Anda di halaman 1dari 98

BAB I

GAMBAR TEKNIK BANGUNAN

Gambar Teknik berupa gambar yang mempunyai tingkat akurasi tinggi, efisien
serta berhubungan langsung dengan realitas. Gambar ini dihadirkan melalui serangkaian
aturan ketat dan formal dari suatu abstraksi ortografis (denah, tampak, potongan, dan
isometri). Merupakan suatu rekaman atau pola yang dibuat untuk menghadirkan suatu
obyek. Pada gambar ini tidak dimungkinkan muncul ekspresi diri atau pemikiran kreatif,
karena gambar gambar disajikan menurut aturan-aturan yang ketat dan formal.
Macam gambar teknik dapat berupa:

A. Rencana Tapak (Site Plan)


Merupakan pemandangan dari atas suatu objek bangunan atau sekelompok
bangunan serta sekelilingnya pada suatu lahan. Peta situasi diperlukan untuk melihat situasi
di sekitar objek pembangunan, melihat jumlah bangunan yang akan direncanakan, serta
mengetahui perbandingan luas setiap bangunan dalam suatu komplek

B. Denah
Gambar berskala yang memperlihatkan tata letak komponen bangunan dalam
bentuk bidang atau bentuk ruang halmana pada gambar denah tersebut dicantumkan
ukuran dan orientasi arah sumbu sebagai acuan posisi komponen obyek yang digambar.
Denah diperlukan untuk :
 melihat situasi ruangan dalam bangunan
 mengetahui dimensi bangunan
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

 menghitung luas bangunan


 melihat jenis ruangan dan fasilitas
Komponen gambar denah terdiri dari :
 Obyek yang digambar
 Garis Ukuran
 Ukuran
 Nama komponen obyek gambar
 Sumbu gambar atau as obyek gambar
 Skala gambar
 Legenda
 Kop gambar

2
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Contoh macam gambar denah:


1. Denah Lantai

3
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

2. Denah Rencana Pondasi

4
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

5
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

3. Denah Rencana Atap

4. Denah Rencana Air Bersih

6
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

7
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

5. Denah Rencana Air Kotor

8
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

6. Denah Rencana Instalasi Listrik

9
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

C. Tampak Bangunan
Merupakan gambar yang dipergunakan untuk melihat situasi bangunan dari
berbagai sisi bangunan. Tampak diperlukan untuk : melihat kondisi bangunan,
melihat penampilan, desain, dan eksterior bangunan, m elihat pemakaian bahan
eksterior bangunan

Tampak Muka

Tampak Samping Kanan

Tampak Samping Kiri

10
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

D. Potongan Bangunan
Merupakan gambar yang memperlihatkan situasi di sebuah ruangan dan
menunjukkan struktur suatu bangunan. Potongan diperlukan untuk :
mengetahui sistem struktur bangunan, mengetahui jumlah lantai bangunan ,
mengetahui ketinggian lantai dan elevasi, mengetahui dimensi struktur dan
elemen pengisinya, serta mengetahui interior bangunan

11
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Potongan A – A’

12
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Potongan C – C’

13
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

E. Evaluasi

. Jawablah Pertanyaan Berikut ini dengan benar


1. Hitung jumlah titik air kotor sesuai dengan denah rencana air kotor
2. Hitung Jumlah titik air bersih pada denah rencana dan detail air bersih
3. Hitung jumlah titik lampu berdasarkan gambar denah rencana instalasi listrik
4. Hitung panjang pondasi berdasarkan denah rencana dan detail pondasi
5. Hitung panjang kayu yang dibutuhkan untuk membuat kuda-kuda berdasarkan
gambar denah rencana dan detaik atap, dengan asumsi panjang bangunan adalah 9
meter!
6. Hitung luas penutup atap berdasarkan gambar denah rencana atap, dengan asumsi
panjang bangunan adalah 9 meter!
7. Berdasarkan gambar denah rencana dan detail pondasi.
a. Apabila tinggi bangunan adalah 4 meter, hitung total panjang kolom dan berapa
volume kolom (apabila dimensi kolom adalah 13/13)
b. Hitung total panjang sloof dan berapa volume sllof (apabila dimensi sloof
adalah 15/20)
c. Hitung total panjang balok dan berapa volume balok (apabila dimensi sloof
adalah 13/13)

F. Pilihan Berganda

1. Informasi berupa gambar mengenai bentuk datar dan posisi ruangan atau bagian ruangan yang akan
dibangun disebut dengan
a. Denah
b. Detail
c. Rencana Tapak
d. Potongan
2. Gambar dalam bentuk rinci dengan skala yang besar dari masing-masing bagian bangunan deisebut
a. Denah
b. Detail
c. Rencana Tapak
d. Potongan
3. Denah rencana dan detail pondasi sangat berguna apabila kita akan menghitung.........
a. Volume pondasi
b. Volume struktur
c. Volume dinding
d. Volume lantai
4. Denah rencana dan detail atap sangat berguna apabila kita akan menghitung.........
a. Volume pondasi
b. Volume struktur
c. Volume rangka atap dan penutup atap
d. Volume lantai
5. Denah rencana listrik sangat berguna apabila kita akan menghitung.........
a. Jumlah titik air kotor
b. Jumlah titik air bersih
c. Jumlah titik lampu dan stop kontak
d. Jumlah pip air yang dibutuhkan
BAB II

14
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

PONDASI BANGUNAN (SUBSTRUCTURE)

Sub struktur atau struktur bawah adalah bagian bangunan yang berada di bawah
permukaan tanah, atau yang dimaksud disini adalah PONDASI dan SLOOF . Definisi
Pondasi secara lengkap adalah bagian dari suatu sis-tem struktur yang berfungsi untuk
meneruskan beban dari struktur bagian atas ke lapisan tanah bagian bawah, tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan tanah (settlement) yang berlebihan.
Pondasi harus dibuat kuat, aman dan stabil. Kerna letaknya di dalam tanah, maka sulit
untuik memperbaikinya, Kerusakan pondasi akan selalu diikuti oleh kerusakan-kerusakan
pada bagianlainnya, seperti : dinding retak dan miring, lantai bergelombang dan pecah-
pecah, penurunan bangunan
Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pondasi adalah
(1) Jenis struktur diatasnya (beban-beban yang bekerja) dan (2) Jenis tanah (daya dukung
tanah). Daya dukung tanah merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan
pondasi beserta struktur di atasnya. Daya dukung tanah yang diharapkan untuk mendukung
pondasi adalah daya dukung yang mampu memikul beban struktur, sehingga pondasi
mengalami penurunan yang masih berada dalam batas toleransi.
 Jika jenis struktur ringan dan lapisan permukaan tanah baik, pemilihan jenis pondasi
dangkal sudah cukup memadai
 Tetapi jika jenis strukturnya berat (high rise building), maka lebih baik digunakan
jenis pondasi dalam. Permasalahan jenis pondasi dalam jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan pondasi dangkal
A. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)
adalah pondasi yang kedalamannya masih dekat dengan permukaan tanah
Macam-macam pondasi dangkal:
- pondasi menerus (continuous footing)
- pondasi setempat (single footing)
- pondasi pelat (plate foundation)
- pondasi gabungan
A.1. Pondasi Menerus
Disebut juga pondasi langsung. Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman
yang sama (0,4 – 1,2 m). Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom.
Biasanya digunakan untuk bangunan tidak bertingkat. Untuk tanah lembek, dibuat
dari sloof memanjang yang bagian bawahnya diperlebar menjadi pelat

15
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

16
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Untuk tanah yang lembek, menggunakan pasangan beton bertulang atau kombinasi beton
bertulang dengan batu kali, dengan bentuk pondasi menerus sebagai berikut.

Ukuran Pondasi Batu Kali

17
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

A.2. Pondasi Setempat


Diterapkan bila kedalaman tanah baik lebih dari 1,2 m dari permukaan asli dan
mahal bila menggunakan pondasi menerus, karena tanah yang harus digali banyak
dan kebutuhan tanah bertambah. Kedalaman pondasi setempat 1,5 s/d 4 m, hany di
bawah kolom-kolom pendukung utama bangunan, Balok sloof cukup digali sampai
kedalaman 0,6 s/d 0,8 m.

PONDASI UMPAK PONDASI BATU KALI/PILAR

18
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

PONDAI TAPAK
PONDASI SUMURAN

Urutan pekerjaan Pondasi Tapak

19
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

A.3. Pondasi Gabungan


Merupakan pondasi setempat yang mendukung kolom lebih dari satu, yang
dimaksudkan untuk menghemat ukuran plat setempat. {ondasi ini dipakai apabila luas tanah
untuk bangunan sangat terbatas, misalnya di kanan kirinya padat bangunan.

A.4. Pondasi Plat


Merupakan pondasi yang dibuat dari plat tebal dengan diperkuat balok-balok dari
beton bertulang kedap air. Dipasang di bawah seluruh luas bangunan. Dapat dimanfaatkan
sebagai ruang basement di bawah tanah, untuk gudang, ruang mesin atau tempat parkir.
Pondasi plat biasanya dirangkai menjadi satu kesatuan dengan diding beton kedap air
seabgai turap penahan tanah di sekeliling ruang basement.

20
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

B. Pondasi Dalam
• Perbedaannya dengan pondasi dangkal adalah pada tingkat kedalaman pondasi
tersebut di dalam tanah
• Alasan pemakaian pondasi dalam
- desain bangunan yang membawa beban yang berat (high rise building)
- kondisi tanah yang kurang bagus
• Komponen material
- kayu
- beton, beton bertulang
- baja
• Yang termasuk dalam pondasi ini adalah
 Pondasi tiang pancang (pile)
 Pondasi bor (bored piled/dhrilled shaft)

B.1. Pondasi Tiang Pancang


Tiang pancang dapat dibuat dari kayu, baja, atau beton bertulang. Tiang
pancang dibuat lebih dahulu, kemudian dipancangkan ke dalam tanah dengan mesin
pemancang. Tiang-tiang diatasnya dirangkai menjadi 1 dengan plat beton atau biasa
disebut pur atau “pile cap”. Dibawah 1 pur biasanya terdiri dari lebih dari 1 tiang
dengan penampang bulat, segi 4 atau segi 8 berdiameter 30 – 40 cm

21
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Tiang pancang terbuat dari material beron bertulang atau Baja. Tiang
pancang yang tersedia saat ini ada yang berbentuk bulat, persegi empat dan segi
tiga. Tiang ditanam ke dalam tanah dengan mesin tiang pancang. Jika desain tiang
pancang sanat dalam, maka dapat dibuatkan sambungan tiang pancang.
Jenis itiang pancang dapat berupa Mini Pile (ukuran kecil) dengan ukuran 20
x 20 (untuk beban 30 – 35 ton), atau ukuran 25 x 25 (untuk beban 40 – 50 ton(.
Tiang pancang maxi Pile pada umumnya berbentuk bulat dengan berbagai ukuran
dan daya dukung. Pemancangan dilakukan menurut urutan, sebagai contoh pada
denah berikut.

B.2. Bor (Bor piled)

Cara membuatnya, tanah dibor lebih dulu sampai kedalaman sesuai


rencana, setelah itu diberi cor beton. Sepertiga tinggi dari atas diberi tulangan baja
untuk mengikat kolom di atasnya.

22
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Pondasi sumur bor terbuat dari beton bertulang. Memiliki daya


dukung lebih besar dari pada tiang pancang, apalagi apabila bagian
pangkalnya dibuat bendolan. Urutan pekerjaan adalah pemancangan
cashing, pengeboran, mamasukkan tulangan, dan pengecoran.

