Gambar Teknik berupa gambar yang mempunyai tingkat akurasi tinggi, efisien
serta berhubungan langsung dengan realitas. Gambar ini dihadirkan melalui serangkaian
aturan ketat dan formal dari suatu abstraksi ortografis (denah, tampak, potongan, dan
isometri). Merupakan suatu rekaman atau pola yang dibuat untuk menghadirkan suatu
obyek. Pada gambar ini tidak dimungkinkan muncul ekspresi diri atau pemikiran kreatif,
karena gambar gambar disajikan menurut aturan-aturan yang ketat dan formal.
Macam gambar teknik dapat berupa:
B. Denah
Gambar berskala yang memperlihatkan tata letak komponen bangunan dalam
bentuk bidang atau bentuk ruang halmana pada gambar denah tersebut dicantumkan
ukuran dan orientasi arah sumbu sebagai acuan posisi komponen obyek yang digambar.
Denah diperlukan untuk :
melihat situasi ruangan dalam bangunan
mengetahui dimensi bangunan
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
2
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
3
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
4
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
5
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
6
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
7
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
8
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
9
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
C. Tampak Bangunan
Merupakan gambar yang dipergunakan untuk melihat situasi bangunan dari
berbagai sisi bangunan. Tampak diperlukan untuk : melihat kondisi bangunan,
melihat penampilan, desain, dan eksterior bangunan, m elihat pemakaian bahan
eksterior bangunan
Tampak Muka
10
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
D. Potongan Bangunan
Merupakan gambar yang memperlihatkan situasi di sebuah ruangan dan
menunjukkan struktur suatu bangunan. Potongan diperlukan untuk :
mengetahui sistem struktur bangunan, mengetahui jumlah lantai bangunan ,
mengetahui ketinggian lantai dan elevasi, mengetahui dimensi struktur dan
elemen pengisinya, serta mengetahui interior bangunan
11
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Potongan A – A’
12
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Potongan C – C’
13
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
E. Evaluasi
F. Pilihan Berganda
1. Informasi berupa gambar mengenai bentuk datar dan posisi ruangan atau bagian ruangan yang akan
dibangun disebut dengan
a. Denah
b. Detail
c. Rencana Tapak
d. Potongan
2. Gambar dalam bentuk rinci dengan skala yang besar dari masing-masing bagian bangunan deisebut
a. Denah
b. Detail
c. Rencana Tapak
d. Potongan
3. Denah rencana dan detail pondasi sangat berguna apabila kita akan menghitung.........
a. Volume pondasi
b. Volume struktur
c. Volume dinding
d. Volume lantai
4. Denah rencana dan detail atap sangat berguna apabila kita akan menghitung.........
a. Volume pondasi
b. Volume struktur
c. Volume rangka atap dan penutup atap
d. Volume lantai
5. Denah rencana listrik sangat berguna apabila kita akan menghitung.........
a. Jumlah titik air kotor
b. Jumlah titik air bersih
c. Jumlah titik lampu dan stop kontak
d. Jumlah pip air yang dibutuhkan
BAB II
14
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Sub struktur atau struktur bawah adalah bagian bangunan yang berada di bawah
permukaan tanah, atau yang dimaksud disini adalah PONDASI dan SLOOF . Definisi
Pondasi secara lengkap adalah bagian dari suatu sis-tem struktur yang berfungsi untuk
meneruskan beban dari struktur bagian atas ke lapisan tanah bagian bawah, tanpa
mengakibatkan keruntuhan geser tanah dan penurunan tanah (settlement) yang berlebihan.
Pondasi harus dibuat kuat, aman dan stabil. Kerna letaknya di dalam tanah, maka sulit
untuik memperbaikinya, Kerusakan pondasi akan selalu diikuti oleh kerusakan-kerusakan
pada bagianlainnya, seperti : dinding retak dan miring, lantai bergelombang dan pecah-
pecah, penurunan bangunan
Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pondasi adalah
(1) Jenis struktur diatasnya (beban-beban yang bekerja) dan (2) Jenis tanah (daya dukung
tanah). Daya dukung tanah merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan
pondasi beserta struktur di atasnya. Daya dukung tanah yang diharapkan untuk mendukung
pondasi adalah daya dukung yang mampu memikul beban struktur, sehingga pondasi
mengalami penurunan yang masih berada dalam batas toleransi.
Jika jenis struktur ringan dan lapisan permukaan tanah baik, pemilihan jenis pondasi
dangkal sudah cukup memadai
Tetapi jika jenis strukturnya berat (high rise building), maka lebih baik digunakan
jenis pondasi dalam. Permasalahan jenis pondasi dalam jauh lebih kompleks
dibandingkan dengan pondasi dangkal
A. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)
adalah pondasi yang kedalamannya masih dekat dengan permukaan tanah
Macam-macam pondasi dangkal:
- pondasi menerus (continuous footing)
- pondasi setempat (single footing)
- pondasi pelat (plate foundation)
- pondasi gabungan
A.1. Pondasi Menerus
Disebut juga pondasi langsung. Ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman
yang sama (0,4 – 1,2 m). Dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom.
Biasanya digunakan untuk bangunan tidak bertingkat. Untuk tanah lembek, dibuat
dari sloof memanjang yang bagian bawahnya diperlebar menjadi pelat
15
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
16
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Untuk tanah yang lembek, menggunakan pasangan beton bertulang atau kombinasi beton
bertulang dengan batu kali, dengan bentuk pondasi menerus sebagai berikut.
17
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
18
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
PONDAI TAPAK
PONDASI SUMURAN
19
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
20
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
B. Pondasi Dalam
• Perbedaannya dengan pondasi dangkal adalah pada tingkat kedalaman pondasi
tersebut di dalam tanah
• Alasan pemakaian pondasi dalam
- desain bangunan yang membawa beban yang berat (high rise building)
- kondisi tanah yang kurang bagus
• Komponen material
- kayu
- beton, beton bertulang
- baja
• Yang termasuk dalam pondasi ini adalah
Pondasi tiang pancang (pile)
Pondasi bor (bored piled/dhrilled shaft)
21
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Tiang pancang terbuat dari material beron bertulang atau Baja. Tiang
pancang yang tersedia saat ini ada yang berbentuk bulat, persegi empat dan segi
tiga. Tiang ditanam ke dalam tanah dengan mesin tiang pancang. Jika desain tiang
pancang sanat dalam, maka dapat dibuatkan sambungan tiang pancang.
