Anda di halaman 1dari 8

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN KRISIS PERKEMBANGAN USIA DEWASA MUDA


(18-25 tahun) Menurut Erikson

Krisis dapat muncul sebagai respon dari situasi yang dipicu oleh emosi yang terkait

dengan adanya konflik yang tidak terselesaikan dalam kehidupan. krisis dapat berasal

dari internal dan eksternal, yang dapat mempengaruhi perkembangan meliputi

ketergantungan, konflik nilai, identitas seksual, kontrol dan ka[pasitas keakraban secara

emosional (Townsend,2005)

Krisis yang sering dialami pada tahap perkembangan usia dewasa muda adalah

bagaimana mencapai sebuah rasa keakraban / keintiman sebagai lawan dari isolasi diri.

Keintiman adalah sebuah kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain

tidak hanya terhadap lawan jenis tapi juga terhadap sesama jenis untuk membentuk

sebuah persahabatan yang kekal. Seseorang memerlukan perasaan identitas yang kuat

sebelum dapat mencapai hubungan tersebut dan menawarkan persahabatan yang dalam

atau bahkan cinta.

Karena akan selalu ada resiko penolakan atau sakit hati ketika seseorang menawarkan

sebuah persahabatan atau cinta maka seseorang tidak dapat menawarkan rasa itu bila

tidak mempunyai rasa percaya diri yang tinggi yang dapat mengatasi sebuah penolakan.

Wanita yang tidak mempunyai perasaan intim yang kuat akan lebih mendapatkan

kesulitan dalam menerima sebuah kehamilan dan atau saat memulai untuk mencintai

seorang anak yang baru lahir.


Intervensi Krisis:

A. Fase Pengkajian

Pada fase ini tindakan yang dapat dilakukan adalah mencari informasi terkait dengan

stresor presipitasi terjadinya krisis yang berdampak bagi seseorang untuk mencari

bantuan. Pengkajian yang perlu dilakukan oleh perawat adalah:

1) Bertanya pada individu mengenai gambaran yang memicu kejadian krisis atau

stresor

2) Tentukan saat munculnya hal tersebut

3) Kaji status fisik dan mental individu

4) Tentukan jika individu telah berpengalaman dengan stresor ini sebelumnya. Jika

demikian, apa metodi koping yang digunakan? Apakah metode tersebut telah

dicoba saat ini?

5) Jika metode koping sebelumnya telah dicoba, apa hasilnya?

6) Jika metode koping baru telah dicoba, apa hasilnya?

7) Kaji adanya potensi percobaan bunuh diri atau pembunuhan, rencana dan

maksudnya

8) Kaji suport sistem yang adekuat

9) Tentukan level fungsi sebelum krisis. Kaji metode koping yang digunakan, suport

sistem yang tersedia, dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah

10) Kaji persepsi individu mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya

11) Kaji adanya penggunaan obat-obatan secara individual


B. Diagnosa Keperawatan

Setelah secara komprehensif dikaji, maka data dianalisis, dan segera disusun

diagnosis keperawatan yang sesuai dengan krisis yang teridentifikasi. Salah satu

diagnosis yang berhubungan adalah:

”TIDAK EFEKTIFNYA KOPING ”

1. Definisi : Ketidakmampuan untuk membentuk suatu perkiraan yang tepat

terhadap stresor, tidak adekuatnya pilihan atau respon praktek, dan

ketidakmampuan menggunakan sumber daya yang tersedia.

2. Definisi Karakteristik

a. Subyektif

o Perubahan dalam nilai-nilai komunikasi yang biasa.

o Kelelahan

o Ungkapan dari ketidakmampuan mengatasi atau memohon bantuan

b. Obyektif

o Penyalahgunaan bahan-bahan kimia

o Penurunan menggunakan suport sosial yang ada

o Prilaku merusak baik terhadap diri sendiri maupun orang lain

o Penyakit tingkat tinggi

o Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar

o Ketidakmampuan memenuhi pengharapan peranan

o Ketidakadekuatan pemecahan masalah


o Tidak adanya pengarahan prilaku dan pemecahan masalah, termasuk

ketidakmampuan untuk hadir dan kesulitan untuk mengatur informasi.

o Kurangnya konsentrasi

o Pengambilan resiko

o Gangguan tidur

o Menggunakan koping yang menghalangi prilaku yang adaptif.

