Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL BLOK 2 SISTEM ORGAN

MODUL 1

KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
VIKRA PRASETYA WALDI 1611411013
INNE PRATIWI DEBITA 1611411014
FAHIRA OCSA VISRA 1611411015
FIKA MELINDA PUTRI 1611411016
ADHITYA OKTAPRAJA 1611412011
VIKTORIA SURYA DHARMA 1611412012
HARLISA PUSPA WATI 1611412013
AVISA ULIMA 161143010
RIKA IRMA YANTI 1611413011
KINANTYA PUTRI RIDELFI 1611413012
BAYU RAGIL PANGESTU 1611413013

PENDIDIKAN DOKTER GIGI-FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016
MODUL 1
FISIOLOGI DARAH

Skenario 1

Kok bleeding...

Drg. Budiman sangat cemas dan merasa sangat bersalah terhadap keadaan pak bujang

(60 tahun) yang lemah dan pucat karena sampai saat ini luka bekas pencabutan gigi kemaren

sore masih belum berhenti berdarah. Sebenarnya keadaan gigi pak Bujang yang dicabut

kemaren sudah goyang dan dengan mudah dan langsung dilakukan pencabutan tanpa

melakukan pemeriksaan tekanan darah dan anamnesa terlebih dahulu. Seharusnya drg.

Budiman memahami prinsip hemostasis, bagaimana anatomi dan fisiologi jantung serta

prinsip hemodinamik sebelum memutuskan tindakan pencabutan. Lebih kaget lagi, drg.

Budiman makin merasa bersalah karena menurut anaknya bahwa pak Bujang sudah lama

menderita Hipertensi dan sebulan terakhir mengkonsumsi obat penyakit jantung. Anaknya

bertanya apakah pakBujang perlu diberikan donor darah sesuai dengan golongan darahnya.

Bagaimana saudara memahami kondisi ini agar tidak mengalami masalah yang sama

dengan Drg. Budiman

Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan


hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi

1. Tekanan darah : tekanan yang dihasilkan pompa jantung untuk menggerakkan darah

keseluruh tubuh.

2. Hemostatis : kemampuan alami untuk memberhentikan darah pada luka

3. Fisiologi darah : . Fisiologi berasal dari 2 kata yaitu fisik berarti alam, logos berarti

ilmu. ilmu yang mempelajari tentang fungsi darah, ilmu mekanik, kimia, dan biokimia.
4. Hepertensi : gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan

kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg.

5. Anamnesa : suatu proses wawancara antara dokter dan pasien mengenai penyakit

yang sedang atau pernah diderita oleh pasien, dan juga penyakit keturunan.

6. Hemodinamik : pergerakan darah. Jadi hemodinamik adalah aliran darah dalam

tubuh baik aliaran darah besar ataupun aliran darah kecil.

7. Bleeding : pendarahan pada tubuh manusia baik eksternal maupun internal dari

pembuluh darah

8. Anatomi : ilmu pemotongan / pengambilan bagian tubuh dan mempelajari struktur

tubuh

Langkah 2. Identifikasi Masalah


1. Kenapa drg. Budiman merasa bersalah ?
2. Apa yang menyebabkan luka bekas pencabutan gigi pak bujang belum berhenti
berdarah ?
3. Mengapa sebelum pencabutan gigi perlu dilakukan pemeriksaan tekanan darah ?
4. Seberapa penting pemeriksaan tekanan darah dan anamnesa?
5. Apa prinsip dari hemostatis?
6. Apa saja prinsip hemodinamik?
7. Kenapa drg. Budiman harus memahami prinsip hemostatis , anatomi dan fisiologi
jantung dan prinsip hemodinamik sebelum pencabutan gigi?
8. Bagaiman struktur anatomi dan fisiologi jantung ?
9. Apasaja komposisi dan fungsi darah ?
10. Apa hub prinsip hematosis dengan hipertensi ?
11. Apa hubungan hipertensi dan kontribusi obat jantung dengan tindakan
pencabutan gigi ?
12. Bagaimana tindakan yang benar untuk mencabut gigi pasien yang mengalami
hipertensi ?
13. Tindakan pertama yang dilakukan drg untuk menghentikan pendarahan ?
14. Apakah pak bujang memerlukan donor darah ?
15. Mengapa donor darag harus sesuai dengan gol darah yang dibuthkan ?

Langkah 3. Analisis masalah


1. Karna drg budiman tidak melakukan anamnesa dan pemeriksaan tekanan darah
untuk mengetahui kondisi pasien
2. Apabila dilakukan pencabutan gigi pada pasien yang hipertensi makan darah akan
terus mengalir karna faktor koagulasi tidak seimbang
3. Untuk mengetahui riwayat penyakit pasien dan dokter tidak salah mengambil
tindakan
4. Sangat penting , agar mengetahui riwayat penyakit pasien dan dokter tidak salah
mengambil tindakan
5. a. Mengurangi aliran darah yang menuju daerah trauma dibagi 2
1) vasokonstriksi
2) penekanan oleh udema
b. mengadakan sumbatan /penutup lubang pendarahan
6. a. Kecepatan aliran darah , kesetiap jaringan tubuh hampir selaludiatur sesuai
kebutuhan
b. curah jantung terutama dikendalikan oleh penjumlahan seluruh aliran darah
c. tekanan arteri dikendalikan secara mandiri baik pengaturan darah setempat atau
pengaturan curah jantung
7. sangat berpengaruh pada tindakan dan pasca tindakan terhadap pasien
8. terdiri dari tiga lapis : perikardium ( lapisan luar ) , myorkardiyum ( lap tengah ),
endokardium (lap dalam )
ruang jangtung ada 4 lapis :
- antrium kanan : menerima darah yang kurang O2
- ventrikel kanan : mengirim darah yang kurang O2 ke paru paru
- atrium kiri : menerima darah yang banyak O2 dari paru paru
- ventrikel kiri : mengirim darah yang banyak O2 ke paru paru
9. a. Komposisi
- plasma : mengandung protein , zat organik dan non organik
- sel : sel darah merah , sel darah putih , trombisit
b. fungsi darah
untuk respirasi , sumber nutrisi dan eksresi
10. hipertensi akan mengganggu prinsip hemostatis tetapi selama tidak terjadi
pendarahan hipertensi dan hemostatis tidak berhubungan
11. Hipertensi dan obat jantung mengakibatkan aliran drah yang tinggi maka apabila
dilakukan pencabutan gigi akan timbul pendarahan serta anemia . kandungan obat
jantung merupakan antikolugen yang membuat darah menjadi encer maka
sirkulasi nya bagus dan juga pasien hipertensi maka darah akan banyak mengalir .
jadi apabila ingin melakukan pencabutan berhenti minum obat jantung selam 5
hari
12. Drg harus bekerja sam dengan dokter penyakit dalam agar mengetahui tindakan
yang baik seharusnya bagaimana
13. Memberi tampon untuk digigit lalu diberi gel spongostan apabila darah belum
berhenti maka akan dilakukan suturing atau penjahitan
14. Apabila kondisi nya sudah sangat lemah karena kekurangan darah, maka perlu

dilakukan donor darah sesuai dengan prosedur yang ada. Apabila tidak terlalu

banyak kehilangan darah, maka pak Alipait cukup mengkonsumsi makanan yang

mengandung vitamin A untuk menjaga tubuh tetap dalam kondisi stabil.