Jenis itiang pancang dapat berupa Mini Pile (ukuran kecil) dengan ukuran 20
x 20 (untuk beban 30 – 35 ton), atau ukuran 25 x 25 (untuk beban 40 – 50 ton(.
Tiang pancang maxi Pile pada umumnya berbentuk bulat dengan berbagai ukuran
dan daya dukung. Pemancangan dilakukan menurut urutan, sebagai contoh pada
denah berikut.
22
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
23
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
1. Bagian dari suatu sistem struktur yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur
bagian atas ke lapisan tanah bagian bawah, tanpa mengakibatkan keruntuhan geser
tanah dan penurunan tanah (settlement) yang berlebihan, adalah....
a. Rangka atas bangunan
b. Dinding
c. Pondasi
d. Beton
2. Jenis pondasi yang dibuat dari plat tebal dengan diperkuat balok-balok dari beton
bertulang kedap air. Dipasang di bawah seluruh luas bangunan. Dapat dimanfaatkan
sebagai ruang basement di bawah tanah, untuk gudang, ruang mesin atau tempat parkir
adalh...
a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi baja
3. Suatu pondasi setempat yang mendukung kolom lebih dari satu, yang dimaksudkan untuk
menghemat ukuran plat setempat merupakan jenis pondasi yang disebut....
a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi gabungan
4. Pondasi tiang pancang merupakan jenis ....
a. Pondasi dalam
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi gabungan
5. Pondasi yang mempunyai kedalalaman 1,5 s/d 4 m, hanya ada di bawah kolom-kolom
pendukung utama bangunan, disebut dengan
a. Pondasi menerus
b. Pondasi setempat
c. Pondasi pelat
d. Pondasi gabungan
1 2 3
24
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
4 5 6
25
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Tambahan
b. Pasir Urug. Merupakan pasir yang memiliki butir-butir halus, dan masih menganudng
lumpur atau kerikil/batuan kecil dalam kadar yang cukup besar, harga satuan dalam
M3.
26
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
c. Spesifikasi pasir beton yang disurvei adalah pasir yang memiliki butiran halus,
mineral tajam dan keras serta ukuran butirnya sebagian besar terletak antara
0,075 – 5 mm dan kadar lumpur tidak lebih dari 5%.
d. Batu kali atau batu belah adalah jenis batuan alami yang berasal dari batu beku,
batu endapan atau batuan metamorphosa pada pegunungan dan sungai-sungai.
Satuan harga adalah M3.
e. Batu Koral/Kerikil/Split adalah jenis butiran mineral keras yang sebagian besar
butirannya berukuran 5 – 80 mm (Agregat kasar).Untuk pengecoran beton,
Krikil/Split yang digunakan adalah krikil/split dengan ukuran 1- 2 mm, 3 - 4 mm
dan 5 – 7 mm. Satuan harga adalah M3.
27
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
f. Semen. Merupakan Portland Cement (PC) dengan berat setiap zak adalah 50
kg
.
g. Besi beton. Besi beton merupakan batangan-batangan besi berpenampang bulat
yang digunakan sebagai tulangan besi. Besi beton ini memiliki dua jenis yaitu
besi polos dan besi berulir Diameter besi yang ada di pasaran saat ini adalah:
28
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
h. Beton readymix
Adalah adukan semen, pasir dan batu split yang dijual dalam bentuk yang sudah
dicampur dan siap untuk dituangkan ke dalam cetakan beton (Bekisting).
Campuran beton ini dibuat di Concrete Mixing Plant, sehingga kualitas dan mutu
beton sangat terjaga. Di pasaran di jual dalam satuan m 3 dengan tingkatan mutu
beton yang berbeda-beda. Kualitas dan mutu beton yang disurvei adalah beton
dengan kualitas K-175 dan K-225. Beton kualitas K-175 memiliki kekuatan tekan
yang lebih rendah dari beton kualitas K-225. Survei untuk material beton ready
mix ini dilakukan pada perusahaan Concrete Mixing Plant. Material ini bersifat
spesifik
29
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Sebagai contoh, pada bangunan sederhana dengan jumlah 1 s/d 4 , maka pekerjaan
pondasi dilakukan sub pekerjaan dan harga satuan sebagaimana pada table berkut.
No. Macam Pekerjaan Satuan Harga Satuan
Perhitungan harga satuan atas masing sub pekerjaan tersebut dihtung sebagai berikut :
30
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
8 1 m3 Galian Tanah
a Upah
Tukang Gali org 0.3333 49,600.00 16,531.68
Kepala Tukang org 0.0667 59,200.00 3,946.27
Mandor org 0.0222 59,200.00 1,315.42
Jumlah a 21,793.38
b Alat Bantu
Benang Rami glg 0.1500 3,170.00 475.50
Jumlah b 475.50
Jumlah a + b 22,268.88
1 m2 Pemadatan Tanah
9 Pondasi
a Upah
Tk.Gali org 0.0200 49,600.00 992.00
Kep.Tukang org 0.0040 59,200.00 236.80
Mandor org 0.0013 59,200.00 78.93
Jumlah a 1,307.73
b Alat Bantu
Timbrisan Tanah bh 0.0200 39,580.00 791.60
Jumlah b 791.60
Jumlah a + b 2,099.33
31
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
1 m3 Sloof Konvensional
3,695,310.47
Catatan :
Apabila bangunan dengan lantai s/d 4 memerlukan penguatan dengan pondasi setempat,
maka perlu diperkuat dengan beton pondasi (setempat), dengan harga satuan sebagai berikut:
11 Pemadatan m2 2,099.33
12 Sloof m3 3,409,853.53
32
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
4,011,209.25
Sub pekerjaan beton, pembersiaan ulir dan bekisting poer dengan kayu , dengan
perhitungan
33
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Sebagai contoh, pada bangunan tidak sederhana dengan jumlah > 4 lantai, serta
bangunan untuk mall/apartemen (hunian) , maka pekerjaan pondasi dilakukan sub pekerjaan
dan harga satuan sebagaimana pada table berkut.