Gamabar structure Bore Pile pada Basement

23
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

D. Pilih Jawaban yang paling benar

1. Bagian dari suatu sistem struktur yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur
bagian atas ke lapisan tanah bagian bawah, tanpa mengakibatkan keruntuhan geser
tanah dan penurunan tanah (settlement) yang berlebihan, adalah....
a. Rangka atas bangunan
b. Dinding
c. Pondasi
d. Beton
2. Jenis pondasi yang dibuat dari plat tebal dengan diperkuat balok-balok dari beton
bertulang kedap air. Dipasang di bawah seluruh luas bangunan. Dapat dimanfaatkan
sebagai ruang basement di bawah tanah, untuk gudang, ruang mesin atau tempat parkir
adalh...
a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi baja
3. Suatu pondasi setempat yang mendukung kolom lebih dari satu, yang dimaksudkan untuk
menghemat ukuran plat setempat merupakan jenis pondasi yang disebut....
a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi gabungan
4. Pondasi tiang pancang merupakan jenis ....
a. Pondasi dalam
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi gabungan
5. Pondasi yang mempunyai kedalalaman 1,5 s/d 4 m, hanya ada di bawah kolom-kolom
pendukung utama bangunan, disebut dengan
a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi gabungan

Gambar berikut ini berkaitan dengan gambar jenis-jenis pondasi

1 2 3

24
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

4 5 6

6. Pondasi menerus adalah sebagaimana pada gambar


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
7. Pondasi Pelat adalah sebagaimana pada gambar
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
8. Pondasi Tapak adalah sebagaimana pada gambar
a. 6
b. 5
c. 3
d. 4
9. Pondasi Bor Pile pada pondasi dalam adalah sebagaimana pada gambar
a. 6
b. 5
c. 3
d. 4
10. Pondasi Tiang pancang adalah sebagaimana pada gambar
e. 6
f. 5
g. 3
h. 4

25
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Tambahan

A. Survey Harga Material Pondasi

Material untuk struktur terdiri dari


a. Tanah Urug. Adalah tanah yang umum digunakan untuk urukan di wilayah survei,
harga satuan dalam M3.

b. Pasir Urug. Merupakan pasir yang memiliki butir-butir halus, dan masih menganudng
lumpur atau kerikil/batuan kecil dalam kadar yang cukup besar, harga satuan dalam
M3.

26
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

c. Spesifikasi pasir beton yang disurvei adalah pasir yang memiliki butiran halus,
mineral tajam dan keras serta ukuran butirnya sebagian besar terletak antara
0,075 – 5 mm dan kadar lumpur tidak lebih dari 5%.

d. Batu kali atau batu belah adalah jenis batuan alami yang berasal dari batu beku,
batu endapan atau batuan metamorphosa pada pegunungan dan sungai-sungai.
Satuan harga adalah M3.

e. Batu Koral/Kerikil/Split adalah jenis butiran mineral keras yang sebagian besar
butirannya berukuran 5 – 80 mm (Agregat kasar).Untuk pengecoran beton,
Krikil/Split yang digunakan adalah krikil/split dengan ukuran 1- 2 mm, 3 - 4 mm
dan 5 – 7 mm. Satuan harga adalah M3.

27
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

f. Semen. Merupakan Portland Cement (PC) dengan berat setiap zak adalah 50
kg

Spesifikasi dari semen yang disurvei adalah Portland Cement (PC)


dengan berat setiap zak adalah 50 kg. Semen yang disurvei adalah
semen dengan pangsa pasar terbesar di daerah survei.

.
g. Besi beton. Besi beton merupakan batangan-batangan besi berpenampang bulat
yang digunakan sebagai tulangan besi. Besi beton ini memiliki dua jenis yaitu
besi polos dan besi berulir Diameter besi yang ada di pasaran saat ini adalah:

28
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

- Polos : 4 mm, 6 mm, 8 mm, 9 mm, 10 mm, 12 mm, 16 mm, 19 mm,


22 mm, 25 mm dan 28 mm.
- Ulir : 10 mm, 13 mm, 16 mm, 19 mm, 22 mm, 25 mm, 29 mm, 32 mm dan 36
mm
Satuan harga dalam kilogram. Oleh karena di pasaran ritel besi sering dijual
dalam satuan batang untuk setiap diameternya, maka perlu disesuaikan terlebih
dahulu untuk menghitung harga per kg. Contoh Perhitungan: Data : Besi
diameter 10 mm (0,01 m) Harga 1 batang adalah Rp. 47.000,- Panjang Besi 12
m, Berat jenis 7850 kg/m3 Maka : Volume Besi = ¼ x  x d 2 x panjang besi x
bj besi = ¼ x 3,14 x (0,01) x 12= 0.0942 m3. Berat Jenis 7850 kg/m3, maka
berat besi adalah 0.0942 x 7850 = 7,4 kg Harga besi batangan Rp 47.000,
maka harga besi per kg = Rp. 47.000,- / 7,4 kg = Rp 6.350,-

h. Beton readymix

Adalah adukan semen, pasir dan batu split yang dijual dalam bentuk yang sudah
dicampur dan siap untuk dituangkan ke dalam cetakan beton (Bekisting).
Campuran beton ini dibuat di Concrete Mixing Plant, sehingga kualitas dan mutu
beton sangat terjaga. Di pasaran di jual dalam satuan m 3 dengan tingkatan mutu
beton yang berbeda-beda. Kualitas dan mutu beton yang disurvei adalah beton
dengan kualitas K-175 dan K-225. Beton kualitas K-175 memiliki kekuatan tekan
yang lebih rendah dari beton kualitas K-225. Survei untuk material beton ready
mix ini dilakukan pada perusahaan Concrete Mixing Plant. Material ini bersifat
spesifik

29
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

B. Harga satuan pekerjaan pondasi

B.1. Bangunan Sederhana (Low Rise Building)

Sebagai contoh, pada bangunan sederhana dengan jumlah 1 s/d 4 , maka pekerjaan
pondasi dilakukan sub pekerjaan dan harga satuan sebagaimana pada table berkut.

     
No. Macam Pekerjaan Satuan Harga Satuan
       

I BANGUNAN KATEGORI 1.1

5 Galian Tanah Pondasi m3 22,268.88


6 Pemdatan Tanah m2 2,099.33

7 Urugan Pasir Pondasi m3 73,077.33

8 Pas. Batu Kali 1:4 m3 501,284.00


9 Urugan Tanah Kembali m3 5,567.22
10 Pemadatan m2 2,099.33

11 Sloof 12/15 m3 3,695,310.47

Perhitungan harga satuan atas masing sub pekerjaan tersebut dihtung sebagai berikut :

30
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

8 1 m3 Galian Tanah      
a Upah      
         
  Tukang Gali org 0.3333 49,600.00 16,531.68
  Kepala Tukang org 0.0667 59,200.00 3,946.27
  Mandor org 0.0222 59,200.00 1,315.42
        Jumlah a 21,793.38
b Alat Bantu      
  Benang Rami glg 0.1500 3,170.00 475.50
        Jumlah b 475.50
        Jumlah a + b 22,268.88

1 m2 Pemadatan Tanah
9 Pondasi      
a Upah      
  Tk.Gali org 0.0200 49,600.00 992.00
  Kep.Tukang org 0.0040 59,200.00 236.80
  Mandor org 0.0013 59,200.00 78.93
        Jumlah a 1,307.73
b Alat Bantu      
  Timbrisan Tanah bh 0.0200 39,580.00 791.60
        Jumlah b 791.60
        Jumlah a + b 2,099.33

10 1 m3 Urugan Pasir Pondasi      


a Bahan      
  Pasir Urug Darat m3 1.2000 50,000.00 60,000.00
        Jumlah a 60,000.00
b Upah      
  Tk.Gali Ht 0.2000 49,600.00 9,920.00
  Kep.Tukang Ht 0.0400 59,200.00 2,368.00
  Mandor Ht 0.0133 59,200.00 789.33
        Jumlah b 13,077.33
        Jumlah a + b 73,077.33

31
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

10 1 m3 Pasangan Batu Kali 1:4      


a Bahan      
  Batu Kali/Belah m3 1.2000 133,340.00 160,008.00
  Semen sak 2.1600 60,000.00 129,600.00
  Pasir Beton m3 0.4300 100,000.00 43,000.00
        Jumlah.a 332,608.00
b Upah Pasang      
  Kenek ht 2.2500 40,800.00 91,800.00
  Tk.Batu Kasar ht 1.1250 49,600.00 55,800.00
  Kep.Tukang ht 0.1120 59,200.00 6,630.40
  Mandor ht 0.1680 59,200.00 9,945.60
        Jumlah.b 164,176.00
c Alat Bantu      
  Ember bh 0.5000 5,000.00 2,500.00
  Pacul bh 0.0500 20,000.00 1,000.00
  Sekop bh 0.0500 20,000.00 1,000.00
        Jumlah.c 4,500.00
        Jumlah.a+b+c 501,284.00

1 m3 Sloof Konvensional        

Beton 1:2:3 dengan split m3 1.0000 919,840.00 919,840.00

Pembesian Polos kg 125.0000 21,763.33 2,720,416.67

Bekisting Sloof dengan Kayu m2 1.2000 45,878.17 55,053.80

        3,695,310.47

Catatan :

Apabila bangunan dengan lantai s/d 4 memerlukan penguatan dengan pondasi setempat,
maka perlu diperkuat dengan beton pondasi (setempat), dengan harga satuan sebagai berikut:

5 Galian Tanah Pondasi m3 22,268.88

6 Pemdatan Tanah m2 2,099.33

7 Urugan Pasir Pondasi m3 73,077.33

8 Pas. Batu Kali 1:4 m3 501,284.00

9 Beton Pondasi*) m3 4,011,209.25

10 Urugan Tanah Kembali m3 5,567.22

11 Pemadatan m2 2,099.33

12 Sloof m3 3,409,853.53

32
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

1 m3 Pondasi setempat non-


konvensiona        

Beton 1:2:3 dengan koral m3 1.0000 759,842.50 759,842.50

Pembesian Ulir kg 180.0000 17,059.37 3,070,686.00

Bekisting Poer dengan Kayu m2 2.5000 72,272.30 180,680.75

        4,011,209.25

*) Biaya pondasi setempat dengan harga sebesar Rp 4.011.209,25 disusun oleh :

Sub pekerjaan beton, pembersiaan ulir dan bekisting poer dengan kayu , dengan
perhitungan

Beton 1 : 2 : 3 dengan koral

12c Beton 1:2:3/m3,dgn Koral      


a Bahan      
  Semen sak 6.4000 60,000.00 384,000.00
  Pasir Beton m3 0.5500 100,000.00 55,000.00
  Koral Beton m3 0.7500 166,670.00 125,002.50
        Jumlah.a 564,002.50
b Upah      
  Kenek ht 3.0000 40,800.00 122,400.00
  Tk.Batu Kasar ht 0.5000 49,600.00 24,800.00
  Kep.Tukang ht 0.0500 59,200.00 2,960.00
  Mandor ht 0.0100 59,200.00 592.00
        Jumlah.b 150,752.00
c Alat Bantu      
  Mixer m3 0.4000 92,760.00 37,104.00
  Vibrator m3 0.4000 15,460.00 6,184.00
  Ember bh 0.2000 5,000.00 1,000.00
  Pacul bh 0.0200 20,000.00 400.00
  Sekop bh 0.0200 20,000.00 400.00
        Jumlah.c 45,088.00
        Jumlah.a+b+c 759,842.50

12g 1 Kg Pembesian Ulir      


a Bahan      

33
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

  Besi Ulir kg 1.0500 13,870.00 14,563.50


  Kawat Beton kg 0.0150 20,000.00 300.00
        Jumlah.a 14,863.50
b Upah Buat & Pasang      
  Kenek ht 0.0200 40,800.00 816.00
  Tk.Besi ht 0.0100 49,600.00 496.00
  Kep.Tukang ht 0.0020 59,200.00 118.40
  Mandor ht 0.0007 59,200.00 39.47
        Jumlah.b 1,469.87
c Alat Bantu      
  Bar Cutter kg 0.3000 1,490.00 447.00
  Bar Binder kg 0.3000 930.00 279.00
        Jumlah.c 726.00
        Jumlah.a+b+c 17,059.37

Bekisting Poer/m2 2xpakai dgn


12i Papan 2/20      
a Bahan      
- Papan Tepi 2x20 m3 0.0156 1,210,000.00 18,876.00
- Kaso Klam 4x6 m3 0.0100 1,210,000.00 12,100.00
- Kaso Stut 5x7 m3 0.0181 1,210,000.00 21,901.00
- Benang Rami glg 0.0500 3,170.00 158.50
- Paku 5cm kg 0.2933 16,000.00 4,692.80
- Paku 10cm kg 0.2200 16,000.00 3,520.00
        Jumlah.a 61,248.30
b Upah      
- Kenek ht 0.1500 40,800.00 6,120.00
- Tk.Kayu Kasar ht 0.0750 49,600.00 3,720.00
- Kep.Tukang ht 0.0150 59,200.00 888.00
- Mandor ht 0.0050 59,200.00 296.00
        Jumlah.b 11,024.00
        Jumlah.a+b 72,272.30

B.2. Bangunan Tidak Sederhana (High Rise Building)

Sebagai contoh, pada bangunan tidak sederhana dengan jumlah > 4 lantai, serta
bangunan untuk mall/apartemen (hunian) , maka pekerjaan pondasi dilakukan sub pekerjaan
dan harga satuan sebagaimana pada table berkut.