15. Didalm darah ada aglistinin dan aglutinogen yang jika tidak sesuai akan
mengalami penggumpalan darah yang menyebabkan kematian
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen
permasalahan

PAK BUJANG
60 THN

Hipertendi dan konsumsi obat jantung

Cabut Gigi Pemeriksaan


tekanan darah
dan anamnesa

Bleeding

Hemostatis Hemodinamik

Hematopoetik Fisiologi darah


Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemostatis
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemodinamik
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemapoetik da pengontrolan darah
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjalaskan fisiologi darah

Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain lain

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemostatis


Hemostasis adalah suatu proses kompleks yang mencegah atau membatasi
kehidupan darah dari ruang intravaskular, menyusun kerangka kerja fibrin untuk
memperbaiki jaringan dan akhirnya mengenyahkan fibrin bila tidak dibutuhkan lagi.
Empat kejadian fisiologis mayor berpartisipasi dalam proses ini (Schwartz,, 2000).
Hemostatis adalah proses dimana darah dalam sistem sirkulasi tergantung
dari kontribusi dan interaksi dari 5 faktor, yaitu dinding pembuluh
darah, trombosit, faktor koagulasi, sistem fibrinolisis, dan inhibitor.
1. Dinding pembuluh darah
Sel endotel mengelilingi permukaan semua pembuluh darah. Dengan
mikroskop cahaya, sel terlihat sebagai “susunan batu koral” yang mengelilingi
dinding pembuluh darah. Sel-sel endotel meilki ciri stuktur yang unik, yang
bervariasi, tergantung pada letak dan ukuran pembuluh darah. Kapiler merupakan
pembulu terkecil dari mikrosirkulasi dan terutama dari sel-sel endotel serta
membrana basalis. (Sabiston, 1995).
Sel-sel endotel bermetabolisme aktif dan berfungsi pada beberapa tahap
pembekuan darah. Sel-sel endotel mensintesis dan mengeluarkan prostagladin, PGI2,
yng disebut juga prostasiklin, suatu vasodiator potensial dan penghalang perlekatan
trombosit serta agregasi tombosit (Sabiston, 1995).
Sel-sel endotel (EC; endothelial cells) mengatur beberapa aspek hemostatis
yang acapkali saling bertentangan. Sel-sel endotel dalam keadaan normal
memperlihatkan sifat-sifat antitrombosit, antikoagualan dan fibrinolitik. Namun,
sesudah aktivasi, sel-sel endotel memperlihatkan fungsi prokoagulan. Keseimbangan
antara aktivitas anti- dan protrombosis yang dimiliki oleh sel-sel endotel akan
menentukan apakah terjadi pembentukan thrombus, peningkatan pembentukan
thrombus ataukah disolusi trombus (Mitchell, 2006).
Endotel yag utuh betanggung jawab untuk mempertahankan darah dalam
keadaan cair. Bila sel-sel dalam endotel tersumbat, cedera, akan terjadi pembekuan
dalam pembuluh yang cedera tersebut (Sabiston, 1995).
Pembekan darah dicegah oleh endotel karena darah tidak berkontak dengan
faktor jaringan yang disebut juga sebagai tromboplastin jaringan, faktor jaringan
berupa protein yang diperlukan untuk memulai pembekuan darah. Faktor jarngan
memulai pembekuan dengan mengikat faktor pembekuan darah VII dan meubahnya
menjadi faktor VIIa yang mndorong pembentuka trombin melalui pembentukan
bertaap dalam lintasan koagulasi (Sabiston, 1995).
Kondisi vaskular. Hal ini merupakan respons awal terhadap luka, bahkan
pada tingkat kapiler sekalipun. Vasokonstriksi mendahului pelekatan trombosit,
sebagai suatu respons refleks terhadap berbagai rangsangan. Sesudah itu membentuk
platelet plug (penyumbat trombosit) dan fibrin. Vasokonstriktor tromboksan A 2 (Tx
A2) dan seotonin dilepaskan selama agregasi trombosit. Faktor-faktor fisik lokal,
termasuk luas dan orientasi luka terhadap pembuluh darah, dapat pula
mempengaruhi derajat perdarahan (Schwartz,, 2000).

