktunya bagi kita untuk berleha-leha, Hiratsuka-sensei. Di lain pihak, satu-satunya orang yang
masih berpikir jernih disini adalah Yukinoshita. Dia menaruh tangannya di dagu dan mengatakan
sesuatu.
"Ahn?"
Ketika aku mengatakan pertanyaan itu, dia lalu memasang ekspresi yakin dan menganggukkan
kepalanya.
"Bagaimana kalau kita berpikir sebaliknya, karena kita tidak memiliki ide sama sekali, kenapa kita
tidak mengadakan survei saja? Mungkin kita bisa mendapatkan beberapa bahan tulisan yang bagus."
"Masuk akal~. Mungkin akan terasa menyenangkan jika kita berhasil membuat semua orang mengisi
kuisioner yang kita bagikan atau sejenis itu."
Yuigahama mengatakan itu sambil mengucapkan "ooh~" dan menepuk kedua tangannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Sebuah survei yang berisikan pertanyaan, huh? Jika tujuannya sekedar mengisi halaman majalah,
maka itu solusi yang masuk akal. Misalnya di buku kelulusan sekolah, mereka punya bagian halaman
dimana temanya "Tuliskan tiga orang teman terbaikmu!".
Huh? Bisakah mereka hentikan kegiatan menuliskan nama-nama orang yang mereka pikir di masa
depan akan menjadi orang sukses, sehingga sudah mengambil 'jatah' nama yang bisa dituliskan
orang lain di halaman itu? Itu sebenarnya sangat menyakitkanku. Jadi mengapa di buku tahunanku,
halaman itu tidak memiliki satupun nama? Apa aku lupa untuk mengisinya atau sejenis itu?
Bahkan bagi majalah lokal seperti ini, bisakah kita mengisinya dengan menaruh halaman putih saja,
mengisinya dengan sebuah quote random seperti "Demi masa depan, cinta, dan pernikahan~", dan
tuliskan beberapa nama disana? Jika kita tulis sesuatu di halaman itu seperti "tahun ini adalah
tahunmu!" dan kata-kata sejenis itu, mungkin bisa membodohi beberapa orang di luar sana.
Ketika aku sedang memikirkan banyak hal, Yukinoshita tampak sedang memikirkan sesuatu dengan
gayanya yang khas, tapi kali ini lebih serius lagi.
"Akan memakan banyak sekali waktu untuk melakukan survei ke seluruh siswa di sekolah ini, jadi
kupikir akan lebih baik jika kita melakukannya itu dalam ruang lingkup satu kelas saja..."
Jika hanya satu kelas, level survei semacam itu jelas di bawah info yang didapatkan dalam album
kelulusan. Ini sangat jauh disebut efektif dalam ilmu statistik. Tapi kalau dipikir lagi, kurasa itu
bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan kalau melihat level akademik kami di statistik. Tentunya,
Yukinoshita pasti paham soal ini.
"Kalau melihat situasinya, kita tampaknya sudah tidak punya pilihan lagi. Jadi, setelah kita selesai
mendesain halamannya, kita mulai membaginya menjadi kolom-kolom. Dari situ, kita tinggal mengisi
kolom-kolomnya, kurasa dari situ dan setelahnya akan mulai mudah."
Setelah Yukinoshita mengatakan itu, Hiratsuka-sensei yang melihat kami sejak tadi, mulai berbicara.
"Fumu, mengisi kolom-kolom, huh? Sepertinya momen yang tepat bagi Hikigaya untuk bersinar."
Akupun kembali mengatakan "kenapa saya?" dengan sepenuh hati, tapi Hiratsuka-sensei
memberikan alasan yang lebih jelas lagi.
"Itu karena kau selalu menulis laporan-laporan kepadaku dengan banyak sekali omong-kosong di
dalamnya. Pekerjaan semacam ini pasti sangat mudah untukmu."
Apa kau berharap akan ada seseorang yang mau melakukan itu setelah kau memberitahukan hal-hal
semacam itu...Memangnya tidak ada satupun kualitas diriku yang menunjukkan kalau aku ini ada
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
bagusnya?
Mungkin karena aku hanya menunjukkan sedikit ekspresi penolakan, Hiratsuka-sensei kemudian
menatapku dengan satu mata tertutup dan mengibaskan rambutnya ke samping.
"Mengesampingkan tentang apa yang kau tulis, sebenarnya aku ini memujimu loh."
Mengatakan itu sambil diselingi senyuman semacam itu, membuatku semakin sulit untuk
menolaknya.
Dipenuhi dengan perasaan malu-malu, akupun memalingkan pandanganku. Yang kulihat kini,
hanyalah Yukinoshita yang sedang memegangi kepalanya, entah mengapa.
"Sepertinya pekerjaan mengedit tulisannya nanti akan menjadi sebuah pekerjaan yang melelahkan..."
Bukan begitu, lagipula aku tidak akan memintamu untuk menjadi editornya...Aku lebih memilih
dirimu untuk tidak melakukan apapun karena kau tampaknya akan memberikan banyak sekali coretan
merah di tulisanku. Kenapa kau tidak memujiku saja sebagaimana yang para editor betulan lakukan!
Melihat Yukinoshita yang mengembuskan napasnya, Hiratsuka-sensei memasang senyum yang licik.
"Oh? Yukinoshita, kau tampaknya berniat untuk mengawasinya, huh? Kalau begitu, artinya aku
tidak perlu mengkhawatirkan apapun lagi."
"...Well, aku sendiri tidak keberatan jika hanya melakukan hal yang seperti itu."
Dia lalu memalingkan wajahnya ke samping sambil memasang ekspresi kurang senang dan
membetulkan kerah seragamnya. Bukan begitu, seperti kataku, aku tidak memintamu untuk menjadi
editor...Memangnya kau ini apa? Kepala dari seluruh editor atau sejenisnya?
Well, karena tujuan akhirnya sudah direncanakan, maka mungkin ada baiknya jika kita mulai
bergerak. Hiratsuka-sensei kemudian menatap ke arah kami bertiga.
"Kalau begitu, sebelum membagikannya ke orang lain, kita lakukan tes sederhana ke orang-orang
yang ada disini."
Kita lalu menuliskan berbagai pertanyaan yang berbeda di kertas-kertas. Yukinoshita lalu membuat
rangkumannya. Setelah itu dia menyerahkan rangkuman itu ke Hiratsuka-sensei yang akan membuat
copy kertas itu. Akhirnya, kertas dibagikan kepada kami dan kami mulai menulis jawaban kami.
Setelah dia mengatakan itu, dia mulai mengambil salah satu kertas jawaban.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Tanya: Berapa total gaji dalam setahun yang harusnya dimiliki oleh pasanganmu kelak?
"Hikigaya-kun..."
"Hikki..."
Ketika Yukinoshita dan Yuigahama melihatku dengan tatapan mata yang menyedihkan, mereka lalu
menyebutkan namaku dengan nada yang menghina.
"Tunggu dulu nona-nona. Darimana kalian menyimpulkan kalau aku yang menulisnya?"
Yuigahama melihatku dengan tatapan mata yang menyedihkan dan Yukinoshita mengibaskan
rambutnya yang berada di bahu.
"Bukankah itu artinya dia mengatakan kalau dia memang bernilai seperti itu, memangnya benar dia
seharga itu? Dia tidak punya teman, kemampuannya di IPA sangat menyedihkan, prospek
pekerjaannya suram, dan masa depannya masih abu-abu. Dan yang terpenting, kedua matanya seperti
ikan mati..."
"Diamlah. Asal tahu saja, banyak orang-orang di luar sana yang akan menulis hal yang sama persis
dengan yang baru saja kutulis."
Kau akan sering melihatnya. Seperti acara TV di malam hari yang mencarikan jodoh bagi yang
membutuhkan. Wanita yang berusia di atas 30 tahun dan menghadiri acara cari jodoh pasti akan
menulis jawaban yang semacam itu, benar tidak?
Kalau dipikir-pikir, orang yang bisa memenuhi kriteria semacam itu biasanya orang-orang terkenal,
jadi mereka tidak akan mau menghadiri acara cari jodoh semacam itu, Kampret betul!
Mungkin lebih tepat jika dikatakan orang-orang semacam itu adalah orang yang tidak mau melihat
kenyataan daripada terlalu banyak menonton mimpi.
"Be-Begini, ini seperti, apa ya? Kurasa ada baiknya jika kau bermimpi yang besar, yep."
Momen dimana Hiratsuka-sensei mendukungku, memang cukup langka. Terima kasih, Sensei! Jadi,
apa kertas yang sebenarnya dia sembunyikan di belakang tubuhnya itu, hmm?
"Ka-Kalau begitu! Karena kita sudah punya pertanyaannya, jadi mari kita kumpulkan sampelnya!"
Seperti menyadari tatapanku yang sedari tadi, Hiratsuka-sensei dengan enerjik berdiri dari kursinya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
xxx
Yuigahama mengajukan diri untuk mencari sampel untuk kami, jadi kami hanya diam disini dan
menghabiskan waktu. Hiratsuka-sensei terlihat hanya menggerutu kesal tentang sesuatu sambil
melihat-lihat kertas jawaban miliknya.
Sedangkan Yukinoshita, dia sedang membaca bukunya. Dia tiba-tiba menegakkan bahunya dan
menutup bukunya.
"Ternyata mereka masih ada di lingkungan sekolah, jadi aku meminta mereka untuk mengisi
kuisionernya!"
Yuigahama datang ke ruangan ini, dengan membawa tumpukan kertas yang dia lambai-lambaikan
sejak tadi. Ada apa ini? Apakah ini semacam kemampuan spesial dari Yukinoshita atau sejenisnya?
Dia mirip kucing di rumah kami ketika Komachi pulang ke rumah...
"Tidak masalah kok. Kebetulan saja banyak siswa sekelasku yang masih di sekolah ketika aku keluar
tadi."
Dari kata-kata Yuigahama barusan, sepertinya tidak begitu banyak siswa yang mengisi kertas-kertas
kuisionernya. Meski begitu, jumlah kuisioner yang terisi ini hanyalah sesuatu yang hanya Yuigahama
sendiri bisa lakukan.
"Well, kalau aku yang pergi keluar dan mengumpulkan kuisionernya, tidak akan ada yang mau
mengisinya."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Kurasa begitu. Kalau Hikigaya-kun yang keluar dan meminta orang-orang untuk mengisi
kuisionernya, dia terlihat seperti sedang merekrut orang-orang untuk mengikuti ajaran sesat tertentu."
"Itu benar. Aku punya kharisma mengerikan yang terlalu banyak dan itu sudah sangat berbahaya."
Akupun membahas guyonannya itu, dan Yukinoshita hanya bisa mendesah saja.
"Itu memang menakutkan karena aku bisa membayangkan kalau kau ini punya potensi untuk
menjadi pendiri aliran sesat..."
Tunggu dulu, ada apa dengan ekspresi serius itu...? Maksudku, jika Yukinoshita yang pergi keluar,
aku cukup yakin kalau orang-orang akan menolaknya karena mereka akan bersikap hati-hati
kepadanya.
Ketika aku hendak mengembuskan napasku, tiba-tiba Yuigahama mengatakan "begini, begini", dan
mencairkan suasananya.
Setelah mendengar sarannya, kami menaruh kertas-kertas itu di atas meja dan memeriksanya.
Yuigahama tiba-tiba membaca salah satu jawaban yang tergeletak di atas meja.
Hanya butuh waktu singkat bagiku untuk mengetahui itu jawaban dari siapa.
"Oke, yeah, selanjutnya, selanjutnya. Sekali lagi, orang ini bahkan tidak sekelas dengan kita..."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Aku langsung melempar kertas jawaban Zaimokuza tersebut dan melanjutkan melihat jawaban-
jawaban yang lain.
Jawab: Aku benar-benar tidak bisa memasak. Juga, soal membersihkan rumah. Aku benar tidak
bisa melakukannya.
Jawab: Aku mengkhawatirkan hubunganku dengan ibu mertuaku kelak, bagaimana jika tinggal
bersama mereka ataupun tinggal terpisah dari mereka, dan juga bagaimana pembagian warisannya.
Karena aku sendiri punya banyak sekali saudara.
Kami membaca keras-keras jawaban-jawaban tersebut, akupun secara spontan mengatakan "Bleh",
merasa sedikit terganggu. Terutama yang terakhir tadi. Mau tidak ditulis siapa yang menjawab itu
atau tidak, kau bisa langsung tahu siapa yang mengisi kuisioner tersebut dalam seketika... Kami
menyelesaikannya tanpa membutuhkan satupun petunjuk!
"Well, jelas saja karena yang mengisinya adalah siswa di kelas kita."
Benar, seperit kata Yuigahama barusan. Semua kertas ini dijawab oleh siswa kelasku. Mungkin itu
jawaban dari Miura, Kawasesuatu-san, dan Ebina-san...
Bagi Miura, dia ini mirip, seperti, bagaimana dia dalam sehari-harinya sehingga aku tidak bisa
berpikir negatif tentang jawabannya. Seperti yang kauharapkan dari Sang Ratu.
Sedang Kawasesuatu-san...Tampaknya dia punya masalah yang berat, huh...Dia ini mirip Sachi
Usuko-san, orang-orang yang benar-benar ingin berusaha keras demi menggapai kebahagiaan.
"Menurutmu, bagaimana kita bisa memperoleh sesuatu dari jawaban-jawaban seperti ini?"
Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan ekspresi keheranan. Tidak, kau bahkan tidak perlu
berpikir dua kali soal ini, jawaban-jawaban ini tidak ada bagus-bagusnya...Dan aku bukanlah satu-
satunya orang yang berpikir seperti itu, karena Hiratsuka-sensei sendiri tampak menggerutu ketika
membacanya.
"Tapi akan sangat sulit untuk memperoleh jawaban yang bagus karena kita tidak pernah tahu apa
yang bagus dan buruk dari pernikahan itu sendiri. Karena semua orang yang ada disini tidak memiliki
pengalaman soal itu, maka kita akan memiliki banyak sekali hal yang tidak kita pahami..."
Satu-satunya contoh yang kita miliki hanyalah orangtua kita, dan bukannya kita tidak sadar akan
fakta itu. Mungkin juga kau akan memperoleh kesimpulan yang berbeda-beda karena melihatnya dari
sudut pandang yang berbeda. Kita berusaha membayangkan diri kita menjadi seperti mereka, dan ini
hanya akan menambah kesulitannya saja. Ini semakin bertambah sulit jika dilakukan orang yang
sedang dalam masa remaja dimana mereka akan sering sekali melakukan hal-hal bodoh.
Apapun yang kau lakukan, kau tidak akan pernah bisa menjadi orang lain yang bukan dirimu sendiri.
Bahkan orangtua kami juga merasakan hal yang sama. Realitasnya, menikah dan hidup bersama
orang lain mungkin jauh lebih sulit dari yang bisa kita bayangkan, aku tidak ragu akan hal itu.
Ketika aku mulai hanyut dalam pikiranku itu, Yukinoshita mengatakan sesuatu seperti baru saja
menyimpulkan suatu hal.
"Aku percaya kalau aku punya seorang kandidat yang saat ini masih remaja dan sudah memiliki
pengalaman yang terkait dengan masalah kita saat ini."
"Eh? Serius?"
"Ya. Ketika kita membahas seorang remaja yang berpengalaman dan terbiasa menderita demi
merawat orang terdekatnya yang tidak berguna, maka aku mulai yakin kalau gadis ini adalah gadis
yang paling berkualifikasi dalam hal ini."
Yukinoshita menjawabnya dengan detail. Mendengar hal itu, kedua mataku mulai berbinar-binar.
Eh, kau benar-benar kenal gadis yang seperti itu? Benarkah, serius? Gadis yang seperti itu pasti
bisa mensupport hidupku. Cepat kenalkan aku dengan gadis itu. Dengan begini, maka aku sudah
memenangkan kehidupan ini.
Setelah itu, satu jam terlewati dan gadis yang Yukinoshita sebutkan itu sudah datang. Wajah gadis
tersebut sangat familiar bagiku. Bahkan, aku melihatnya sejak pagi.
xxx
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Secara spontan, kedua mataku mulai ke penampilan 'busuknya' lagi, mataku yang berkaca-kaca
sebelumnya kini sudah hilang entah kemana. Sebaliknya, Komachi malah hanya tersenyum saja
melihat kami dari pintu ruangan Klub.
"Apa kau tadi tidak mendengarkan kata-kataku? Aku bilang kalau ada gadis yang sangat
berpengalaman dalam merawat orang yang tidak berguna."
Mungkinkah? Tidak, ini tidak perlu hipotesa lagi karena kata 'orang tidak berguna' itu kemungkinan
besar merujuk ke diriku...Well, karena dia tidak mengatakan pria yang tidak berguna, maka ini bisa
dikatakan kata-kata yang tergolong lembut dari Yukinoshita. Mungkinkah suasana hatinya sedang
baik hari ini?
Setelah Yukinoshita menjelaskan garis besar situasinya, Komachi mengatakan "hoh, hoh" dan
mengangguk.
Komachi menjulurkan tangannya dan Yukinoshita memberikan tumpukan kertas-kertas tersebut. Dia
menganggukkan kepalanya setiap selesai membaca satu kertas kuisioner.
"...Begitu ya, kupikir aku sudah punya gambaran tentang apa yang dikhawatirkan orang-orang saat
ini."
Cepat paham dan beradaptasi memang membuatnya terlihat seperti adik perempuan yang bisa
diandalkan. Bahkan dia dengan cepat bisa memahami permasalahannya. Well, mari kita
kesampingkan dulu Zaimokuza, perasaan khawatir tentang pernikahan dari Miura dan Kawasaki
memang bisa dipahami. Soal Ebina-san, ah sudahlah.
Komachi dan kami semua tampaknya sudah memahami situasi kami saat ini.
"Uh huh, hanya saja kita semua tampak ragu harus memulainya dari mana."
"Begitulah permasalahannya...Akan sangat membantu jika kau punya ide tentang apa yang harus
kami lakukan."
Setelah Yuigahama dan Yukinoshita berbicara, Komachi menaruh jari telunjuknya di kening, lalu
berjalan kesana-kemari sambil berpikir keras.
Lalu dia menepuk kedua tangannya, membuat suara yang keras. Kurasa situasi seperti ini terlalu
berlebihan...Dia bahkan tidak tampak seperti orang yang baru saja menemukan ide yang bagus...Tapi
jika mengesampingkan kekhawatiranku, ketiga orang disini tampak memandangnya dengan
ekspektasi yang cukup tinggi. Merasa kalau mereka semua memperhatikannya dengan serius,
Komachi menaikkan jari telunjuknya.
"Saat ini, berdasarkan survei yang sudah kubaca, orang-orang disini tampaknya kekuraangan sesuatu
yang bernama Poin Istri. Kita harus menaikkan poin tersebut."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Jangan khawatirkan soal nama yang tidak penting itu. Pada dasarnya, kita sekarang fokus dengan
'Bagaimana bersikap selayaknya seseorang yang sudah menikah!'".
Dia tidak mempedulikan kekhawatiranku itu, malahan dia mulai menjelaskan rencananya.
Mendengarkan rencana Komachi yang penuh semangat itu, Hiratsuka-sensei mulai berbicara.
"Itu frase yang bagus! Komachi akan meminjam frase itu sebagai judul kita! ✩"
Dia mengatakan itu dengan pose yang berlebihan sambil menulis sesuatu di kedua tangannya, dia
berdiri dan mengucapkan sesuatu dengan nada yang tinggi.
Yukinoshita, Hiratsuka-sensei, dan diriku hanya menatap Komachi dengan tatapan yang curiga, tapi
entah mengapa, hanya Yuigahama yang tampak antusias dengan menepuk kedua tangannya.
Tampaknya aku tidak akan mendapatkan jawaban itu hingga kiamat tiba.
xxx
Cara mendapatkan Poin Istri atau apapun itu akan dilakukan keesokan harinya karena Komachi
harus mempersiapkan beberapa hal.
Dan hari itu kini telah tiba. Meski kita semua berkumpul di ruangan Klub, karena mendapatkan
instruksi dari Komachi, para gadisnya pergi entah kemana.
Sementara itu, aku sendirian berada di ruangan Klub Relawan dan dipaksa harus menghabiskan
waktu luangku ini. Sebenarnya, ini bukan hal yang buruk-buruk amat. Sejak dulu, aku sangat ahli
dalam menjaga benteng sementara yang lainnya pergi entah kemana.
Ketika aku sudah mulai hanyut dalam bacaanku, HP-ku bergetar. Ketika kulihat, ternyata ada SMS
dari Komachi.
...Memangnya apa yang dia rencanakan dengan mengumpulkan semua orang di ruangan memasak?
Ah sudahlah, kalau sudah masuk yang namanya request dari adik perempuan, aku bisa apa lagi?
Aku lalu meninggalkan ruangan Klub dan berjalan menuju ruang memasak.
Lorong ruangan yang sepi seusai jam sekolah memang sangat nyaman bagiku. Suasana yang sepi ini
seperti sebuah kebohongan jika tahu kalau di jam-jam sekolah lorong ini gaduh bukan main.
Tapi ketika aku mulai dekat dengan ruangan memasak, entah mengapa suaranya jauh lebih berisik
dari biasanya. Aku bahkan bisa mendengar suara jeritan dari lorong ini.
Ketika kulakukan, Komachi yang sedang memakai celemek, berdiri seperti sudah menungguku
sedari tadi.
"Sebentar lagi akan dimulai Pelatihan Pengantin! Thump, thump ✩ Perebutan Poin Istri~♪"
Ketika dia meneriakkan itu, Komachi menunjukkan sendok kuah yang sudah disembunyikannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Sambil berpura-pura menggunakan sendok kuah tersebut sebagai mic, dia lalu berputar ke arah
belakang.
Di depannya, ada tiga orang yang memakai celemek yang sama dengan Komachi: Yukinoshita,
Yuigahama, dan Hiratsuka-sensei. Dan ada dua orang wajah familiar sedang duduk di sebuah meja.
"Aku sebenarnya tidak tahu kenapa aku dipanggil kesini, tapi...Semuanya, berikan yang terbaik!"
"Fumuu, semakin sedikit penjelasannya, semakin dalam kita memasuki acaranya, semakin terlambat
bagi kita untuk kembali. Baiklah! Aku, Sang Ahli Pedang, akan mengikuti permainan kalian!"
Mereka adalah Totsuka dan Zaimokuza. Apa Komachi yang memanggil mereka berdua? Ketika aku
sedang kebingungan, Komachi menunjuk ke sebuah kursi kosong.
Kurasa ini begini, mereka yang memakai celemek akan membuat makanan, sedang orang yang
duduk disini akan menjadi jurinya. Aku merasakan sesuatu hal yang kurang nyaman soal ini, meski
aku nantinya berusaha untuk kabur dari sini, Komachi akhirnya akan memaksaku untuk ikut serta.
Jujur saja, aku meragukan metode ini. Tapi diantara itu semua, ada satu hal yang sangat
menggangguku dimana aku harus memastikannya dahulu.
"Haruskan Totsuka menjadi jurinya? Hei, haruskah dia ada di ruangan ini?"
Aku menanyakan itu ke Komachi, tapi dia dengan santainya malah tidak mempedulikanku, dan
begitu saja berjalan menuju arah Yuigahama dan yang lainnya. Tunggu dulu, bukankah caranya tidak
mempedulikanku ini terlihat sangat kejam?
"Tema kali ini adalah 'Masakan Rumah Idaman Pria'. Kesempatan pertama diberikan kepada Yui-
san!"
Setelah mendengarkan pengumuman itu, Yuigahama lalu berjalan ke depan. Di tangannya, ada
sebuah piring stainless steel dimana aku sering melihat penampakan piring semacam ini di restoran
premium.
membuka penutup piring tersebut seakan-akan hendak menyajikan sebuah ornamen. Tapi reaksi
Komachi yang menyaksikannya malah tidak terlihat positif.
"...Err "
Ada sebuah saus hitam yang meleleh disana. Ada juga sayuran dan bawang yang gosong disana.
...Ala Jepang? Mananya? Tidak ada satupun hal disana yang menunjukkan Jepang, jika ada, itupun
seperti adegan sebuah gunung api yang sedang meletus...Ini mirip sekali dengan gambar dari
Gunung Berapi Kilauea, jika kau mengatakan 'ala' gunung itu, aku akan percaya. Terlebih lagi,
dimana bagian makanan ini yang terlihat seperti hamburger? Sekali lagi, apakah ini disebut
makanan?
Melihat sikapku yang sudah menyerah, Zaimokuza menjulurkan tangannya, tampaknya dia sangat
antusias untuk mencicipi masakan rumahan dari seorang gadis.
"Goramu goramu. Nano, nano, Nanjiro! Aku teringat dengan kata-kata orang bijak. Kau tidak bisa
menilai sesuatu dari penampilannya saja. Sepertinya, ada sesuatu yang enak dan itu tersembunyi
dibalik tampilan yang seperti ini..."
Entah mengapa, Zaimokuza mengatakan kata-kata yang mengagumkan, tapi realitanya, yang dia
katakan itu tidak ada benarnya, karena kata-katanya hanyalah omong kosong saja.
Ketika dia mulai memakan hamburger itu, Zaimokuza menggerutu "mu!" seperti mendapatkan
pencerahan dari Tuhan dan membuka matanya.
"Buhebo!"
Ketika dia meneriakkan itu, dia langsung pingsan di atas meja. Dia tidak bergerak sedikitpun.
Ruangan ini tiba-tiba mendadak sunyi.
Komachi terus menatap Zaimokuza, setelah mengkonfirmasi kalau dia mungkin sudah tidak akan
kembali lagi ke dunia ini, diapun menatapku.
"Eh?"
Ketika aku terkejut karena ditunjuk tiba-tiba, masakan Yuigahama terlihat jelas di depanku.
"Guh..."
Aku hanya bisa terdiam melihat pemandangan makanan yang menakutkan ini berada tepat di
depanku.
Meski aku tahu kalau Zaimokuza itu orang yang absurd, mengganggu, tapi melihatnya menerima
damage yang seperti itu, membuat nyaliku menciut. Aku hanya diam dan melihat makanan itu, sedang
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Dia memalingkan pandangannya dan pura-pura tertawa. Tidak, kalau memang ada opsi itu, aku tidak
akan mau mencicipinya. Kata orang, "Ketika tekad sudah menjadi tuannya, maka keadilan hanyalah
pelayannya".
Meski begitu, aku tidak bisa begitu saja lempar handuk disini. Aku harus menghargai hidup
pemberian Tuhan ini. Tidak lupa juga kalau Zaimokuza sudah menjadi tumbalnya, jadi, begini, um,
tahulah. Momen seperti ini memang tidak akan sering terjadi.
Melihatku yang menatapnya dengan aneh, Totsuka memiringkan kepalanya dan tersenyum.
Saat ini, satu-satunya hal yang bisa melindungi senyumnya adalah diriku. Tekadku mulai terkumpul,
jadi, selamat tinggal keadilan.
Dengan tekad baja, akupun mengambil sumpit. Lalu, kumakan semua yang ada.
Kuhancurkan, kugigit, kutelan. Hanya dengan satu gigitan saja, gorden dari Rasa Neraka dari
Koshien mulai dinaikkan.
"Hikki..."
Aku merasa kalau Yuigahama melihatku dengan mata yang berkaca-kaca. Jujur saja, aku saat ini
sedang menangis, tapi aku tidak bisa mengatakan itu dengan keras.
Dengan dilihat oleh semua orang, entah mengapa aku akhirnya bisa menelan itu.
Ruang memasak ini mulai sunyi kembali, dan suara sumpit yang kutaruh itu mulai menggema.
"Yeah...Well, bagaimana ya? Kalau kau sudah mempersiapkan dirimu dan memaksa dirimu untuk
memakannya, kurasa itu bukanlah sesuatu yang tidak bisa dimakan..."
Makanan barusan itu memiliki nilai nol dalam kemanusiaan, apalagi Poin Istri.
Yuigahama lalu berteriak kesal, tapi jika kau berniat untuk berteriak seperti itu, tolong berteriak
lebih keras...Karena diriku ini sudah menjerit-jerit sedari tadi.
"Aku tidak tahu harus mengatakan apa jika kau mengatakannya dengan wajah berwarna kebiruan
seperti itu..."
[note: Wajah kebiruan itu sebenarnya joke, karena wajah kebiruan adalah gejala umum dari
keracunan.]
Entah mengapa Yukinoshita terlihat kagum denganku, sedang Komachi secara cepat langsung
berada di sampingnya.
Dengan instruksi Komachi, Yukinoshia membawa masakannya. Piring dan penutupnya memiliki
model yang sama dengan milik Yuigahama tadi.
Ketika penutupnya diangkat, yang tersaji di piring adalah paella yang cantik. Yuigahama tiba-tiba
terlihat antusias dengan apa yang dilihatnya.
"Eh? Tapi di Saizeriya juga jual, kan mereka juga jual masakan Itali selain masakan Jepang...Eh?"
Yuigahama tampak bingung ketika Yukinoshita membetulkannya. Aku paham. Saizeriya juga
menjual paella. Di menu bagian Mediterania Sea memang punya menu bertuliskan Paella disana.
Paella tersebut dihidangkan kepada juri. Seafood memang bintang dari menu ini, dicampur dengan
daging dan sayuran. Nasi yang ditata indah juga terlihat menyegarkan, tiba-tiba aku merasakan angin
dari laut Mediterania.
Karena aku sudah menghabiskan sisa makanan Yuigahama barusan, aku memberikan kehormatan
untuk mencicipi ini pertamakali ke Totsuka. Kalau ini masakan dari Yukinoshita, maka tidak ada
yang perlu dikhawatirkan.
Ketika aku memintanya untuk mencoba terlebih dahulu, dia lalu tersenyum dan mengambil
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Itu bukan sesuatu yang patut dipuji. Aku cuma kebetulan sering membuatnya saja."
Yukinoshita tidak menunjukkan tanda-tanda basa-basi, dan dia tidak terlihat malu-malu ketika
mengatakannya. Dia mengatakannya dengan tenang, seperti biasanya.
Setelah Totsuka, akupun mencoba mencicipinya. Nasinya dimasak dengan baik, keseimbangan
bahan-bahannya sangat bagus, bahkan aku mulai merasa lapar lagi. Hanya saja, ini bukan level dari
seorang pengantin...
Meski aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi, Yuigahama menaikkan tangannya.
Dia tidak bersikap berlebihan ketika menyajikannya, tapi jika kita membahas tentang masakan
Komachi, maka aku tahu betul apa itu. Seperti biasanya, enak. Tapi apa-apaan ini, kenapa dia malah
berpartisipasi? Tidak ada gunanya menaikkan poin istri miliknya karena dia tidak akan menikah
dalam waktu dekat.
"Yeah. Well, tahulah. Seperti biasanya. Kau ini berusaha show off karena tahu banyak."
Karena Totsuka mengatakan itu dengan penuh kehangatan, Komachi terlihat seperti hendak
menangis saja.
"Uuu, Totsuka-san, kau memang orang yang baik...Poin Istri milikmu benar-benar tinggi sekali..."
Jujur saja, dia pasti pemilik poin tertinggi disini. Komachi dan diriku hanya bisa mendesah, tapi
dengan makna yang berbeda.
"Hah, ini buruk, buruk sekali. Sekarang, bintang dalam acara ini, kita punya Hiratsuka-sensei."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Hiratsuka-sensei tersenyum, penuh percaya diri, dan dengan bangga maju ke depan seperti hendak
menyajikan sebuah hidangan berkelas.
"Fufufu, ini!"
Tada! Muncul dari balik penutup piring tersebut adalah piring yang dipenuhi daging matang
berwarna kecoklatan. Tumpukan besar dari daging dan toge, bersama dengan porsi besar nasi.
Tumpukan daging, daging, dan daging ini terasa sangat sadis, dan barbar. Kemudian, aroma yang
menarik ini mulai mengundang rasa lapar, benar-benar memberikan rasa lapar yang luar biasa.
Kombinasi ini adalah sesuatu dimana diriku sangat familiar. Aku tidak ragu akan hal itu.
"Jangan bilang kalau ini!? Hanya ada daging dan toge yang dimasak, dengan diselimuti saus
yakiniku!"
"Bagaimana, Hikigaya?"
Sudah untuk dikatakan! Tapi entah mengapa aku bisa merasakannya! (kelezatannya)
Dengan sangat menyesal, aku tidak punya pilihan lain kecuali mengakui ini...
Uh, begini, kalau kau menyebut ini sebagai sebuah masakan, bahkan aku sendiri bisa
membuatnya...Dalam kategori menu masakan kali ini, Poin Istri milikmu sangat rendah, tahu tidak?
xxx
Pada akhirnya, memasak saja tidak cukup untuk menaikkan Poin Istri mereka, kami akhirnya
melanjutkan ke lomba berikutnya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Sekarang, selanjutnya adalah 'Kuis Istri! Apa yang akan kau lakukan?'"
Setelah mengumumkan itu, dia meminta para gadis untuk duduk dekat meja panjang tanpa
menjelaskan apapun. Di lain pihak, Totsuka masih duduk di kursi juri. Jenazah dari Zaimokuza juga
masih ada disitu. Kita tidak bisa menolak instruksi Komachi karena kita yang meminta bantuannya,
jadi kita tidak punya pilihan lain kecuali menurutinya.
"Sebentar lagi, aku akan menanyakan pertanyaan ke semua orang yang akan menaikkan Poin Istri
kalian. Semua orang akan menjawabnya seakan-akan mereka adalah seorang istri."
Fumu, jadi dengan kata lain, dia sedang melakukan studi kasus dengan metode kuis? Jadi mereka
yang duduk di dekat meja panjang akan menjadi partisipan. Begitu ya. Kalau begini, maka tempat
dudukku kali ini sangatlah jelas.
"Jadi tanpa dijelaskan panjang lebar...Err, apa yang kau lakukan disana, Onii-chan...?"
Komachi bertanya kepadaku setelah menyadari tempat dudukku saat ini, tapi jawabanku sangat
sederhana. Karena sebelumnya aku harus menjadi juri di lomba memasak, aku tidak bisa
berpartisipasi, tapi aku sangat yakin kalau aku punya poin istri yang lebih banyak daripada para gadis
disini. Aku akan mengajari mereka beberapa hal tentang menjadi istri yang baik.
Ketika Totsuka melambaikan tangannya kepadaku dari kursi juri, Komachi menggumamkan "ah
sudahlah" dan tersenyum.
"Ya sudahlah, terserah saja. Oke, mari kita mulai~. Pertanyaan: Ibu mertuamu komplain dengan
kebersihan rumahmu. Apa yang akan kau lakukan? Tolong tuliskan jawabannya di papan!"
Ah, jadi ada papan jawaban, huh? Tapi entah mengapa ada papan jawaban di depanku saat ini. Sejak
kapan Komachi mempersiapkan ini...?
Kutulis dengan cepat jawabanku. Merasa memiliki waktu ekstra, aku melihat apa yang dilakukan
peserta yang lainnya. Yuigahama tampak menggerutu sedang Yukinoshita mulai menulis jawabannya
dengan lancar. Hiratsuka-sensei tampak menggumamkan sesuatu.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Setelah mengkonfirmasi kalau semua orang sudah selesai, Komachi mulai berbicara.
Jawaban tersebut adalah jawaban tipikal dari Yuigahama. Dalam sinetron, Ibu Mertua biasanya akan
selalu mementahkan segala alasanmu hingga kau harus menurutinya, jadi aku tidak bisa katakan kalau
alasan itu adalah hal yang bagus...Sepertinya, dia punya jalan pikiran yang sama...
Setelah itu, giliran Yukinoshita yang membalikkan papan jawabannya dengan ekspresi kurang
tertarik.
"Tolong jelaskan secara logis dan mendetail bagian mana yang kurang memuaskan dari caraku
membersihkan rumah."
Aah, ini memang tipikal IBU YUKINOSHITA. Tampaknya dia tidak akan memiliki masalah karena
dia akan bisa membalikkan semua argumen dari Ibu Mertuanya. Sepertinya, daripada Ibu Mertuanya
yang terus dibantah, lebih tepat mungkin suaminya yang akan terus dibantah, tampaknya akan
menjadi kehidupan yang keras...Bagi orang-orang yang dekat dengannya nanti.
Selain itu, Hiratsuka-sensei mengatakan "fufu" sambil tersenyum, setelah itu dia membalikkan papan
jawabannya.
Mmm. Pembicaraan fisik, huh? Pasti itu. Jadi ini semacam punya pertempuran verbal. Jika kau bisa
memberikan alasan yang rasional dan diterima, maka kedua belah pihak akan berdamai. Jika aku
berusaha menjelaskan ini kepadanya, maka dia seperti merasa "Apa sih yang orang ini katakan?".
Kau akan bebas dari stress jika kau tidak lupa untuk balas dendam. Terlebih lagi, jika kau
memberinya masalah yang baru, maka dia akan melupakan masalah tentang kebersihan. Balas
dendam dengan memberi masalah baru adalah hal yang tepat. Ini seperti menambahkan garam ke luka
hingga kemenanganku tiba...
"Hoooh~, jawaban yang sangat individualistis...Untuk sementara, Sensei dan Onii-chan salah."
Komachi menggelengkan kepalanya melihat jawabanku, dan membentuk huruf "X" dengan
tangannya. Tidak bagus, huuuh. Well, kurasa menambahkan garam di supnya memang kurang
realistis. Kalau begitu, membuatnya lebih manis mungkin akan berhasil. Rasa yang lebih manis jelas
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Meski begitu, tidak ada hal yang berguna dari kuis semacam ini...Ketika memikirkan itu, Komachi
memberitahukan jawabannya. Sepertinya dia sudah menyiapkan jawaban yang tepat.
"Jawaban ala Komachi akan seperti ini. 'Curhat ke Ibu sendiri dan besok berusaha lebih baik'."
Yuigahama mengatakan itu dengan nada yang menyerah. Kau benar sekali. Ini seperti diselimuti
perasaan sudah bekerja keras, tapi kau terus menderita. Memangnya kenapa? Apa diluar sana benar-
benar ada seseorang yang sangat berguna di keluarga atau semacamnya?
Mengesampingkan jawabannya sendiri yang terlihat berat, orang tersebut tidak mempedulikannya
dan terus lanjut ke pertanyaan selanjutnya.
Ketika dia mengatakannya, Komachi mengatakannya seolah-olah dia adalah seorang pembawa acara
kuis.
"Besok adalah hari Natal. Tapi gara-gara suamimu yang tidak berguna itu, keuangan bulan ini terasa
memberatkan..."
Melihat Komachi yang mengatakan itu dengan ekspresi suram, Yukinoshita mengatakan sesuatu.
"Well, memang benar kalau di dunia ini ada pria yang semacam itu. Wanita yang mau mensupport
orang-orang seperti mereka adalah istri yang menakjubkan."
Merespon Yuigahama yang mengangguk, Hiratsuka-sensei memberikan jawaban yang serius. Maaf
ya? Bisakah kau berhenti melirik kepadaku ketika mengatakan itu?
Karena respon mereka yang tiba-tiba, Komachi menghentikan pertanyaannya. Dia lalu menaruh
kedua tangannya di pinggang dan menggerutu.
