Anda di halaman 1dari 14

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINT

(HACCP) DI WARUNG MAKAN INDOMIE (WARMINDO)


SEKITAR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Sonia Rizka Permata Putri, Azham Umar Abidin, Lutfia Isna Ardhayanti
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia
e-mail: soniarizkap@gmail.com

Keywords: Abstract: According to Yogyakarta Health Office (2014) DIY was ranked third in food
poisoning cases with a percentage of 8.3%. Of the total 3,688 restaurants, only 2,482
Warmindo,HACCP, locations or 67.3% were categorized as healthy. Some eating places that do not meet the
Food
health requirements are in the cities of Yogyakarta and Sleman. Warung Makan Indomie
is one of the restaurants with cheap prices, can be found anywhere and has a varied menu,
especially in Yogyakarta. The aims of the research to analyzing the implementation of
HACCP and determining the critical control point on the processing of food which is
direct cooked and the reheated food in Warmindo around Universitas Islam Indonesia.
These include Ingredients acceptance, ingredients storage, ingredients process, and food
presentation on direct cooked and the reheated food. The location of the research will be
carried out at Warung Makan Indomie around the campus of Universitas Islam Indonesia,
Sleman Yogyakarta with 33 respondents Warmindo. The results showed that critical
control point lie in the Ingredients acceptance, ingredients storage, ingredients leaching,
cooking, storage of finished food and reheating with unhygienic equipment, less hygiene
food handlers, and poor sanitation. The application of HACCP in Warmindo has not been
effective due to the lack of HACCP principles and the lack of knowledge about HACCP.

Kata Kunci: Abstrak: Menurut Dinas Kesehatan Yogyakarta (2014) DIY menduduki peringkat ketiga
kasus keracunan makanan dengan persentase 8,3%. Dari total 3.688 restoran, rumah
Warmindo, HACCP, makan, dan tempat makan lain yang disurvei, hanya 2.482 lokasi atau 67,3% saja yang
Makanan
dikategorikan sehat. Sebagian tempat makan yang tidak memenuhi syarat kesehatan itu
berada di Kota Yogyakarta dan Sleman. Warung Makan Indomie merupakan salah satu
rumah makan dengan harga yang murah, dapat ditemukan dimana saja dan memiliki menu
yang bervariasi khususnya di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
penerapan HACCP dan menentukan titik kendali kritis pada makanan yang dimasak
langsung dan makanan yang dipanaskan kembali di Warmindo sekitar kampus Universitas
Islam Indonesia. Yang meliputi penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku,
pengolahan bahan baku, penyimpanan makanan jadi, dan penyajian makanan pada
makanan yang dipanaskan kembali dan makanan yang langsung dimakan. Penelitian ini
berjenis kualitatif dengan observasi langsung. Lokasi penelitian ini disekitar Universitas
Islam Indonesia, Sleman Yogyakarta dengan 33 responden Warmindo. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa titik kendali kritis terletak pada penerimaan bahan baku,
penyimpanan bahan baku, pencucian bahan baku, pemasakan, penyimpanan makanan jadi
dan pemanasan kembali dengan peralatan yang tidak saniter, penjamah makanan kurang
higiene, dan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Penerapan HACCP di warung makan
indomie belum efektif dikarenakan masih belum diterapkannya prinsip-prinsip HACCP

1
dan minimnya pengetahuan tentang HACCP.