2. Trombosit
Fungsi Trombosit. Jumlah normal trombosit adalah 150.000-400.000/mm3,
dengan lama hidup rata-rata 10 hari. Peranannya dalam hemostasis melalui dua
proses. Hemostasis primer merupakan suatu proses reversibel yang tidak
terpengaruhi pada pemberian heparin. Trombosit melekat ke kolagen subendotelial
jaringan pembuluh darah yang rusak. Proses ini membutuhkan faktor non
Willebrand (vWF), suatu protein yang secara kongenital tidak diturunkan pada
panyakit von Willebrand. Trombosit menyebar dan mulai bereaksi, menangkap
trombosit-trombosit tambahan. Hasil agregasi membentuk suatu plug (penyumbat),
menutup pembuluh darah yang rusak. ADP, TxA2, dan serotonin merupakan
mediator yang utama dalam proses ini. Lawan dari mediator tersebut adalah
prostasiklin, EDRF, dan PGE2, yang merupakan vasodiator dan menghambat
agregasi. Proses kedua yang merupakan reaksi trombosit yang ireversibel,
melibatkan degranulasi fibrinogen-dependent. Trombosit faktor 3(PF3) dilepaskan,
bereaksi di beberapa titik dalam proses koagulasi. Mediator dalam trombosit, lebih
lanjut juga mempengaruhi proses fibrinolitik (Schwartz,, 2000).
 Perlekatan Trombosit
Proses perlekatan trombosit sangat penting untuk hemostasis normal. Trombosit
melekat pada subendotel dengan bantuan kolagen, faktor VII:vWF, atau molekul
fibrinektin. Pelekatan trombosit merubah bentuk cakram menjadi bentuk batang
panjang datar serta tipis yag menyebar ke seluruh segmen pembuluh darah yang
rusak. Daerah ikatan khusus terbentuk pada trombosit untuk kolagen faktor
VIII:vWF dan fibronektin. Trombosit tidak mudah melekat terhadap pembuluh yang
rusak bila VIII:vWF tidak terdapat di dalam plasma atau bila jumlahnya kurang
normal (Sabiston,1995).
 Agregasi Trombosit.
Setelah trombosit melekat pada pembuluh yang terluka, akan terbentuk ikata
trombosit-trombosit yang stabil pada proses agregasi trombosit Bila tidak ada
agregasi trombosit, pembentukan sumbat hemostasis primer akan gagal
(Sabiston,1995).
3. Faktor koagulasi
Koagulasi. Koagulasi mengarah pada suatu rentetan aktivitasi zimogen yang
pada akhirnya menghasilkan pembelahan fibrinogen menjadi fibrin tidak larut yang
menstabilkan plug trombosit. Jalur intrinsik dimulai dengan perlepasan faktor-faktor
koagulasi ke koagulen subendotelial pada bagian pembuluh darah yang rusak. Jalur
ekstrinsik diaktivasi oleh faktor jaringan (glikoprotein). Kedua jaringan bertemu
pada faktor X aktif (Xa), yang bekerja menguraikan protombin menjadi trombin.
Semua faktor-faktor koagulasi kecuali tromboplastin, faktor VIII dan Ca 2+ disintesis
di hati. Faktor II, VII, IX dan X tergantung pada vitamin K (Schwartz,, 2000).
Bekuan darah pada daerah pembuluh darah yang rusak, penguatan
obstruksi yang dibentuk oleh trombosit dan menutup lubang lebih lanjut. Koagulasi
darah adalah seri reaksi kompleks biokimia yang melibatkan paling sedikit dua belas
komponen plasma yang berbeda, yang diberi nomor I sampai XII. Fibrin adalah hasil
akhir. Substansi yang terlibat:
a. Protrombin
b. Tromboplastin (dihasilkan oleh sel yang rusak dan trombosit)
c. Kalsium
d. Vitamin K
e. Faktor pembekuan plasma
f. Fibrinogen (protein plasma) (Gibson, 2002).

Mekanisme pembekuan darah:


a. Protrombin dikonversi menjadi trombin.
Pertama, activator protrombin terbentuk sebagai akibat rupturnya pembuluh darah
atau sebagai akibat kerusakan pada zat-zat khusus dalam darah. Kedua, aktivator
protrombin, dengan adanya ion Ca2+ dalam jumlah yang mencukupi, akan
menyebabkan perubahan protrombin menjadi trombin. Ketiga, trombin
menyebabkan polimerisasi molekul-molekul fibrinogen menjadi benang-benang
fibrin dalam waktu 10 sampai 15 detik berikutnya. Jadi, faktor yang membatasi
b. Trombin bekerja dengan fibrinogen membentuk fibrin.
c. Fibrin dikonversi menjadi fibrin yang tidak larut
d. Fibrin yang tidak larut membentuk jarring dengan eritrosit yang terjebak di
dalamnya, dan bentuk ini menjadi bekuan.
e. Fibrin kemudian berkontraksi dan serum, cairan kuning pucat dikeluarkan dari
bekuan (Gibson, 2002).

Faktor-faktor pembekuan darah


Fakto Nama Keterangan
r
I Fibrinogen Angka jarang dipakai-defisiensi
kongenital yang dikenali
(afibrinogenemia)
II Protrombin Angka jarang dipakai-defisiensi
kongenital yang dikenali
III Tromboplastin Tidak ada faktor spesifik yang
teridentifikasi
IV Kalsium Angka jarang dipakai
V Faktor labil, Defisiensi kongenital yang
proakselerin dikenali (parahemofilia,
penyakit Owren)
VI Faktor labil aktif, Tidak lagi dibedakan dari faktor
akselerin V
VII Faktor stabil, SPCA, Defisiensi kongenital dikenali
prokonvertin
VIII Faktor antihemofil Hemofilia A (hemofilia klasik)-
(AHF) atau globulin akibat defisiensi kongenital
(AHG)
IX Faktor Christmas, Hemofilia B-akibat dari
komponen defisiensi kongenital
tromboplastin plasma
(plasma
tromboplastin
componen [PTC])
X Faktor stuart-power Defisiensi kongenital yang
dikenali
XI Plasma tromboplastin Defisiensi kongenital yang
yang mendahului dikenali
(PTA)
XII Faktor Hageman Tidak ada gejala klinis yang
terkait dengan defisiensi
kongenital
XIII Faktor stabilisasi Defisiensi kongenital yang
fibrin dikenali
(Behman, 1999)

4. Sistem fibrinolisis
Fibrinolisis. Kekuatan pembuluh darah dipertahankan oleh lisis deposit fibrin
dan oleh antitrombin III (yang menetralisir beberapa protease dalam komponen
kecil-kecil). Fibrinolisis tergantug pada plasmin, yang berasal dari prekursor protein
plasma plasminogen. Plasmin melisis fibrin, fragmen yang turut berperan dalam
agregasi trombosit (Schwartz,, 2000).

Fisiologi sistem fibrinolisis

A. FUNGSI HEMOSTASIS
Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri dan
vena, mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama
proses penyembuhan luka. Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan
mengontrol perdarahan dari pembuluh darah yang terluka.
Apabila tubuh kita mengalami perdarahan akibat dari rudapasa, maka secara
otomatis tubuh akan mengatasi perdarahan tersebut. adapun prinsip dari hemostasis
adalah sebagai berikut.
a. Mengurangi Aliran Darah yang menuju daerah Trauma
Cara untuk mengurangi darah yang menuju daerah traume adalah sebagai berikut.
1. Vasokonstriksi
Pembuluh darah yang robek/terluka akibat rudapaksa adalah merupakan
rangasangan bagi pembuluh darah intu sendiri yang secara refleks akan mengalami
vasokonstriksi pada daerah robekan. Trombosit yang keluar dari pembuluh darah
karena adanya permukaan kasar dari daerah luka, maka akan pecah dan
mengeluarkan serotonin yang berpean sebagai vasokonstriktor. Dengan demikian,
maka daerah pembuluh darah yang robek tadi semakin mengecil atau menyempit,
sehingga aliran darah pada daerah tersebut menjadi kecil sampai terhenti
(Sabiston,1995).
2. Penekanan oleh edema
Jaringan yang terkena rudapaksa akan mengalami edema. Selanjutnya jarimgan yang
edema terebut akan menekan pembuluh darah. Dengan demikian, bisa menambah
sempitnya darah yang menuju daerah trauma.