"Aku ini masih di tengah-tengah membacakan pertanyaan~...Jika dalam situasi itu, apa yang akan
kau lakukan agar bisa memberikan hadiah kepada anakmu?"
Suara dari jarum jam dan pena terdengar saling bersahutan. Setelah beberapa saat, Komachi kembali
berbicara.
Apa dia berusaha menurunkan kualitas hadiahnya atau sejenisnya? Well, itu memang jawaban paling
aman. Karena anak jaman sekarang bisa dengan cepat mendapatkan informasi mengenai harga mainan
daripada orang dewasa, mereka pasti sadar kalau ada sesuatu yang terjadi karena kualitas mainannya
tidak seperti yang diharapkan, benar tidak...? Hasilnya, anaknya akan menjadi anak yang selalu
membaca suasana sekitarnya.
"Sebuah buku."
Begitu ya. Tapi itu juga tergantung dengan buku apa yang hendak dia berikan, tapi kuakui kalau
sensasi membaca buku itu tidak bisa tergantikan oleh apapun. Kalau menghitung biayanya, bisa
dikatakan tidak membuat kantong tipis. Ini memang jawaban yang kau harapkan dari seorang
penggemar buku.
Sekarang giliranku.
"Menjelaskan kepadanya kalau Sinterklas tidak akan mendatangi anak yang nakal."
...Ini adalah sesuatu yang pernah diceritakan oleh Ayahku, dan aku mempercayai hal itu.
Dasar bajingan!
...Memangnya apa sih yang diceritakan kakekku kepada Ayahku ketika masih kecil dulu...?
Sebenarnya Natalku tidak 'buruk-buruk' amat karena Ibuku menyiapkan sesuatu untukku, sementara
di pikiranku waktu itu hendak menghajar Sinterklasnya...
"Aaahn, sepertinya semua orang tidak memperhatikan betul pertanyaannya. Inti dari pertanyaannya
adalah bagaimana menghadapi masalah itu."
Komachi menaikkan jarinya dan mengatakan itu. Sepertinya, ini bukan tentang hadiah apa yang akan
diberikan ke anak kita.
Yukinoshita tampak tidak percaya dan melihat ke arah Komachi dengan tatapan yang dingin, tapi
Komachi langsung melambaikan jarinya.
"Tidak apa-apa. Kakek dan Nenek akan sangat super peduli dengan cucu-cucu mereka. Sumber:
Komachi."
Ketika melihat Komachi yang menunjuk dirinya sendiri, mengingatkanku sesuatu. Ngomong-
ngomong, itu benar. Ketika aku masih kecil dulu, kedua Kakek dan Nenekku memang sangat baik
sekali.
"Well, itu benar. Tapi sikap mereka lebih peduli kepada yang paling muda."
Hiratsuka-sensei tertawa dan mengatakan itu seolah-olah mengejekku. Bukan-bukan, ini tidaklah
melankolis sama sekali. Maksudku bahkan sampai saat ini, orang yang paling peduli kepada Komachi
mungkin adalah diriku.
Orang yang sedang dibahas saat ini, Komachi, hanya melihat ke arah kursi juri.
"Umm. Melihat jawaban-jawaban mereka sampai saat ini, pendapat dari Totsuka-san?"
Setelah ditanya, Totsuka yang sedari tadi menonton mulai berpikir tentang jawabannya dan
tersenyum.
"Mendapatkan sebuah buku sebagai hadiah, tampaknya merupakan pengalaman yang luar biasa."
Sip, aku sekarang tahu hadiah apa yang akan kubeli tahun ini!
Mari kita membeli buku. Jadi buku semacam apa, hmm...? Karena dia ada di Klub Tenis, maka
sesuatu yang berhubungan dengan itu akan terasa bagus. Atau mungkin dongeng klasik atau novel,
atau juga cerita legenda. Rekomendasi dariku adalah "Sang Pangeran Kecil". Tapi, aku lebih memilih
untuk mengganti salah satu katanya hingga menjadi "The Prince of Tennis"!
Sepertinya wawancara dengan Totsuuka langsung berakhir setelah aku mulai memikirkannya.
Komachi kemudian mulai mengendalikan situasinya kembali.
"Okeee, terima kasih banyak. Well, well, ini adalah pertanyaan terakhir."
Komachi lalu menggunakan suara yang berbeda seolah-olah sedang memainkan peran tertentu.
"Belakangan ini, suamiku sering pulang larut malam...Mungkinkah dia berselingkuh? Apa yang akan
kau lakukan? Sekarang, silakan tulis jawaban kalian!"
Kulihat peserta yang lain, Yuigahama menggerutu akan sesuatu, sedang Yukinoshita hanya diam
saja dan menulis jawabannya. Hiratsuka-sensei sendiri seperti mengoceh akan sesuatu sambil
mengepalkan tangannya.
Ini mungkin agak terlambat, tapi aku benar-benar mulai tidak menyukai duduk disini...
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Kutulis jawabanku dengan berharap kalau ini akan cepat selesai, dan Komachi mulai mengumumkan
kalau waktunya sudah habis.
Komachi menunjuk ke arah para peserta dengan tangannya dan mereka mulai mengatakan
jawabannya.
"Khawatir."
Dari cara Yuigahama berbicara saja sudah jelas kalau dia khawatir.
"Memastikan kalau aku mendapatkan uang bulanan, uang untuk anak, dan bercerai."
Setelah melihat Komachi, aku mulai melihat jawaban dari peserta yang lainnya. Dan kedua mataku
berhenti di salah satu peserta.
Ketika aku mengatakan itu, Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan tatapan kosong.
"Oh, aku pasti salah mengartikannya, maksudku hendak menanyainya. Meski begitu, maknanya
kurang lebih sama."
Lalu dia tersenyum. Menakutkan. Ada apa dengang adis ini? Menakutkan. Aku bukanlah satu-
satunya karena Totsuka dan Yuigahama, dan tentunya Hiratsuka-sensei juga terkejut.
Tapi, sepertinya semua jawaban itu dianggap jawaban yang benar oleh Komachi.
"Mengesampingkan jawaban dari Onii-chan, jawaban semua orang disini berada di jalur yang benar,
tapiiiiii~ jawaban ala Komachi adalah yang seperti ini."
" Aku akan mempercayainya. Poin Komachi akan naik jika menjawab seperti itu."
Para gadis langsung mengatakan "oooh" dengan kagum seperti mendapatkan jawaban yang bagus.
Masih SMP dan punya kesadaran yang seperti ini, atau tepatnya, karena dia masih di SMP-lah maka
kata-katanya terlalu bermimpi seperti itu. Jika tidak begini, dengan mempercayai jawaban yang
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
seperti itu, ketika dia dikhianati, maka dia akan memiliki sebuah pengalaman yang mengerikan.
Aku tidak begitu saja percaya dengan apa yang orang lain percayai sebagai solusi, akan selalu
bekerja di setiap situasi. Tidak mempercayai, dengan kata lain, mencurigai adalah sebuah bentuk
pertahanan diri. Tidak melakukan itu maka sama saja dengan melukai dirimu sendiri.
Ketika aku menatapnya dengan penuh keraguan, dengan manisnya Komachi memiringkan
kepalanya.
"Mmm, pria yang Komachi sukai mungkin seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk
berselingkuh. Dan karena pria itu akan selalu mengalah dan juga bersikap seperti hinedere-san, aku
tidak perlu mengkhawatirkannya."
Apa dia ini bodoh...? Pria yang mau mengalah dan punya kepribadian ganda jelas-jelas tidak akan
pernah ada. Kuharap, dia mencari pria yang jauh lebih baik.
Komachi tersenyum dengan malu-malu, lalu dia tiba-tiba langsung kembali ke dirinya yang
biasanya.
Dia mengatakan itu dengan keras, akhirnya kita akn memasuki lomba terakhir dari Perlombaan
Poin Istri ini.
xxx
Aku hanya bisa duduk terdiam di ruang memasak, dipaksa untuk menunggu sendirian disini.
Sepertinya, Totsuka ada keperluan dengan aktivitas Klubnya sehingga dia pergi meninggalkan kami.
Sebelum pergi, dia mengatakan kalau sangat disayangkan tidak bisa melihat para gadis memakai
pakaian pengantin. Tapi akulah yang sangat menyayangkan hal ini karena aku tidak akan bisa melihat
Totsuka yang memakai pakaian pengantin...Tidak, kalau melihat situasinya, aku sendiri tidak
keberatan melihatnya memakai tuxedo! Malahan, aku ingin melihat dia dengan dua pakaian yang
berbeda!
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika aku mulai dihinggapi oleh halusinasiku, pintu terbuka dan Komachi masuk ke dalam.
Tipe pakaian yang dia pakai adalah tipe unorthodox dengan model mini-skirt. Sebagai atasannya,
dimana pada umumnya berwarna putih, ternyata ada warna kuning, memberikan kesan sehat, ceria,
dan manis.
Dengan penampilan barunya itu, antusiasme Komachi tampak lebih tinggi dari biasanya.
"Selamat menikmati, Pertunjukan Kostum Pengantin yang Memalukan~! Karena itulah, Komachi
juga mengganti pakaian. Onii-chan, lihat, lihat!"
Setelah aku mengatakannya, bahu Komachi terlihat menurun dan suaranya yang penuh motivasi tadi
hilang entah kemana.
"Ah sudahlah. Dia mengatakan omong kosongnya lagi. Sekarang, mari kita mulai pertunjukan ini
dari Yui-san."
Setelah Komachi mengumumkannya, dia menghadap ke arah pintu, dan suara langkah kaki yang
gugup mulai terdengar.
Yuigahama mengintip terlebih dahulu, lalu melihat ke seluruh penjuru ruangan. Akhirnya, setelah
meyakinkan diri, dia masuk ke ruangan memasak.
Pakaian yang dia pakai berwarna pink, memberikan kesan glamor yang tampak senada dengan
warna rambut Yuigahama. Rok pendeknya tampak mengembang dan diluar ekspektasiku,
memberikan kesan betapa kurus dan berjenjang kaki miliknya. Rok tersebut membalut tubuhnya
hingga area dada dengan dihiasi manik-manik yang berwarna cerah. Jujur saja, aku kesulitan untuk
melihat langsung ke arahnya.
Entah karena dia gugup ataukah dia tidak terbiasa memakai gaun, gerakannya tampak kaku dan
aneh. Ketika kedua mata kami bertemu, wajahnya memerah seperti hendak mengatakan kalau
memakai pakaian pengantin memang sangat memalukan. Aku bisa merasakan rasa malunya itu dan
mulai membuatku tertular, jadi tolong hentikan menatapku seperti itu...
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika Yuigahama sudah sampai di samping Komachi, dia lalu bergerak menuju belakang Komachi
seperti berusaha menjadikan Komachi tameng baginya.
Komachi mengedipkan matanya. Dia mungkin meminjamnya dari rival perusahaan yang terlibat
dalam majalah. Dia adalah adik yang tidak akan menyisakan satupun hal yang tersisa dalam event ini.
Ketika Komachi memanggil namanya, pintu terbuka tanpa adanya suara. Dan kemudian,
Yukinoshita dengan anggunnya memasuki ruangan tanpa adanya satupun suara.
Gaun panjang putih itu memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan efek tertentu. Bagian lengan
gaunnya, dihiasi oleh hiasan bunga dan lekukan di area kakinya memberikan kesan seperti tampilan
dari putri duyung. Sedang kepalanya, memakai semacam veil yang menggambarkan tumpukan salju
yang jatuh dibalik rambut hitamnya yang mengkilap. Gaun ini tidak berusaha menyembunyikan
kulitnya yang putih. Malahan, gaun ini seperti mempromosikan kecantikannya.
Dibalik veil tersebut, Yukinoshita menutup kedua matanya dan berjalan secara perlahan.
Dia tampaknya kurang menyukai itu. Meski jika kau tidak bisa melihat secara jelas, sangat mudah
melihat auranya, dan maksudku aura dia. Ketika veilnya sedikit berkibar, kau akan bisa melihat
dengan sekilas kalau wajahnya memerah karena kurang senang dan bercampur dengan perasaan malu.
"Ooh, dia tampak kurang senang...Bahkan veil sekalipun tidak bisa menyembunyikannya..."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"...Apa maksudmu?"
Sebuah tatapan yang dingin dan tajam menusukku dari balik veil itu. Pasti ini. Seperti bagaimana
kimono putih dengan mahkotanya, veil dari gaun harunya memiliki efek yang serupa. Meski,
tampaknya tidak memiliki efek bagi Yukinoshita.
Yukinoshita berdiri di samping Yuigahama dan Komachi yang memasang ekspresi puas. Tinggal
satu orang lagi yang akan tampil.
Dibandingkan dengan memperkenalkan dua gadis sebelumnya, kali ini Komachi tampak lebih rileks.
Membuatku sangat penasaran mengapa kata-katanya mulai terdengar sebagai "Yang laku
terakhir" daripada "Kontestan Terakhir".
Mengesampingkan cara dia mengumumkannya, pintu mulai terbuka secara perlahan. Seketika,
sebuah aura mulai menyelimuti semua orang sehingga orang-orang yang disini lupa kalau mereka
harus bernapas.
Berjalan masuk ke ruangan ini adalah seorang wanita cantik dengan mata yang tertutup, berjalan
selangkah demi selangkah dengan veil panjang menutupi wajahnya.
Bahkan Komachi yang menjadi pembawa acaranya, terkejut dan mulai lemas.
Ketika terpesona, Komachi mengatakan sesuatu. Tidak, bahkan aku sendiri hendak mengatakan
kata-kata yang sama...
Rambut hitamnya diikat, dengan posisi yang tinggi. Gaun pengantinnya membungkus tubuhnya dan
memperlihatkan punggungnya. Meski begitu, tidak bisa menyembunyikan keindahan lekuk leher
hingga bahu miliknya.
Gaunnya tipe orthodox, model klasik dan menampilkan keindahan setiap bagian tubuhnya. Dia
memakai sarung tangan berwarna putih yang terlihat pas di jari-jarinya dan rok yang memanjang dari
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
pinggangnya seperti memberikan dekorasi bagi tubuhnya, memberikan detail yang jelas akan kulitnya
dan lekuk dadanya.
"Hi-Hiratsuka-sensei. Cantiknya..."
Yuigahama dan Yukinoshita mengatakan sesuatu karena kagum dan terkejut, mereka tergerak begitu
saja meski mereka ini sama-sama perempuan.
Hiratsuka-sensei menatapku sambil tertawa. Senyumnya yang innocent ini mengesankan kalau dia
hendak sekedar becanda saja, seperti bertanya apakah ada yang kurang atau tidak dari gaunnya.
Kurasa ada baiknya jika aku mengatakan sesuatu yang taktis dalam momen seperti ini, tapi
tampaknya kedua mataku terjebak dalam penampilannya. Ketika aku menyadari itu, aku hanya bisa
terdiam. Kemudian, aku menggaruk-garuk wajahku untuk menyembunyikan rasa maluku itu.
Setelah semuanya berkumpul, maka ini adalah akhir dari Pertunjukan Kostum Pengantin. Dengan
begitu, Komachi mengumumkan sesuatu dengan suara yang keras.
"Dan hasilnya~!"
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Komachi bertepuk tangan ketika mengatakannya dan kami mengikuti instruksinya untuk bertepuk
tangan juga.
Dia lalu mengangguk puas dan Komachi menatap ke seluruh penjuru ruangan memasak ini.
Dia melihat ke arah tumpukan piring di tempat cuci, papan jawaban, dan para gadis yang memakai
kostum pengantin.
"Aah, semua peserta tampaknya tampil di bawah standar~...Pemenangnya cukup jelas, yaitu
Koma "
"..."
Ketika dia hendak menyelesaikan kata-katanya, ada sebuah tatapan yang penuh tekanan datang entah
dari mana. Saking kuatnya, membuat Komachi tidak bisa mengatakan lebih lanjut. Ketika kulihat asal
tatapan yang kuat dan abnormal itu, Hiratsuka-sensei memasang ekspresi hendak membunuh sesuatu.
"....."
Seperti berusaha kabur dari tatapannya, Komachi memalingkan wajahnya dari Hiratsuka-sensei. Alis
dari Komachi mulai basah oleh keringat.
"Sang...Pemenang...Adalah..."
"..........!"
Mengahdapi tatapan semacam itu, baju Komachi mulai menurun. Dia melanjutkan kembali kata-
katanya dengan lemah seperti hendak menghilang entah kemana.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika dia mengatakan itu dengan terbata-bata, Hiratsuka-sensei tersenyum ceria. Orang ini terlalu
gembira...
"Mm? Be-Begitukah? Well, ahahaha! Wow, aku tidak menyangka akan menjadi pemenangnya, huh!
Membuatku berpikir mungkinkah saatnya sudah dekat bagi diriku, hmm...?"
Yuigahama hanya bisa tertawa "tahaha" melihat Hiratsuka-sensei yang malu-malu, dan Yukinoshita
hanya diam saja dan mengembuskan napasnya. Komachi lalu mendekatiku dengan suara "fuee" yang
menyedihkan, sesenggukan, dan menyeka air matanya.
"Sudah, sudah..."
Ketika aku menepuk-nepuk kepala Komachi, tiba-tiba aku teringat akan sesuatu. Benar juga.
Mungkin karena Hiratsuka-sensei punya semacam sifat yang seperti itulah, dia masih single hingga
saat ini, huh...
Melihat Hiratsuka-sensei yang merayakan hal itu, Yuigahama tiba-tiba menepuk kedua tangannya
seperti teringat akan sesuatu.
"Ah, karena kita sudah sejauh ini, ayo kita ambil gambar bersama-sama!"
Komachi yang mendengarkan saran tersebut tiba-tiba tersenyum. Aku tahu kalau dia hanya pura-
pura menangis, tapi Onii-chan ingin memberikan masalah tambahan baginya...Dan karena kita harus
diambil gambarnya, dia mendorongku dari belakang.
"Jangan dorong-dorong..."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika aku didorong di dekat jendela dimana ada cahaya dari matahari yang sedang terbenam, aku
melihat Yukinoshita yang bergeser ke samping seperti hendak menghindariku. Lalu, dia mulai
menjauh dari jendela.
Meski dia mengatakan itu, Yuigahama yang berada di depannya langsung menangkapnya.
"Ya, ya..."
Ketika Komachi selesai mengatur kamera HP-nya, sepertinya dia menggunakan auto-timer, dia lalu
bergegas ke arah kami.
"Kurasa hal-hal semacam ini tidak buruk juga untuk bekal saat ini dan masa depan, benar tidak?"
Hiratsuka-sensei mengatakan itu dengan lembut. Dia lalu berdiri di sampingku dan menaruh
tangannya di bahuku.
Well, kalau untuk saat ini dan masa depan...Ah, akan kukirim fotonya ke Totsuka nanti.
Kemudian, suara dari kamera yang mengambil gambar mulai terdengar di ruang memasak ini.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
xxx
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Di hari Jumat, beberapa hari setelah Perlombaan Poin Istri, dalam suasana malam yang sudah larut.
Kami sudah menyelesaikan makan malam kami dan yang tersisa di ruang keluarga saat ini hanyalah
Komachi dan diriku, kedua orangtua kami sudah pergi tidur.
Aku hanya duduk di sofa, melihat laptopku dan diselingi oleh suara Komachi yang mencuci piring.
Kepalaku seperti mau meledak saja,tapi aku harus menulis artikel di sebuah halaman majalah lokal.
Besok adalah akhir pekan, jadi jika aku tidak mengerjakannya malam ini, maka aku tidak
mendapatkan satupun kemajuan.
Mamalia adalah hewan yang memiliki beberapa sifat alami. Karena aku juga dikategorikan mamalia,
maka aku harusnya tidak begitu aktif ketika malam hari. Serius, aku ingin tidur dan menyusu saja.
Aku bergulat dengan manuskrip yang harus kutulis, tapi aku tidak tahu harus menulis apa di kolom-
kolom ini. Waktuku mulai habis sedikit-demi sedikit hingga deadline.
Apaan sih yang gue lakuin selama ini? Tapi, bukan maksudku begitu, paham tidak? Hanya saja, aku
tidak ada ide sama sekali, tahu tidak? Apa kau paham perasaan semacam ini, hmm? Kau mungkin
tidak tahu, benar kan? Karena aku sendiri tidak tahu. Ah sudahlah, ayo tulis saja apa yang aku
pikirkan.
Yang kulakukan hanyalah menulis sebentar, lalu menghapusnya, hapus lagi beberapa, dan menulis
lagi, dan akhirnya itu terus terulang seperti sebuah pola. Tanganku akan berhenti menulis ketika aku
teringat tentang sesuatu dan mencoba meyakinkanku tentang tata bahasaku. Waktu yang kuhabiskan
untuk bermain Kancolle di laptop ini mulai terasa jauh lebih lama daripada waktu yang kuhabiskan
untuk menulis di keyboard ini.
Kurasa, hanya ini yang bisa kutulis untuk hari ini, huh...
Tepat ketika aku hendak memutuskan untuk menyerah, HP yang kutaruh di meja tiba-tiba bergetar.
Getaran yang semacam ini memberitahuku kalau ada telepon masuk. Aah, tapi tanganku sudah fix di
keyboard dan tidak mau bergerak lagi.
Ketika aku memutuskan untuk menyerah dan tidak mempedulikan panggilan itu, Komachi
mematikan kran air dan menuju ke arahku dari dapur sambil mengeringkan tangannya dengan
handuk. Dia lalu mengambil HP-ku dan memberikannya padaku.
"Onii-chan, telepon."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Mm."
Aku menangkap teleponku yang dia lempar ke arahku. Well, karena di tanganku sudah ada HP,
mustahil aku menolak panggilan ini. Ketika kulihat layarnya, tertulis nama Yuigahama. Kutaruh HP-
ku di bahu dimana aku sendiri ada sedikit gambaran tentang mengapa dia memanggilku, jadi kuterima
teleponnya sambil mengerjakan artikel ini.
"Halo?"
Prediksiku tepat sekali. Ini tentang artikel itu. Kalau memang sudah selesai, pasti akan kukirim
laaah.
"Kau mengatakannya seperti sebuah pekerjaan yang mudah saja bagiku. Bagaimana dengan kalian
sendiri?"
["Uh huh, aku sudah menggambar gambarnya. Yukinon sudah menggabungkan semuanya. Setelah
kita mendapatkan tulisanmu, maka kita sudah selesai."]
Sekali lagi, fakta kalau mereka sedang menunggu tulisanku, membuatku merasakan tekanan yang
tidak perlu sehingga tanganku mulai bekerja lebih lambat...Ketika aku hanya terdiam di telepon,
seperti merasa tidak enak dengan mereka, aku bisa mendengar suara yang lemah dari seberang sana.
Itu adalah suara Yukinoshita. Oh, mungkinkah Yuigahama sedang menginap di apartemen
Yukinoshita? Mereka berdua tampaknya serius sekali, hmm...?
Aku masih bisa mendengar suara Yuigahama dengan jelas. Sepertinya, Yukinoshita berada tidak
jauh dari Yuigahama.
"Belum selesai."
Sepertinya, Yuigahama sedang berbicara dengan Yukinoshita. Dia berhenti sejenak sebelum
menjawab lagi.
Bukankah kita sendiri tidak ada waktu untuk permainan telpon-telponan semacam ini, benar tidak...?
Setelah aku mengatakannya, aku mendengar di ujung telepon ada kata-kata yang terdengar pelan.
["Halo."]
"Yo."
Dia mengatakan itu dengan nada yang biasanya, nada yang dingin. Meskipun lewat telepon, kata-
katanya seperti berisi sebuah tekanan yang hebat.
Ketika aku gugup dengan kata-kataku karena merasa sedikit bersalah, sebuah desahan kecil
terdengar di ujung telepon.
["Hari ini sudah Jumat, jadi kuanggap jawabanmu dengan suatu hari di pekan ini adalah hari ini,
benar? Apa kau tahu kapan deadlinenya?"]
"De-Deadlinenya Senin..."
["Itu sudah masuk minggu depan. Kami akan biarkan kolomnya kosong sementara dan terus
mengerjakan yang lainnya. Setelah kau selesai, cepat kirimkan."]
Dia lalu menutup teleponnya, tidak sekalipun berniat untuk menunggu jawabanku. Hanya suara
telepon ditutup yang terdengar olehku. Kutatap teleponku dan menggumamkan sesuatu kepada diriku.
"...Bagaimana aku bisa mengirimkanmu sesuatu jika aku tidak punya nomormu?"
Inilah mengapa, tidak peduli seberapa besar usahaku, maka manuskripnya akan dikirim ke redaksi
majalah di hari Senin. Mau bagaimana lagi. Ini adalah salah Yukinoshita yang tidak mau
mendengarkanku...Well, fakta kalau aku tidak akan menyelesaikannya sebelum deadline akan
membuat kita impas, yep.
Akupun mengembuskan napasku, seperti merasa lega karena mengakhiri panggilan telepon ini.
Akupun menaruh HP-ku di pinggir dan menggerakkan bahuku.
Tapi kita tidak punya banyak waktu tersisa. Ini benar-benar menyakitkan, jadi lebih baik
kuselesaikan ini dengan cepat.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika aku mulai memfokuskan diriku ke komputer, secangkir kopi disajikan di depanku.
Ketika kulihat, Komachi sedang membawa dua cangkir. Satu cangkir lainnya adalah untuk dirinya.
Kuambil cangkir tersebut dengan mengucapkan terima kasih dan Komachi duduk di sampingku.
Sepertinya, dia hendak bersantai disini untuk sejenak.
Aku sendiri tidak tahu akan sampai kapan. Mungkin semalaman. Ketika aku mengatakannya, dia
menggelengkan kepalanya.
"TIdak apa-apa. Aku juga ingin membacanya, jadi aku akan menunggu."
Well, besok sendiri adalah akhir pekan. Kurasa tidak masalah jika tidur larut malam. Setelah
mencicipi kopiku, aku mulai menulis di keyboard.
Bekerja sendirian harusnya mengerjakan itu dengan santai, tapi jika ada seseorang yang
menunggumu dan duduk di dekatmu, satu-satunya hal yang bisa kulakukan adalah berusaha lebih
keras lagi untuk menyelesaikannya.
Aku berharap untuk menyelesaikan ini secepatnya. Aku terus menulis meski aku tahu skill
menulisku yang tidak seberapa ini mulai melemah.
Di malam yang sunyi ini, suara dari keyboard yang ditekan bergema. Malahan, aku bisa mendengar
suara tetesan air di dapur.
Dari semua suara itu, aku bisa mendengar suara embusan napas yang lemah dari seseorang yang
sedang tertidur.
Setelah menyelesaikan mayoritas tulisan dan tinggal sedikit lagi, kulihat ke arah sampingku,
Komachi sudah tertidur pulas.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ditemani beban yang sedang bersandar di bahuku, akupun menutup kedua mataku untuk sejenak.
Tanpa membuat Komachi terbangun, aku lalu menulis paragraf terakhir yang baru saja terpikirkan
olehku.
Entah itu masalah pernikahan ataupun tentang masa depan, tidak ada yang tahu apa yang akan
terjadi di jalan mereka kelak.
Dunia ini mengajarkan kalau mempersiapkan itu, berarti memberikan masalah-masalah yang baru.
Seharusnya, kita tidak serta merta mengesampingkan usaha mereka untuk memperoleh kebahagiaan
itu.
Kesimpulannya, wanita terbaik di dunia ini harusnya dengan cepat menikahi suami rumahan impian
mereka sebelum terlambat.
Selesai.
x Side A | END x
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
xxx
Suasana musim gugur terlihat semakin kental, salah satunya dengan banyaknya daun berubah warna
menjadi kemerahan. Tanda perubahan cuaca seperti itu bisa dilihat dengan mata, meski hanya sepele.
Akupun bisa melihat perubahan kecil di klubku sekarang.
Yuigahama nampaknya sedang bersemangat, menyebut judul webnya dengan cara yang aneh. Tidak
hanya menambahkan hentakan suara seperti drum, dia juga sesekali bertepuk tangan. Tetapi, diriku dan
Yukinoshita hanya menatapnya dingin.
Ini yang kumaksud tadi dengan perubahan kecil. Hiratsuka-sensei menugaskan Klub Relawan untuk
menangani e-mail konsultasi yang masuk. Kegiatan ini, adalah sebuah kegiatan yang digagas sendiri
olehnya.
Tetap semangat seperti biasanya, Yuigahama membaca sebuah e-mail dengan keras-keras.
"Mmkay, e-mail konsultasi pertama yang masuk berasal dari kota Chiba, nama pengirimnya : Aku
sedang galau."
Apa orang ini tahu gunanya fitur nama pengirim? Yang ditulis tadi seperti judul isinya saja. Disana
sudah tertulis "Tolong baca petunjuknya dengan baik", nampaknya si pengirim adalah type orang yang
tidak mau susah-susah untuk membaca hal seperti itu. Tch, tidak ada saran apapun untuk orang yang
tidak mau mematuhi aturan dalam mengirim e-mail. Bahkan aku merasa tidak bersemangat untuk
mereply-nya.
Sekarang kakak tingkatku sudah pensiun dari klub, dan aku menjadi ketua dari klub tenis. Bagaimana
aku membuat semua orang mengikuti instruksiku? Kalau ada hal-hal penting yang harus kuperhatikan,
tolong beritahu aku. Aku sangat menantikan jawabanmu.
...Hahaha, aku tahu. Jadi orang ini salah paham dan mengira kolom nama pengirim adalah kolom
mengisi isi surat. Ya ampun, membuat kesalahan selugu ini, kesalahan sekecil ini, tidak ragu lagi orang
ini sangat imut ketika sedang galau.
"Baiklah, ayo kita jalankan pertunjukan kita dan jawab masalah ini!"
"...Jika tidak keberatan dengan pendapatku, beri aku waktu sejenak untuk berpikir."
Sekali Yukinoshita, yang dari tadi hanya membaca buku dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di
ruangan ini, namanya dipanggil, dia langsung menutup bukunya dan berpose seperti orang yang sedang
berpikir.
"Pertama-tama untuk memperoleh kontrol adalah menunjukkan keunggulan dari posisimu sekarang.
Setelah kau berada di puncak, ikuti dengan menekan mereka, memanipulasi informasi, dan mengadakan
pembersihan politik. Jika kamu melaksanakan itu dalam setahun, seharusnya cukup untuk membuat
mereka mematuhimu."
Yukinoshita mengatakannya dengan senyum. Tahukah kamu kalau senyummu tadi sangat
menakutkan?
"Hmm, tapi bagaimana kenyataannya? Maksudku kalau tipe kepemimpinan seperti katamu barusan,
memang terkesan sangat bagus, tetapi kalau kau melakukannya terlalu jauh, orang-orang di sekitarmu
akan membencimu."
"Memang benar. Maksudku, ada ketua klub di luar sana yang melakukan kegiatannya berdasarkan apa
yang dia sukai dan kadangkala agak berlebihan, dan tidak mencerminkan kepemimpinan. Tidak lupa
kalau dia sendiri kurang populer."
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Yukinoshita mengatakannya dengan cemberut. Aku terkejut, ternyata dia juga peduli dengan sikapnya
selama ini...Kalau kau peduli, maka segera perbaiki sikapmu.
"Begini saja, kita jawab saja dengan 'pemimpin itu adalah orang yang menghadapi banyak masalah
untuk diselesaikan!"
Ketika Yuigahama menengahi pembicaraan kami, dia mulai menulis jawaban e-mail tadi.
[ Reply ]
Seorang ketua klub tidak hanya harus berdiri di depan dan menjadi pemersatu anggota lainnya. Tetapi
juga sebagai motivator anggotanya. Tetapi kalau kau melakukannya terlalu jauh, bisa berakibat
mereka akan meninggalkanmu. Jadi, ingat itu baik-baik dan lakukan yang terbaik!
Oke, berarti kasus ini kita anggap selesai. Lanjut ke e-mail selanjutnya, Yuigahama membacanya
dengan keras-keras.
"Umm, e-mail selanjutnya adalah... berasal dari kota Chiba, nama pengirim : Shogun yang ahli
bermain pedang."
Orang ini lagi...Karena orang ini sudah menjadi semacam pelanggan tetap, aku terlihat senang namun
tidak berdaya, jadi kumohon hentikanlah mengirim e-mail.
Setelah membaca email itu, Yukinoshita menunjukkan ekspresi wajah yang bingung.
"Seharusnya dia memperbaiki tata bahasanya dalam menulis e-mail ini dahulu...?"
Aku cukup yakin tingkat bahasa Jepangnya berada di level yang sama denganmu.
"Intinya, dia bertanya bagaimana ketika dia melakukan debut sebagai pengarang novel dan bisa terpilih
menjadi penulis light novel debutan terbaik di tahun yang sama."
Aku menjelaskan maksudnya dan membuat ekspresi kemenangan ke arah Yuigahama. Ekspresiku
hendak meminta pendapatnya, tetapi dia membuat ekspresi wajah yang cukup menjengkelkan.
"Eeeh? Bukanlah e-mail seperti ini adalah keahlian Hikki? Biar Hikki yang menjawabnya."
"Memberitahukan kepadanya secara jujur juga salah satu bentuk kepedulian kita."
Setelah Yukinoshita mengatakan kalimat itu, dia mengalihkan pandangannya ke buku di tangannya
dan melanjutkan kegiatan membacanya.
Jadi, bagaimana kalau begini? Aku menggeser laptop tersebut ke dekatku dan menulis jawabannya.
[ Reply ]
Hanya karena karyamu kurang diakui oleh pembaca, bukan berarti editor light novelmu yang salah.
Teruslah percaya diri dan maju ke depan dengan menjadi dirimu sendiri. Lanjutkan mengejar mimpimu
sampai saat terakhir tanpa menyerah, seakan-akan kau akan hidup selamanya.
Setelah puas menulis jawabannya, aku memperhatikan sesuatu. Arti kata yang mirip dari 'saat terakhir'
dengan 'sampai mati' adalah maksud utama jawabanku tadi.
Yuigahanma yang melihat jawabanku secara lugu terkejut, sedang Yukinoshita secara perlahan
melihatnya dengan tatapan yang sedih.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Hmm, mari kita katakan saja kalau tidak semuanya yang terlihat baik, itu baik.
Yahari Ore no Seishun Rabu Kome wa Machigatteiru
Volume 07.5 Bahasa Indonesia
Di translate oleh Aoi.
Zcaoi.blogspot.com
Timeline chapter ini tepat setelah vol 3 chapter 6, anda bisa katakan juga kalau ini adalah vol 3
chapter 7.
xxx
Bukankah kita terlahir untuk bermain? Bukankah kita terlahir untuk bersenang-senang?
Itulah yang tertulis di sebuah paragraf Ryoujin Hishou, kurasa garis besarnya hendak mengatakan
kalau alasan manusia itu lahir yaitu untuk bermain. Kalau begitu, jika hidup untuk bermain, maka
semua hal di dunia ini hidup untuk bermain-main saja.
Anggaplah tadi itu benar, jadi apa sebenarnya yang dimaksud bermain itu sendiri?
Bermain sendiri bisa dimaknai berbagai macam makna, dan jelas tidak sesederhana itu.
Misalnya, "Hei, hei Nona, ayo kita main bersama-sama!" jika kau mendengar itu, membuatmu
berpikir kalau orang-orang biasa harusnya mati saja. "Kau ingin main-main denganku, huh!?" jika kau
mendengar itu, jujur saja, orang-orang normal itu juga harusnya mati saja.
Memasak dengan pikiran hanya untuk main-main saja akan berakhir dengan tragedi dan ketika
berakhir buruk, "Aku hanya iseng saja~" sudah cukup untuk dijadikan alasan.
Dengan kata lain, tidak ada hal bagus yang dihasilkan dari sesuatu yang disebut bermain.
Di saat yang bersamaan, jika tujuan hidup adalah memainkan peran masing-masing, sedang kita
semua tahu tidak ada yang bagus mengenai bermain itu sendiri, maka hidup itu sendiri bukanlah hal
yang bagus.
Tapi memiliki pandangan ke depan tentang kehidupan menyedihkan dari manusia-manusia ini;
kurasa Ryoujin Hishou memang luar biasa. Kaisar yang tertutup seperti Go-Shirokawa, kurasa
botaknya itu bukanlah hal yang memalukan. Dia botak karena mengalami masa-masa sulit. Jika dia
berjejer dengan Bruce Willis dan Nicholas Cage, mereka harusnya menyebut diri mereka sebagai
"Tiga Orang Botak Terhebat di Dunia".
Menjadi botak sendiri adalah sesuatu yang keren, botak adalah sebuah status; aku merasa membuat
diriku lebih menghargai kebotakan terasa lebih memungkinkan daripada mencari cara bagaimana
menumbuhkan kembali rambut yang botak.
Jadi mengesampingkan hal itu, frase bermain dan merujuk ke hal apa adalah sesuatu yang harusnya
kita pertanyakan kali ini.
Apa sih yang terjadi jika yang kau lakukan hanyalah bermain saja? Kurasa mudah saja kalau kita
bilang 'kita sedang membangun masa depan yang hancur'.
Tapi menurut pengalamanku, "Orang yang bermain dengan serius bisa mengganti job mereka ke
Sage di lvl 20".
Oleh karena itu, well, tahulah...Mungkin sedikit bermain kali ini tidaklah buruk...
xxx
Pesta ulang tahun Yuigahama dimulai dari sebuah perencanaan, well sebenarnya tidak begitu,
katakanlah itu terjadi karena ada beberapa kejadian.
Yuigahama dan Yukinoshita. Lalu bertemu Totsuka di perjalanan dan Komachi di tempat
pertemuan. Lebih jauh lagi, bertemu dengan Zaimokuza dimana karena pertimbangan kemanusiaan,
kita akhirnya mengajaknya. Termasuk diriku, kita semua menuju ke tempat karaoke dan disana
mataku melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh kulihat.
Seorang Guru Wanita yang lajang, berusia sekitar 30-an tahun yang sedang menghabiskan waktu
luang sendirian di tempat karaoke setelah kabur dari pesta perjodohan. Jadi kau sedang menyanyikan
Enka untuk mengungkapkan itu, huh...
Ketika Guru Wanita yang berusia 30-an tahun dan sedang kabur dari pesta perjodohan itu melihat
kami, dia mengeluarkan suara yang menyedihkan dan kabur.
Udara di musim penghujan yang panas dan lembab ini, ditambah embusan angin yang menuju laut.
Bersamaan dengan embusan angin tersebut, ada sebuah suara yang terdengar oleh telingaku.
Itu adalah sebuah suara hati yang sederhana dan jujur dimana suara tersebut mulai menggema di
kegelapan malam kota ini.
Aku tidak tahu apakah itu Doppler Effect atau PaRappa Effect, atau entah apa itu, tapi suaranya
seperti tidak mau pergi begitu saja dari telingaku, aneh sekali. Selain itu, kedua mataku seperti hendak
meneteskan air mata dan hatiku serasa bergerak. Apa-apaan sih ini? Apa ini semacam efek gas
mustard atau sejenisnya?
Tampaknya, aku bukanlah satu-satunya orang yang tersiksa karena melihat pemandangan Hiratsuka-
sensei yang kabur entah kemana.