1. Pendahuluan (2014) DIY menduduki peringkat ketiga kasus


Sanitasi makanan adalah salah satu keracunan makanan dengan persentase 8,3%.
upaya untuk mengendalikan faktor tempat, Warung Makan Indomie merupakan
peralatan, orang dan makanan yang dapat atau usaha jasa boga dibidang pengadaan serta
mungkin dapat menimbulkan gangguan pelayanan makanan terhadap orang-orang di
kesehatan dan keracunan. Kontaminasi sekitar lingkungan kampus khususnya di kota
makanan oleh kuman dan bahan racun masih pelajar yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta.
menjadi masalah bagi negara berkembang, Harga yang murah, Warmindo yang dapat
termasuk Indonesia (Depkes RI, 2003). ditemukan dimana saja, porsi makanan yang
Makanan yang terkontaminasi dapat cukup banyak, dan menu yang bervariasi
disebabkan oleh higiene sanitasi yang tidak seperti nasi telur, nasi ayam, nasi goreng dan
memenuhi syarat kesehatan. Selain itu, higiene lain-lain merupakan beberapa hal yang menjadi
atau kebersihan penjamah makanan merupakan alasan mahasiswa menyukai makan di
salah satu faktor dalam pengelolaan makanan Warmindo.
yang aman dan sehat. Hal ini dapat disebabkan Menurut hasil wawancara dan observasi
oleh faktor biologi, kimia dan fisika. awal, Warmindo berada pada lingkungan
Menurut Cahyaningsih (2009), mahasiswa atau wilayah mahasiswa, banyaknya
dalamjlaporanhtahunanjDinas Kesehatan mahasiswa yang makan di Warmindo, belum
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun adanya penerapan HACCP serta kurangnya
2007 menunjukkan bahwa baru beberapa pengetahuan tentang sanitasi dan keamanan
tempat pengelolaan makanan yang dinilai pangan, sehingga sangat memungkinkan
memenuhi syarat kesehatan. Dari total 3.688 adanya potensi bahaya yang dapat
restoran, rumah makan, dan tempat makan lain menimbulkan berbagai penyakit.
yang disurvei, hanya 2.482 lokasi atau 67,3% 2. Metode Penelitian
saja yang dikategorikan sehat. Yogyakarta Jenisj penelitian yang dilakukan adalah
penelitian analisis kualitatif dengan

2
mendeskripsikan atau menggambarkan tentang mengetahui lebih jelas. Instrumen yang
penerapan HACCP dalam penyelenggaraan digunakan yaitu kamera, lembar observasi, dan
makanan khususnya pada nasi goreng dan nasi Form in-depth interview
rames yang ada di Warmindo sekitar kampus 3. Hasil dan Pembahasan
Universitas Islam Indonesia. Berdasarkan data dari hasil observasi
Penelitian dilaksanakan di Warung dan wawancara indepth interview mengenai
Makan Indomie sekitar Kampus Universitas kondisi Warmindo serta higiene dan sanitasi
Islam Indonesia yang berlokasi di Jalan makanan terhadap makanan yang disajikan di
Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman, Daerah Warmindo sekitar Universitas Islam Indonesia,
Istimewa Yogyakarta, dengan radius 500 m. didapatkan beberapa penjamah makanan di
Objek penelitian ini yaitu sanitasi dan Warmindo sekitar Universitas Islam Indonesia
higiene makanan Warmindo, penerimaan bahan belum mengetahui tentang HACCP maupun
baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan keamanan pangan. Kondisi Warmindo yang
bahan baku dan penyajian makanan. Sedangkan belum memenuhi fasilitas sanitasi seperti
subjek pada penelitian ini yaitu kondisi tempat cuci tangan, tata ruang dan konstruksi
Warmindo dan penjamah makanan dari 4 yang belum memenuhi persyaratan seperti
Warmindo di sekitar Universitas Islam belum terpasangnya terali-terali serangga dan
Indonesia karena penerimaan bahan baku tikus pada ventilasi, masih ada atap yang
hingga penyajian makanan di warmindo terdapat lubang-lubang, tempat penyimpanan
tergolong sama. bahan baku yang masih ditemukan serangga.
Penelitian dilakukan dengan observasi Meskipun sebagian fasilitas sanitasi, tempat
langsung di lapangan yang terdapat pada penyimpanan makanan jadi hingga penyajian
lembar observasi. Data-data terkait yang sudah tergolong kategori baik. Hal ini
terdapat pada lembar observasi mengacu pada dibuktikan Warmindo yang termasuk kategori
Kepmenkes No.1098 Tahun 2003. Setiap data baik sebanyak 4 Warmindo, kategori
yang terkait akan diamati dan diberi nilai sedang/cukup sebanayak 28 Warmindo dan
berdasarkan Kepmenkes No.1098 Tahun 2003. kategori kurang/buruk sebanayak 1 Warmindo.
Selain itu juga dilakukan wawancara Penelitian ini dilakukan dengan dua
menggunakan in depht interview. Wawancara jenis sampel makanan yaitu makanan yang
merupakan serangkaian tanya jawab secara dipanaskan kembali dan makanan yang
langsung kepada pemilik Warmindo untuk langsung dimasak. Makanan yang dipanaskan

