Pontianak, Februari 2021

Perihal : Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)

bagi PNS/CPNS Guru Non Sertifikasi

Kepada Yth,
Gubernur Kalimantan Barat
Cq. Tim Pelaksana TPP ASN Provinsi Kalimantan Barat
1. Bidang Pengelolaan Keuangan Daerah
2. Bidang Organisasi Daerah
3. Bidang Kepegawaian Daerah
4. Bidang Hukum
5. Badang Perencanaan
6. Bidang Pengawasan

Assalamualikum warahmatullah wabaraktuh,

“Salam sejahtera, Shalom, Om swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan."

Perkenalkan kami perwakilan dari Komunitas Guru Non-Sertifikasi Kalimantan

Barat (KGNKB) yang merupakan gabungan guru PNS/CPNS yang belum sertifikasi
terdiri dari guru SMA, SMK dan SLB berjumlah ± 1200 guru, tersebar di
kabupaten/kota didasari atas rasa kebersamaan karena terdampak perubahan
kebijakan terkait alih kelola guru dari PNS kabupaten/kota menjadi PNS Provinsi
Kalimantan Barat.

Kami ingin menyampaikan keluhan dan kendala yang dihadapi berkenaan dengan
pergub no. 22 tahun 2021 tentang “ Tambahan Penghasilan Pegawai Kepada ASN di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalbar, dimana sebelum alih kelola kami
mendapatkan TPP dari Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang jumlahnya
bervariasi mulai dari Rp. 400. 000, - Rp. 2.000. 000,- bersumber dari APBD
kabupaten/kota. (semenjak alih kelola 2017-2021 belum menerima TPP dari
APBD Pemerintah Provinsi)

Kami merasa bahwa pergub tersebut belum memberikan rasa keadilan dan
kesetaraan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan peran sebagai pegawai
ASN sesuai dengan prinsip-prinsip pemberian TPP ASN PEMDA berdasarkan
Keputusan Kemendagri nomor 900-4700 tahun 2020.

Kami Guru non sertifikasi juga merupakan PNS/ASN di Lingkungan Pemerintah

Propinsi Kalimantan Barat, dimana TPP tersebut merupakan bagian dari hak kami
dalam rangka meningkatkan disiplin, motivasi kerja dan kesejahteraan pegawai
berdasarkan beban kerja, prestasi kerja, kondisi kerja atau pertimbangan objektif
lainnya.

Kami guru non sertifikasi merupakan PNS yang menduduki jabatan Fungsional
umum yang berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan keahlian dan
keterampilan tertentu, mengapa TPP yang diberikan kepada kami langsung
tercantum jumlahnya sebesar Rp. 250.000,- (dengan *notes/catatan:“sesuai
kemampuan daerah”) tanpa adanya perhitungan dan penetapan besaran yang
dijadikan parameter (misal : kelas jabatan, indeks kapasitas fiskal daerah, kemahalan
konstruksi dan penyelengaraan pemerintah daerah).
Sedangkan yang kami baca/pahami penyesuaian kemampuan keuangan daerah
hanya untuk perhitungan besaran tertinggi TPP (Bab IV, pasal 14 ayat 3 pergub 22
thn 2020)

Kami berharap penetapan besaran TPP untuk Guru Non Sertifikasi lebih
proporsional seperti kelas jabatan pegawai pada perangkat daerah lainnya.

Contoh :

Kami melakukan hal ini cukup beralasan, dimana kriteria pemberian tambahan TPP
bagi ASN telah kami penuhi diantaranya :
a) Prestasi kerja : kami membuat dan melaporkan secara berkala sasaran kerja
pegawai dan Penilaian Prestasi Kerja yang dinilai oleh atasan langsung dan
pejabat penilai pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Beban kerja : kami melaksanakan beban kerja sesuai dengan Permendikbud no.
15 tahun 2018 tentang “Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah dan
Pengawas Sekolah yaitu minimal 24 - 40 jam dalam seminggu.
c) Aktivitas kerja : kami melaksanakan absensi dan melaporkan secara berkala
kepada dinas terkait.
d) LHKASN : kami juga melaporkan harta kekayaan kami sebagai ASN melalui
aplikasi SIHARKA.
Kami mohon kiranya bapak Gubernur dan tim pelaksana TPP ASN Provinsi
Kalimantan Barat meninjau kembali pergub tersebut dan dapat memberikan
tambahan penghasilan pegawai secara Proporsional berasaskan keadilan dan
kesetaraan.
Permohonan maaf dari kami jika terdapat hal-hal yang kurang berkenan dari tulisan
ini, kami memiliki niat yang tulus dan baik untuk bersama-sama memajukan
Kalimantan Barat terutama dari sektor pendidikan dan ini yang menjadi beban berat
kami dunia dan akhirat untuk membentuk generasi cerdas bangsa yang berakhlak
mulia.

Hormat kami.

Ttd

Perwakilan Guru Non sertifikasi (terlampir)