34
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
14 Pemadatan m2 2,099.33
15 Sloof m3 3,409,853.53
35
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
*) Untuk bangunan high rise building diperkuat dengan tiang pancang + Poerm dengan
Harga harga satuan pekerjaan sebagai berikut :
1 m3Pondasi plat
3,825,688.47
36
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
BAB III
37
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
A. Kolom
Kolom adalah elemen struktur vertikal yang berfungsi menyalurkan beban
struktur diatasnya ke elemen struktur di bawahnya, pengaku dinding, dan pengikat
balok. Terdiri dari kolom struktur (utama) dan kolom praktis . Kolom struktur
berfungsi untuk mendukung beban diatasnya dan meneruskannya ke pondasi .
Kolom praktis berfungsi untuk mengikat dinding, mengikat kusen pintu dan jendela
dimensi kolom praktis biasanya 10/10. Kolom beton pada umumnya dicor di tempat,
agar lebih kuat. Di negara yang precastnya maju, kolom bangunan gedung
bertingkat tinggi dilaksanakan secara precast, Kolom terdiri dari kolom utama dan
kolom praktis. Jarak antar kolom utama biasanya 4 meter, dan ditengahnya terdapat
kolom praktis.
B. Balok
Adalah elemen struktur yang berfungsi untuk
- mengikat kolom
- menambah kekakuan horisontal pada struktur
- menyalurkan gaya gravitasi (vertikal) dan beban horisontal (gempa, dll)
ke kolom.
- Terdiri dari balok struktur (induk) dan balok anak, balok kantilever
- Material pembentuk: kayu, baja, beton bertulang
38
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Untuk pengerjaan pelat lantai, pengecoran balok dengan plat dapat dilakukan
dengan cara di cor sekaligus, menajdi satu kesatuan struktur, atau dilakukan
dengan kombinasi cor di tempat (untuk balok) dan precast ntuk pelat lantai.
Ukuran diameter kolom utama adalah 20 cm x 20 cm
Ukuran diameter kolom praktis adalah 15 cm x 15 cm
Ukuran diameter Sloof (balok utama) adalah 15 cm x 20 cm
Ukuran diameter ring balok adalah 15 cm x 15 cm
C. Kualitas Beton
39
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Keterangan
• Mutu beton ditentukan oleh campuran beton. Nilai yang digunakan untuk
menjelaskan campuran beton adalah kombinasi dari semen : pasir :
kerikil/batu pecah.
EVALUASI
40
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
41
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
42
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Tambahan
Dalam hal kayu dalam satuan batang, maka harga harus dikonversikan menjadi per
m3. Dalam hal survei dilakukan pada toko yang hanya menjual kayu dalam satuan
batang maka harga per m3 dihitung dengan contoh sebagai berikut: Hasil survei, kayu
kaso ukuran 10 cm x 5 cm harga per batangnya adalah Rp. 37.500,- maka harga per
m3 nya adalah: Volume 1 btg kayu = lebar x tebal x panjang = 0,10 x 0,05 x 4 = 0,02
m3 Maka 1 m 3 memerlukan = 1m3/ 0,02 m3 = 50 batang. Harga 1 m3 kayu = Rp.
37.500,- x 50 batang = Rp. 1.875.000,-
b. Beton ready mix. Adalah adukan semen, pasir dan batu split yang dijual dalam
bentuk yang sudah dicampur dan siap untuk dituangkan ke dalam cetakanbeton
(Bekisting). Campuran beton ini dibuat di Concrete Mixing Plant. Harga dalam satuan
m3. Kualitas dan mutu beton yang disurvei adalah beton dengan kualitas K-175 dan
K-225. Beton kualitas K-175 memiliki kekuatan tekan yang lebih rendah dari beton
kualitas K-225.
43
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
44
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
c. Baja.
- Besi Kanal C. Baja profil C, digunakan untuk rangka atap sebagai gording. Di
pasaran terdapat dalam berbagai ukuran.
- Ukuran penampang sebagaimana gambar
- disamping antara lain: (A x B x C x t)
- 200 x 75 x 20 x 3,2 mm
- 150 x 75 x 20 x 4,5 mm
- 100 x 40 x 20 x 4,5 mm
Di pasaran retail, harga biasanya adalah per batang. Untuk itu harga perlu di konversi
menjadi kg sesuai yang dibutuhkan analisa perhitungan.
Satuan harga baja dalam M3. Dalam hal kayu dalam satuan batang, maka harga
harus dikonversikan menjadi per m3
45
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
- Besi WF.
.
46
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
d. Besi Hollow Terbuat dari bahan campuran aluminium, digunakan untuk rangka
langit-langit atau rangka dinding partisi. Di jual dalam bentuk batangan dengan
panjang 4 m dan 6 m. Survei dilakukan untuk besi hollow dengan dimensi 4x4x600
mm dan 4x2x400 mm. Satuan material yang digunakan adalah batang.
47
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
A Kayu
B Beton
2 Balok m3 4,323,888.58
48
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
C Baja
3 Balok m3 4,815,338.86
49
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
3 Balok m3 4,815,338.86
BAB IV
STRUKTUR/RANGKA ATAP
Fungsi atap adalah menerima beban oleh bobot sendiri, yaitu beban kuda-kuda
dan bahan pelapis berarah vertikal kemudian meneruskannya pada kolom dan pondasi . Di
samping itu fungsi atap adalah menerima panas oleh sinar matahari dan menahan suhu
agar tetap dingin di ruang bawah atap dan menyerap panas tersebut dalam konsep
arsitektur tropis serta menghindari masuknya air hujan. Bentuk atap dapat dibagi menjadi
(a) atap datar (b) atap sudut
A. Atap Datar
Atap datar umumnya dibuat dari beton bertulang kedap air. Tulangan besi rangka
atas dan bawah. Tulangan atas berfungsi sebagai tulangan susut untuk mencegah reta-
50
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
retak pada permukaan beton akibat panas matahari. Tulangan bawah berfungsi sebagai
tulangan konstruksi untuk menahan lenturan, Plat atap dibuat dengan tebal minimal 8 cm.
Keuntungan atp beton adalah diatasnya dapat digunakan untuk ruangan serba guna seperti
gudang, tempat jemuran, ruang mesin. Konstruksi atap yang menjadi satu dengan rangka
menambah sifat kaku bangunan, sehingga lebih tahan terhadap gaya horisontal (angin atau
gempa). Keuntungan lain atap beton adalah tahan api.
