Anda di halaman 1dari 12

SAWERIGADING

Volume 18 No. 1, April 2012 Halaman 79—90

VARIASI POLA KATA MAJEMUK DALAM LIRIK LAGU BUGIS:


KAJIAN STILISTIKA
(Variant of Compound Word Pattern in Buginese Song Lyric: Stylistic Analysis)

Herianah
Balai Bahasa Ujung Pandang
Jalan Sultan Alauddin Km 7/Tala Salapang Makassar
Telp. (0411)882401, Fax (0411)882403
Pos-el: anaherianah@yahoo.co.id
Diterima: 2 Desember 2011; Disetujui: 20 Maret 2012

Abstrak

Lagu Bugis merupakan salah satu aset budaya di Sulawesi Selatan. Aset budaya berupa lagu ini perlu
dilestarikan, mengingat lagu-lagu daerah merupakan salah satu khazanah kebudayaan daerah yang patut
dibanggakan dan memperkaya kebudayaan nasional. Tulisan ini bertujuan membahas variasi pola kata
majemuk dalam lirik lagu Bugis dengan kajian stilistika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik inventarisasi, baca-simak, dan
pencatatan. Teknik analisis data melalui tahap identifikasi, klasifikasi, analisis, dan deskripsi.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dalam lirik lagu Bugis terdapat perbedaan dan persamaan pola kata
majemuk terhadap lirik lagu yang diciptakan oleh lima orang pengarang yaitu Jauzi Saleh, Yusuf
Alamudi, Haji Mustafa Bande, Hasan Pulu, dan Syam SR. Pola kata majemuk itu terdiri atas kata
majemuk dari kata dasar dan kata berafiks.

Kata kunci: kata majemuk, lagu Bugis

Abstract

Buginese song is one of cultural aspects in South Sulawesi. It is necessary to be preserved regarding it is one cultural value
aspect and enriches national culture. This writing aims to discuss variant of compound pattern words in Buginese song lyrics
using stylistic analysis. This research uses descriptive qualitative method by applying technique of collecting data like
inventory, reading-observing, and recording technique. Technique of analyzing data is identification, classification, analysis,
and description. Result of analysis proves that lyric of Buginese song shows similarity and difference of compound words
pattern created by Jauzi Saleh, Yusuf Alamudi, Haji Mustafa Bande, Hasan Pulu, and Syam SR. Pattern of compound
words consists of base words and derivational words

Keywords: compound word, Buginese song

79
Sawerigading, Vol. 18, No. 1, April 2012: 103—112

1. Pendahuluan (Aminuddin, 1995). Dengan kata lain, ketika


seseorang menyatakan sesuatu yang ada dalam
Lagu Bugis merupakan salah satu karya dunia gagasannya sesuatu yang dinyatakan itu
sastra di Sulawesi Selatan. Karya sastra berupa sebenarnya tidak dapat dilihat secara konkret.
lagu ini perlu dilestarikan, mengingat lagu-lagu Sesuatu atau being yang ada dalam ketiadaan itu
daerah merupakan salah satu khasanah dapat dianalogikan sebagai konfigurasi gagasan.
kebudayaan daerah yang patut dibanggakan. Apabila diperhatikan, ada perbedaan
Eksistensi lagu Bugis sampai sekarang masih tetap antara penyampaian gagasan dalam ragam
diterima oleh masyarakat. Sikap dan kondisi komunikasi lain, misalnya ragam ilmiah. Dalam
seperti itu dapat dilihat di desa atau di kota, di karangan ilmiah penyampaian gagasan lazimnya
kedai-kedai, angkutan umum, atau di mana saja mengutamakan kejelasan pemaparan melalui
terbuka kesempatan untuk bernyanyi atau penggunaan bahasa secara baik dan benar.
mendengarkannya. Sementara dalam komunikasi sastra, gagasan itu
Seiring dengan perkembangan lagu Bugis, diupayakan tertampil secara kaya sehingga mampu
ada sesuatu yang menarik untuk dibicarakan, membuahkan efek emotif tertentu. Efek emotif
khususnya mengenai lirik lagu, karena lirik bagian tersebut antara lain merujuk pada kemampuan
dari karya sastra. Sehubungan dengan itu, lirik paparan teks sastra dalam membangkitkan citraan,
lagu Bugis perlu ditelusuri dengan mengadakan suasana, ataupun ajukan emosi tertentu bagi
kajian stilistika. Pengkajian stilistika didasarkan penanggapnya. Dengan demikian, penghadiran
pada pusat perhatian stilistika dalam hal ini style gagasan pengarang dihubungkan dengan kreasi
atau gaya bahasa, yaitu cara yang digunakan penciptaan wujud pemaparannya pada dasarnya
pembicara atau penulis untuk menyampaikan tidak dapat dilepaskan dari upaya pembuahan efek
maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai emotif tersebut (Aminuddin, 1995).
sarananya. Hal ini sejalan dengan pendapat Ada keindahan yang berhubungan dengan
Sudjiman (1993) yang mengatakan jika wacana bunyi bahasa, sehingga timbul istilah aliterasi,
bahasa dapat dikaji secara linguistik, maka tidak asonansi, rima ritme atau istilah lain yang
mustahil menerapkan pendekatan linguistik pada berhubungan dengan bunyi. Atau keindahan yang
wacana sastra. Pengkajian bahasa dan gaya bahasa berhubungan dengan suatu pengungkapan, suatu
dapat mengantarkan kita kepada pemahaman yang ekspresi, sehingga ada pengertian metafora,
lebih baik. simile, personifikasi, simbolisme dan beberapa
Kekuatan bahasa sastra (puisi, prosa) istilah lain yang dapat ditemui pada kebanyakan
antara lain ditentukan oleh kemampuan buku tentang style, dan mungkin pula keindahan
(kreatifitas) pengarang mendayagunakan kaidah yang berhubungan dengan suatu pelukisan,
gramatikal bahasa Indonesia secara berbeda dan sehingga mungkin ada lukisan yang dikatakan
yang berlaku u m u m (Darwis, 1998). Begitu pula sebagai lukisan hidup (Junus, 1989 ).
dalam penciptaan lirik lagu, pengarang secara Hasil penelitian stilistika terhadap karya
bebas dengan penuh daya kreasi yang tinggi dapat sastra pada umumnya belum banyak dilakukan.
menggunakan kata-kata khusus atau susunan Artinya, pengkajian stilistika terhadap karya sastra
kalimat yang khusus untuk menuangkan ide, belum memperoleh perhatian yang memadai
perasaan dan pikiran dengan menciptakan unsur (Subroto, 1999). Penelitian tentang stilistika dapat
estetika yang mampu menggugah dan dilakukan terhadap cerpen juga terhadap puisi.
meninggalkan kesan bagi pendengar atau Berikut ini diuraikan tentang penelitian yang
penikmat lagu itu. relevan yang berhubungan dengan puisi dan lagu.
Proses pengungkapan gagasan, gambaran Beberapa penelitian relevan yang pernah
isi tuturan yang tergambarkan sebagai konfigurasi dilakukan adalah Danardana (1999) yang
gagasan dan terbentuk dalam satuan lambang menelaah sajak Pada Suatu Hari karya Agus R.
kebahasaan disebut ekspresi. Bentuk konfigurasi Sarjono yaitu Kajian Puisi dengan Pendekatan
gagasan maupun bentuk eskpresi keduanya Stilistika. Aspek yang diteliti meliputi unsur
merupakan bentuk sesuatu yang abstrak gramatikal, leksikal, pemajasan, dialog dan narasi.

