Anda di halaman 1dari 17

SKENARIO

Kok bleeding…?

Drg. Budiman sangat cemas dan merasa sangat bersalah terhadap keadaan pak Bujang
(60 tahun) yang lemah dan pucat karena smapai saat ini luka bekas pencabutan gigi
kemaren sore masih belum berhenti berdarah. Sebenarnya keadaan gigi pak Bujang
yang di cabut kemaren sudah goyang dan dengan mudah dan langsung dilakukan
penvabutan tanpa melakukan pemeriksaan tekanan darah dan anamnesa terlebih
dahulu. Seharusnya drg. Budiman memahami prinsip hemostatis,bagaimana anatomi
dan fisiologi jantung serta prinsip hemodinamik sebelum memutuskan tindakan
pencabutan. Lebih kaget lagi, drg.Budiman makin merasa bersalah karena menurut
anaknya bahwa pak Bujang sudah lama menderita Hipertensi dan sebulan terakhir
mengkonsumsi obat penyakit jantung. Anaknya bertanya apakah pak bujang perlu di
berikan donor darah sesuai dengan golongan darahnya.
Bagaimana saudara memahami kondisi ini agar tidak mengalami masalah
yang sama dengan drg. Budiman?

I. TERMINOLOGI
1. Hemostasis : proses fisiologi yang berasal dari dalam tubuh yang berperan

dalam mempertahankan keseimbangan tubuh.

2. Fisiologi : Cabang biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem

kehidupan

3. Hipertensi : gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat

menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal, yaitu melebihi 140/90

mmHg.

4. Anamnesa : Pengambilan data yang dilakukan oleh dokter atau perawat

dengan cara wawancara pasien.

5. Hemodinamik : berasal dari 2 kata, yaitu hemo berarti darah, dinamik berarti

pergerakan darah. Jadi hemodinamik adalah aliran darah dalam tubuh baik

aliaran darah besar ataupun aliran darah kecil.

6. Anatomi : Cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan

organisasi dari makhluk hidup.


II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah fungsi dari darah?

2. Apa yang dimaksud dengan darah?

3. Apa saja prinsip hemodinamik?

4. Apa saja anatomi dan fisiologi jantung?

5. Apa saja cakupan penilaian pada anamnesa?

6. Apa saja prinsip hemostatis?

7. Seberapa penting tindakan pemeriksaan tekanan darah dengan anamnesa?

8. Apa saja resiko dari pendonoran darah?

III. ANALISIS RUMUSAN MASALAH

1. Fungsi Darah

 Mengangkut zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh

 Mengangkut sisa-sisa metabolisme ke organ yang berfungsi untuk

pembuangan

 Mempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakit

 Menjaga stabilitas suhu tubuh

 Mencegah pendarahan

 Mengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologis

 Menjaga keseimbangan asam-basa jaringan tubuh untuk menghindari

kerusakan

2. Darah merupakan unit fungsional seluler berbentuk cairan pada tubuh

makhluk hidup yang beredar melalui jantung, pembuluh-pembuluh nadi,


kapiler, pembuluh balik yang memasok oksigen, makanan, nutrisi, dan yang

mengeluarkan CO2, serta sisa metabolisme.

3. Prinsip Hemodinamik

Terdiri dari 3 prinsip :


 Integritas (integrality)
Hubungan mutualisme manusia dengan lingkungannya
 Resonansi (Resonancy)
Perubahan yang terjadi antar manusia dengan lingkungan
 Helicy
Pola-pola prilaku manusia dan lingkungan yang menimbulkan
kesinambungan,menguntungkan (Reaksi simultan antara manusia dengan
lingkungan )

4. Jantung merupakan organ berongga yang memompakan darah dan berbentuk

piramid yang ukurannya kurang lebih sebesar tinju orang dewasa. Berat

jantung berkisar antara 280-340 gram pada pria, dan 230-280 gram pada

wanita.

Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu:

1. Atrium dextra (serambi kanan)

2. Atrium sinistra (serambi kiri)

3. Ventrikel dextra (bilik kanan)

4. Ventrikel sinistra (bilik kiri)

Bagian-bagian jantung:

1. Basis cordis

2. Apex cordis

3. Permukaan-permukaan jantung (facies)

Permukaan jantung terdiri dari 3 yaitu,


a. Facies steno costalis

b. Facies dorsalis

c. Pemukaan bawah jantung yang berbatasan dengan diafragma

4. Alur-alur di permukaan jantung (sulcus)

Alur-alur ini terdiri dari 3 buah, yaitu

a. Sulcus atrio ventricularis (sulcus coronarius)

b. Sulcus longitudinalis anterior (interventricularis anterior)

c. Sulcus longitudinalis posterior

5. Sumbu jantung

Garis yang menghubungkan pertengahan basis cordis menuju pertengahan

puncak apex cordis. Di dalam tubuh, sumbu jantung berjalan miring,

namun jika diliat dari rongga thorax, jantung berada 1/3 di bagian kanan,

dan 2/3 di bagian kiri.

Di bagian kanan bidang tengah terdapat atrium dextra (seluruh), atrium

sinistra (sebagian kecil), dan ventrikel dextra (sebagian kecil). Sedangkan

di bagian kiri, terdapat ventrikel sinistra (seluruh), ventrikel dextra

(sebagian besar), atrium sinistra (sebagian besar).

Permukaan dalam ruang jantung:

1. Atrium dextra

Terdiri atas:

a. Sinus venarum cavarum

b. Auricula

Bagian-bagian penting:

a. Muara vena cava superior

b. Muara vena cava inferior


c. Muara sinus coronarius

d. Foramina venarum cavarum

e. Septum interatriale

2. Atrium sinistra

Bagian ini terdiri dari:

a. Ruang utama

b. Auricula

Bagian-bagian penting:

a. Muara vena pulmonalis

b. Muara vena cordis minimae yang tersebar di dinding atrium

3. Ventrikel dextra

Bagian-bagian penting:

a. Orificium otrio ventricularis dextra

b. Orificium pulmonalis

c. Trabecula carneae

Terdiri dari 3 bentuk, yaitu

1) Sederhana (relief)

2) Moderator band (bundelan yang melingkar)

3) M. Papillaris, berbentuk seperti kerucut dan basisnya melekat pada

ventrikel

4. Ventrikel sinistra

Bagian ini terdiri dari:

a. Orificium atrio ventricularis sinistra (orificium mitralis)

b. Orificium aorta

c. Trabecula carneae
Susunan otot jantung:

Otot jantung terdiri dari 2 bagian yaitu bagian luar (epicardium) dan bagian

dalam (endocardium).

1. Susunan otot atria

2. Susunan otot ventriculi

5. Cakupan penilaian pada anamnesa

 Masalah kesehatan terkini

 Pengobatan medis

 Faktor faktor pasien

 Kesehatan keluarga pasien

6. Prinsip Hemostatis

 Pengaturan diri ( self regulation )

 Kompensasi

 Umpan balik positif

 Umpan balik negatif

7. Tindakan pemeriksaan tekanan darah dengan anamnesa sangat penting,sebab

anamnesa berfungsi untuk mengetahui riwayat penyakit,tindakan yang

dilakukan, serta efek samping


8. Apa saja resiko dari pendonoran darah?

 Reaksi transfusi cepat (48 jam pasca transfusi), akan terjadi reaksi panas, reaksi
alergi, reaksi transfusi hemolitik, dan reaksi transfusi bakteremia.
 Reaksi transfusi lambat (3-21 jam pasca transfusi)
 Circulatory overload (transfusi yang terlalu cepat dan banyak)
 Dapat menularkan penyakit, diantaranya:
a) Hepatitis
b) HIV/AIDS
c) Malaria
d) Syphillis
SKEMA

Darah

Fisiologi
darah

Penggolongan
Sistem peredaran Definisi, komposisi, darah
darah fungsi, struktur, dan
proses pembentukan
darah
Jantun
g

Prinsip Prinsip
hemodinamik homeostasis

Gangguan

Learning Objective

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang fisiologi darah


2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pembekuan darah
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan system penggolongan darah
1. Fisiologi Darah
a. Defenisi