Vasokonstriksi pembuluh
darah

Pembentukan platelet,
adhesi platelet, dan
agregasi

Pembentukan bekuan
fibrin akibat aktivasi
faktor-faktor pembekuan
intrinsik dan ekstrinsik

Retraksi bekuan

Penghancuran bekuan

Langkah-langkah hemostasis (Sabiston,1995).

b. Mengadakan Sumbatan/Menutup Lubang Perdarahan


Hal yang berpean di dalam penyumbatan atau penutupan luka adalah
trombus, yaitu bekuan darah di dalam pembuluh darah pad orang yang masih hidup.
Trombosit ang terkena permukaan kasar seperti pada pembluh darah ang terluka
akan pecah dan menempel atau mengalami penggumpalan pada pembuluh darah
membentuk bekuan darah yang disebut dengan trombus. Trombus ini akan
menyumbat lubang/luka pada pembuluh darah. Dengan demikian, darah yang
mengalir pada pembuluh darah tersebut akan berkurang bahkan sampai berhenti.
Menurut jenisnya, trombus dibagi menjadi dua, yaitu: (1) trombus putih yang
tersusun oleh platelet dan fibrin dengan kandungan eritrositnya ang relatif sedikit;
(2) trombus merah yang tersusun oleh fibrin dan sel-sel darah merah
(Sabiston,1995).

Hemostasis terdiri dari 3 tahap:


1. Hemostasis primer. Jika terjadi desquamasi dan luka kecil pada pembuluh darah,
akan terjadi hemostasis primer. Hemostasis primer ini melibatkan tunika intima
pembuluh darah dan trombosit. Luka akan menginduksi terjadinya vasokonstriksi
dan sumbat trombosit. Hemostasis primer ini bersifat cepat dan tidak tahan lama.
Karena itu, jika hemostasis primer belum cukup untuk mengkompensasi luka,
maka akan berlanjut menuju hemostasis sekunder.
2. Hemostasis Sekunder. Jika terjadi luka yang besar pada pembuluh darah atau
jaringan lain, vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum cukup untuk
mengkompensasi luka ini. Maka, terjadilah hemostasis sekunder yang
melibatkan trombosit dan faktor koagulasi. Hemostasis sekunder ini mencakup
pembentukan jaring-jaring fibrin. Hemostasis sekunder ini bersifat delayed dan
long-term response. Kalau proses ini sudah cukup untuk menutup luka, maka
proses berlanjut ke hemostasis tersier.
3. Hemostasis Tersier. Hemostasis tersier ini bertujuan untuk mengontrol agar
aktivitas koagulasi tidak berlebihan. Hemostasis tersier melibatkan sistem
fibrinolisis. (Anonim, 2008).

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemodinamik


Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung
dan karakterisitik fisiologis vaskular perifer (Mosby 1998, dalam Jevon dan Ewens
2009). Pemantauan Hemodinamik dapat dikelompokkan menjadi noninvasif, invasif,
dan turunan. Pengukuran hemodinamik penting untuk menegakkan diagnosis yang
tepat, menentukan terapi yang sesuai, dan pemantauan respons terhadap terapi yang
diberikan (gomersall dan Oh 1997, dalam Jevon dan Ewens 2009), pengukuran
hemodinamik ini terutama dapat membantu untuk mengenali syok sedini mungkin,
sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat terhadap bantuan sirkulasi (Hinds dan
Watson 1999, dalam Jevon dan Ewens 2009)
Adapun prinsip hemodinamik diantaranya:

a. Prinsip integralitas

Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat

dipisahkan. Perubahan proses kehidupan ini terjadi secara terus-menerus karena

adanya interaksi manusia dengan lingkungan yang saling mempengaruhi.

b. Prinsip resonansi

Prinsip bahwa proses kehidupan manusia selalu berirama dan frekuensinya

bervariasi, mengingat manusia memiliki pengalaman beradaptasi dengan

lingkungan.

c. Prinsip helicy

Prinsip bahwa setiap perubahan dalam proses kehidupan manusia berlangsung

perlahan-lahan dan terdapat hubungan antara manusia dan lingkungan.

Adapun Komponen hemodinamik secara umum terfokus pada tiga komponen


utama yang meliputi:
1. Volume (darah dan cairan) sebagai diibaratkan sebagai isi / air
2. Pembuluh darah (arteri, vena dan kapiler) diibaratkan sebagai pipa
3. Dan Jantung sebagai pompa

1. Volume
Tubuh manusia terdiri atas 60%-70% cairan yang bervariasi pada setiap orang
tergantung pada banyaknya lemak dalam tubuh. Semakin banyak tabungan lemak
semakin kurang komposisi cairan. Katakanlah kandungan cairan di dalam tubuh
sekitar 60%, yang terbagi menjadi 2 komponen Utama yaitu: CIS (cairan intrasel)
40%, CES (cairan ekstra sel) 20%. Dimana komponen CES ini dibagi lagi menjadi
dua; cairan interstitial 15% dan intravaskuler 5%.

Walaupun volume intravaskuler hanya 5% akan tetapi peranannya sangatlah


penting. Volume atau cairan merupakan tempat dimana terdapat bahan-bahan terlarut
ada didalamnya. Ada begitu banyak komponen dalam setiap tetes cairan/darah yang
beredar dalam sistem peredaran darah, sebut saja salah satunya adalah oksigen. Tubuh
sangatlah bergantung pada oksigen karena hakikat kehidupan sebuah sel berasal dari
oksigen sedangkan suplai oksigen juga sangatlah tergantung pada aliran darah.

2. Pembuluh darah sebagai pipa.

-Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang umumnya
kaya akan oksigen kecuali arteri pulmonal yang menuju ke paru-paru kaya akan CO2.
diantara ciri khas pipa arteri ini adalah berdenyut yang dikenal sebagai nadi atau pulse
yang merupakan tekanan pada dinding arteri sebagai hasil dari cardiac out put atau
kontraksi dari ventrikel.

-Vena merupakan pembuluh darah sebagai kebalikan dari arteri yaitu membawa
darah menuju ke jantung yang umumnya kaya akan CO2 kecuali vena pulmonalis
yang kaya akan O2 yang berasal dari kedua paru.