80
Herianah: Variasi Pola Kata Majemuk dalam Lirik Lagu Bugis: Kajian Stilistika

Yuwana, dkk. (2000) yang meneliti Pendekata.n antara lagu dan elong Ugi. Elong Ugi atau elompugi
Stilistika dalam Puisi Jawa Modern Dialek Using. adalah salah satu karya sastra Sulawesi Selatan
Dalam penelitian ini, peneliti mendeskripsikan yang berasal dari naskah-naskah lama berupa
aspek fonologis, morfologis, dan sintaksis dalam lontarak dan berbentuk puisi yang
puisi J a w a modern dialek Using. mempergunakan bahasa Ugi atau Bugis.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sesungguhnya elong sebagai salah satu bentuk
Aritonang (2002) tentang Lirik Lagu Pop Batak kesusastraan Bugis seperti halnya ungkapan,
Toba: Suatu Kajian Stilistika dan Pragmatik Sastra. pepatah yang kesemuanya perlu mendapat
Dalam penelitian ini, ditekankan pada perhatian dan kejelasan bagi kita semua .
karakteristik variasi kata majemuk dalam Lagu Elong Ugi adalah suatu karya sastra orang
Bugis Populer. Bugis yang sudah memasyarakat sejak zaman
Mursalim (2004) meneliti tentang Kajian dahulu. Untuk memahami makna elong Ugi,
Stilistika Puisi Amir Hamgah dan Kontribusinya diperlukan pengetahuan khusus, karena
Terhadap Pengembangan Bahan Ajar Puisi di SMU. memahami makna elong Ugi mempunyai sifat-
Penelitian ini menekankan pada penggunaan gaya sifat tertentu sebagaimana halnya pengenalan sifat
bahasa dan kontribusi gaya bahasa puisi Amir -sifat pada puisi. Kemampuan kita memahami
Hamzah terhadap pengembangan bahan ajar. makna elong, sangat erat hubungannya dengan
Peneliti menyadari bahwa penelitian yang kemampuan kita melihat, mendengar dan
diuraikan di atas memberikan sumbangsih yang merasakan secara imajinatif benda-benda, bunyi-
sangat berarti dalam melakukan penelitian bunyi dan perasaan yang dilukiskan dalam elong
terhadap lirik lagu-lagu Bugis populer. Dalam (Salim dkk., 1989).
penelitian ini ditekankan pada variasi kata Cara pakkelong (pengarang atau pembawa
majemuk dalam lirik lagu Bugis populer dengan elong) melukiskan pikiran dan perasaannya antara
kajian stilistika. lain:
Kajian stilistika itu perlu dilakukan, bukan 1. Pernyataan langsung
hanya dalam rangka memberikan sumbangan Pakkkelong menyatakan pikiran dan
bermakna terhadap kriktik sastra, melainkan juga perasannya secara langsung dengan
dalam rangka memberi deskripsi yang bermakna mempergunakan bahasa sehari-hari
terhadap karya sastra di Sulawesi Selatan khusus yang mudah dimengerti oleh
pada lagu Bugis yang mendeskripsikan kajian pendengarnya;
stilistika dalam lirik lagu-lagu Bugis populer. 2. Pengiasan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di Pakkelong melukiskan pikiran dan
atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan perasaannya tidak dengan terus
sebagai berikut. terang, melainkan dengan terkias;
Bagaimanakah variasi pola kata majemuk 3. Asosiasi bunyi ucapan
dalam lagu Bugis? Pakkelong menyampaikan ucapannya
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dengan melalui cara dan pengertian
penelitian mendeskripsikan variasi pola kata yang samar-samar, atau dengan kata
majemuk dalam lirik lagu Bugis berkias.
Hasil penelitian ini bertujuan Perlu diketahui bahwa beberapa
meningkatkan apresiasi masyarakat dalam penciptaan lagu Bugis terinspirasi dari larik-larik
pemahaman dan penghayatan terhadap karya yang terdapat dalam elong Ugi, seperti lagu Buluk
sastra Indonesia khususnya lagu-lagu Bugis Alaukna Tempe ciptaan Yusuf Alamudi. Lagu
tersebut diambil dari elong Ugi jenis elong caddiorio
2. Kerangka Teori artinya bergembira. Oleh Yusuf Alamudi, larik
elong itu digubah menjadi sebuah lirik lagu dan
2.1 Konsep Lagu Bugis diberi alunan musik sehingga lagu itu begitu
Sebelum masuk ke pengertian lagu, syahdu kedengarannya. Begitu pula dengan lagu
terlebih dahulu akan dibicarakan perbedaan Ininnawa Sabbarakko digubah dari elong sikai-kai