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada
dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai
pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport serta fungsi hemostasis

b. Fungsi

Fungsi utama darah dalam sirkulasi adalah sebagai media transportasi, pengatur
suhu dan pemeliharaan keseimbangan cairan serta keseimbangan asam basa.

c. Komposisi

Darah terdiri atas 2 komponen darah yaitu :


a. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas dari, elektrolit, dan
protein darah.

b. Butir-butir darah yang terdiri atas komponen-komponen antara lain eritrosit atau sel
darah merah (SDM-Red blood cell), leukosit atau sel darah putih (SDP-White blood
cell) dan trombosit atau butir pembeku darah-platelet (Handayani et al. 2008).

2.2.1 Plasma Darah

Darah disusun oleh dua komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume kurang lebih 5%
dari berat badan. Apabila jumlah volume darah ditambah zat pencegah anti
pembekuan darah secukupnya kemudian diputar selamat 20 menit dengan kecepatan
3000 rpm maka cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma darah
mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah dicampur
dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah (Depkes RI,
2004).

2.2.2 Trombosit

Trombosit atau keeping darah adalah bagian dari sel-sel besar dalam sum- sum tulang.
Bentuk dari trombosit adalah cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti dan hidup
sekitar 10 hari. Jumlah trombosit dalam tubuh berkisar antara 150 x 109/liter hingga
400 x 109/liter atau lebih mudahnya sekitar 150.000 – 400.000/milliliter (Handayani
et al. 2008).

Fungsi dari trombosit adalah mencegah perdarahan jika mengalami luka dengan
sekresi hormon vasokonstriktor dan dengan mekanisme pembekuan darah (Strukie,
2005).
2.2.3 Leukosit

Leukosit adalah sel darah merah yang mengandung inti, disebut juga sel darah putih.
Didalam darah manusia, normal didapati jumlah leukosit rata-rata 5000-9000
sel/mm3. Bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaa ini disebut leukositosis, bila
kurang dari 5000 disebut leukopenia. Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan
seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan (Effendi Z, 2013). Leukosit
juga berfungsi mengangkut/membawa zat lemak dari dinding usus halus ke pembuluh
darah melalui limpa (Handayani et al. 2008).

Leukosit terdiri dari dua golongan utama, yaitu agranular dan granular. Leukosit
agranular mempunyai sitoplasma yang tampak homogen, dan intinya berbentuk bulat
atau berbentuk ginjal. Leukosit granular mengandung granula spesifik (yang dalam
keadaan hidup berupa tetesan setengah air) dalam sitoplasmanya dan mempunyai inti
yang memperlihatkan banyak variasi dalam bentuknya. Terdapat 2 jenis leukosit
agranular yaitu; limposit yang tediri dari sel- sel kecil dengan sitoplasmanya sedikit,
dan monosit yang terdiri dari sel-sel yang agak besar dan mengandung sitoplasma
lebih banyak (Effendi Z, 2013). Berfungsi membunuh dan memakan bakteri yang
masuk kedalam jaringan tubuh (Handayani & Haribowo, 2008). Terdapat 3 jenis
leukosit granular yaitu neutrofil,basofil dan eosinofil (Effendi Z, 2013). Berfungsi
memfagosit dan menghancurkan mikroorganisme asing seperti bakteri,virus dan lain-
lain (Handayani et al. 2008).

2.2.4 Eritrosit

1. Pengertian Eritrosit
Eritrosit merupakan sel darah yang tidak berinti, bulat atau agak oval,

tidak punya organel seperti sel-sel lain. Eritrosit seolah-olah merupakan kantung
untuk hemoglobin (Hb). Hb adalah protein eritrosit yang berfungsi dalam
mentransport O2. Ukurannya sekitar 7,5μm, bentuknya cakram bikonkaf atau cakram
pipih dengan bagian pusat lebih tipis dan lebih terang dari bagian tepinya, bentuk ini
menguntungkan karena permukaan menjadi lebih luas untuk proses difusi gas
(Hoffbrand et al. 2005). Jumlah eritrosit yang tinggi di sebabkan adanya
hemokonsentrasi akibat dari dehidrasi (kekurangan cairan), sesak nafas, perokok, luka
bakar, dan orang yang tinggal di dataran tinggi. Jumlah eritrosit yang menurun dapat
bekaitan dengan masalah klinis seperti anemia (Lafer K, 2007)

2. Pembentukan Eritrosit
Eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang pipih, misalnya di tulang dada,

tulang selangka, dan didalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi


selama tujuh hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan
hemoglobin terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk eritrosit dilepas dari
pembentukannya dan masuk ke dalam sirkulasi darah (Ira P, 2012).