Tidak ada satupun orang yang berani mengatakan sesuatu, tapi orang yang paling berani muncul dan
mengatakan sesuatu, Totsuka, dia mengatakan sesuatu yang bernada khawatir.
"Hi-Hiratsuka-sensei. Dia tadi berlari sambil menangis, apa kalian pikir dia akan baik-baik saja...?"
Begitulah Totsuka. Dia baik sekali. Begitulah pikirku. Meski dia tampak seperti orang yang tidak
tegas, caranya melihat Hiratsuka-sensei memang terlihat seperti orang yang penuh dengan rasa peduli.
Namun, suara yang menjawab pertanyaannya barusan adalah suara yang dingin dan blak-blakan.
"Dia itu sudah dewasa, jadi harusnya dia akan baik-baik saja."
Setelah mengibaskan rambutnya, Yukinoshita mengatakan itu dengan tenang. Seandainya gadis ini
lebih pendiam, dia akan terlihat seperti gadis yang baik bagiku... Tapi apa yang dia katakan tidaklah
salah. Malahan, dia benar adanya. Aku sendiri malah setuju dengannya.
"Kurasa begitu. Terlebih lagi, dia memang terlalu banyak faktor dewasanya, terutama banyak dia
bagian umur dan sejenis itu."
Maksudku begini, dia itu wanita yang sudah dewasa, jadi tolong siapapun...cepatlah lamar dia.
"Fumuu, kata-kata penyemangat kalian barusan seperti sedang menertawakan sumber dari
maut....Suara lagu dari manusia adalah suara lagu para pemberani!"
Dengan ekspresi yang berapi-api, Zaimokuza menyeka keringat di alisnya, dia terlihat lebih
menjengkelkan dari sebelumnya.
"Well, kalau kita kesampingkan kejadian barusan, pesta ulangtahunnya memang menyenangkan
sekali."
Orang yang mengembalikan suasananya dengan suara yang menyenangkan barusan adalah Komachi.
Seperti yang kau harapkan dari senjata pamungkas milik Keluarga Hikigaya dalam masalah
komunikasi. Zaimokuza yang baru saja membuat semua orang jengkel bisa dia tepikan dengan
mudahnya.
Setelah itu, sebuah senyuman muncul dari wajah Yuigahama, dia juga merupakan pemilik skill
komunikasi yang baik disini.
Komachi lalu tersenyum kepada Yuigahama, sedang Yukinoshita yang sedari tadi melihat keduanya
terlihat tersenyum lega. Well, Yukinoshita memang terlihat benar-benar menikmati acara ini juga.
Kerja bagus.
Banyak sekali apresiasi yang ingin kukatakan kepadanya, tapi karena hari ini aku seperti sudah
membuat suasana hatinya yang sedang baik itu tiba-tiba menjadi buruk, jadi kuurungkan niatku dan
kusimpan itu untuk lain kali.
Jika Yuigahama merasa puas dengan semua acara ini, kurasa itu sudah cukup bagus.
Lagipula, aku bukannya hendak mengatakan kalau waktu yang kita habiskan terasa membosankan
atau sejenis itu.
Mendengar kata-kata Totsuka barusan, Zaimokuza dan diriku tiba-tiba melihat ke arah arloji kami.
"Benar juga, seperti katamu, ternyata sudah jam segini. Sebentar lagi akan gelap..."
Entah mengapa, Zaimokuza tiba-tiba melihat ke arah matahari yang sedang tenggelam di arah barat,
tapi jika aku ikut-ikutan seperti itu, aku terlihat seperti orang tolol saja, jadi kuputuskan untuk
membiarkannya begitu.
Yuigahama lalu melihatku pergi sambil melambaikan tangannya. Ketika aku menaikkan sebelah
tanganku untuk meresponnya, aku melihat seseorang yang mengendap-endap dari belakang
Yuigahama, Komachi.
"Yui-san! Bersinarlah!"
Apa yang hendak dia rencanakan kali ini...? Dengan diliputi rasa penasaran, aku putuskan untuk
mulai berjalan, tapi aku masih mendengar kata-kata Komachi.
"Apa kau tidak masalah dengan kami pulang seperti ini...? Mungkin kalau aku sendiri tidak begitu
berarti karena aku cuma adiknya, tapi kakakku mau keluar dan jalan-jalan seperti ini adalah SR,
dengan kata lain...SUPER RARE...Lain kali dia akan keluar....(menatap)..."
Komachi melihat ke arahku ketika mengatakan itu. Setelah itu, lambaian tangan Yuigahama tiba-tiba
melemah seperti sedang memikirkan sesuatu. Setelah itu, kedua tangannya benar-benar berhenti.
Yuigahama mengejarku.
Diundang, dan aku menolaknya. Ini adalah sikap seorang penyendiri agar tetap tercipta
keseimbangan dan sebuah insting dari seorang penyendiri untuk menghindari sesuatu. Maksudku,
begini, jika aku mengatakan "Baiklah aku ikut" dan ternyata itu hanya basa-basi dari mereka,
bukankah kau akan merasa tidak enak sendiri jika ini berubah menjadi semacam reuni SMP dimana
mereka membalasnya dengan tawa yang kecut, "Ah, ternyata kau ikut ya...?". Merespon basa-basi
dengan menggunakan basa-basi adalah apa yang mereka sebut dengan menjadi dewasa.
Tapi sepertinya Yuigahama tidak mengatakan sebuah basa-basi, malah dia mengkonfirmasi validitas
info dariku.
Komachi menggeleng-gelengkan kepalanya ketika menjawab itu. Well, keluarga kami memang
memiliki kebijakan tidak ikut campur urusan anak. Lagipula, kedua orangtua kami sibuk sehingga
jam-jam seperti ini tidak akan ada di rumah.
"Berbohong semacam itu jelas-jelas akan ketahuan jika mengatakannya di depan adikmu, entah apa
kau ini orang yang simple, berani, atau yang lain lagi...Diundang orang adalah sebuah kejadian yang
langka bagimu, jadi kenapa kau tidak menerima tawaran itu dengan baik?"
Yukinoshita mengatakan itu dengan ekspresi yang kurang percaya, tapi siapa yang mau pergi setelah
dinasehati seperti barusan...? Itu sekarang menjadi undangan terburuk yang pernah kuterima.
"Well, maksudku begini, kami ini punya kucing di rumah dan lain-lain. Aku harus secepatnya
pulang dan merawatnya."
Sebuah undangan yang bodoh harusnya ditolak dengan alasan yang bodoh.
Sebuah suara "Meooow" terdengar. Entah itu berasal dari otakku, atau mungkin Yukinoshita.
"Dia percaya!? Ji-Jika ini tentang kucingmu, kurasa tidak masalah! Se-Seperti, tahulah kata orang,
binatang peliharaan katanya mencerminkan pemiliknya atau sejenis itu, jadi kupikir dia tidak masalah
sendirian di rumah!"
Sebenarnya dia tidak salah juga karena Komachi dan diriku punya karakter 'tidak ingin diganggu
orang lain', tapi entah mengapa kata-katanya barusan lebih terdengar kalau aku ini terlihat seperti
tidak cocok dengan komunitas sosial atau sebuah kegagalan dalam sejarah manusia.
Tapi jika aku membahas ini, Yuigahama pasti tidak akan mau mendengarkan. Paling-paling, dia
akan menatapku dengan muram sambil menarik-narik lengan Yukinoshita.
"Sejak kapan kau memutuskan kalau semuanya ikut...? Hei, apakah itu juga termasuk diriku?"
Yukinoshita mengutarakan keberatannya dengan rencana yang baru dibuat tersebut dan Yuigahama
membusungkan dadanya seperti hendak memberitahu kalau itu adalah sebuah rencana yang wajar-
wajar saja.
"Ya ampun!"
"Be-Begitu ya..."
Yuigahama mencoba mengintip ekspresi Yukinoshita dengan khawatir, seperti bingung dengan
reaksi Yukinoshita, dia merespon dengan suara yang pelan.
Tapi, karena posisi Yuigahama ada di depannya, mungkin itu tidak akan bisa menyembunyikan itu.
Seperti terpesona oleh sikap Yukinoshita, dia mengembuskan napasnya.
...Aah, ini pasti situasi dimana Yukinoshita terlihat menyerah. Adegan girlish dan penuh cinta ini
terlihat begitu terangnya sehingga aku sendiri tidak yakin berapa banyak mosaik berwarna yang
dibutuhkan untuk membuat ini.
"Kalau begitu, kalau begitu...Ini artinya Yukino-san bersedia ikut, benar tidak!? Kalau begitu, berarti
Yukino-san menerima banyak sekali Poin Komachi!"
Berkebalikan dengan Komachi yang mengatakan sesuatunya dengan penuh semangat, Yukinoshita
membalasnya dengan nada yang tenang.
"Begitulah. Kalau kita membahas Yuigahama-san, aku tidak tahu seberapa memaksanya dia jika aku
menolak. Jadi kuputuskan untuk menemani kalian."
Seperti memperoleh sekutu yang bernama Yukinoshita, Yuigahama tiba-tiba meledak dengan penuh
energi.
Lebih jauh lagi, dia mendapatkan bala bantuan dari sebuah sumber yang tidak diduga.
"Itu benar, Hachiman. Persiapkan dirimu! Kalau Hachiman pergi jugaaaaaa, maka aku akan
ikutan pergiiiii!"
Aku seperti menjadi target dari panggilan sayang dari Zaimokuza. Sepertinya, belakangan ini dia
bersikap agak genit kepadaku, dan ini cukup menakutkan. Kenapa menakutkan? Karena ini bisa saja
berakhir dengan diriku mengakui eksistensinya.
Tapi aku sendiri, adalah seorang pria. Aku memiliki harga diri. Aku memiliki prinsip. Dan aku
memiliki sesuatu yang kupercayai.
Menarik kembali kata-kata yang sudah kukeluarkan adalah sesuatu yang tidak bisa kulakukan. Bagi
seorang pria, tidak ada kata-kata kedua. Jika ada sesuatu yang tidak ingin kulakukan, maka aku tidak
akan melakukannya. Meski ada suatu momen dimana aku mengatakan kalau aku akan melakukannya,
tergantung situasinya, belum tentu aku juga akan melakukannya.
Akan menjadi masalah nantinya jika mereka meremehkanku. Agar kehidupanku setelah ini terasa
lebih mudah, maka aku harusnya berusaha membuat rencana ini gagal. Karena itulah, setidaknya aku
akan mencoba mendebatkan ini kepada Yuigahama.
"Begini, Yuigahama. Pertama, apa sih yang sebenarnya akan dilakukan kita ketika kau mengatakan
'bersenang-senang'? Jika hidupmu sendiri tidak memiliki tujuan, maka hidupmu akan berakhir tanpa
kau sadari. Apa kau tidak masalah dengan itu?"
Yuigahama terlihat tersinggung, tapi harusnya dia bersyukur karena aku tidak menambahkan
kekerasan dalam ceramahku barusan. Tapi ketika aku mulai melihat ekspresinya yang mulai
mempercayai kata-kataku itu, tampaknya strategiku ini berhasil membingungkannya.
Ketika aku mulai merasakan itu, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan memiringkan
kepalanya.
"...Tapi itu ada benarnya. Istilah 'bersenang-senang' sendiri memang tidak merujuk ke sebuah
aktivitas spesifik."
"Mmm, ketika kau mengatakan 'bersenang-senang', kupikir itu mirip dengan istilah bermain 'kejar-
kejaran' atau 'petak umpet'. Tapi kalau itu memang benar, berarti istilah Poin Komachi..."
"Poin ini, poin itu, berhentilah mengatakan omong kosong. Apa kau ini kasir swalayan yang
menanyakan poin belanja menggunakan kartu apa sejenisnya? Sial, aku tidak membawa kartu itu
bersamaku saat ini."
Kalau diingat-ingat, kau merasa bersalah jika kau tidak membawa kartu itu bersamamu. Tidak lupa
juga, ketika kau mengatakan "Ah, tidak, terima kasih." sebagai pernyataan akhir, mereka tetap akan
bertanya "Apakah anda bersedia dibuatkan kartunya?" Kurasa akan sangat bagus jika kau
meresponnya dengan "Ah, tidak, terima kasih". Apa sih "Ah" itu? Apa memang ada aturan untuk
menggunakan bahasa Inggris di awal kalimat atau sejenisnya?
"Banyak juga istilah yang tidak jelas seperti warna, dingin, raja tanjakan...Umm, apa lagi ya..."
Totsuka memberikan yang terbaik sambil melipat jari-jarinya ketika menyebutkan hal-hal tersebut.
Sepertinya dia mencoba menjawab pertanyaan "Apa sih arti sebenarnya dari bersenang-
senang?" dengan memberikan contoh-contoh istilah serupa. Kadang, dengan memberikan beberapa
hal-hal yang sejenis, kau mungkin saja bisa menemukan kebenarannya. Sebuah metode yang bagus.
Cara dia berbicara dan berpikir itu, benar-benar lugu dan indah. Karena itulah, kuputuskan untuk
membantunya.
Ketika aku mengatakan itu, Yuigahama membuka mulutnya dan bertanya karena heran. Ada apa
dengannya? Kenapa dia dengan bodohnya bisa membuka mulutnya seperti itu? Tutuplah atau
kubuang sampah kesana!
Ketika aku menatapnya dengan mata busukku ini, Yukinoshita menepuk bahu Yuigahama.
"Yuigahama-san. Hikigaya-kun ini tidak punya punya pengalaman diajak 'jalan-jalan' ataupun pergi
'bersenang-senang', jadi dia sendiri tidak punya gambaran tentang itu. Tolong pahami dari sisi itu."
"Jangan meminta maaf dengan wajah serius begitu. Sialan, padahal aku sudah berhasil melupakan
masa laluku soal hal itu."
Juga, Yukinoshita, kau sendiri tampak seperti hendak mencairkan suasananya dengan terlihat peduli
denganku, tapi bukan itu masalahnya, oke? Kenapa kau malah tersenyum manis ketika mengatakan
itu, huh?
"Diamlah, aku ini adalah seorang pria. Aku hidup untuk masa depan!"
Langsung melompat ke pembicaraan ketika ada peluang pertama muncul, Komachi langsung
membahas sesuatu yang terjadi di masa laluku sebagai anak muda yang sangat indah. Well,
sebenarnya lebih tepat disebut masa lalu yang terkutuk daripada indah.
Dan kemudian, Yukinoshita terlihat antusias dan tersenyum seperti yakin akan sesuatu.
"Ikut dalam sebuah kegiatan outdoor fisik bukanlah sesuatu yang bisa kau lakukan, kecuali bersama
seseorang. Aaah, jadi begitu alasannya kau dipanggil Hikki? Nama itu memang menunjukkan sifatmu.
Kurasa, nama itu benar-benar akurat.
Manisnya. Semanis MAX COFFEE. Apa-apaan sih, kalau itu jelas super manis. Well, kalau mau
yang semanis itu, aku harusnya pesan gelato di Saizeriya. Sekali lagi, kenapa sih MAX COFFEE
terlihat lebih manis dari makanan manis lainnya?
"Ha, jangan meremehkan penyendiri. Kami ini sudah terbiasa melakukan aktivitas fisik luar ruangan
sendirian."
"Yep, yep, Onii-chan suka masuk ke kotak kardus sendirian atau bermain lempar kaos kaki ke
keranjang cucian dengan berhalusinasi menjadi sesuatu!"
Maaf Nona? Komachi-chan? Kenapa kau memberitahu hal itu? Begini Nak, Nona Yukinoshita mulai
terlihat sedih mendengar itu, tahu tidak?
"Jadi kau melakukan hal-hal semacam itu di masa lalu, huh...? Apa kau ini seorang idiot...?"
"Ketika aku melakukan itu, ternyata terasa menyenangkan, jadi mau bagaimana lagi?"
Malahan, itu terasa bertambah menyenangkan jika sering melakukannya. Belakangan ini aku sering
berhalusinasi menjadi seorang pitcher, dengan menggunakan kaos kaki sebagai sarung tanganku.
Ketika aku membayangkan sedang masuk inning kesembilan sebagai inning penutup, aku berpikir
kalau aku sedang menahan tim musuh untuk mencetak angka. Ini ternyata sangat menyenangkan.
Ngomong-ngomong, lemparan pamungkasku adalah knuckle ball.
Ketika aku hendak menjelaskan mereka panjang lebar, setelah membayangkan bagaimana reaksi
mereka jika kujelaskan seperti itu, kuputuskan untuk tidak melakukannya. Bahkan adikku, Komachi,
tampak tidak tertarik dengan itu dan mulai menggerakkan topiknya.
"Oke, jadi mari kita katakan kalau kegiatan yang akan kita lakukan adalah kegiatan yang
menyenangkan...Onii-chan, ayo pergi!"
"Eeeeh..."
Aku merasa kalau aku sedang didorong. Meski aku sendiri masih ragu, Totsuka mulai mengatakan
sesuatu.
"Umm, kupikir aku akan ikut sekalian...Aku akan senang jika Hachiman juga ikut."
"Jadi kita akan pergi kemana? Apa yang harus kita lakukan? Mari kita bermain sebaik mungkin
tanpa melanggar hukum!"
Apa-apaan barusan! Kau harusnya mengatakan itu sejak awal! Ini jelas-jelas akan terasa
menyenangkan!
"Fumuu. Cepat sekali dia berubah. Benar-benar super rapid transformation...Orang menyedihkan
yang keren!"
Ketika aku mulai terlihat meledak-ledak, Zaimokuza menunjukkan jempolnya kepadaku. Akupun
hampir melakukan itu, tapi untung Zaimokuza barusan bersikap seperti itu, sehingga kuputuskan
untuk menahan diriku. Terimakasih, Zaimokuza.
"Sikapmu barusan menurutku terasa janggal...Ngomong-ngomong, itu artinya kita sudah sepakat!"
Awalnya, setelah melihat percakapan antara Totsuka dan diriku, ekspresi Yuigahama tampaknya
seperti ada sesuatu yang janggal, tapi setelah mengangguk sekali, dia dengan ceria menepuk kedua
tangannya.
"Tapi apa yang sebenarnya kita lakukan di kegiatan 'bersenang-senang'? Bermain petak
umpet ataupun kejar-kejaran terdengar sesuatu yang janggal untuk dilakukan orang seusia kita..."
"Sebenarnya tidak serumit itu...Dulu teman SD-ku mengatakan bersenang-senang berakhir dengan
bermain rumah-rumahan."
Malahan, mereka yang bermain rumah-rumahan itu malah mengobrol dengan santai sesuai peran
yang mereka mainkan. Jika mereka melakukan itu dengan santai, kurasa mereka semua terlihat
bahagia. Tapi jika mereka mulai merasa kalau mereka perlu melakukan percakapan sesuai dengan
kehidupan dunia nyata, mereka akan merasakan kalau hidup mereka ternyata menyedihkan. Itulah
yang terjadi jika orang-orang berusaha menghindari kenyataan dalam kehidupan mereka. Ketika
seseorang menyadari kalau perasaan mereka pada akhirnya bisa bersimpati dengan perasaan orang
lain, disitulah orang itu akan merasa kalau sebaiknya dirinya tidak perlu berhubungan dengan orang
lain.
"Oh, tampaknya aku baru saja mendengar sesuatu yang tidak biasa darimu. Itulah yang kau harapkan
dari orang yang selalu bermain petak umpet di kelas, kau ternyata memandang sesuatunya secara
berbeda."
"Begitulah. Aku memang sangat ahli dalam hal itu sejak lama. Bahkan ketika SD dulu, entah
mengapa semua orang malah langsung pulang ketika aku masih bersembunyi."
Yukinoshita menaruh tangannya di kening dan mendesah. Begini, tahu tidak, dulu itu seperti
mustahil bagiku bisa bersama mereka. Tapi Yuigahama tampaknya punya opini berbeda.
"Tapi Hikki, ini bukan masalah kau bersembunyi di kelas atau sejenisnya. Kurasa, matamu yang
buruk itu benar-benar sesuatu."
"Serius ini, kenapa hari ini semua orang terlihat jahat sekali kepadaku..."
Bahkan Iblis yang jelas-jelas jahat saja ogah untuk memperhatikanku...Hachiman, kau sebenarnya
tahu soal ini, benar tidak? Kalau semua orang di 2F sebenarnya akrab satu sama lain! Kecuali
dengan dirimu.
"Te-Tenang saja Hachiman. Kali ini aku disini. Ngomong-ngomong, ayo kita putuskan kemana kita
akan pergi. Oke?"
Hachiman, ada yang memperhatikanmu! Seorang malaikat, tapi, ah, ah, ternyata bukan. Totsuka-lah
yang mengatakan itu. Hatinya memang sangat lugu, seperti diciptakan di surga...
"Fumu, kalau tidak ada yang punya ide, kurasa ke tempat arcade terdengar bagus. Itu adalah
rekomendasi super dari semua rekomendasi milikku."
Ketika aku masih melamun, aku merasa seseorang mengatakan sesuatu dengan suara keras, tapi
seperti kata Totsuka barusan, kita harusnya memutuskan kemana kita akan pergi.
"Ha! Tempat Arcade! Di dekat sini ada juga! Begini, Komachi setuju dengan tempat arcade!"
"Kurasa itu bagus juga, tempatnya juga dekat dari sini. Aku pernah pergi kesana dengan Hachiman,
tapi kami sendiri tidak memainkan banyak permainan ketika disana."
"Baiklah, kalau Totsuka mengatakan begitu, kita semua menuju arcade. Tidak boleh ada yang
menolak."
Aku setuju dengan Totsuka yang setuju dengan Komachi. Yukinoshita dan Yuigahama sendiri
tampaknya tidak keberatan dan menganggukkan kepala mereka.
"Huuuh!? Bukankah barusan itu aneh!? Bukankah aku yang mengusulkan itu pertama kali~?"
Hanya satu orang disini yang terlihat masih menggerutu dan protes, tapi ketika kami mulai
mendorongnya sambil mengatakan "Ya,ya, terserah lo aja!", kami mulai berjalan menuju tempat
arcade terdekat.
Baiklah, ke tempat arcade bersama Totsuka! Akan sangat bagus jika aku bisa berfoto berdua
dengannya!
xxx
Tempat arcade.
Bagi para siswa SMA, itu adalah tempat yang sangat familiar bagi mereka. Karena memiliki
rombongan sendiri, suara dari para pasangan kencan dan rombongan lain di tempat ini tidak terasa
mengganggumu. Dengan bersama rombongan sendiri, kau merasa kalau kau seperti dibentengi
sesuatu terhadap dunia luar, membuatmu bisa merasa santai dan nyaman. Karena suasana ramai
seperti inilah seseorang yang berada disini merasa seperti menjadi bagian dari keramaian ini, bahkan
orang sepertiku saja bisa merasa santai berada disini.
"Tempat ini berisik sekali...Sebenarnya, apa yang harus kita lakukan di tempat seperti ini?"
Yukinoshita melihat ke arah sekitarnya seperti tidak familiar dengan tempat seperti ini. Seingatku,
tempo hari kami berdua pernah pergi ke tempat arcade di Lalaport, tapi arcade di Lalaport memang
didesain untuk hiburan keluarga, dimana tempatnya didesain lebih tenang dan nyaman. Jadi, tempat
arcade seperti ini yang ramai dan berisik mungkin merupakan pengalaman pertama baginya.
Tidak ada gunanya jika kita hanya berdiri dan diam di arena arcade. Kusarankan kepada yang
lainnya dan kita putuskan untuk berjalan-jalan dan melihat-lihat sebentar. Sambil berjalan ke sekitar
kami, Yuigahama seperti menyadari sesuatu dan menunjuk ke arah tersebut.
"Huh, lebih asik main secara online, kau bisa melawan pemain-pemain terbaik di seluruh negeri."
Game jaman sekarang, mayoritas dimainkan secara online. Memang akan terasa lebih bagus jika ada
yang memperhatikan mereka yang tidak punya teman dan mereka yang ingin kabur ke hutan dan tidak
punya tempat yang dituju.
"Apa yang akan kita lakukan? Komachi-chan, apa kau mau bermain mahjong?"
"Ayo saja! Aku ingin bermain dengan Yui-san! Memakai mode turnamen nasional!"
"Kalian lebih baik tidak usah main itu. Kalian sepertinya sangat ahli soal itu, jadi hentikan saja."
Juga, sepertinya kakak dari Yukinoshita, Haruno-san, terlihat seperti orang yang menyukai susunan
setnya sementara Kawasesuatu-san tampaknya sangat tangguh dalam menyusun setnya. Sepertinya,
semua orang tampak kuat dalam sesuatu...
Sementara aku memikirkan itu, Yukinoshita terus menatap ke arah meja permainan mahjong dari
kejauhan dan menggumamkan sesuatu.
"Apa mahjong itu sesuatu yang dimainkan oleh perempuan? Entah mengapa aku merasa kalau
mahjong memberikan kesan seperti itu."
"Kurasa begitu. Memang kesannya seperti sebuah permainan yang dimainkan oleh para pria. Pria-
pria yang memainkannya terkesan maskulin dan keren..."
Seperti kata Totsuka barusan, membayangkan para pria sedang bermain mahjong adalah hal yang
sangat mudah. Jadi sesuatu seperti malam hari ketika darmawisata, kau akan sering melihat adanya
permainan mahjong di kamar para pria.
Sama seperti mereka, aku juga bermain mahjong. Begitulah, tapi aku hanya tahu cara bermainnya,
sedang aku sendiri tidak tahu cara menghitung poinnya. Aku sendiri tidak tahu harus belajar ke siapa
karena tidak ada yang mau bermain mahjong denganku. Tapi karena adanya komputer, maka
menghitung poin bukanlah masalah lagi.
Tampaknya, aku secara tidak sadar mulai menikmati pemandangan di stand mahjong ini. Komachi
yang memperhatikan sikapku ini mulai tersenyum seperti seekor kucing.
"Ah, mahjong yang biasanya disukai oleh Onii-chan adalah yang seperti itu, bukan? Mahjong
dimana yang kalah harus melepaskan bajunya."
"Hei, idiot, jangan banyak bicara! Berhentilah membicarakan itu di tempat seperti ini. Totsuka
mungkin saja mendengar itu, sialan!"
Jangan menyebarkan gosip-gosip negatif seperti Onii-chan bermain game ini dengan aturan yang
tidak waras, oke?
Kalau begini, Totsuka nantinya akan membenciku dan wajahnya yang memerah itu akan berkata,
"Ma-Mau bagaimana lagi, huh? Ha-Hachiman kan cowok dan..." Apa coba yang harus kulakukan
jika dia mengatakan itu dengan wajah yang memerah? Aku seperti mau mati saja, atau mungkin, aku
mulai membayangkan seorang gadis manis yang sedang berada di ladang kubis yang sedang
beradegan porno dan itu tidak disensor!
Tapi aku sedang beruntung karena Totsuka tidak mendengarnya. Setelah merasa lega, aku merasa
kalau Yukinoshita sedang menatapku dengan dingin seperti ada seseorang yang menuangkan air
dingin ke punggungku.
Entah apa dia marah atau merasa jijik sehingga dia menatapku seperti itu. Kau menakutkan sekali.
Karena dia terlihat menakutkan, aku memalingkan pandanganku dari Yukinoshita dan yang kulihat
saat ini adalah Yuigahama yang sedang memberikan tanda kepadaku untuk mendekat ke arahnya.
"Ah, coba lihat, lihat disana. Sepertinya perempuan juga suka main mahjong, lihat yang itu...Dan,
huh...?"
Tertarik dengan apa yang dilihatnya, aku mulai melihat ke tempat yang sedang dia lihat. Ternyata,
aku melihat sosok dari seseorang yang sedang memancarkan aura yang sangat menyedihkan.
"Oh, tampaknya aku mendapatkan set yang bagus kali ini. Tampaknya aku sangat dicintai oleh
mahjong hari ini. Tapiiiii kenapa tidak ada pria yang mau mencintaiku, huuuh? Oh, ini Pon, Kan,
Shin, hanya becanda, hahaha, haaa..."
Asap rokok yang diembuskannya mulai menutupi wajahnya, meski begitu, aku sangat yakin dengan
identitas dari sosok ini.
"Itu Hira...Tsuka...Sensei..."
Tampaknya setelah Hiratsuka-sensei kabur di depan kami tadi, dimana kami sedang bingung
menentukan kemana kami akan pergi, dia pergi ke tempat arcade dan bermain mahjong untuk
menghibur hatinya. Zaimokuza lalu terlihat menaruh tangannya di dada dan membetulkan
pakaiannya, sementara Totsuka sendiri mulai memalingkan pandangannya dengan ekspresi yang
penuh dengan rasa simpati.
Berkebalikan dengan suasana yang harusnya ceria, ternyata dia menebarkan aura menyedihkan ke
sekitarnya.
Ketika aku mulai khawatir apakah aku harus menyapanya atau pura-pura tidak kenal, Yukinoshita
mendorongku dari belakang.
"Jangan dorong aku. Juga, jangan memaksaku untuk melakukan itu, oke?"
Sejak kapan diputuskan kalau aku yang melakukannya, huh? Sekali kau terlihat peduli dengannya,
dia akan terus mengoceh dan mengoceh, jadi aku sangat malas untuk terlibat dalam hal ini, tahu tidak?
"Seorang guru wanita yang single dan sedang patah hati...Hah! Kurasa yang ini juga bisa! Selama
berada dalam penanganan Komachi, maka kemungkinan itu akan selalu ada! Semakin banyak
calonnya memang semakin bagus..."
Ketika kulihat, Komachi seperti sedang menghitung sesuatu karena dia terlihat melipat jari-jarinya
dengan perlahan. Setelah itu, dia menaikkan tangannya dan berjalan ke depan.
Seperti kata Yukinoshita barusan, Komachi tersenyum sambil mengatakan "nehehe". Kurasa
ekspresinya yang seperti itu cukup familiar denganku.
"Ketika dia tersenyum seperti itu, tidak akan terjadi sesuatu yang bagus setelahnya..."
"Benar kan...? Well, tapi itu juga yang membuatnya terlihat manis."
"Dasar siscon..."
Yuigahama mengatakan itu dengan ekspresi yang terkejut. Memangnya apa yang salah dengan itu?
Aku ini sebenarnya bukan siscon, aku hanya berusaha menunjukkan betapa besar cintaku ini kepada
adikku.
Dan adik tercintaku itu sedang mengendap-endap di belakang Hiratsuka-sensei, lalu dia
memanggilnya dengan suara yang se-enerjik mungkin.
"Seeeeensei♪."
"Mm? W-Whoa, adiknya Hikigaya...A-Ada apa ini?"
Hiratsuka-sensei tampak kaget dan membuat suara yang cukup berisik karena tidak menduga kalau
akan ada seseorang yang memanggilnya. Melihat lehernya itu membuatku mulai membayangkan
bagaimana punggungnya. Mungkin ini tidak ada hubungannya, tapi kalau melihatnya dari belakang,
dia ternyata cukup erotis.
Kalau kakaknya saja tidak tahu apa rencana yang ada di kepala adiknya, apalagi lawan bicara dari
adikku saat ini. Komachi langsung berbicara ke Hiratsuka-sensei sambil berusaha tetap dekat
dengannya.
"Bukan, bukan itu. Kebetulan, Komachi dan yang lainnya datang kesini untuk bermain. Jadi,
Komachi berpikir untuk mengajak Sensei bergabung bersama kami. Atau mungkin lebih tepatnya,
kakakku itu butuh seseorang yang bisa mengawasinya untuk saat ini atau sejenis itu."
Hiratsuka-sensei memberikan persetujuannya, dan dia terbujuk oleh Komachi. Yukinoshita yang
sedari tadi melihat interaksi mereka berdua, terdengar sedang mengembuskan napasnya.
Ketika dia mengatakan itu, Yuigahama bergegas bergabung bersama Hiratsuka-sensei dan Komachi.
Sedang di belakangnya, Totsuka dan Zaimokuza juga mulai bergabung. Sedang diriku dan
Yukinoshita yang tertinggal di belakang, hanya bisa melihat satu sama lain, mengembuskan napas
kami yang berat, lalu dengan terpaksa mengikuti mereka dari belakang.
xxx
Kami lalu memutuskan untuk berjalan dari pintu depan dan berkeliling area arcade.
Banyak stand permainan yang dihiasi lampu-lampu yang sangat terang, juga diiringi oleh suara
musik latar yang keras bercampur dengan suara-suara riuh dari orang-orang yang menikmati tempat
ini.
Dan diantara suara riuh tersebut, terdengar jelas sebuah suara yang sangat antusias.
"Oh, kau terdengar tidak tertarik. Kurasa pria-pria yang tidak berguna itu lebih suka bermain judi
daripada ini, huh?"
"Sensei, saya sudah memutuskan kalau saya tidak akan mau berjudi. Juga, saya ini bukanlah pria
yang tidak berguna..."
Asal tahu saja, nilai akademisku sangat bagus, dan aku ini tergolong siswa yang rajin di kelas. Meski
begitu, aku sendiri tidak punya seorangpun yang bisa kuajak bicara di kelas. Karena itulah, jika ada
tugas diskusi Bahasa Inggris, merupakan sesuatu yang buruk bagiku. Kenapa bisa begitu? Karena
orang yang duduk di sebelahku langsung menyibukkan dirinya dengan bermain HP dan tidak
mempedulikanku; begituah situasinya. Maksudku, setidaknya tolong beritahu aku dulu! Katakan
sesuatu seperti, "Sebenarnya kita tidak perlu melakukan diskusi ini, benar tidak?". Salah, itu juga
buruk. Menceritakan banyak sekali hal-hal buruk dalam Bahasa Jepang saja sudah membuatku terlihat
memiliki kemampuan Bahasa Jepang yang lebih buruk daripada Bahasa Inggrisku.
Mungkin lebih tepat jika aku dikatakan mirip orang tidak berguna daripada disebut orang tidak
berguna. Sayangnya, aku bukanlah satu-satunya orang yang berpikir seperti itu karena Yukinoshita
tiba-tiba tersenyum tanpa alasan tertentu seperti sudah siap untuk menyindirku.
"Kurasa lebih tepat jika mengatakan berjudi itu adalah cara hidupmu saat ini. Dan persentase
taruhannya juga cukup tinggi."
"Jangan seenaknya saja menyebut hidup orang lain itu seperti sebuah persentase. Lagipula, suami
rumahan adalah jalan hidup yang super stabil."
Yuigahama mengatakan pendapatnya dengan jujur sambil memasang ekspresi takut akan sesuatu.
Sebenarnya tidak begitu, serius ini...Hanya saja, aku belum benar-benar bertemu dengan gadis yang
ditakdirkan untuk itu...
Huh? Apa maksudmu gadis yang ditakdirkan untukku? Atau begitulah pikirku, tapi yang baru saja
mengatakan itu adalah Totsuka. Yang sedang Totsuka tunjuk adalah tempat permainan Medal Game.
Umm, inti permainannya adalah kau masukkan bolanya dari atas, dan biarkan jatuh ke bawah. Ini
bukan Medal Game yang bolanya tidak akan keluar jika kau tidak menang hompimpa, tapi ini adalah
Medal Game dimana bolanya yang dibiarkan jatuh ke bawah itu disebut Pusher atau sejenis itu.
Ini adalah permainan dimana inti permainannya dibiarkan berjalan secara otomatis, jadi kurasa tidak
akan butuh waktu lama untuk mencari tahu bagaimana cara memainkannya. Kadang, ini adalah
permainan yang sering dijadikan permainan favorit dalam kencan.
Begini saja, sederhananya, ini adalah game yang bisa dimainkan sendirian ataupun dengan orang
lain.
Entah mengapa, Zaimokuza pura-pura batuk sambil mengatakan "Kepukon" dan dengan bangga
membuka mulutnya.
"Fumu. Medal Game? Sungguh naif, sungguh naif! Orang selevel diriku tidak akan bisa menikmati
permainan level bocah seperti ini!"
"Jadi dengan kata lain, ini adalah sebuah game dimana kau tinggal memasukkan medal dan biarkan
medalnya jatuh ke bawah begitu saja. Ini berarti sebuah game yang cukup sederhana, benar tidak?"
Cara Yukinoshita berbicara barusan seperti memberitahuku kalau dia cukup tertarik, dia sendiri
seperti membayangkan kalau permainan ini juga dimainkan oleh anak-anak.
"Oke, sekarang begini saja, semua orang harus mencobanya. Meski terlihat sederhana, kau bisa
ketagihan untuk memainkan ini."
Well, game seperti ini kupikir adalah sebuah game yang harus kau mainkan setidaknya sekali dalam
hidupmu.
xxx
Suasana di dalam tempat ini diiringi oleh musik latar yang yang terdengar lembut seperti sengaja
disetting untuk melawan suara-suara ledakan yang muncul dari permainan ini. Tapi aku masih bisa
mendengar suara-suara teriakan dari para anak muda yang bermain di tempat arcade.
Dan di depanku saat ini, terdengar suara beberapa medal yang bergerak dari atas ke bawah di mesin
permainan medal game.
Suara-suara berisik ini berasal dari sekitarku, tapi kalau kau cermati baik-baik, suasana di tempatku
berada saat ini bisa dikatakan lebih sunyi karena tidak ada seorangpun yang berbicara.
"....."
"....."
Zaimokuza yang biasanya cerewet dan juga Yukinoshita hanya bisa terdiam ketika kuperhatikan.
Meski begitu, tatapan mata mereka terus mengikuti sesuatu, jari-jari mereka seperti siap sedia untuk
memasukkan medal lagi ke mesin itu.
"Ahh, aaah, hampir saja. Grrr~, kenapa barusan tidak jatuh sajaaaaa?"
"Yuigahama-san, tenanglah."
Umm, kalian berdua ini terlalu serius, tahu tidak...Yuigahama terlihat sedikit aneh melihatmu, apa
kau tidak kasihan dengannya?
"...Fumu. Jangan meremehkan kekuatan dari mata yang terkutuk ini...Aku bisa melihatnya! Ah,
aaafun...meleset...Ngh, ternyata hanya ilusi, huh...?"
Mungkin lebih tepatnya jika dibilang, otak yang menyedihkan daripada orang yang menyedihkan.
Bukannya kau tadi bilang kalau ini permainan level bocah? Malah kau sekarang yang asik sendiri
dengan permainannya.
"...Tch, sepertinya aku baru saja melewatkan sebuah jackpot, sayang sekali harus blunder seperti
itu..."
Sepertinya Yukinoshita ini adalah tipe orang yang antusias setelah dia mulai bermain di permainan,
karena saat ini, dia terlihat seperti sedang mengepalkan tangannya dengan penuh konsentrasi seperti
mengatakan kalau dia mampu melakukan apapun. Malahan, sepertinya dia sudah menikmati game ini
dengan cepat karena medal yang dia miliki mulai habis dengan cepat...
"Se-Semua orang tampaknya serius sekali, huh...? Yukinoshita-san tampaknya mengingat aturan
permainannya dengan baik."
"Entah mengapa, suasana di tempat ini seperti sekumpulan orang-orang yang haus akan darah..."
Totsuka dan Komachi yang sedari tadi bermain dengan serius tiba-tiba berhenti dengan mendadak
dan mulai menjauh dari mesin itu, seperti memutuskan kalau mereka berdua hanya akan melihat-lihat
saja setelah ini. Tapi Yukinoshita dan Yuigahama masih bermain di game tersebut dan terus bermain
tanpa menyadari kami bertiga.