3
kembali yaitu makanan yang sudah dimasak laboratorium mengenai keberadaan bakteri
sebelumnya dan dapat dipanaskan apabila tidak E.Coli.
habis pada waktu tertentu yang tidak Adapun deskripsi makanan yang
ditentukan, sedangkan makanan yang langsung dipanaskan kembali dan makanan langsung
dimasak yaitu makanan yang setelah matang dimasak yang terdapat di Warmindo sekitar
langsung dihidangkan kepada konsumen. Hasil Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada
sampel makanan yaitu makanan yang tabel 1 dan 2.
dipanaskan kembali dan makanan yang
langsung dimasak ini sudah diuji di
Tabel 1 Deskripsi Produk Makanan yang Dipanaskan Kembali

No Spesifikasi Keterangan
1. Nama Makanan Makanan yang dipanaskan kembali (nasi rames)
2. Komposisi Makanan Nasi, telur, sayur (sawi, kacang, tauge, wortel,
kentang, kol), tempe, tahu, mie kering/bungkus,
garam, gula, kecap, bawang, cabe, air
3. Metode Pengolahan Penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku,
pengolahan bahan baku, penyajian makanan
4. Metode Pengawetan Pemanasan kembali
5. Pengemasan Piring
6. Umur Simpan 1 hari
7. Kondisi Kondisi makanan jadi ( < 65,5⁰C )
Penyimpanan
8. Pengawasan dalam Adanya kontaminasi faktor biologi, kimia, fisika,
Penyimpanan serta bau pada makanan
9. Penggunaan Produk Konsumsi langsung

Tabel 2 Deskripsi Produk Makanan yang Langsung Dimasak

No Spesifikasi Keterangan
1. Nama Produk Makanan langsung dimasak ( nasi goreng)
2. Komposisi Produk Nasi, telur, garam, kecap, bawang
3. Metode Pengolahan Penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku,
pengolahan bahan baku, penyajian makanan
4. Metode Pengawetan -
5. Pengemasan Piring
6. Umur Simpan -
7. Kondisi Kondisi makanan jadi ( < 65,5⁰C )
Penyimpanan
8. Pengawasan dalam Adanya kontaminasi faktor biologi, kimia, fisika,

4
Penyimpanan serta bau pada makanan
9. Penggunaan Produk Konsumsi langsung

Setelah itu dilakukan penyusunan diagram alir. Diagram alir proses merupakan suatu tahapan
kerja untuk membantu mengenali semua proses yang terdapat pada proses produksi pengolahan
makanan yang dipanaskan kembali dan makanan langsung dimasak.

Gambar 1 Flowchart Proses Produksi Makanan

5
Identifikasi bahaya digunakan untuk memberi gambaran tentang potensi yang terdapat pada
proses produksi. Terdapat potensi bahaya biologi, kimia dan fisik pada makanan langsung dimasak dan
makanan yang dipanaskan kembali.

6
Justifikasi Tindakan Koreksi
Tahapan Jenis Tindakan CCP
No Bahaya Bahaya/
Proses Bahaya Pengendalian
Penyebab
Salmonella,
E.Coli,
Pencucian dengan air yang
Staphylococci,
Biologi CCP bersih menggunakan sabun
Bacillus
anti bakteri
Cereus,
Dilakukan proses
Penerimaan Clostridium sp Lingkungan dan
1. seleksi dalam
bahan baku Pestisida, zat sanitasi Melakukan sortir bahan baku,
memilih bahan baku
Kimia pengawet atau CCP memisahkan bahan baku yang
pemutih kondisi baik dengan busuk
Kerikil, gabah,
Fisika rambut, - -
kotoran
Sanitasi Memperhatikan waktu, suhu
E.Coli,
penyimpanan dan kelembapan serta
Biologi S.Aureus, total CCP
bahan baku yang Memisahkan bahan memisahkan bahan baku yang
Penyimpanan coliform
2. disimpan pada baku yang tidak tidak sejenis
bahan baku
keadaan terbuka, sejenis
Fisika Serangga tidak bersih dan - -
tidak terpelihara
Staphylococcu
s aureus Personal higiene Melakukan dengan
Biologi - -
Pemotongan E.Coli, total dari penjamah alat yang bersih, serta
3.
bahan baku coliform makanan dan dari mencuci tangan
Debu, rambut, tahap sebelumnya sebelum bekerja
Fisika - -
serangga
Mencuci dengan Pencucian secara bersih dan
E.Coli, total Pencucian yang
Biologi bersih secara berulang CCP menggunakan sabun anti
Pencucian coliform tidak bersih dan
4. dan menggunakan air bakteri
bahan baku menggunakan air
Logam berat, yang bersih dan
Kimia yang kotor - -
tanah, pestisida mengalir

7
Justifikasi Tindakan Koreksi
Tahapan Jenis Tindakan CCP
No Bahaya Bahaya/
Proses Bahaya Pengendalian
Penyebab
Penggunaan alat bantu masak
Staphylococcu
(kompor, wajan, panci,
s aureus,
Biologi CCP spatula, baskom, sendok,
E.Coli, total
garpu dll) yang bersih dan
coliform
memasak hingga matang
Pendisiplinan penjamah
Penjamah Menggunakan alat
makanan dalam menggunakan
makanan dan bantu memasak dan
5. Pemasakan Zat penyedap pakaian yang bersih dan
lingkungan yang penjamah makanan
Kimia (penyedap CCP menggunakan pelindung
tidak bersih yang bersih
rasa) higiene penjamah makanan
(celemek, penutup kepala, alas
kaki)
Debu,
Fisika serangga, - -
rambut
E.Coli, total Sanitasi Menggunakan alat Penggunaan wadah
Biologi CCP
coliform penyimpanan bantu masak dan penyimpanan yang bersih
Penyimpanan
6. makanan dan menyediakan Selalu menutup makanan
makanan jadi Rambut, debu,
Fisika lingkungan yang menutup rapat - jadi dan penggunaan kasa &
serangga
tidak bersih makanan tirai pelindung
Menutup makanan
Sanitasi tempat
7. Penyajian Fisika Rambut, debu saat membawa - -
penyajian
menyajikan
Tidak memanaskan makanan
Staphylococcu Sanitasi penjamah
Biologi CCP kembali dan masak
Pemanasan s aureus makanan dan
8. Memasak secukupnya secukupnya
Kembali bakteri yang tahan
Serangga,
Fisika suhu panas - -
rambut

8
Identifikasi bahaya antara makanan menimbulkan terjadinya risiko. Risiko yang
yang dipanaskan kembali dan makanan dapat terjadi seperti tercemarnya olahan
langsung dimasak terletak hanya pada tahapan makanan karena penjamah makanan yang tidak
penyimpanan makanan jadi dan tahap higienis, peralatan yang digunakan tidak bersih
pemanasan kembali, karena makanan tersebut dan kondisi Warmindo yang kurang baik.
langsung disajikan kepada konsumen. Prosedur verifikasi dilakukan untuk
Identifikasi penentuan titik kendali peninjauan kembali rencana sistem HACCP di
kritis atau critical control point pada proses Warmindo sekitar Universitas Islam Indonesia.
produksi pengolahan makanan yang dipanaskan Dari hasil wawancara indepth interview dan
kembali dan makanan langsung dimasak hasil observasi di dapatkan hasil tidak adanya
dilakukan mulai tahap penerimaan bahan baku keluhan konsumen yang dapat merugikan
hingga pemanasan kembali. Penentuan CCP Warmindo di sekitar Universitas Islam
ditentukan dengan menggunakan pohon Indonesia, keluhan yang ada hanya tentang rasa
keputusan. Berdasarkan identifikasi CCP pada makanan karena tingkat keasinan atau
makanan yang dipanaskan kembali terdapat 6 kemanisan seseorang terhadap makanan
(enam) CCP, sedangkan pada makanan yang berbeda-beda. Tetapi dari hasil laboratorium
langsung dimasak terdapat 4 (empat) CCP. yang telah dilakukan diperkirakan terdapat
Hasil ini diperkirakan karena kondisi, fasilitas bakteri E.Coli dan total coliform yang
Warmindo yang kurang memperhatikan sanitasi terkandung dalam makanan yang dipanaskan
dan higiene lingkungan, tindakan dalam kembali dan makanan yang dimasak langsung
pengolahan makanan yang kurang diperhatikan pada salah satu Warmindo sekitar Universitas
higienisnya dan penjamah makanan atau tenaga Islam Indonesia yang telah di uji. Diperkirakan
kerja yang kurang memperhatikan kebersihan ada 3 makanan yang terkontaminasi bakteri
atau higiene diri sendiri, kurangnya pemakaian E.Coli dan 18 makanan yang terkontaminasi
atribut seragam produksi (celemek, penutup total coliform dari 68 makanan yang diuji.
kepala, alas kaki) dan kurangnya pengetahuan Dari hasil yang didapatkan, Warmindo
tentang sanitasi dan higienis lingkungan serta disekitar Universitas Islam Indonesia banyak
HACCP. termasuk kategori cukup/ sedang, dan kategori
Produksi makanan yang dimasak baik, meskipun ada beberapa Warmindo
langsung dan dipanaskan kembali masih termasuk kategori buruk. Hal ini yang dapat
terdapat beberapa proses yang dapat menyebabkan kontaminasi makanan yang

9
terjadi di Warmindo. Beberapa dilakukan, penerapan HACCP di
penjamah makanan di Warmindo masih belum Warmindo sekitar Universitas Islam
mengetahui tentang sanitasi dan higiene Indonesia belum efektif dikarenakan
makanan serta keamanana pangan, karena masih minimnya pengetahuan tentang
kurangnya informasi yang didapatkan tetang HACCP dan belum diterapkannya
keamanan pangan atau tidak mengetahui cara prinsip-prinsip HACCP.
untuk mengatasi serta adanya anggapan bahwa 2. Titik kendali kritis pada makanan yang
makanan yang diproduksi sudah aman. dipanaskan kembali ada 6 (enam) tahap
Hasil indepth interview disimpulkan yaitu penerimaan bahan baku,
bahwa proses produksi di Warmindo masih pemotongan bahan baku, pencucian
belum memperhatikan higiene sanitasi. bahan baku, pemasakan, penyimpanan
Berdasarkan data yang sudah didapat, penjamah makanan jadi dan pemanasan kembali.
makanan kurang kesadaran tentang higiene dan Apabila titik kendali kritis pada
sanitasi lingkungan Warmindo. Misalkan tidak makanan yang langsung dimasak ada 4
mencuci tangan sebelum masak sedangkan (empat) tahapn yaitu penerimaan bahan
sebelumnya memegang uang, kurangnya atribut baku, pemotongan bahan baku,
yang dipakai penjamah makanan seperti tidak pencucian bahan baku dan pemasakan.
menggunakan celemek, penutup kepala. Dalam Tahapn-tahapan ini diperkirakan
proses produksi cara yang biasa dilakukan terdapat bahaya biologi, kimia dan
untuk menjaga keamanan makanan yaitu fisika yang dapat menyebabkan
memasak hingga matang, memanaskan kembali makanan tidak aman atau makanan
apabila makanan tersebut tidak habis, suhu dapat terkontaminasi.
untuk menyimpan bahan baku makanan tidak 3. Perbedaan antara makanan yang
sesuai. dipanaskan kembali dan dimasak
Penerapan HACCP di Warmindo perlu langsung terdapat pada tahap
dilakukan supaya konsumen lebih aman dan penyimpanan makanan jadi dan tahap
Warmindo dapat meningkatkan daya tarik pemanasan kembali.
konsumen.
4. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara in depth interview yang

10
5. Daftar Pustaka Depkes RI (2004). Hygiene Sanitasi Makanan
dan Minuman. Dirjen PPM dan PL.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Jakarta.
Indonesia (2009). Peraturan Kepala
BPOM RI No. HK 00.06.1.52.4011
tentang Penetapan Batas Maksimum Depkes RI (2011). Keputusan Menteri
Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Kesehatan Republik Indonesia No.
Makanan. Jakarta. 1096/Menkes/SK/ VI/2011 Tentang
Higiene Sanitasi Jasa Boga. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional (1998). SNI 01-
4852-1998 Sistem Analisa Bahaya dan Dewi Susana, Budi Hartono (2003).
Pengendalian Titik Kritis (HACCP) Pemantauan Kualitas Makanan
serta Pedoman Penerapannya. Badan Ketoprak dan Gado-Gado Di
Standarisasi Nasional. Jakarta. Lingkungan Kampus UI Depok,
Melalui Pemeriksaan Bakteriologis.
Jurnal Makara, Seri Kesehatan. Vol.7.
Cahyaningsih, Tri., Kushadiwijaya, H., &
No.1. 56-64.
Tholib, A (2009). Hubungan Higiene
Sanitasi Dan Perilaku Penjamah
Makanan Dengan Kualitas Febriana, Rina., Artanti, Guspri Devi (2009).
Bakteriologis Peralatan Makan Di Penerapan HACCP dalam
Warung Makan. Yogyakarta: Balai Penyelenggaraan Warung Makan
Teknologi Kesehatan Lingkungan. Kampus. Media Pendidikan Gizi dan
Vol.25. No.4. 180-188. Kuliner. Vol.1. No.1. 53-58.

Cartwright,L,M (2010). HACCP Sebagai Gandhi (2008). Development of HACCP


Model Kendali dan Penjaminan Mutu Procedure for the Production of Full
Produksi Pangan. STPB. Bandung. Fat Soy Flour. International Food
Research Journal. Vol.15. No.2. 141-154.
Cartwright, L,M.,& Latifah, D (2010). Hazard
Analysis and Critical Control Point Haryadi, Purwiyatno (2015). Tantangan
sebagai Model Kendali dan Ganda Keamanan Pangan di
Penjaminan Mutu Produksi Pangan. Indonesia: Peranan Rekayasa Proses
Invotec. Vol.6. No.17. 509-519. Panganan. IPB Press. Bogor.

Depkes RI (2003). Keputusan Menteri Hermansyah, M., Pratikno., Soenoko R.,


Kesehatan Republik Indonesia No. Setyanto N W (2013). Hazard Analysis
1098/Menkes/SK/ VII/2003 Tentang and Critical Control Point Produksi
Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Maltosa dengan Pendekatan Good
Makan dan Restoran. Jakarta. Manufacturing Practice. Jemis. Vol.1.
No.1. 14-20