Bila jumlah sel darah merah berkurang, hormon eritpoietin yang diproduksi oleh
ginjal akan menstimulir pembentukan sel darah merah. Karena sel darah merah tidak
mengandung inti sel (nucleus), maka sel tersebut tidak dapat mensitesis enzim untuk
kelangsungan hidupnya. Kehidupan sel darah merah hanya sepanjang masih
terdapatnya enzim yang masih berfungsi (untuk membawa

O2 dan CO2), dan biasanya hanya sekitar 4 bulan. Kecepatan penghancuran sel darah
merah akan meningkat bila tubuh kekurangan vitamin C, vitamin E atau vitamin
B12). Karena kehidupan eritrosit hanya berlangsung sekitar 120 hari, maka 1/120 sel
eritrosit harus diganti setiap hari, yang memerlukan sekitar 20 mg zat besi (Fe) per
hari. Karena tidak mungkin menyerap Fe dari makanan sebanyak itu per hari, maka
konversi Fe dalam tubuh sangat penting dilakukan. (Agung et al. 2008).

3. Fungsi Eritrosit
Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen (O2) dari paru-

paru ke jaringan utnuk melakukan metabolisme tubuh. Eritrosit mempunyai


kemampuan yang khusus karena hemoglobin tinggi, apabila tidak ada hemoglobin
kapasitas pembawa oksigen dalam darah dapat berkurang sampai 99%. Fungsi
penting hemoglobin ini adalah mengikat dengan mudah oksigen yang langsung terikat
dalam paru diangkut sebagai oksihemoglobin dalam darah dan langsung terurai dalam
hemoglobin dalam jaringan (Arif M, 2008).

Eritrosi juga berperan dalam sistem kekebataln tubuh. Ketika sel darah merah
mengalami proses lisis oleh patogen atau bakteri, maka hemoglobin di dalam sel
darah merah akan melepaskan radikal bebas yang akan menghancurkan serta
membunuh dinding dan membran sel patogen (Maria K, 2009).

d. Prinsip

1. Hemostasis

Fungsi tubuh untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darh tetap mengalir
dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan pada dinding pembuluh darah
sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat mengalami kerusakan pada dinding
pembuluh darah.

Melibatkan sistem vaskuler, trombosit, koagulasi, dan sistem fibrinolysis

2. Hemodinamik

Hemodinamik adalah pemeriksaan aspek fisik sirkulasi darah, fungsi jantung dan
karakterisitik fisiologis vaskular perifer. Tujuan pemantauan hemodinamik adalah
untuk mendeteksi, mengidentifikasi kelainan fisiologis secara dini dan memantau
pengobatan yang diberikan guna mendapatkan informasi keseimbangan homeostatik
tubuh. Pemantauan hemodinamik bukan tindakan terapeutik tetapi hanya memberikan
informasi kepada klinisi dan informasi tersebut perlu disesuaikan dengan penilaian
klinis pasien agar dapat memberikan penanganan yang optimal. Dasar dari
pemantauan hemodinamik adalah perfusi jaringan yang adekuat, seperti
keseimbangan antara pasokan oksigen dengan yang dibutuhkan, mempertahankan
nutrisi, suhu tubuh dan keseimbangan elektro kimiawi sehingga manifestasi klinis dari
gangguan hemodinamik berupa gangguan fungsi organ tubuh yang bila tidak
ditangani secara cepat dan tepat akan jatuh ke dalam gagal fungsi organ multiple.
e. Gangguan

Anemia

Anemia adalah penyakit kurang darah, yang di tandai dengan kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah di banding normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan

2. Pembekuan darah

Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan perdarahan dari
tempat yang cedera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair didalam
kompartemen vaskuler. Kegagalan hemostasis menimbulkan perdarahan, kegagalan
memepertahankan darah dalam keadaan cair menyebabkan trombosis. Baik
perdarahan maupun trombosis sangat sering terjadi dan merupakan masalah klinis
yang berbahaya. Hemostasis melibatkan kerja sama antara beberapa sistem fisiologik
yang berkaitan (McPherson AR & Sacher AR, 2004).