81
Sawerigading, Vol. 18, No. 1, April 2012: 103—112

artinya beruntai. Elong sikaik-kai adalah elong Pada umumnya, lagu daerah tradisional
beruntai yang salah satu larik akhir bait mencirikan dirinya dalam bentuk senandung.
sebelumnya, diulang lagi pada larik pertama bait Lagu senandung itu lebih bersifat halus, lembut,
berikutnya. membuai hati, dan juga bersifat lisan saja. Lagu
Menurut Moeliono, dkk. (1990) terdapat seperti ini banyak digunakan atau didengar pada
pengertian lagu yang berarti: (1) ragam suara yang waktu ibu menidurkan anaknya, atau nenek
berirama (dalam bercakap, membaca dan membelai-belai, menidurkan cucunya atau
sebagainya) ,(2) menyanyi, nyanyian, (3) ragam seorang perjaka yang rindu akan kekasihnya,
menyanyi (musik, gamelan, dsb.), dan (4) tingkah seorang nelayan, pelaut, perantau yang rindu akan
laku, cara, lagak. Sedangkan, pengertian lirik kampung halamannya (Jerniati, 2002).
adalah: (1) karya sastra (puisi) yang berisi curahan Lagu-lagu Bugis merupakan bagian dari
perasaan pribadi, dan (2) susunan kata sebuah sastra daerah yang sangat menarik untuk
nyanyian. Adapun pengertian populer adalah: (1) dibicarakan, khususnya mengenai lirik lagu.
dikenal dan disukai orang banyak (umum) lagu- Pencipta lagu dalam menulis sebuah lagu tak
lagu, (2) sesuai dengan kebutuhan masyarakat terlepas dari ide, pengalaman, perasaan hati yang
pada umumnya; mudah dipahami orang banyak, sesuai dengan kreativitas sang pencipta. Tema
dan (3) disukai dan dikagumi orang banyak. yang paling mendominasi lirik lagu adalah tema
Berdasarkan definisi di atas, bahwa lagu cinta. Selain itu, ada pula lirik lagu yang bertema
Bugis terdiri atas susunan kata yang membentuk pendidikan, keagamaan, bahkan sosial.
lirik dan mudah dipahami oleh orang banyak serta Pengarang lagu pun saat ini sudah sangat
disukai dan dikenal oleh masyarakat pada banyak, dan mereka sangat kreatif dalam
umumnya. menciptakan lagu Bugis. Dalam penelitian ini,
Pembicaraam tentang lagu-lagu berarti penulis hanya mengambil data dari lirik lagu dari
juga tentang musik yang ragam dan fungsinya lima orang pencipta, yaitu Yusuf Alamudi, Jauzi
cukup banyak. Namun, dalam penelitian ini titik Saleh, Hasan Pulu, Syam SR, dan H. Mustafa B.
beratnya hanya pada lagu dalam arti kata-kata
yang membangun lagu itu atau liriknya saja. 2.2 Stilistika
Suatu konsensus terlebih dahulu diadakan Stilistika merupakan cabang linguistik
untuk memberikan pembatasan pengertian yang menelaah pemakaian bahasa dan gaya bahasa
dengan lagu Bugis populer dengan lagu Bugis termasuk efek yang ditimbulkan oleh cara
tradisional. Dalam hal lagu Bugis populer sudah penggunaan bahasa dalam karya sastra. Telaah
bersifat komersial yang dikenal oleh masyarakat stilistika bertolak dari asumsi bahwa bahasa
secara luas lewat kaset maupun V C D yang mudah mempunyai tugas dan peranan yang penting
didapatkan. Penggunaan istilah populer dalam dalam keberadaan karya sastra. Bahasa tidak dapat
penelitian ini, bukan untuk mendikotomi antara dilepaskan dari karya sastra mengingat bahasa
lagu yang tergolong lama dan baru, atau adanya merupakan media karya sastra. Keindahan sebuah
lagu yang baru dan kolot. Tetapi, istilah populer karya sastra sebagian besar disebabkan oleh
hanya untuk antara lagu-lagu Bugis yang kemampuan penulis mengeksploitasi kelenturan
dikumpulkan dari tahun 1990 sampai 2006. bahasanya sehingga menimbulkan kekuatan
Perkembangan musik dan lagu Bugis bahasa dan keindahannya (Semi, 1993).
sampai saat ini memperlihatkan corak atau jenis Pengertian stilistik dan gaya
yang berbeda-beda. Begitu pula dengan irama lagu berhubungan dengan persoalan bahasa. Pada
Bugis yang bervariasi yakni ada irama pop, mulanya lebih terbatas kepada persoalan bahasa
dangdut, disco sampai irama gambus atau kasidah. dalam karya sastra. Dalam perkembangannya,
Selain itu, perkembangan terakhir menunjukkan gaya juga dikaji di luar hubungan sastra. Paling
adanya lagu-lagu Bugis yang dikreasikan dengan tidak, dibedakan antara gaya sastra dan gaya
bahasa Indonesia. Begitu pula dengan jenis bukan sastra (Junus, 1989).
lagunya ada lagu Bugis yang dinyanyikan oleh Stilistika ialah ilmu gaya bahasa. Pada
anak-anak maupun remaja dan dewasa. prinsipnya selalu meneliti pemakaian bahasa yang