B. Atap Sudut.
Atap sudut adalah atap yang mempunyai kemiringan, sehingga membetuk sudut
sesuai dengan rangka bangunannya. Atap sudut dibagi menjadi atap landa dan atap
runcing. Atap landai menggunakan penutup atap dengan lembaran-lembaran besar seperi
seng gelombang dan asbes. Atap runcing akan memberikan kesan megah dan anggun
terhadap bangunannya, Rangka atap akan membutuhkan batang dan luas yang lebih
banyak. Pengaruh tekanan angin pada bidang atap dan pengaruh gaya gempa akan lebih
besar, serta harga satuan akan lebih mahal. Kemiringan atap sudut minimal 30 o . Atap
sudut harus ditumpu oleh balok.
Rangka atap harus didirikan di atas kolom dengan tulangan kolom sebaiknya mencuat dari atas
kolom dan dbengkokkan untuk mengikat struktur aap dan struktur dinding. Strap atau plat besi
dapat digunakan untuk maksud ini.
51
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
52
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
C. Struktur Atap
Atap konstuksi kayu terdiri komponen berupa (1) kuda-kuda (b) Gording dan (3)
Usuk dan Reng, sebagaimana berikut.
a. Kuda-kuda
Kuda-kuda terdiri dari kuda penopang (kayu-kayu diagonal bagian pinggir) yang
menyalurkan gaya tekan, balok dasar pada kuda-kuda (kayu horizontal di bagian
bawah) yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik, serta tiang tengah (kayu
vertikal) yang mendukung balok bubungan dan menerima gaya tekan. Prinsip
dasar kuda-kuda kayu adalah menyalurkan gaya yang bekerja padanya kepada
kolom atau dinding bangunan rumah. Dalam menentukan kemiringan atap
berkaitan dengan konstruksi atap kasau, masing-masing pasangan kasau dan
balok kuda-kuda (batang tarik) membentuk suatu segitiga. Makin besar sudut
53
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
kemiringan atap, makin mudah beban atap disalurkan. Oleh karena itu, sudut
kemiringan atap tersebut sebaiknya tidak kurang dari 30 derajat
b. Gording, Gording adalah balok kayu mendatar yang letaknya diatas kuda-kuda.
Gording menahan beban dari kayu usuk dan reng. Usuk menahan kayu reng. Kayu
reng menahan atau menjadi pijakan meletakkan genteng di bagian atasnya.
c. Usuk dan Reng dibutuhkan bila atap menggunakan genteng. Bila atap
menggunakan penutup seng atau asbes, maka tidak perlu menggunakan usuk dan
reng, langsung saja asbes atau seng diletakkan diatas gording.
Jenis kayu yang dapat digunakan untuk rangka atap adalah sebagai berikut:
54
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Kelebihan:
1. Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus
ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah (jadi lebih irit strukturnya)
2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
3. Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja…?.)
4. Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.
5. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah
karena panas dan dingin
Kekurangannya :
1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem
rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian
struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika
salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa
terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung
dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)
3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan
dibentuk berbagai profil
55
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
56
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Mutu baja ditentukan oleh kekuatan atau tegangan tarik yang dapat dikerahkan
oleh baja tersebut. Satuan kekuatan baja dinyatakan dengan fy, yang merupakan
angka tegangan leleh dengan satuan kg/cm2 atau MPa. 1 MPa = 10 kg/cm2
• Profil C
tinggi (h) 30 – 400mm
lebar (b) = 0,25h + 25mm
panjang 4 – 15m
Penggunaan untuk balok, kolom dengan dua profil dijadikan satu
57
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
• Profil Z
tinggi (h) = 30 – 200mm
lebar (b) = 0,4h + 15mm
panjang 3 – 12m
Penggunaan untuk Balok/batang seperti di bawah jembatan
2, Plat
Tebal plat di pasaran antara 6 – 20mm, sedangkan lebarnya sampai 15m.
jenisnya:
• Plat pipih
• Plat sedang
plat pipih dan sedang biasanya untuk atap, dinding.
• Plat besar, bisa untuk konstruksi berat seperti plat lantai, dll. (dengan tebal
sampai dengan 60mm)
58
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
4. Genteng Beton
Genteng Beton adalah jenis genteng dengan bahan dasar Semen Portland (PC),
agregat halus, air dengan atau tanpa kapur/trass,pigmen dan bahan pembantu lainnya. Saat
59
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
ini di pasaran terdapat beberapa merk genteng beton, yang masing-masing merk
mempunyai spesifikasi masing-masing
5. Genteng Aspal - Bahan meterial yang satu ini dari campuran aspal dan bahan kimia
lain. Ada dua model yang tersedia di pasar. Pertama, model datar bertumpu pada
multipleks yang menempel pada rangka. Multipelks dan rangka dikaitkan dengan
bantuan sekrup. Genteng aspal dilem ke papan. Untuk jenis kedua, model
bergelombang, ia cukup disekrup pada balok gording.
6. Genteng Keramik - Bahan dasar genteng ini tetap keramik, namun telah mengalami
proses finishing glazur. tersedia dalam beragam warna dan ukuran. Aplikasinya
cocok untuk atap balkon hunian modern. Genteng ini bertumpu pada rangka kayu
dan beton.
60
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
7. Genteng Kaca - Pemasangan material ini hanya pada bagian tertentu di atap. Jika
anda menghendaki penerangan alami, gunakan genteng kaca di bagian tersebut.
Umumnya jarang dipasang pada bagian depan rumah karena tidak cocok. Ukuran
genteng kaca sama seperti genteng pada umumnya.
8. Kain Terpal - Aplikasi tidak hanya pada atap balkon, namun cocok juga untuk kanopi
jendela. Bahan terbuat dari kain terpal dan plastik padat, juga elastis. Kain-kain
terpasang dan bertumpu pada rangka besi. Pengait menggunakan sekrup agar
menempel kuat di dinding. Dengan cara pemasangan mirip layar, atap kain terpal
mudah dilepas-dipasang.
