Laporan 1 BLK 2-1
Laporan 1 BLK 2-1
MODUL 1
KELOMPOK 4
ANGGOTA KELOMPOK:
VIKRA PRASETYA WALDI 1611411013
INNE PRATIWI DEBITA 1611411014
FAHIRA OCSA VISRA 1611411015
FIKA MELINDA PUTRI 1611411016
ADHITYA OKTAPRAJA 1611412011
VIKTORIA SURYA DHARMA 1611412012
HARLISA PUSPA WATI 1611412013
AVISA ULIMA 161143010
RIKA IRMA YANTI 1611413011
KINANTYA PUTRI RIDELFI 1611413012
BAYU RAGIL PANGESTU 1611413013
Skenario 1
Kok bleeding...
Drg. Budiman sangat cemas dan merasa sangat bersalah terhadap keadaan pak bujang
(60 tahun) yang lemah dan pucat karena sampai saat ini luka bekas pencabutan gigi kemaren
sore masih belum berhenti berdarah. Sebenarnya keadaan gigi pak Bujang yang dicabut
kemaren sudah goyang dan dengan mudah dan langsung dilakukan pencabutan tanpa
melakukan pemeriksaan tekanan darah dan anamnesa terlebih dahulu. Seharusnya drg.
Budiman memahami prinsip hemostasis, bagaimana anatomi dan fisiologi jantung serta
prinsip hemodinamik sebelum memutuskan tindakan pencabutan. Lebih kaget lagi, drg.
Budiman makin merasa bersalah karena menurut anaknya bahwa pak Bujang sudah lama
menderita Hipertensi dan sebulan terakhir mengkonsumsi obat penyakit jantung. Anaknya
bertanya apakah pakBujang perlu diberikan donor darah sesuai dengan golongan darahnya.
Bagaimana saudara memahami kondisi ini agar tidak mengalami masalah yang sama
1. Tekanan darah : tekanan yang dihasilkan pompa jantung untuk menggerakkan darah
keseluruh tubuh.
3. Fisiologi darah : . Fisiologi berasal dari 2 kata yaitu fisik berarti alam, logos berarti
ilmu. ilmu yang mempelajari tentang fungsi darah, ilmu mekanik, kimia, dan biokimia.
4. Hepertensi : gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan
kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg.
5. Anamnesa : suatu proses wawancara antara dokter dan pasien mengenai penyakit
yang sedang atau pernah diderita oleh pasien, dan juga penyakit keturunan.
7. Bleeding : pendarahan pada tubuh manusia baik eksternal maupun internal dari
pembuluh darah
tubuh
dilakukan donor darah sesuai dengan prosedur yang ada. Apabila tidak terlalu
banyak kehilangan darah, maka pak Alipait cukup mengkonsumsi makanan yang
15. Didalm darah ada aglistinin dan aglutinogen yang jika tidak sesuai akan
mengalami penggumpalan darah yang menyebabkan kematian
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen
permasalahan
PAK BUJANG
60 THN
Bleeding
Hemostatis Hemodinamik
2. Trombosit
Fungsi Trombosit. Jumlah normal trombosit adalah 150.000-400.000/mm3,
dengan lama hidup rata-rata 10 hari. Peranannya dalam hemostasis melalui dua
proses. Hemostasis primer merupakan suatu proses reversibel yang tidak
terpengaruhi pada pemberian heparin. Trombosit melekat ke kolagen subendotelial
jaringan pembuluh darah yang rusak. Proses ini membutuhkan faktor non
Willebrand (vWF), suatu protein yang secara kongenital tidak diturunkan pada
panyakit von Willebrand. Trombosit menyebar dan mulai bereaksi, menangkap
trombosit-trombosit tambahan. Hasil agregasi membentuk suatu plug (penyumbat),
menutup pembuluh darah yang rusak. ADP, TxA2, dan serotonin merupakan
mediator yang utama dalam proses ini. Lawan dari mediator tersebut adalah
prostasiklin, EDRF, dan PGE2, yang merupakan vasodiator dan menghambat
agregasi. Proses kedua yang merupakan reaksi trombosit yang ireversibel,
melibatkan degranulasi fibrinogen-dependent. Trombosit faktor 3(PF3) dilepaskan,
bereaksi di beberapa titik dalam proses koagulasi. Mediator dalam trombosit, lebih
lanjut juga mempengaruhi proses fibrinolitik (Schwartz,, 2000).