Konsep dasar pembekuan darah adalah suatu proses reaksi kimia yang melibatkan
protein plasma, fospolipid dan ion kalsium. Sebagian besar faktor beredar dalam
sirkulasi darah berperan serta dalam proses koagulasi yang diberi tanda dengan angka
romawi. Secara fungsional, beberapa proses yang terlibat dalam hemostasis akibat
cedera pada pembuluh darah kecil, yaitu (Kiswari R, 2014) :

1. Konstriksi pembuluh darah (Vasokonstriksi).


2. Pembentukan plug (Sumbat) trombosit.
3. Kontak antara pembuluh darah yang rusak, platelet darah, dan faktor
koagulasi.
4. Perkembangan bekuan darah disekitar cedera.
5. Fibrinolitik, menghilangkan kelebihan bahan hemostatik selama membangun
kembali keutuhan pembuluh darah.

Hemostasis dan pembekuan adalah serangkaian kompleks reaksi yang mengakibatkan


pengendalian perdarahan melalui pembekuan trombosit dan fibrin pada lokasi
terjadinya cedera.

Rangkaian proses yang diaktivasi oleh faktor-faktor pembekuan dalam hemostasis


dan pembekuan darah adalah: Vasokontriksi sementara dan reaksi trombosit yang
terdiri dari adhesi, reaksi pelepasan, dan agregasi trobosit. Proses awal berlangsung
pada permukaan jaringan yang cedera, selanjutnya reaksi-reaksi

Faktor-Faktor Pembekuan Darah

Nomenklatur faktor pembekuan darah (Kiswari R, 2014):


Faktor I (Fibrinogen): prekursor fibrin (protein polimer)
Fibrinogen adalah protein globulin berukuran besar yang stabil (berat molekul
341.000). fibrinogen adalah prekursor fibrin yang meghasilkan bekuan. Ketika

fibrinogen bereaksi dengan trombin, dua peptida memisahkan diri dari molekul
fibrinogen, menghasilkan fibrin monumer.
Fibrinogen trombin – fibrin monomer – bekuan fibrin
Faktor II (Protrombin) : protrombin adalah protein yang stabil (berat molekul 63.000).
dengan dipengaruhi oleh kalsium terionisasi, protrombin diubah menjadi trombin oleh
aksi enzimatik tromboplastin dan kedua jalur ekstrinsik dan intrinsik protrombin
memiliki waktu paruh hampir 3 hari dan digunakan selama pembekuan.

Faktor III (Tromboplastin jaringan): tromboplastin jaringan adalah istilah yang


diberikan untuk setiap substansi nonplasma yang mengandung kompleks lipoprotein
jaringan. Jaringan ini dapat berasal dari otak, paru-paru, endotel pembuluh darah, hati,
plasma, atau ginjal, yang merupakan jenis jaringan yang mampu mengonversi
protrombin menjadi trombin.

Faktor IV (Kalsium) : Diperlukan untuk pengaktifan protrombin dan pembentukan


fibrin
Faktor V (Proaccelerin/Plasma akselator globulin): suatu faktor plasma yang
mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin, memiliki waktu paruh 16 jam.
Faktor V digunakan dalam proses pembekuan dan sangat penting untuk tahap
selanjutnya, yaitu pembentukan tromboplastin.