EVALUASI
B
A
1. Gambar A menunjukkan gambar kuda-kuda atas atap yang berbentuk:
a. Atap Pelana
b. Atap Limas
c. Atap Datar
d. Atap Landai
61
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
62
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
63
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Tambahan
II KAYU
1 1 m3 Kuda-Kuda Kayu
a Bahan
Balok Kayu m3 1.2500 1,800,000.00 2,250,000.00
Paku 12cm kg 5.0000 16,000.00 80,000.00
Jumlah.a 2,330,000.00
b Upah
Kenek ht 4.0000 40,800.00 163,200.00
Tk.Kayu Kasar ht 4.0000 49,600.00 198,400.00
Kep.Tukang ht 0.8000 59,200.00 47,360.00
Mandor ht 0.2667 59,200.00 15,786.67
Jumlah.b 424,746.67
Jumlah.a+b 2,754,746.67
2 Gording/m3
a Bahan
- Balok Kayu m3 1.2000 1,800,000.00 2,160,000.00
- Paku 10cm kg 3.0000 16,000.00 48,000.00
Jumlah.a 2,208,000.00
b Upah
- Kenek ht 4.0000 40,800.00 163,200.00
- Tk.Kayu Kasar ht 4.0000 49,600.00 198,400.00
- Kep.Tukang ht 0.8000 59,200.00 47,360.00
- Mandor ht 0.2667 59,200.00 15,786.67
Jumlah.b 424,746.67
Jumlah.a+b 2,632,746.67
64
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
b Beton
1 m3 Balok konvensiona
4,499,143.75
c Baja
1 Kuda-kuda Baja kg 17,121.94
2 Gording Canal C kg 16,284.36
65
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
BAB V
DINDING
Adalah suatu struktur yang membatasi dan kadang melindungi suatu area.
Umumnya dinding membatasi suatu bangunan, menyokong struktru lainnya,
membatasi ruangan dalam bangunan menjadi ruangan-ruangan, atau melindungi
atau membatasi ruangan di alam terbuka. Tiga jenis utama dinding struktural adalah
dinding bangunan, dinding pembatas serta dinding penahan. Dinding bangunan
memiliki fungsi utama, yaitu menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan,
serta melindungi terhadap intrusi dan cuaca.
A. Material Dinding
Material dinding dapat terbu dari :
- Bata Merah. Terbuat dari tanah liat dan memiliki bermacam-macam
ukuran antara lain 5 x 10 x 20 dan 10 x 10 x 20. Pemasangan
memerlukan semen.
- Batako Putih atau batako tras. Merupakan batu cetak yang dibakar
maupun di press, Terbuat dari campuran tras, batu kapur dan air.
Tras merupakan jenis tanah yang terbentuk dari lapukan batu-batuan
yang berasal dari gunung berapi. Ukuran panjang 25 – 30 cm, tebal 8
– 10 cm dan tinggi 14 -18 cm.
- Batako semen PC/Batako Press. Terbuat dari campuran PC dan pasir
atau abu batu dipress padat. Ukuran panjang 36 – 40 cm, tinggi 18-20
cm dan tebal 8 -10 cm.
- Bata ringan (Hebel dan Celcon). Meliliki karateristik yang ringan, halus
dan rata. Ukuran 60 x 20 cm dengan ketebalan 8 – 10 cm
- Fiber Semen/GRC. Terbuat dari serat fiberglas yang dicampur dengan
semen dan pasar. Terdapat dalam bentuk lembaran dan papan.
- Kayu/bambu
- Beton, berupa beton pra cetak atau beton cor di tempat.
66
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
B. Penutup Dinding
67
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Tambahan
Di pasaran terdapat banyak jenis/merk Meni. Survei dilakukan untuk meni berkualitas baik
yang terdapat di area survei dengan satuan kg. Material ini bersifat tidak spesifik.
68
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
c. Cat Tembok
Cat Tembok adalah cat untuk dinding yang biasanya berbahan dasar air. Cat Tembok ini
dibedakan menjadi dua yaitu Cat Untuk Dinding Dalam dan Cat untuk Dinding Luar. Cat
untuk Dinding Luar memerlukan ketahanan yang cukup terhadap perubahab cuaca. Sehingga
harga untuk Cat dinding luar lebih mahal dari cat dinding dalam.
Survei dilakukan untuk material cat dinding dalam dan dinding luar dengan satuan kg. Cat
yang disurvei adalah cat dengan kualitas baik, bermerk dan tersedia di pasaran area survei.
Material ini bersifat tidak spesifik.
d. Cat Besi/Kayu
Cat Besi/Kayu adalah cat untuk bagian bangunan yang berbahan kayu/besi. Cat ini berbahan
dasar minyak. Survei dilakukan untuk material cat kayu/besi dengan satuan kg. Cat yang
disurvei adalah cat dengan kualitas baik, bermerk dan tersedia
di pasaran area survei. Material ini bersifat tidak spesifik.
69
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
e. Kaca
Kaca yang digunakan sebagai bahan bangunan terdiri dari beberapa jenis antara lain, kaca
bening, kaca es/susu, kaca gelap/rayband, kaca cermin, kaca nako dan kaca blok. Dimensi
kaca juga tersedia dalam beberapa ukuran, namun ukuran maksimum adalah 1,8 m x 3,3 m
dengan ketebalan maksimum 16 mm.
Survei dilakukan terhadap material kaca dengan spesifikasi, kaca polos dengan ketebalan 10
mm dan kaca cermin dengan ketebalan 6 mm. Satuan survei
adalah m2. Material kaca termasuk material tidak spesifik namun survei dilakukan pada toko
khusus yang menjual material ini.
70
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
g. Komposit Panel
Komposit Panel atau Aluminium Panel adalah material yang terbuat dari plastic atau
polyethylene dan aluminium. Komposit panel ini tersedia dalam beragam warna dan biasa
digunakan untuk gedunggedung bertingkat. Ukuran komposit panel adalah 1.220 x 2.440 mm
dengan ketebalan 3 mm, 4 mm dan 6 mm. Survei dilakukan untuk komposit panel dengan
ketebalan 4 mm dan satuan lembar. Material ini bersifat spesifik.
Bentuk genteng Tanah Liat ini juga beragam antara lain genteng kodok dan genteng plentong.
Genteng Kodok memiliki berat 1,5 – 1,8 kg/buah dengan kebutuhan per meter persegi 21 –
25 buah. Sedangkan genteng plentong memiliki berat 1,5 kg/buah dengan kebutuhan per
meter persegi 25 buah. Survei material genteng tanah liat ini dilakukan terhadap genteng
badan dan genteng nok dengan satuan buah. Material ini bersifat tidak spesifik.