82
Herianah: Variasi Pola Kata Majemuk dalam Lirik Lagu Bugis: Kajian Stilistika

khas atau istimewa, yang merupakan ciri khas pengetahuan sosial yang secara fundamental
seorang penulis, aliran sastra dan lain-lain, atau bergantung pada pengamatan terhadap manusia
pula yang menyimpang dari bahasa seperti dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
penggunaan ejaan dan tanda baca dalam kalimat. dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan
Sudah tentu ilmu gaya bahasa berhasil dalam peristilahannya. Selain itu, Bogdan dan
menentukan secara cukup tegas, misalnya Taylor (1975) mengatakan bahwa penelitian
pemakaian bahasa seorang penyair atau kelompok kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
penyair tertentu, khususnya dalam perbedaan dari menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-
pemakaian bahasa oleh penyair dari mazhab atau kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
aliran angkatan lain (Teeuw, 1984). perilaku yang dapat diamati.
Atas dasar uraian di atas, dapat Penelitian ini dikatakan deskriptif
disimpulkan bahwa kajian stilistika berkaitan kualitatif karena berusaha mendeskripsikan fakta
dengan berbagai cabang dalam tataran linguistik, kebahasaan yang digunakan dalam lirik lagu Bugis
baik fonologi, morfologi, sintaksis maupun meliputi deskripsi kata majemuk dalam lirik lagu
semantik. Hubungannya dengan fonologi Bugis.
dilakukan karena adanya kemerduan bunyi, Dalam penelitian ini data tertulis berupa
persamaan bunyi, perulangan bunyi, ataupun lirik lagu-lagu Bugis menyangkut kata majemuk
irama yang ditimbulkan. Dari segi morfologis yang bersumber dari kaset lagu Bugis populer.
dapat dilihat dari segi pembentukan kata yang Sumber data dalam penelitian ini adalah
menyusun lirik sebuah puisi atau lagu. Sedangkan, lirik lagu Bugis yang dikumpulkan dari
hubungan sintaksis dapat dilihat dari aspek penciptaan tahun 1990 sampai dengan 2006.
struktur kalimat, dan dari segi semantik adanya Lagu yang telah dikumpulkan sejumlah 150 buah
unsur-unsur semantik misalnya penggunaan diksi, lagu, namun lagu yang dijadikan sampel 50 lagu
jenis-jenis gaya bahasa, citraan, dan sebagainya. dari lima orang pencipta lagu. Setiap pencipta
mewakili sepuluh buah lirik lagu yang akan
2.3 Kata Majemuk diteliti. Pencipta lagu Bugis yaitu Jauzi Saleh,
Kata majemuk adalah hasil proses Yusuf Alamudi, Hasan Pulu, Syam S.R dan H.
pembentukan kata dengan cara pemaduan satuan- Mustafa B.
satuan bahasa berupa morfem akar atau dasar
yang memiliki makna leksikal yang mandiri yang 3.1 Teknik Pengumpulan Data
setelah dipadukan menghasilkan satu kesatuan Penelitian ini merupakan penelitian
arti (Hanafie, 1992). kepustakaan, sehingga dalam pelaksanaannya
Berbeda halnya dengan afiksasi dan dilaksanakan dengan teknik pengumpulan data
reduplikasi, satuan yang dapat menjadi unsur dengan menggunakan teknik inventarisasi, baca-
pemadu langsung dalam proses pemajemukan simak, dan pencatatan. Teknik inventarisasi
adalah morfem terikat yang bukan afiks, digunakan untuk mencari data yaitu dengan
melainkan morfem terikat berupa akar pengumpulan kaset lagu Bugis. Kaset yang
(praktegorial) dan berupa leksem, serta satuan mempunyai sampul dan tertera senarai lirik lagu
dasar berupa dasar sederhana (kata tunggal), dan diketik ke dalam kartu data. Jika kaset tidak
dasar kompleks (kata berafiks, kata bereduplikasi, mempunyai sampul, maka kaset atau V C D itu
kata majemuk, bahkan berupa frasa). (Hanafie, diplaykan kemudian lirik lagu yang dinyanyikan
1992) oleh sang penyanyi ditranskripsikan menjadi data
tulis.
3. Metode Penelitian Setelah diadakan teknik inventarisasi,
selanjutnya peneliti melakukan teknik baca-simak
Penelitian ini termasuk jenis penelitian yakni peneliti membaca dengan seksama dan
deksriptif kualitatif. Kirk dan Miller (dalam berulang-ulang lirik lagu yang menjadi sumber
Moleong, 2000) menjelaskan bahwa penelitian penelitian.
kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu Kaset yang mempunyai sampul dan

83
Sawerigading, Vol. 18, No. 1, April 2012: 103—112

tertera senarai lirik lagu dicatat dalam kartu data. ri laoku limbang dolangeng ' kepergianku
Jika kaset tidak mempunyai sampul, maka kaset merantau' (LB 10, JS, bait 2)
atau V C D itu diplaykan kemudian lirik lagu yang
dinyanyikan oleh sang penyanyi ditranskripsikan Pada lagu 1 s.d 10 terdapat lagu ciptaan
menjadi data tulis. Jauzi Saleh yang mengandung kata majemuk
dalam larik-larik yang membangun lagu. Pada LB
3.2 Teknik Analisis Data 4 terdapat kata majemuk bua ati yang terdiri atas
Analisis data dalam penelitian ini dua kata dasar yaitu bua 'buah' dan 'ati' menjadi
dilakukan dengan cara menata secara sistematis bua ati 'buah hati' . Pada LB 5 terdapat kata
data-data yang berhubungan dengan variabel yang majemuk yang terdiri atas kata berafiks si- yaitu
diteliti. Langkah-langkah analisis data dilakukan sid-uppabertemu' dan mata 'mata' sehingga menjadi
sebagai berikut. sid-uppa mata 'bertemu pandang'. Pada LB 5
1. Pemilahan korpus data dari lirik lagu terdapat kata dasar labuq 'tenggelam' dan esso 'hari'
Bugis berdasarkan sejumlah fakta menjadi labu kesso 'hari waktu senja'. Pada L B 6
kebahasaan yang digunakan, dan terdapat kata dasar berafiks maq- yaitu mattulu
pencipta lagu; bertali' digabung dengan kata dasar parajo 'tali
2. Reduksi data, yaitu pengidentifikasian, yang dipakai dekat leher kerbau' menjadi mattulu
penyeleksian, dan klasifikasi korpus parajo 'bersatu padu'.
data; Pada L B 7 yang sama juga terdapat kata
3. Penyajian data, yaitu penataan, dasar wae 'air' yang digabung dengan mata 'mata'
pengkodean, dan penganalisisan data; sehingga menjadi wa.e mata 'air mata'. Pada lagu
4. Penyimpulan data/verifikasi, yaitu yang sama terdapat kata dasar reppa 'pecah' yang
penarikan simpulan sementara sesuai digabung dengan kata dasar aro 'dada' dan enklitik
dengan reduksi dan penyajian data. ku- yaitu aroku 'dadaku' menjadi reppa aroku
hancur hatiku'. Pada L B 10 terdapat kata dasar
4. Pembahasan limbang 'menyeberang' dan kata dolangeng 'lautan
lepas' menjadi limba.ng dolangeng 'berlayar'.
4.1. Kata Majemuk Lirik Lagu Bugis Ciptaan Pada kata majemuk pada lirik lagu Bugis
Jauzi Saleh ciptaan Jauzi Saleh terdapat beberapa pola yaitu,
Pada L B (Lagu Bugis) ini para pencipta
lagu memanfaatkan beberapa kata majemuk dalam Kata dasar + kata dasar:
lirik-lirik lagunya. Pada lagu ciptaan J S (Jauzi
Saleh) terdapat beberapa lirik yang mengandung bua 'buah' + ati 'hati' bua ati 'buah hati/
kata majemuk yang dapat dilihat pada uraian anak'
berikut ini. labu 'tenggelam' + esso 'hari' labu kesso 'senja'
wae 'air' + matclmata' wa.e mata 'air mata'
anaq bua atikku 'anak buah hatiku' (LB 4, JS, reppa 'pecah' + aroku ' d a d a k u ^ reppa a.roku
bait 3) 'hancur hatiku'
mewaki siduppa mata 'bertemu pandang
limba.ng menyeberang' + dolangeng 'laut lepas'
dengannya' (LB 5, JS, bait 2)
limbang dolangeng 'berlayar dilaut lepas'
ri angin labu kesso e 'angin senja' (LB5, JS, bait
3)
Prefiks si- + kata dasar + kata dasar
mattulu parajo memeng 'memang bersatu
padu' (LB 6, JS, bait 2)
tetti wae mata.kku 'menetes air mataku' (LB 7, siduppa 'bertemu' + mata 'mata' siduppa mata
JS, bait 1) 'bertemu pandang'
nabettuni sara ati 'terkena kesedihan hati' (LB Prefiks mak- + kata dasar
7, JS, bait 2) mattulu 'bersatu + parajo ' padu' mattulu parajo
samanna reppa aroku 'sepertinya hancur 'bersatu padu'
hatiku' (LB 7, JS bait 2)