Perlekatan Trombosit
Proses perlekatan trombosit sangat penting untuk hemostasis normal. Trombosit
melekat pada subendotel dengan bantuan kolagen, faktor VII:vWF, atau molekul
fibrinektin. Pelekatan trombosit merubah bentuk cakram menjadi bentuk batang
panjang datar serta tipis yag menyebar ke seluruh segmen pembuluh darah yang
rusak. Daerah ikatan khusus terbentuk pada trombosit untuk kolagen faktor
VIII:vWF dan fibronektin. Trombosit tidak mudah melekat terhadap pembuluh yang
rusak bila VIII:vWF tidak terdapat di dalam plasma atau bila jumlahnya kurang
normal (Sabiston,1995).
Agregasi Trombosit.
Setelah trombosit melekat pada pembuluh yang terluka, akan terbentuk ikata
trombosit-trombosit yang stabil pada proses agregasi trombosit Bila tidak ada
agregasi trombosit, pembentukan sumbat hemostasis primer akan gagal
(Sabiston,1995).
3. Faktor koagulasi
Koagulasi. Koagulasi mengarah pada suatu rentetan aktivitasi zimogen yang
pada akhirnya menghasilkan pembelahan fibrinogen menjadi fibrin tidak larut yang
menstabilkan plug trombosit. Jalur intrinsik dimulai dengan perlepasan faktor-faktor
koagulasi ke koagulen subendotelial pada bagian pembuluh darah yang rusak. Jalur
ekstrinsik diaktivasi oleh faktor jaringan (glikoprotein). Kedua jaringan bertemu
pada faktor X aktif (Xa), yang bekerja menguraikan protombin menjadi trombin.
Semua faktor-faktor koagulasi kecuali tromboplastin, faktor VIII dan Ca 2+ disintesis
di hati. Faktor II, VII, IX dan X tergantung pada vitamin K (Schwartz,, 2000).
Bekuan darah pada daerah pembuluh darah yang rusak, penguatan
obstruksi yang dibentuk oleh trombosit dan menutup lubang lebih lanjut. Koagulasi
darah adalah seri reaksi kompleks biokimia yang melibatkan paling sedikit dua belas
komponen plasma yang berbeda, yang diberi nomor I sampai XII. Fibrin adalah hasil
akhir. Substansi yang terlibat:
a. Protrombin
b. Tromboplastin (dihasilkan oleh sel yang rusak dan trombosit)
c. Kalsium
d. Vitamin K
e. Faktor pembekuan plasma
f. Fibrinogen (protein plasma) (Gibson, 2002).
4. Sistem fibrinolisis
Fibrinolisis. Kekuatan pembuluh darah dipertahankan oleh lisis deposit fibrin
dan oleh antitrombin III (yang menetralisir beberapa protease dalam komponen
kecil-kecil). Fibrinolisis tergantug pada plasmin, yang berasal dari prekursor protein
plasma plasminogen. Plasmin melisis fibrin, fragmen yang turut berperan dalam
agregasi trombosit (Schwartz,, 2000).
A. FUNGSI HEMOSTASIS
Hemostasis bertujuan untuk menjaga agar darah tetap cair di dalam arteri dan
vena, mencegah kehilangan darah karena luka, memperbaiki aliran darah selama
proses penyembuhan luka. Hemostasis juga bertujuan untuk menghentikan dan
mengontrol perdarahan dari pembuluh darah yang terluka.