71
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
h. Genteng Sirap
Genteng sirap adalah bahan penutup atap yang terbuat dari lempengan kayu kedap air. Jenis
kayu yang sering digunakan adalah kayu besi, kayu jati, kayu ulin, kayu belian atau kayu lain
yang sudah mengalami proses pengawetan sempurna. Ukuran genteng sirap umumnya adalah
panjang 60–70 cm, lebar 7–10 cm dan tebal 3–5 cm. Genteng sirap sudah tidak banyak lagi
ditemukan di pasaran. Survei dilakukan
untuk material ini, jika di lapangan masih ditemukan bangunan yang menggunakan atap
sirap.Satuan survei adalah buah. Material ini bersifat spesifik
h. Asbes
72
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Atap Asbes Gelombang/Asbes Genteng atau Fibersemen adalah material yang dibuat dari
bahan asbes. Di pasaran terdapat tiga type yaitu type gelombang 5,5, type gelombang 14 dan
type asbes genteng. Ukuran asbes gelombang adalah lebar 105 cm dengan panjang 150 cm,
180 cm, 210 cm, 240 cm, 270 cm dan 300 cm serta tebal 5 mm. Sedangkan asbes genteng
memiliki ukuran 80 cm x 100 cm. Survei dilakukan terhadap material asbes gelombang
dengan ukuran panjang 240 cm dan satuan lembar. Material ini bersifat tidak spesifik.
i. Spandex
Spandek adalah sejenis atap seng namun terbuat dari bahan metal sehingga lebih kuat dan
tidak berkarat. Ukuran panjang dan lebar atap spandek sangat bervariasi tergantung dengan
model dan jenis gelombangnya. Di pasaran spandek dapat dibeli per lembar namun untuk
skala besar dapat pula di pesan dengan ukuran sesuai dengan yang dikehendaki. Material ini
bersifat tidak spesifik.
Survei untuk material ini mengunakan satuan lembar dengan ukuran spandek yang disurvei
sebagai berikut:
Lebar : 90 cm – 110 cm
Panjang : 240 cm – 300 cm
j. PVC
73
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Penutup atap PVC (polyvinyl chloride) biasanya digunakan pada carport, teras atau beranda
dan pelindung tanaman. Ada dua type atap PVC yaitu tipe solid yang tidak tembus cahaya
dan tipe semi transparan yang tembus cahaya. Dari bentuknya atap ini juga ada dua jenis
yaitu bergelombang dan datar (flat). Namun demikian kedua jenis atap PVC itu memiliki
kesamaan yaitu berongga pada bagian tengahnya untuk menyalurkan panas.
Di pasaran material ini dijual dengan satuan meter panjang dengan tebal 10 mm dan lebar
efektif antara 810 mm sampai dengan 1.097 mm. Survei dilakukan dalam satuan meter
panjang dengan keterangan lebar material yang disurvei. Material ini bersifat tidak spesifik.
1) Cat
74
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Survey
No Macam Pekerjaan Sat Koefisien Bahan/Upah/Alat Jumlah Harga
B.O.W Rp Rp
I CAT
1 Meni Kayu/Besi/m2
a Bahan
- Meni kg 0.1750 23,340.00 4,084.50
Jumlah.a 4,084.50
b Upah
- Tukang Cat ht 0.0500 49,600.00 2,480.00
- Kep.Tukang ht 0.0167 59,200.00 986.67
- Mandor ht 0.0056 59,200.00 328.89
Jumlah.b 3,795.56
c Alat
- Amplas Besi lbr 0.5000 5,000.00 2,500.00
- Kwas Cat bh 0.1000 10,000.00 1,000.00
Jumlah.c 3,500.00
Jumlah.a+b+c 11,380.06
2 Residu Kayu/m2
a Bahan
- Residu Kayu kg 0.1000 5,000.00 500.00
Jumlah.a 500.00
b Upah
- Kenek ht 0.0500 40,800.00 2,040.00
- Kep.Tukang ht 0.0167 59,200.00 986.67
- Mandor ht 0.0056 59,200.00 328.89
Jumlah.b 3,355.56
c Alat
- Kwas cat bh 0.1000 10,000.00 1,000.00
Jumlah.c 1,000.00
Jumlah.a+b+c 4,855.56
3 Cat Kayu/Besi/m2
a Bahan
- Dempul Besi kg 0.1000 2,000.00 200.00
- Cat Dasar kg 0.1000 23,340.00 2,334.00
- Cat Besi kg 0.2000 30,000.00 6,000.00
Jumlah.a 8,534.00
b Upah
- Tukang Cat ht 0.1000 49,600.00 4,960.00
- Kep.Tukang ht 0.0333 59,200.00 1,973.33
- Mandor ht 0.0111 59,200.00 657.78
Jumlah.b 7,591.11
c Alat
- Amplas Besi lbr 1.0000 5,000.00 5,000.00
- Kwas Cat bh 0.1000 10,000.00 1,000.00
Jumlah.c 6,000.00
Jumlah.a+b+c 22,125.11
4 Cat Tembok Dalam/m2
a Bahan
- Plamur Tembok kg 0.2000 9,500.00 1,900.00
75
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
2) Kaca/ Kayu
II KACA/KAYU
1 Pas. Kaca 5 mm/m2
a Bahan
76
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
59,200.00
Jumlah b 8,819.20
Jumlah a+b 75,663.20
2 Pas. Pelapis Kayu/m2
a Bahan
3) Composit Panel
74,095,201.8130
926,190.0227
77
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
4) Batu Alam
2 BATU ALAM
a Bahan
- Batu Alam/Batu Tempel m2 1.1000 150,000.00 165,000.00
- Spesi 1:4 m3 0.0000 490,000.00 0.00
- Semen Pengisi kg 1.0000 9,000.00 9,000.00
Jumlah.a 174,000.00
b Upah Pasang
- Kenek ht 0.2500 40,800.00 10,200.00
- Tk.Batu Halus ht 0.1250 49,600.00 6,200.00
- Kep.Tukang ht 0.0250 59,200.00 1,480.00
- Mandor ht 0.0083 59,200.00 493.33
Jumlah.b 18,373.33
c Alat Bantu
- Ember bh 0.0000 5,000.00 0.00
- Pacul bh 0.0000 20,000.00 0.00
- Mesin Potong m' 0.5000 3,960.00 1,980.00
Jumlah.c 1,980.00
Jumlah.a+b+c 194,353.33
V GRANIT/MARMER
1 MARMER
a Bahan
- Marmer 40x40 m2 1.0500 245,000.00 257,250.00
- Spesi 1:6 m3 0.0000 404,000.00 0.00
- Semen Pengisi kg 0.5000 9,000.00 4,500.00
Jumlah.a 261,750.00
b Upah Pasang
- Kenek ht 2.5000 40,800.00 102,000.00
- Tk.Batu Halus ht 1.2500 49,600.00 62,000.00
- Kep.Tukang ht 0.2500 59,200.00 14,800.00
- Mandor ht 0.0833 59,200.00 4,933.33
Jumlah.b 183,733.33
c Alat Bantu
- Ember bh 0.0000 5,000.00 0.00
- Pacul bh 0.0000 20,000.00 0.00
- Mesin Potong m' 0.7500 3,960.00 2,970.00
Jumlah.c 2,970.00
Jumlah.a+b+c 448,453.33
BAB VI
LANTAI
A. Material Lantai
78
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Tambahan
79
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Marmer berasal dari jenis bahan yang komposisi mineral kalsium karbonatnya dominan dan
terproses alami dalam suhu yang tinggi. Warna marmer sangat beragam, tergantung dengan
mineral yang dikandungnya. Granit berasal dari batuan beku yang komposisi mineral
kuarsanya dominan sehingga rata-rata akan muncul bintik-bintik yang sangat menonjol.