84
Herianah: Variasi Pola Kata Majemuk dalam Lirik Lagu Bugis: Kajian Stilistika

Kata majemuk pada lirik lagu Bugis ucapu campa yang terdiri atas ucapu yaitu klitika u-
ciptaan J S terlihat ada lima lirik yang 'aku' capu 'sapu' dan campa 'tepuk-tepuk' digabung
menggunakan pola kata dasar + kata dasar, dengan kata aroku 'dadaku' mejadi 'ucapu ca.mpa
sedangkan pola afiks + kata dasar ditemukan dua arokii kusabarkan hatiku'.
lirik. Pada LB13 bait 1 terdapat kata majemuk
tudang botting yang terdiri dari kata dasar tudang
4.2 Kata Majemuk Lirik Lagu Ciptaan Yusuf 'duduk' dan botting 'pengantin' menjadi tudang
Alamudi botting 'duduk pengantin'. Pada LB 13 bait
Pada lagu ciptaan Yusuf Alamudi (YA) 1terdapat kata majemuk wa.e mata yang terdiri dari
terdapat beberapa larik yang mengandung kata kata wa.e 'air' dan mata 'mata'. Pada L B 13 bait 2
majemuk yang terdapat pada uraian berikut ini. terdapat kata sajang terombang-ambing' dan kata
akar rennu 'gembira' menjadi sajang rennu 'kecewa'.
natappa mata esso 'disinari matahari' (LB11, Pada LB 15 bait 2 terdapat kata tali 'tali'
YA, bait 3) dan benang 'benang' menjadi tali bennang ikat
na uengka massesse ka.le 'aku menyesali diri' (LB pinggang'. Pada LB 15 bait 2 terdapat kata pa.nre
12, YA, bait 2) 'tukang' dan ada' kata' dan enklitik -e menjadi
awi, terri peddi atikku 'aduh menangis pedih panre adae 'pandai bicara'. Pada L B 15 bait 6
hatiku' (LB 13, YA, bait 1)
terdapat kata majemuk siduppa mata yang terdiri
ucapu campa aroku 'kusabarkan hatiku' (LB 13,
YA, bait 1) dari kata siduppa 'saling bertemu' dan mata
uwitamu tudang botting 'kulihat kau duduk 'mata' menjadi siduppa mata 'saling bertemu
pengantin' (LB 13, YA, bait 1) pandang'.
nalere wae mata.kku 'berlinang air mataku' (LB Pada L B 18 terdapat kata majemuk wae
13, YA, bait 1) mata yang terdiri atas kata dasar wae dan mata
sajang rennu atikku'kecewa hatiku' (LB 13, YA, menjadi wa.e mata 'air mata'. Pada LB 18 terdapat
bait 2) kata berafiks yaitu pallawa yang terdiri atas prefis
pattennung tali bennang 'penenun ikat pa- dan lawa 'halang' digabung dengan kata uddani
pinggang' (LB 15, YA, bait 2) 'rindu' sehingga membentuk kata majemuk
alla to panre adae 'duhai si pandai bicara' (LB
pallawa uddani 'penawar rindu'. Pada L B 19
15, YA, bait 2)
terdapat kata majemuk yaitu paggoncinna decennge
tellonno ta siduppa mata 'menengoklah ke
jendela kita bertemu pandang' (LB 15, YA , yang terdiri atas prefiks paq- + gonccing 'kunci +
bait 6) enklitik — na yang digabung dengan kata
nalere wae matakku 'berlinang air mataku ' (LB deceng'baik' + enklitik —e sehingga membentuk
18, YA, bait 2) kata majemuk paggoncinna decennge 'pembuka
uwala pallawa uddani ' kujadikan penawar kebaikan'.
rindu' (LA 18, YA, bait 3) Pola kata majemuk lirik ciptaan Yusuf
narisappa paggoncinna decenge 'dicarinya Alamudi adalah:
pembuka kebaikan' (LB 19, YA, bait 3) Kata dasar + kata dasar:
ribalebbe lipaq sabbe 'dililitkan sarung mata 'mata' + esso 'hari'- ^ m a t a esso
sutera' (LB 20, YA, bait 2) 'matahari'
tudang 'duduk' + botting 'penganting'^ tudang
Pada lagu 11 s.d lagu19 terdapat lagu botting 'duduk pengantin'
ciptaan Yusuf Alamudi (YA) yang dalam liriknya wae 'air + mata 'mata' ^ wae mata 'air mata'
terdapat kata majemuk. Pada L B 11 terdapat kata sajang 'terombang ambing' + rennu 'gembira
dasar mata 'mata' dan esso 'hari' menjadi mata esso ^sajan g rennu 'kecewa'
'matahari'. Pada L B 12 terdapat kata massesse tali 'tali' + bennang 'benang'- ^ tali bennang
'menyesal' dan kale 'diri' menjadi massesse kale 'tali benang'
'menyesali diri'. Pada LB 13 bait 1 terdapat kata lipaq 'sarung' + sabbe 'sutra' ~^lipaq sabbe
terri 'tangis'dan kata peddi 'sedih'menjadi terri peddi 'sarung sutera
'sedih'. Pada LB 13 bait 1 terdapat kata majemuk terri 'menangis' + peddi 'sakit' ^ t e r r i peddi
'menangis pilu'

