Kok bleeding…?
Drg. Budiman sangat cemas dan merasa sangat bersalah terhadap keadaan pak Bujang
(60 tahun) yang lemah dan pucat karena smapai saat ini luka bekas pencabutan gigi
kemaren sore masih belum berhenti berdarah. Sebenarnya keadaan gigi pak Bujang
yang di cabut kemaren sudah goyang dan dengan mudah dan langsung dilakukan
penvabutan tanpa melakukan pemeriksaan tekanan darah dan anamnesa terlebih
dahulu. Seharusnya drg. Budiman memahami prinsip hemostatis,bagaimana anatomi
dan fisiologi jantung serta prinsip hemodinamik sebelum memutuskan tindakan
pencabutan. Lebih kaget lagi, drg.Budiman makin merasa bersalah karena menurut
anaknya bahwa pak Bujang sudah lama menderita Hipertensi dan sebulan terakhir
mengkonsumsi obat penyakit jantung. Anaknya bertanya apakah pak bujang perlu di
berikan donor darah sesuai dengan golongan darahnya.
Bagaimana saudara memahami kondisi ini agar tidak mengalami masalah
yang sama dengan drg. Budiman?
I. TERMINOLOGI
1. Hemostasis : proses fisiologi yang berasal dari dalam tubuh yang berperan
kehidupan
menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90
mmHg.
5. Hemodinamik : berasal dari 2 kata, yaitu hemo berarti darah, dinamik berarti
pergerakan darah. Jadi hemodinamik adalah aliran darah dalam tubuh baik
1. Fungsi Darah
pembuangan
Mencegah pendarahan
kerusakan
3. Prinsip Hemodinamik
piramid yang ukurannya kurang lebih sebesar tinju orang dewasa. Berat
jantung berkisar antara 280-340 gram pada pria, dan 230-280 gram pada
wanita.
Bagian-bagian jantung:
1. Basis cordis
2. Apex cordis
b. Facies dorsalis
5. Sumbu jantung
namun jika diliat dari rongga thorax, jantung berada 1/3 di bagian kanan,
1. Atrium dextra
Terdiri atas:
b. Auricula
Bagian-bagian penting:
e. Septum interatriale
2. Atrium sinistra
a. Ruang utama
b. Auricula
Bagian-bagian penting:
3. Ventrikel dextra
Bagian-bagian penting:
b. Orificium pulmonalis
c. Trabecula carneae
1) Sederhana (relief)
ventrikel
4. Ventrikel sinistra
b. Orificium aorta
c. Trabecula carneae
Susunan otot jantung:
Otot jantung terdiri dari 2 bagian yaitu bagian luar (epicardium) dan bagian
dalam (endocardium).
Pengobatan medis
6. Prinsip Hemostatis
Kompensasi
Reaksi transfusi cepat (48 jam pasca transfusi), akan terjadi reaksi panas, reaksi
alergi, reaksi transfusi hemolitik, dan reaksi transfusi bakteremia.
Reaksi transfusi lambat (3-21 jam pasca transfusi)
Circulatory overload (transfusi yang terlalu cepat dan banyak)
Dapat menularkan penyakit, diantaranya:
a) Hepatitis
b) HIV/AIDS
c) Malaria
d) Syphillis
SKEMA
Darah
Fisiologi
darah
Penggolongan
Sistem peredaran Definisi, komposisi, darah
darah fungsi, struktur, dan
proses pembentukan
darah
Jantun
g
Prinsip Prinsip
hemodinamik homeostasis
Gangguan
Learning Objective
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada
dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai
pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport serta fungsi hemostasis
b. Fungsi
Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur
suhu dan pemeliharaan keseimbangan cairan serta keseimbangan asam basa.
c. Komposisi
b. Butir-butir darah yang terdiri atas komponen-komponen antara lain eritrosit atau sel
darah merah (SDM-Red blood cell), leukosit atau sel darah putih (SDP-White blood
cell) dan trombosit atau butir pembeku darah-platelet (Handayani et al. 2008).
Darah disusun oleh dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume kurang lebih 5%
dari berat badan. Apabila jumlah volume darah ditambah zat pencegah anti
pembekuan darah secukupnya kemudian diputar selamat 20 menit dengan kecepatan
3000 rpm maka cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma darah
mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah dicampur
dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah (Depkes RI,
2004).
2.2.2 Trombosit
Trombosit atau keeping darah adalah bagian dari sel-sel besar dalam sum- sum tulang.
Bentuk dari trombosit adalah cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup
sekitar 10 hari. Jumlah trombosit dalam tubuh berkisar antara 150 x 109/liter hingga
400 x 109/liter atau lebih mudahnya sekitar 150.000 – 400.000/milliliter (Handayani
et al. 2008).
Fungsi dari trombosit adalah mencegah perdarahan jika mengalami luka dengan
sekresi hormon vasokonstriktor dan dengan mekanisme pembekuan darah (Strukie,
2005).
2.2.3 Leukosit
Leukosit adalah sel darah merah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.
Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000
sel/mm3. Bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaa ini disebut leukositosis, bila
kurang dari 5000 disebut leukopenia. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan
seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan (Effendi Z, 2013). Leukosit
juga berfungsi mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus halus ke pembuluh
darah melalui limpa (Handayani et al. 2008).
Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit
agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat
atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam
keadaan hidup berupa tetesan setengah air) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti
yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya. Terdapat 2 jenis leukosit
agranular yaitu; limposit yang tediri dari sel- sel kecil dengan sitoplasmanya sedikit,
dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang agak besar dan mengandung sitoplasma
lebih banyak (Effendi Z, 2013). Berfungsi membunuh dan memakan bakteri yang
masuk kedalam jaringan tubuh (Handayani & Haribowo, 2008). Terdapat 3 jenis
leukosit granular yaitu neutrofil,basofil dan eosinofil (Effendi Z, 2013). Berfungsi
memfagosit dan menghancurkan mikroorganisme asing seperti bakteri,virus dan lain-
lain (Handayani et al. 2008).
2.2.4 Eritrosit
1. Pengertian Eritrosit
Eritrosit merupakan sel darah yang tidak berinti, bulat atau agak oval,
tidak punya organel seperti sel-sel lain. Eritrosit seolah-olah merupakan kantung
untuk hemoglobin (Hb). Hb adalah protein eritrosit yang berfungsi dalam
mentransport O2. Ukurannya sekitar 7,5μm, bentuknya cakram bikonkaf atau cakram
pipih dengan bagian pusat lebih tipis dan lebih terang dari bagian tepinya, bentuk ini
menguntungkan karena permukaan menjadi lebih luas untuk proses difusi gas
(Hoffbrand et al. 2005). Jumlah eritrosit yang tinggi di sebabkan adanya
hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi (kekurangan cairan), sesak nafas, perokok, luka
bakar, dan orang yang tinggal di dataran tinggi. Jumlah eritrosit yang menurun dapat
bekaitan dengan masalah klinis seperti anemia (Lafer K, 2007)
2. Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang pipih, misalnya di tulang dada,
Bila jumlah sel darah merah berkurang, hormon eritpoietin yang diproduksi oleh
ginjal akan menstimulir pembentukan sel darah merah. Karena sel darah merah tidak
mengandung inti sel (nucleus), maka sel tersebut tidak dapat mensitesis enzim untuk
kelangsungan hidupnya. Kehidupan sel darah merah hanya sepanjang masih
terdapatnya enzim yang masih berfungsi (untuk membawa
O2 dan CO2), dan biasanya hanya sekitar 4 bulan. Kecepatan penghancuran sel darah
merah akan meningkat bila tubuh kekurangan vitamin C, vitamin E atau vitamin
B12). Karena kehidupan eritrosit hanya berlangsung sekitar 120 hari, maka 1/120 sel
eritrosit harus diganti setiap hari, yang memerlukan sekitar 20 mg zat besi (Fe) per
hari. Karena tidak mungkin menyerap Fe dari makanan sebanyak itu per hari, maka
konversi Fe dalam tubuh sangat penting dilakukan. (Agung et al. 2008).
3. Fungsi Eritrosit
Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen (O2) dari paru-
Eritrosi juga berperan dalam sistem kekebataln tubuh. Ketika sel darah merah
mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel
darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan serta
membunuh dinding dan membran sel patogen (Maria K, 2009).
d. Prinsip
1. Hemostasis
Fungsi tubuh untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darh tetap mengalir
dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan pada dinding pembuluh darah
sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat mengalami kerusakan pada dinding
pembuluh darah.
2. Hemodinamik
Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakterisitik fisiologis vaskular perifer. Tujuan pemantauan hemodinamik adalah
untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan memantau
pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi keseimbangan homeostatik
tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik tetapi hanya memberikan
informasi kepada klinisi dan informasi tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian
klinis pasien agar dapat memberikan penanganan yang optimal. Dasar dari
pemantauan hemodinamik adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti
keseimbangan antara pasokan oksigen dengan yang dibutuhkan, mempertahankan
nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan elektro kimiawi sehingga manifestasi klinis dari
gangguan hemodinamik berupa gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak
ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multiple.
e. Gangguan
Anemia
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang di tandai dengan kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah di banding normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
2. Pembekuan darah
Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan perdarahan dari
tempat yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair didalam
kompartemen vaskuler. Kegagalan hemostasis menimbulkan perdarahan, kegagalan
memepertahankan darah dalam keadaan cair menyebabkan trombosis. Baik
perdarahan maupun trombosis sangat sering terjadi dan merupakan masalah klinis
yang berbahaya. Hemostasis melibatkan kerja sama antara beberapa sistem fisiologik
yang berkaitan (McPherson AR & Sacher AR, 2004).
Konsep dasar pembekuan darah adalah suatu proses reaksi kimia yang melibatkan
protein plasma, fospolipid dan ion kalsium. Sebagian besar faktor beredar dalam
sirkulasi darah berperan serta dalam proses koagulasi yang diberi tanda dengan angka
romawi. Secara fungsional, beberapa proses yang terlibat dalam hemostasis akibat
cedera pada pembuluh darah kecil, yaitu (Kiswari R, 2014) :
fibrinogen bereaksi dengan trombin, dua peptida memisahkan diri dari molekul
fibrinogen, menghasilkan fibrin monumer.