34
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

BANGUNAN KATEGORI 2.3

5 Galian Tanah Pondasi m3 22,268.88

6 Pemdatan Tanah m2 2,099.33

7 Urugan Pasir Pondasi m3 73,077.33

8 Pas. Batu Kali 1:4 m3 501,284.00

9 Pondasi setempat m3 4,011,209.25

10 Pondasi menerus m3 4,011,209.25

11 Tiang Pancang + Poer m3 3,825,688.47

12 Urugan Tanah Kembali m3 5,567.22

13 Urugan Tanah dari Luar m3 102,921.03

14 Pemadatan m2 2,099.33

15 Sloof m3 3,409,853.53

35
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

*) Untuk bangunan high rise building diperkuat dengan tiang pancang + Poerm dengan
Harga harga satuan pekerjaan sebagai berikut :

1 m3Pondasi plat        

Beton K 225 m3 1.0000 713,822.78 713,822.78

Pembesian Ulir kg 175.0000 17,059.37 2,985,389.17

Bekisting Poer dengan Kayu m2 1.7500 72,272.30 126,476.53

        3,825,688.47

Analisis Biaya beton K 225 dilakukan sebagai berikut:

12e Beton Ready Mix K.225/m3      


a Bahan      
- Beton K.225 m3 1.0300 550,000.00
        Jumlah.a
b Upah      
- Kenek ht 0.5000 40,800.00
- Tk.Batu Kasar ht 0.1667 49,600.00
- Kep.Tukang ht 0.0333 59,200.00
- Mandor ht 0.0111 59,200.00
        Jumlah.b
c Alat Bantu Utama      
- Pompa m3 1.0000 98,940.00
- Vibrator m3 1.0000 15,460.00
- Ember Bh 0.1250 5,000.00
- Pacul Bh 0.0250 20,000.00
- Sekop Bh 0.0250 20,000.00
        Jumlah.c
        Jumlah.a+b+c

36
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

BAB III

STRUKTUR RANGKA BANGUNAN (UPPER STRUCTURE)

Struktur bangunan berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan ke


pondasi struktur rangka bangunan terdiri dari balok, kolom, pelat lantai serta core
wall/shear wall untuk bangunan tinggi. Core wall/shear wall berfungsi untuk
menambah strukur terutama dalam melawan gaya horisontal. Shear wall berbentuk
dinidng beton bertuang yang dicor menyatu dengan kolom dan balok. Pada
umumnya core wall tersebut dapat dimanfaatkan sebagai ruang angkt vertikal (lift
atau tangga biasa).

Penulangan Kolom dan Balok

Plat Beton untuk Lantai pada Gedung Betingkat

37
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

A. Kolom
Kolom adalah elemen struktur vertikal yang berfungsi menyalurkan beban
struktur diatasnya ke elemen struktur di bawahnya, pengaku dinding, dan pengikat
balok. Terdiri dari kolom struktur (utama) dan kolom praktis . Kolom struktur
berfungsi untuk mendukung beban diatasnya dan meneruskannya ke pondasi .
Kolom praktis berfungsi untuk mengikat dinding, mengikat kusen pintu dan jendela
dimensi kolom praktis biasanya 10/10. Kolom beton pada umumnya dicor di tempat,
agar lebih kuat. Di negara yang precastnya maju, kolom bangunan gedung
bertingkat tinggi dilaksanakan secara precast, Kolom terdiri dari kolom utama dan
kolom praktis. Jarak antar kolom utama biasanya 4 meter, dan ditengahnya terdapat
kolom praktis.

B. Balok
Adalah elemen struktur yang berfungsi untuk
- mengikat kolom
- menambah kekakuan horisontal pada struktur
- menyalurkan gaya gravitasi (vertikal) dan beban horisontal (gempa, dll)
ke kolom.
- Terdiri dari balok struktur (induk) dan balok anak, balok kantilever
- Material pembentuk: kayu, baja, beton bertulang

38
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Untuk pengerjaan pelat lantai, pengecoran balok dengan plat dapat dilakukan
dengan cara di cor sekaligus, menajdi satu kesatuan struktur, atau dilakukan
dengan kombinasi cor di tempat (untuk balok) dan precast ntuk pelat lantai.
 Ukuran diameter kolom utama adalah 20 cm x 20 cm
 Ukuran diameter kolom praktis adalah 15 cm x 15 cm
 Ukuran diameter Sloof (balok utama) adalah 15 cm x 20 cm
 Ukuran diameter ring balok adalah 15 cm x 15 cm

C. Kualitas Beton

Beton untuk konstruksi beton bertulang dibagi menjadi mutu/kelas menurut


PBI (Peraturan Beton Indonesia) 1971 sebagai berikut:

39
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Kelas Mutu Tujuan Pengawasan

Mutu Agregat Kekuatan Tekan

I B0 Non struktural Ringan Tidak ada

II B1 Struktur Sedang Tidak ada

III K125 Struktur Ketat Kontinu

K175 Struktur Ketat Kontinu

K225 Struktur Ketat Kontinu

Keterangan

• Mutu B0 dan B1 pada umumnya digunakan untuk rumah tinggal (lowrise


building)

• Mutu K125 keatas pada umumnya digunakan untuk highrise building

• Mutu K500 keatas merupakan beton mutu tinggi

• K adalah karakteristik. Beton K125 adalah beton yang memiliki kekuatan


tekan 125 kg/cm2 yang diperoleh dari uji sampel

• Mutu beton ditentukan oleh campuran beton. Nilai yang digunakan untuk
menjelaskan campuran beton adalah kombinasi dari semen : pasir :
kerikil/batu pecah.

EVALUASI

Pilih salah satu jawabanyang paling benar

Gambar berikut untuk pertanyaaan Nomor 1 s/d 3

40
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

1. Bagian struktur rangka bangunan yang diberikan tanda huruf C, disebut.....


a. Balok ikat
b. Sloof
c. Kolom
d. Pondasi
2. Bagian struktur rangka bangunan yang diberikan tanda huruf B, disebut.....
a. Balok ikat
b. Sloof
c. Kolom
d. Pondasi
3. Bagian struktur rangka bangunan yang diberikan tanda huruf A, disebut.....
a. Balok
b. Sloof
c. Kolom
d. Pondasi
4. Komponen bangunan berfungsi untuk menyalurkan beban bangunan ke pondasi
disebut :
a. Struktur/rangka bangunan
b. Pondasi
c. Atap
d. Diniding
5. Elemen struktur vertikal yang berfungsi menyalurkan beban struktur diatasnya
ke elemen struktur di bawahnya, pengaku dinding, dan pengikat balok
a. Kolom
b. Balok
c. Sloof
d. Pondasi
6. Elemen struktur yang berfungsi untuk mengikat kolom, menambah kekakuan
horisontal pada struktur dan menyalurkan gaya gravitasi (vertikal) dan beban
horisontal (gempa, dll) disebut
a. Kolom
b. Balok
c. Sloof
d. Pondasi
7. Mutu jenis/kelas beton yang paling bagus adalah ,,
a. K225
b. B1
c. K175
d. B0
8. Beton K 125 mempunyai karaterisitk berupa ,,
a. Kuat tekan 175 kg/cm2
b. Berat 175 kg
c. Panjang 175 meter
d. Diameter 175 m3

41
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

9. Ukuran diamter kolom utama adalah ,,


a. 20 cm x 20 cm
b. 15 cm x 15 cm
c. 15 cm x 20 cm
d. 30 cm x 30 cm

10Ukuran diameter sloof adalah ,,


a. 20 cm x 20 cm
b. 15 cm x 15 cm
c. 15 cm x 20 cm
d. 30 cm x 30 cm

42
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Tambahan

A. Survey Harga Satuan Material Struktur

a. Kayu. Kayu sebagai bahan bangunan, spesifikasinya sangat beragam tergantung


pada penggunaannya. Berdasarkan kekuatannya, kayu dibagi dalam 5 kelas,
sedangkan berdasarkan bentuk yang sangat beragam seperti balok, kaso, reng, dan
papan Kelas-kelas kayu berupa: Kayu Kelas I : Jati, Sonokeling dan Belian, Kayu
Kelas II : Rasamala, Merawan Kayu Kelas III : Kamper, Keruwing, Jamuju , Kayu Kelas
IV dan V : Meranti, Suren. Ukuran kayu standar adalah 4 m, sedangkan lebar dan
tebalnya antara lain 10x10 cm, 8x8 cm, 5x7cm, 8x12 cm, 3x4 cm, 2x3 cm, 2x20 cm,
3x30 cm. Satuan harga kayu dalam M3.

Dalam hal kayu dalam satuan batang, maka harga harus dikonversikan menjadi per
m3. Dalam hal survei dilakukan pada toko yang hanya menjual kayu dalam satuan
batang maka harga per m3 dihitung dengan contoh sebagai berikut: Hasil survei, kayu
kaso ukuran 10 cm x 5 cm harga per batangnya adalah Rp. 37.500,- maka harga per
m3 nya adalah: Volume 1 btg kayu = lebar x tebal x panjang = 0,10 x 0,05 x 4 = 0,02
m3 Maka 1 m 3 memerlukan = 1m3/ 0,02 m3 = 50 batang. Harga 1 m3 kayu = Rp.
37.500,- x 50 batang = Rp. 1.875.000,-

b. Beton ready mix. Adalah adukan semen, pasir dan batu split yang dijual dalam
bentuk yang sudah dicampur dan siap untuk dituangkan ke dalam cetakanbeton
(Bekisting). Campuran beton ini dibuat di Concrete Mixing Plant. Harga dalam satuan
m3. Kualitas dan mutu beton yang disurvei adalah beton dengan kualitas K-175 dan
K-225. Beton kualitas K-175 memiliki kekuatan tekan yang lebih rendah dari beton
kualitas K-225.

43
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

44
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

c. Baja.
- Besi Kanal C. Baja profil C, digunakan untuk rangka atap sebagai gording. Di
pasaran terdapat dalam berbagai ukuran.
- Ukuran penampang sebagaimana gambar
- disamping antara lain: (A x B x C x t)
- 200 x 75 x 20 x 3,2 mm
- 150 x 75 x 20 x 4,5 mm
- 100 x 40 x 20 x 4,5 mm

Di pasaran retail, harga biasanya adalah per batang. Untuk itu harga perlu di konversi
menjadi kg sesuai yang dibutuhkan analisa perhitungan.

Satuan harga baja dalam M3. Dalam hal kayu dalam satuan batang, maka harga
harus dikonversikan menjadi per m3

45
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

- Besi WF.
.

- Besi Siku, banyak digunakan untuk konstruksi-konstruksi menara dan


sebagai besi pengaku pada konstruksi baja. Di pasaran juga terdapat dalam
berbagai ukuran

46
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

d. Besi Hollow Terbuat dari bahan campuran aluminium, digunakan untuk rangka
langit-langit atau rangka dinding partisi. Di jual dalam bentuk batangan dengan
panjang 4 m dan 6 m. Survei dilakukan untuk besi hollow dengan dimensi 4x4x600
mm dan 4x2x400 mm. Satuan material yang digunakan adalah batang.

47
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

B. Harga satuan pekerjaan Struktur (Upper Structure)

1. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Struktur Rangka (Lower Structrue)

       

No. Macam Pekerjaan Satuan Harga Satuan

       

BANGUNAN KATEGORI 1.2

A Kayu

1 Rangka Kayu m3 2,754,746.67

B Beton

1 Kolom Beton m3 4,227,045.92

2 Balok m3 4,323,888.58

3 Ring Balok m3 4,323,888.58

48
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

4 Plat Lantai m3 4,148,986.69

5 Plat Tangga m3 4,125,995.26

6 Beton Non Struktur m3 3,770,794.05

*) Harga satuan pekerjaan struktur /beton terdiri dari :


- Sub pekerjaan beton
- pembersiaan ulir dan
- bekisting poer dengan kayu

C Baja

1 Kolom Baja kg 17,121.94

2 Plat Lantai m3 4,148,986.69

3 Plat Tangga m3 4,125,995.26

A. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Struktur Rangka (High Rise :


Apartemen, Rusun )

BANGUNAN KATEGORI 1.3


a Beton

1 Kolom Beton m3 4,713,902.86

2 Core Wall m3 4,713,902.86

3 Balok m3 4,815,338.86

4 Ring Balok m3 4,815,338.86

5 Plat Lantai m3 4,450,620.00

6 Plat Tangga m3 4,450,620.00

7 Beton Non Struktur m3 3,770,794.05

49
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

B. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Struktur Rangka (High Rise : Mall/


Hotel)

BANGUNAN KATEGORI 2.3


a Beton

1 Kolom Beton m3 4,713,902.86

2 Core Wall m3 4,713,902.86

3 Balok m3 4,815,338.86

4 Ring Balok m3 4,815,338.86

5 Plat Lantai m3 4,450,620.00

6 Plat Tangga m3 4,450,620.00

7 Beton Non Struktur m3 3,770,794.05

BAB IV

STRUKTUR/RANGKA ATAP

DAN PENUTUP ATAP BANGUNAN

Fungsi atap adalah menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda
dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi . Di
samping itu fungsi atap adalah menerima panas oleh sinar matahari dan menahan suhu
agar tetap dingin di ruang bawah atap dan menyerap panas tersebut dalam konsep
arsitektur tropis serta menghindari masuknya air hujan. Bentuk atap dapat dibagi menjadi
(a) atap datar (b) atap sudut
A. Atap Datar
Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air. Tulangan besi rangka
atas dan bawah. Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah reta-

50
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

retak pada permukaan beton akibat panas matahari. Tulangan bawah berfungsi sebagai
tulangan konstruksi untuk menahan lenturan, Plat atap dibuat dengan tebal minimal 8 cm.
Keuntungan atp beton adalah diatasnya dapat digunakan untuk ruangan serba guna seperti
gudang, tempat jemuran, ruang mesin. Konstruksi atap yang menjadi satu dengan rangka
menambah sifat kaku bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya horisontal (angin atau
gempa). Keuntungan lain atap beton adalah tahan api.