85
Sawerigading, Vol. 18, No. 1, April 2012: 103—112

panre 'tukang' + ada 'kata' + enklitik -e ^ p a n r e si- dan dapi 'sanggup' menjadi were tessidapi 'hajat/
adae 'juru bicara' harapan tak sampai'. Pada L B 24 terdapat kata
majemuk toddang ri langiq yang terdiri dari kata
Kata berafiks+ kata dasar toddang 'pangkal' dan prefiks ri- 'di' dan langiq
Pa- + lawa 'halang '+ uddani 'kerinduan'^ 'langit' menjadi toddang ri langiq 'di ujung dunia/
pallawa uddani 'penawar rindu' tempat jauh' . Pada L B 25 terdapat kata bombang
Maq-+sesseq 'sesal' + (k)ale 'diri ^massesse kale
raja yang terdiri atas kata bombang 'ombak' dan raja
'menyesali diri'
'besar' sehingga membentuk kata majemuk
bombang raja 'ombak yang besar'.
Kata berafiks + klitika- na + dasar + enklitik -e
Pada LB 26 terdapat kata pa.lla.wa
Pa- + goncing 'kunci + deceng 'kebaikan'^
'penghalang' dan kata peddi 'sakit' sehingga
paggocingna decengnge 'pembuka kebaikan'
si- + duppa 'saling bertemu' + mata ' m a t a ' ^ membentuk kata majemuk pa.lla.wa peddi 'pelipur
siduppa mata 'saling bertemu pandang lara'.Pada L B 26 terdapat kata torisapu ri pa.le yang
terdiri dari kata to atau tau 'orang' , kata risapu
Kata majemuk pada lirik lagu Bugis 'disapu' dan kata ri pa.le 'di telapak' membentuk
ciptaan Jusuf Alamudi terlihat menggunakan kata kata majemuk torisapu ri paleq 'orang yang
majemuk dengan pola: kata dasar + kata dasar bangkrut/habis ludes'. Pada LB 27 terdapat kata
berjumlah delapan kata majemuk, kata dasar mupa.saja.ng rennuka.q yang terdiri atas klitika mu-
dengan prefiks ma- ada satu kata majemuk, prefik kamu' pa.saja.ng 'terombang-ambing' dan rennukaq
pak- ada satu kata majemuk sedangkan prefiks si- 'aku gembira' membentuk kata majemuk
hanya ada satu kata. mupa.saja.ng rennuka 'kau mengecewakan aku'.
Pada L B 28 terdapat kata mappoji balo lipaq
4.3 Kata Majemuk Lirik Lagu Haji Mustafa yang terdiri atas kata mappoji 'menyukai/cinta' ,
Bande balo 'warna' dan kata lipaq 'sarung' membentuk
Pada lagu ciptaan Haji Mustafa Bande kata majemuk mappoji balo lipaq 'tidak tetap pada
(HMB) juga terdapat beberapa kata yang pendirian/ cepat bosan'. Pada L B 29 terdapat
mengandung kata majemuk seperti berikut ini: kata wae mata yang terdiri dari kata wae 'air dan
mata 'mata'. Pada LB 30 terdapat kata marilaleng
were tessidapi 'hajat tak sampai' (LB 23, HMB, 'mendalam' dan kata uddanie 'kerinduan; sehingga
bait 5) membentuk kata majemuk marilaleng uddanie
mauni engka toddang ri langiq 'walaupun ada di 'mendalam rindunya atau sangat rindu'.
ujung dunia' (LB 24, HMB, bait 4) Pola kata majemuk lirik ciptaan Haji
natapposi bombang raja 'diterjang lagi ombak Mustafa Bande adalah:
besar' (LB 25, HMB, bait 2)
riala pallawa peddi 'dijadikan pelipur lara' (LB Kata dasar + kata dasar
26, HMB, bait 2) Were 'harapan' + teng (negasi)+ sidapi ~^were
torisapu ripa.leq 'orang yang bangkrut ' (LB 26, tessidapi 'hajat tak sampai'
HMB, bait 3) toddang 'ujung' + langiq 'langit' ujung dunia'^
mupasajang rennuka 'kau kecewakan aku' (LB toddang langiq 'ujung langit"
27, HMB, bait 3) bombang 'ombak' + raja 'besar' ^ b o m b a n g raja
mappoji balo lipaqni 'cepat bosan' (LB 28, 'ombak besar'
HMB, bait 4)
wae 'air' + mata 'mata' ^ wae mata ' air mata'
mappatetti wae mata 'menitikkan air mata' (LB.
29, HMB, bait 3)
Prefiks pa-+ kata dasar
marilaleng uddanie 'rindu yang mendalam' (LB
prefik pa-/awa + peddi 'lara' ^ pallawa rukka
30, HMB, bait 3)
pelipur lara'
Pada lagu L B 23 terdapat kata majemuk
Kata dasar + prefiks + kata dasar
were tessidapi yang terdiri atas kata were 'harapan'
sapu 'hilang' + ri 'di' +pale 'tangan'^ sapu ripale
dan tessidapi yang terdiri atas negasi teng-'tidak' + 'orang yang bangkrut '

86
Herianah: Variasi Pola Kata Majemuk dalam Lirik Lagu Bugis: Kajian Stilistika

marilaleng di dalam'+ uddanie rindu marilalaeng Pada L B 32 terdapat kata reduplikasi