Fibrinogen trombin – fibrin monomer – bekuan fibrin
Faktor II (Protrombin) : protrombin adalah protein yang stabil (berat molekul 63.000).
dengan dipengaruhi oleh kalsium terionisasi, protrombin diubah menjadi trombin oleh
aksi enzimatik tromboplastin dan kedua jalur ekstrinsik dan intrinsik protrombin
memiliki waktu paruh hampir 3 hari dan digunakan selama pembekuan.
Faktor X (Faktor Stuart) : merupakan alfa-globulin, faktor yang relatif stabil. Bersama
dengan faktor V, faktor X bereaksi dengan ion kalsium membentuk jalur akhir yang
umum dimana produk-produk dari kedua jalur ekstrinsik dan instrinsik yang
menghasilkan tromboplastin bergabung untuk membentuk tromboplastin akhir yang
mengubah protrombin menjadi trombin. Aktivitas faktor X tampaknya berkaitan
dengan faktor VII.
3. Penggolongan darah
Golongan darah secara umum terbagi menjadi empat golongan darah yaitu A,B,O dan
AB. Dalam darah terdapat antigen dan antibodi dimana antigen berada pada sel – sel
darah merah dan antibodi berada dalam serum.
Sel – sel yang hanya memiliki antigen A dan mempunyai anti-B didalam serum
disebut golongan A. Sedangkan sel - sel yang hanya memiliki antigen B dan
mempunyai anti-A dalam serum disebut golongan B. Sel – sel yang memiliki antigen
A dan antigen B dan tidak mempunyai anti-A dan anti-B dalam serum disebut
golongan AB. Sel-sel yang tidak memiliki antigen A dan antigen B, mempunyai anti-
Adan anti-B dalam serum disebut golongan O
Eritrosit terdapat sejumlah besar antigen genetik tertentu. Hal ini khusus hanya dapat
diperlihatkan dengan pertolongan badan anti (zat – zat anti). Kelompok darah yang
ditentukan oleh gen – gen yang termasuk didalam lokus tertentu ( allela ), membentuk
suatu sistem kelompok darah. Kelompok darah ini penting, karena eritrosit donor
dimana terdapat suatu antigen ( kelompok darah ) yang badan antinya dimiliki oleh
penderita, biasanya dihancurkan secara cepat atau bahkan sangat cepat. ( Chaanen,
1980 )
Antigen
Antigen adalah sejenis zat yang bila masuk ke dalam tubuh, lalu dikenali sebagai
benda asing, akan menimbulkan respon imun. Hal ini akan berakibat dibuatnya
antibodi yang akan bereaksi spesifik dengan antigen tersebut.( Dinkes prov. Jateng,
2002 )
Antigen terdapat pada permukaan sel darah merah, yang terdiri atas bilipid membran
suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membran adalah molekul yang
dinamakan phospolipid yang terdiri dari hydrophilic dan hidrophobic. Umumnya
molekul protein bilipid membrane memiliki
Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, B, dan D (
Rho ). Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula pada rangkaian oligosakarida
yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang
menonjol dari hamparan bilipid. Apabila ologosakarida itu melekat pada kulit sel
disebut molekul glycolipid, dan kalau melekatnya pada susunan protein disebut
glycoprotein. ( Toha Ali Muh, 2004 )
Mulanya subtansi prekursor (antigen dasar) diubah menjadi subtansi H oleh L- fucosyl
transferase ( diproduksi gen H ) dengan menambah L- fucose. Selanjutnya substansi
H diubah dengan transferase khusus dengan mentransfer N- acetyl D galactosamine
dan atau D-galactose membentuk antigen A dan atau antigen B. Ekspresi gen A atau
gen B tergantung pada gen H. Sebagian besar individu mempunyai gen H homozigot (
HH ).
Golongan darah O memiliki antigen H paling banyak, dalam serologi golongan darah,
antigen pada permukaan sel darah merah akan dikenali sebagai antigen asing apabila
ditransfusikan ke resipien yang tidak mempunyai antigen yang identik dengan antigen
donor. Ekpresi suatu antigen golongan darah dikontrol oleh gen, pada golongan darah
ABO dan lewis kontrol gen diekpresikan oleh enzim yang bertanggung jawab pada
gula/ karbohidrat yang melekat ( Subtansi H ) yang akan memberikan antigen khusus
dari subtansi prekursor ( Soemantri. AG, Setyati Julia, 2010 ).
Antibodi
Antibodi dapat dikenal bila antibodi itu berinteraksi dengan antigen dan sebaliknya.
Dalam golongan darah interaksi ini biasanya dapat dilihat dari sel – sel darah
beraglutinasi.
Antibodi golongan darah yaitu anti-A dan anti-B pada umumnya timbul beberapa
bulan setelah lahir ( 3 – 6 bulan ) dan mencapai level maksimal pada usia 5 – 10 tahun
kemudian secara perlahan – lahan menurun pada usai tua.
Kelompok 7