B. Atap Sudut.
Atap sudut adalah atap yang mempunyai kemiringan, sehingga membetuk sudut
sesuai dengan rangka bangunannya. Atap sudut dibagi menjadi atap landa dan atap
runcing. Atap landai menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar seperi
seng gelombang dan asbes. Atap runcing akan memberikan kesan megah dan anggun
terhadap bangunannya, Rangka atap akan membutuhkan batang dan luas yang lebih
banyak. Pengaruh tekanan angin pada bidang atap dan pengaruh gaya gempa akan lebih
besar, serta harga satuan akan lebih mahal. Kemiringan atap sudut minimal 30 o . Atap
sudut harus ditumpu oleh balok.

Rangka atap harus didirikan di atas kolom dengan tulangan kolom sebaiknya mencuat dari atas
kolom dan dbengkokkan untuk mengikat struktur aap dan struktur dinding. Strap atau plat besi
dapat digunakan untuk maksud ini.

51
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Strap atau pelat besi mengikat beberapa bagian pada


sambungan rangka atap sehingga bagian-bagian
tersebut akan bergerak sebagai satu kesatuan ketika ada
beban

Bentuk atap dapat berupa pelana, atap:pelana,perisai,kerucut,atau kombinasi beberapa


tipe.

Bentuk atap Limas dan Pelana

Tiga komponen penyusun atap adalah :


 Struktur atap (atap rangka dan penopang atap rangka)
 Penutup atap
 Pelengkap atap (talang horisontal/vertikal dan lisplang)

52
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

C. Struktur Atap

C.1. Atap Konstruksi kayu.

Kelebihannya. Atap konstruksi kayu masih diminati banyak orang. Merupakan


bahan yang mudah didapatkan di mana saja di toko toko material Merupakan bahan
bangunan yang banyak dikuasai oleh tukang local Bahan kayu dapat dibentuk,
dipotong, dan digunakan secara fleksibel (dapat diukur, dipotong, dibentuk
melengkung, dan sebagainya).
Kekurangannya: Atap kayu mudah terbakar, dan bisa dimakan rayap Material
kayu bisa mengembang atau menyusut Bentang atap dengan konstruksi kayu
seringkali terbatas karena ukuran kayu di pasaran adalah 4 meter.Kayu makin sulit
didapatkan, akibatnya harganya makin mahal.

Atap konstuksi kayu terdiri komponen berupa (1) kuda-kuda (b) Gording dan (3)
Usuk dan Reng, sebagaimana berikut.
a. Kuda-kuda
Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang
menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian
bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu
vertikal) yang mendukung balok bubungan dan menerima gaya tekan. Prinsip
dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada
kolom atau dinding bangunan rumah. Dalam menentukan kemiringan atap
berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing pasangan kasau dan
balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut

53
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut
kemiringan atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat

b. Gording, Gording adalah balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda.
Gording menahan beban dari kayu usuk dan reng. Usuk menahan kayu reng. Kayu
reng menahan atau menjadi pijakan meletakkan genteng di bagian atasnya.

c. Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap
menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk dan
reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas gording.

Jenis kayu yang dapat digunakan untuk rangka atap adalah sebagai berikut:

54
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

C.2. Atap Konstruksi Baja

Kelebihan:

1. Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus
ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah (jadi lebih irit strukturnya)
2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
3. Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja…?.)
4. Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
5. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah
karena panas dan dingin
Kekurangannya :
1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem
rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian
struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika
salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa
terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung
dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)
3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan
dibentuk berbagai profil

55
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Bagian-bagian dari Stuktur Atap Rangka Baja

56
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Mutu baja ditentukan oleh kekuatan atau tegangan tarik yang dapat dikerahkan
oleh baja tersebut. Satuan kekuatan baja dinyatakan dengan fy, yang merupakan
angka tegangan leleh dengan satuan kg/cm2 atau MPa. 1 MPa = 10 kg/cm2

Jenis baja untuk struktur rangka adalah


1, Batang Profil
• Profil I atau T dobel
tinggi (h) < 240mm
lebar (b) = 0,4h + 15mm
panjang 4 – 15m
Penggunaan untuk kolom

• Profil C
tinggi (h) 30 – 400mm
lebar (b) = 0,25h + 25mm
panjang 4 – 15m
Penggunaan untuk balok, kolom dengan dua profil dijadikan satu

57
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

• Profil Z
tinggi (h) = 30 – 200mm
lebar (b) = 0,4h + 15mm
panjang 3 – 12m
Penggunaan untuk Balok/batang seperti di bawah jembatan

• Profil Siku (sama sisi dan tidak sama sisi)


tinggi (h) = 15 – 200mm (sama sisi)
= 20 – 250mm (tiidak sama sisi)
lebar (b) = 0,25h + 25mm
panjang 3 – 15m
Penggunaan untuk balok, kolom dengan dua profil dijadikan satu

2, Plat
Tebal plat di pasaran antara 6 – 20mm, sedangkan lebarnya sampai 15m.
jenisnya:
• Plat pipih
• Plat sedang
plat pipih dan sedang biasanya untuk atap, dinding.
• Plat besar, bisa untuk konstruksi berat seperti plat lantai, dll. (dengan tebal
sampai dengan 60mm)

58
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

D. Penutup Atap (Materal Atap)

Beberapa jenis material atap itu antara lain:


1. Dak Beton - Terbuat dari kombinasi besi dan cor beton. Banyak dipergunakan pada
rumah-rumah modern atau yang sering dikenal sebagai rumah minimalis. Dak beton
cukup kuat menahan perubahan cuara. Konstruksinya pun amat kuat.
2. Genteng Tanah Liat - Material ini banyak dipergunakan pada rumah umumnya.
Gentang terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar. Kekuatannya cukup.
Genteng tanah liat membutuhkan rangka untuk pemasangannya. Genteng dipasang
pada atap miring. Genteng menerapkan sistem pemasangan inter-locking atau saling
mengunci dan mengikat.
3. Genteng Metal - Bentuknya lembaran, mirip seng. Genteng ini ditaman pada balok
gording rangka atap, menggunakan sekrup. Bentuk lain berupa genteng lembaran.
Pemasangannya tidak jauh berbeda dengan genteng tanah liat. Ukuran yang
tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara
1.2-12m.

4. Genteng Beton

Genteng Beton adalah jenis genteng dengan bahan dasar Semen Portland (PC),
agregat halus, air dengan atau tanpa kapur/trass,pigmen dan bahan pembantu lainnya. Saat

59
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

ini di pasaran terdapat beberapa merk genteng beton, yang masing-masing merk
mempunyai spesifikasi masing-masing

5. Genteng Aspal - Bahan meterial yang satu ini dari campuran aspal dan bahan kimia
lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan dengan
bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model
bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.

6. Genteng Keramik - Bahan dasar genteng ini tetap keramik, namun telah mengalami
proses finishing glazur. tersedia dalam beragam warna dan ukuran. Aplikasinya
cocok untuk atap balkon hunian modern. Genteng ini bertumpu pada rangka kayu
dan beton.

60
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

7. Genteng Kaca - Pemasangan material ini hanya pada bagian tertentu di atap. Jika
anda menghendaki penerangan alami, gunakan genteng kaca di bagian tersebut.
Umumnya jarang dipasang pada bagian depan rumah karena tidak cocok. Ukuran
genteng kaca sama seperti genteng pada umumnya.
8. Kain Terpal - Aplikasi tidak hanya pada atap balkon, namun cocok juga untuk kanopi
jendela. Bahan terbuat dari kain terpal dan plastik padat, juga elastis. Kain-kain
terpasang dan bertumpu pada rangka besi. Pengait menggunakan sekrup agar
menempel kuat di dinding. Dengan cara pemasangan mirip layar, atap kain terpal
mudah dilepas-dipasang.

EVALUASI

Pilih salah satu jawaban yang paling benar

Gambar berikut untuk pertanyaan 1 dan 2

B
A
1. Gambar A menunjukkan gambar kuda-kuda atas atap yang berbentuk:
a. Atap Pelana
b. Atap Limas
c. Atap Datar
d. Atap Landai

2. Gambar B menunjukkan gambar kuda-kuda atas atap yang berbentuk:


a. Atap Pelana
b. Atap Limas
c. Atap Datar
d. Atap Landai

Gambar berikut ini untuk pertanyaan soal nomor 3 s/d 6

61
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

3. Kuda-kuda ditunjukkan dengan :


a. A
b. B
c. C
d. D
4. Gording ditunjukkan dengan :
a. A
b. B
c. C
d. D
5. Bubungan ditunjukkan dengan :
a. A
b. B
c. C
d. D
6. Reng dan Kaso ditunjukkan dengan :
a. D dan E
b. C dan F
c. A dan B
d. B dan C
7. Listplang ditunjukkan dengan :
a. E
b. F
c. B
d. C

62
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

8. Ciri material penutup atap berupa genteng tanah liat adalah..........


a. terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar, merupapan ciri dari material
penutup atap dengan jenis
b. berupa lembaran, mirip seng, ditanam pada balok gording rangka atap,
menggunakan sekrup
c. Terbuat dari kombinasi besi dan cor beton
d. Berbahan dasar keramik, namun telah mengalami proses finishing glazur
9. Ciri material penutup atap berupa genteng keramik adalah..........
a. terbuat dari tanah liat yang dipress dan dibakar, merupapan ciri dari material
penutup atap dengan jenis
b. berupa lembaran, mirip seng, ditanam pada balok gording rangka atap,
menggunakan sekrup
c. Terbuat dari kombinasi besi dan cor beton
d. Berbahan dasar keramik, namun telah mengalami proses finishing glazur
10. Berikut ini yang bukan merupakan pernyataan yang benar sehubungan dengan rangka
atap bangunan adalah:
a. dapat menggunakan bahan dasar kayu
b. dapat menggunakan bahan dasar baja
c. dapat berupa dak beon untuk atap datar
d. dapat hanya didukung oleh satu kuda-kuda atap

63
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Tambahan

A. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Struktur Rangka Atap

A.1. Pekerjaan Struktur Rangka Atap dari Kayu

Kuda-Kuda Kayu m3 2,754,746.67


Gording m3 2,632,746.67

II KAYU        
1 1 m3 Kuda-Kuda Kayu        
a Bahan        
  Balok Kayu m3 1.2500 1,800,000.00 2,250,000.00
  Paku 12cm kg 5.0000 16,000.00 80,000.00
        Jumlah.a 2,330,000.00
b Upah        
  Kenek ht 4.0000 40,800.00 163,200.00
  Tk.Kayu Kasar ht 4.0000 49,600.00 198,400.00
  Kep.Tukang ht 0.8000 59,200.00 47,360.00
  Mandor ht 0.2667 59,200.00 15,786.67
        Jumlah.b 424,746.67
        Jumlah.a+b 2,754,746.67

2 Gording/m3      
a Bahan      
- Balok Kayu m3 1.2000 1,800,000.00 2,160,000.00
- Paku 10cm kg 3.0000 16,000.00 48,000.00
        Jumlah.a 2,208,000.00
b Upah      
- Kenek ht 4.0000 40,800.00 163,200.00
- Tk.Kayu Kasar ht 4.0000 49,600.00 198,400.00
- Kep.Tukang ht 0.8000 59,200.00 47,360.00
- Mandor ht 0.2667 59,200.00 15,786.67
        Jumlah.b 424,746.67
        Jumlah.a+b 2,632,746.67