Apabila tubuh kita mengalami perdarahan akibat dari rudapasa, maka secara
otomatis tubuh akan mengatasi perdarahan tersebut. adapun prinsip dari hemostasis
adalah sebagai berikut.
a. Mengurangi Aliran Darah yang menuju daerah Trauma
Cara untuk mengurangi darah yang menuju daerah traume adalah sebagai berikut.
1. Vasokonstriksi
Pembuluh darah yang robek/terluka akibat rudapaksa adalah merupakan
rangasangan bagi pembuluh darah intu sendiri yang secara refleks akan mengalami
vasokonstriksi pada daerah robekan. Trombosit yang keluar dari pembuluh darah
karena adanya permukaan kasar dari daerah luka, maka akan pecah dan
mengeluarkan serotonin yang berpean sebagai vasokonstriktor. Dengan demikian,
maka daerah pembuluh darah yang robek tadi semakin mengecil atau menyempit,
sehingga aliran darah pada daerah tersebut menjadi kecil sampai terhenti
(Sabiston,1995).
2. Penekanan oleh edema
Jaringan yang terkena rudapaksa akan mengalami edema. Selanjutnya jarimgan yang
edema terebut akan menekan pembuluh darah. Dengan demikian, bisa menambah
sempitnya darah yang menuju daerah trauma.
Vasokonstriksi pembuluh
darah
Pembentukan platelet,
adhesi platelet, dan
agregasi
Pembentukan bekuan
fibrin akibat aktivasi
faktor-faktor pembekuan
intrinsik dan ekstrinsik
Retraksi bekuan
Penghancuran bekuan
a. Prinsip integralitas
Prinsip utama dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan yang tidak dapat
b. Prinsip resonansi
lingkungan.
c. Prinsip helicy
1. Volume
Tubuh manusia terdiri atas 60%-70% cairan yang bervariasi pada setiap orang
tergantung pada banyaknya lemak dalam tubuh. Semakin banyak tabungan lemak
semakin kurang komposisi cairan. Katakanlah kandungan cairan di dalam tubuh
sekitar 60%, yang terbagi menjadi 2 komponen Utama yaitu: CIS (cairan intrasel)
40%, CES (cairan ekstra sel) 20%. Dimana komponen CES ini dibagi lagi menjadi
dua; cairan interstitial 15% dan intravaskuler 5%.
-Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang umumnya
kaya akan oksigen kecuali arteri pulmonal yang menuju ke paru-paru kaya akan CO2.
diantara ciri khas pipa arteri ini adalah berdenyut yang dikenal sebagai nadi atau pulse
yang merupakan tekanan pada dinding arteri sebagai hasil dari cardiac out put atau
kontraksi dari ventrikel.
-Vena merupakan pembuluh darah sebagai kebalikan dari arteri yaitu membawa
darah menuju ke jantung yang umumnya kaya akan CO2 kecuali vena pulmonalis
yang kaya akan O2 yang berasal dari kedua paru.
-Kapiler merupakan pipa kecil penghubung antara arteri dan vena. Walaupun
selang ini kecil namun bukan berarti fungsinya kecil, justru sebaliknya pemantauan
sederhana fungsi hemodinamik didapatkan dari kapiler ini seperti akral dingin, CRT
(capillary refill time, kelembaban serta warna kulit) merupakan indikator yang jelas
akan baik buruknya fungsi pembuluh kapiler.
3. Jantung.
Komponen penunjang fungsi jantung terdiri dari dua fungsi Utama:
a.Fungsi mekanikal.
Fungsi mekanikal jantung disusun oleh dua komponen penting yaitu ; Volume (isi)
dan lapisan-lapisan otot jantung. Penilaian fungsi mekanikal jantung ini dapat
dilakukan dengan menilai cardiac out put (CO) yang secara sederhana dapat dilakukan
melalui pengecekan nadi. Tapi ingat, nadi sangatlah berbeda dengan heart rate atau
laju jantung!. Rumus CO= stroke volume 9volume sekuncup) x heart rate (laju
jantung).
b.Fungsi elektrikal.