Tapi tangan Yuigahama yang berusaha mengambil medalnya tertahan oleh tangan Yukinoshita.
"Tunggu dulu. Apa kau sudah memiliki rencana untuk memenangkannya? Sejak tadi, yang kau
lakukan hanyalah memasukkan medalnya tanpa berpikir."
"Uu..."
Setelah Yukinoshita menjelaskan itu, Yuigahama terdiam. Jelas saja, dia menghabiskan medalnya
seperti meminum air saja. Gadis ini adalah tipe orang yang tidak boleh kau biarkan berjudi begitu
saja. Seperti memiliki pendapat yang sama denganku, Yukinoshita menaikkan jari telunjuknya dan
mulai menasehati Yuigahama.
"Pertama-tama, Yuigahama-san, sepertinya sejak dulu kau ini kurang memikirkan masa depan
dengan baik..."
"Uuuu..."
Satu kata keluar dari Yuigahama, dan itu saja sudah cukup untuk membuat dirinya mundur. Karena
apa yang dikatakan Yukinoshita itu ada benarnya, tidak terlihat ada satu orangpun yang berminat
untuk menolongnya.
Apa? Aku memang tidak berniat untuk mengembalikannya, jadi kata-kata "Kuambil medalmu" itu
mungkin lebih tepat diucapkan. Aku ini sedang mengatakan hal yang jujur.
Sambil mengirimkan tanda-tanda komunikasi non-verbal yang hanya bisa dipahami oleh saudara
sendiri, sebuah suara memanggilku.
"Hikigaya, kau mau memakai medalku?"
Oh, ayolah, Hiratsuka-sensei sendiri sudah mengatakan boleh...Ketika aku menatapnya dengan
ekspresi kurang senang, Komachi menaikkan jari telunjuknya dan mengatakan "tidak!".
"Aah, bisakah Sensei tidak memanjakan kakakku? Sensei hanya akan membuatnya lebih cepat
menjadi pria yang tidak berguna. Kalau dia menjadi pria yang bergantung secara finansial kepada
orang lain, maka yang akan menderita kelak adalah Komachi dan istrinya. Yang Komachi inginkan,
adalah kakak yang memiliki kehidupan bahagia."
"Be-Begitu ya...I-Itu sesuatu yang dalam untuk dikatakan oleh siswi SMP..."
Kau memang betul, itu adalah sesuatu yang dalam untuk dikatakan oleh seorang siswi SMP. Sejak
kapan kau menjadi luar biasa seperti itu? Apa di keluargamu ada orang yang tidak berguna atau
sejenisnya? Bukannya mau menyinggung atau bagaimana, dia menjadi tidak berguna karena memiliki
guru yang buruk.
xxx
Entah karena kita sejak awal tidak membeli medal yang cukup banyak atau karena medal yang
dipinjam-pinjam, kami kehabisan medal dengan cepat.
"Sekarang, kita akan kemana?" Karena sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan, Komachi
memutuskan untuk mengatakan itu dan menatap ke arah semua orang.
"Oke, kita ini sekarang sudah kehabisan medal dan juga waktu yang menipis, jadi ayo kita pergi ke
permainan terakhir."
Apa kita masih mau bermain lagi? Kupikir kita akan langsung pulang ke rumah. Komachi lalu
terlihat seperti membayangkan apa yang akan kita lakukan dan dia mengatakan sesuatu dengan nada
antusias.
Sementara semua orang terlihat keheranan mendengarnya, Komachi lalu berjalan menuju mesin
yang berada di belakangnya sambil menambahkan "Bam, bam, puff, puff".
"Begitulah, kita akan mengadakan perlombaan yang menguji pengetahuanmu tentang Chiba di game
ini, QUIZ MAGIC CHIBADEMY."
Ini seperti tiruan game quiz yang biasa kumainkan...Memangnya ada quiz semacam ini di tempat
selain Chiba? Malahan, ada quiz semacam ini di Chiba saja sudah cukup mencurigakan bagiku.
Ketika Komachi memasukkan koin ke mesin itu, mesin itu tiba-tiba bersuara "br-r-r-ring" dan
tampaknya sebentar lagi akan dimulai. Sepertinya sudah diputuskan kalau kita akan melakukan quiz
ini, bahkan tidak bertanya tentang pendapat orang lain soal ini.
"Sekarang, untuk Sensei. Tolong Sensei menjadi pembawa acara sekaligus jurinya."
"Umu, baiklah."
Dia lalu memulai QUIZ MAGIC CHIBADEMY dan layar mesinnya mulai menyala, tapi ada satu
masalah...
"Tapi bukannya ini adalah game untuk orang seperti itu? Pada dasarnya, ini adalah game yang
dimainkan sendirian, benar tidak? Bukankah itu artinya pesertanya hanya penyendiri, yaitu diriku
seorang, benar tidak?"
"Karena itulah, kita akan membuatnya menjadi pertarungan antar tim. Kita akan membentuk tim dan
menjawab pertanyaannya. Aturannya adalah...Well, disesuaikan saja."
Yukinoshita mengatakan itu sambil menaruh tangannya di kening. Serius ini. Aturannya disuruh
untuk menyesuaikan sendiri, apa-apaan itu? Apa itu aturan baru tentang cara hidup di Jepang?
Well, karena di depan mesin ini ada dua meja, kurasa kita harus membentuk dua tim.
Ketika Totsuka menanyakan itu, Yuigahama menaikkan tangannya dengan perlahan, sikapnya yang
ragu-ragu itu terlihat mencurigakan.
"Ah, kalau ini pertarungan antar tim, kalau begitu aku akan satu tim dengan Hi-Hikki...Umm, karena
pengetahuannya soal Chiba..."
Well, alasan yang logis. Kalau kita membahas tentang pengetahuan soal Chiba, aku adalah yang
terbaik. Tim dengan diriku berada di dalamnya adalah garansi untuk kemenangan...Selama aku yang
menangani semua jawabannya, kurasa ini akan berakhir dengan baik.
Komachi lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan mengatakan "tidak, tidak", seperti sudah
punya rencana sendiri.
"Mari kita bagi timnya menjadi tim laki-laki dan perempuan."
Fumu, itu juga cukup masuk akal. Jadi itu berarti timku akan berisi Zaimokuza, dan...Totsuka?
Apakah tidak apa-apa Totsuka ada di timku, benarkah?
Ketika aku mulai mengkhawatirkan itu, aku melihat senyum Totsuka yang ceria, dan kuputuskan
untuk tidak mempedulikan itu lagi.
Di lain pihak, sementara aku mulai dipenuhi oleh motivasi yang tinggi, tim lain terlihat diam, dan
terdengar suara depresi dari tim sebelah.
"Eh? Eeeeh..."
Komachi setelah itu menjauh dari Yuigahama dan menatap ke arah kami. Dia terus memasang
ekspresi senyum yang mencurigakan itu.
"Fufufu....Sekarang, ayo kita mulai! Tim yang kalah akan mendapatkan hukuman!"
Ditutup dengan senyum khas Komachi, akhirnya game ini secara resmi dimulai.
xxx
Di sebuah perlombaan yang memiliki suasana unik seperti ini, Hiratsuka-sensei berdiri diantara dua
meja tim. Kedua tim mempertaruhkan kebanggaan mereka dan juga siap menerima hukuman dalam
QUIZ MAGIC CHIBADEMY.
Dengan segala kecintaanku terhadap Chiba, aku tidak boleh kalah disini.
Hiratsuka-sensei melihat ke arah kami dan mengembuskan napas yang cukup panjang. Lalu dia
mengumumkan sesuatu.
"Yeeaaah!"
"Yeaaaah!"
"Yeaah!"
Komachi, Totsuka, dan juga Zaimokuza menaikkan tangannya karena antusias. Di lain pihak, merasa
seperti ketinggalan akan sesuatu, Yukinoshita dan Yuigahama memiringkan kepala mereka.
"Itu tempat yang menyenangkan. Menu Sashimi Burung Unta disana enak sekali."
"Jadi itu adalah restoran dimana kau bisa makan burung unta..."
Yuigahama yang terkejut itu menampakkan ekspresi jijik, tapi asal kau tahu saja, daging burung unta
itu terkenal karena kaya protein dan rendah kalori. Dagingnya sangat berkualitas dan tentu saja,
sangat enak. Meski rasa telurnya terasa kasar di lidah.
Ketika aku sedang memikirkan burung unta, game ternyata sudah dimulai. Aku bisa mendengar
Hiratsuka-sensei membacakan pertanyaannya dengan keras.
"Pertanyaan. Mengenai maskot dari Chiba,"
Sebelum Sensei menyelesaikan pertanyaannya, Zaimokuza dari timku tiba-tiba menekan tombol di
meja kami.
Ketika Zaimokuza berbicara dengan penuh percaya diri, dia mengibaskan mantelnya, membetulkan
posisi berdirinya, dan menunjuk ke arah Hiratsuka-sensei.
"CHI-BA+KUN, itu..."
Zaimokuza kembali menekan-nekan belnya karena frustasi. Yeah, itu sebenarnya hal yang lumrah,
bukan sebuah jebakan. Dalam quiz, ada beberapa hal-hal penting dalam pertanyaan. Begitulah yang
mereka katakan di Nanamaru Sanbatsu.
Ketika kutatap dirinya, lidah Zaimokuza seperti membeku dan dia mulai memukul kepalanya
sendiri.
Ketika aku mulai menatap Zaimokuza dengan tatapan yang hendak membunuh sesuatu, Hiratsuka-
sensei, tidak mempedulikan sikap kami berdua dan terus melanjutkan pertanyaannya.
"Kulanjutkan lagi pertanyaannya. Tentang maskot dari Chiba, yaitu CHI-BA+KUN, apa warna dari
CHI-BA+KUN?"
Kali ini, seluruh pertanyaannya sudah dibaca. Dan ini adalah momen dimana aku harus menekan
tombolnya. Tapi aku kalah cepat dengan Komachi.
Ketika dia menjawab dengan benar, lampu di atas mejanya menyala. Komachi lalu menari dan
memutar tubuhnya ketika tahu jawabannya benar. Well, itu adalah pertanyaannya yang sederhana dan
sangat mudah...Anggap saja itu sebagai pemanasan.
Ketika Komachi dan Yuigahama mengucapkan "Yaaay!" sambil high-five, Yukinoshita
menggumamkan sesuatu seperti keheranan.
Kira-kira kenapa, ya? Aku sendiri yakin kalau warna merah sendiri tidak ada hubungannya dengan
Chiba...Pastinya bukan karena tubuh manusia memancarkan radiasi berwarna merah ketika dihinggapi
oleh motivasi yang meledak-ledak...
"Apa kalian keberatan jika kulanjutkan ke pertanyaan selanjutnya? Pertanyaan. Berlokasi di Chiba,
pantai buatan pertama di Jepang adalah!?"
Oh, kalau yang ini memang terdengar sulit. Tidak ada seorangpun yang menekan tombolnya. Tapi
entah mengapa, Totsuka menekan tombolnya dengan ekspresi yang kurang meyakinkan.
"U-Um...Pa-Pantai Kujuukuri?"
"Kurasa kau cukup berani, sang pemadam api cilik. Kurasa kita tidak akan memperoleh apapun jika
kita tidak ada yang mau berbicara. Kurasa tidak masalah, tidak perlu memikirkannya dalam-dalam,
tidak usah dipikirkan terus!"
Kupikir aku bisa menyemangatinya sambil menepuk bahunya, tapi tiba-tiba muncul sebuah
bayangan diantara kami berdua.
Kenapa sih orang ini tiba-tiba muncul dengan genit? Apa kau ini anjing Saint Bernard atau
sejenisnya? Kau ini terdengar seperti anjing Tosa.
Aku merespon dengan cepat Zaimokuza dan fokus kembali ke meja quiz. Untuk menghilangkan rasa
bersalah Totsuka barusan, aku sudah menyiapkan jawaban yang benar.
Aku lalu menekan tombol tersebut dengan kepercayaan diri yang tinggi.
Dan kemudian terdengar suara "ding dong, ding dong, ding dong" seperti memberi selamat atas
jawaban yang benar.
Meski berhasil menjawabnya, kenapa bisa muncul pertanyaan yang sangat antusias soal Chiba
seperti barusan? Coba jika tidak ada seseorang sepertiku yang sangat mencintai Chiba ada disini,
kurasa tidak akan ada yang bisa menjawab pertanyaan itu.
Setelah Hiratsuka-sensei mengepalkan tangannya, aku merasa kalau diriku ini mulai diliputi
antusiasme yang sangat tinggi. Aku kemudian menaruh tanganku di dekat tombol dan bersiap-siap
untuk pergi berperang.
"Orandaya!"
"Inou Tadataka!"
Dengan cepat, aku meneriakkan semua jawaban tersebut. Setelah kekalahan barusan, rentetan
jawaban yang benar dariku membuat semua orang merasa antusias.
Totsuka menepuk kedua tangannya dan tersenyum kepadaku, sementara itu Zaimokuza tertawa
dengan sombongnya sambil menepuk bahuku. Tapi, sebenarnya bukan diriku-lah yang luar biasa
disini.
"Nah. Aku ini bukan yang nomor satu. Chiba-lah yang nomor satu. Meski, Chiba sendiri adalah yang
ke-3 di daratan Kanto."
Mengikuti setelah Tokyo dan Kanagawa, adalah Chiba yang tidak tergoyahkan di posisi ketiga. Kau
mungkin bisa mengatakan kalau Chiba adalah tempat ketiga di Jepang. Bahkan Makuhari City saja
disebut-sebut seperti itu, jadi kau bisa mempertimbangkan kalau Chiba juga termasuk daerah Ibu Kota
di Jepang.
[note: Makuhari City adalah kota buatan di atas laut yang berada di Chiba. Disebut sebagai kota tempat orang
elit di Jepang, sering disebut juga sebagai Ibukota baru Jepang.]
Kata-kata yang baru saja diucapkan Yuigahama membuat Yukinoshita yang awalnya tidak tertarik
dengan perlombaan ini bereaksi berbeda.
Setelah mengatakan itu, dia membuka kedua matanya lebar-lebar dan menaruh tangannya di dekat
tombol, tubuhnya seperti diliputi oleh semangat yang membara.
Yuigahama terlihat ketakutan melihat Yukinoshita yang seperti kerasukan sesuatu. Hiratsuka-sensei
yang terlihat puas dengan situasi itu, mulai melanjutkan ke pertanyaan selanjutnya sambil tersenyum.
"Pertanyaan. Oleh-oleh khas Chiba yang bisa diperoleh di toko oleh-oleh, yang paling terkenal..."
Ini milikku! Bahkan jika Yukinoshita memutuskan untuk serius dengan game ini, kalau kita
membahas soal Chiba, ini berarti menyinggung keahlianku, ini seperti kebun pribadiku; bahkan, bisa
dikatakan ini seperti rumahku sendiri. Aku mungkin kalah dalam nilai ujian semester, tapi tidak disini.
Dengan penuh percaya diri, aku menekan tombol di mejaku.
"Kue beras!"
"Aduh sial..."
Aku seperti terpeleset gara-gara melihat emosi Yukinoshita barusan...Zaimokuza melihatku dengan
tatapan mata yang kesal sambil mengatakan "hmph hmm".
"Konyol sekali, siapa sih yang tahu jawaban pertanyaan seperti itu!?"
Yuigahama terlihat frustasi sambil mengatakan "grrr", tapi tiba-tiba ada seseorang yang menekan
tombol.
"Serahkan ini ke Komachi!"
Ini buruk sekali...Aku selalu memakan kue beras bersama Komachi, dia pasti bisa menjawabnya
dengan benar...
"Jawabannya adalah...Kau panggang itu di oven dan memakannya bersama sichimi dan mayones!"
Ketika Komachi menjawab itu, ekspresi wajah Yuigahama terlihat jijik dan Yukinoshita
menggerutu.
Kurasa itu bisa, karena rasanya sangat lezat ketika dipanggang. Well, soal kalorinya...Kurasa
memang tidak bisa kusangkal lagi.
Dan kemudian terdengar suara bel yang menandakan kalau jawaban tersebut benar.
Begitulah Yuigahama yang terlihat terkejut, tapi jujur saja ya, kau harusnya mencoba itu, rasanya
sangat enak.
"Ketika kita membahas hal-hal tidak berguna soal Chiba, serahkan saja padaku! Lagipula, aku ingat
semua yang pernah kakakku katakan soal Chiba karena hanya akulah satu-satunya orang yang dia
ajak bicara!"
Hei? Nona Yuigahama? Apa kau baru saja mengatakan sesuatu yang berlebihan? Itu bukan masalah
besar, benar tidak? Kita ini memang akrab sekali. Tepat ketika aku berpikir untuk berdebat
dengannya, Hiratsuka-sensei mulai membaca pertanyaan selanjutnya.
"Pertanyaan. Ikan dari Chiba yang paling laris dijual di seluruh Jepang adalah?"
Tepat setelah pertanyaan tersebut selesai, tiba-tiba ada yang menekan tombolnya secepat kilat.
"Lobster karang."
Yukinoshita menjawabnya dengan pose yang keren. Apa-apaan barusan? Jelas-jelas tidak ada delay
antara pertanyaan dengan jawabannya...
"Darimana Yukinon tahu hal semacam itu!? Yukinon ini ternyata sedikit aneh juga!"
Begitulah kata Yuigahama, tapi kurasa aku sendiri tidak perlu terkejut soal itu. Pertanyaan tersebut
tentang geografi dan jika kau tahu pekerjaan ayah dari Yukinoshita, kemungkinan besar dia memang
tahu beberapa hal soal Chiba.
Begitulah, meski begitu, itu adalah sesuatu yang tidak bisa kau ketahui dalam keadaan normal.
Bahkan Totsuka terlihat terkesan dengan itu.
"Kita yang di Chiba masih sering menangkap Lobster tersebut di pantai. Ternyata itu adalah ikan
yang paling laris di negara ini..."
"Benar kan? Kita mungkin saja mengganti nama Chiba menjadi Chiba Lobster."
Itu juga disebut Udang Karang, tapi kenapa Udang Ise tidak menjadi nomor satu? Apa ini mirip
dengan itu? Mirip dengan bagaimana Tokyo German Village bisa berada di Chiba atau sejenis itu?
Begitu, sepertinya ini masuk akal.
Ngomong-ngomong, mengenai topik barusan, kurasa ini menjelaskan seberapa tinggi level misterius
dari spesifikasi milik Yukinoshita ini.
Yukinoshita mengibaskan rambutnya yang berada di bahunya dan menatapku dengan tajam dan
dingin. Komachi berusaha memanfaatkan kemarahannya.
"A-Apa, Itu...Aku tidak akan melakukan itu...Hidupku akan berada dalam bahaya jika aku
melakukannya."
Saking takutnya, aku mengatakan kata-kata terakhir tadi dengan suara yang pelan. Karena itu, aku
memalingkan pandanganku dan seperti merespon sikapku, Yukinoshita juga memalingkan
pandangannya dariku.
"I-Itu benar...Meski kau memanggilku seperti itu, aku sendiri masih belum yakin akan melakukan
apa."
Kata-kata Yukinoshita seperti ditenggelamkan oleh desahan Hiratsuka-sensei, sepertinya aku tidak
bisa mendengar dengan jelas apa yang dia katakan di akhir kalimatnya tadi.
Hiratsuka-sensei lalu pura-pura batuk, dan seperti menggenggam sebuah balok kayu.
"Peluang!"
"Untuk pertanyaan terakhir ini, kalau kau menjawab dengan benar, maka kau memperoleh Palu
Emas ini, yang bernilai 10,000 poin!"
"Kalau bernilai seperti itu, apa gunanya kita menjawab berbagai pertanyaan sedari tadi...? Sekarang
aku tampak seperti seorang idiot karena menjawab berbagai pertanyaan tadi. Ada apa ini, fakta pahit
tentang kehidupan?"
Kau mengumpulkan secara perlahan-lahan dengan berusaha keras, tapi ternyata itu tidak
membuatmu sukses. Hal-hal seperti koneksi, relasi, kata-kata dari orang berpengaruh langsung
mengubah semuanya, mengubah semua usahaku menjadi sia-sia.
Sekali lagi, aku mendapatkan pencerahan tentang sebuah kebenaran di dunia ini...
Tapi karena itulah, aku tidak boleh kalah saat ini. Ketika membahas tentang peluangku untuk
memenangkan sesuatu, tidak peduli betapa kotor dan busuknya aturan permainannya, skenario yang
membuatku kalah dalam permainan ini adalah sesuatu yang harus kulawan sampai mati.
Seperti bisa merasakan semangatku juga, Zaimokuza menatapku dan mengepalkan tangannya.
Apa ini benar-benar tidak masalah? Apakah ini ide yang bagus? Well, "selama masalahnya tidak
menjadi satu, maka itu tidak akan menjadi satu" juga. Saat ini, itu bukanlah masalahnya.
Ini adalah pertanyaan terakhir. Pertempuran panjang ini akan berakhir dengan satu pertanyaan.
Sekali lagi, apa pertempuran ini akan berakhir hanya dengan satu pertanyaan ini? Apa ini benar-benar
tidak masalah?
"Pertanyaan. Menurut survey kepada 100 siswi SMA di Chiba, apa tempat standar untuk
berkencan?"
Aku sengaja menunggu pertanyaan selesai hingga nada tanya keluar, lalu menekan tombolnya
dengan perlahan.
Tidak ada masalah dengan timingku menekan tombol ini. Aku memastikan diriku untuk menjadi
yang pertama sebelum yang lain menekannya. Quote "Kemenangan akan menjadi milik orang yang
pertama melakukannya" membuat keyakinanku tumbuh.
Sekarang tinggal memakai waktu yang sedikit ini untuk memikirkan jawabannya.
Karena dikatakan "Chiba", ini artinya sebuah pendapat yang sama diantara makhluk yang bernama
'siswi SMA' dari seluruh kota di Chiba. Ini bukanlah Pokemon, jadi lokasi yang berbeda tidak akan
membuat pendapat mereka berbeda.
Lebih jauh lagi, siswi SMA adalah makhluk yang sangat sensitif dengan tren terkini, jadi secara
umum, jawaban mereka pasti sesuatu yang mainstream. Karena itulah, kata Chiba di pertanyaan ini
bukanlah sesuatu yang penting.
Satu hal lagi, kata-kata "tempat kencan" menekankan kalau ini adalah survey tentang pendapat
pribadi dari para siswi SMA. Sederhananya, ini adalah survey tentang cerita asmara gadis SMA.
Kalau boleh kutambahkan, syarat seperti 'menurut siswi SMA' berarti ini menyinggung tentang
betapa naifnya masa muda, dan kalau kita balik, bisa menjadi keluguan dan kekaguman mereka
terhadap kedewasaan.
Aku bisa melihatnya! Akhir dari game ini! Tapi mengatakan jawabannya terdengar agak
memalukan...
Buzz buzz. Bel tanda jawaban yang salah berbunyi tanpa ampun.
Semua orang tampak saling melihat satu sama lain dan di tim Komachi, mereka tampak
membicarakan sesuatu.
"Cukup aneh, kalau memikirkan halusinasi tersebut bisa menjadi nyata. Juga, itu juga terdengar
menyedihkan."
Yukinoshita seperti memberiku pukulan terakhir sebelum aku tewas mengenaskan. Tapi tergantung
bagaimana kita menyikapinya, bisa juga kita anggap itu sebagai bentuk simpati darinya!
Melihatku yang sudah putus asa, Totsuka dan Zaimokuza mengatakan sesuatu.
"Ku-Kurasa itu tidak apa-apa Hachiman. Kau memberikan jawabanmu dan jika aku seorang gadis,
kurasa aku akan sangat senang mendengar itu!"
"Itu benar, Hachiman. Aku juga sering memikirkan itu. Kurasa tidak ada yang memalukan soal itu."
"Be-Benar, kan? Kita ini kan cowok. Kurasa tidak ada yang aneh soal itu!"
Totsuka memang benar-benar malaikat, sehingga aku ingin dia mampir ke rumahku di lain waktu.
Tapi halusinasi Zaimokuza barusan terdengar menakutkan!
Meski begitu, memiliki pikiran yang sejenis dengan Zaimokuza membuatku berpikir "yeah, itulah
diriku" sambil membayangkan diriku hanyut entah kemana. Tiba-tiba, Komachi tersenyum dan
menepuk bahuku.
"Begini, memangnya apa yang salah dengan itu? Komachi juga ada di rumah, jadi jawaban tadi
mendapatkan banyak sekali Poin Komachi!"
"Jangan berusaha menyemangatiku. Jangan memberiku tatapan yang menyedihkan itu. Jangan
menyebut-nyebut poin itu. Kau hanya membuatku merasa lebih buruk saja."
Lagipula, jika Komachi ada di rumah, maka aku sudah berada di "true route". Dia akan menjadi
pacarku dan kita akan berkencan setiap hari di rumah. Apa-apaan itu, anime Chiba macam apa
barusan?
Dipermalukan seperti ini, hidupku seperti melampaui nol saja, mungkin lebih tepat jika dikatakan ini
seperti acara pemakaman si nol. Tapi, ada satu hal yang pasti hilang dariku dari kesalahanku
menjawab pertanyaan barusan.
"Karena jawabannya salah, Palu Emas ini sekarang kuberikan kesempatannya ke tim sebelah."
Palu Emas diambil paksa oleh tim lain dan Hunter Chance diberikan kepada mereka. Well, kurasa
masuk akal kalau hidup di dunia ini dan kau kehilangan kesempatan emas berarti hidupmu sudah
berakhir.
Yukinoshita yang merasa tidak cocok dengan pertanyaan tersebut menyerahkan itu ke Yuigahama
yang memiliki peluang terbaik untuk menjawab itu, sementara Komachi terlihat sedang mengepalkan
tangannya dan menyemangati Yuigahama.
"O-Oke..."
Kemudian, suara bel yang menunjukkan kalau jawaban barusan benar, tiba-tiba terdengar seperti
memuji sang pemenang.
xxx
Di tempat arcade yang suasananya sudah kembali seperti biasanya, bahkan lebih berisik daripada
sebelumnya, Komachi mengatakan sesuatu dengan suara yang keras.
Tidak berbeda dengan sebelumnya, Komachi seperti mengatakan "bam, bam, puff, puff" ketika
mengatakan itu, lalu dia mengambil satu langkah ke depan, dan memberikan tanda kepada Hiratsuka-
sensei. Dengan sekali anggukan, Hiratsuka-sensei tersenyum.
Ah sudahlah, komplain tidak akan membantu banyak. Tidak peduli kapan dan dimana, dunia ini
memang kejam, kadang juga lucu. Nilai dari banyaknya usaha yang dilakukan masih saja kalah
dengan satu keajaiban.
Karena itulah, satu-satunya hal yang bisa dilakukan para pecundangnya adalah memuji yang
menang, memuji mereka yang mendapatkan keajaiban tersebut. Sikap tersebut memperbolehkan si
pemenang, yang sudah diakui oleh para pecundangnya, untuk menekankan superioritasnya terhadap
pertandingan itu.
Sambil memberikan tepuk tangan kami, tim gadis yang sedang bersuka cita tampak membicarakan
sesuatu. Mereka mungkin sedang mendiskusikan hukuman bagi tim kita.
"Karena kemenangan ini diberikan oleh Yui-san, maka Yui-san boleh menentukan hukuman apapun
yang menurutnya pantas."
"Kurasa begitu. Cukup masuk akal. Aku sendiri tidak ingin berkomentar banyak karena kita sudah
menang dan aku sendiri tidak punya satupun keinginan terhadap mereka."
Ketika Komachi dan Yukinoshita memberikan keputusan soal hukumannya kepada Yuigahama, dia
terlihat tersipu malu. Well, memang jarang-jarang dia mendapatkan peluang untuk memutuskan
sesuatu, jadi tiba-tiba disuruh menentukan sesuatunya mungkin membuatnya bingung seperti itu.
Yuigahama mengatakan itu sambil memikirkan sesuatu, lalu Komachi terlihat menepuk-nepuk
bahunya.
Aku tidak tahu apa yang Komachi barusan katakan kepadanya, tapi wajah Yuigahama tampak
memerah. Ketika mereka terlihat selesai membicarakannya, Hiratsuka-sensei menatap ke arah kami.
"Be-Begini...Hikki."
Tiba-tiba dia berhenti sejenak. Dia lalu mengambil beberapa tarikan napas. Seperti sedang berusaha
mengontrol pernapasannya, dia lalu melirik ke arahku.
"...Ayo, kapan-kapan kita pergi dan bermain lagi?"
Itu adalah sebuah langkah sederhana, kurasa langkah kecil, bukan, mungkin separuh langkah. Ini
seperti sebuah pernyataan yang sedang mengetes gelombang dari permukaan air yang tenang.
Kalau kausuruh aku untuk mengatakan seberapa besar riak air tersebut, mungkin hanya beberapa
senti. Dengan kata lain, ini berada diantara "bermain sungguhan" dan "berusaha mencari peluang".
Perasaan yang rapuh ini seperti sebuah jarak yang memisahkan antara adanya konflik perasaan dan
sebuah kelelahan fisik yang sebenarnya, begitulah situasi kita saat ini. Karena itulah, aku memilih
jalan tengah dan meresponnya dengan tepat.
Benar sekali, ini adalah sebuah hukuman, dan karena itulah aku tidak boleh mengatakan tidak
terhadap hal tersebut.
Pecundang memang harus menanggung seluruh dosa dan juga menerima hukumannya. Jadi
menemaninya sekali lagi, persis seperti yang kita semua lakukan saat ini, kurasa bukan masalah besar.
Setelah aku menjawabnya, bahu Yuigahama terlihat menurun dan dia mengembuskan napasnya. Dia
tersenyum seperti merasakan kalau sebuah beban besar sudah pergi darinya, dan aku sendiri berusaha
memalingkan pandanganku atas situasi yang memalukan ini.
Di lain pihak, Komachi sedang mengangguk-anggukkan kepalanya, membuatku merasa takut saja.
Apa yang sedang dipikirkan oleh adikku ini, jelas-jelas aku bisa membacanya, tapi situasi ini dan
mempertimbangkan perasaannya nanti, membuatku tidak bisa memarahinya. Ketika aku menggaruk-
garuk kepalaku dan memikirkan situasi semacam apa yang sedang kuhadapi ini, sebuah suara yang
berasal dari arah yang tidak terduga mulai terdengar.
Saking lembutnya, suara itu terdengar seperti berasal dari Angel's bra, atau bahkan Angel's wing.
"...Hmm?"
Ketika kulihat asal suara tersebut, Totsuka mendekat ke arahku sambil tersenyum, seperti hendak
mengatakan "Aku tidak sabar!". Secara spontan, aku malah meresponnya dengan kata-kata seperti
'Pasti!", "Oke!", dan "Ya, ya!"
"Eh? To-Totsuka-san? Setahu Komachi, itu tidak berarti semua orang, tapi..."
Komachi dengan panik berusaha memotong percakapanku dengan Totsuka, tapi usahanya itu sia-sia
karena ada sebuah bayangan besar muncul di depannya.
"Fumu. Kurasa aku akan menemanimu juga. Me-Meski aku bilang akan menemani, maksudku tadi
hanyalah menemanimu hang out saja, oke? Ja-Jangan salah paham! Hachiman!"
Sekali lagi, apa-apaan sikap genitnya barusan? Zaimokuza sialan! Ketika aku merasa jijik,
tampaknya suasana jijik itu mulai menulari Yuigahama yang tersenyum sambil mengatakan"fufu".
"Ini seperti...Sesuatu yang tidak kuharapkan, tapi karena menyenangkan, ya sudah terserah saja."
Setelah dia mengatakan itu, Yuigahama tersenyum ke arah Yukinoshita. Yukinoshita yang paham
apa maksud senyumannya tersebut mendesah dan mengangguk.
"Ya sudah. Aku sebenarnya tidak terlalu terbiasa berkumpul dengan banyak orang, tapi kalau kau
tidak masalah dengan itu, aku akan menemanimu jika ada waktu."
Yuigahama yang mendapat respon seperti itu tiba-tiba melompat ke arah Yukinoshita.
"Tunggu, kenapa kau sangat yakin begitu? Aku tadi bilang kalau aku punya waktu luang saja."
Yukinoshita mencoba untuk lepas dari pelukannya, tapi Yuigahama tidak membiarkannya pergi
begitu saja. Hiratsuka-sensei melihat keduanya dengan tatapan nostalgia.
Dan kemudian, ada satu orang dengan ekspresi yang kompleks sedang melihat kami dari kejauhan.
"O-Ooph, ternyata ada serangan kejutan yang tidak terduga...Rencana sempurna Komachi...Seperti
yang kuduga, kisah rom-com masa muda dari Onii-chanku ternyata salah..."
Tidak peduli rencana seperti apa yang sedang kau jalankan, Onii-chanmu tetaplah orang yang malas
untuk diajak jalan oleh orang lain.
x x x
Festival Budaya berakhir bersamaan dengan puncak dari musim gugur, udara dingin seperti
menemukan jalan untuk masuk ke ruangan Klub Relawan. Selain udara dingin, ada pula yang masuk
ke ruangan Klub dengan nama " E-mail Konsultasi Warga Kota Chiba ".
Hari ini, kita menerima surat yang 'tidak penting'. Yang sedang membacanya, Yuigahama, tiba-tiba
menaikkan nada suaranya diawali dengan kata "uwah".
[???]
Hachiman-sensei...aku ingin menulis light novel yang laris manis (dengan nada semangat).
Setelah mendengarkan Yuigahama membacakan e-mail tadi, Yukinoshita berbicara kepadaku tanpa
menutup buku bacaannya terlebih dahulu.
Jika aku tidak berusaha agar tetap ceria, kurasa tadi emosiku bisa meledak. Bisakah kau setting e-mail
tadi ke website yang menyediakan jasa menolak atau sejenisnya? Dengan kesal dan marah terhadap sisi
gelap dunia IT, aku menulis jawaban brutalku pelan-pelan.
[ Reply ]
Ada empat komponen light novel laris: "Yang pertama adalah ilustrasinya, yang kedua adalah
perusahaan penerbitnya, ketiga dan keempat sebenarnya tidak ada. Tetapi ada faktor kelima yaitu tetap
teguh di jalan yang anda yakini benar." Itu yang bisa kukatakan mengenai requestmu. Gunakan info di
atas sebagai modal awalmu, dan berusahalah sebaik mungkin.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Yukinoshita membaca jawabanku dengan sekali lihat dan ekspresinya seperti sedikit ragu. Lalu dia
mengangkat kepalanya seakan penuh dengan tanda tanya.
"Ya bisa kamu tulis di faktor ketiga atau keempat tadi yang kosong, bukan?"
Ketika aku menjawab itu, aku sepertinya melihat sesuat yang janggal seperti yang Yukinoshita duga.
Yuigahama mengangkat wajahnya.
"...Apakah lebih baik kita kosongkan saja nomor tiga dan empatnya?"
"Kalau cuma ingin menjual novel, nomor 1 dan 2 tadi sudah cukup dan sisanya kosongkan saja. E-
mail tadi cuma bertanya 'novel laris', bukan 'novel yang menarik'. Dua hal tadi tidaklah sama."
Ketika aku mengatakannya, Yuigahama sepertinya sangat terkesan dan mengatakan "wow" sementara
Yukinoshita hanya mengangguk saja. Memang benar, sesuatu yang menjual dan sesuatu yang menarik
adalah hal yang berbeda. Oleh karena itu aku menyukai konsep tersebut! GaGaGa Bunko! Aku memang
nantinya akan mencari pekerjaan dimana aku tidak tidak bingung bagaimana menjual sesuatu.
Bukannya dia merasa puas karena satu request sudah diselesaikan, lebih tepatnya dia merasa masalah
tadi kurang menarik baginya, Yukinoshita tidak seperti biasanya langsung membahas e-mail
selanjutnya.
"Jadi, E-mail selanjutnya? Dari kota Chiba, nama pengirim : Bukannya aku tidak mau menulis nama
karena ini cuma e-mail konsultasi, bukan?
[ Bukannya aku tidak mau menulis nama karena ini cuma e-mail konsultasi, bukan? ]
Adik laki-lakiku akan menghadapi ujian masuk SMA tahun ini, jadi aku ingin tahu metode belajar yang
efisien.
Isi e-mail yang 'to the point' dan nama penulis yang 'keras', jangan lupa kalau dia menyebutkan juga
adik laki-lakinya. Entah bagaimana, sebuah bayangan wajah yang familiar muncul di kepalaku.
Ketika aku tertanya kepadanya, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan mulai berpikir.
"Efisien...Ini bukan sesuatu yang bisa terpikirkan olehku. Karena aku biasanya melakukannya dengan
cara yang biasa...Apapun itu, bukankah memiliki 'cara licik' seperti itu lebih tepat kalau disebut
keahlianmu?"
Dia memang mengatakan hal itu dengan jujur, tapi bukankah gadis ini agak sedikit kasar...? Bukannya
aku tidak pernah punya cara licik, tapi bukankah aku juga bisa dikatakan 'berusaha keras' ketika
memikirkan metode licik itu?
"Meski diluar sana ada banyak orang punya cara berbeda untuk menghadapi ujian, sebenarnya cara itu
tidak jauh berbeda satu sama lain kalau kita jeli."
"Dan orang-orang seperti itu mengatakan bahwa tidak ada cara cepat untuk belajar."
Yukinoshita mengatakannya dengan sungguh-sungguh. Kalau kau memikirkan lebih jauh masalah
cara belajar efisien, mungkin kau akan berakhir dengan kesimpulan yang sama dengannya.
Dan ketika aku sedang memikirkan kata-kata apa yang akan kutulis, Yuigahama berdiri dan tiba-tiba
hendak mengatakan sesuatu yang ditahannya dari tadi.
"Tunggu sebentar, kenapa kalian tidak bertanya kepadaku!? Aku pernah ikut ujian masuk SMA juga!
Aku memang pernah ikut ujiannya kok!?"
Yukinoshita tidak mempedulikan komplain Yuigahama dan terus menatap layar komputer sambil
berkata pelan "ah".
[ Bukannya aku tidak mau menulis nama karena ini cuma e-mail konsultasi, bukan? ]
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
...Aku juga ingin tahu cara supaya belajar tidak terasa membosankan.
"Nah, kalau ini baru bagianmu, Yuigahama! Kami mengandalkanmu untuk memberikan masukan
tentang masalah ini!"
"Hikki, senyummu tadi bikin aku sedih! Lagipula, aku sudah berpikir tentang jawaban pertanyaan
tadi!"
Dengan sedikit emosi, Yuigahama merebut laptopnya, dan perlahan-lahan menulis jawaban e-mail
tersebut.
[ Reply ]
Bagaimana kalau kalian belajar bersama-sama?? Kalau kau cuma memberitahunya 'belajar sana!',
dia mungkin tidak akan mau melakukannya. Oleh karena itu, Kawasaki-san, jika kamu belajar
bersamanya, dia akan berpikir 'aku akan ikut belajar juga ah~'. Jika kau mengajari hal-hal yang tidak
dia mengerti, itu juga akan sangat efektif membantunya belajar. Juga, setelah kalian selesai belajar,
jika kau bercerita kepadanya tentang cerita-cerita lucu di SMA, itu akan menjadi penyegar kalian
ketika belajar! Lakukan yang terbaik!