-Kapiler merupakan pipa kecil penghubung antara arteri dan vena. Walaupun
selang ini kecil namun bukan berarti fungsinya kecil, justru sebaliknya pemantauan
sederhana fungsi hemodinamik didapatkan dari kapiler ini seperti akral dingin, CRT
(capillary refill time, kelembaban serta warna kulit) merupakan indikator yang jelas
akan baik buruknya fungsi pembuluh kapiler.

ketiga pembuluh tersebut memiliki kemampuan untuk berkontriksi (mengecil)


dan berdilatasi (melebar) yang berfungsi sebagai respon kompensasi tubuh atas
gangguan yang terjadi. Akan tetapi terkadang respon ini merupakan berlanjut dari
kondisi fisiologis menjadi patologis yang akan memperburuk kondisi pasien jika tidak
segera ditangani. Misalkan pada kondisi pasien yang mengalami hipovolemia atau
kekurangan cairan, maka pembuluh darah akan berkontriksi sebagai upaya untuk
memaksimalkan seluruh cairan yang tersisa untuk dialirkan kejantung, paru dan otak.
Termasuk respon vasokontriksi ini menyebabkan berkurangnya aliran darah menuju
ke ginjal dengan itulah mengapa pasien yang mengalami hipovolum akan cenderung
mengalami penurunan produksi urine bahkan terkadang tidak ada selama berjam-jam.
Sedangkan apabila kita melihat pada monitor jantung akan terlibat heart rate / laju
jantung yang cepat diikuti penurunan tekana darah (takikardi + hipotensi).

3. Jantung.
Komponen penunjang fungsi jantung terdiri dari dua fungsi Utama:

a.Fungsi mekanikal.
Fungsi mekanikal jantung disusun oleh dua komponen penting yaitu ; Volume (isi)
dan lapisan-lapisan otot jantung. Penilaian fungsi mekanikal jantung ini dapat
dilakukan dengan menilai cardiac out put (CO) yang secara sederhana dapat dilakukan
melalui pengecekan nadi. Tapi ingat, nadi sangatlah berbeda dengan heart rate atau
laju jantung!. Rumus CO= stroke volume 9volume sekuncup) x heart rate (laju
jantung).

b.Fungsi elektrikal.
Untuk melaksanakan fungsi elektrikal ini, jantung ditunjang oleh sebuah sistim
konduksi dan sejumlah elektrolit diantaranya Natrium, Kalium, Cloride dan calcium.
Adapun sistem konduksi jantung dimulai dari Sino atrial Node sebagai sumber listrik
Utamajantung yang secara terus menerus berdenyut 60-100 kali/menit, kemudian
Atrio-ventrikular (AV) Node, Bundle of his, Bundle branch kiri dan kanan serta
serabut purkinje.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan hemapoetik dan pengontrolan


darah
Pembentukan sel darah (Hemopoesis/Hematopoiesis)
Hemopoesis atau hematopoiesis ialah proses pembentukan darah. Tempat hemopoesis
pada manusia berpindah-pindah sesuai dengan umur

Umur Tempat hemopoesis


0-3 bulan Yolk sac
Janin 3-6 bulan Hati dan limpa
4-9 bulan Sumsum tulang
Bayi Sumsum tulang (semua bagian tulang)
Dewasa Os.Vertebrae,Costae,Sternum,Cranium,Sacrum,Pelvis
Ujung proksimal os.femur

Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik sema hemopoesis terjadi pada sumsum
tulang. Dalam keadaan patologik, seperti pada mielofibrosis, hemopoesis terjadi di luar
sumsum tulang, terutama di lien, disebut sebagai hemopoesis ekstramoduler. Untuk
kelangsungan hemopoesis diperlukan:
1.      Sel induk hematopoietic (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,
termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir pembeku
(trombosit), dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk
yang paling primitive disebut sebagai pluripoten (totipoten) stem cell.

2.      Lingkungan mikro (microenviromentment) sumsum tulang


Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk
tumbuh secara kondusif. Lingkungan mikro sangat penting dalam hemopoesis
karena berfungsi untuk berikut :
a.       Menyediakan nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah
mikro dalam sumsum tulang.
b.      Komunikasi antar sel (cell to cell communication), terutama ditentukan oleh
adanya adhesion molecule.
c.       Menghasilkan zat yang mengatur hemopoesis : hematopoetic growth factor,
cytokine, dan lain-lain.

3.      Bahan-bahan pembentuk darah, Bahan-bahan yang diperlukan untuk


pembentukan darah adalah :
a.       Asam folat dan vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentukan inti sel.
b.      Besi : sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin
c.       Cobalt, magnesium, cu, zn
d.      Vitamin lain : vitamin C, B kompleks, dan lain-lain.

4.      Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan
sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga
sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen
darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan
penyakit.   

Sistem Eritroid
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi (life) span rata-rata selama 120 hari.
Setelah 120 hari eritrosit mengalami proses penuaan (senescence) kemudian
dikeluarkan dari sirkulasi oleh system RES. Apabila destruksi eritrosit sebelum
waktunya(<120 hari) maka proses ini disebut sebagai hemolisis.

a.       Struktur Eritrosit
Eritrosit matang merupakan suatu cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7
mikron. Eritrosit merupakan sel dengan struktur yang tidak lengkap. Sel ini hanya
terdiri atas membrane dan sitoplasma tanpa inti sel.
Komponen eritrosit terdiri atas :
1)      Membran eritrosit
2)      Sistem enzim yang terpenting dalam Embden Meyerhoff pathway : pyruvate
kinase, dalam pentose pathway : enzim G6PD (glucose 6-phospate dehidrogenase)

3)      Hemoglobin : berfungsi sebagai alat angkut oksigen. Komponennya terdirir


atas :
a)      Heme : yang merupakan gabungan protoporfirin dengan besi
b)      Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
Perubahan struktur eritrosit akan menimbulkan kelainan. Kelainan yang timbul
karena kelainan membran disebut sebagai membranopati, kelainan akibat gangguan
sistem enzim eritrosit disebut ensimopati, sedangkan kelainan akibat gangguan
struktur hemoglobin disebut sebagai hemoglobinopati.
b.      Destruksi Eritrosit
Destruksi yang terjadi karena proses penuaan disebut proses senescene, sedangkan
destruksi patologik disebut hemolisis. Hemolisis dapat terjadi intravaskuler, dapat
juga ekstravaskuler, terutama pada sistem RES, yaitu lien dan hati.
Hemolisis yang terjadi pada eritrosit akan mengakibatkan terurainya komponen-
komponen hemoglobin menjadi berikut:
1)      Komponen protein yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan
dapat dipakai kembali.
2)      Komponen heme akan pecah menjadi dua, yaitu :
Ø  Besi : yang akan dikembalikan ke pool besi dan dipakai ulang.
Ø  Bilirubin : yang akan disekresikan melalui hati dan empedu.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjalaskan fisiologi darah


          Darah merupakan suatu suspensi partikel dalam suatu larutan koloid cair
yang mengandung elektrolit, sebagai transpor masal berbagai bahan antara sel dan
lingkungan eksternal atau antara sel-sel itu sendiri, transpor semacam
ini esensial untuk mempertahankan homeostasis. Memiliki karakteristik yakni:
temperature rata-rata 38° C, viskositas lima kali lebih besar dari viskositas air. PH
alkali, 7.35 - 7.45 volume : 5,5 L (pria), 5 L (wanita), memiliki berat 8% dari berat
badan. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah
sehingga dapat menjalankan fungsinya.