Untuk melaksanakan fungsi elektrikal ini, jantung ditunjang oleh sebuah sistim
konduksi dan sejumlah elektrolit diantaranya Natrium, Kalium, Cloride dan calcium.
Adapun sistem konduksi jantung dimulai dari Sino atrial Node sebagai sumber listrik
Utamajantung yang secara terus menerus berdenyut 60-100 kali/menit, kemudian
Atrio-ventrikular (AV) Node, Bundle of his, Bundle branch kiri dan kanan serta
serabut purkinje.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik sema hemopoesis terjadi pada sumsum
tulang. Dalam keadaan patologik, seperti pada mielofibrosis, hemopoesis terjadi di luar
sumsum tulang, terutama di lien, disebut sebagai hemopoesis ekstramoduler. Untuk
kelangsungan hemopoesis diperlukan:
1. Sel induk hematopoietic (hematopoietic stem cell)
Sel induk hemopoetik ialah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah,
termasuk sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), butir pembeku
(trombosit), dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast. Sel induk
yang paling primitive disebut sebagai pluripoten (totipoten) stem cell.
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme regulasi sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan
sel dan pelepasan sel darah yang matang dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga
sumsum tulang dapat merespon kebutuhan tubuh dengan tepat. Produksi komponen
darah yang berlebihan ataupun kekurangan (defisiensi) sama-sama menimbulkan
penyakit.
Sistem Eritroid
Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi (life) span rata-rata selama 120 hari.
Setelah 120 hari eritrosit mengalami proses penuaan (senescence) kemudian
dikeluarkan dari sirkulasi oleh system RES. Apabila destruksi eritrosit sebelum
waktunya(<120 hari) maka proses ini disebut sebagai hemolisis.
a. Struktur Eritrosit
Eritrosit matang merupakan suatu cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 7
mikron. Eritrosit merupakan sel dengan struktur yang tidak lengkap. Sel ini hanya
terdiri atas membrane dan sitoplasma tanpa inti sel.
Komponen eritrosit terdiri atas :
1) Membran eritrosit
2) Sistem enzim yang terpenting dalam Embden Meyerhoff pathway : pyruvate
kinase, dalam pentose pathway : enzim G6PD (glucose 6-phospate dehidrogenase)
1. Fungsi darah
a. Transportasi dari gas yang terlarut, nutrisi, hormone dan zat sisa metabolic,
sebagai alat pengangkut yaitu:
· Mengambil oksigen/ zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan
keseluruh jaringan tubuh.
· Mengangkut karbon dioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-
paru.
· Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke
seluruh jaringan/ alat tubuh.
· Mengangkat / mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
· Mengedarkan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
dilakukan oleh plasma darah.
b. Regulasi dari pH dan komposisi dari cairan intersisial. Sebagai pengatur
regulasi yaitu : Mempertahankan PH dan konsentrasi elektrolit pada cairan
interstitial melalui pertukaran ion-ion dan molekul pada cairan interstitial.
2. Sel-sel darah
1) Eritrosit (sel darah merah)
Berasal dari 2 kata, yaitu erythros yang berarti merah, dan kytos yang
berarti ruang sel. Sel ini bewarna merah karena adanya unsur haem yang
lebih dikenal dengan kata haemoglobin. Sel darah merah jumlahnya
bermacam-macam. Pada laki-laki, terdapat 4,2-5,5 juta sel setiap mm3.
Sedangkan pada wanita, jumlahnya 3,2-5,3 juta sel setiap mm3.