Setelah menyelesaikan jawabannya, Yuigahama membuat suara "fufu"...Setidaknya, aku tahu kenapa
dia sepertinya bangga berhasil menjawabnya. Bahkan diriku sendiri juga sedikit terkejut melihat
jawaban yang ditulisnya. Nampaknya, hal yang sama juga terjadi ke Yukinoshita.
"Kurasa, untuk Yuigahama menulis jawaban seperti ini memang diluar normal..."
Dan ketika kulihat dengan tatapan panjang, Yuigahama mencoba memeluk dada Yukinoshita dan
seolah-olah akan menangis berteriak "waaah", faktanya jawaban tadi adalah sebuah jawaban yang
membuatku berpikir sejenak bahwa Klub ini sudah tak tertolong lagi.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Side B : Sampai sekarang, mereka masih tidak tahu di mana tempat mereka
untuk pulang
x x x
Musim ujian telah selesai, dan diikuti oleh dimulainya musim penghujan.
Hujan yang lebat telah berhenti, meski begitu, kelembapan udara yang tiba-tiba berubah ini mulai
terjadi lebih sering. Ini dikarenakan kelembapan udara ini mulai masuk ke tubuhmu.
Terutama di SMA Sobu yang berada di pinggir pantai, kelembapan yang dibawa oleh angin laut
mendominasi tempat ini. Bercampurnya garam dari laut dalam kelembapan itu membuat warna cat
sepeda dan dinding terlihat buram, juga membuat pagar-pagar mulai berkarat.
Ini dikarenakan waktu yang ditunggu-tunggu, yaitu liburan musim panas, tidak hanya membuat para
orang normal menjadi gembira, tapi juga para penyendiri akan mendapatkan kebebasan dari sebuah
neraka yang bernama sekolah.
Apakah tidak apa-apa kalau kusebut fenomena ini dengan “Aura Musim Panas”?
Karena itulah, bahkan sikapku ini seperti berlawanan dengan pemikiranku. Sikap yang seperti itu
bukanlah sikap diriku, tapi mau bagaimana lagi, aku hanya bisa menyebut itu sebagai sebuah
kejanggalan.
Area diantara belakang gedung sekolah dan annex terasa lebih dingin dari tempat manapun karena
selalu berada dalam bayangan. Berbeda dengan gedung sekolah yang berbentuk segi empat jika kau
lihat dari atas, annex adalah gedung olahraga tempat dimana siswa biasa tidak akan merasa familiar
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
dengan tempat itu. Ada sebuah tempat latihan bela diri di bawah ruangan gym, dimana hanya ramai
dengan siswa jika ada kegiatan klub beladiri, tapi saat jam makan siang, tidak ada seorangpun yang
kesini.
Karena itulah, hanya ada diriku dan satu orang lagi yang ada disini.
Para siswa yang berkeliaran dengan gembira ketika masuk musim panas di jam makan siang.
Kalau kuceritakan hal-hal semacam ini, seperti mendengarkan cerita masa muda dari seseorang saja.
“Ku, ku, ku, kupuji dirimu karena sudah datang. Musuh bebuyutanku. Hachiman!”
Aksi teaternya, sebenarnya konyol, dan cara berbicaranya sangat mengganggu ditambah dengan
nadanya yang tidak ada tanda-tanda motivasi di dalamnya.
Ketika aku meresponnya dengan monoton, persis seperti akting yang akan dimarahi oleh para
sutradara film, menghadapku langsung, Zaimokuza berdiri di depanku.
Dalam realita ini, hanya ada kita berdua, Zaimokuza dan diriku, mengungsi di bawah bayangan
gedung sekolah dimana tidak ada satu orangpun yang akan melihat kita. Juga, aku yakin kalau bau
garam yang tercium olehku ini sebenarnya bau dari keringat. Sial, deskripsi yang barusan memang
mengerikan!
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Sebenarnya, sebelum ini aku sedang makan siang di tempat biasa dimana aku bisa melihat Totsuka
sedang latihan siang, hingga Zaimokuza menemukanku.
Aku lalu dipaksa membaca cerita dari novel Zaimokuza dan tanpa kusadari, tubuhku menjadi
menggelora dan mulai terlibat dalam adegan chuunibyou dengannya.
Inilah kenyataan tentang diriku dan musim panas keduaku di SMA. Musim panas di Jepang,
bukanlah musim panas di Kincho.
“Fumuu...Hachiman. Bolehkah aku mengatakan sesuatu yang janggal tentang sikapmu yang kurang
bersemangat!? Kenapa kau tidak mengambil kuda-kuda!? Kau tidak akan bisa menampilkan sebuah
image dengan pose seperti itu!”
Tidak, bahkan jika kau memberitahuku...Ketika aku mengoceh tadi, aku sebenarnya tidak mengerti
jalan cerita yang kita mainkan saat ini, dan Zaimokuza begitu saja memulai pertunjukan itu. Sebelum
kusadari, ternyata sudah menjadi seperti ini.
Meskipun aku memberinya argumen, tampaknya tidak akan digubrisnya. Ini memang kualitas dari
Zaimokuza. Akan lebih menguntungkan jika aku konfrontasi dengan emosi daripada logika.
“...Kuda-kuda ini, huh...? Ini sebenarnya kuda-kuda yang sia-sia. Dengan kekuatanku, aku bisa
membalikkan semua jenis serangan.”
Kalau dipikir-pikir, aku ini hanya mengatakan pengetahuan tidak jelas yang kuperoleh dari Ruro
Ken, tapi jika itu bisa mempengaruhi Zaimokuza, kurasa sudah cukup bagus. Seakan-akan menerima
itu, dia mulai menekan-nekan layar HP-nya. Dia tampaknya bingung apakah akan memasang kuda-
kuda universal, atau sedang mencari referensi dahulu.
“Nufu, setelah menghindari sebuah serangan dan menangkalnya, kau lalu memukul balik dengan
pukulan sermon. Ini bisa menjadi sangat populer...”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Aku tidak mempedulikan apa yang sedang diocehkan oleh Zaimokuza dan menyandarkan diriku ke
dinding. Karena tampaknya aku sudah menyelesaikan masalah dari Zaimokuza, aku harusnya sudah
bisa lepas darinya untuk saat ini.
Memaksaku untuk bersikap konyol seperti ini membuat keringatku keluar. Angin yang meniup
wajahku yang kepanasan ini terasa sangat enak.
Aku bermandikan angin yang bertiup di depanku dan menggerakkan tubuhku, seperti berpura-pura
menjadi TM Revolution, lalu sebuah pemandangan terlihat di depan mataku.
Beberapa siswa berpakaian judo berjalan lesu dengan bahu yang terlihat turun ke arah sini. Pakaian
judonya sendiri sudah memberikan alasan yang cukup mengapa tampilan mereka seperti itu, tapi
entah mengapa, aku merasa tampilan mereka seperti orang yang putus asa.
Kupikir hanya Malaikatku, Totsuka yang berlatih ketika jam makan siang, ternyata klub Judo juga?
Ah, malaikatku Totsuka. Aku ingin menjawab kuis ini dengan benar dan menggendongnya.
Kalau dalam kasus Totsuka, dia terlihat menyegarkan, terlebih lagi, dia juga manis, tampaknya dia
juga sedang bersenang-senang dalam latihan siang ini. Tapi, itu bukan berarti kesan yang sama akan
terlihat dari member klub judo ini...
Dengan kata lain, yang sedang berjalan ke arah sini adalah non-spesial, non-manis, dan tentunya
bukan Totsuka, para member klub judo ini seperti zombie yang kelelahan...Apa kalian ini semacam
budak perusahaan atau semacam itu!?
Masih bersandar ke tembok, aku menggeser punggungku hingga berada dalam posisi duduk
menyandar tembok.
Ketika aku memperhatikan para member klub judo itu, Zaimokuza terlihat memiringkan kepalanya
dengan penuh tanda tanya sambil mengatakan “fumuu”.
Orang-orang mesum yang memakai mantel di musim panas hanyalah orang-orang yang seperti
Black Jack-sensei, tahu tidak...
“Rufun. Ketika kau sudah berada dalam level yang sama denganku, maka kau baru bisa menyebut
dirimu sebagai Master Swordsman...”
Tapi momen dimana Zaimokuza salah paham tidak begitu penting saat ini. Mungkin karena yang
kita bahas disini adalah Zaimokuza dan maksudku hanya Zaimokuza saja.
Ketika aku memalingkan pandanganku dari Zaimokuza dan melihat para member klub judo berjalan
ke pojokan, sebuah pikiran terlintas di kepalaku.
“Oh ya, katanya kau memilih kendo untuk kelas beladiri nanti?”
Ketika kelas 2 SMA, ada kelas beladiri di gym yang wajib diikuti siswa. Kau harus memilih antara
kendo dan judo.
Tapi kau harus membeli sendiri perlengkapan beladiri tersebut. Karena satu set peralatan kendo
sangat mahal, aku memilih judo. Jadi aku memberitahu orangtuaku “Saya tidak tahu mau memilih
beladiri yang mana, tapi tolong beri saya uang untuk perlengkapan kendo”. Ini adalah taktik dimana
mereka menyebutnya Full Metal jacket, The Small Change Alchemist.
Aku memilih judo dan karena Zaimokuza tidak ada disana, memakai proses eliminasi, artinya
Zaimokuza memilih kendo. Karena itulah, kemungkinan besar di judo kau tidak akan menemui
eksistensi manusia bernama Zaimokuza disana.
“Homu, memang begitu. Aku pasti akan memilih kendo. Kurasa itu sangat natural. Apa ada masalah
dengan itu?”
“Tidak sih...Aku cuma kasihan dengan orang-orang yang harus berpasangan denganmu di kendo
nanti.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Pada kenyataannya, mendengar kata-kata kegiatan yang dilakukan dalam gym, itu saja sudah
membuatku tidak enak badan. Dengan dia ada di kendo, malah membuatnya terdengar sangat
mengganggu.
“Jangan khawatir. Aku akan menahan diriku untuk tidak menggunakan kekuatanku yang sebenarnya
kepada para pemain pedang kelas bawah itu. Aku akan berusaha keras untuk itu.”
Jadi kalau kuterjemahkan ke percakapan modern, mungkin, “I-ini terlalu memalukan untuk
menunjukkan sikap seperti itu di depan orang-orang...Oleh karena itu, aku tidak akan
menunjukkannya. H-hachiman, kau adalah satu-satunya orang yang kutunjukkan sifatku ini, oke!”
atau semacam itu.
[note: Hachiman menyukai hal-hal tsundere.]
Kurasa tidak masalah selama Zaimokuza tidak mengganggu orang lain. Alasan mengapa para
penyendiri diperbolehkan hidup karena mereka tidak menyakiti orang lain.
Seperti kurang senang dengan sikapku, Zaimokuza mengoceh dan bertanya. Tapi jawabanku
sederhana. Tidak ada keterkejutan soal itu.
“Aku memilih judo karena di kelas itu bisa berguna bagi member klub judo yang butuh lawan
tanding. Sedang yang lainnya hanya latihan ukemi.”
“Homuu...Kau sebenarnya hanya mengawasi mereka latihan, bukan menjadi partner mereka, benar
tidak...?”
Kurasa ini bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Ketika ada turnamen, akan ada member klub yang
mendapati takdir mendapatkan nomor lotre terburuk. Mereka diberitahu untuk mempersiapkan sebuah
atraksi plus membersihkan peralatan. Coba lihat member klub judo di depanku, menjadi buruh kasar
yang mempersiapkan peralatan adalah sisi gelap dari dunia olahraga itu sendiri. Ada gosip yang
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
mengatakan bahwa masa depan dari member klub olahraga adalah menjadi budak perusahaan;
sumbernya berasal dari sisi lain diriku ini.
Oleh karena itu, member klub judo seperti kurang senang ketika melatih diriku di kelas
beladiri...Apakah itu alasan ekspresi mereka terlihat suram ketika itu? Maaf ya, oke?
Tapi memikirkan ini dalam-dalam tidak akan mengubah fakta tersebut. Kalau saja diperbolehkan
bolos kelas beladiri, aku akan bolos demi mereka. Tapi sayangnya tidak ada hal semacam itu, jadi aku
harus menghadiri semua jadwal kelas beladiri.
Maaf ya yang melatihku judo, tapi untuk sekarang, aku akan menjadi beban bagi kalian semua.
Setelah memperteguh tekadku, sebuah bel menandakan jam makan siang berakhir berbunyi. Akupun
berdiri dan membersihkan pasir yang menempel di punggungku.
Setelah mengatakan itu, aku membalikkan badanku dan suara langkah kaki terdengar mengikutiku
dari belakang seperti biasanya.
Eh? Kita akan pergi bersama? Aku sangat yakin kalau yang kumaksud adalah “Aku akan kembali
sendirian”. Aku menatapnya dengan curiga, tapi Zaimokuza tidak mempedulikanku dan membuat
suara tawa “fufun”.
“Apa yang hendak kau katakan? Cepatlah, cepat! Dasar lambat! Aku akan pergi duluan!”
Dia lalu terburu-buru pergi ke gedung sekolah. Kalau kata-kata Zaimokuza itu diterjemahkan ke
bahasa modern, “Ada apa? Ayo cepat kembali, oke...? Ah, tapi, kalau ada gosip kita berdua berjalan
bersama-sama menyebar...Itu akan terdengar memalukan...”
Aku bahkan tidak marah jika memikirkan itu. Hanya saja, itu membuatku jijik.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
x x x
Dalam musim seperti ini, SMA kami dilengkapi dengan AC, membuat kami menjalani pelajaran di
kelas dengan nyaman ketika musim panas. Tapi ketika diluar kelas, ceritanya berbeda. Hal yang sama
terjadi ketika jam pelajaran sekolah berakhir.
Bahkan dalam cuaca yang sepanas ini, ketika menuju ke ruangan klub yang berada di dalam gedung
khusus, aku bisa merasakan sensasi dingin. Bisa jadi itu karena posisi gedung yang berada dalam
bayangan gedung utama atau ventilasi udaranya yang bagus. Atau bisa juga, karena ada aura dari
pemilik ruangan itu. Aku cukup yakin kalau sensasi dingin darinya yang menyebabkan bulu kudukku
berdiri. Aaah, juga, dadanya juga keren!
Ketika diriku sibuk dengan pikiran-pikiran tidak berguna karena sensasi dingin dari gedung khusus,
aku membuka pintunya secara pelan, sehingga ada sebuah tatapan dingin yang mengarah kepadaku.
“....Kerja bagus.”
Setelah menerima tatapan mata Yukinoshita Yukino, aku serasa lemas saja. Kenapa orang ini terlihat
emosi? Apa pikiran-pikiranku soal dirinya tadi bisa dia rasakan? Dengan Yukinoshita menjadi esper,
aku sebagai satorare, kontroversi kedua akan terjadi tidak lama lagi.
“...Oh, ternyata Hikigaya-kun. Ekspresimu sangat lembab sekali seperti ada amfibi yang masuk ke
ruangan ini.”
“Well, masa remaja akan membuat wajahmu terasa lembab, mau bagaimana lagi. Tapi tolong jangan
beritahu Hiratsuka-sensei soal kata-kataku tadi. Karena dia pasti akan merasa terganggu ketika
mendengarnya.”
Setelah sapaan biasa kami selesai diucapkan, aku duduk di kursiku yang biasanya, berseberangan
dengan posisi kursi Yukinoshita.
Ketika melihat dirinya yang terasa kurang nyaman, Yukinoshita tidak mengatakan apapun
setelahnya. Dia lalu menatap kembali buku yang di tangannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Aku bisa dengan mudahnya melihat kalau suasana hatinya sedang tidak bagus, tampaknya itu tidak
berasal dari ketidaksukaan atau kebenciannya kepadaku. Buktinya, dia tidak menambahkan beberapa
kata sarkasme lanjutan dalam sapaan tadi, tapi hari ini memang agak menusuk. Sekali lagi, dia
biasanya akan mengatakan beberapa kata lanjutan setelahnya.
Kalau bukan gara-gara aku, lalu mengapa suasana hatinya sedang buruk? Kau hanya akan membuat
suasana ruangan ini menjadi buruk, jadi tolong hentikan.
Karena tidak ada pekerjaan yang bisa kulakukan, aku mengambil buku dari tasku. Aku buka
sembarang halaman di bukuku, lalu menatap ke arah Yukinoshita.
“...Phew.”
Satu-satunya hal yang dia lakukan adalah membaca, tapi dia mendesah kesal. Sementara itu,
tampaknya tumpukan stressnya mulai meninggi. Apa buku itu terasa sebegitu membosankan? Tahu
tidak, kau bisa berhenti membacanya...
Meninggalkan dirinya dengan dunianya, aku menatap kembali buku di tanganku dan hendak
berkonsentrasi membaca, lalu suara berisik dari pintu yang digeser mengisi ruangan ini.
“Yahallo!”
Masuk ke ruangan membawa suasana musim panas, salam yang ceria itu berasal dari Yuigahama
Yui. Setelah berjalan masuk dengan suara yang berisik, dia duduk di kursinya yang biasanya.
Menemani keterlambatannya, rok dari Yuigahama terlihat lebih pendek dari biasanya. Tambahan
lagi, dia tidak lagi memakai kaos kaki yang berwarna biru muda, yang biasanya selutut. Lengan
bajunya juga terlihat digulung. Tampilan seperti itu memang menggambarkan musim panas. Kalau
dilihat baik-baik, bisa dikatakan kalau bagian yang bisa diintip dari lengan dan kakinya bertambah
banyak. Well, bukannya aku sering memperhatikannya dengan detail atau semacam itu, itu adalah
sesuatu yang biasanya kau sadari dengan sekali lihat, orang yang biasa kau lihat sehari-hari. Kalaupun
ada masalah, maka itu adalah dirimu yang menyepelekan kemampuan observasi dari mata seorang
penyendiri.
[note: Di vol 9 chapter 1 juga Hachiman memperhatikan detail seperti ini, hanya saja objeknya berbeda, jika kali
ini Yui, maka di volume 9 Miura. Tapi bahasannya sama, paha dan itu.]
Setelah duduk di kursinya, Yuigahama menggenggam ujung kerah lehernya dan mengibas-
ngibaskannya. Hentikan itu! Jangan komplain jika aku menoleh ke kamu gara-gara itu, serius ini.
Ngomong-ngomong, meski dia mengomel tentang cuaca panas, dia tidak memakai polo shirt
ataupun membuat leher kemejanya terbuka, huh? Kurasa ini agak mengejutkan. Mungkin dia
terobsesi untuk selalu memakai pita seragam atau semacamnya?
Berharap bisa menghindari diriku untuk menatap Yuigahama, aku memfokuskan diriku untuk
membaca buku di tanganku ini. Setelah itu, aku berusaha menggunakan tenaga ekstraku untuk
membalikkan halaman yang sudah menempel keras gara-gara udara yang lembab ini, dan ini
menimbulkan suara yang sangat berisik.
Aah, kurasa lebih baik jika aku menaruh penanda halaman nanti...Itu adalah hal tersedih yang pernah
kaulakukan ke sebuah buku yang kucintai. Itu juga bisa dikategorikan satu dari sekian banyak hal
yang tidak nyaman untuk dilakukan di musim seperti ini.
Ini bukanlah salah Yuigahama, bahkan, ini memang salahku. Tapi sebenarnya, umm, aku merasa
agak tidak enak melirik ke arahnya, tapi karena alasan dibalik ini adalah Yuigahama, memang
terdengar tidak adil, mau bagaimana lagi, aku secara perlahan mencoba melirik ke arah Yuigahama.
Jangan salah paham ya, ini bukannya karena dia mengibas-ngibaskan jasnya ke arah dadanya yang
membuatku terganggu, atau bagaimana kakinya terlihat lebih panjang dari biasanya; Itu hanya
sebuah tatapan yang kebetulan saja. Entah apa itu, itu terdengar seperti sebuah alasan yang
menyedihkan.
[note: Banyak alibi, bilang saja ingin lihat dada dan pahanya.]
Tapi yang membuat Yuigahama tidak curiga terhadap tatapanku adalah dia sejak tadi bingung
melihat Yukinoshita.
Kalau ini orang lain, mereka mungkin tidak akan bertanya ke Yukinoshita yang sedang memiliki
suasana hati yang buruk. Tidak perlu bad mood, bahkan sikap Yukinoshita yang normal sekalipun
sudah merupakan hal yang buruk bagi mereka.
Kalau dia yang seperti biasanya, dia tidak akan melewati garis-garis batas miliknya dan bertanya hal-
hal yang kurang menyenangkan. Tapi adegan barusan yang menanyakannya langsung adalah bukti
kalau jarak diantara mereka berdua sudah memendek.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Setelah kejadian ulang tahun Yuigahama, aku merasa kalau percakapan basa-basi diantara mereka
sudah berkurang.
Yukinoshita terlihat menghentikan aktivitasnya, seperti berpikir apakah dia akan berbicara atau
tidak. Tapi karena kita berbicara tentang Yuigahama disini, dia akan mencoba untuk menjawabnya.
“Aah, udara yang lembab ya? Aku juga merasakan itu dan membuatku sulit untuk memperbaiki
rambutku. Ini sangat mengganggu.”
Kebalikan dari Yukinoshita yang mendesah kesal sambil menggosok-gosok bukunya, Yuigahama
sedang menyisir rambutnya dengan tangannya.
“Memperbaiki? Aku malahan sebaliknya. Udara yang lembab membuat kertas ini terasa
lengket...Membuatku stress.”
Ketika dia mengatakannya, Yuigahama berdiri dan berjalan di belakang Yukinoshita. Tidak
mempedulikan tatapan Yukinoshita yang diisi dengan penuh tanda tanya, dia secara perlahan
menyentuh rambut Yukinoshita.
“Lembut sekali seperti sutra. Aah, tapi ini terasa sedikit panas, huh?”
Yuigahama lalu mencari sesuatu di kantongnya, dan mengambil sesuatu. Dia lalu menaruhnay di
pergelangan tangannya. Itu tampaknya sebuah ikat rambut.
Setelah itu, dia mengambil sesuatu di tasnya dan mengambil sebuah sisir, secara perlahan, dia
menyisir rambut Yukinoshita. Ketika dia membuat pola ikatan di rambut hitam, lembut, dan panjang
milik Yukinoshita, dia lalu menaikkan rambutnya dan mengikatnya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Punya rambut yang panjang ketika musim panas akan menyimpan panas di kepalamu, jadi
membuat rambutmu terikat seperti ini terlihat lebih baik, benar tidak?”
Mendengar kata-katanya, Yukinoshita seperti kebingungan harus menjawab apa. Dia terlihat sedikit
ragu-ragu, seperti tidak terbiasa ada orang yang merapikan rambutnya. Ini adalah sebuah kejadian
yang sangat jarang terlihat.
Sambil merapikan rambut Yukinoshita sambil menyanyikan lagu-lagu ceria, dia sepertinya
memberikan beberapa sentuhan akhir. Meski begitu, rambut hitam panjangnya terlihat akan segera
menyembur keluar dan akan menjadi sebuah kekacauan. Ketika dia mengikatnya dengan penjepit
rambut yang dia ambil di saku dadanya, dia akhirnya menyelesaikan proyek sanggul nya.
Ketika dia melihat sekali lagi karyanya itu, dia tersenyum puas sambil berkata “heehee”. Kalau kau
membandingkan model rambut mereka, bisa dikatakan agak sedikit mirip.
Kau boleh memarahiku sesukamu. Tapi aku tidak bisa mengatakan yang lain lagi. Memangnya ada
lagi yang bisa kukatakan?
Sebagian besar, aku memang sudah berbaik hati memilih kata-kata yang lebih sopan untuk
menjelaskan maksudku...Meski begitu, kenyataannya, aku sendiri tidak yakin apa yang ingin
kukatakan. Faktanya, bahkan itu terlihat tidak mirip sama sekali, bahkan terlihat seperti jelas-jelas
tiruan...
“Ngomong-ngomong, bukankah akan sangat mengganggumu jika ada gadis yang punya gaya rambut
sama denganmu?”
Kalau kita membahas siswa SMA, mereka suka mengoceh tentang diri mereka, dan terutama lagi
ketika membahas fashion, sesuatu yang para gadis wajib bahas, tapi apa seperti itu kenyataannya?
Atau jika kamu hidup dengan jalan hidup membaca suasana sekitarmu seperti Yuigahama, apa quote
dari Kaneko Misuzu Exceptional People: “Semua orang menjadi satu dan semuanya terlihat indah”
akan terjadi?
Yuigahama menegakkan kepalanya dan mengatakan “hmm” sambil berpikir, tapi jawaban
sederhananya itu berbanding terbalik dengan banyaknya waktu yang dia gunakan untuk
memikirkannya.
“Well, kalau itu bisa membuat suasananya terasa akrab, maka itu bukanlah masalah, benar tidak?”
Aku salah paham sudah menganggap jawaban gembiranya sebagai sebuah racun. Aku tinggalkan
rasa terkejutku itu dan kembali ke bacaanku.
Ketika kulakukan, Yukinoshita yang sedari tadi hanya diam dan mengamati membuka mulutnya.
Orang yang sedang bertanya, Yukinoshita, tampaknya tidak tahu sudah menjadi apa rambutnya
sedari tadi. Yuigahama lalu mengambil cermin lipat kecil dan memberikan itu kepadanya.
“Terima kasih.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Dia lalu membuka cermin tersebut dan melihat tampilan rambutnya. Kedua matanya menajam
dengan ekspresi wajah penuh tanda tanya. Dia lalu menutup cermin tersebut dan menatap Yuigahama
dengan penuh keraguan.
Yukinoshita menunjuk ke arah bukunya yang ditaruh di meja dan melanjutkan kata-katanya.
“Udara yang lembab itu merusak bukuku dan membuat sulit diriku ketika membuka
halamannya...Begitulah.”
Rambut dan kertas tidak terasa berbeda bagimu, huh? Aku paham...Ya Tuhan, mengapa kau
memberiku pemikiran yang bodoh ini?
[note: Kertas dan rambut terdengar sama: kami]
Well, Yuigahama tidak membaca buku, jadi kalau dia mendengar kami, maka hal yang terbayangkan
pertama kali adalah gaya rambut. Area ketertarikannya berbeda dengannya.
Di lain pihak, Yukinoshita sebenarnya tidak berbeda dalam fashion, tapi dia menyukai buku lebih
dari itu. Memang benar, bagi pembaca, udara lembab di musim panas adalah sebuah penghalang yang
besar. Juga, keringat dari tangan. Pasti karena itu. Keringat dari tangan akan membuat kertas halaman
menjadi lengket.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Yuigahama mencoba mencairkan suasananya dengan tertawa, lalu dia tiba-tiba berdiri dari kursinya
seperti menyadari sesuatu.
Yukinoshita lalu memalingkan pandangannya. Meski dia mengatakan itu, dia tampaknya tertarik
dengan model rambutnya yang baru itu sambil membuka lagi cermin lipat tersebut, memiringkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk memeriksanya, lalu memegangi sanggul rambutnya.
Meskipun dia menambahkan itu, tampaknya bukan itu maksudnya karena pipinya terlihat memerah.
Tampaknya Yukinoshita menyukai model rambut barunya itu, hmm...?
“Panas...”
Yukinoshita berusaha terlihat sedih, tapi kurasa itu cuma alibinya untuk menyembunyikan perasaan
malunya. Meskipun di lain pihak, itu membuat hatiku bertambah dingin...
[note: Hachiman menyukai gadis tsundere, vol 1 chapter 1.]
Karena Yukinoshita tampak memiliki good mood, aku akan menyerahkan sisanya kepada kedua
gadis ini dan pulang saja, kurasa begitu! Baiklah, mari kita pulang.
Ketika kutaruh bukuku di tas, aku mencoba berdiri secara diam-diam agar mereka tidak
menyadarinya. Ketika aku mulai mengambil satu langkah menuju pintu, itu adalah momen dimana
terdengar suara pintu diketuk.
“Silakan masuk.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Permisi.”
Suara-suara tersebut berasal dari beberapa pria yang berwajah suram. Ada tiga pria yang mirip
kentang, kentang yang manis, dan taro.
Musim ini sudah terasa cukup panas, dan mereka bertiga malah menambah kesulitanku. Ini adalah
momen dimana temperatur tubuhku naik tiga kali lipat.
x x x
Ketika pria tersebut sekarang berada di depan kami, berpakaian sama, dan menciptakan situasi yang
sama. Meskipun sebenarnya wajah mereka bertiga berbeda, tapi kesan yang diberikan terasa sama.
Diantara ketiganya, ada satu orang yang terlihat familiar. Tampilannya seperti kepala kentang dan
dia sepertinya mengenali diriku dan berbicara denganku.
“Yeah...”
Aku menjawabnya singkat. Benar sekali. Dia adalah orang baik yang selalu melatihku di judo dalam
kelas beladiri. Dia mungkin bukan orang yang menyenangkan, tapi dia orang yang baik. Tapi aku
tidak mengingat namanya dengan baik.
Kalau begitu, dua orang di sebelahnya ini juga dari klub judo? Ketika aku menatap mereka dengan
penasaran, Yuigahama dan Yukinoshita menatap ke arahku.
“Kenalanmu?”
Dua pertanyaan tadi jelas substansinya berbeda. Tapi mengapa pertanyaan dari nona Yukinoshita ini
sudah mengasumsikan kalau aku ini sebenarnya tidak punya teman, huh...? Bukannya aku mau
mengatakan kalau dia itu salah atau sejenis itu.
“Tidak, aku tidak tahu namanya. Tapi dia berpasangan denganku di judo dalam kelas beladiri.”
Yuigahama seperti terkesima. Tidak, sebenarnya ada orang-orang yang akan tiba-tiba sok akrab
ketika kau mengingat nama mereka...Lagipula, aku sendiri memang tidak berniat untuk mengingat
nama orang. Waktu SMP dulu, aku sering diolok-olok menakutkan karena aku mengingat nama
semua orang di kelasku. Itu adalah pertamakalinya dalam hidupku punya kemampuan mengingat
nama orang tapi malah menyakitiku. Setelah itu, aku tidak berniat untuk mengingat nama orang.
Seperti Kawasesuatu-san.
Sebenarnya, aku sudah mencoba menjawabnya dengan suara yang pelan, tapi tampaknya terdengar
oleh mereka. Si kepala kentang tersenyum kecut. Tapi karena dia sendiri juga tidak ingat namaku,
maka kuanggap kita berdua impas.
Si kepala kentang berbicara dengan nada yang jelas, lebih dalam dari yang pernah kau bayangkan.
“Aku Shiroyama dari klub judo. Mereka berdua ini adalah juniorku...”
Kami sangat berterimakasih atas keramahan dan kesediaan para trio untuk mengenalkan diri mereka.
Tapi karena kekurangan karakter unik yang berkesan dari mereka membuat nama mereka sulit untuk
diingat. Karena ini sangat menyakitkan, maka mari kita permudah saja. Dia ini kentang, satunya
kentang manis, dan terakhir itu taro; kusebut mereka bertiga kentang bersaudara.
“Aku ketua klub ini, Yukinoshita. Gadis ini adalah member klub kami, Yuigahama-san.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Tapi dia malah tidak membahas itu, Yukinoshita langsung ke topik pembicaraannya. Dia
mengatakan “Selanjutnya, mari...”, mengawali topik ini dengan sebuah pertanyaan ke kentang
bersaudara.
“Yeah. Aku dengar dari Hiratsuka-sensei kalau kalian menangani masalah-masalah yang
mengganggu menyangkut kegiatan sekolah...”
Hiratsuka-sensei lagi, huh...? Lagian, penjelasannya soal klub ini sangat tidak jelas ke mereka. Entah
mengapa, kami ini terlihat seperti perusahaan kontraktor yang mencari masalah.
Well, kalau kita membicarakan bagaimana Yuigahama memahami sesuatu, kurasa dia memang
melihatnya seperti itu. Yukinoshita memiliki idealisme yang tidak mainstream sehingga kalau kau
hanya melihat klub ini dari pinggir, maka hanya terlihat sebagai sebuah tempat untuk
mengkonsultasikan masalah dan memiliki orang-orang yang bisa menyelesaikan masalah.
Kalau begitu, para kentang bersaudara ini mengunjungi klub ini dengan membawa sebuah
permasalahan.
Ketika kutanya, si Kentang Manis dan Taro hendak membuka mulutnya, tapi Kentang-yama
menghentikannya. Tampaknya senpai mereka memutuskan akan menjelaskannya sendiri. Dia seorang
senpai yang baik, begitulah menurutku.
“Yeah, er, ini agak sulit untuk dikatakan, tapi...Belakangan ini, banyak sekali anggota klub kami
mengatakan ingin berhenti. Aku sendiri sekarang membawa surat pengunduran diri mereka disini.”
Kalau mendengar nadanya berbicara, Kentang-yama pasti menjabat sebagai ketua klub.
Pasti enak sekali bisa berhenti dari klub...Aku juga ingin berhenti dari klub ini, tapi aku tidak
diperbolehkan, begitulah. Bukankah ini berarti kalau klub ini adalah Klub Jahat atau semacamnya?
Ketua dari Klub Jahat itu sedang menaruh tangannya di dagu dan menggumamkan “fumu” seperti
hendak berpikir.
“Itu...”
Shiroyama menghentikan kata-katanya. Tapi jujur saja, itu bukanlah sesuatu yang perlu ditanyakan.
“Well, bukankah klub judo memang seperti itu. Itu klub yang keras, menyakitkan, dan bau keringat
dimana-mana, mau bagaimana lagi, benar tidak?”
Tsukui dan Fujino. Aku sendiri tidak tahu mana yang A dan B dari mereka, tapi aku bisa melihat
kalau si Kentang Manis ini kurang sensitif terhadap bau dan Taro ini orangnya pengecut.
Ketika Kentang-yama memperingati mereka, keduanya menurut. Seperti yang kauharapkan dari
member klub olahraga, mereka sangat terlatih.
“Siap Bu Ketua...!”
Yukinoshita menatapku dengan tatapan yang dingin dan aku menurutinya untuk diam. Aku ternyata
sudah sangat terlatih!
“Benar, benar.”
“Ini tentang senior klub kami yang lulus SMA tahun lalu...Dia sekarang mahasiswa, tapi belakangan
ini, dia sering datang ke klub untuk melihat latihan kami. Dan masalahnya adalah, dia agak kelewatan,
begitulah...”
Seperti kesulitan untuk mengatakan kata-katanya, mereka berdua terlihat berbisik satu sama lain.
Tapi setelah itu, beberapa suara keras seperti mendukungnya.
Kalau membandingkan sikap mereka tadi, suara mereka seperti diselimuti semacam tragedi, bahkan
Shiroyama sendiri seperti tidak berniat untuk menegur mereka untuk diam kali ini.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Mas alumni itu terus menasehati kami tentang kejamnya dunia dan membuat kami menjalani
latihan-latihan yang sangat berat, yeah! Dia sepertinya ingin membuat kita menderita!”
“Anggota klub yang kalah ketika latih tanding disuruh belanja ke swalayan! Lalu dia makan
semacam bakso dengan sepuluh orang berbaris menonton itu di depannya, yeah!”
“Dia juga terlihat tidak senang ketika kami memperagakan jurus kami, yeah!”
“Itu sangat tidak adil, bahkan sudah menyerempet ke kategori buruk sekali!”
Mereka terus menyahut satu sama lain. Dengan menggunakan suara yang nyaring seperti berusaha
berbicara dengan cepat, mereka dengan segera kehabisan napas dan mereka berdua mendesah
“haa,haa” karena kelelahan.
Ketika mereka hendak melanjutkan kata-katanya, Yukinoshita menatap mereka dengan dingin
sehingga mereka kehabisan energi dan terdiam dengan sendirinya. Yukinoshita menunggu mereka
tenang lalu membuka mulutnya.
“Aku paham situasinya. Sederhananya, kau ingin kami melakukan sesuatu terhadap si alumni itu,
benar?”
Seperti kata Yukinoshita, kupikir sumber masalahnya adalah si senpai-alumni tadi. Setidaknya, si
Kentang Manis dan Taro tidak begitu senang kepadanya. Jadi, kupikir mereka yang hendak berhenti
dari klub itu merasakan hal yang sama.
Kalau begitu, mengamputasi bagian yang tidak terobati lagi itu adalah solusi tercepat mengenai
masalah ini.
“Kalau dia adalah orang yang mau mendengarkan orang yang mengatakan sesuatu kepadanya, maka
situasinya tidak akan berkembang menjadi seperti ini...Lagipula, orang luar yang mengatakan sesuatu
tidak akan dianggap, benar tidak?”
Tampaknya Shiroyama sudah mencoba berbicara dengannya beberapa kali. Meski, aku bisa
membayangkan hasilnya seperti apa. Sejak awal, dia memberikan ekspresi bahwa dia berusaha
menghindari mengatakan sesuatu yang menyinggung si alumni itu, dia memilih kata-katanya dengan
hati-hati untuk menggambarkan si alumni. Entah apa dia tidak nyaman atau mungkin karena dia ingin
menghormati jasa si alumni terhadap almamaternya dulu.
Klub bukanlah satu-satunya tempat dimana orang luar kesulitan untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Kupikir juga setiap orang harusnya menutup mulut mereka ketika berusaha mengoceh tentang suatu
hal yang mereka sendiri tidak paham betul, dan itu yang disebut empati. Meskipun yang kudengar dari
tadi hanyalah pendapat pribadi, kurasa aku tidak boleh keras kepala dan mulai berpikir untuk
mendengarkan cerita mereka dahulu.
Kalau begitu, kurasa akan lebih baik jika aku mendengarnya langsung dari orang-orang yang terlibat
dalam masalah ini dulu.
“Pembina klub kami adalah guru yang tidak punya pengalaman di judo. Oleh karena itu, dia sangat
senang ketika si alumni tadi menawarkan untuk mengajari kami.”
“Ah, begitu ya. Kalau begitu, bagaimana dengan senpai yang duduk di kelas tiga?”
“Mereka sudah berhenti dari aktivitas klub setelah turnamen yang terakhir.”
“Kurasa si alumni kami itu tidak akan mendengarkan siapapun, tidak peduli siapa yang berbicara
kepadanya. Dia adalah senpai yang kuat. Meski klub kami dulunya tidak memenangkan turnamen
apapun dalam kategori beregu, tapi dia memenangkan banyak sekali turnamen kategori solo. Dia
bahkan dapat rekomendasi kuliah gara-gara prestasinya di judo.”
Secara tidak sadar, Shiroyama menatap suatu titik di kejauhan. Seperti sedang mengingat masa lalu.
“Oooh...Diterima di universitas karena prestasi olahraga, huh? Itu memang sesuatu sekali.”
Begitu ya. Dari perhitunganku, itu berarti ketika dia kelas tiga, Shiroyama waktu itu kelas satu.
Bahkan Shiroyama yang kenal senpai itu, dia merasa kesulitan untuk membicarakan hal-hal buruk di
belakangnya.