1. Fungsi darah

a.  Transportasi dari gas yang terlarut, nutrisi, hormone dan zat sisa metabolic,
sebagai alat pengangkut yaitu:
·       Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
·       Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
·       Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke
seluruh jaringan/ alat tubuh.
·       Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
·       Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
dilakukan oleh plasma darah.
b.   Regulasi dari pH dan komposisi dari cairan intersisial. Sebagai pengatur
regulasi yaitu : Mempertahankan PH dan konsentrasi elektrolit pada cairan
interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial. 

c.       Restriksi dari kehilangan cairan pada daerah yang luka.  

d. Pertahanan melawan toxin dan patogen. 


  Darah Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam
tubuh dengan perantaraan leukosit dan antibodi untuk mempertahankan tubuh
terhadap invasi mikroorganisme dan benda asing (leukosit) dan proses homeostatis
(trombosit).

e.   Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) 


   Menyebarkan panas keseluruh tubuh, darah mengatur suhu tubuh melalui
transport panas menuju kulit dan paru-paru.

 2. Komposisi darah


1 Darah terdiri atas 2 komponen utama :
a.       Plasma darah : bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air,
elektroit, dan protein darah.
Ø  Plasma protein terdiri dari albumin (58%), globulin α, β, γ (38%), fibrinogen
(4%), other solutes 2%.

2. Sel-sel darah
1) Eritrosit (sel darah merah)
Berasal dari 2 kata, yaitu erythros yang berarti merah, dan kytos yang
berarti ruang sel. Sel ini bewarna merah karena adanya unsur haem yang
lebih dikenal dengan kata haemoglobin. Sel darah merah jumlahnya
bermacam-macam. Pada laki-laki, terdapat 4,2-5,5 juta sel setiap mm3.
Sedangkan pada wanita, jumlahnya 3,2-5,3 juta sel setiap mm3.
Karakteristik:
a) Terdapat di pembuluh darah
b) Komponen dasarnya adalah haemoglobin yang mengandung unsur besi
(fe)
c) Pada bayi, dihasilkan di hati. Pada orang dewasa, dihasilkan di sumsum
tulang belakang
d) Berbentuk bikonkaf dengan lekukan pada bagian tengahnya, dan tidak
memiliki inti
e) Berumur kurang lebih 120 hari
Fungsi sel darah merah antara lain:
a) Mentranspor oksigen ke jaringan yang melakukan pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen
b) Berperan penting dalam pengaturan pH darah, karena ion bikarbonat
dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa
c) Mengangkut zat makanan dan sisa metabolisme
2) Leukosit (sel darah putih)
Berasal dari 2 kata, yaitu leukos yang berarti putih, dan kytos berarti ruang
sel. Pada manusia, jumlah normal dari leukosit adalah 7000-9000 butir per
mm3.
Karakteristik:
a) Terdapat di dalam pembuluh darah dan di luar pembuluh darah
b) Dihasilkan di sumsum merah, limpa, dan kelenjar-kelenjar getah
bening
c) Berumur kurang lebih 12 hari
d) Memiliki satu inti
e) Bentuknya tidak tetap (amoeboid) dan tidak berpigmen
f) Bersifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapiler dan masuk ke jaringan
g) Besifat fagositosis, yaitu mampu memakan bakteri, virus, dan parasit
lainnya
Klasifikasi:
a) Agranulosit
i. Limfosit (leukosit tanpa granula sitoplasma)
a. Mencapai 20% jumlah leukosit
b. Berbentuk seperti bola
c. Dibentuk di sumsum tulang, pada janin dibentuk di hati
d. Memiliki satu inti
e. Rentang hidup dapat mencapai beberapa tahun
f. Berfungsi untuk membentuk antibodi
ii. Monosit
a. Mencapai 3-8% jumlah leukosit
b. Merupakan sel darah terbesar
c. Bersifat fagosit
d. Memiliki satu inti
e. Berbentuk kepal kuda/ginjal dengan ukuran diameter 12-20
mikron
b) Granulosit (leukosit dengan granula sitoplasma)
i. Neutrofil
a. Mencapai 60% jumlah sel darah putih
b. Memiliki inti
c. Berukuran sekitar 8 mikron
d. Bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi
e. Aktif selama 6-20 jam
ii. Eusinofil (asam)
a. Mencapai 1-3% sel darah putih
b. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi
c. Memiliki inti
d. Bersifat fagosit lemah
e. Berbentuk hampir seperti bola
f. Berukuran sekitar 8 mikron
iii. Basofil (basa)
a. Mencakup kurang dari 1% sel darah putih
b. Mengandung histamin yang memungkinkan untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cidera
c. Mengandung antikoagulan heparin yang membantu mencegah
penggumpalan darah intravaskular
d. Berbentuk bulat/oval
2) Trombosit (keping darah)
Berjumlah 250-400 ribu per mm3. Ukurannya setengah dari ukuran sel
darah merah. Berfungsi dalam hemostatis (penghentian darah) dan
perbaikan pembuluh darah yang sobek
Karakteristik:
a) Terdapat di dalam pembuluh darah
b) Dibentuk di sumsum tulang belakang
c) Berbentuk bulat, bulat lonjong/spindle, cakram
d) Tidak memiliki inti

3. Sistem peredaran darah

Merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk memindahkan zat-zat ke dan

dari sel-sel tubuh.