Walaupun granit berwarna hitam pekat, bintik-bintiknya tetap akan terlihat.
Di pasaran, marmer dan granit di jual dalam satuan m2. Material ini bersifat spesifik.
b. Keramik
Keramik sebagai bahan penutup lantai dan dinding adalah ubin yang keras, rata dan
permukaannya bertextur, diolah dari bahan-bahan keramik tunggal dan campuran, melalui
proses pembakaran pada suhu tinggi. Ketebalan kermaik berkisar antara 0,6 – 0,8 cm dengan
ukuran beragam antara lain, 10 x 20 cm, 20 x 20 cm, 20 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40 cm dan
60 x 60 cm.
Di pasaran saat ini warna dan corak keramik sangat beragam dengan
satuan jual m2. Survei dilakukan terhadap material keramik dengan
ukuran standar 30 x 30 cm dengan kualitas:
KW I : Kualitas baik, bermerk dengan ukuran yang memiliki presisi yang tinggi.
KW II : Kualitas sedang, dengan ukuran yang tidak terlalu presisi.
Material ini bersifat tidak spesifik.
80
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
c. Tegel/Ubin
Tegel dibuat dari campuran pasir dan semen dengan dilapisi campuran filler mill dan semen
putih dengan atau tanpa pewarna. Ukuran tegel biasanya 20 cm x 20 cm dan 30 cm x 30 cm
dengan ketebalan 2,5 cm - 3 cm. Bentuk dan corak ubin dapat dibedakan antara lain: Ubin
Kepala Basah, Ubin Kepala Kering, Ubin Marblon
atau Ubin Pualam Tiruan, Ubin Wafel, Ubin Badak dan Ubin Grip.
Di pasaran ubin di jual dalam satuan m2 atau per buah. Survei dilakukan untuk bentuk dan
corak yang banyak tersedia di area survei dengan
satuan m2. Material ini bersifat tidak spesifik.
d. Teraso
Ubin teraso adalah ubin cetak yang bahan dasarnya terutama lapisan bagian atasnya terdiri
dari campuran semen Portland (PC) atau sejenisnya dengan bubuk kasar/butir kasar batu alam
yang berwarna satu atau beraneka warna. Ukuran ubin teraso adalah 20 cm x 20 cm, 30 cm x
30 cm, 40 cm x 40 cm dengan ketebalan 2 – 3 cm.
Di pasaran ubin teraso di jual dalam satuan m2 atau per buah. Survei dilakukan untuk bentuk
dan corak yang banyak tersedia di area survey dengan satuan m2.
Material ini bersifat tidak spesifik.
81
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
e. Terakota
Terakota merupakan material penutup lantai dan dinding yang terbuat dari bahan tanah liat
yang dicetak rapid dan halus. Jika dilihat sekilas, terakota ini akan terlihat seperti batu bata
yang tidak diplester. Ukuran terakota yang ada di pasaran saat ini adalah 10 cm x 20 cm dan
5 cm x10 cm. Survei dilakukan dengan satuan m2 sesuai satuan di pasaran. Material ini
bersifat spesifik.
f. Hardener
Lantai Hardener merupakan lantai yang dirancang untuk menerima beban berat secara
langsung tanpa pelapis. Biasanya pengecoran permukaan beton dicampur dengan bahan
aditif. Lantai hardener ini biasa digunakan untuk lantai pabrik, industry atau tempat parkir.
Bahan aditif yang digunakan antara lain Harcol dan Ferrolith H. Ready Mix. Survei
dilakukan untuk bahan aditif Harcol atau sejenisnya
dengan satuan kg. Material ini bersifat spesifik.
g. Parket
Lantai parket adalah jenis lantai kayu yang telah diolah sedemikian rupa sehingga bertekstur
rata, halus dan indah. Di pasaran terdapat tiga jenis lantai parket yaitu parket dari kayu solid,
parket dari kayu yang dilapis dan parket dari serbuk kayu di press. Survei dilakukan terhadap
material lantai parker dari serbuk kayu di press.
h. Vinyl
Vinyl adalah sejenis ubin plastic yang diolah dari jenis resin ditambah beberapa bahan lain
seperti filler,extender, pigment dan stabilizer melalui suatu proses “Calendering” panas.