Tidak lupa juga kalau kemampuan judonya juga luar biasa. Kalau begini, pastinya senior klub judo
yang duduk di kelas tiga tidak akan berani untuk menasehatinya, dan yang tersisa hanyalah guru
pembina yang amatir.
Begitu ya. Jadi mereka tidak punya pilihan lain kecuali menyimpan masalah itu diam-diam. Kalau
membahas kemampuan dan pengabdian yang panjang bagi klub, sebuah hubungan yang berdasarkan
tangga kedudukan sosial organisasi bukanlah sesuatu yang bisa dikhianati dengan mudah.
Tidak memotong satupun kata yang muncul di percakapan tadi, Yukinoshita menurunkan tangannya
yang sedari tadi dia taruh di dagunya.
“Katakan saja ini bukanlah masalah dengan senpai-alumni tadi, maka masalah yang kau hadapi saat
ini adalah mendapatkan anggota klub baru sebagai pengganti mereka yang ingin berhenti?”
“Yeah. Aku tidak khawatir soal klub akan bubar, tapi kalau melihat jumlah anggota yang terus
menyusut, kami tidak akan bisa berpartisipasi dalam turnamen judo beregu selanjutnya.”
“Anggota baru, ya...Kita ini tidak sedang berhadapan dengan handphone, jadi kupikir kita tidak akan
mampu mengajak bergabung orang-orang dengan mudahnya...”
Orang-orang yang menyukai judo; pada awalnya, jika mereka tidak punya ketertarikan kepada hal
lain, maka akan menganggap klub judo adalah sebuah kegiatan ekstrakurikuler yang potensial bagi
mereka. Mungkin agak janggal kau mendengar kata-kata itu dariku, tapi bagi siswa SMA, klub judo
bukanlah klub yang populer.
“Bagaimana jika berusaha membuat anggota yang ingin berhenti tersebut kembali aktif di kegiatan
klub?”
“Kurasa begitu. Sejak awal, dibandingkan dengan siswa-siswa pada umumnya, peluangnya sangat
besar untuk mereka kembali lagi ke klub karena sejak awal mereka adalah orang-orang yang tertarik
kepada judo.”
“Yeah, yeah! Lagipula, seperti, jika mereka bisa melalui permasalahan ini, maka mereka akan terasa
lebih akrab dengan yang lain, atau semacam itu!”
Meskipun agak mengganggunya, Yukinoshita tidak mendorongnya menjauh. Malahan, dia seperti
berusaha menciptakan sedikit jarak dengan menggerakkan tangannya. Dengan melihat mereka berdua
punya gaya rambut yang mirip, adegan itu akan membuatmu berpikir sudah seberapa dekat mereka.
Well, aku sendiri tidak berpikir kalau mereka sedekat itu. Setelah Yuigahama pergi dan kembali ke
klub, bisa dikatakan kalau hubungan mereka berdua berkembang.
Tapi itu adalah sebuah insiden unik. Mungkin karena Klub Relawan adalah klub yang santai atau
juga karena sifat Yukinoshita dan Yuigahama yang bisa membuat itu terjadi. Begitulah menurutku.
“Pada dasarnya, orang-orang yang sudah pergi tidak akan kembali lagi.”
Setelah dia mengatakannya, Yuigahama melepaskan pelukannya dari Yukinoshita dan menepuk
pundaknya. Meski begitu, Yukinoshita terlihat kurang senang.
Mari kita hentikan adegan ini ketika ada pelanggan duduk di depan kita, apakah kalian berdua tidak
keberatan?
Untuk mengalihkan perhatian para member klub judo ini, aku memulai sebuah pembicaraan dengan
Shiroyama.
“Jadi bagaimana? Apa kau bisa berharap kalau yang pergi itu akan kembali lagi?”
Kupikir begitu juga. Punya seseorang yang kembali lagi ke klub setelah berhenti kurasa terdengar
sulit. Kalau dibandingkan dengan klub santai seperti Klub Relawan, klub lainnya bekerja dengan
logika yang berbeda.
Mereka yang disebut klub olahraga bekerja mengikuti idealisme mereka sendiri. Misalnya,
mempertimbangkan struktur organisasi dan hubungan teman seperjuangan. Mereka semua punya
bayangan masing-masing, tapi juga penerapan di lapangannya tidak selalu seperti yang mereka
bayangkan.
Sebuah hubungan bisa juga diartikan sebagai sebuah hal yang mengikat seseorang.
Karena mereka dulunya pernah berteman maka tekanan ketika mereka sudah tidak lagi menjadi
teman semakin kuat. Perasaan ketika mereka berpisah dan kembali lagi, setelah itu menganggap orang
itu sebagai pengkhianat mungkin masih ada.
Dan jika alasan mereka berhenti karena latihan yang diberikan Senpai alumni tadi tidak bisa
diterima, kecuali si alumni kita singkirkan, maka mengharapkan mereka yang berhenti akan kembali
lagi ke klub adalah hal yang sia-sia.
“...Kalau begitu, kita tidak bisa melihat situasinya secara menyeluruh kecuali kita melihatnya
sendiri.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Kedengarannya begitu. Kesimpulan akan selalu bisa berbeda-beda jika kita hanya mendengarkan
pendapat orang. Ngomong-ngomong, mengapa kita tidak pergi ke tempat latihan klubmu saat ini dan
melihat kejadiannya langsung?”
Mungkin saja ada kemungkinan kalau si alumni itu memberikan latihan yang ternyata tidak seberat
yang dikatakan orang, dan ternyata yang meninggalkan klub itu adalah anggota yang cengeng.
Kenyataannya, masih ada orang-orang yang seperti itu sampai saat ini.
[note: Fakta bahwa Hachiman tidak punya teman, maka ini adalah pengalamannya sendiri. Artinya, ini
pengalaman Hachiman yang sampai saat ini ingin berhenti klub relawan meski kegiatannya santai.]
Ketika aku memindahkan pandanganku ke trio kentang yang terdiam sejak tadi, si Ketua trio,
Shiroyama, mengangguk.
“Baiklah. Sayangnya Senpai alumni tidak datang hari ini, bagaimana kalau besok?”
Apapun kasusnya, aku sendiri tidak punya rencana, jadi kuserahkan ke Yukinoshita dan Yuigahama
untuk memutuskan. Ketika kulihat mereka berdua tentang apa yang harus kita lakukan, Yuigahama
juga tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penolakan, dia melihat ke arah Yukinoshita seperti
diriku.
Kentang-yama secara sopan mengatakan rasa terima kasihnya diikuti oleh kedua kepala kentang
yang lain, lalu kentang bersaudara itu meninggalkan ruangan ini.
Musim panas baru saja dimulai, tapi matahari masih terlihat jelas seperti menunda datangnya malam.
Matahari yang bersinar cerah di langit ini membutku berpikir seberapa panasnya suasana dojo judo
saat ini.
x x x
Esok harinya setelah kedatangan member klub judo, Shiroyama beserta dua orang yang kemarin,
datang lagi ke klub.
Dojo judo berada di lantai pertama gedung gymnasium. Ada jendela-jendela kecil dengan tinggi
setara kami, tampaknya untuk membantu melancarkan ventilasi gym. Kami memposisikan diri kami
berada diluar dojo dan melihat latihan mereka dari jendela.
Ketika kau berpikir tentang aktivitas siswa SMA, kau akan dipenuhi gambar-gambar yang
menyegarkan.
Kau akan membayangkan semacam lukisan dinding dari sebuah masa muda.
Beberapa member klub judo seperti berusaha keras untuk memenuhi ekspektasi latihan klub dimana
aku sendiri serasa muntah ketika melihatnya.
Ada seorang pria dengan tampilan mencurigakan, memakai pakaian judo. Tampilan fisiknya terlihat
berbeda dari member klub disini.
Dia hanya melihat latihan para member klub, berdiri begitu saja.
Meski aku mengatakan ini latihan, yang mereka lakukan untuk yang dinamakan latihan hanyalah
berlari mengitari dojo.
Termasuk Shiroyama dan dua juniornya kemarin, beberapa member klub juga berlarian mengelilingi
dojo. Apa ada sebuah gerakan di judo yang berhubungan dengan berlarian di dalam dojo? Aku tidak
tahu detail soal itu, tapi berlarian di lantai dojo yang basah oleh keringat ditemani level panas yang
seperti ini terlihat sangat berat.
Setelah si alumni atau entah siapa namanya melihat ke arah jam dinding, dia lalu terlihat
membenarkan posisinya seperti hendak mengatakan sesuatu yang serius.
“Cukup. Bagi mereka yang telat maka harus berlari selama waktu yang mereka tinggalkan karena
telat. Sedangkan untuk kalian, kita akan mulai randori.”
[note: Randori adalah latihan pertarungan 1vs1 di judo.]
“Kurasa begitu. Meski dari luar terlihat sulit, tapi mempertimbangkan kalau kegiatan ini masih
terlihat aman dan terkendali, aku tidak begitu yakin soal itu...”
Memang benar, seperti kata Yukinoshita. Meski ada beberapa yang perlu dikhawatirkan, sejauh ini,
latihannya terlihat normal-normal saja. Bukannya aku ingin menjadi bagian dari itu. Hanya saja
mendengar kata Klub olahraga yang tanpa belas kasihan membuatku ingin berkemas dan
meninggalkan klub itu.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Kami memutuskan untuk melihat lebih lama, sejauh ini latihannya ternyata berbeda dari yang sedari
tadi kita bayangkan. Tapi ketika mulai memasuki isi dari latihan tersebut, suasananya berubah.
“Hanya karena pernah melakukannya sekali bukan berarti tubuh kalian akan mengingatnya dengan
baik, benar tidak? Akupun diajari begitu oleh seniorku di kampus. Jika tubuh kalian tidak bisa
mengingatnya, maka tubuh kalian tidak akan terbiasa dengan itu.”
“Menangislah karena sesuatu di level kalian ini tidak akan berguna sedikitpun di kehidupan sosial
kita. Hal-hal semacam klub di SMA adalah sesuatu yang gampang. Dunia ini jauh lebih kejam dari
itu!”
Sejujurnya, ini seperti menyaksikan adegan dari dimensi lain. Akupun sangat yakin kalau diluar sana
tidak akan ada yang lebih keras dan menyakitkan lagi dari klub judo di depanku.
Tapi yang paling abnormal adalah para member klub yang sedang dikontrol senpai mereka ini tidak
menyuarakan satupun kata keberatan.
Melihat keadaan mereka satu persatu memberiku perasaan yang tidak menyenangkan.
Aku percaya sebagai manusia dan makhluk hidup, menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan
adalah sebuah insting dasar dan tidak perlu dipertanyakan kebenarannya.
Oleh karena itu, kau tidak bisa menyalahkan mereka yang kabur dari situasi ini. Kalau kau tanya apa
yang perlu dikritik, maka yang menyalahkan orang-orang yang kabur dari situasi ini, orang yang perlu
disalahkan.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Dengan menyaksikan ini, rencana untuk memanggil kembali para anggota yang kabur sudah hilang
dari kepalaku.
Ketika aku mengatakannya, aku meninggalkan jendela dojo tersebut setelah mengkonfirmasi itu
dengan keduanya. Setelah keduanya menganggukkan kepalanya, mereka membalikkan badannya dan
meninggalkan dojo tersebut.
Dari jendela tersebut, aku bisa melihat Shiroyama berlatih dan terdiam. Setelah merasa yakin, aku
membalikkan badanku dan berjalan menuju klubku.
Dan yang tersisa saat ini hanya memikirkan rencana untuk menyelesaikan request ini.
xxx
Ketika kita sudah kembali ke ruangan klub, kita akhirnya bisa bernapas lega. Karena kita dari luar
ruangan, masuk ke ruangan yang dingin ini membuatku merasa kalau ruangan ini adalah ruangan
yang nyaman.
Kapanpun si karyawan yang bekerja diluar kembali ke kantornya, mereka mungkin merasa kalau
kantornya itu seperti surga. Kalau itu terjadi, maka itu adalah bukti kalau kau sudah menjadi budak
perusahaan tulen. Tolong sikapi serius kondisi itu dan segera berkonsultasi dengan psikiatris terdekat!
Ketika meminum MAX COFFEE dingin yang kubeli dalam perjalanan ke klub, menu utama
percakapan kami adalah menyimpulkan kesan setelah melihat kegiatan klub judo tadi.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Meski aku tanya begitu...Aku belum pernah melihat kegiatan klub judo sebelumnya, jadi aku tidak
tahu harus membandingkannya seperti apa, tapi kalau mengesampingkan itu, kurasa aku merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan disana.”
Setelah terdiam sejenak, dia melanjutkan itu dengan memilih kata-kata yang dia ucapkan. Tentunya,
sangat penting ketika membandingkan sesuatu, tapi dengan merasa pernah melihat kegiatan klub
sejenis bukan berarti itu sebuah teori yang mutlak. Kurasa tidak masalah untuk mengatakan pendapat
masing-masing secara bebas.
Pertama, aku memutuskan kalau hidupku ini tidak ingin terhubung dengan olahraga. Maksudku,
olahraga itu butuh teamwork dan semacam itu, tahu tidak? Karena itulah, pengalamanku di olahraga
tidaklah banyak dan pemahamanku soal itu sangat dangkal.
Oleh karena itulah pendapatku tidak bisa dikatakan valid, tapi setidaknya, suasana klub judo SMA
Sobu saat ini menurutku tidak manusiawi.
“Kupikir requestnya adalah bagaimana agar bisa merekrut lebih banyak anggota, tapi...”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Yuigahama mencoba mengkonfirmasi sekali lagi. Request sudah secara resmi diterima dan itu
berarti kita punya satu jenis misi, tidak lebih. Dengan kata lain, misi itu yang harus menjadi prioritas.
“Well, kita harus mencari cara agar orang-orang melihat klub judo sebagai sesuatu yang menarik.”
Kita tidak bisa mengajak orang bergabung hanya karena mengatakan kalau klub judo bagus ataupun
bisa mendapat rekomendasi, karena hal-hal tersebut juga bisa didapat dari klub lainnya. Kalau begitu,
akan menjadi sangat sulit untuk mencari anggota baru.
Meskipun kita melaksanakan proses mainstream tadi dengan sering, kita masih memerlukan cara
untuk membuat image klub judo terlihat bagus.
“Ah, bagaimana jika kita mengumumkan kalau klub judo bisa membuatmu terlihat populer atau
semacam itu?”
Sederhana sekali...
Entah mengapa, mata Yuigahama berbinar-binar ketika mengatakan itu, tapi itu terlalu sederhana.
“Apa kamu akan percaya begitu saja jika kamu adalah orang yang diberitahu soal itu?”
Keitka kau memulai sesuatu, alasan pertama yang datang ke kepalamu adalah “Aku mungkin akan
terkenal!”. Tapi coba pikir secara logis. Menjadi terkenal karena melakukan olahraga atau bermain
band; hal-hal tersebut adalah bohong.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Mereka yang terkenal akan tetap terkenal apapun yang mereka lakukan. Faktanya, mereka masih
tetap terkenal meski tidak melakukan apapun. Sejak para pria yang tidak populer banyak melakukan
ide itu, memakai itu sebagai alasan tidak akan memberikan efek apapun.
Ketika aku memikirkan beberapa ide, Yukinoshita terlihat mengambil beberapa tarikan napas.
“Mereka semua itu bisa dibilang atlet yang bekerja keras, tahu tidak. Sesuatu seperti makanan itu
mereka anggap sebagai bagian dari latihan atau semacam itu...”
Tubuh adalah aset terpenting dalam olahraga. Karena mereka harus memiliki tubuh yang ideal dan
menyesuaikan dengan kalori yang dibutuhkan, mereka memakan banyak sekali makanan. Di dunia
olahraga, bisa memakan banyak makanan harusnya bisa dikategorikan sebagai bakat juga.
Dengan reaksinya, kurasa otot tidak bisa dikatakan sesuatu yang atraktif...
Faktanya, kalau mereka hanya sekedar ingin berotot kekar, bukankah mereka tinggal makan
sebanyak protein yang mereka butuhkan?
Ketika kami terus menggerutu sambil menyilangkan lengan kami, tanpa bisa mengatakan ide yang
bagus, waktu terus berjalan.
Ketika jarum panjang jam membentuk sudut 90 derajat, Yukinoshita melepas lengannya yang sejak
tadi menyilang dan sedikit merenggangkan tubuhnya. Itu adalah bahasa tubuh seekor kucing yang
kelelahan karena tidur seharian. Tampaknya, dia hanya hendak mengganti topiknya.
“Daripada kita fokus dengan meningkatkan image mereka, kurasa kurang bagus jika kita melenceng
dari request utama mereka.”
Dia mengatakan alasannya. Dengan kata lain, dia menyerah. Ini memang tidak bisa dihindari lagi.
Kalau dipikir lagi, orang-orang di klub judo sudah melakukan apapun yang mereka bisa selama ini
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
dan yang akan kita lakukan adalah melakukan usaha mereka dengan waktu yang lebih singkat, ini
adalah hal yang mustahil.
Meski kita punya sesuatu yang inovatif, tidak ada yang bisa mensupport kita dan dengan sumber
daya kita, akan sulit untuk melaksanakan ide itu juga.
“Membuat image yang bagus bukanlah hal yang bisa berubah dalam waktu singkat.”
“Hmm...Kurasa kita harus mengajak orang bergabung dengan klub judo secara langsung.”
Well, mungkin itu adalah hal yang masuk akal. Tapi hanya karena terdengar masuk akal bukan
berarti itu adalah jawaban yang benar.
“Kita tidak akan bisa mendapatkan satupun orang jika kita hanya mengajak bergabung secara
normal. Kalau sesederhana itu, maka saat ini sudah banyak orang yang mengantri untuk bergabung.”
Kurasa, ini bukan karena kurangnya minat siswa terhadap judo, tapi ketika kita pikir dengan cermat,
tidak adanya alasan yang membuat mereka mau ataupun lingkungan yang mendukung mereka, itu
yang membuat mereka masih berpikir ulang.
“Perlu diingat juga, langsung bergabung dengan klub diluar jadwal event rekrutan resmi
sekolah juga memberikan keraguan yang tinggi.”
“...Kurasa begitu.”
Ini juga berlaku di kerja paruh waktu. Tidak ada yang ditakuti kecuali bagaimana membuat sebuah
hubungan dengan komunitas yang sudah berjalan. Bisa saja mereka mau melakukan sejauh itu seperti
mengadakan pesta selamat datang untuk pekerja baru, jika itu memang sesuatu yang diwajibkan bagi
mereka. Maksudku, ini semua tentang apa sih? “Tidak ada tempat duduk untukmu!”. Apa mereka
ingin mengatakan ini secara langsung atau bagaimana? Terima kasih karenanya, aku bisa membaca
suasana itu dan memutuskan untuk berhenti bekerja, sial!
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Rasa takut ketika bergabung di tengah jalan tidak terbatas untuk hubungan. Juga ke hal lainnya.
“Juga, ada juga faktor itu. Ketika berbicara olahraga, dan ternyata skillmu pas-pasan, ada orang-
orang yang ragu untuk memutuskan bergabung atau tidak.”
Ketika aku mengatakan itu, Yukinoshita melipat lengannya lagi dan mengatakan “hmm”.
“Jadi dengan kata lain, kau ingin menekankan poin dimana mereka butuh sesuatu yang bisa
meyakinkan mereka untuk bergabung meski klub judo sedang di tengah jalan.”
“Well tidak begitu sih, tapi aku ingin meyakinkan mereka kalau tidak ada hal yang memalukan jika
bergabung dengan klub yang tengah berjalan.”
“Ah, itu bisa juga. Suasana orang-orang di sekitarnya juga malah membuatnya bertambah depresi
juga...”
Dibandingkan dengannya, ketika Yukinoshita merespon, dia tampak kagum dengan poin-poin yang
kubicarakan tadi. Dan ini mungkin pertamakalinya aku melihatnya seperti ini.
“Begitu ya. Itulah Hikigaya-kun. Ketika membahas motif kegagalan orang-orang, pendapatmu
memang tidak tertandingi. Cukup mengesankan.”
“Hei tolong? Tolong kata-katanya diperhalus, oke? Karena aku ini memang sangat ahli dalam bidang
ini, tahu tidak?”
Aku sangat ahli dalam sesuatu yang bisa menusukku kembali, seperti kerja sambilanku dulu dimana
aku mengingat bagaimana cara melakukan sesuatu dengan cepat sehingga orang-orang di tempat
kerjaku menggosipiku “Orang itu tidak ada manis-manisnya sama sekali...”, oke?
Tapi tanpa mempedulikan kata-kataku, Yukinoshita mulai memetakan semua permasalahan ini
menjadi satu bagian.
“Kalau begitu, tampaknya kita perlu memikirkan sebuah cara untuk menarik orang-orang, terutama
di waktu-waktu setelah ujian. Kita ingin membalikkan opini orang kalau bergabung klub judo tidak
ada yang bisa dibanggakan, mereka kurang terlatih, dan mereka tidak disiplin.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Sebagian besar, dia seperti menyimpulkannya dengan baik, tapi cara mengatakannya memang kasar.
Meski sudah memegang masalah yang harus diselesaikan apa, tapi solusinya belum ditemukan.
Ketika kita menggali lebih jauh tentang tujuan utama kita, syarat dan kondisi sukses request ini
menjadi lebih kompleks lagi.
Agar semua persyaratan terpenuhi, ini artinya kita harus melakukan sesuatu yang tidak biasa. Apa
lebih baik kita menyelesaikan problem tiap individu yang kabur dari klub daripada menarik anggota
baru?
Apapun itu, requestnya adalah bagaimana bisa merekrut anggota baru. Meski begitu, aku sendiri
merasa diriku ini tidak terlatih dan tidak punya pesona yang bisa menarik orang untuk bergabung.
“...Ya, Yuigahama-san?”
Yukinoshita menyebutkan namanya dengan nada yang terkesan, seperti melihat kegigihan dalam
usahanya.
“Bagaimana jika kita melakukan sesuatu seperti mengadakan semacam event? Seperti, biasanya
mereka punya kegiatan in-col atau semacam itu, benar tidak? Jadi jika mengadakan event semacam
itu, bisa menarik perhatian banyak orang atau semacamnya.”
Seperti tidak mampu menahan antusiasmenya, Yuigahama mengatakan itu dengan cepat. Aku
sebenarnya tidak ada masalah untuk memahami apa maksudnya, tapi ada kata-kata yang tidak normal
menarik perhatianku.
Yukinoshita memiringkan kepalanya seperti mengatakan “Apa sih maksudmu?”, kata-katanya tadi
juga sangat menggangguku.
Coco-ichi, in-col, cur-kichi. Menaruh kata-kata tersebut bersamaan tampaknya akan terdengar
normal. Hei, hei, ini memang benar-benar ada.
Ketika dia mengatakan itu dengan nada yang kurang percaya diri, Yukinoshita mengatakan “aaah”
dan mengatakan itu seperti memahami sesuatu.
“Intercollegiate; itu artinya antar kampus. Kurasa itu semacam perlombaan antar universitas...”
Seperti yang kuharapkan, nona Yukipedia. Kata tersebut mungkin sudah terekam dengan baik di
salah satu halamanmu, huh? Jadi kau menyingkat intercollegiate itu menjadi in-col.
“Benar, benar. Jadi, ini seperti para klub di tiap kampus bersama-sama mengadakan kegiatan dengan
klub-klub kampus lain. Tapi jika itu hanya terbatas untuk para mahasiswa saja, kurasa agak sulit
untuk mengumpulkan siswa SMA dalam jumlah banyak. Jadi yang mereka lakukan adalah melakukan
event yang berbeda. Aku bahkan pernah dengar kalau event mereka sukses mendatangkan banyak
siswa SMA untuk datang menonton.”
Yuigahama terus berbicara tanpa berhenti, tapi yang dia katakan dari tadi adalah hal-hal yang
menakutkan untukku...Seperti, apa mahasiswa memang melakukan hal-hal semacam itu? Jauh dari
kata fun, malah sampai repot-repot mengundang siswa SMA. Ya ampun, itu sungguh mengerikan.
Tampaknya para klub yang terlibat In-Col ini dipenuhi oleh para pria-pria brengsek dan gadis-gadis
jalang (menurutku). Apa Yuigahama mengatakan itu karena dia pernah ikut dengan kegiatan mereka?
Sebuah tanda menyerah, wajah yang jijik-pun terlihat dari wajahku. Sial, bahkan aku tanpa sadar
mengatakan “ugh”.
Ketika menyadarinya, wajah Yuigahama memerah dan berusaha mencari alibi dengan panik.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“A-Aku belum pernah ikut kegiatan semacam itu, oke! Aku cuma mendengarnya dari para gadis di
sekolah lain!”
[note: Biasanya kegiatan intercollegial bisa berupa perkemahan, pekan atraksi, dll. Atau bisa kegiatan-kegiatan
gila ala barat yang sering dipertontonkan di film American Pie.]
Ketika aku menatapnya dengan penuh keraguan, tidak mau percaya begitu saja dengan alibi
spontannya, Yuigahama memalingkan pandangannya. Lalu dia menambahkan beberapa kata dengan
suara yang kecil.
Well, ini bukannya kamu tidak harus ikut, serius ini. Mungkin disana ada juga orang-orang yang
merasa kurang nyaman jika mendengar hal-hal semacam itu. Untung aku sudah membuang
kebencianku terhadap kegiatan yang disebut klub In-Col ini sejak awal, suasana hatiku mulai terlihat
lebih baik. Well, kalau kita memandang ini dari segi mengumpulkan orang-orang, maka kegiatan
mereka bisa dikatakan referensi yang bagus.
Ketika kutanya, Yuigahama mengatakan “umm”, berpikir dan berpikir hingga dia menjawabnya.
“Misalnya, jika klub tenis yang menggelar, mereka mengadakan turnamen tenis yang mudah untuk
menarik para pemula, atau turnamen bowling, bahkan mengadakan pesta barbeque.”
“Bowling...Eh? Bisa kau ulangi lagi itu klub apa yang menggelar?”
Ngapain klub tenis ngadain turnamen bowling...? Apa itu untuk melatih pinggang mereka sehingga
bisa melakukan pukulan ajaib atau semacamnya?
“Jadi begini, kita bisa menggelar turnamen judo for fun saja. Kita juga bisa mengajak para member
klub judo untuk berpartisipasi juga, tapi dengan cara yang sangat mudah.”
Kalau mengadakan turnamen judo hanya untuk senang-senang, bisa saja menarik perhatian orang
yang menaruh minat di judo. Lebih jauh lagi, dengan adanya member klub judo yang tidak begitu
serius, maka kita tidak akan melihat perbedaan kekuatan yang mencolok antara peserta turnamen.
Ketika aku merasa yakin, Yukinoshita tampak sedang mensimulasikan event itu di kepalanya. Dia
lalu terlihat mengangguk beberapa kali. Tapi gerakan kepalanya itu tiba-tiba terhenti.
Tampaknya dia tidak keberatan dengan rencana itu. Malahan, dia mengkhawatirkan hal teknisnya.
Tapi kurasa itu bukanlah masalah.
“Kurasa itu tidak masalah, benar tidak? Sekolah ini memberikan fleksibilitas bagi kegiatan klub.”
Tentunya itu juga berlaku ke Klub Relawan, bayangkan saja ada sebuah klub di SMA yang terlibat
dalam aktivitas rumit, misterius, dan seperti sebuah permainan yang kompleks.
Lagipula, klub-klub yang normal juga sering diberi ijin untuk melakukan event diluar aktivitas
harian mereka. Misalnya klub teh diijinkan menggelar event upacara minum teh. Mereka sering
mengadakan event kecil-kecilan dimana mereka juga mengundang pihak luar untuk berpartisipasi.
Yukinoshita tampaknya paham maksudku, tapi dia masih dalam ekspresi seperti memperhitungkan
sesuatu.
“Kalau begini, aku cukup yakin untuk masalah menarik anggota baru bukanlah masalah lagi...Hanya
saja mereka yang bergabung karena berpikir judo menyenangkan tidak lama kemudian akan berhenti ,
benar tidak?”
“...Kemungkinan begitu.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Kemungkinan, kah...?”
Meski begitu, ini mudah sekali untuk dijelaskan. Alasannya sudah terlihat jelas dengan memikirkan
apa yang terjadi dengan mereka setelah itu. Member klub yang masuk pada event resmi perekrutan
member klub judo saja memutuskan berhenti, apalagi para anggota baru yang bergabung hanya
karena event semacam ini, pasti akan berhenti dengan mudahnya. Kita juga harus memikirkan rencana
ke depannya untuk mencegah hal semacam itu terjadi.
“Oleh karena itu kita akan berusaha mengubah situasi lingkungan mereka juga.”
Tepat seperti itulah kesimpulannya, tanpa menambahkan lebih jauh, Yukinoshita mengangguk
mengerti.
Selama sumber penyakitnya masih disana, masalah ini hanya akan berputar-putar tanpa henti. Dan
yang terburuk, jika gosip situasi klub ini menyebar ke seluruh sekolah, tidak akan ada yang mau
bergabung dengan klub judo.
Jawabannya jelas. Tapi Yuigahama terlihat terganggu seperti ada beberapa masalah yang masih
mengganggunya.
“Tapi member klub judo, lebih tepatnya, si ketua tidak terlihat mau kooperatif dalam hal tersebut...”
Bagi Shiroyama, keyakinan yang membutakannya itu bukanlah karena si alumni itu sebagai seorang
individu. Sebenarnya itu karena konsep dari hubungan struktur organisasi dan sebuah senioritas. Dia
bahkan mengakui kalau ketidakadilan itu sendiri adalah bagian dari siklus kehidupan.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Jadi mencari sebuah cara untuk menyingkirkan si senpai tanpa bantuan klub judo...”
Sebaliknya, Yuigahama menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap ke arah atap ruangan ini.
Tidak lama kemudian, kepalanya kembali ke posisinya semula, menggerakkan jarinya dan membuka
mulutnya.
“Mungkin jika kita bisa membicarakan ini dengan guru yang lain, atau bahkan dewan sekolah yang
berisi para wali murid!”
“Sekolah mungkin tidak akan membiarkan masalah ini terdengar sampai wali murid.”
Setahuku, sekolah kita adalah sekolah yang didesain untuk mempersiapkan siswanya untuk ke
jenjang universitas. Jika ada suatu masalah yang terkait dengan klub menyebar, maka ini akan
menjadi masalah serius. Meski sebenarnya masalah itu hanya dilaporkan ke pimpinan tertinggi
sekolah ini, mereka pastinya akan membuat sebuah penyelidikan resmi. Tetapi selama mereka
bersikeras kalau tidak ada masalah di sekolah ini, maka mereka akan menganggap masalah semacam
ini merupakan masalah diluar sekolah dan masalah ini akan ditunda pembahasannya hingga waktu
yang tidak ditentukan.
Yukinoshita tampaknya sulit untuk menyetujui usulan itu, tampak dari ekspresinya yang terlihat
kecut dari sebelumnya.
“Kurasa begitu. Tampaknya yang bisa dilakukan mereka hanyalah menegur guru pembina klubnya
saja.”
“Kemungkinan terburuknya, klub judo yang akan disalahkan dan semua aktivitas mereka akan
dibekukan.”
Juga, ada kemungkinan kalau itu tidak akan mereka anggap sebagai masalah. Kalau mereka
menganggap itu adalah hal wajar untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan di klub, maka ini bisa
memberikan efek yang sebaliknya. Ini sangat buruk seperti mereka memberikan lampu hijau atas
tindakan si senpai.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Selama mereka berpikir kalau ini adalah klub beladiri, maka sangat wajar jika ada kegiatan yang
agak berbahaya terlibat disini. Lagipula, selama mendidik jiwa kepemimpinan itu terlihat aman-aman
saja, ada kalanya kejadian itu memberikan persepsi berbeda bagi para amatir dan profesional di
bidangnya.
Kalau begini, kurasa akan lebih baik jika kita menghindari terlibat dalam sebuah perjudian yang
berbahaya.
“Kurasa, satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah membuat si senpai itu meninggalkan klub
judo dengan kemauannya sendiri, huh...”
Tanpa mempertimbangkan faktor-faktor yang tidak tentu, kalau kau disuruh memilih metode terbaik,
maka tidak ada yang lain kecuali metode itu.
Tidak ada lagi metode yang lain, tapi Yuigahama dan Yukinoshita terlihat memiliki banyak tanda
tanya dengan kata-kataku tadi.
“Peluang kita adalah membawa seseorang yang punya posisi lebih tinggi dari si senpai dan guru
pembina klub. Itupun jika kita mampu.”
Yuigahama tersenyum sedangkan Yukinoshita membuat ekspresi seperti menyerah saja. Yukinoshita
mungkin menyadari sebuah ironi ketika mengatakan itu, tapi sebenarnya, itu memang satu-satunya hal
yang bisa kita lakukan.
“Kalau begitu, kurasa untuk menyukseskan eventnya kita butuh bantuan seseorang...”
“Huh?”
Mata Yuigahama seperti terbuka lebar. Di lain pihak, Yukinoshita melihatku seperti orang yang
ragu.
“Bagi seseorang yang jelas-jelas tidak punya teman ataupun kenalan, apa kau punya seseorang yang
bisa kau ajak?”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Jujur saja, kau sebaiknya hanya perlu mengatakan bagian terakhirnya saja tadi. Mengapa gadis ini
selalu menambahkan awalan yang aneh seperti itu? Well, bukannya aku mau mengatakan dia salah
sih.
Aku mengatakan kata-kata yang sudah kususun ketika mengumpulkan ide-ide itu di kepalaku.
“Kalau kau tanya apa aku punya seseorang yang ingin kuajak, aku bisa katakan aku punya. Mungkin
lebih tepatnya, aku hendak mengajaknya. Faktanya, agar itu bisa terjadi, maka kita harus
mengumumkan kalau eventnya akan dilakukan kapan.”
“Apa kau berencana mengajak seseorang untuk ikut event tersebut? Kalau benar, siapa orangnya?”
Yuigahama bertanya kepadaku seperti sangat tertarik dengan hal itu. Senyum yang tidak
menyenangkan terlihat di wajahku, lalu aku memberikan jawaban finalku.
“Di dunia ini, dia adalah orang diluar kita dan klub judo yang diakui sebagai orang yang paling
dikenal disini, orang yang menjadi pusat dari kumpulan massa yang menamakan diri mereka
komunitas sosial.”
Ketika aku selesai mengatakannya, Yuigahama menjawab “hoee” dimana aku sendiri tidak tahu apa
dia paham atau tidak maksudku itu. Apa mungkin itu terlalu berat bagi dirinya untuk memahami
itu...?
...Itu benar sekali. Sebenarnya ini hanya hubungan sepihak dimana pihak yang lain tidak tahu
sedikitpun tentang diriku.
x x x
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Pertama-tama, adalah menjelaskan ke Shiroyama dan yang lain tentang mengenai event ini dan
efeknya ke klub judo. Untuk yang satu ini, bisa dikatakan cukup mudah. “Agar ada yang mau
bergabung, kita akan menggelar sesuatu yang terlihat menarik dan bisa mengumpulkan massa”.
Dengan mengatakan itu kepada mereka sebagai rencana kita, mereka langsung paham maksud kami.
Tapi rencana terpentingnya tidak dibahas kepada mereka. Akan menjadi rumit jika mereka
menentang rencana tersebut. Dari semua rencana yang kami buat, fokus terpentingnya adalah
membuat si senpai meninggalkan klub dengan sendirinya. Jadi kami tidak perlu menjelaskan itu
kepada mereka.
Mengenai turnamen judo tersebut, akan digelar di sekolah, dan partisipan turnamen tersebut berasal
dari luar klub judo. Dengan begitu, kami sudah memprediksi kalau akhirnya kami akan ditanya satu
atau dua hal mengenai itu. Adanya gangguan sekolah yang campur tangan dalam rencana kami akan
terasa mengganggu, jadi akan lebih mudah jika mereka kita berikan sebuah skenario kegiatan yang
bagus.
Negosiasi dimulai dengan berbicara ke guru pembina klub judo. Begitulah, tapi kita tidak terlibat
dalam hal ini. Kami menyerahkan hal tersebut kepada Shiroyama untuk menjelaskan itu.
Meski dia adalah guru pembina yang sekedar titip nama, dia tampaknya tahu kalau belakangan ini
klubnya kehilangan banyak anggota karena berhenti. Dia hanya berpesan agar turnamen nanti
mengutamakan faktor keselamatan, tentunya klub judo akan terlibat sebagai panitia
penyelenggaranya.
Kami sudah punya tempat dan dojonya, jadi untuk masalah lokasi bisa dikatakan beres.
Karena turnamen ini untuk beregu dan aku disuruh ikut, maka aku juga harus menemukan grup-grup
yang bersedia untuk ikut, tapi yang terpenting, aku harus memastikan kalau turnamen ini punya cukup
partisipan.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Saat ini, Yukinoshita membuat brosur iklan tentang turnamen tersebut dan mencetaknya. Dengan
bantuan member klub judo, kami menempelnya di berbagai tempat.
Tapi hal tersebut untuk menyebarkan info turnamen bukanlah hal yang efektif. Bahkan klub orkestra
atau klub teh yang menyebarkan infonya lewat pamflet ataupun poster, tidak banyak partisipan yang
hadir dalam event mereka.
Event-event semacam ini sebenarnya bisa mengumpulkan orang banyak jika mereka merasa
memiliki hubungan dengan apa yang terjadi di event tersebut.
Dan kalau membicarakan hubungan, Yukinoshita dan diriku tampaknya tidak perlu ditanyakan,
apalagi klub judo yang belakangan sudah terlihat sepi. Ada juga Yuigahama, tapi daya tarik dirinya
tidaklah cukup untuk mengumpulkan massa.
Kalau begitu, kita butuh sesuatu yang sangat efektif dan efisien untuk mengumpulkan orang.
Itu adalah sebuah komponen yang bisa menarik perhatian mayoritas siswa disini.
Tentunya, sebenarnya banyak detail tentang turnamen ini yang patut dipertanyakan, tapi dalam kasus
kita, massa tidak perlu berpikir panjang tentang tetek bengek turnamen judo, yang kita butuhkan
adalah mereka akan tertarik untuk berpartisipasi karena melihat seseorang.
Untungnya, kita tahu kalau seseorang di sekolah ini punya kemampuan untuk menarik perhatian
mayoritas siswa SMA Sobu.
Yuigahama dan diriku, maksudku, Yuigahama akan mengurus negosiasi masalah ini.
Seperti biasanya, kelas 2F pada jam istirahat siang sangat berisik. Itu karena liburan musim panas
sudah dekat.
Bahkan aku memilih untuk tinggal di kelas, tidak repot-repot untuk pergi keluar kelas seperti
biasanya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Alasannya adalah agar kami bisa menarik seorang calon peserta turnamen, Hayama Hayato, yang
akan membuat turnamen judo SMA Sobu menjadi sekelas S1 Grand Prix. Ngomong-ngomong,
akulah yang mengusulkan orang itu.
Hayama adalah tipe orang yang akan menarik kerumunan massa seperti menampilkan sebuah galeri;
contoh gampangnya ketika kita dulu pernah punya pertandingan tenis kecil-kecilan. Kalau kita
membuat pengumuman besar-besaran kalau Hayama akan ikut, maka massa yang datang akan jauh
lebih banyak. Dia adalah pemeran utama yang harus kita amankan.