uddani 'rindu yang mendalam' marenni-renni 'kecil' digabung dengan nyawaku
'nyawa/hatiku' sehingga membentuk kata
Kata majemuk pada lirik lagu Bugis majemuk marenni-renni nyawaku 'kecewa hatiku'.
ciptaan Haji Mustafa Bande (HMB) terlihat ada Pada LB 32 terdapat kata reduplikasi madoko-doko
empat lirik yang menggunakan pola kata dasar + 'sakit-sakit' digabung dengan kata lao dan partikel
kata dasar, sedangkan pola kata majemuk e-menjadi laoe 'kepergian itu', sehingga
berprefiks pa- + kata dasar ditemukan satu lirik, membentuk kata majemuk madoko-doko laoe
sedangkan kata dasar + prefiks ada dua lirik lagu 'menyakitkan kepergiannya'.
Bugis. Pada L B 33 terdapat kata bulu 'bulu' dan
mata 'mata' menjadi bulu mata 'bulu mata'. Pada
4.4 Kata Majemuk Lirik Lagu Ciptaan Hasan L B 34 terdapat kata uddani temmagangka yang
Pulu terdiri atas kata uddani 'rindu' dan temmagangka 'tak
Pada lagu ciptaan Hasan Pulu (HP) terbatas' sehingga membentuk kata uddani
terdapat beberapa lagu yang liriknya mengandung temmaga.ngka 'rindu tak terbatas'. Pada LB 38
kata majemuk dapat dilihat pada uraian berikut terdapat kata mate 'mati' dan colli 'daun muda'
ini. digabung sehingga menjadi mate colli 'layu sebelum
berkembang'. Pada L B 38 terdapat kata pettu
laona 'berhari-hari rennu yang terdiri atas kata pettu 'putus' dan rennu
kepergiannya' (LB 31, HP, bait 1) 'gembira' membentuk kata majemuk pettu rennu
anrikku tau labue 'adikku yang telah 'putus harapan'.
meninggal' (LB 31, HP, bait 2)
Pola kata majemuk dalam lirik lagu Hasan
nalimbang ri majeng 'dia menyeberang ke
akhirat' (LB 31, HP, bait 4) Pulu adalah:
marenniq-renniq nyawaku kecewa hatiku' (LB Kata dasar + kata dasar
32, HP, bait 1) tau oorang' +labue 'tenggelam'^ tau labue 'orang
madoko-doko laoe 'menyakitkan yang telah meninggal'
kepergiannya' (LB 32, HP, bait 3) bu/u'bulu' +mata 'mata'^bulu mata 'bulu mata'
nagance bulu mata 'dihiasi bulu mata' (LB 33, limbang 'menyeberang + ri majeng 'akhirat'^'
HP,bait 2) menyeberang ke akhirat'
uddani temmagangka 'rindu tak sampai' (LB 34, mate 'mati' + colli 'pucuk daun^mate colli 'mati
HP, bait 4) pucuk daun '
mate colliqni warue 'mati pucuk daun pettu putus'+ rennu'harapanpettu rennu 'putus
waru' (LB. 38, HP, bait 1) harapan'
iyapa kupettu rennu 'akan kuputus harapan' (LB
38, HP, bait 38) Prefiks pa- + kata dasar
alla pa.llawa uddani 'duhai penawar rindu'(LB Prefiks g>a-+lawa'pelindungf + uddani'rindu' '
39, HP, bait 1) penawar rindu'

Pada lagu ciptaan Hasan Pulu (HP) Prefiks mak- + kata dasar
banyak sekali ditemukan kata majemuk yaitu pada makbilang penni laona 'berhari-hari
L B 31 bait 1 terdapat kata mabbilang 'menghitung' kepergiannya'
digabung dengan kata mpenni/wenni 'malam' marenniq-renniq kecil'+ nyawaku 'nyawaku
membentuk kata majemuk mabbilampenni 'berhari- marenni-renni nyawaku kecewa hatiku'
hari lamanya'. Pada L B 31 bait 2 terdapat kata ta.u madoko-doko 'menyakitkan'+ laoe' pergi-
'orang' dan labu 'tenggelam' membentuk kata madoko-doko lao' menyakitkan
kepergiannya'
majemuk ta.u labue 'orang yang telah meninggal'.
Pada L B 31 bait 4 terdapat kata limbang
Kata majemuk pada lirik lagu Bugis
'menyeberang' dan majeng 'akhirat' sehingga
ciptaan Hasan Pulu (HP) terlihat ada lima lirik
membentuk kata majemuk limba.ng ri m ajeng
yang menggunakan pola kata dasar + kata dasar,
'berpulang ke akhirat'.

87
Sawerigading, Vol. 18, No. 1, April 2012: 103—112

sedangkan pola kata berprefiks pa- + kata dasar 'saksi' dan dewata 'dewa' sehingga menjadi janci
ditemukan satu lirik, dan prefiks ma- + kata dasar sabbi dewata 'janji disaksikan Tuhan'. Pada L B 48
ada dua lirik lagu. terdapat kata sajang 'terombang-ambing' dan rennu
'gembira' menjadi sajang rennu 'kecewa'. Demikian
4.5 Kata Majemuk Lirik Lagu Bugis Ciptaan pula pada L B 49 terdapat kata masseddi 'bersatu'
Syam SR dan ati 'hati' menjadi kata majemuk masseddi ati
Pada lagu ciptaan Syam SR (SSR) terdapat 'bersatu hati/rukun', marunu wa.e mata.kku 'menetes
beberapa yang mengandung kata majemuk seperti air mataku ' (LB 42, SSR, bait 1).
uraian berikut ini. Pola kata majemuk pada lirk lagu ciptaan
Syam SR sebagai berikut.
marunu wae matakku 'menetes air mataku Kata dasar+kata dasar
' (LB 42, SSR, bait 1)
wae mata mani bawang 'hanya air mata wae 'air' + mata 'mata'-^ wae mata 'air mata'
saja' (LB 43, SSR, bait 4) sompung 'sambung' + lolo 'muda'^ sompungllolo
musalai sompung lolomu 'kau tinggalkan 'tali persaudaraan'
keluargamu' (LB 44, SSR, bait 2) bosi hujan' + ulaweng ' emas^bosi ulaweng
mauni bosi ulaweng 'walaupun hujan emas' (LB hujan emas'
44, SSR, bait 3) bosi hujan' +batu batu'~^huj'an batu 'hujan
bosi batu ri wanuakku 'hujan batu di batu'
kampungku' (LB. 44, SSR, bait 3) ati hati' + mapute' putih' ^ ati mapute 'suara
saqdanna ati maputeku 'suara hati yang hati yang dalam'
dalam' (LB 45, SSR, bait 1) esso 'siang' + wenni 'malam'^ esso wenni
usenge esso wenni 'kukenang sepanjang 'sepanjang hari'
hari' (LB 45, SSR, bait 1)
sesseq 'sesal'+ kale 'diri'^sesse kale 'menyesali
madoko sesseq kale 'sakit menyesali diri' (LB
diri'
46. SSR, bait 4)
sajang kecewa' +rennu 'gembira'^sajang rennu
usenge esso wenni kukenang siang malam' (LB
'hati yang kecewa'
47, SSR, bait 1)
janci sabbi dewata 'janji disaksikan dewata' (LB
47, SSR, bait 3) Kata majemuk pada lirik lagu Bugis
pettuni paddenuaqku 'putus harapnnku' (LB 47, ciptaan Syam SR (SSR) terlihat ada delapan lirik
SSR, bait 4) yang menggunakan pola kata dasar + kata dasar.
sajang rennuka mutaro 'kecewa hatiku
padamu' (LB 48, bait 3) 5. Penutup
Penelitian lirik lagu Bugis populer
Pada LB. 42, 43 terdapat kata wae 'air yang
dilakukan pada lima orang pencipta lagu yaitu
digabung dengan mata 'mata' menjadi wae mata 'air
Jauzi Saleh, Yusuf Alamudi, Haji Mustafa Bande,
mata'. Pada L B 44 terdapat kata sompung
Hasan Pulu, dan Syam SR. Setiap pencipta
'sambung' dan lolo 'muda' menjadi sompung lolo
mewakili sepuluh buah lagu.
'keluarga'. Pada L B 44 terdapat kata bosi 'hujan'
Bentuk kata majemuk didominasi oleh
dan ulaweng 'emas' menjadi hujan emas
lagu ciptaan Yusuf Alamudi (YA), berturut-turut
'keberuntungan/kebaikan'. Selanjutnya, pada LB
lagu ciptaan Syam SR (SSR), lagu ciptaan Hasan
44 terdapat bosi 'hujan' dan batu 'batu' menjadi
Pulu (HP), dan pada lagu ciptaan Haji Mustafa
bosi batu 'keburukan'.
Bande (HMB) dan Jauzi Saleh (JS).
Pada L B 45 terdapat kata ati 'hati' dan
Kata majemuk pada lirik lagu Bugis
mapute 'memutih' menjadi ati mapute 'suara hati'.
ciptaan Jauzi Saleh (JS) terlihat ada lima lirik yang
Selanjutnya pada LB 45 dan 47 terdiri atas kata
menggunakan pola kata dasar + kata dasar,
esso 'siang' dan wenni 'malam' menjadi esso wenni
sedangkan pola afiks + kata dasar ditemukan dua
'sepanjang hari'. Pada LB 46 terdapat kata sesse
lirik. Kata majemuk pada lirik lagu Bugis ciptaan
'sesal' dan kale 'diri' menjadi sesseq kale 'menyesali
Jusuf Alamudi terlihat menggunakan kata
diri'. Pada L B 47 terdapat kata ja.nci 'janji', sabbi