Faktor VI : Istilah ini tidak digunakan


Faktor VII (Proconvertin/Akselator konversi protrombin serum): faktor VII beta
globulin. Bukan merupakan komponen penting dari mekanisme yang menghasilakan
tromboplastin dalam jalur intrinsik. Faktor VII berfungsi aktivasi tromboplastin
jaringan dan percepatan pembentukan trombin dan protrombin. Faktor ini dihambat
oleh antagonis vitamin K.
Faktor VIII (Faktor Antihemolitik): faktor ini adalah reaksi pada fase akut digunakan
selama proses pembekuan dan tidak ditemukan dalam serum. Vaktor VIII sangat labil,
dan berkurang sebanyak 50% dalam waktu 12 jam pada suhu 4oC in vitro. Vaktor
VIII dapat dibagi kedalam berbagai komponen fungsional. Faktor IX (Plasma
Thromboplastin Component ) : faktor protein yang stabil, yang digunakan selama
pembekuan, merupakan komponen penting dari sistem pembangkit tromboplastin
jalur instrinsik yang dapat mempengaruhi laju pembentukan tromboplastin.

Faktor X (Faktor Stuart) : merupakan alfa-globulin, faktor yang relatif stabil. Bersama
dengan faktor V, faktor X bereaksi dengan ion kalsium membentuk jalur akhir yang
umum dimana produk-produk dari kedua jalur ekstrinsik dan instrinsik yang
menghasilkan tromboplastin bergabung untuk membentuk tromboplastin akhir yang
mengubah protrombin menjadi trombin. Aktivitas faktor X tampaknya berkaitan
dengan faktor VII.

Faktor XI (Tromboplastin Plasma) : beta-globulin. Dapat ditemukan dalam serum


karena hanya sebagian yang digunakan selama proses pembekuan. Faktor ini sangat
penting untuk mekanisme yang menghasilkan tromboplastin dalam jalur intrinsik.
Faktor XII (Faktor Hageman): faktor yang stabil. Adsorpsi faktor XII dan kininogen
(dengan prekallikrein terikat dan faktor XI). Pada permukaan pembuluh darah yang
cedera akan memulai koagulasi dalam jalur intrinsik. Karena mekanisme umpan
balik, kallikrein (diaktifkan faktor fletcher) memotong sebagian aktivitas XIIa untuk
menghasilkan bentuk yang lebih kinetik efektif XIIa.
Faktor XIII (Fibrin-Stabilizing faktor/ Faktor yang menstabilkan fibrin) : Faktor
plasma; menimbulkan bekuan fibrin yang lebih kuat dan tidak larut dalam urea.

Faktor Feltcher (prekalikrein): Faktor pengaktifasi kontak.


Faktor Fitzgerald (Kininogen berat molekul tinggi): Faktor pengaktifasi kontak.

3. Penggolongan darah

Golongan darah secara umum terbagi menjadi empat golongan darah yaitu A,B,O dan
AB. Dalam darah terdapat antigen dan antibodi dimana antigen berada pada sel – sel
darah merah dan antibodi berada dalam serum.

Sel – sel yang hanya memiliki antigen A dan mempunyai anti-B didalam serum
disebut golongan A. Sedangkan sel - sel yang hanya memiliki antigen B dan
mempunyai anti-A dalam serum disebut golongan B. Sel – sel yang memiliki antigen
A dan antigen B dan tidak mempunyai anti-A dan anti-B dalam serum disebut
golongan AB. Sel-sel yang tidak memiliki antigen A dan antigen B, mempunyai anti-
Adan anti-B dalam serum disebut golongan O

Eritrosit terdapat sejumlah besar antigen genetik tertentu. Hal ini khusus hanya dapat
diperlihatkan dengan pertolongan badan anti (zat – zat anti). Kelompok darah yang
ditentukan oleh gen – gen yang termasuk didalam lokus tertentu ( allela ), membentuk
suatu sistem kelompok darah. Kelompok darah ini penting, karena eritrosit donor
dimana terdapat suatu antigen ( kelompok darah ) yang badan antinya dimiliki oleh
penderita, biasanya dihancurkan secara cepat atau bahkan sangat cepat. ( Chaanen,
1980 )

Antigen

Antigen adalah sejenis zat yang bila masuk ke dalam tubuh, lalu dikenali sebagai
benda asing, akan menimbulkan respon imun. Hal ini akan berakibat dibuatnya
antibodi yang akan bereaksi spesifik dengan antigen tersebut.( Dinkes prov. Jateng,
2002 )

Antigen terdapat pada permukaan sel darah merah, yang terdiri atas bilipid membran
suatu molekul yang besar. Komposisi bilipid membran adalah molekul yang
dinamakan phospolipid yang terdiri dari hydrophilic dan hidrophobic. Umumnya
molekul protein bilipid membrane memiliki

oligosakarida, beberapa diantaranya diketahui menjadi antigen golongan darah,


lainnya berfungsi untuk metobolisme sel darah merah.