Begitulah, tapi yang menangani tugas untuk mengajaknya adalah Yuigahama, bukan diriku.
Setelah membeli roti untuk makan siang dan mendiskusikan kesiapan rencana ini kepada
Yuigahama, dia kembali ke grupnya dengan semangat yang menggebu-gebu.
Sekarang, dari titik ini, aku hanya akan menonton mereka dari posisi paling nyaman sambil
memakan makan siangku.
Aku harus memastikan kalau Yuigahama melakukan poin-poin pentingnya ketika menjelaskan itu.
Meski sebenarnya, hal itu terlalu banyak untuk orang seperti dirinya.
Ketika aku mencoba menajamkan pendengaranku, Yuigahama langsung membahas topik itu di
grupnya.
“Ah, aku ingat sesuatu. Kudengar klub judo mengadakan sebuah turnamen dalam waktu dekat.”
“Uh huuuh.”
Menjawabnya dengan ekspresi kurang tertarik dan sambil memakan makan siangnya, Miura. Meski
dia tidak tertarik, dia masih memberinya respon, dia mungkin hanya mencoba bersikap baik.
Meski begitu, bagaimana dia bisa memegang roti di tangan satunya sementara tangan lainnya
bermain HP, ini membuatku khawatir apakah dia akan membuat kesalahan dengan memakan HP-nya
daripada rotinya. Mari kita hentikan bermain HP ketika sedang makan siang, oke? Jangan lupa kalau
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
kau melakukan itu ketika kau makan bersama orang lain juga. Hanya penyendiri yang bermain
dengan HP ketika makan siang, oke?
“Seperti, seperti, ada penghargaan “Orang terkuat di kampus” dari klub judo bagi pemenangnya,
atau sejenis itu?”
“Aah, ngomong-ngomong, aku juga membaca soal penghargaan itu di selebaran yang dibagikan.”
Hayama tiba-tiba ikut dalam pembicaraan tersebut. Seperti yang kau harapkan, Hayama memastikan
dirinya untuk mendengarkan apa yang orang lain bicarakan dan bersikap seperti peduli kepada
sekitarnya. Yuigahama mungkin mengincar momen ini. Dia lalu mengarahkan pembicaraan itu
kepada Hayama.
Apa-apaan itu, caranya mengajak terlihat kurang bagus...Hayama tidak tampak tertarik sama sekali...
Oh, begitu ya. Aku tahu itu. Dia seperti kebingungan. Hayama terlihat seperti orang yang
menyegarkan untuk dilihat, sedang image ‘judo’ sendiri sebaliknya. Jelas sekali, aku bukanlah satu-
satunya orang yang berpikir seperti itu.
“Ah, bagaimana dengan Tobecchi? Kau tampaknya kuat, bukannya aku mau meragukannya sih.
Kenapa kau tidak ikut bersama-sama dengan Hayato-kun? Itu kan turnamen beregu dimana setiap tim
terdiri dari 3 orang.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Fumu. Jadi itu adalah strategi untuk memindahkan penghalang di sekitar Hayama, huh? Tampaknya,
Yuigahama memang tidak memulai pembicaraan seperti tidak ada rencana sama-sekali; malahan, dia
seperti menantang Tobe dengan mengatakan hal-hal absurb sehingga membuat Tobe
berpartisipasi...Mungkin begitu. Tidak, mungkin juga salah. Kurasa dia memang secara normal akan
mengatakan hal-hal semacam itu.
Sampai sejauh mana dia merencanakan itu, akupun tidak yakin. Dia adalah orang yang tindakannya
tidak bisa dikalkulasikan dengan normal.
Ebina-san memberikan responnya, seperti memikirkan dahulu kata-kata yang didengarnya tadi.
Miura melempar tisu ke Ebina yang hidungnya sedang mimisan. Sambil berterima kasih, Ebina
menaruh tisu di hidungnya, namun itu tidak menghentikannya untuk menambahkan kata-katanya.
“Naaah, judo agak...Sebenarnya aku cuma agak sedikit kurang percaya diri saja, begitulah...”
Ketika Ebina mengacungkan jempolnya, entah mengapa, Tobe tiba-tiba tertarik untuk ikut judo.
Kata-katanya terlihat berbeda dari sebelumnya...Bahasa Jepang memang agak sulit untuk dipahami...
“A-Apakah para pria akan saling memeluk satu sama lain ketika terjatuh? Siapa yang mau ya!? Apa
Hikitani-kun yang akan terjatuh di pelukan!?”
Tolong hentikan menyebut namaku...Karena aku merasakan seseorang sedang menatapku dengan
tajam, akupun memalingkan pandanganku karena panik. Ketika kedua mataku tidak lagi memandang
mereka, negosiasinya tampak terus berjalan.
Ketika aku kembali menatap mereka dengan bulu kudukku yang berdiri, Tobe mulai mengarahkan
pembicaraan dan menepuk punggung Hayama.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Hmm. Well, kita memang tidak akan terlalu sering mendapatkan kesempatan seperti ini.”
Dengan Yuigahama dan Tobe membujuknya berpartisipasi, Hayama tidak mampu menolaknya.
Apakah ini juga takdir bagi mereka yang sudah dirasuki kekuatan The Zone? Kalau mereka diminta
untuk menciptakan suasana, maka momen inilah, momen paling tepat untuk beraksi.
Ketika Miura yang sejak tadi jelas tidak berminat dengan topiknya tiba-tiba berbicara seperti itu,
Hayama akhirnya membuat sebuah keputusan.
Dengan begini, misi selesai. Setelah info Hayama akan berpartisipasi menyebar dari mulut ke mulut,
maka galeri dari orang-orang yang akan menontonnya akan meningkat, dan ini juga berarti partisipan
turnamen itu akan meningkat pula.
“Oke deh.”
Efek domino mulai bekerja, Yamato dan Ooka memutuskan untuk ikut juga.
Tidak, bukan begitu, lebih tepatnya tertarik. Penghargaan ‘Yang terkuat di kampus’ jelas menarik
perhatian para pria.
Oleh karena itu, selama kau punya alasan, maka tidak sulit untuk menarik perasaan-perasaan
semacam itu.
Jadi dengan begini, grup Hayama yang terdiri dari Hayama, Tobe, Yamato, dan Ooka sudah
mengkonfirmasi akan ikut turnamen. Ditambah lagi, karena Miura pasti akan hadir menonton, kalau
menghitung juga kepopulerannya, ini pasti akan menjadi besar.
Ketika dia menggumamkannya, dia lalu berdiri. Dari sana, dia mulai berjalan. Entah mengapa,
ketika aku mencoba memikirkan arah jalan Hayama dari tatapannya, cukup aneh, kedua mataku
serasa berhenti. Huh, dia menuju ke arah sini, benarkah...?
Dalam beberapa detik ketika aku berpikir mungkin Hayama ada keperluan dengan orang-orang di
sekitarku, tapi sikap Hayama menegaskan tidak.
Dia berhenti di depanku sambil tersenyum menunjukkan giginya yang berwarna putih.
Aku bisa memahami kata-katanya, tapi hatiku tidak. Meski begitu, karena aku diundang, kurasa aku
harus meresponnya.
“Eh, tidak, maksudku, kurasa aku tidak cocok untuk itu. Kurasa itu agak diluar kemampuanku.”
Kalau aku diundang, untuk saat ini, aku akan katakan tidak. Ini adalah respon yang tepat untuk basa-
basi.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Begitu ya. Well, karena Tobe dan yang lainnya sudah tepat 3 orang, aku merasa harus membuat
grup sendiri.”
Karena dia menatapku dengan tatapan yang langsung, aku membalasnya dengan kata-kata yang
terdengar abu-abu.
“Jadi, bagaimana...? Bukankah kau dulu yang mengusulkan ini, benar tidak?”
[note: Vol 2, solusi kasus sms berantai.]
Haa, jadi ini toh permainanmu. Dia datang kesini sehingga bisa menjadikan alasan kejadian berpisah
dari trio itu untuk kegiatan kunjungan tempat kerja tempo hari.
[note: Volume 2.]
Tapi dia ada benarnya. Akulah orang yang menyarankan agar Hayama keluar dari susunan grup tiga
orang waktu itu dan membentuk grup sendiri diluar mereka. Kalau dia konsisten dengan itu, maka itu
artinya dia tidak akan satu grup dengan mereka kali ini. Kalau begitu, seperti yang kemarin, kalau
membahas hal yang masuk akal, maka normal jika aku yang harus membalas kali ini.
Aku tidak punya pilihan lain, kecuali menerima ajakannya. Di atas itu, kehilangan partisipasi dari
Hayama bisa mengakibatkan kegagalan misi ini.
Sekeras apapun kau berpikir, akan lebih cepat jika Hayama mengundang orang lain. Aku melihat ke
arahnya sambil berusaha mengatakan itu, tapi dia menghindari itu juga.
Pria itu...Siapa ya? Memangnya ada? Ketika kupikir lagi. Be-begitu ya. Totsuka, benar tidak!?
“Aah...Dia, huh?”
“Benar, benar, Zaimokuza-kun. Dia tampaknya cukup kuat dan kupikir itu akan memperkuat grup
kita.”
Kalau dia satu-satunya orang yang dinominasikan Hayama, maka aku harus membicarakan itu
dengannya. Sekarang ini, Hayama adalah faktor terpenting. Aku harus mengikuti apapun
permintaannya agar dia mau ikut turnamen ini. Aku tidak ada pilihan lain...
Satu tim dengan Zaimokuza adalah musibah, tapi karena ini kegiatan Klub Relawan, aku harus
menikmatinya. Aku tidak menganggap Hayama hanya sebagai maskot penarik massa, tapi jika dia
bisa menjadi kartu as kemenangan grup kami, maka kurasa itu lebih baikk.
Yang menjadi masalah hanyalah bagaimana mengeksekusi turnamen itu dan apa hasil perjudian kita
di turnamen itu nantinya.
xxx
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Turnamen judo akan secara resmi dibuka dengan pembukaan yang sederhana, para peserta dan
penonton mulai terlihat berkumpul di dojo.
Turnamen semacam ini bagusnya diadakan sebelum musim panas, tapi sebaliknya, diadakan di
musim panas-lah yang justru menguntungkan untuk kita.
Setelah ini, kita akan menghabiskan dua bulan tanpa kehidupan sekolah.
Sebelum liburan itu terjadi, para siswa punya sebuah event kecil-kecilan dimana mereka bisa
menuangkan pikiran liar mereka untuk terakhir kalinya.
Dojo judo bukanlah tempat yang besar. Karena itu, para penonton terlihat berdiri untuk
menyaksikannya. Meski begitu, ini bisa dikatakan sangat sukses.
Shiroyama, berdiri di dekat kamiza, melihat ke arah seluruh penjuru ruangan. Dia tampaknya tipe
orang yang tidak menunjukkan ekspresinya, tapi khusus kali ini, dia menunjukkan emosinya.
[note: Kamiza itu seperti bagian dojo yang dimuliakan, biasanya tempat untuk menaruh benda-benda pusaka,
foto para leluhur aliran, penghargaan ataupun piala-piala, dll.]
“Aku terkejut dengan banyaknya orang yang datang kesini. Kalian benar-benar membantu kami,
terima kasih.”
Dia mengucapkan rasa terima kasihnya, tapi kami belum menyelesaikan misi kami ataupun
membantu orang lain.
Yang menjadi misi kami adalah momen setelah ini. Setelah kami selesai, aku merasa kalau dia tidak
akan mau berterimakasih kepada kami lagi.
Oleh karena itu aku tidak mau membahasnya dan membicarakan sesuatu yang berbeda.
“Yeah. Sesuai permintaanmu, kami memastikan kalau dia akan hadir. Kupikir dia akan datang
sebentar lagi.”
Ini akan bagus jika dia datang. Ini adalah satu-satunya hal yang bisa kami andalkan dari Shiroyama.
Yaitu memastikan si senpai alumni datang, atau sederhananya, memastikan kedatangannya adalah
misi utama kami.
Karena Shiroyama, senpai alumni itu akan hadir dan melihat seluruh turnamen dari atas. Kalau
begitu, si sepai nantinya akan bereaksi seperti apa? Apa yang dia pikirkan ketika melihat judo
dilakukan untuk senang-senang seperti ini? Entahlah.
“...Tidak. Dia juga tidak terlihat marah ketika aku memintanya hadir hari ini.”
Shiroyama mengkonfirmasi itu setelah berpikir sejenak. Sejauh ini, sikap Shiroyama masih
kooperatif terhadap event ini.
“Begitu ya. Kurasa itu sudah bagus. Kalian tinggal tunjukkan ke senpai itu seberapa keras usaha
kalian dan seberapa menyenangkannya klub judo itu sendiri.”
“...Kupikir begitu.”
Shiroyama tampak terpukul mendengar itu. Tapi karena wajahnya mirip dengan kentang, kurasa
agak sulit untuk melihatnya.
“Well, kurasa akan bagus sekali jika mereka bisa membuat pertandingannya menjadi menarik.
Baiklah, sampai jumpa lagi nanti.”
Setelah berpamitan dengan Shiroyama dan meninggalkan kamiza, aku menuju ke pintu masuk.
Ada sebuah meja panjang yang ditaruh disana untuk menerima pendaftaran tim yang akan
berpartisipasi. Yuigahama terlihat sedang duduk disana.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Di belakangnya, ada Yukinoshita yang sedang menuliskan bagan penyisihan grup di sebuah poster
besar.
Ada timku disana, yang berisi diriku, Hayama, dan Zaimokuza. Ada satu tim yang berasal dari klub
judo. Dan sisanya adalah tim luar klub judo yang mendaftar pada hari ini.
Kalau timnya banyak, maka akan sulit mengontrol turnamen ini dan kemungkinan terburuknya, akan
berjalan dengan membosankan.
Untuk waktu senang-senangnya, semakin pendek maka semakin berkesan untukmu. Kalau begitu,
maka kita akan padatkan isinya, sehingga mereka akan merasa kalau mereka sedang bersenang-
senang. Ini seperti sebuah permainan paradoks.
Kubuka sebuah percakapan dengan Yuigahama yang sedang bermain dengan HP-nya seperti
kebosanan.
“Uh huh. Kupikir setelah Hayato-kun datang, orang-orang akan mulai ramai kesini, benar tidak?”
Yukinoshita mengisi skema tersebut dengan nama tim. Tim kami berada di ujung dengan ujung
satunya diisi klub judo.
“Hikigaya-kun.”
Seperti menyadari aku sedang berdiri di belakangnya, Yukinoshita berbicara kepadaku tanpa
memalingkan wajahnya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Hmm?”
“Saat ini, aku sengaja menaruh timmu dan tim klub judo di tempat yang berlawanan seperti
permintaanmu, tapi jika kalian kalah sebelum final, bukankah ini tidak sesuai skenarionya?”
Yukinoshita mengatakan “haa” sambil mendesah kesal dicampur dengan perasaan kagum. Jujur saja,
aku merencanakan ini bukan dengan pikiran sembrono.
“Kalau kita kalah, kita bisa meminta untuk diadakan pertandingan hiburan. Meski begitu, kita akan
membuatnya sesukses mungkin. Hanya karena rencana kita berubah bukan berarti tujuan kita gagal.”
Setelah selesai menulis nama tim terakhir, Yukinoshita membalikkan badannya dan menatapku.
Lalu, dia tersenyum lembut kepadaku.
“Meski begitu, mungkin ini bukan hanya aku saja, kurasa aku tidak begitu senang jika tim kita kalah
dengan mudah. Kalau kau akan kalah, aku ingin kau setidaknya kalah dengan kepala tegak.”
Motivasiku sebelum bertanding langsung menguap begitu saja. Mengapa sih setiap dia hendak
mengatakan sesuatu sejenis itu, dia akan tersenyum dahulu?
Yang terpenting, si senpai alumni itu datang sudah 80% rencana ini akan sukses.
Sementara event ini berfungsi sebagai alat untuk menjaring anggota baru, bisa dikatakan itu hanya
‘bagian’ dari rencana.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Sangat penting untuk menghancurkan perasaan senpai yang seakan-akan dia memiliki kuasa disini.
Jika kita bisa menghancurkan itu dimana dia akan merasa buruk jika muncul di sekolah, maka itu
sudah cukup.
Banyak cara agar membuatnya seperti itu. Hanya saja, kami harus mempertimbangkan bahwa
apapun yang kami lakukan, tidak akan ada keterlibatan klub judo dalam rencana itu.
Cara paling baik untuk situasi ini adalah membuat si senpai berpartisipasi di turnamen ini dan
mengalahkannya dalam 1 lawan 1.
Senpai alumni itu diterima universitas karena prestasinya di judo. Mungkin akan lebih baik jika kita
asumsikan kalau seorang amatir tidak akan bisa menang melawannya. Kalau begitu, maka tinggal
memilih rencana B saja.
Yukinoshita melihat ke arah jam dan berbicara. Akupun melihat ke arah jam dan memang benar
kalau ini sudah saatnya.
Aku bisa mendengar suara keras Tobe. Ketika kulihat, Miura dan Ebina disertai beberapa grup ada
disana.
Di depan Hayama ada seseorang dengan tampilan mirip beruang yang baru turun dari gunung dan
menuju kota.
Dengan tangannya menutupi mulutnya, dia melihat dengan curiga orang-orang di sekitar sini.
Ketika kupanggil Zaimokuza yang hendak menolak masuk ke dalam, dia terlihat kaget seperti reaksi
binatang kecil yang takut. Tapi ketika dia sadar kalau suara itu berasal dariku, dia terlihat mulai
tenang.
“Nu, Hachiman ya...Aku terburu-buru kesini ketika kau menelponku, ngomong-ngomong ini
apaan?”
Dia berteriak seperti tidak tahu ada apa ini? Apa aku memang tidak pernah menjelaskan itu
kepadanya? Well, masa bodo juga.
“Hogh, pertandingan?”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Zaimokuza melihat ke kanan dan ke kiri sambil berkata “nuun, nuun” dan melihat ke arah poster
jadwal pertandingan.
“Fumuu...Setidaknya, jika aku tahu ini pertandingan apa...Kalau ini ada hubungannya dengan duel,
maka aku bisa melakukan sesuatu soal itu, tapi...”
Sambil menatapku curiga, aku mendorong Zaimokuza yang terlihat berkeringat dingin dari
punggungnya, mendorongnya masuk ke dalam.
Dalam prosesnya, Hayama bergabung dengan kami, membantuku mendorong Zaimokuza masuk.
Pria ini pasti pria baik. Hanya saja, pria baik yang normal harusnya tidak mau mendorong Zaimokuza.
Tidak lupa dia selalu menyegarkan suasananya, Hayama mendorong Zaimokuza sambil
mengenalkan dirinya.
“Oh. Benar...”
Sebaliknya, Zaimokuza selalu menjadi beban, tipikal manusia yang hidup di hutan tropis. Tanpa
menjawabnya dengan baik, Zaimokuza menggerutu “Sesuatu-gashi? Hayama Sesuatu-gashi ada
disini...”
Well, kalau kita kesampingkan masalah tadi, tim kami sudah berkumpul disini.
Ketika kulihat ke arah meja resepsi, Yuigahama membentuk sebuah pola lingkaran dengan
lengannya. Tampaknya seluruh tim yang berpartisipasi sudah hadir disini.
Dari sini, aku melihat poster pertandingan dan Yukinoshita menganggukkan kepalanya sambil
melihat ke arah jam tangannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Shiroyama tidak menyadari kalau aku sedari tadi menatap ke arahnya. Kurasa, itu karena Shiroyama
sedang menemani si senpai alumni dari tadi. Di dekatnya, ada duo junior kentang,Tsukui dan Fujino
yang menyapa balik dengan sapaan “osu”.
Akhirnya, kita bisa menentukan siapa yang terkuat di SMA Sobu, pembukaan dari S1 Grand Prix...
x x x
Dia berbicara dengan nada yang agak gugup, tapi dengan banyaknya penonton yang terlihat antusias,
mereka bertepuk tangan dengan “Horaaays” dan “Cheeers”.
Pertandingan pertama antara klub judo melawan kumpulan pria-pria dengan penampilan yang
meragukan.
Klub judo secara meyakinkan memperoleh kemenangan dengan dua kemenangan duel secara
beruntun. Pertandingan kedua dan ketiga juga berlangsung dengan antusiasme tinggi.
Tim dari Tobe juga melaju dengan lancar untuk mengamankan posisi semifinal. Sekali lagi, disini
hanya ada 8 tim, jadi pertandingan awal memang sudah menjadi perempat final.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Setelah kami berganti baju ke seragam judo, kami masuk ke arena pertarungan.
“Ini kan kurang lebih sama. Well, coba pikir begini saja. Ini bisa menjadi referensi yang bagus untuk
light novelmu.”
“Mu...Benar juga.”
Aku akhirnya mengocehkan kata-kata yang barusan terpikirkan di kepalaku, untungnya, Zaimokuza
terlihat percaya, mengangguk sambil mengatakan “fununu”. Uh, orang-orang secara normal tidak
akan membuat suara seperti itu ketika mengangguk, tahu tidak?
Tampaknya, Zaimokuza sekarang berubah menjadi mode chuunibyou. Biasanya, dia akan gugup
karena terlalu banyak orang di ruangan ini. Tampaknya dia memantapkan dirinya, dia sudah masuk ke
Master Swordsman Shogun mode. Kalau sudah begini, dia tidak akan mempedulikan tatapan publik.
Sekali lagi, ini adalah sebuah halaman ekstra dalam sejarah hitam dirinya...
Wasit pertandingan ini adalah salah satu anggota dari kentang bersaudara, Tsukui? Atau Fujino?
Kurasa diantara keduanya. Aku sendiri masih bingung soal itu, tapi itu mungkin bukan masalah
terbesarnya.
Ketika kami membungkuk sesuai instruksi dari wasit, semua orang kecuali orang yang akan
bertanding mundur ke posisi masing-masing. Tampaknya mereka sudah memutuskan siapa yang akan
bertanding terlebih dahulu.
Urutan ini harus berdasarkan strategi. Aturan turnamen ini bukanlah mengalahkan semua orang, tapi
pemenangnya ditentukan oleh siapa yang memenangkan 2 pertandingan dari 3 pertandingan duel yang
digelar.
Aku hendak menanyakan ini ke Hayama, tapi entah mengapa, Zaimokuza menjawab lebih dulu.
“Fumuu, aku harusnya menjadi pelindung kalian. Aku tidak akan menyerahkan kehormatan sebagai
ujung tombak begitu saja.”
“Oke, aku akan bertarung di duel kedua. Kami mempercayakan posisi penentu ke Hikitani-kun.”
“Kalian yakin?”
“Aku lebih cocok melakukan sesuatu di posisi yang nyaman. Lakukan yang terbaik, Zaimokuza-
kun.”
Ketika Hayama tersenyum dan mengatakan itu, dia menepuk pundak Zaimokuza.
Dengan disentuh Hayama saja sudah cukup untuk membuat keyakinannya pudar. Keringat dingin
mulai terlihat darinya. Apaan, kau gugup? Atau mungkinkah kau menyukai Hayama?
“Maaf ya, membuat kalian melakukan ini tiba-tiba. Kuserahkan pada kalian.”
Aku meniru Hayama dan menepuk punggungnya. Ketika kulakukan, punggungnya terasa basah.
...Eh? Apa-apaan ini, apa pria ini seorang amfibi? Apa ini keringat? Kupikir dia memakai semacam
pelembut kulit atau semacam itu. Kalau melihat hal ini dan dia tampak tidak jijik, membuatku sadar
betapa luar biasa Hayama ini.
Ketika kulihat, Zaimokuza bergerak sangat cepat. Meski begitu, musuhnya juga bergerak dengan
cepat dan bisa memegangi kerah Zaimokuza.
Tapi seketika, wajah musuhnya terlihat ketakutan dan penuh penyesalan. Dia tiba-tiba melepas
tangannya dari kerah Zaimokuza dan menatap serius ke arah kedua telapak tangannya dengan wajah
yang ketakutan.
“P-Poin?”
Para penonton langsung berteriak “o-oooh”, dengan suara yang cukup rendah. Tepuk tangannya juga
terlihat sedikit sekali.
Keringatmu, itulah...Kalau begini terus, kau akan ditangkap karena memproduksi garam dengan
ilegal. Lihat, seperti sekarang, member klub judo yang bertugas membersihkan lantai merasa kesulitan
membersihkan keringatmu. Sekarang aku merasa tidak enak kepada mereka...
Entah siapa yang memulai ide itu, tapi mereka secara lancar memberikan jeda untuk yel-yel tersebut.
Apa para penonton melatih ini secara diam-diam?
“Hayatooo!”
Berdiri di barisan penonton atas, adalah Miura. Dia melambai-lambaikan kipasnya sambil berteriak.
Ternyata, dia satu jenis dengan para penonton ini, huh? Karena sebelumnya, dia tampak tidak tertarik
dengan pertandingan lainnya, mengipas-ngipaskan kipasnya sambil menggerutu tentang
panasnya...Juga, sebenarnya ini bukan masalah, cuma teriakan Tobe saja yang terdengar mengganggu.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Hayama tidak terlihat cuek mendengar teriakan-teriakan itu, dia meresponnya dengan menaikkan
tangannya. Dia sangat sulit untuk dibenci. Di lain pihak, musuhnya merasa terintimidasi oleh suasana
itu.
Segera setelah pertandingan dimulai, Hayama langsung menangkap tangan musuhnya dan
melakukan bantingan bahu yang sangat keren.
“Ku-kurasa begitu...”
Sejujurnya, aku merasa agak aneh terlibat hal ini karena aku sendiri tidak melakukan apapun, tapi
untuk sementara ini, aku cukup senang karena kita menang.
Meski, spesifikasi kemampuan Hayama memang diluar nalar...Ngomong-ngomong, ada orang yang
berasal dari antah berantah mengalahkannya di sebuah pertandingan tenis, tahu tidak? Well, mungkin
kita memenangkan pertandingannya, tapi kita kalah dalam pertarungannya...Tunggu, tunggu
dulu? Aku barusan mengatakan pertandingan, tapi waktu itu, aku sebenarnya tidak melakukan
sesuatu. Aku bisa menang tanpa berusaha keras. Seperti yang kuduga, kurasa aku sebaiknya tidak
perlu bekerja di masa depan.
Meski aku sudah berencana tidak bekerja di masa depan, saat ini, aku harus melakukan sesuatu.
“Ada jeda sebelum pertandingan selanjutnya. Coba beristirahat atau menghabiskan waktu.”
Pertandingan lainnya sedang berlangsung saat ini. Sekarang, semifinal dengan grup tobe melawan
grup klub judo sedang berlangsung. Hayama mungkin menonton pertandingan Tobe dengan Miura
dan yang lain sementara Zaimokuza seperti tidak tahu harus pergi kemana, seperti menjadi
Ksitigarbha.
Disana, ada seseorang di kamiza sedang menonton pertandingan. Hanya saja, ekspresi wajahnya
tampak sedang bosan.
Dia adalah senpai alumni klub judo. Aku tidak tahu namanya siapa. Juga aku tidak tertarik untuk
tahu namanya. Kita tidak punya hubungan apapun, juga aku tidak perlu memanggilnya senpai, tapi
untuk kali ini saja, aku akan memanggilnya begitu.
“Senpai.”
Ketika kulakukan, si senpai menoleh ke arahku dengan ekspresi kurang senang. Karena wajah di
depannya terlihat kurang familiar, dia terlihat sedikit kebingungan, tapi dia menutupi hal itu dan
membalasnya dengan kata-kata yang agak kasar.
“Yo.”
“...Hmm bagaimana ya. Kurasa tidak buruk-buruk amat, eh? Bisa bersantai dan bersenang-senang
seperti ini, lagipula ini kan cuma level SMA.”
Senpai itu berbicara sambil mengibas-ngibaskan kipasnya. Aku bisa merasakan kalau dia
memikirkan dahulu kata-kata tersebut sebelum mengucapkannya.
Begitu ya, jadi dia tipe orang yang akan mengatakan seperti ini, huh? Ketika aku memastikan kalau
sifatnya yang kulihat waktu latihan dulu dan sekarang masih sama, aku lalu melanjutkan
pembicaraannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika kukatakan itu, si senpai menatapku sambil mengedipkan matanya dua sampai tiga kali.
“...Aah, jadi kau sampai segitunya mengumpulkan orang-orang ya? Tapi kalau cuma bersenang-
senang, tidak ada gunanya bagi tubuhmu, jadi kau jangan ganggu latihan Shiroyama, dengar tidak? Itu
karena dunia yang sebenarnya terlihat jauh lebih kejam daripada yang kalian tahu saat ini. Jika kalian
tidak berlatih dan belajar dengan serius, kalian tidak akan jadi apa-apa.”
Kata-kata yang si senpai katakan itu ditutup dengan menutup kipasnya dan memukulnya ke tangan
satunya, membuatku emosi saja, tapi aku bisa menahan sikapku. Malahan, aku mengatakan sesuatu
untuk menambahkan itu.
“Ya. Ah, itu benar sekali. Senpai, apakah kau bersedia berduel denganku?”
Aku meninggalkan kamiza dengan kata-kata itu. Aku bisa merasakan kalau ada sebuah tatapan
penuh tanda tanya sedang menatapku seperti merasa terganggu dengan responku, tapi aku tidak
mempedulikannya dan terus berjalan.
Pertandingan timku hampir tiba. Meski, kurasa ini tidak diperlukan karena mereka berdua akan
memenangkannya.
Tampaknya, ada yang melihatku barusan. Karena dia berada di sekitar kamiza juga, Shiroyama
tampaknya perhatian terhadap senpainya.
“Rencana?”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Yeah, itu benar. Juga, aku akan memberitahumu soal itu. Tadi aku berbicara soal pertandingan
final, tapi aku akan bertarung dengan senpai, jadi tolong jadi wasit pertandingan itu nanti.”
“Hmm?”
x x x
Pada akhirnya, aku tidak dapat giliran di semifinal. Kalaupun ada, itu adalah membantu panitia
mengepel lantai judo setelah pertandingan karena keringat Zaimokuza.
Kami melaju ke final dengan Zaimokuza dan Hayama memastikan dua kemenangan beruntun di
duel. Zaimokuza dengan pertahanan basahnya dan bantingan bahu Hayama memberikan kemenangan
bagi tim. Dan ini membuatku melaju ke final tanpa perlu melakukan apapun.
Lawan kami di final adalah tim yang menghancurkan tim Tobe. Mengapa sih mereka bisa kalah?
Ngomong-ngomong, karena Shiroyama adalah ketua klub, sebagai orang yang diakui kemampuan
judonya, diputuskan kalau dia tidak akan berpartisipasi di turnamen ini. Wakil klub judo yang tampil
adalah Tsukui, Fujino, dan satu orang lagi yang aku sendiri tidak tahu namanya, jadi kupanggil saja
dia Yam.
Ketika kulihat kentang bersaudara yang baru sedang melakukan pemanasan, kami mulai
mempersiapkan diri untuk pertandingan finalnya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Ketika sedang pemanasan, yang sebelumnya hanya melihat dari kejauhan, Yuigahama dan
Yukinoshita berjalan ke arah kami.
“Apa kalian ada perlu? Biasanya kalian tidak akan berbicara sebelum pertandingan dimulai.”
Ketika aku mengatakannya, Yukinoshita berkata dengan suara yang dingin, seperti tidak terpengaruh
oleh antusiasme dari klub judo.
“Kalau pertandingannya seperti ini terus, kau pasti senang bergabung dengan tim ini sepanjang tahun
ya?”
Sambil mengatakan itu, aku melihat ke arah Zaimokuza dan Hayama. Kurasa, dengan keduanya ada
disini, kita mungkin akan menang dengan mudah.
“Kau harus memastikannya. Kalau tidak, maka rencana ini tidak akan selesai.”
Seperti bisa melihat apa yang ada di pikiranku, Yukinoshita mengatakan itu. Sebenarnya, aku agak
penasaran sampai sejauh mana Yukinoshita bisa membaca diriku, tapi ketika dia mengatakan
sesuatu, kata-katanya sangat persuasif sehingga membuatku agak sulit untuk meresponnya. Memang
benar katanya, ini saja tidak cukup untuk menyelesaikan rencana kita.
“...Kurasa begitu.”
Yuigahama mengatakannya dengan penuh optimisme. Aku sedang tidak ingin merespon suasana
dirinya yang terlihat antusias.
“Huh?”
Ekspresi terkejutnya seperti menanyakan “Lalu demi siapa kau melakukan ini?”, sebelum bisa
kujawab, waktu untuk timku tampil sudah tiba.
x x x
Partai final sudah menunjukkan adanya badai menerpa sejak duel pertama.
“Defuh.”
Bersamaan dengan suara tersebut adalah suara sebuah benda yang menghantam dinding di Dragon
Quest.
Ketika aku mencoba melihat apa yang terjadi, seseorang yang mirip dengan singa laut terbanting ke
lantai. Tampaknya Zaimokuza tergeletak disana. Dia tidak bergerak sedikitpun.
Sukar dipercaya. Bagi Zaimokuza yang bangga terhadap kekuatannya yang tidak tertandingi bisa
kalah dengan mudahnya...Jadi dia selama ini adalah Yamcha.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Aku pikir klub judo sudah terbiasa untuk mengikuti turnamen seperti ini.”
Ternyata, Yukinoshita sudah duduk bersila tepat di sebelahku dan menjelaskan hal itu.
“Kuh, tampaknya jurus basah dan lengketnya jadi senjata makan tuan, huh!?”
“Menjijikkan...”
Yuigahama yang memegangi lututnya sambil duduk tersebut menambahkan sebuah serangan
mental. Kasihanilah, jangan pukul lagi orang yang sudah mati itu.
Zaimokuza, terkapar di lantai, secara kasar diseret ke pinggir. Ketika mereka menyeret Zaimokuza
yang bermandikan keringat, adegannya mirip seperti siput yang sedang merayap. Dia sekarang berada
di luar arena pertarungan.
Ketika itu, suasana dojo mulai ramai. Zaimokuza dikalahkan dengan mudahnya ternyata menjadi
sesuatu yang sensasional. Tapi ketika pertarungan selanjutnya siap dimulai, suara riuh tersebut
menjadi sunyi kembali.
Efek kekalahan pertandingan pertama tadi ternyata sudah ditutupi oleh kehadiran Hayama.
Pertarungan final ini juga berarti sebuah pertempuran dimana kita tidak boleh kalah. Jika kita kalah
di pertandingan kedua maka pertarungan ini berakhir.
Juga, para penonton membuat suasana dojo menjadi hidup. Ebina dari tadi terlihat berteriak-teriak
dengan suara yang keras.
“Hikitani-kun.”
Setelah dia berdiri, Hayama mengatakan itu dengan jelas meskipun ruangan ini terdengar sangat
berisik.
“Ah?”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Setelah dia mengatakannya, dia berjalan ke depan. Dia tetap terlihat merendah meskipun dia sudah
mendeklarasikan kemenangannya, memang benar-benar cocok dengan imagenya. Meski, aku sendiri
agak terganggu karena dia akan menang, tapi tidak ada yang bisa kukatakan kepadanya.
Ketika Hayama masuk ke arena, penonton mulai heboh dan berteriak tak terkendali.
Selain itu, aku sempat berpikir mengapa tidak ada suara teriakan Ebina lagi, ternyata dia tertidur di
paha Miura dengan wajahnya ditutupi saputangan yang basah. Apa sih yang barusan dia lihat?
Sebenarnya apa yang terjadi...?
Suara idiot tersebut mengganggu suasana di dojo ini. Ketika kulihat, itu berasal dari seorang gadis
yang memakai seragam dengan cardigan pink, dan rambut lurus sebahu. Dia tidak mempedulikan
situasinya dan berjalan ke arah Hayama.
Meskipun para penonton melihatnya dengan penuh tanda tanya, dia tetap tidak mempedulikannya.
“I-Iroha...”
“Karena Hayama-senpai tidak ada di klub, para anggota kelas satu kebingungan hendak melakukan
apa, tahu tidak?”
Hayama mencoba memberinya alasan, tapi Iroha-chan atau entah siapa itu tidak mendengarkannya
dan menarik-narik lengan Hayama.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Dan begitulah pikirku hingga Tobe yang berada di barisan penonton berdiri dan memanggilnya.
“Aduh salahku, Irohasu. Aku akan kembali ke klub, jadi biarkan Hayato-kun disini, oke?”
Dengan tersenyum, mengalami penolakan semacam itu, Tobe hanya bisa mengatakan “be-benar
juga...” dan kembali duduk.
Aku mencoba menanyakan itu ke Yukinoshita dan Yuigahama. Yukinoshita tampak tidak tahu harus
menjawab apa, tapi Yuigahama tampak memiliki gambaran siapa gadis tersebut.
“Aah, dia Iroha-chan. Dia siswi kelas satu, manajer klub sepakbola.”
Hoh, Isshiki Iroha. Tsk, aku ingat dia. Memang makhluk yang berbahaya, itu saja.
...Ini buruk sekali. Gadis itu jelas pertanda buruk. Roh penjagaku seperti membisiku untuk hati-hati
terhadap gadis yang cantik, ramah, dan menebar pesona seperti itu.
Ketika manajer berbahaya yang terlihat manis itu memegang tangan Hayama, dia berusaha
mengajaknya pergi.
Dia seperti menganggap dirinya sebagai putri yang egois dan tidak ada satupun orang yang boleh
mengganggunya.
Diantara kami, satu-satunya orang yang sedang berpikir logis adalah Yukinoshita. Tapi dia
memastikannya dulu kepadaku, seperti tidak yakin bagaimana harus melakukannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Begitukah?”
Meskipun Yukinoshita terlihat ragu, tapi tahu tidak nona? Kau dari tadi tampak tidak ingin berdiri
dari posisi bersilamu, benar tidak...?
Tapi, sebenarnya bukan masalah Si Ratu Kebekuan yang tidak mau berdiri. Itu karena ada seseorang
yang sudah berjalan untuk menghentikannya.
Nada suaranya seperti hendak membakar telinga yang mendengarkannya, tapi, bagi Si Putri Zephyr,
hal itu tidak memiliki efek.
“Haaa?”
“Be-begini, begini...”
Hayama merasa situasinya sangat buruk sehingga berusaha menenangkan Miura. Ketika dia
melakukannya, Isshiki seperti memegang erat lipatan roknya sambil bersembunyi dibalik Hayama.
Bahasa tubuh si binatang kecil tersebut membuat Miura bertambah panas. Ketika dia melihatnya, dia
melepaskan napas yang berat seperti meniup dua buah bantal angin.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“...Hayato, kau pergi saja ke klub. Aku ada perlu sebentar dengan gadis ini.”
“Eh?”
Dia terlihat kesal sambil tersenyum, itu terlihat seperti senyum pertama dan terbaik yang bisa Miura
buat.
Dari situ, Miura menarik Isshiki agar pergi bersamanya. Isshiki berteriak “Hayama-senpaaaai” yang
menggambarkan sebuah keputusasaan dimana Miura sendiri tidak mempedulikannya dan terus
menariknya pergi.