64
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

A.1. Pekerjaan Struktur Rangka Atap dari Beton

b Beton

1 Balok Beton m3 4,499,143.75


2 Gording m3 2,632,746.67

1 m3 Balok konvensiona        

Beton 1:2:3 dengan split m3 1.0000 919,840.00 919,840.00

Pembesian Polos kg 150.0000 21,763.33 3,264,500.00

Bekisting Balok dengan Kayu m2 2.5000 125,921.50 314,803.75

        4,499,143.75

A.2. Pekerjaan Struktur Rangka Atap dari Baja

c Baja
1 Kuda-kuda Baja kg 17,121.94
2 Gording Canal C kg 16,284.36

1 1 kg Kuda Kuda Baja WF        


a Bahan      
  Baja WF kg 1.1000 10,500.00 11,550.00
  Mata Gerinda bh 0.0050 10,000.00 50.00
  Mata Bor bh 0.0050 24,000.00 120.00
  Kawat Las kg 0.0020 22,000.00 44.00
  Oksigen tbg 0.0020 92,760.00 185.52
  Acetyline tbg 0.0020 327,740.00 655.48
        Jumlah.a 12,605.00
b Upah Buat      
  Kenek ht 0.0275 40,800.00 1,122.00
  Tukang Besi ht 0.0275 49,600.00 1,364.00
  Kep.Tukang ht 0.0092 59,200.00 542.67
  Mandor ht 0.0031 59,200.00 180.89
        Jumlah.b 3,209.56
c Upah Erection      
  Transport kg 1.0000 126.05 126.05
  Kenek ht 0.0150 40,800.00 612.00
  Tukang Besi ht 0.0075 49,600.00 372.00
  Kep.Tukang ht 0.0025 59,200.00 148.00
  Mandor ht 0.0008 59,200.00 49.33
        Jumlah.c 1,307.38
        Jumlah.a+b+c 17,121.94

65
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

BAB V
DINDING

Adalah suatu struktur yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya dinding membatasi suatu bangunan, menyokong struktru lainnya,
membatasi ruangan dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi
atau membatasi ruangan di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah
dinding bangunan, dinding pembatas serta dinding penahan. Dinding bangunan
memiliki fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan,
serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
A. Material Dinding
Material dinding dapat terbu dari :
- Bata Merah. Terbuat dari tanah liat dan memiliki bermacam-macam
ukuran antara lain 5 x 10 x 20 dan 10 x 10 x 20. Pemasangan
memerlukan semen.
- Batako Putih atau batako tras. Merupakan batu cetak yang dibakar
maupun di press, Terbuat dari campuran tras, batu kapur dan air.
Tras merupakan jenis tanah yang terbentuk dari lapukan batu-batuan
yang berasal dari gunung berapi. Ukuran panjang 25 – 30 cm, tebal 8
– 10 cm dan tinggi 14 -18 cm.
- Batako semen PC/Batako Press. Terbuat dari campuran PC dan pasir
atau abu batu dipress padat. Ukuran panjang 36 – 40 cm, tinggi 18-20
cm dan tebal 8 -10 cm.
- Bata ringan (Hebel dan Celcon). Meliliki karateristik yang ringan, halus
dan rata. Ukuran 60 x 20 cm dengan ketebalan 8 – 10 cm
- Fiber Semen/GRC. Terbuat dari serat fiberglas yang dicampur dengan
semen dan pasar. Terdapat dalam bentuk lembaran dan papan.
- Kayu/bambu
- Beton, berupa beton pra cetak atau beton cor di tempat.

66
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

B. Penutup Dinding

Penutup dinding dapat berupai :


- Plesteran.
- Cat (Cat Dasar dan Cat Finish)
- Keramik
- Batu Alam/Batu Tempel
- Komposit Panel (terbuat dair plastik yang dilapisi aluminim). Warnanya
dapat bertahan sampai dengan 10 tahun. Ukuran rata-rat 1.220 mm x
2440 mm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm

67
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Tambahan

A. Survey Harga Satuan Material Pondasi

i. Cat Dasar Tembok (plamur)


Cat Dasar merupakan cat untuk menutupi pori-pori dinding yang diplester (diaci). Cat dasar
untuk tembok ini disebut juga plamur. Di pasaran terdapat banyak jenis/merk plamur. Survei
dilakukan untuk plamur berkualitas baik yang terdapat di area survei dengan satuankg.
Material ini bersifat tidak spesifik.

b. Cat Dasar Kayu/Besi (Meni)


Meni kayu/meni besi adalah campuran dari besi oksida, bahan pengikat, minyak lena dan
resin sintesis. Cat dasar ini berfungsi menutupi pori-pori kayu dan menambah daya lekat cat
padapermukaan.

Di pasaran terdapat banyak jenis/merk Meni. Survei dilakukan untuk meni berkualitas baik
yang terdapat di area survei dengan satuan kg. Material ini bersifat tidak spesifik.

68
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

c. Cat Tembok

Cat Tembok adalah cat untuk dinding yang biasanya berbahan dasar air. Cat Tembok ini
dibedakan menjadi dua yaitu Cat Untuk Dinding Dalam dan Cat untuk Dinding Luar. Cat
untuk Dinding Luar memerlukan ketahanan yang cukup terhadap perubahab cuaca. Sehingga
harga untuk Cat dinding luar lebih mahal dari cat dinding dalam.

Survei dilakukan untuk material cat dinding dalam dan dinding luar dengan satuan kg. Cat
yang disurvei adalah cat dengan kualitas baik, bermerk dan tersedia di pasaran area survei.
Material ini bersifat tidak spesifik.

d. Cat Besi/Kayu
Cat Besi/Kayu adalah cat untuk bagian bangunan yang berbahan kayu/besi. Cat ini berbahan
dasar minyak. Survei dilakukan untuk material cat kayu/besi dengan satuan kg. Cat yang
disurvei adalah cat dengan kualitas baik, bermerk dan tersedia
di pasaran area survei. Material ini bersifat tidak spesifik.

69
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

e. Kaca
Kaca yang digunakan sebagai bahan bangunan terdiri dari beberapa jenis antara lain, kaca
bening, kaca es/susu, kaca gelap/rayband, kaca cermin, kaca nako dan kaca blok. Dimensi
kaca juga tersedia dalam beberapa ukuran, namun ukuran maksimum adalah 1,8 m x 3,3 m
dengan ketebalan maksimum 16 mm.

Survei dilakukan terhadap material kaca dengan spesifikasi, kaca polos dengan ketebalan 10
mm dan kaca cermin dengan ketebalan 6 mm. Satuan survei
adalah m2. Material kaca termasuk material tidak spesifik namun survei dilakukan pada toko
khusus yang menjual material ini.

f. Batu Tempel/Batu alam


Material ini antara lain adalah batu temple tambanan di Bali, batu kali pipih, batu pipih, batu
temple atau batu-batu lain sejenis batu kapur. Termasuk juga disini adalah batu-batuan buatan
dari bahan PC yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menyerupai batu alam. Survei
dilakukan terhadap material yang paling umum di pakai didaerah survei dengan satuan m 2.
Material ini bersifat tidak spesifik, namun survei dilakukan pada toko khusus yang menjual
material ini.

70
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

g. Komposit Panel
Komposit Panel atau Aluminium Panel adalah material yang terbuat dari plastic atau
polyethylene dan aluminium. Komposit panel ini tersedia dalam beragam warna dan biasa
digunakan untuk gedunggedung bertingkat. Ukuran komposit panel adalah 1.220 x 2.440 mm
dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Survei dilakukan untuk komposit panel dengan
ketebalan 4 mm dan satuan lembar. Material ini bersifat spesifik.

h. Geneng Tanah Liat


Genteng tanah liat adalah genteng yang terbuat dari tanah liat dan dibakar dengan suhu
tinggi. Berbeda dengan genteng keramik, genteng ini dibuat secara manual dengan tangan
atau dengan mesin dan pembakarannya biasanya dilakukan pada suhu tinggi tetapi tidak
setinggi genteng keramik.

Bentuk genteng Tanah Liat ini juga beragam antara lain genteng kodok dan genteng plentong.
Genteng Kodok memiliki berat 1,5 – 1,8 kg/buah dengan kebutuhan per meter persegi 21 –
25 buah. Sedangkan genteng plentong memiliki berat 1,5 kg/buah dengan kebutuhan per
meter persegi 25 buah. Survei material genteng tanah liat ini dilakukan terhadap genteng
badan dan genteng nok dengan satuan buah. Material ini bersifat tidak spesifik.

71
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

h. Genteng Sirap
Genteng sirap adalah bahan penutup atap yang terbuat dari lempengan kayu kedap air. Jenis
kayu yang sering digunakan adalah kayu besi, kayu jati, kayu ulin, kayu belian atau kayu lain
yang sudah mengalami proses pengawetan sempurna. Ukuran genteng sirap umumnya adalah
panjang 60–70 cm, lebar 7–10 cm dan tebal 3–5 cm. Genteng sirap sudah tidak banyak lagi
ditemukan di pasaran. Survei dilakukan
untuk material ini, jika di lapangan masih ditemukan bangunan yang menggunakan atap
sirap.Satuan survei adalah buah. Material ini bersifat spesifik

h. Asbes

72
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Atap Asbes Gelombang/Asbes Genteng atau Fibersemen adalah material yang dibuat dari
bahan asbes. Di pasaran terdapat tiga type yaitu type gelombang 5,5, type gelombang 14 dan
type asbes genteng. Ukuran asbes gelombang adalah lebar 105 cm dengan panjang 150 cm,
180 cm, 210 cm, 240 cm, 270 cm dan 300 cm serta tebal 5 mm. Sedangkan asbes genteng
memiliki ukuran 80 cm x 100 cm. Survei dilakukan terhadap material asbes gelombang
dengan ukuran panjang 240 cm dan satuan lembar. Material ini bersifat tidak spesifik.

i. Spandex
Spandek adalah sejenis atap seng namun terbuat dari bahan metal sehingga lebih kuat dan
tidak berkarat. Ukuran panjang dan lebar atap spandek sangat bervariasi tergantung dengan
model dan jenis gelombangnya. Di pasaran spandek dapat dibeli per lembar namun untuk
skala besar dapat pula di pesan dengan ukuran sesuai dengan yang dikehendaki. Material ini
bersifat tidak spesifik.

Survei untuk material ini mengunakan satuan lembar dengan ukuran spandek yang disurvei
sebagai berikut:
Lebar : 90 cm – 110 cm
Panjang : 240 cm – 300 cm

j. PVC

73
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Penutup atap PVC (polyvinyl chloride) biasanya digunakan pada carport, teras atau beranda
dan pelindung tanaman. Ada dua type atap PVC yaitu tipe solid yang tidak tembus cahaya
dan tipe semi transparan yang tembus cahaya. Dari bentuknya atap ini juga ada dua jenis
yaitu bergelombang dan datar (flat). Namun demikian kedua jenis atap PVC itu memiliki
kesamaan yaitu berongga pada bagian tengahnya untuk menyalurkan panas.

Di pasaran material ini dijual dengan satuan meter panjang dengan tebal 10 mm dan lebar
efektif antara 810 mm sampai dengan 1.097 mm. Survei dilakukan dalam satuan meter
panjang dengan keterangan lebar material yang disurvei. Material ini bersifat tidak spesifik.

B. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding

1) Cat

      Nilai Harga dari hasil  

74
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Survey
No Macam Pekerjaan Sat Koefisien Bahan/Upah/Alat Jumlah Harga
      B.O.W Rp Rp
I CAT        
           
1 Meni Kayu/Besi/m2      
a Bahan      
- Meni kg 0.1750 23,340.00 4,084.50
        Jumlah.a 4,084.50
b Upah      
- Tukang Cat ht 0.0500 49,600.00 2,480.00
- Kep.Tukang ht 0.0167 59,200.00 986.67
- Mandor ht 0.0056 59,200.00 328.89
        Jumlah.b 3,795.56
c Alat      
- Amplas Besi lbr 0.5000 5,000.00 2,500.00
- Kwas Cat bh 0.1000 10,000.00 1,000.00
        Jumlah.c 3,500.00
        Jumlah.a+b+c 11,380.06
         
2 Residu Kayu/m2      
a Bahan      
- Residu Kayu kg 0.1000 5,000.00 500.00
        Jumlah.a 500.00
b Upah      
- Kenek ht 0.0500 40,800.00 2,040.00
- Kep.Tukang ht 0.0167 59,200.00 986.67
- Mandor ht 0.0056 59,200.00 328.89
        Jumlah.b 3,355.56
c Alat      
- Kwas cat bh 0.1000 10,000.00 1,000.00
        Jumlah.c 1,000.00
        Jumlah.a+b+c 4,855.56
         
3 Cat Kayu/Besi/m2      
a Bahan      
- Dempul Besi kg 0.1000 2,000.00 200.00
- Cat Dasar kg 0.1000 23,340.00 2,334.00
- Cat Besi kg 0.2000 30,000.00 6,000.00
        Jumlah.a 8,534.00
b Upah      
- Tukang Cat ht 0.1000 49,600.00 4,960.00
- Kep.Tukang ht 0.0333 59,200.00 1,973.33
- Mandor ht 0.0111 59,200.00 657.78
        Jumlah.b 7,591.11
c Alat      
- Amplas Besi lbr 1.0000 5,000.00 5,000.00
- Kwas Cat bh 0.1000 10,000.00 1,000.00
        Jumlah.c 6,000.00
        Jumlah.a+b+c 22,125.11
         
4 Cat Tembok Dalam/m2      
a Bahan      
- Plamur Tembok kg 0.2000 9,500.00 1,900.00

75
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

- Cat Tembok kg 0.1000 7,750.00 775.00


        Jumlah.a 2,675.00
b Upah      
- Tukang Cat ht 0.0800 49,600.00 3,968.00
- Kep.Tukang ht 0.0267 59,200.00 1,578.67
- Mandor ht 0.0089 59,200.00 526.22
        Jumlah.b 6,072.89
c Alat      
- Amplas lbr 0.3300 3,000.00 990.00
- Kwas Cat bh 0.0125 10,000.00 125.00
- Roll Cat bh 0.0250 14,000.00 350.00
        Jumlah.c 1,465.00
        Jumlah.a+b+c 10,212.89
         
5 Cat Tembok Luar/m2      
a Bahan      
- Plamur Tembok kg 0.2000 9,500.00 1,900.00
- Cat Tembok kg 0.1000 7,750.00 775.00
        Jumlah.a 2,675.00
b Upah      
- Tukang Cat ht 0.0800 49,600.00 3,968.00
- Kep.Tukang ht 0.0267 59,200.00 1,578.67
- Mandor ht 0.0089 59,200.00 526.22
        Jumlah.b 6,072.89
c Alat      
- Amplas lbr 0.3300 3,000.00 990.00
- Kwas Cat bh 0.0125 10,000.00 125.00
- Roll Cat bh 0.0250 14,000.00 350.00
        Jumlah.c 1,465.00
        Jumlah.a+b+c 10,212.89

2) Kaca/ Kayu

II KACA/KAYU      
         
1 Pas. Kaca 5 mm/m2        
a Bahan        

  Kaca m2 0.7500 67,000.00 50,250.00

  Kayu 2/7 m3 0.0031 1,800,000.00 5,544.00

  Kayu 5/7 m3 0.0053 1,800,000.00 9,450.00

  Paku 5 cm kg 0.1000 16,000.00 1,600.00


        Jumlah a 66,844.00
           
b Upah        

  Kenek ht 0.1200 40,800.00 4,896.00

  Tukang Kayu Halus ht 0.0600 49,600.00 2,976.00

  Kepala Tukang ht 0.0120 59,200.00 710.40


  Mandor ht 0.0040 236.80

76
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
59,200.00
        Jumlah b 8,819.20
        Jumlah a+b 75,663.20
           
2 Pas. Pelapis Kayu/m2        
a Bahan        

  Kayu 2/7 m3 0.0255 1,800,000.00 45,864.00

  Kayu 5/7 m3 0.0053 1,800,000.00 9,450.00

  Paku 5 cm kg 0.1000 20,000.00 2,000.00

  Residu Kayu m2 1.2000 4,855.56 5,826.67


        Jumlah a 57,314.00
           
b Upah        

  Kenek ht 0.1200 40,800.00 4,896.00

  Tukang Kayu Halus ht 0.0600 49,600.00 2,976.00

  Kepala Tukang ht 0.0120 59,200.00 710.40

  Mandor ht 0.0040 59,200.00 236.80


        Jumlah b 8,819.20
        Jumlah a+b 66,133.20
          0.87

3) Composit Panel

III COMPOSIT PANEL      


a Bahan + Upah      
  Rangka Besi Siku kg 3.4250 24,920.54 85,352.86
  Composit Panel lbr 0.3359 148,410.00 49,855.55
  Baut bh 15.0000 800.00 12,000.00
        Jumlah a 147,208.40
         
b Upah      
  Kenek ht 0.3200 40,800.00 13,056.00
  Tukang Besi ht 0.1600 49,600.00 7,936.00
  Kepala Tukang ht 0.0320 59,200.00 1,894.40
  Mandor ht 0.0107 59,200.00 631.47
        Jumlah b 23,517.87
        Jumlah a+b 170,726.27
         
  1 m2 Lantai Kategori 1      

  Pelapis Dalam   308.0000 170,726.27 52,583,691.6092

  Pelapis Luar   126.0000 170,726.27 21,511,510.2038

          74,095,201.8130

          926,190.0227

77
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

4) Batu Alam

2 BATU ALAM      
a Bahan      
- Batu Alam/Batu Tempel m2 1.1000 150,000.00 165,000.00
- Spesi 1:4 m3 0.0000 490,000.00 0.00
- Semen Pengisi kg 1.0000 9,000.00 9,000.00
        Jumlah.a 174,000.00
b Upah Pasang      
- Kenek ht 0.2500 40,800.00 10,200.00
- Tk.Batu Halus ht 0.1250 49,600.00 6,200.00
- Kep.Tukang ht 0.0250 59,200.00 1,480.00
- Mandor ht 0.0083 59,200.00 493.33
        Jumlah.b 18,373.33
c Alat Bantu      
- Ember bh 0.0000 5,000.00 0.00
- Pacul bh 0.0000 20,000.00 0.00
- Mesin Potong m' 0.5000 3,960.00 1,980.00
        Jumlah.c 1,980.00
        Jumlah.a+b+c 194,353.33

V GRANIT/MARMER        
         
1 MARMER      
a Bahan        
- Marmer 40x40 m2 1.0500 245,000.00 257,250.00
- Spesi 1:6 m3 0.0000 404,000.00 0.00
- Semen Pengisi kg 0.5000 9,000.00 4,500.00
        Jumlah.a 261,750.00
b Upah Pasang        
- Kenek ht 2.5000 40,800.00 102,000.00
- Tk.Batu Halus ht 1.2500 49,600.00 62,000.00
- Kep.Tukang ht 0.2500 59,200.00 14,800.00
- Mandor ht 0.0833 59,200.00 4,933.33
        Jumlah.b 183,733.33
c Alat Bantu        
- Ember bh 0.0000 5,000.00 0.00
- Pacul bh 0.0000 20,000.00 0.00
- Mesin Potong m' 0.7500 3,960.00 2,970.00
        Jumlah.c 2,970.00
        Jumlah.a+b+c 448,453.33

BAB VI
LANTAI

A. Material Lantai

78
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Material untuk dinding terdiri dari


a. Marmer dan Granit. Harga Satuan dalam M2.
b. Keramik. Harga satuan dalam M2.
c. Tegel ubin. .Tegel dibuat dari campuran pasir dan semen dengan dilapisi
campuran filler mill dan semen putih dengan atau tanpa pewarna. Harga satuan
adalah dalam m2.
d. Teraso. Ubin teraso adalah ubin cetak yang bahan dasarnya terutama lapisan
bagian atasnya terdiri dari campuran semen Portland (PC) atau sejenisnya
dengan bubuk kasar/butir kasar batu alam yang berwarna satu atau beraneka
warna. Harga satuan adalah dalam buah (biji).
e. Terakota. Terakota merupakan material penutup lantai dan dinding yang terbuat
dari bahan tanah liat yang dicetak rapid dan halus. Jika dilihat sekilas, terakota ini
akan terlihat seperti batu bata yang tidak diplester. Harga satuan adalah dalam
m2.
f. Hardener. Lantai Hardener merupakan lantai yang dirancang untuk menerima
beban berat secara langsung tanpa pelapis. Biasanya pengecoran permukaan
beton dicampur dengan bahan aditif. Lantai hardener ini biasa digunakan untuk
lantai pabrik, industry atau tempat parkir. Harga satuan yang digunakan adalah
kg atas bahan aditif yang digunakan seperti Harcol atau sejenisnya.
g. Parket, atau jenis lantai kayu. Harga dalam satuan M2.
h. Viniyl , sejenis ubin plastik. Survei dilakukan terhadap vinyl yang berukuran 30 cm
x 30 cm dengan satuan M2.

Tambahan

A. Survey Harga Satuan Material Pondasi

a. Marmer dan Granit

79
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Marmer berasal dari jenis bahan yang komposisi mineral kalsium karbonatnya dominan dan
terproses alami dalam suhu yang tinggi. Warna marmer sangat beragam, tergantung dengan
mineral yang dikandungnya. Granit berasal dari batuan beku yang komposisi mineral
kuarsanya dominan sehingga rata-rata akan muncul bintik-bintik yang sangat menonjol.
Walaupun granit berwarna hitam pekat, bintik-bintiknya tetap akan terlihat.
Di pasaran, marmer dan granit di jual dalam satuan m2. Material ini bersifat spesifik.

b. Keramik

Keramik sebagai bahan penutup lantai dan dinding adalah ubin yang keras, rata dan
permukaannya bertextur, diolah dari bahan-bahan keramik tunggal dan campuran, melalui
proses pembakaran pada suhu tinggi. Ketebalan kermaik berkisar antara 0,6 – 0,8 cm dengan
ukuran beragam antara lain, 10 x 20 cm, 20 x 20 cm, 20 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm dan
60 x 60 cm.

Di pasaran saat ini warna dan corak keramik sangat beragam dengan
satuan jual m2. Survei dilakukan terhadap material keramik dengan
ukuran standar 30 x 30 cm dengan kualitas:
KW I : Kualitas baik, bermerk dengan ukuran yang memiliki presisi yang tinggi.
KW II : Kualitas sedang, dengan ukuran yang tidak terlalu presisi.
Material ini bersifat tidak spesifik.

80
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

c. Tegel/Ubin

Tegel dibuat dari campuran pasir dan semen dengan dilapisi campuran filler mill dan semen
putih dengan atau tanpa pewarna. Ukuran tegel biasanya 20 cm x 20 cm dan 30 cm x 30 cm
dengan ketebalan 2,5 cm - 3 cm. Bentuk dan corak ubin dapat dibedakan antara lain: Ubin
Kepala Basah, Ubin Kepala Kering, Ubin Marblon
atau Ubin Pualam Tiruan, Ubin Wafel, Ubin Badak dan Ubin Grip.

Di pasaran ubin di jual dalam satuan m2 atau per buah. Survei dilakukan untuk bentuk dan
corak yang banyak tersedia di area survei dengan
satuan m2. Material ini bersifat tidak spesifik.

d. Teraso
Ubin teraso adalah ubin cetak yang bahan dasarnya terutama lapisan bagian atasnya terdiri
dari campuran semen Portland (PC) atau sejenisnya dengan bubuk kasar/butir kasar batu alam
yang berwarna satu atau beraneka warna. Ukuran ubin teraso adalah 20 cm x 20 cm, 30 cm x
30 cm, 40 cm x 40 cm dengan ketebalan 2 – 3 cm.

Di pasaran ubin teraso di jual dalam satuan m2 atau per buah. Survei dilakukan untuk bentuk
dan corak yang banyak tersedia di area survey dengan satuan m2.
Material ini bersifat tidak spesifik.