Karakteristik:
a) Terdapat di pembuluh darah
b) Komponen dasarnya adalah haemoglobin yang mengandung unsur besi
(fe)
c) Pada bayi, dihasilkan di hati. Pada orang dewasa, dihasilkan di sumsum
tulang belakang
d) Berbentuk bikonkaf dengan lekukan pada bagian tengahnya, dan tidak
memiliki inti
e) Berumur kurang lebih 120 hari
Fungsi sel darah merah antara lain:
a) Mentranspor oksigen ke jaringan yang melakukan pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen
b) Berperan penting dalam pengaturan pH darah, karena ion bikarbonat
dan hemoglobin merupakan buffer asam-basa
c) Mengangkut zat makanan dan sisa metabolisme
2) Leukosit (sel darah putih)
Berasal dari 2 kata, yaitu leukos yang berarti putih, dan kytos berarti ruang
sel. Pada manusia, jumlah normal dari leukosit adalah 7000-9000 butir per
mm3.
Karakteristik:
a) Terdapat di dalam pembuluh darah dan di luar pembuluh darah
b) Dihasilkan di sumsum merah, limpa, dan kelenjar-kelenjar getah
bening
c) Berumur kurang lebih 12 hari
d) Memiliki satu inti
e) Bentuknya tidak tetap (amoeboid) dan tidak berpigmen
f) Bersifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapiler dan masuk ke jaringan
g) Besifat fagositosis, yaitu mampu memakan bakteri, virus, dan parasit
lainnya
Klasifikasi:
a) Agranulosit
i. Limfosit (leukosit tanpa granula sitoplasma)
a. Mencapai 20% jumlah leukosit
b. Berbentuk seperti bola
c. Dibentuk di sumsum tulang, pada janin dibentuk di hati
d. Memiliki satu inti
e. Rentang hidup dapat mencapai beberapa tahun
f. Berfungsi untuk membentuk antibodi
ii. Monosit
a. Mencapai 3-8% jumlah leukosit
b. Merupakan sel darah terbesar
c. Bersifat fagosit
d. Memiliki satu inti
e. Berbentuk kepal kuda/ginjal dengan ukuran diameter 12-20
mikron
b) Granulosit (leukosit dengan granula sitoplasma)
i. Neutrofil
a. Mencapai 60% jumlah sel darah putih
b. Memiliki inti
c. Berukuran sekitar 8 mikron
d. Bersifat fagosit dengan cara masuk ke jaringan yang terinfeksi
e. Aktif selama 6-20 jam
ii. Eusinofil (asam)
a. Mencapai 1-3% sel darah putih
b. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi
c. Memiliki inti
d. Bersifat fagosit lemah
e. Berbentuk hampir seperti bola
f. Berukuran sekitar 8 mikron
iii. Basofil (basa)
a. Mencakup kurang dari 1% sel darah putih
b. Mengandung histamin yang memungkinkan untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cidera
c. Mengandung antikoagulan heparin yang membantu mencegah
penggumpalan darah intravaskular
d. Berbentuk bulat/oval
2) Trombosit (keping darah)
Berjumlah 250-400 ribu per mm3. Ukurannya setengah dari ukuran sel
darah merah. Berfungsi dalam hemostatis (penghentian darah) dan
perbaikan pembuluh darah yang sobek
Karakteristik:
a) Terdapat di dalam pembuluh darah
b) Dibentuk di sumsum tulang belakang
c) Berbentuk bulat, bulat lonjong/spindle, cakram
d) Tidak memiliki inti
pembuangan
Mengalirkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel kiri jantung, kemudian
di jaringan tubuh. Kemudian darah yang kaya karbon dioksida dibawa melalui
yang kaya karbon dioksida dari bilik kanan dibawa ke paru-paru melalui arteri
(pembuluh gerbang)
Darah mengalir melalui arteri koronaria kanan dan kiri yang bercabang
menjadi arteri-arteri yang lebih kecil dan mengitari jantung. Darah yang
kembali dari jantung terutama dikumpulkan oleh sinus koronaria dan kembali ke
atrium kanan
(kerusakan) system kekebalan tubuh secara meluas. Gejala AIDS diawali dari
kelelahan, lemah , penurunan berat badan, demam, diare kronis, napas pendek, dan
kelainan sel limfosit ( jumlah dan fungsinya menurun). Peyebab AIDS adalah virus
HIV. (Human Immuno Deficiency Virus) . Peyakit AIDS umumnya menyerang laki
pengobatan. Penularan penyakit ini dapat melalui hubungan s jarum suntik bekas
b. Leukimia ( kanker darah ): Penyakit ini terjadi karena sela darah putih
meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah. Pada penderita
c. Leukopenia : adalah penyakit menurunnya jumlah sela d tifus sehingga sel dara
utihdapat menurun hingga 3000/ mm³
lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa lemak disebut endapan
senyawa zat kapur disebut dengan hipertensi dan penyakit ginjal yang kronis.