Fungsi sistem peredaran darah:

a. Meyebarkan sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh

b. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme dari dalam tubuh melalui organ

pembuangan

c. Mengatur suhu tubuh

d. Memberi kekuatan bagi tubuh

Macam-macam sistem peredaran darah:

a. Sistem peredaran darah besar (sistemik)

Mengalirkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri jantung, kemudian

diedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbon dioksida

di jaringan tubuh. Kemudian darah yang kaya karbon dioksida dibawa melalui

vena menuju serambi kanan (atrium)

b. Sistem peredaran darah kecil (pulmonal)

Mengalirkan darah dari jantung ke paru-paru kembali lagi ke jantung. Darah

yang kaya karbon dioksida dari bilik kanan dibawa ke paru-paru melalui arteri

pulmonalis. Di alveolus darah tersebut bertukar dengan darah yang kaya

oksigen dan selanjutnya dialirkan ke serambi kiri melalui vena pulmonalis

b. Sistem peredaran darah portal


Darah dari lambung, usus, pankreas, dan limpa dikumpulkan oleh vena porta

(pembuluh gerbang)

c. Sistem peredaran darah koroner

Darah mengalir melalui arteri koronaria kanan dan kiri yang bercabang

menjadi arteri-arteri yang lebih kecil dan mengitari jantung. Darah yang

kembali dari jantung terutama dikumpulkan oleh sinus koronaria dan kembali ke

atrium kanan

4. Penyakit pada darah

Berikut ini adalah beberapa penyakit yang berhubungan dengan peredaran


darah :

a. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome ) : Merupakan kelainan

(kerusakan) system kekebalan tubuh secara meluas. Gejala AIDS diawali dari

kelelahan, lemah , penurunan berat badan, demam, diare kronis, napas pendek, dan

kelainan sel limfosit ( jumlah dan fungsinya menurun). Peyebab AIDS adalah virus

HIV. (Human Immuno Deficiency Virus) . Peyakit AIDS umumnya menyerang laki

heteroseksual, dan penderita hemophilia yan mengalami kesalahan pad a

pengobatan. Penularan penyakit ini dapat melalui hubungan s jarum suntik bekas

penderita, dan ibu hami yang penerita AIDS kepad dikandungnya.

b. Leukimia ( kanker darah ): Penyakit ini terjadi karena sela darah putih

membelah memperbanyak diri ) secara tidak terkendali sehinhha jumlahnya

meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah. Pada penderita

leukemia, jumlah sel darah putih biasanya mencapai 200.000/mm³

c. Leukopenia : adalah penyakit menurunnya jumlah sela d tifus sehingga sel dara
utihdapat menurun hingga 3000/ mm³

d. Sklerosis : penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat endapan senyawa

lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa lemak disebut endapan

senyawa zat kapur disebut dengan hipertensi dan penyakit ginjal yang kronis.

e. Serangan Jantung ( Heart attack) Penyakit ini disebabkan karena kurangnya

suplai darah ke otot jantung kurang umumnya karena pembuuh darah mengalami

arteriokolorosis sehingga otot jantung mengalami gangguan bahka n dapat

menyebabkan jantung berhenti detaknya dan akhirnya menimbulkan kematian.

f. Anemia Adalah penyakit kekurangan jum yang membawa oksigen sehinga darah

tidak mampu membawa oksigen yang cukup untuk tubuh. Macam anemia adalah

sebagaiberikut:

Anemia Pernisiosa atau karena dinding lambung tidak dapat menghasilkan zat

yang dapat Peyakit AIDS umumnya menyerang laki – laki homoseksual, pecandu

narkotika, laki heteroseksual, dan penderita hemophilia yan mengalami kesalahan

pad a pengobatan. Penularan penyakit ini dapat melalui hubungan seks brbas,

transfuse darah, mengunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang

penerita AIDS kepad Penyakit ini terjadi karena sela darah putih membelah

memperbanyak diri ) secara tidak kendali sehinhha jumlahnya meningkat pesat dan

kemudian memakan sel darah merah. Pada penderita leukemia, jumlah sel darah

putih biasanya mencapai 200.000/mm³ Leukopenia : adalah penyakit menurunnya

jumlah sela darah putih karena infeksi kuman ehingga sel dara utihdapat menurun

hingga 3000/ mm³. Sklerosis : penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat
endapan senyawa lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa lemak

disebut artheroklerosis , endapan senyawa zat kapur disebut artherioklerosis.

Penyakt ini umumnya bersaman dengan hipertensi dan penyakit ginjal yang kronis.

( Heart attack) : Penyakit ini disebabkan karena kurangnya suplai darah ke otot

jantung. Suplai darah yang kurang umumnya karena pembuuh darah mengalami

arteriokolorosis sehingga otot jantung mengalami gangguan bahka n dapat

menyebabkan jantung berhenti detaknya dan akhirnya menimbulkan kematian.

Adalah penyakit kekurangan jumlah sel darah merah atau kekurangan jumlah

hemoglobin yang membawa oksigen sehinga darah tidak mampu membawa

oksigen yang cukup untuk Macam anemia adalah sebagai berikut :

Anemia Pernisiosa : disebabkan karena makanan yang kurang mengandung vitam

atau karena dinding lambung tidak dapat menghasilkan zat yang dapat laki

homoseksual, pecandu narkotika, laki – laki heteroseksual, dan penderita

hemophilia yan mengalami kesalahan pad a pengobatan. eks brbas, transfuse darah,

mengunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang penerita AIDS

kepada janin yang Penyakit ini terjadi karena sela darah putih membelah

memperbanyak diri ) secara tidak kendali sehinhha jumlahnya meningkat pesat dan

kemudian memakan sel darah merah. Pada penderita leukemia, jumlah sel darah

putih biasanya mencapai 200.000/mm³. arah putih karena infeksi kuman Sklerosis :

penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat endapan senyawa lemak atau zat ,

sedangkan bila Penyakt ini umumnya bersaman . Suplai darah yang kurang

umumnya karena pembuuh darah mengalami arteriokolorosis sehingga otot jantung

mengalami gangguan bahka n dapat menyebabkan jantung berhenti detaknya dan

lah sel darah merah atau kekurangan jumlah hemoglobin yang membawa oksigen

sehinga darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup untuk : disebabkan
karena makanan yang kurang mengandung vitamin atau karena dinding lambung

tidak dapat menghasilkan zat yang dapat menyerap vit. . Penyakit ini ditandai oleh

rendahnya jumalah sel darah merah . Penyakit ini dapat diobati dengan menambah

asupan vit. melalui suntikan ataupun makanan yang mengandung vit.

Anemia Sel Sabit : di dalam sel merah yang tidak sempurna . Bentuk karena

hemoglobin bergabung dengan hemoglobin yang lainnya membentuk struktur kaku

seperti batang.

g. Thalasemia : merupakan penyakit keturunan karena adanya kelainan darah yaitu

adanya sel darah merah yang tidak normal memproduksi protein penyusun

hemoglobin secara lengkap. Talasemia mengakibatkan trnsportasi oksigen

keseluruh tubuh terganggu. Thalasemia dapat diatasi dengan transfuse darah secara

berkala setiap satu bul

h.Hemofilia : penyakit darah sukar membeku akibat factor keturunan

i. Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi 140-200 mmHg atau lebih.,

dan n lebih.

j. Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik dibawah

100 mmHg. k.Varises : adalah penyakit membesarnya pembuluh darah vena akibat

tidak lancarnya alir darah menuju jantung . Varises umumnya dijumpai pada kaki

. l. Ambeien : merupakan suatu keadaan pembuluh darah di sekitar anus melebar.

Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga menyebabkan


pembuluh darah pada anus membesar atau ada kelainan pada pembuluh darah

sehingga aliran darah tertahan. . Penyakit ini ditandai oleh rendahnya jumalah sel

darah merah . Penyakit ini dapat diobati dengan menambah asupan vit. kedalam

tubuh baik alui suntikan ataupun makanan yang mengandung vit. meupakan

penyakit keturunan , disebabkan adanya hemoglobin di dalam sel merah yang tidak

sempurna . Bentuk sel darah merah seperti bulan sabit karena hemoglobin

bergabung dengan hemoglobin yang lainnya membentuk struktur kaku seperti

batang. Thalasemia : merupakan penyakit keturunan karena adanya kelainan darah

yaitu adanya sel darah merah yang tidak normal. Penyebab penyakit ini adalah

kegagalan gen dalam memproduksi protein penyusun hemoglobin secara lengkap.

Talasemia mengakibatkan oksigen keseluruh tubuh terganggu. Thalasemia dapat

diatasi dengan transfuse darah secara berkala setiap satu bulan sekali atau dengan

transfuse sumsum tulang belakang. Hemofilia : penyakit darah sukar membeku

akibat factor keturunan. Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi bila nilai

ambang tekanan sistolik sekitar 200 mmHg atau lebih., dan nilai ambang tkanan

diastolic sekitar 90 Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan

sistolik dibawah 100 mmHg. Varises : adalah penyakit membesarnya pembuluh

darah vena akibat tidak lancarnya alir darah menuju jantung . Varises umumnya

dijumpai pada kaki. Ambeien : merupakan suatu keadaan pembuluh darah di

sekitar anus melebar. Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga

menyebabkan pembuluh darah pada anus elainan pada pembuluh darah sehingga

aliran darah tertahan. . Penyakit ini ditandai oleh rendahnya jumalah sel darah

merah . kedalam tubuh baik meupakan penyakit keturunan , disebabkan adanya

hemoglobin sel darah merah seperti bulan sabit karena hemoglobin bergabung

dengan hemoglobin yang lainnya membentuk struktur Thalasemia : merupakan


penyakit keturunan karena adanya kelainan darah yaitu adanya sel . Penyebab

penyakit ini adalah kegagalan gen dalam memproduksi protein penyusun

hemoglobin secara lengkap. Talasemia mengakibatkan oksigen keseluruh tubuh

terganggu. Thalasemia dapat diatasi dengan transfuse an sekali atau dengan

transfuse sumsum tulang belakang. bila nilai ambang tekanan sistolik sekitar ilai

ambang tkanan diastolic sekitar 90-110 mmHg.atau Hipotensi : adalah penyakit

tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik dibawah 100 mmHg. Varises : adalah

penyakit membesarnya pembuluh darah vena akibat tidak lancarnya aliran

Ambeien : merupakan suatu keadaan pembuluh darah di sekitar anus melebar.

Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga menyebabkan

pembuluh darah pada anus elainan pada pembuluh darah sehingga aliran darah

tertahan.

5. Gol darah

TINGKATAN GOLONGAN DARAH


            Tranfusi darah adalah memasukkan darah seseorang ke dalam tubuh
orang lain melalui pembuluh darah vena. Jika ke dalam darah manusia
dimasukkan sel-sel darah binatang maka sel darah tersebut tidak akan lama
beredar tetapi akan berkumpul dan akhirnya mengendap. Peristiwa ini disebut
agglutinin atau penggumpalan yang mengakibatkan pembuluh darah tersumbat
dan dapat membahayakan atau menimbulkan kematian.
Didalam serum darah manusia terdapat suatu zat yang disebut agglutinin atau
zat penggumpal yang terdiri dari 2 macam yaitu      :
1.      Aglutinin Alfa
2.      Aglutinin beta
Sedangkan di dalam eritrosit terdapat pula zat lain yaitu       :
1.      Aglutinogen A
2.      Aglutinogen B
Berdasarkan faktor tersebut Landsteiner membagi darah ke dalam 4 golongan
yaitu
Golongan Aglutinogen Aglutinin
Darah eritrosit serum
AB A dan B -
A A BETA
B B ALFA
O - ALFA BETA
            Golongan darah yang sama apabila dicampurkan tidak menimbulkan
penggumpalan oleh karena kedua darah itu mempunyai aglutinogen dan
agluinin yang serupa. Golongan darah O mempunyai agglutinin alfa beta tetapi
tidak mempunyai aglutinogen sehingga apabila diberikan pada darah yang
golongan AB dan A-B tidak akan menimbulkan penggumpalan, sehinggan orang
yang mempunyai golongan darah O disebut general donor atau pemberi darah
umun.

TEKANAN DARAH
Tekanan darah arteri adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah
yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus
jantung. Tekanan Sistolik merupakan tekanan dimana ventrikel kiri memaksa
darah masuk kedalam aorta naik sampai puncak. Pada waktu diastole tekanan
turun, nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastole.
Faktor-faktor yang mempertahankan tekanan darah, terdiri dari       :
1.      Kekuatan jantung memompakan darah, membuat tekanan yang dilakukan
jantung sehingga darah bisa beredar ke seluruh tubuh dan darah dapat kembali
lagi ke jantung,
2.      Viskositas (kekentalan) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah
sel darah yang beredar dalam aliran darah
3.      Elastisitas dinding aliran darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar dari
pada di dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastic daripada
vena
4.      Tahanan tepi. Tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam
pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam arteriol.
Turunnya tekanan membuat denyut pada kapiler dan vena tidak teraba.
Kecepatan Aliran Darah
      Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh
darah, darah dalam aorta bergerak cepat dalam arteri kecepatan berkurang dan
sangat lambat pada kapiler. Tekanan dapat dilihat ketika darah kembali
mencapai pembuluh-pembuluh (vena) yang lebih besar di dekat jantung.
DAFTAR PUSTAKA

http://halosehat.com/penyakit/penyakit-yang-berhubungan-dengan-peredaran-darah
http://kamuskesehatan.com/arti/homeostasis/
http://m.klikdokter.com/detail/read/2/474/bila-berdarah-sulit-berhenti
http://www.vikaasriningrum.com/2009/09/anaesthesiology-pharmacology-of.html
http://scribd.com/doc/31923875/hipotermia_hipertermia
http://kesehtan.kompasiana.com
Gembong Tjitrosoepomo, dkk. (1980). Biologi II. Jakarta: Dedik BUD. Istamar Syamsuri,
dkk. (2004). Biologi 2A Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Slamet Prawirohartono.
(2005). Sains Biologi Untuk SMA Kelas 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai