Anda di halaman 1dari 4

Refleksi Diri Praktikum VI

Oleh Rahma Alfianty Oetami, 1606881090, Praktikum VI Kelas A

Mata ajar Praktikum VI merupakan pembelajaran praktikum sebagai penerapan asuhan


keperawatan pada mata ajar Keperawatan Gerontik yang berfokus pada lanjut usia sebagai
individu maupun anggota dalam keluarga sesuai dengan teori yang dipelajari sebelumnya.
Kegiatan Praktikum VI meliputi pembelajaran praktik untuk memenuhi kebutuhan klien lansia
dengan gangguan keamanan dan kenyamanan, kebersihan diri, integritas jaringan, mobilisasi,
oksigenasi, termoregulasi, konsep diri, eliminasi, cairan, nutrisi, serta istirahat dan tidur. Dalam
mata ajar ini, saya mendapat kesempatan memelajari berbagai prosedur keterampilan untuk
memenuhi seluruh kebutuhan dasar tersebut serta melakukan pengkajian langsung kepada klien
lansia.
Lansia mengalami berbagai perubahan fisiologis tubuh yang menyebabkan asuhan
keperawatan yang diberikan juga harus disesuaikan dengan berbagai perubahan fisiologis
tersebut (Miller, 2012). Dalam mata ajar ini, saya mendapatkan kesempatan untuk melakukan
pengkajian secara berkelompok terhadap seorang lansia. Ketika melakukan pengkajian, saya
menemukan beberapa perubahan fisiologis seperti adanya penurunan sistem pendengaran,
penurunan sistem keseimbangan, dan penurunan sistem kognitif. Kemudian, saya mencoba untuk
mengintegrasikan perubahan tersebut dengan teori yang sudah dipelajari di mata ajar
Keperawatan Gerontik. Hal tersebut memungkinkan saya untuk memahami kembali penyebab
adanya perubahan fisiologis lansia. Contohnya adalah ketika terdapat penurunan sistem
pendengaran dan penurunan kognitif, saya mencoba berbicara dengan lansia suara yang lebih
keras dan menginstruksikan tahapan pengkajian dengan perlahan (Kholifah, 2016).
Dalam mata ajar ini, saya juga memelajari mengenai berbagai prosedur untuk memenuhi
kebutuhan dasar lansia seperti massase abdomen, creede maneuver, dan kegel exercise. Ketiga
intervensi tersebut bertujuan untuk membantu lansia mengatasi berbagai masalah eliminasi
seperti inkontinensia urin, yaitu pengeluaran urin yang tidak dikehendaki secara involunter
dalam jumlah atau frekuensi tertentu (Miller, 2012). Penuaan menjadi risiko yang menyebabkan
inkontinensia urin meliputi otot–otot yang menjadi lemah, penurunan kapasitas kandung kemih,
dan sembelit (Karjoyo, et al, 2017). Keterampilan prosedur tersebut penting untuk dapat saya
lakukan sebagai calon perawat karena inkontinensia urin dapat menyebabkan masalah kesehatan
lain yang lebih berbahaya.
Keterampilan prosedur lain juga meliputi penggunaan alat bantu jalan dengan walker dan
tongkat, latihan fisik lansia (Lafiska) sebagai aktivitas fisik yang dapat dilakukan lansia,
perawatan kulit, latihan relaksasi napas untuk meningkatkan respirasi, dan intervensi untuk
termoregulasi, yaitu dengan teknik kompres hangat. Semua prosedur yang dipelajari
berhubungan erat dengan masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia. Berbagai prosedur
tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan status kesehatan lansia sehingga
intervensi keperawatan yang diberikan harus berfokus untuk menjaga masa produktif, serta
mengusahakan kemandirian dan kesejahteraan pada lansia (Kholifah, 2016).
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah saya mengetahui dan memahami lebih jauh
tentang asuhan keperawatan pada lansia. Jika sebelumnya saya baru memelajari teori, kini saya
dapat mengintegrasikan toeri tersebut dengan cara melakukan intervensi khususnya dalam
melakukan prosedur. Saya juga dapat mengobservasi langsung berbagai perubahan fisiologis
pada lansia ketika melakukan pengkajian dengan mengundang satu orang lansia. Saat itu saya
mendapatkan tugas untuk mengkaji mengenai Berg Balance Scale yang menjadi suatu
pengalaman berkesan karena di samping mengkaji keseimbangan lansia, saya belajar
meningkatkan kepekaan dan pengawasan untuk menjaga agar lansia tidak jatuh. Hal tersebut
harus dilakukan karena lansia berisiko mengalami jatuh akibat keseimbangan yang menurun
(Tabloski, 2014).
Semua pembelajaran dalam Praktikum VI ini sangat bermanfaat bagi diri saya. Saya
mendapatkan gambaran langsung ketika berinteraksi dan mengkaji lansia, apa saja hambatan
yang ditemukan, dan hal-hal yang dapat saya lakukan sebagai perbaikan jika nanti mengkaji
lansia. Selain itu, saya juga dapat memberikan manfaat pada orang lain khususnya lansia dengan
menerapkan asuhan keperawatan yang sudah pelajari. Saya juga menjadi lebih tahu tentang
intervensi mengenai masalah eliminasi pada lansia seperti inkontinensia urin dan konstipasi.
Praktikum ini membuat saya lebih memahami dan memiliki gambaran mengenai intervensi di
dalam Nursing Intervention Classification (NIC).
Rencana saya ke depannya adalah saya harus memerhatikan berbagai hal dan
mengintegrasikan teori serta praktik yang telah dipelajari ketika memberikan asuhan
keperawatan pada lansia. Hal yang harus saya perhatikan adalah menggunakan suara yang lebih
keras, menginstruksikan dengan perlahan, menggunakan bahasa yang lebih mudah dimengerti,
menggunakan benda-benda yang lebih sering ditemui lansia untuk mengkaji kognitif, dan
meningkatkan pengawasan untuk menjaga lansia dari cidera. Ketika melakukan intervensi, saya
harus dapat memerhatikan berbagai perubahan fisiologis agar intervensi yang saya lakukan
mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup lansia.

Daftar Pustaka
Karjoyo, J. D., et al. (2017). Pengaruh senam kegel terhadap frekuensi inkontinensia urine pada
lanjut usia di wilayah kerja puskesmas tumpaan minahasa selatan. E-journal
Keperawatan (e-Kp), 5(1). Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/107046-ID-none.pdf
Kholifah, S. N. (2016). Modul cetak mata ajar: keperawatan gerontik. DKI Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI. Diakses dari http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Gerontik-Komprehensif.pdf
Miller, C. A. (2012). Nursing for wellness in older adults (6th ed). Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins.
Tabloski. P. A. (2014). Gerontological nursing (3th ed). New Jersey: Pearson.

Anda mungkin juga menyukai