Vinyl berukuran standar 30 x 30 cm dengan ketebalan 1,6 – 2 mm dan berukuran lembaran
atau gulungan. Survei dilakukan terhadap vinyl yang berukuran
82
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
I. MATERIAL Marmer/Granit
83
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
163,808.32
BAB VII
LANGIT-LANGIT
84
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
85
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
h. List Profil Gypsum. List Profil gypsum adalah list pinggir plafon yang terbuat dari
bahan gypsum. Di pasaran, list profil gypsum ini memiliki banyak ragam bentuk
dan ukurannya. Survei dilakukan untuk list profil gypsum sudut dengan ukuran
profil 36 x 36 mm sampai 40 x 40 cm
Tambahan
86
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
a) Plywood (Triplek/Multiplek/Teakwood/Melamin/Jabarwood/Plafonarium)
Plywood adalah kayu lapis yang dibuat dari susunan silih berganti beberapa lembaran vinir
yang arah seratnya saling bersilangan tegak lurus. Ukuran plywood adalah 8’ x 4’ atau (244 x
122) cm dengan ketebalan 3 mm, 4 mm, 6 mm, 9 mm dan 12 mm. Plywood dapat dibagi
menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah lapisan dan corak permukaannya, yaitu:
o Triplek : Berlapis Tiga
o Multiplek : Berlapis banyak lebih dari tiga
o Teakwood : Berlapis tiga dengan vinir khusus untuk lapisan luarnya.
o Melamin : Berlapis tiga dengan finishing melamin untuk lapisan luarnya.
o Jabarwood : Berlapis tiga dengan coating dan bahanpewarna khusus untuk lapisan
luarnya.
o Plafonarium : Sejenis teakwood yang telah difinis dan dipotong dengan ukuran sesuai
modul plafond.
Survei dilakukan terhadap triplek dengan ukuran tebal 4 mm dan 6 mm serta multiplek
dengan ukuran tebal 9 mm dan 12 mm. Satuan yang digunakan adalah lembar ukuran 8’ x 4’.
Material ini bersifat tidak spesifik.
b) Asbes/Eternit
Asbes atau eternit untuk plafond memiliki ukuran 1m x 1m dan 0,5 m x 1 m.
87
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Survei dilakukan terhadap asbes dengan ukuran 1 m x 1 m. Material ini bersifat tidak
spesifik
c) Gypsum
Gpysum adalah bahan langit-langit yang terbuat dari bubuk kapur yang dilapisi
sejenis kertas tebal sehingga membentuk lembaranlembaran. Ukuran lembaran
gypsum adalah 8’ x 4 ‘ (244 cm x 122 cm).
Survei dilakukan dengan satuan lembaran. Material ini bersifat tidak spesifik.
d) Plafond Akustik
Plafon Akustik biasa digunakan untuk perkantoran karena sifatnya yang ringan, indah,
mudah perbaikan dan tahan terhadap batas ambang kebisingan tertentu. Plafon akustik
di pasaran saat ini terdiri dari dua ukuran yaitu, 60 cm x 60 cm dan 60 cm x 120 cm.
Survei dilakukan terhadap material plafon akustik dengan ukuran 60cm x 120 cm
dengan satuan lembar. Material ini bersifat spesifik.
e) GRC
f) Kayu
g) List Profil Kayu
h) List Profil gypsum
Gysum/Fibersemen/GRC
I. MATERIAL Board
II Material Triplek
88
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
45,159.83 1.0000
Akusti
IV Material k
1 Pas. Plafond m2 80,485.60 1.0000 80,485.60
116,919.37
V Material Aluminium/Metal/kayu
BAB IX
TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
89
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan terdiri dari :
90
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
B. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Pondasi terdiri dari
a. Penggalian
Galian tanah pondasi sluef/alur tanah tempat meletakkan
pondasi
Urugan kembali ¼ Galian mengisi kembali sluef. Alur yang tidak
terisi oleh pondasi
b. Pasangan Pondasi Batu Kali
Urugan Pasir untuk perbaikan dan peralatan tanah
Aanstampang Batu kali disusun sedemikiam rupa, setebal 20
cm disiram pasir dan air dan seluruh celah-celahnya
C. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton dengan urutan :
1. Membuat papan Bekisting dan memasang sebagai alat untuk
mencetak konstruksi beton, ongkos tukang dihitung per m2 luas
cetakan.
2. Papan cetakan ini dipasang pada kayu penyangga (perancah) yang
biaya dihitung per batang.
3. Pekerjaan membuat dan menyetel tulangan di atas papan cetakan,
ongkos tukang dihitung per m3 volume beton yang dicetak
91
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
D. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan dinding dengan ketentuan:
Dinding penyekat dari pasangan bata dikerjakan bersamaan dengan
menyetel kusen pintu dan jendela, ongkos tukang dihitung per m 2
pasangan atau m3
Plesteran penutup pasangan, sebaiknya dikerjakan setelah pipa-pipa
listrik dan pipa air terpasang agar tidak terjadi pembongkaran
plesteran.
Ongkos tukang dihitung per m2 luas dinding, sedang sponningannya
dihitung per m panjang.
F. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap dapat dilakukan dengan cara:
Membuat kuda-kuda di bawah dan menyetel di atas pasangan yang
sudah jadi. Ongkos tukang dihitung per m3 kayu yang terpakai.
Memasang penutup atap, membuat karpus tulang, lisplang dan pipa air hujan
dikerjakan bersamaan. Ongkos tukang dihitung per m2 luas
92
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
G. Pekerjaan Atap
Pekerjaan atap dapat dilakukan dengan cara:
Membuat rangka plafon untuk memperoleh bentuk plafon yang
dikehendaki
Metode pemasangannya harus ditentukan & di ukurkan dari rencana
lantai jadi (tidak boleh diambil dari ambang atas kusen)
Memasang penutup plafon dari bahan yang telah dipotong-potong
sesuai ukuran rangka plafon, ongkos tukang dihitung per m 2
H. Pekerjaan Lantai
Pekerjaan lantai dapat dilakukan dengan cara:
Pekerjaan lantai sebaiknya setelah bangunan tertutup atap
Lantai harus dalam keadaan padat atau lebih baik di-floor dulu agar
permukaannya lebih rata
Pemasangannya dari titik pusat ruangan dan berlanjut merata ke
seluruh sudut lantai
Ongkos tukang dihitung per m2 luas lantai
93
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
Berapa biaya pembangunan baru (NRC) untuk menghitung rumah genset dengan
data sebagai berikut ini ?
94
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
1 V = (1/2 l x t) x p Lbr atas Lbr bwh Total Lbr ½ lbr t panjang Volume (m3)
1.36 1 2,36 1,18 0,8 10 9,44
95
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
panjang V
Sloof 15/20 V = (0,15 x 0,2) x p 0,15 0,2 10 0.3
panjang V
Ring balok V = (0,13 x 0,13) x p 0,13 0,13 10 0.17
96
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
97
Outline - Modul Penilaian BMN (Non Tanah dan Bangunan)
DTSS Pengelolaan BMN
No Pekerjaan Biaya
98