11
Hung Ting-Yu, Liu Chi-Te, Peng I-Chen., Hsu Quality during Production of
Chin., Yu Roch-Chui., Cheng Kuan-Chen Fermented Legume Based Condiments
(2015). The implementation of a In Nigeria. Nigeria Food Journal.
Hazard Analysis and Critical Control Vol.30. No.1. 59-66.
Point management system in a peanut
butter ice cream plant. Journal of Food
and Analysis. Vol.1. No.1. 509-515. Okonko, I., Adejoye, O., Ogun, A., Ogunjobi,
A A., Nkang, A., Adebayo-Tayo B
(2009). Hazard Analysis Critical
Kokkinakis, E., Kyriadis, G., Markaki, A., Control Point (HACCP) and
Fragkiadakis G A (2011). Hazard Microbiology Qualities of Sea-food AS
Analysis and Critical Control Point Affected by Handlers’s Hygience In
Implementation In Public Hospital a Ibadan and Lagos Nigeria. African
Survey in Crete, Greece. Procedia Food Journal of Food Science. Vol.3. No.2.
Science. Vol.1. No.1. 1073-1078. 035-050.

Kokkinakis, E., Kokkmaki, A., Kyriadis, G., Olivia, M., Rahayu, T., & Rakhmawati A
Markaki, A., Fragkiadakis G A (2011). (2017). Penerapan Hazard Analysis
Hazard Analysis and Critical Control and Critical Control Point pada Usaha
Point Implementation In Local Food Jasa Boga di Kecamatan Kotagede
Industry: A Survey in Crete, Greece. Yogyakarta. Jurnal Prodi Biologi. Vol.6.
Procedia Food Science. Vol.1. No.1. No.6. 343-348.
1079-1083.

Pawar, P A., Purwar, Aachal H (2013). Hazard


Lu Junchao., Pua Xiao-Hui., Liu Chi-Te., Analysis And Critical Control Point in
Chang Che-Lang., Cheng Kuan-Chen Retail and Food Service Operations.
(2014). The Implementation of HACCP International Journal of Engineering
Management System In A Chocolate Science Invention. Vol.2. No.1. 23119-
Ice Cream Plant. Journal of Food and 6734.
Drug Analysis. Vol.1. No.22. 391-398.

Rauf, Rusdin (2013). Sanitasi Pangan dan


Mortimore, S., & Wallace, C (2004). Food HACCP. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Industry Briefing Series: HACCP.
Blackwell Science. France.
Rosita, D., Zaenab, & Budiyanto (2016).
Analisis Kandungan Klorin pada
Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan Beras. Jurnal Pendidikan Biologi
dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Indonesia. Vol.2. No.1. 88-93.
Jakarta.

Sugiono (2013). Petujuk Praktis Penerapan


Oguntoyinbo (2012). Development of Hazard Sistem Jaminan Keamanan Pangan
Analysis and Critical Control Point Berasis HACCP di Rumah Makan dan
and Enhancement of Microbial Savety Restoran. LIPI Press. Jakarta.

12
Suhartono (2014). Dampak Pestisida
Terhadap Kesehatan. Prosiding
Seminar Nasional Pertanian Organik.
Vol.2. No.2. 15-23.

Winarno, FG dan Surono (2004). HACCP dan


Penerapannya Dalam Industri Pangan.
M-BRIO PRESS, Cetakan 2. Bogor.

Yuniarti, Rahmi., Azila, W., & Sari, A (2015).


Penerapan Sistem Hazard Analysis and
Critical Control Point pada Proses
Pembuatan Keripik Tempe. Jurnal
Ilmiah Teknik Industri. Vol.14. No.1. 86-
95.

Yunus, Salma P., Umboh., Pinontoan O (2015).


Hubungan Personal Higiene dan
Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi
Escherichia Coli Pada Makanan di
Rumah Makan Padang Kota Manado
Dan Kota Bitung. JIKMU. Vol.5. No.2.
210-220.

Zulfana, Iffa., dan Sudarmaji (2008). Hazard


Analysis and Critical Control Point
pada Pengelolaan Makanan Pasien
Rawat Inap du Rumah Sakit Islam
Lumajang. Jurnal Kesehatan
Lingkungan. Vol.4. No.2. 57-68.

13
57

Anda mungkin juga menyukai