Antigen – antigen golongan darah yang sangat penting adalah antigen A, B, dan D (
Rho ). Ciri antigen itu berada pada ujung gula – gula pada rangkaian oligosakarida
yang melekat langsung pada dinding sel atau melekat pada rangkaian protein yang
menonjol dari hamparan bilipid. Apabila ologosakarida itu melekat pada kulit sel
disebut molekul glycolipid, dan kalau melekatnya pada susunan protein disebut
glycoprotein. ( Toha Ali Muh, 2004 )

Mulanya subtansi prekursor (antigen dasar) diubah menjadi subtansi H oleh L- fucosyl
transferase ( diproduksi gen H ) dengan menambah L- fucose. Selanjutnya substansi
H diubah dengan transferase khusus dengan mentransfer N- acetyl D galactosamine
dan atau D-galactose membentuk antigen A dan atau antigen B. Ekspresi gen A atau
gen B tergantung pada gen H. Sebagian besar individu mempunyai gen H homozigot (
HH ).

Golongan darah O memiliki antigen H paling banyak, dalam serologi golongan darah,
antigen pada permukaan sel darah merah akan dikenali sebagai antigen asing apabila
ditransfusikan ke resipien yang tidak mempunyai antigen yang identik dengan antigen
donor. Ekpresi suatu antigen golongan darah dikontrol oleh gen, pada golongan darah
ABO dan lewis kontrol gen diekpresikan oleh enzim yang bertanggung jawab pada
gula/ karbohidrat yang melekat ( Subtansi H ) yang akan memberikan antigen khusus
dari subtansi prekursor ( Soemantri. AG, Setyati Julia, 2010 ).

Antibodi

Antibodi dapat dikenal bila antibodi itu berinteraksi dengan antigen dan sebaliknya.
Dalam golongan darah interaksi ini biasanya dapat dilihat dari sel – sel darah
beraglutinasi.

Antibodi golongan darah adalah protein (spesifikasinya gamma globulin), dihasilkan


oleh badan sebagai mekanis pertahanan tubuh sebagai tanggapan rangsangan antigen
asing. ( Ellyani sindu, 2004 )

Antibodi golongan darah yaitu anti-A dan anti-B pada umumnya timbul beberapa
bulan setelah lahir ( 3 – 6 bulan ) dan mencapai level maksimal pada usia 5 – 10 tahun
kemudian secara perlahan – lahan menurun pada usai tua.

Kebanyakan antigen golongan darah menyebabkan terbentuknya antibodi IgM


sebagai akibat rangsangan primer dan sebagian lagi dapat menyebabkan terbentuknya
antibodi IgG. Antibodi IgM adalah pentamer yang terdiri dari 5 immunoglobulin sub
unit, dimana setiap unit terdiri dari fragmen fab 2 buah, sehingga keseluruhan
mempunyai 10 antigen bidding site. Antibodi IgG merupakan sub unit
immunoglobulin tunggal yang mempunyai fragmen fab 2 buah yang bereaksi pada
antigen. ( Kresna Boedina Siti, 1998 )
LAPORAN TUTORIAL
BLOK 3 MODUL 1
“FISIOLOGI DARAH”

Kelompok 7

Tutor : drg. : drg. Reni SpKG


Ketua : Milna Trima Safitri
Sekretaris meja : Raihannah Nafissah Farras Rizki
Anggota :
Abdillah Putra Friyatama
Daffa Athaala Naufal
Diva Azzahra
Frissa Ardela
Harlin Triana Putri
Hauziah Huriyah
Mayang Bellia Sari
Muhammad Iqbal Iskandar
Vania Yohandevi
Wirackhul Ikhsan Satya Nugraha

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2018

Anda mungkin juga menyukai