3. Faktor-Faktor Yang Behubungan

a. Gangguan dalam menilai ancaman

b. Gangguan dalam melepaskan ketegangan

c. Pembedaan jenis kelamin dalam strategi koping

d. Ancaman tingkat tinggi

e. Ketidakmampuan mempertahankan energi yang adaptif

f. Tidak adekuat rasa percaya diri terhadap koping

g. Tidak adekuat tingkat persepsi dari kontrol

h. Tidak adekuat kesempatan dalam mempersiapkan stresor

i. Tidak adekuat sumber daya yang tersedia

j. Tidak adekuat support sosial

k. Krisis situasi atau krisis kedewasaan

4. Hasil yang diharapkan:

a. Aggression control: Penahanan diri dari sifat menyerang, memukul atau

prilaku merusak terhadap orang lain


b. Coping: Tindakan untuk mengendalikan stresor yang ada

c. Decision making: Kemampuan untuk memilih antara dua atau lebih

alternatif

d. Impulse control: Kemampuan dalam menahan diri dari sifat

memaksa atau bertindak sesuka hati

e. Information processing: Kemampuan untuk memperoleh, mengatur,

dan menggunakan informasi

f. Role performance: Kesesuaian antara peran individu dangan peran yang

diharapkan

g. Social support: Merasakan ketersediaan dan kepercayaan terhadap

bantuan dari orang lain

5. Kriteria Hasil / Goal

a. Mendemonstrasikan koping yang efektif, sebagai buktinya dapat

menggunakan indikator ( 1 – 5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering

atau konsisten )

- Mengidentifikasi koping yang efektif maupun yang tidak

- Mencari informasi tentang penyakit dan pengobatannya

- Menggunakan prilaku untuk mengurangi stres

- Mengidentifikasi dan menggunakan strategi koping yang bermacam-

macam

- Melaporkan penurunan dalam perasaan yang negatif


b. Mendemonstrasikan “impulse control” dengan mempertahankan kontrol diri

tanpa ada pengawasan

c. Mendemonstrasikan “information processing” dengan konsisten

memperlihatkan proses pikiran yang logika

C. Rencana Intervensi

1. Terapi Keperawatan untuk Generalist

a. Terapi bagi pasien:

1) Monitor prilaku agresif yang ditimbulkan

2) Identifikasi pandangan pasien terhadap kondisi dirinya dan sesuaikan

dengan pandangan dari pemberi perawatan

3) Kaji koping yang biasa digunakan:

o Nilai penyesuaian diri pasien untuk merubah gambaran diri sebagai

indikatornya

o Nilai pengaruh peran pasien dalam kehidupannya dan hubungan

dengan sesama

o Evaluasi kemampuan pasien dalam mengambil keputusan

o Kaji bersama pasien tentang metode terdahulu dalam menanggulangi

masalah kehidupan yang ada

o Tentukan resiko bagi pasien yang melakukan kejahatan pada dirinya

sendiri

4) Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi jika dibutuhkan

5) Bantu pasien mengidentifikasi kekuatan personal

6) Dorong pasien untuk:


o Ikut didalam rencana tindakan perawatan

o Memulai pembicaraan dengan yang lain

o Berpartisipasi dalam aktifitas

7) Tingkatkan koping klien dengan cara:

o Dorong pasien untuk mengidentifikasi sebuah gambaran realita dari

perubahan peran

o Gunakan pendekatan yang dapat menenangkan dan menenteramkan

hati

o Kurangi rangsangan dari lingkungan yang dapat menjadi salah

interpretasi sebagai sebuah ancaman bagi pasien

o Ciptakan suasana penerimaan

b. Terapi bagi keluarga

1) Anjurkan keluarga untuk berkunjung sesering mungkin bila

memungkinkan

2) Sediakan training tentang sosial skill yang tepat

2. Terapi keperawatan bagi Spesialist

a. Terapi Individu:

(1) Cognitive therapy

(2) Behaviour therapy

b. Terapi Kelompok:

(1) Logo therapy


(2) Terapi aktivitas kelompok

(3) Terapi kelompok terapeutik

c. Terapi Keluarga

(1) Terapi keluarga komunikasi

(2) Triangel Therapy

d. Terapi Komunitas

(1) Psikoedukasi

(2) Comunity Assertive

3. Kolaborasi

- Libatkan semua sumber daya yang ada dirumah sakit untuk memberikan

suport emosional kepada pasien dan keluarganya

- Bertindak sebagai perantara antara pasien, petugas kesehatan yang lain

dan sumber daya masyarakat (spt: support groups)

Anda mungkin juga menyukai