suplai darah ke otot jantung kurang umumnya karena pembuuh darah mengalami
f. Anemia Adalah penyakit kekurangan jum yang membawa oksigen sehinga darah
tidak mampu membawa oksigen yang cukup untuk tubuh. Macam anemia adalah
sebagaiberikut:
Anemia Pernisiosa atau karena dinding lambung tidak dapat menghasilkan zat
yang dapat Peyakit AIDS umumnya menyerang laki – laki homoseksual, pecandu
pad a pengobatan. Penularan penyakit ini dapat melalui hubungan seks brbas,
transfuse darah, mengunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang
penerita AIDS kepad Penyakit ini terjadi karena sela darah putih membelah
memperbanyak diri ) secara tidak kendali sehinhha jumlahnya meningkat pesat dan
kemudian memakan sel darah merah. Pada penderita leukemia, jumlah sel darah
jumlah sela darah putih karena infeksi kuman ehingga sel dara utihdapat menurun
hingga 3000/ mm³. Sklerosis : penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat
endapan senyawa lemak atau zat kapur .Bila endapan berupa senyawa lemak
Penyakt ini umumnya bersaman dengan hipertensi dan penyakit ginjal yang kronis.
( Heart attack) : Penyakit ini disebabkan karena kurangnya suplai darah ke otot
jantung. Suplai darah yang kurang umumnya karena pembuuh darah mengalami
Adalah penyakit kekurangan jumlah sel darah merah atau kekurangan jumlah
atau karena dinding lambung tidak dapat menghasilkan zat yang dapat laki
hemophilia yan mengalami kesalahan pad a pengobatan. eks brbas, transfuse darah,
mengunakan jarum suntik bekas penderita, dan ibu hami yang penerita AIDS
kepada janin yang Penyakit ini terjadi karena sela darah putih membelah
memperbanyak diri ) secara tidak kendali sehinhha jumlahnya meningkat pesat dan
kemudian memakan sel darah merah. Pada penderita leukemia, jumlah sel darah
putih biasanya mencapai 200.000/mm³. arah putih karena infeksi kuman Sklerosis :
penyakit pengerasan pada dinding arteri akibat endapan senyawa lemak atau zat ,
sedangkan bila Penyakt ini umumnya bersaman . Suplai darah yang kurang
lah sel darah merah atau kekurangan jumlah hemoglobin yang membawa oksigen
sehinga darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup untuk : disebabkan
karena makanan yang kurang mengandung vitamin atau karena dinding lambung
tidak dapat menghasilkan zat yang dapat menyerap vit. . Penyakit ini ditandai oleh
rendahnya jumalah sel darah merah . Penyakit ini dapat diobati dengan menambah
Anemia Sel Sabit : di dalam sel merah yang tidak sempurna . Bentuk karena
seperti batang.
adanya sel darah merah yang tidak normal memproduksi protein penyusun
keseluruh tubuh terganggu. Thalasemia dapat diatasi dengan transfuse darah secara
i. Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi 140-200 mmHg atau lebih.,
dan n lebih.
j. Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik dibawah
100 mmHg. k.Varises : adalah penyakit membesarnya pembuluh darah vena akibat
tidak lancarnya alir darah menuju jantung . Varises umumnya dijumpai pada kaki
sehingga aliran darah tertahan. . Penyakit ini ditandai oleh rendahnya jumalah sel
darah merah . Penyakit ini dapat diobati dengan menambah asupan vit. kedalam
tubuh baik alui suntikan ataupun makanan yang mengandung vit. meupakan
penyakit keturunan , disebabkan adanya hemoglobin di dalam sel merah yang tidak
sempurna . Bentuk sel darah merah seperti bulan sabit karena hemoglobin
yaitu adanya sel darah merah yang tidak normal. Penyebab penyakit ini adalah
diatasi dengan transfuse darah secara berkala setiap satu bulan sekali atau dengan
akibat factor keturunan. Hipertensi : adalah penyakit tekanan darah tinggi bila nilai
ambang tekanan sistolik sekitar 200 mmHg atau lebih., dan nilai ambang tkanan
diastolic sekitar 90 Hipotensi : adalah penyakit tekaan darah rendah ,bila tekanan
darah vena akibat tidak lancarnya alir darah menuju jantung . Varises umumnya
sekitar anus melebar. Penyakit ini disebabkan karena trlalu lama duduk, sehingga
menyebabkan pembuluh darah pada anus elainan pada pembuluh darah sehingga
aliran darah tertahan. . Penyakit ini ditandai oleh rendahnya jumalah sel darah
hemoglobin sel darah merah seperti bulan sabit karena hemoglobin bergabung
transfuse sumsum tulang belakang. bila nilai ambang tekanan sistolik sekitar ilai
tekaan darah rendah ,bila tekanan sistolik dibawah 100 mmHg. Varises : adalah
pembuluh darah pada anus elainan pada pembuluh darah sehingga aliran darah
tertahan.
5. Gol darah
TEKANAN DARAH
Tekanan darah arteri adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah
yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus
jantung. Tekanan Sistolik merupakan tekanan dimana ventrikel kiri memaksa
darah masuk kedalam aorta naik sampai puncak. Pada waktu diastole tekanan
turun, nilai terendah yang dicapai disebut tekanan diastole.
Faktor-faktor yang mempertahankan tekanan darah, terdiri dari :
1. Kekuatan jantung memompakan darah, membuat tekanan yang dilakukan
jantung sehingga darah bisa beredar ke seluruh tubuh dan darah dapat kembali
lagi ke jantung,
2. Viskositas (kekentalan) darah, disebabkan oleh protein plasma dan jumlah
sel darah yang beredar dalam aliran darah
3. Elastisitas dinding aliran darah. Di dalam arteri tekanan lebih besar dari
pada di dalam vena sebab otot yang membungkus arteri lebih elastic daripada
vena
4. Tahanan tepi. Tahanan yang dikeluarkan oleh darah mengalir dalam
pembuluh darah dalam sirkulasi darah besar yang berada dalam arteriol.
Turunnya tekanan membuat denyut pada kapiler dan vena tidak teraba.
Kecepatan Aliran Darah
Kecepatan aliran darah bergantung pada ukuran palung dari pembuluh
darah, darah dalam aorta bergerak cepat dalam arteri kecepatan berkurang dan
sangat lambat pada kapiler. Tekanan dapat dilihat ketika darah kembali
mencapai pembuluh-pembuluh (vena) yang lebih besar di dekat jantung.
DAFTAR PUSTAKA
http://halosehat.com/penyakit/penyakit-yang-berhubungan-dengan-peredaran-darah
http://kamuskesehatan.com/arti/homeostasis/
http://m.klikdokter.com/detail/read/2/474/bila-berdarah-sulit-berhenti
http://www.vikaasriningrum.com/2009/09/anaesthesiology-pharmacology-of.html
http://scribd.com/doc/31923875/hipotermia_hipertermia
http://kesehtan.kompasiana.com
Gembong Tjitrosoepomo, dkk. (1980). Biologi II. Jakarta: Dedik BUD. Istamar Syamsuri,
dkk. (2004). Biologi 2A Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Slamet Prawirohartono.
(2005). Sains Biologi Untuk SMA Kelas 2. Jakarta: Bumi Aksara.