88
Herianah: Variasi Pola Kata Majemuk dalam Lirik Lagu Bugis: Kajian Stilistika

majemuk dengan: pola kata dasar + kata dasar Sebuah Pemahaman Stilistika," dalam
berjumlah delapan kata majemuk, kata dasar M-ajalah Bahasa dan Sastra, No.6 Tahun
dengan prefiks ma- ada satu kata majemuk , 1999. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
prefiks pak- ada dua kata majemuk sedangkan Pengembangan Bahasa.
prefiks si- hanya ada satu kata. Kata majemuk
Darwis, Muhammad. 1998. Penyimpangan Gramatikal
pada lirik lagu Bugis ciptaan Haji Mustafa Bande
dalam Puisi Indonesia. Disertasi tidak
(HMB) terlihat ada empat lirik yang
diterbitkan. Makassar: PPS Unhas.
menggunakan pola kata dasar + kata dasar,
sedangkan pola kata majemuk berprefiks pa- + Hanafie, Sitti Hawang. 1992. Kelas Kata dalam Bahasa
kata dasar ditemukan satu lirik, sedangkan kata Bugis: Kajian Morfologi Lingkup Kelas
dasar + prefiks ada dua lirik lagu Bugis. Kata Verba, Adjektiva dan Nomina. Disertasi
majemuk pada lirik lagu Bugis ciptaan Hasan Pulu tidak diterbitkan. Makassar: PPS Unhas.
(HP) terlihat ada lima lirik yang menggunakan
pola kata dasar + kata dasar, sedangkan pola kata Jerniati. 2002. Analisis Kohesi Lagu Mandar. Ujung
berprefiks pa- + kata dasar ditemukan satu lirik, Pandang: Balai Bahasa Ujung Pandang.
dan prefiks ma- + kata dasar ada dua lirik lagu.
Junus, Umar. 1989. Stilistika: Satu Pengantar. Kuala
Kata majemuk pada lirik lagu Bugis
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
ciptaan Syam SR (SSR) terlihat ada delapan lirik
yang menggunakan pola kata dasar + kata dasar. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Setelah dilakukan penelitian dan Bandung: Remaja Rosda Karya.
pembahasan terhadap lagu Bugis populer dengan
kajian stilistika, maka perlu diajukan saran-saran Mursalin. 2004. Kajian Stilistika Puisi Amir Hamzah dan
berikut ini. Kontribusinya Terhadap Pengembangan Bahan
Penelitian ini belum mengungkapkan Ajar Puisi di SMA. Tesis tidak diterbitkan.
secara keseluruhan fakta kebahasaan dalam lagu Makassar: PPS Universitas Negeri
Bugis karena peneliti hanya menggunakan data Makassar.
yang mewakili lima orang pencipta. Karena itu,
Salim, Muhammad dkk.. 1989. Transliterasi dan
penelitian lanjutan perlu terus ditingkatkan.
Terjemahan Elong Ugi (Kajian Naskah Bugis).
Penelitian lagu-lagu Bugis sebagai salah Ujung Pandang: Departemen Pendidikan
satu sastra daerah khususnya daerah Sulawesi dan Kebudayaan.
Selatan perlu ditingkatkan, dan dilestarikan
sebagai kebudayaan daerah dan bagian dari Semi, Altar, 1993. Sastra Metode Peneltian. Bandung:
kebudayaan nasional. Angkasa.

DAFTAR PUSTAKA Subroto, D. Edi, dkk. 1999. Telaah Stilistika Novel


Berbahasa Jawa Tahun 1980-an. Jakarta: Pusat
Aminuddin. 1995. Stilistika. Pengantar Memahami Bahasa Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
dalam Karya Sastra. Semarang: IKIP
Semarang Press. Sudjiman, Panuti. 1993. Bunga Rampai Stilistika.
Jakarta: Grafiti.
Aritonang, Buha. 2002. Lirik Lagu Pop Batak Toba:
Suatu Kajian Stilistika dan Paragmatik Sastra. Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori
Jakarta: Pusat Bahasa. Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya

Bogdan, R.C. & S. Taylor. 1975. Introduction Qualitative Yuwana, Setya dkk. 2000. Pendekatan Stilistika Dalam
Research Methods. New York: Jhon Wiley& Puisi Jawa Modern Dialek Using. Jakarta:
Sons. Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa.
Danardana, A.S. 1999. "Ketika Mendengar Kisah
'Pada Suatu Hari'-nya Agus R. Sarjono:

89
Sawerigading, Vol. 18, No. 1, April 2012: 103—112

90

Anda mungkin juga menyukai