81
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

e. Terakota
Terakota merupakan material penutup lantai dan dinding yang terbuat dari bahan tanah liat
yang dicetak rapid dan halus. Jika dilihat sekilas, terakota ini akan terlihat seperti batu bata
yang tidak diplester. Ukuran terakota yang ada di pasaran saat ini adalah 10 cm x 20 cm dan
5 cm x10 cm. Survei dilakukan dengan satuan m2 sesuai satuan di pasaran. Material ini
bersifat spesifik.

f. Hardener
Lantai Hardener merupakan lantai yang dirancang untuk menerima beban berat secara
langsung tanpa pelapis. Biasanya pengecoran permukaan beton dicampur dengan bahan
aditif. Lantai hardener ini biasa digunakan untuk lantai pabrik, industry atau tempat parkir.
Bahan aditif yang digunakan antara lain Harcol dan Ferrolith H. Ready Mix. Survei
dilakukan untuk bahan aditif Harcol atau sejenisnya
dengan satuan kg. Material ini bersifat spesifik.

g. Parket
Lantai parket adalah jenis lantai kayu yang telah diolah sedemikian rupa sehingga bertekstur
rata, halus dan indah. Di pasaran terdapat tiga jenis lantai parket yaitu parket dari kayu solid,
parket dari kayu yang dilapis dan parket dari serbuk kayu di press. Survei dilakukan terhadap
material lantai parker dari serbuk kayu di press.

h. Vinyl
Vinyl adalah sejenis ubin plastic yang diolah dari jenis resin ditambah beberapa bahan lain
seperti filler,extender, pigment dan stabilizer melalui suatu proses “Calendering” panas.
Vinyl berukuran standar 30 x 30 cm dengan ketebalan 1,6 – 2 mm dan berukuran lembaran
atau gulungan. Survei dilakukan terhadap vinyl yang berukuran

B. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Lantai

82
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Berikut ini harga satuan pemasangan lantai

I. MATERIAL Marmer/Granit

1 Urugan Tanah Bawah Lantai m3 102,921.03 0.0333 3,430.70

2 Pemadatan m2 10,790.81 0.3333 3,596.94

3 Urugan Pasir m3 73,077.33 0.0167 1,217.96

4 Lantai Kerja m3 447,000.00 0.0300 13,410.00


31
5 Pas. Marmer/Granit m2 316,749.33 1.0000 6,749.33

6 Pas. Plint Marmer/Granit m2 38,782.67 0.0833 3,231.89


341,636.8
2

Keramik KW I/Batu Alam/Batu


II Material Tempel/Parket

1 Urugan Tanah Bawah Lantai m3 60,208.53 0.0333 2,006.95

2 Pemadatan m2 10,790.81 0.3333 3,596.94

3 Urugan Pasir m3 73,077.33 0.0167 1,217.96

4 Lantai Kerja m2 447,000.00 0.0300 13,410.00

5 Pas. Keramik m2 68,514.00 1.0000 68,514.00

6 Pas. Plint Keramik m2 12,415.60 0.0833 1,034.63


89,780.48

III Material Keramik KW II/Tegel/Terakota/Teraso/Vinyl/Beton Floor

1 Urugan Tanah Bawah Lantai m3 60,208.53 0.0333 2,006.95

2 Pemadatan m2 10,790.81 0.3333 3,596.94

3 Urugan Pasir m3 73,077.33 0.0167 1,217.96

4 Lantai Kerja m2 447,000.00 0.0200 8,940.00

5 Pas. Tegel m2 67,126.67 1.0000 67,126.67

6 Pas. Plint Tegel m2 12,498.13 0.0833 1,041.51


83,930.02

83
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

V Material Beton Bertulang/Hardener/Epoxy

1 Urugan Tanah Bawah Lantai m3 102,921.03 0.2000 20,584.21

2 Pemadatan m2 10,790.81 1.0000 10,790.81

3 Urugan Pasir m3 73,077.33 0.0167 1,217.96

4 Beton Tulang tebal 7 cm m3 131,215.35 1.0000 131,215.35

163,808.32

BAB VII
LANGIT-LANGIT

84
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

A.. Material Langit-langit


Material langit-langit adalah:
a. Plywood. Plywood dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah
lapisan dan corak permukaannya, yaitu:
- Triplek : Berlapis Tiga
- Multiplek : Berlapis banyak lebih dari tiga
- Teakwood : Berlapis tiga dengan vinir khusus untuk lapisan luarnya.
- Melamin : Berlapis tiga dengan finishing melamin untuk lapisan luarnya.
- Jabarwood : Berlapis tiga dengan coating dan bahan pewarna khusus untuk
lapisan luarnya.
- Plafonarium : Sejenis teakwood yang telah difinis dan dipotong dengan ukuran
sesuai modul plafond.
Harga satuan dilakukan terhadap triplek dengan ukuran tebal 4 mm dan 6 mm
serta multiplek dengan ukuran tebal 9 mm dan 12 mm. Satuan yang digunakan
adalah lembar ukuran 8’ x 4’
b. Asbes/eternit. Harga satuan adalah harga asebes dengan ukuran 1 m x 1m.
c. Gypsum.. Gpysum adalah bahan langit-langit yang terbuat dari bubuk kapur
yang dilapisi sejenis kertas tebal sehingga membentuk lembaran-lembaran.
Ukuran lembaran gypsum adalah 8’ x 4 ‘ (244 cm x 122 cm). Survei dilakukan
dengan satuan lembaran.
d. Plafon Akustik biasa digunakan untuk perkantoran karena sifatnya yang ringan,
indah, mudah perbaikan dan tahan terhadap batas ambang kebisingan tertentu.
Plafon akustik di pasaran saat ini terdiri dari dua ukuran yaitu, 60 cm x 60 cm dan
60 cm x 120 cm. Survei dilakukan terhadap material plafon akustik dengan
ukuran 60 cm x 120 cm dengan satuan lembar
e. GRC Board. Material GRC Board/Serat fibersemen yang digunakan untuk
material plafon sama dengan material GRC Board/ Serat Fibersemen yang
digunakan untuk dinding
f. Kayu. Plafond dari material kayu, adalah batangan kayu yang berkuran lebar 5 –
7 cm dengan tebal antara 2 – 3 cm dan panjang 4 m. Biasanya kayu untuk plafon
merupakan kayu dengan kelas I atau kelas II yang telah mendapatkan
pengawetan yang sempurna. Harga satuan adalah dalam m3.
g. List Profil Kayu. List Profil kayu adalah list pinggir plafon yang terbuat dari kayu.
Di pasaran, list profil kayu ini memiliki banyak ragam bentuk dan ukurannya.
Harga satuan adalah list profil kayu sudut dengan ukuran profil 36 x 36 mm
sampai 40 x 40 cm.

85
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

h. List Profil Gypsum. List Profil gypsum adalah list pinggir plafon yang terbuat dari
bahan gypsum. Di pasaran, list profil gypsum ini memiliki banyak ragam bentuk
dan ukurannya. Survei dilakukan untuk list profil gypsum sudut dengan ukuran
profil 36 x 36 mm sampai 40 x 40 cm

Tambahan

86
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

A. Survey Harga Satuan Material Pondasi

a) Plywood (Triplek/Multiplek/Teakwood/Melamin/Jabarwood/Plafonarium)

Plywood adalah kayu lapis yang dibuat dari susunan silih berganti beberapa lembaran vinir
yang arah seratnya saling bersilangan tegak lurus. Ukuran plywood adalah 8’ x 4’ atau (244 x
122) cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm, 6 mm, 9 mm dan 12 mm. Plywood dapat dibagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah lapisan dan corak permukaannya, yaitu:
o Triplek : Berlapis Tiga
o Multiplek : Berlapis banyak lebih dari tiga
o Teakwood : Berlapis tiga dengan vinir khusus untuk lapisan luarnya.
o Melamin : Berlapis tiga dengan finishing melamin untuk lapisan luarnya.
o Jabarwood : Berlapis tiga dengan coating dan bahanpewarna khusus untuk lapisan
luarnya.
o Plafonarium : Sejenis teakwood yang telah difinis dan dipotong dengan ukuran sesuai
modul plafond.

Survei dilakukan terhadap triplek dengan ukuran tebal 4 mm dan 6 mm serta multiplek
dengan ukuran tebal 9 mm dan 12 mm. Satuan yang digunakan adalah lembar ukuran 8’ x 4’.
Material ini bersifat tidak spesifik.

b) Asbes/Eternit
Asbes atau eternit untuk plafond memiliki ukuran 1m x 1m dan 0,5 m x 1 m.

87
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Survei dilakukan terhadap asbes dengan ukuran 1 m x 1 m. Material ini bersifat tidak
spesifik

c) Gypsum
Gpysum adalah bahan langit-langit yang terbuat dari bubuk kapur yang dilapisi
sejenis kertas tebal sehingga membentuk lembaranlembaran. Ukuran lembaran
gypsum adalah 8’ x 4 ‘ (244 cm x 122 cm).
Survei dilakukan dengan satuan lembaran. Material ini bersifat tidak spesifik.

d) Plafond Akustik
Plafon Akustik biasa digunakan untuk perkantoran karena sifatnya yang ringan, indah,
mudah perbaikan dan tahan terhadap batas ambang kebisingan tertentu. Plafon akustik
di pasaran saat ini terdiri dari dua ukuran yaitu, 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm.
Survei dilakukan terhadap material plafon akustik dengan ukuran 60cm x 120 cm
dengan satuan lembar. Material ini bersifat spesifik.
e) GRC
f) Kayu
g) List Profil Kayu
h) List Profil gypsum

B. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Langit-langit

Gysum/Fibersemen/GRC
I. MATERIAL Board

1 Pas. Plafond m2 32,423.17 1.0000 32,423.17

2 Rangka m2 45,159.83 1.0000 45,159.83

3 List m' 25,290.00 0.0833 2,107.50


79,690.50

II Material Triplek

1 Pas. Plafond m2 29,835.13 1.0000 29,835.13


2 Rangka m2 45,159.83

88
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
45,159.83 1.0000

3 List m' 17,527.28 0.0833 1,460.61


76,455.57

III Material Asbes/Eternit

1 Pas. Plafond m2 21,509.33 1.0000 21,509.33

2 Rangka m2 47,172.50 0.7000 33,020.75

3 List m' 13,442.00 0.0833 1,120.17


55,650.25

Akusti
IV Material k
1 Pas. Plafond m2 80,485.60 1.0000 80,485.60

2 Rangka m2 35,503.72 1.0000 35,503.72

3 List m' 22,321.17 0.0417 930.05

116,919.37
V Material Aluminium/Metal/kayu

1 Pas. Plafond m2 29,219.81 1.0000 29,219.81

2 Rangka m2 45,159.83 1.0000 45,159.83

3 List m' 16,818.67 0.0833 1,401.56


75,781.20

BAB IX
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN

89
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

Tahapan Pelaksanaan Pembangunan sesuai dengan tahapan pembangunan, yang


terdiri dari:
1. Pekerjaan Persiapan, yang terdiri dari (a) pembersihan lokasi pekerjaan (b)
pembuatan direksi keet, pemasangan bowplank.
2. Pekerjaan pondasi, yang terdiri dari (a) galian tanah pondasi (b) urugan pasir
bawah pondasi (c) pondasi batu kosong, (c) pondasi batu kali (d) pondasi plat
beton, (e) lantai kerja dan (f) urugan kembali tanah galian.
3. Pekerjaan struktur beton, terdiri dari (a) pembuatan kolom utama dan kolom
praktis, (b) sloff (c) ring balok (d) balok utama, atau (e) pekerjaan
pembetonan lainnya (seperti dak beton teras, plat beton untuk meja dapur, dll).
4. Pekerjaan dinding, terdiri dari (a) pasangan dinding bata merah dan (b)
plesteran aci.
5. Pekerjaan pintu dan jendela, terdiri dari pasangan kusen pintu/jendela kayu,
pasangan daun pintu/jendela, pasangan daun pintu dan kusen pvc, pasangan
kaca daun jendela, pasangan pegangan dan kunci pintu, dll. Termasuk
pekerjaan ini adalah pekerjaan Kunci/Penggantung dan Kaca.
6. Pekerjaan atap, terdiri dari (a) rangka atap dan (b) pasang genteng.
7. Pekerjaan Plafond, terdiri dari pasang langit-langit dan rangkanya per meter
persegi.
8. Pekerjaan Lantai, terdiri dari pekerjaan pemasangan lantai per meter persegi.
9. Pekerjaan penutup dinding, terdiri dari pengecatan dinding dan pengecatan
kayu per luasan meter persegi.
10. Pekerjaan lisitik, terdiri dari pasang panel, sambungan, instalasi, box sekring,
stop kontak dan lampu.
11. Pemasangan sanitair terdir dari pasang kloset, sanitair air kotor berat, floor
drain, air bersih dengan penampungan, air bersih tanpa penampungan serta
pembuatan septitank

A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan terdiri dari :

90
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

 Pembersihan Lapangan membersihkan lapangan dan sekitarnya, tempat


bangunan akan didirikan
 Pagar Keliling untuk keamanan proyek dan mencegah pencurian
 Kantor kerja pelaksana (Direksi Keet) sebagai tempat untuk memimpin dan
mengatur jalannya pekerjaan dan tempat menempel gambar-gambar
rencana kerja, dan rencana waktu kerja
 Barak-barak kerja untuk membuat kusen pintu/jendela, membuat tulangan
dan sebagai tempat istirahat tukang
 Gudang untuk menyimpan bahan bangunan yang dapat rusak karena
panas dan hujan, juga untuk melindungi bahan bangunan
 Sumur untuk mendapatkan air kerja.
 Bouwplank untuk perencanaan pola bangunan

B. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pondasi terdiri dari
a. Penggalian
 Galian tanah pondasi sluef/alur tanah tempat meletakkan
pondasi
 Urugan kembali ¼ Galian mengisi kembali sluef. Alur yang tidak
terisi oleh pondasi
b. Pasangan Pondasi Batu Kali
 Urugan Pasir untuk perbaikan dan peralatan tanah
 Aanstampang Batu kali disusun sedemikiam rupa, setebal 20
cm disiram pasir dan air dan seluruh celah-celahnya

C. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dengan urutan :
1. Membuat papan Bekisting dan memasang sebagai alat untuk
mencetak konstruksi beton, ongkos tukang dihitung per m2 luas
cetakan.
2. Papan cetakan ini dipasang pada kayu penyangga (perancah) yang
biaya dihitung per batang.
3. Pekerjaan membuat dan menyetel tulangan di atas papan cetakan,
ongkos tukang dihitung per m3 volume beton yang dicetak

91
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

4. Pekerjaan beton meliputi : Mengaduk bahan susun, mengangkut


adukan beton dan mencor di bagian konstruksi yang telah diberi
cetakan, selama 14 hari diberikan perawatan beton, ongkos tukang
dihitung per m2 volume beton yang dicetak.
5. Membongkar papan cetakan (bekisting) setelah beton kuat (kira-kira 3
minggu sejak dicor)

D. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dengan ketentuan:

Dinding penyekat dari pasangan bata dikerjakan bersamaan dengan
menyetel kusen pintu dan jendela, ongkos tukang dihitung per m 2
pasangan atau m3

Plesteran penutup pasangan, sebaiknya dikerjakan setelah pipa-pipa
listrik dan pipa air terpasang agar tidak terjadi pembongkaran
plesteran.

Ongkos tukang dihitung per m2 luas dinding, sedang sponningannya
dihitung per m panjang.

E. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela


Pekerjaan kusen, pintu dan jendela dapat dilakukan dengan cara:
 Membuat kusen dan jendela sesuai rencana.Pekerjaan ini dapat
dimulai bersamaan pekerjaan pengukuran. Ongkos tukang dihitung per
m3 volume kayu yang dipakai.
 Membuat daun pintu dan daun jendela serta memasang pada kusen,
ongkos tukang dihitung per buah daun pintu.
 Pekerjaan pembuatan kusen ini dapat di-subkan (dikerjakan oleh pihak luar
berdasarkan pesanan sesuai gambar kerja yang telah disusun)

F. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap dapat dilakukan dengan cara:
 Membuat kuda-kuda di bawah dan menyetel di atas pasangan yang
sudah jadi. Ongkos tukang dihitung per m3 kayu yang terpakai.
 Memasang penutup atap, membuat karpus tulang, lisplang dan pipa air hujan
dikerjakan bersamaan. Ongkos tukang dihitung per m2 luas

92
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

G. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap dapat dilakukan dengan cara:
 Membuat rangka plafon untuk memperoleh bentuk plafon yang
dikehendaki
 Metode pemasangannya harus ditentukan & di ukurkan dari rencana
lantai jadi (tidak boleh diambil dari ambang atas kusen)
 Memasang penutup plafon dari bahan yang telah dipotong-potong
sesuai ukuran rangka plafon, ongkos tukang dihitung per m 2

H. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai dapat dilakukan dengan cara:
 Pekerjaan lantai sebaiknya setelah bangunan tertutup atap
 Lantai harus dalam keadaan padat atau lebih baik di-floor dulu agar
permukaannya lebih rata
 Pemasangannya dari titik pusat ruangan dan berlanjut merata ke
seluruh sudut lantai
 Ongkos tukang dihitung per m2 luas lantai

I. Pekerjaan Penutup Dinding


Pekerjaan penutup dinding (contoh cat) dapat dilakukan dengan cara:
 Dinding dan plafon sebelum di cat di plamur untuk menutup pori-pori
dan menghaluskan permukaan
 Cat kayu dimulai dengan memberi meni sebagai dasar, kemudian di
plamur dan digosok dengan amplas supaya halus. Bila kayu diplitur
tidak perlu diberi meni dan plamur.
 Ongkos pekerjaan cat dihitung per m2 permukaan yang dicat.

J. Pekerjaan Instalasi Listrik


Pekerjaan sanitasi/instalasi air terdiri dari

93
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

 Memasang box sekering


 Memasang jaringan listrik ke titik lampu dan saklar
 Memasang jaringan listrik ke titik stop kontak

K. Pekerjaan Instalasi Air


Pekerjaan sanitasi/instalasi air terdiri dari
 Memasang pompa air, membuat bak penampung atas dengan pipa air
 Memasang keramik kamar mandi, membuat bak saluran pembuangan
dengan bak kontrol, dapat langsung ke sumur resapan
 Memasang dapur dan bak cuci alat dapur dan saluran pembuang ke
bak lemak
 Memasang wastafel dan keran pencuci.

L. Contoh Estimasi Perhitungan Biaya Pembangunan Gedung (NRC) atas Rumah


Genset Seuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pembangunan

Berapa biaya pembangunan baru (NRC) untuk menghitung rumah genset dengan
data sebagai berikut ini ?

L.1. Perhitungan Volume dan Analiasis Baya Pekerjaan Pondasi

94
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

L.1.1. Perhitungan Volume Pekerjaan Pondasi

Berdasarkan gambar teknis, perhitungan volume pekerjaan Pondasi adalah sebagai


berikut:
1. Pekerjaan Galian Bawah Pondasi.

1 V = (1/2 l x t) x p Lbr atas Lbr bwh Total Lbr ½ lbr t panjang Volume (m3)
1.36 1 2,36 1,18 0,8 10 9,44

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi.


2 V = (1/2 l x t) x p Lebar bawah tebal Panjang Volume (m3)
1 0,1 10 1

3. Pekerjaan Pondasi Batu Kosong.


3 V = (1/2 l x t) x p Lebar Tebal Panjang Volume
1 0,2 10 2

4. Pekerjaan Pondasi Batu Kali 1: 5


3 V = (1/2 l x t) x p Lbr atas Lbr bwh Total Lbr ½ lbr T panjang Volume
0.25 0.9 1.15 0.575 0,8 10 4.6

5. Pekerjaan Urugan Kembali Tanah Pondasi


= 9,44 - 1 - 2 - 4.6 = 1,84 m3

L.1..2. Analisis Biaya Pekerjaan Pondasi

Biaya pekerjaan pondasi dihitung sebagai berikut:

a. .Analisis Biaya Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


 Volume 9,44 m3
 Biaya per m3 galian tanah pondasi Rp 22.595/m3
 Biaya sub total = Rp 213.296
b..Analisis Biaya Urugan Pasir Bawah Pondasi
 Volume 1 m3
 Biaya per m3 Urugan Pasir Bawah Pondasi Rp 97.333/m3
 Biaya sub Total 1 m3 x Rp 97.333 = Rp 97.333
c. .Analisis Biaya Pasang Batu Kosong
 Volume 2 m3 Pondsi Batu Kosong
 Biaya per m3 Pondasi Batu Kosong Rp 292.350

95
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

 Biaya sub Total 2 m3 x Rp 292.350 = Rp 584.700


d. Analisis Biaya Pasang Pondasi Batu Kali 1 : 5
 Volume 4.6 m3 Pondsi Batu Kali 1 : 5
 Biaya per m3 pasang Pondasi Batu Kali 1 : 5 Rp 660.865
 Biaya sub Total 4.6 m3 x Rp 660.865 = Rp 3.039.979
e. Analisis Biaya Urugan Kembali Tanah Galian
 Volume urugan kembali tanah galian 1,84 m3
 Biaya per m3 urugan kembali tanah galian Rp 1.833
 Biaya sub Total 1.84 m3 x Rp 1.833 = Rp 3.372

Sub Total Pekerjaan Pondasi Rp 3.938.680

L.2. Perhitungan Volume dan Analisis Biaya Pekerjaan Beton

L.2.1. Perhitungan Volume Pekerjaan Beton

Perhitungan volume pekerjaan beton adalah sebagai berikut:


.
tinggi
        tembok jumlah V
Kolom utama 13/15 V = (0,2 x 0,2) x t x jumlah 0,2 0,2 3,5 4 0.56

        panjang V
Sloof 15/20 V = (0,15 x 0,2) x p 0,15 0,2 10 0.3

        panjang V
Ring balok V = (0,13 x 0,13) x p 0,13 0,13 10 0.17

L.2.2. Analisis Biaya Pekerjaan Beton


Analisis Biaya pekerjaan beton adalah sebagai berikut:

a. Analisis Biaya Kolom Utama


 Volume 0.56 m3 kolom utama
 Biaya per m3 kolom konvensional Rp 3.006.172 /m3
 Biaya sub Total 0.56 m3 x Rp 3.006.172/m3 = Rp 1.683.456

b. Analisis Biaya Sloff


 Volume 0.3 m3 sloof
 Biaya per m3 Sloof Rp 3.215.117

96
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

 Biaya sub total 0.3 m3 x Rp 3.215.117 = Rp 964.535


c. Analisis Biaya Beton Ring Balok
 Volume 0.17 m3 Beton Ring Balok
 Biaya per m3 balok konvensional Rp 3.215.117
 Biaya sub total 0.17 m3 x Rp 3.215.117 = Rp 546.570

Sub Total Pekerjaan Beton (struktur) Rp 3.194.591

L.3. Analisis Biaya Pekerjaan Atap berupa Dak Beton

Analisis Biaya pekerjaan dak beton adalah sebagai berikut :


 Volume = 3.7 m x 3.7 m x 0,12 m = 1,64 m3 dak beton bertulang
 Biaya per m3 balok konvensional sama dengan biaya beton ring balok
 Biaya sub total 1,64 m3 x Rp 3.215.117 = Rp 5.272.792

L.4. Analisis Biaya Pekerjaan Dinding


Analisis Biaya pekerjaan dinding adalah sebagai berikut :
 Volume = ((2,5 m x 3 m) x 4 )) – (1,2 m x 2,5) untuk pintu
= 30 m2 – 3 m2 = 27 m2
 Biaya per m2 pekerjaan dinding Rp 106,965
 Biaya sub total 27 m2 x Rp 106,965 = Rp 2.888.055
 Biaya acian dinding = 27 m2 x 2 x Rp 17.744 = 35.488
 Biaya sub Total pekerjaan dinding Rp 2.923.543

L.5. Analisis Biaya Pekerjaan Besi


Analisis Biaya pekerjaan dinding adalah berupa pekerjaan pemasangan pintu besi
berupa harga Material pintu besi dan pemasangaanya sebesar Rp 2.000.000.

L.6. Analisis Biaya Pekerjaan Lantai


Analisis Biaya pekerjaan lantai adalah sebagai berikut :
 Luas lantai 2,5 m x 2,5 m = 6,25 m2
 Biaya rabat beton tebal 7 cm tanpa tulangan sebesar Rp 72.692/m2
 Biaya sub total pekerjaan lantai Rp 454.352

L.7. Analisis Biaya Pekerjaan Penutup dinding/cat


Analisis Biaya pekerjaan penutup dinding/cat adalah sebagai berikut:
 Volume dinding yang harus di cat = 27 m2 x 2 sisi = 54 m2

97
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN

 Biaya pekerjaan cat dinding Rp 14.488/m2


 Biaya sub total pekerjaan cat dinding Rp 782.352
 Volume pintu besi yang harus di cat = 1,2 m x 2,5 m x 2 sisi = 6 m2
 Biaya pekerjaan cat besi Rp 24.111
 Biaya sub total cat besi rp 144.600
 Biaya sub total cat dinding dan bes = Rp 806.463

L.8. Total Biaya

Biaya Total yang dikeluarkan untuk membangun rumah genset adalah:

No Pekerjaan Biaya

1 Pekerjaan Pondasi 3.938.680


2 Pekerjaan Struktur 3.194.591
3 Pekerjaan atap dak beton 5.272.792
4 Pekerjaan dinding dan acian 2.923.543
5 Pekerjaan Pintu besi 2.000.000
6 Pekerjaan Lantai 454.352
7 Pekerjaan penutup dinding/cat 806.463
Sub Total 18.590.421
Biaya Tidak langung 12% 2.230.851
TOTAL BIAYA 20.821.272

98

Anda mungkin juga menyukai