Hayama lalu mengejar mereka, seperti menyadari kalau itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia
tinggalkan.
Seperti katanya, dia menepuk kedua tangannya bersamaan dan lari keluar dojo.
Uh, ini jelas-jelas tidak akan sempat kembali ke sini...Adegan tadi mungkin sudah menarik perhatian
para penonton...
Semua orang seperti sedang membayangkan apa yang sedang terjadi barusan.
Dia adalah pria yang tidak bisa diandalkan ketika kita benar-benar membutuhkannya...Tapi,
sudahlah, katakan saja dia sudah membantu kita untuk sampai ke final.
Jadi masalahnya adalah bagaimana kita bisa melewati pertandingan kedua ini.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Kalah secara default? Er, kalau melihat urutannya, berarti aku yang harus menggantikannya...”
“Meski kau menang sekalipun, maka kita pasti kalah di pertandingan terakhir karena tidak ada orang
ketiga yang bertarung.”
Tepat seperti yang Yuigahama katakan. Apa yang harus dilakukan dalam situasi ini? Aku
memiringkan leherku dan suara yang tenang datang dari sebelahku.
Oh, barusan suara nona Yukipedia. Dia tampaknya tahu betul aturan dalam pertandingan judo.
Setelah mengatakan itu, Yukinoshita berdiri. Tidak, yang kau lakukan ini sudah diluar batas...
“Aku membaca aturannya, tapi tidak ada larangan tentang siapa yang boleh ikut serta. Lagipula ini
kan bukan turnamen resmi. Tidak ada seorangpun yang akan keberatan, benar tidak?”
Sambil mengatakan alasan-alasan yang tidak logis, Yuigahama terlihat meluapkan emosinya ke
Yukinoshita, yang seperti dugaanku, terlihat mulai ragu.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Musuhnya memang member klub judo, tapi mereka mungkin masih kelas 1, entah si Chinese Yam
atau Japanese Yam, bahkan diriku ini mungkin bisa melakukan sesuatu. Ketika aku menatap mereka,
ketiga kepala kentang tersebut berbisik-bisik. Ketika mereka melihat ke arah Yukinoshita, wajah
mereka terlihat memerah.
“Aku akan maju dulu. Hayama mungkin akan kembali setelah ini.”
Kemungkinannya tidak besar, tapi kurasa itu rencana terbaik untuk saat ini.
Setelah mengatakan itu, ketika aku hendak berdiri, Yukinoshita menarik tanganku ke bawah
sehingga aku duduk kembali. Leherku hampir berputar ketika hal itu terjadi.
Ketika kutanya apa alasannya sambil melepaskan napasku yang tertarik dengan cepat, Yukinoshita
melihatku dengan tatapan yang lembut, atau mungkin tepatnya, kedua matanya menatapku langsung.
“Haa?”
Sebaliknya, aku ingin bertanya apa maksudnya. Ketika aku hendak menanyakannya dengan ekspresi
terganggu, Yukinoshita mencoba memberiku alasan yang masuk akal.
“Rencanamu ini mungkin banyak celahnya, tapi kamu belum mempersiapkan pancingan ke senpai
agar mau turun bertanding setelah ini, bukan?”
“...”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Memang benar, dia sangat benar. Beberapa hari ini, event ini, tempat ini, adalah panggung yang
sudah direncakan untuk membawa senpai itu turun kesini dan membuatnya terjatuh. Membuyarkan
rencana yang sudah disusun berhari-hari merupakan keputusan yang bodoh.
Itu karena panggung terakhir inilah yang punya efek terbesar. Dari beberapa solusi yang tersedia saat
ini, yang terbaik adalah membiarkan Yukinoshita berpartisipasi.
Ditambah lagi tatapannya yang dingin menyadarkanku, Yukinoshita pun menambahkan, seperti
menyiramkan air dingin di atas kepalaku.
“Sederhananya, yang harus kulakukan adalah tidak membiarkan mereka menyentuhku, benar?”
[note: Yukino tahu Hachiman tadi hendak maju karena kesal para kentang bersaudara merencanakan hal-hal
mesum dengan memegangi Yukino ketika bertanding.]
“Ya itu masalahnya...!? Setidaknya, setidaknya tolong kau ganti baju yang lebih layak, oke?”
Aku menyerah saja ketika dibujuk Yukinoshita, sedang Yuigahama terlihat menggerutu sambil
menangis. Yukinoshita mengangguk seperti ada sesuatu yang dia pikirkan.
“...Itu benar.”
Setelah diputuskan, Yuigahama langsung sigap. Dia lalu menarik tangan Yukinoshita, pergi keluar
sebentar, dan kembali lagi 10 menit kemudian.
Napas Yuigahama terlihat tersengal-sengal dengan seragam yang terlihat acak-acakan. Di lain pihak,
Yukinoshita terlihat gahar.
Yukinoshita memakai hakama berwarna biru. Rambutnya terlihat diikat dengan rapi. Selain itu,
rambutnya ternyata diikat dengan model sanggul seperti tempo hari.
[note: Hakama adalah pakaian latihan yang bisa dipakai untuk kendo.]
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Para penonton yang melihat perkembangan situasi ini langsung bertepuk tangan melihat penampilan
Yukinoshita.
Wasitnya, Shiroyama, terlihat memiringkan kepalanya seperti tidak paham apa yang terjadi. Kami
saling menatap sejenak hingga dia sadar apa yang terjadi dan menganggukkan kepalanya.
Tampaknya, dia menafsirkan ‘rencana’ yang kusampaikan tadi adalah penampilan Yukinoshita di
final. Bukan, bukan, yang ini adalah hal lain...
Bersiap-siap, di pertandingan kedua, Yukinoshita melawan Yam ungu atau si Kentang manis?
Keduanya tampak sama-sama berdiri lalu saling menatap satu sama lain. Yukinoshita sudah terlihat
akan memenangkan ini dari tatapan matanya.
Seketika, musuhnya bergerak dengan cepat. Mungkin dia berpikir kalau lawannya ini hanyalah
seorang gadis. Asalkan bisa ditangkap, maka tinggal dilempar saja dan menang. Mungkin itulah
strategi yang hendak dia lakukan.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Tapi itu berlaku jika yang dia hadapi adalah gadis yang normal.
Coba kau pikir dahulu dengan siapa orang yang kau lawan itu? Dia adalah Yukinoshita Yukino.
Kalau melihat spesifikasinya, maka dia pasti berada di ranking atas di propinsi ini. Dia sangat luar
biasa dalam memanfaatkan kemampuannya, strategi, keberanian, dan semua fitur dalam dirinya
dikumpulkan maka akan sangat timpang jika dibandingkan dengan musuhnya. Ditambahkan lagi, dia
tidak tersentuh dan tidak ada bandingannya. Ketika kita membahas sebuah pertandingan, maka dia
adalah yang terkuat.
Sang anak ikan yang kecil tidak akan diperbolehkan untuk menyentuhnya.
Seperti kenyataannya, Yukinoshita bahkan tidak memberinya kesempatan untuk menyentuh pakaian
kendonya.
Dia bisa membaca pergerakan musuhnya, mengantisipasinya, dan menangkal pergerakan kakinya.
Dia seperti bisa memprediksi gerakan musuhnya. Dengan sedikit gerakan dansa kaki dan kelincahan,
dia mengontrol pergerakan musuhnya seperti seorang matador.
Dan terdengar suara keras setelah itu, bahkan Yukinoshita mengembuskan napasnya dengan suara
yang keras sehingga terdengar oleh kedua telingaku.
Tidak ada satupun penonton membuat suara. Sebuah situasi yang tidak normal.
Suara yang terdengar selanjutnya adalah suara yang mendeklarasikan pemenangnya disertai
lambaian tanda bendera.
Para penonton yang menyaksikan sebuah penampilan skill yang langka langsung berteriak histeris
dan bertepuk tangan. Suara penonton tersebut menemani langkah Yukinoshita yang berjalan ke
tempat kami duduk semula.
Meski dia komplain akan hal itu, dia tidak mau melepaskan pelukannya. Bahkan Yukinoshita sendiri
tidak mampu melepaskan diri dari yang satu ini. Dia terlihat nyaman, tapi faktanya, dia berusaha
untuk lepas darinya, benar tidak?
Dia lalu melepaskan pelukannya dengan sekali gerakan...Apa-apaan gerakan tadi? Apa dia Si Master
Kenichi?
Dia benar-benar bertarung dan memenangkan itu tanpa membiarkan lawannya menyentuhnya
sedikitpun.
“Ya, kurasa begitu. Bagi sebuah penampilan pembuka, mungkin aku terlalu kelewatan tadi?”
“Aku tidak berpikir kalau ‘kelewatan’ versimu itu sangat bagus, tahu tidak.”
Kata-kata itu harusnya untuk diriku sendiri, tapi ada suara-suara yang meresponnya.
“Hajar dia!”
“Kuatkan dirimu.”
x x x
Ini adalah pertandingan final yang ditunggu. Turnamen ini, ya bisa dikatakan S1 Grand Prix, akan
berakhir setelah pertandingan ini.
Well, sejujurnya, mereka itu hanya menonton pemeran utamanya saja. Pertandinganku ini seperti
semacam cerita ekstra yang ada di akhir film. Datang ke dojo dan menyaksikan aksi beladiri dari
Hayama dan disertai aksi akrobatik dari Yukinoshita, para penonton tampaknya sudah puas dan
meninggalkan dojo.
Dari sini, aku akan melakukan ini sesuai dengan caraku. Aku sudah mempersiapkan dengan matang
adegan ini. Jadi mereka harusnya membiarkanku melakukan hal-hal egois ini.
Ketika aku berdiri di tengah arena, lawanku mulai berjalan ke arena. Aku lupa apa dia Tsukui atau
Fujino, tapi ketika dia da di depanku, aku menjulurkan tanganku dan menghentikannya.
Dia terlihat kaget karena tidak menyangka akan dipanggil, si senpai melihatku dua kali. Aturan-
aturan judo sudah dilanggar sejak pertandingan kedua tadi. Bisa dikatakan, aturan yang membelenggu
sudah tidak ada lagi.
Oleh karena itu, satu-satunya hal yang menempel padanya jika menolakku adalah malu.
Turnamen ini adalah hiburan sekelas SMA, dimana si senpai seharusnya hanya tampil di turnamen
elit yang berisikan para atlit judo. Dia harusnya merasa malu jika kalah.
Tapi kalau kau menjadi dirinya, maka dia sebenarnya sudah tidak punya pilihan lagi selain maju ke
depan.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Di arena ini dan di depan penonton yang sedang berbaris untuk keluar dojo, meski dia dipanggil, dia
seperti kehilangan keberaniannya untuk merespon. Dia harusnya merasa malu dengan tindakannya.
Apa yang menjadi beban pikirannya saat ini; hanya dirinyalah yang tahu.
Tapi aku sangat yakin. Si senpai pasti memilih situasi dimana dirinya tidak akan merasa malu.
Para penonton yang masih tinggal di dojo menunggu respon senpai, akhirnya si senpai berdiri. Dia
lalu mengambil pakaian judonya dan mengganti bajunya.
“...Senpai itu kuat loh, aku cuma sekedar mau beri tahu.”
“Kujamin dia kuat. Oleh karena itu aku hendak membuat pertandingannya menjadi seru.”
Ketika melihat ikatan sabuk, kerah, dan lenganku, aku menjawabnya dan Shiroyama memiringkan
kepalanya karena bingung.
Dia seperti kebingungan. Dia harusnya memikirkan dengan baik maksud dari kata-kataku.
Kenyataannya, sebelum berkonsultasi dengan kita, dia sendiri sudah mencari berbagai kemungkinan
dimana bisa menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan tepat.
Namun, jika dia bisa membaca maksud rencanaku ini, dia pasti tidak mau melanjutkan pertandingan
ini.
Satu strategi telah disiapkan. Well, ini semacam asuransi. Jika aku bisa menyelesaikan ini tanpa
menggunakan itu, maka ini sangat bagus.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Seperti yang kauduga, si senpai yang sudah memakai baju judo masuk ke arena. Dia memberi tanda
kepada member kelas 1 klub judo untuk menjauh dan sekarang dia ada di depanku.
Si senpai menatapku dengan tatapan wajah penuh emosi dan rasa malu. Tapi ketika
membahas perang tatapan, aku juga tidak mau kalah. Aku bisa melihat sesuatu yang gelap darinya,
tidak peduli dia menyembunyikannya seperti apa.
Itu karena aku pernah melihatnya sendiri secara langsung, meski itu hanya sedikit bagian darinya.
Baik diriku dan senpai mengambil jarak, mencoba mendekat dan kembali menjauh. Dia tidak
melakukan sesuatu seperti melompat dengan tergesa-gesa. Tentunya, aku juga tidak melakukannya.
Ketika kau mengatakan judo, kau akan memikirkan ukemi. Bahkan ketika di kelas, aku berlatih ukemi
sendirian selama ini.
[note: Ukemi adalah teknik jatuh dalam judo.]
Aku sangat totalitas soal ukemi, bahkan hidupku sendiri adalah ukemi.
Meskipun aku menyerang senpai, sejujurnya aku sadar kalau aku tidak akan menang. Aku bukannya
arogan. Oleh karena itulah aku berusaha untuk mempertahankan jarak ini, menunggu momen tersebut.
Meski begitu, menguasai sebuah teknik tidak serta merta menghilangkan tanda kalau kau adalah
seorang amatir. Ketika senpai menyadari kalau aku tidak punya keinginan untuk menyerangnya, dia
tiba-tiba melangkah ke depan dan menghancurkan jarak yang memisahkan kita.
Sensasi terjatuh itu disertai rasa sakit ketika punggungku menghantam lantai.
“...Ouch.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Aku secara tidak sengaja mengeluarkan suara itu. Apa-apaan kecepatan tadi...? Itu bukanlah level
dimana kau bisa mengatasinya dengan ukemi...
Para penonton juga tampak kecewa, mereka terlihat berdiri dan pergi.
“Ya ampun, tadi licin sekali. Keringat di lantai bisa membuatmu terpeleset, huh?”
Aku mengatakan kata-kata itu seperti orang yang tidak tahu malu.
Orang-orang melihatku dengan ekspresi, “apa sih yang dia katakan?”. Senpai, penonton,
Yukinoshita, dan Yuigahama; mereka semua melihat ke arahku. Tidak, bahkan aku sendiri juga
bersikap seperti itu. Alibi seperti itu tentunya tidak akan bisa dicerna dengan akal.
Tapi selama keputusan ada di tangan satu orang, maka kurasa itu tidak masalah.
Para penonton dan tentunya, si senpai, terlihat emosi. Dia berjalan ke Shiroyama dan mendekatinya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Hei, bagaimanapun kau melihatnya, itu adalah poin! Terpeleset, yang benar saja...?”
Ketika dia berbicara, si senpai melihat ke arah kakinya. Ketika itu, sisa-sisa keringat ketika
Zaimokuza diangkut keluar masih tersisa disana. Adegan Hayama dan penampilan Yukinoshita
membuat mereka lupa untuk membersihkannya. Padahal, di pertandingan-pertandingan sebelumnya
tidak.
Si senpai mulai ngotot dengan argumennya. Meski begitu, sebuah keputusan tidak bisa dicabut.
Tidak, itu adalah sesuatu yang tidak bisa kau ubah begitu saja? Shiroyama sepertinya memegang
teguh hal itu.
Itu adalah sesuatu yang kuketahui dari pengalamanku yang setengah-setengah dalam olahraga, tapi
sangat jarang ada orang yang mau protes terhadap sebuah keputusan wasit. Itupun berlaku ke siswa,
profesional, ataupun turnamen internasional.
“Kalau kau menentang keputusan wasit, maka kau akan dikenai pelanggaran.”
“Aah?”
Si senpai memindahkan pandangannya dari Shiroyama ke arahku. Tatapan matanya seperti mata
hewan buas. Sejujurnya, dia sangat menakutkan. Aku sebenarnya hendak mengeluarkan suaraku yang
sedang ketakutan, tapi aku berusaha menutupinya dengan menaikkan bahuku.
“Bukankah begitu cara dunia ini bekerja, benar tidak? Dunia ini memang jauh lebih kejam dari yang
kau bayangkan.”
Mendengar hal itu, si senpai terlihat kesal. Tampaknya dia sadar kalau itu pernah keluar dari
mulutnya sendiri. Aku tidak perlu mengatakan itu kepadanya, dia sudah sadar seutuhnya.
Ketika Shiroyama hendak memulai, si senpai berjalan kembali ke posisinya. Berbeda dari
sebelumnya, dia menatapku seperti hendak akan menghabisiku.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Aksi tadi merupakan tindakan yang disengaja. Lebih dari ini sudah diluar skenario. Itu karena si
senpai sudah pasti tidak akan mengulanginya lagi. Lebih jauh lagi, Shiroyama tampaknya tidak ingin
mengulanginya lagi. Buktinya, wajah Shiroyama terlihat lebih pucat dari biasanya. Dia seperti sedang
menghadapi stress yang luar biasa.
“Mulai!”
Selain itu, bahkan suara-suara dari penonton sudah tidak terdengar lagi. Ada pula yang terlihat
berdiri dan pergi. Karena itu, suaraku dan teriakan senpai bisa terdengar dengan mudah di telingaku.
Karenanya, suaraku yang sedang berbicara dengan senpai harusnya bisa didengarnya dengan mudah.
Seperti orang yang tidak punya pengalaman dengan musuh yang mengajaknya berbicara di tengah
pertarungan, senpai melihatku dengan tatapan yang penuh tanda tanya. Para penonton harunya juga
sadar kalau aku sedang berbicara dengannya. Aku bisa merasakan kalau perhatian semua orang tertuju
ke arah kita.
“Senpai. Bagi orang yang masuk universitas karena prestasi judo, kau ternyata punya banyak sekali
waktu luang untuk melihat klub judo sekolah kita, huh?”
Kepalannya yang mencengkeram kerah leherku tampak terisi dengan kekuatan yang luar biasa.
Yang dia lihat adalah ke arah kanan, kiri dan belakangku. Dengan kata lain, dia melihat perhatian
penonton.
Terdengar bisik-bisik diantara penonton. Tampaknya mereka curiga mengapa kami tiba-tiba seperti
tidak bergerak. Atau mereka sedang mencurigai topik yang sedang kita bicarakan ini.
Meski begitu, dari sudut pandang si senpai, dia merasakan kalau pembicaraan ini sudah menjadi
pembahasan orang di sekitar sini.
Oleh karena itu akan melanjutkan itu, untuk merespon gerakan senpai yang hanya terdiam ketika aku
mengamatinya.
“Kalau dibandingkan klub judo di universitas, latihan mereka benar-benar serius, benar tidak? Hanya
di klub judo SMA saja kau bisa latihan dengan santai, kupikir begitu.”
“Tutup mulutmu.”
Senpai lalu mengambil selangkah lebih dekat. Seperti hendak mengakhiri pertandingan ini
secepatnya sehingga bisa membuatku terdiam.
Aku berusaha mengimbangi langkahnya dan mempertahankan posisi ini. Lalu akupun tertawa sinis.
Jumlah penonton di dojo ini jelas lebih sedikit dari pembukaan turnamen tadi. Tapi ini masih bisa
dikatakan banyak.
Meski begitu, jujur saja, aku tidak mempermasalahkan apakah ini akan didengar penonton atau
tidak. Tapi jika mereka merasa mencurigai sesuatu dari apa yang mereka dengar, maka kurasa itu
akan sangat bagus.
“Benar sekali, itu persis seperti apa yang senpai katakan tadi. Bukankah itu alasan senpai kembali
lagi ke klub judo SMA?”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“.....”
Senpai seperti menelan kata-katanya sendiri. Kata-kata yang pernah dia ucapkan.
Menampilkan adegan ini di depan orang banyak. Kejatuhan harga diri dan kebanggaan sebagai
senpai.
Membuat percaya senpai kalau banyak siswa disini mendengarkan itu. Sebenarnya, siapa yang
mendengar dan tidak bukanlah masalahnya.
Selama kita bisa membuat senpai berpikir apakah dia akan menunjukkan takdirnya ke dunia ini atau
tidak, maka kurasa itu sudah cukup.
Pada kenyataannya, kedua mata senpai seperti melihat ke segala penjuru. Yang ada di pikirannya
saat ini hanyalah apa yang sedang dipikirkan para penonton tentang dirinya. Malahan, sudah ada
tanda-tanda tentang itu sejak awal. Ketika aku menanyakan itu tadi, aku bisa merasakan itu.
Selalu mengagung-agungkan masa lalu adalah bukti kalau hatimu sudah menjadi lemah.
Selalu membanggakan pencapaian masa lalumu adalah bukti kalau hatimu sudah tua.
Ingin merasa lega dengan menaruh seseorang di bawahmu adalah tanda kalau kau ini sudah lemah.
Tampaknya senpai ketika berada di universitas, dia kehilangan rasa percaya diri, kebanggaan, dan
semuanya. Oleh karena itu, dia mengungsi kesini.
Dia mungkin tidak menyadari aksinya itu. Dia awalnya hanya sekedar mampir dan ternyata merasa
nyaman, lalu mulai kerasan disini.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Tidak kurang tidak lebih, itu bukannya mengatakan kalau tetap tinggal disini adalah hal yang bagus.
Coba sekali-kali lihat dari sudut pandang orang yang dibawahmu, mereka yang ada di atas ternyata
terlihat brengsek.
Dunia ini tidak cukup ramah untuk merawat orang yang kabur sambil menenteng ekor yang berada
diantara kedua kakinya.
Oleh karena itu dia membuat mereka menjadi terhina. Menjadikan mereka korbannya. Mengucilkan
mereka.
Si senpai seperti menggigit bibirnya sendiri. Lengannya yang memegang kerahku tampak mulai
kehilangan kekuatannya.
Tampaknya dia tidak akan datang lagi kesini. Mereka yang kabur hanya akan terus melakukan itu.
Kalah dari seorang amatir di depan para penonton adalah bentuk penghinaan terbaik, sesuatu yang
perlu dilakukan untuk menghancurkan pikirannya.
Oleh karena itu, aku akan menghantamnya dengan satu kalimat final.
“Kau ini sebenarnya tidak kembali kesini, tapi kau hanya kabur kesini.”
Aku menarik kerahnya seperti mengundangnya ke arahku. Ketika kulakukan, dia terlihat pasrah
begitu saja. Sampai saat ini, kekuatan yang sengaja kusimpan ternyata ada gunanya. Apa provokasiku
mengenainya?
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Kekuatanku datang.
Aku berterima kasih karena sering dibanting di kelas beladiri, jadi aku paham caranya. Tampaknya
menjadi korban bantingan kadang ada gunanya.
Aku melancarkan teknik setengah matangku itu dengan seluruh kekuatan yang tersisa di lenganku.
Aku hanya perlu memposisikan dirinya di posisi dimana aku bisa melemparnya dengan mudah.
Untuk melakukannya, aku hanya menggunakan kekuatan lenganku. Setelah itu, aku akan
membiarkannya. Kuserahkan kepada gravitasi bumi, hukum gaya, dan insting petarungku.
Lalu tepuk tangan terdengar dari penonton untuk sang pemenang. Dojo judo tiba-tiba menjadi ramai.
“Poin!”
Dari semua suara yang pernah diucapkan Shiroyama, ini adalah yang paling jelas nada suaranya.
Sebaliknya, orang yang terkapar di lantai, pakaian judonya terlihat lengket oleh sesuatu yang basah
dan ekspresinya terlihat suram.
“...Ouch.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
x x x
Sudah beberapa hari berlalu setelah turnamen sebelum liburan musim panas yang menghebohkan itu.
Aku akhirnya bisa menatap liburan musim panas di depanku dengan antusiasme tinggi.
Karena itulah aku bisa berjalan ke Klub Relawan dimana seharusnya aku malas kesana, dengan
bernyanyi ceria.
Tinggal berapa malam lagi liburan musim panas tiba? Setiap harinya merupakan penantian yang
sangat menggembirakan.
Ketika kubuka pintu ruangan klub, seperti biasanya, Yukinoshita sedang membaca buku di dekat
jendela dan Yuigahama terbaring di meja seperti anjing yang malas, bermain dengan HP-nya. Aku
tidak akan melihat pemandangan semacam ini untuk sementara waktu.
“Yo.”
Aku menyapa mereka seperti biasa dan duduk di kursi terjauh, berseberangan dengan Yukinoshita.
Ketika duduk, Yukinoshita menegakkan kepalanya yang sedari tadi membaca buku.
“Tidak, masih sama. Tapi aku diperbolehkan tidak ikut pelajaran olahraga gara-gara itu.”
“Judo, itu ya? Kurasa itu sangat mengesankan darimu, memegang janji dan semacam itu.”
Pada hari itu, setelah pertandingan berakhir, sambil menggosok-gosok pinggangku yang sakit
sehabis membanting senpai, aku memaksanya untuk membuat janji sebagai orang yang kalah dalam
pertarungan.
Janjinya yaitu tidak akan ikut campur lagi dalam klub judo SMA Sobu.
Sebenarnya, dengan pinggang seperti ini aku bisa meraih apapun yang kuinginkan, tapi itu tidak
akan memberikan sesuatu yang bagus untukku. Itu sangat menyakitkanku sehingga aku terus
mengeluh sepanjang malam, “Aduh pinggangku, pinggangku sakit, ow, sakit, sakit sekali”.
“Well, kau harusnya bersyukur karena situasinya tidak bertambah buruk. Kau harusnya
berterimakasih ke Shiroyama-kun.”
“Benar, benar. Si senpai itu terlihat ingin membunuhmu dari caranya menatapmu, Hikki.”
Setelah kejadian itu, aku belum pernah bicara lagi ke Kentang-yama atau Shiroyama.
Itu adalah janji yang kupaksakan ke senpai, tapi, kami hanya menunjukkan kepedulian kami saja.
Bagiku melakukan sesuatu dimana aku harusnya tidak melakukannya, ini bisa disebut sebuah insiden.
Mau bagaimana lagi? Aku pasti merasa tidak enak karena membuatnya berperan seperti itu. Karena
berakhir dengan seperti itu, aku setidaknya berusaha tidak membuat sebuah memori yang kelam
dengan tidak berhubungan lagi dengannya. Itu adalah satu-satunya kebaikan yang bisa kutawarkan.
Tentunya, setelah aku mendapat perintah dari Geass untuk tidak melibatkan diriku lagi, mustahil aku
bisa tahu situasinya.
Ketika kutanya, Yuigahama, seperti yang kauduga, dia tahu sesuatu karena koneksinya. Dia
sepertinya mengirim seseorang SMS untuk menanyakan situasi setelah insiden itu.
“Umm, tidak ada anggota baru yang bergabung, tapi tampaknya anggota-anggota lama yang
mengatakan berhenti mulai kembali ke klub.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
“Hooh.”
Well, kalau pertunjukan seperti itu dirasa cukup untuk menggaet member baru, maka klub harusnya
tidak punya masalah sejak awal. Juga ada faktor dimana orang yang berpartisipasi adalah Hayama,
Zaimokuza, dan Yukinoshita. Selain itu, tidak ada yang bisa dikagumi dari organisasi yang bernama
klub judo.
“Tidak semuanya kembali, tapi bagi mereka yang kembali, tampaknya alasan utama mereka kembali
karena si senpai sudah tidak kesana lagi.”
“Ah, benar. Tapi itu mengejutkan, huh? Kamu yang memenangkan pertandingannya, aku awalnya
berharap kau akan berteriak kencang ‘Akulah yang terkuat! Yeaaaaaaah!’.”
Gestur Yuigahama dan gerakan tangannya sangat bodoh sehingga aku membalasnya dengan nada
yang mengganggu. Ketika aku melakukannya, Yukinoshita yang menganggap kata-kataku tadi
janggal, menaruh penanda halaman di bukunya dan menutupnya.
“Kurasa tidak begitu, tapi bisa jadi dia kebingungan karena tidak menduga akhirnya akan menjadi
seperti itu?”
“Tidak, aku sejak awal memang serius hendak mengalahkannya, tahu tidak...”
“...Sa-sangat menyedihkan.”
“Begitu kah...Yang kulihat adalah kau berusaha memprovokasinya. Aku cukup yakin kalau kau tidak
keberatan membiarkannya menang dan melanjutkannya dengan provokasi lainnya.”
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Jadi bagi nona Yukinoshita, dia tampaknya berpikir dengan keras mengenai itu. Tapi cara
berpikirnya itu bisa kupahami.
“Well, sebenarnya tidak masalah, apa aku akan menang ataupun kalah. Hanya saja jika aku menang
itu berarti si senpai besar kemungkinan tidak akan datang lagi ke sekolah.”
“Apa maksudmu?”
Alis Yuigahama membentuk huruf ‘V’, menggerutu sambil berpikir. Tapi dia tidak mampu
menyimpulkannya.
“Tidak ada. ‘Tidak ada tempat untukmu disini!’. Asal itu tersampaikan kepadanya, maka itu sudah
cukup bagus.”
Ketika kukatakan itu, alis Yuigahama terlihat semakin menyatu. Tampaknya dia masih belum paham
maksudnya.
“...Begitu ya.”
Ketika dia mengatakan kedua kata itu seperti paham maksudku, dia melanjutkan kegiatan
membacanya. Sikapnya seperti itu mengganggu Yuigahama yang mulai menggoyang-goyangkan
tubuh Yukinoshita.
Merasa digoyang-goyang, Yukinoshita terlihat sangat terganggu oleh itu, tapi dia terus membaca
tanpa mempedulikannya. Keduanya melakukan adegan antik itu lagi seperti tidak akan selesai dalam
waktu dekat.
Akupun meniru Yukinoshita dan mengambil sebuah buku, membuka halaman dimana ada penanda
halamannya.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Meskipun aku membaca kata-kata dalam buku itu, isinya tidak masuk sama sekali dalam kepalaku,
jadi aku putuskan untuk menutup kembali buku itu.
Bagi si senpai, sekolah ini merupakan “tempat dimana aku ingin pulang”. Sangat nostalgia, nyaman,
dan menyenangkan. Sampai di suatu titik dimana dia rasa ingin mengungsi kesana tanpa dia sadari.
Meski begitu, fakta kalau kau sedang kabur akan semakin menyudutkanmu. Oleh karena itu,
membuatmu semakin ingin kabur lebih jauh, untuk membuang semua stressmu. Itu adalah sebuah
loop tanpa batas dari pelariannya.
Tapi ketika kau bercermin, selama kau berpikir kalau komunitas sosial dan Tuhan tidak sedang
memperhatikanmu, maka kau tidak akan pernah melihat kebenarannya.
Dan pada akhirnya, yang kau hadapi adalah stress yang sudah bertumpuk sejak awal.
Apa dia memilih terus melarikan diri ataukah dia kembali ke klub kampusnya dan menghadapinya?
Apa keputusan yang diambil si senpai?
Well, kurasa itu tidak masalah. Suara senpai di akhir pertandingan masih menggema di telingaku.
Di kejauhan, terdapat formasi awan yang sedang bergerak. Teriakan-teriakan dari klub olahraga
yang sedang berlatih, bercampur dengan suara brass band yang bermain di ruangan sebelah.
Apakah akan ada hari dimana aku mampu untuk membuat tempat semacam itu?
Sebuah tempat dimana aku akan menganggap itu adalah tempat dimana aku ingin pulang...
Short Story 4 : Meski begitu, pikiran positif Hikigaya Hachiman sedang diuji
xxx
Kami melihat bagaimana musim berganti tidak dengan menyebut 'anginnya terasa lebih
menyegarkan', dan lebih tepatnya, kami menyebutnya 'anginnya lebih dingin dari biasanya'.
Ketika aku membaca judulnya selembut hembusan angin musim gugur, Yuigahama bertepuk tangan.
Tetapi ketika Yukinoshita menatapnya dengan pandangan serius, dia menghentikan tepuk tangannya.
Yuigahama membuka tanda ada e-mail masuk di layar laptop dan mulai membaca e-mailnya.
"Umm, e-mail pertama kita hari ini berasal dari Kota Chiba, nama pengirim : Shogun Yang Ahli
Bermain Pedang.
Waktu akhirku menuju Industri terdepan sudah dekat. Metode yang sempurna meskipun terkesan
terburu-buru.
...Orang ini sudah terlalu banyak mengirim e-mail kesini. Tingkat kengerian menerima e-mail
darinya sudah setara dengan bot percakapan di twitter yang terus berusaha berbicara denganmu.
"Apa maksudnya?"
Yuigahama yang membaca e-mailnya memiringkan kepalanya, dan Yukinoshita memanggil namaku
dengan berat.
"Hikigaya-kun."
Ini terlihat seperti ; kamu sekarang sudah sampai sejauh ini, kakek selama ini merasa sudah
mengasuhmu. Tidak masalah, aku akan menemanimu sampai akhir... Dengan pikiran yang penuh rasa
positif, atau lebih tepatnya mendapatkan pencerahan, aku menulis mailnya.
Hal seperti apakah itu Industry terdepan atau tidak, janganlah terlalu egois dalam hal itu. Fokus
saja untuk ke GaGaGa Bunko. Jangan khawatir, level perusahaan itu setara dengan Shoggakan,
oke? Sekedar info, ada rumor yang mengatakan bahwa penulis di GaGaGa tidak akan pernah bisa
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
"Jadi, satu kasus telah selesai. Yuigahama-san, toolong bacakan e-mail selanjutnya."
Yukinoshita hanya diam saja, namun anehnya dia merasa puas dengan jawabanku tadi dan meminta
Yui melanjutkan ke e-mail selanjutnya. Tidak merasa aneh atau apapun dengan jawaban e-mail tadi,
Yuigahama mulai membaca e-mail selanjutnya.
"Ummm, e-mail selanjutnya berasal dari kota Chiba. Nama pengirimnya : Adik perempuan dari
kakak yang tampan."
Belakangan ini, kupikir cuacanya bertambah dingin sehingga kucing kami lebih memilih untuk
tidur di lenganku sebagai bantal daripada di kotatsu. Sedangkan aku harus melakukan hal yang
sama untuk kakak tampanku juga! (Barusan itu nilai tinggi untuk Komachi). Aku tidak bisa
bergerak dan suara nafas "Fusuuu" dari kakakku di telinga Komachi sangat menggangguku. Apa
ada cara yang bagus untuk mengatasinya?
Setelah membaca surat itu, Yukinoshita dan Yuigahama menatapku dengan tatapan yang aneh,
tatapan yang sangat panas.
Satu-satunya orang yang boleh memanggilku onii-chan hanyalah Komachi, dan hanya Komachi.
Memanggilku barusan dengan 'onii-chan, onii-chan' seperti pelayan restoran Chanko mungkin hanya
awal dari sesuatu.
"...Ngomong-ngomong, apa kucing, umm, tidur bersama kalian? Dan lengan sebagai bantalnya?"
Entah kenapa Yukinoshita agak tersipu malu dan membalikkan badannya. Bahasa tubuhnya memang
agak manis, tetapi cara dia menggenggam tangannya dengan sekuat tenaga membuat hilang rasa
manisnya.
"Enggak, kalau kucingnya ada di dekatku, dia biasanya cuma berada di atas perutku."
"Apa sebenarnya dia memandang rendah dirimu? Kamakura pasti berpikir Hikki posisinya ada di
bawah dirinya."
"Kucing biasanya hidup di ruangan terbatas, jadi mereka tidak menggolong-golongkan orang lain.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Memang ada beberapa pengecualian di beberapa kasus, tapi di situasi ini, lebih tepat mengatakan
mereka seperti hubungan antara orang tua dan anak. Mungkin karena itu, dia menganggap Komachi
sebagai Ibunya."
Tidak hanya dia cermat menganalisis situasi, dia juga menjelaskan panjang lebar... Baik aku dan
Yuigahama terpana mendengarnya.
Yukinoshita menatapku dengan tatapan kurang senang. Sepertinya dia memang tidak mengetahui
segalanya seperti beberapa pedia di luar sana. Namun kalau memang dia tidak suka kupanggil begitu,
lebih baik aku berhenti menggunakan sebutan itu lagi.
"Maaf. Catpedia-san."
Dia nampaknya tidak masalah kupanggil dengan nama itu, mengesampingkan keterkejutan
Yuigahama, Yukinoshita mengangguk tanda setuju.
"...Jadi pada kasusku, karena situasi yang mengalir begitu saja, aura suami-rumahan dariku
membuatnya lebih suka berada di atas perutku."
Biarkan saja. Meskipun kucing itu tahu aku bertipe suami-rumahan. Di masa depan, aku ingin hidup
seperti cara hidup kucing itu.
Tetapi ketika aku sedang mengagumi ambisiku tadi, Yukinoshita membuat senyuman yang dingin.
"Tetapi berada di atas perutmu bisa diartikan juga kalau itu perasaan orang tua dari si kucing itu,
bukan?"
"...Phew, nampaknya keinginanku untuk 'selalu dirawat dan dibesarkan' membuatnya tergerak, heh?"
Aku bahkan bisa membuat kucing itu tergerak untuk merawatku, heh?
"Jika kamu ingin sejauh itu, membuatmu seperti maniak yang sedang latihan daripada disebut
pikiran positif...Tapi setidaknya kamu sudah belajar sesuatu."
Karena kamu punya kesempatan untuk tidur bersama kucingmu, kau seharusnya menikmati
kesempatan tersebut.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Afterwords
xxx
Saat ini, seluruh dunia sedang merayakan libur musim panas. Jadi dimana musim panasku?
Begitulah, ketika kau mengatakan liburan musim panas, kau akan memikirkan sebuah musim yang
luar biasa dimana kau bisa membuat banyak sekali kenangan. Tapi setelah kau menjadi dewasa dan
memikirkan hal itu, kenangan ternyata tidak terbatas ke event-event spesial, tapi kehidupan sehari-
hari yang berkesan sehingga teringat jelas di ingatanmu.
Zcaoi.blogspot.co.id ユウトくん
Karena itulah mereka menyebutnya "kehidupan sehari-hari" dan bagi mereka yang hidup di
dalamnya, mungkin menjadi sesuatu yang spesial bagi mereka.
Hal-hal semacam percintaan, hubungan antar sesama, ataupun makanan yang enak. Kalau kau
melihat hal-hal tersebut dari kejauhan, mereka hanyalah hal-hal kecil dalam hidup, dan selama kau
menjalaninya setiap hari, mereka hanyalah sebuah adegan-adegan normal dalam kehidupan sehari-
hari, tapi tergantung siapa yang menanyakan itu, mungkin itu akan menjadi sebuah titik penting yang
bisa merubah jalan hidup seseorang, atau begitulah yang mereka katakan.
Dengan dihinggapi perasaan semacam itulah, kumpulan cerita-cerita pendek ini saya persembahkan
kepada kalian semuanya.
Kepada Dewa Ponkan8. Hey, entah berapa kali sampulnya dilihat, apa Miura ini heroine seri ini?
Kuakui kalau aku memang meminta covernya Miura, tapi dia terlalu manis sehingga membuatku
ketakutan. Tapi ini memang benar-benar luar biasa! Karya yang bagus. Terima kasih banyak.
Sebuah hari di bulan Juli di sebuah tempat di Chiba, di malam yang sudah larut ini, bersiap-siap
untuk membeli Max Coffee.
Wataru Watari.
x Afterwords | END x