Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN RISIKO

PERILAKU KEKERASAN

Resume Kelas Besar Keperawatan Psikiatri TM 6-7

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Psikiatri

yang Diampu oleh Ns Diah Sukaesti M Kep Sp kep J

Disusun Oleh:

Syafinna Rahmadhita (2110711098)

Kelas C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

TAHUN 2022
A. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Perilaku Kekerasan
1. Pengertian
Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain adalah rentan melakukan perilaku
yang menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara fisik dan emosional
(NANDA-I, 2018). Risiko perilaku kekerasan terbagi menjadi 2, yaitu perilaku
Kekerasan terhadap diri sendiri (risk for selfdirected) dan risiko perilaku kekerasan
terhadap orang lain (risk for other-directed violence).

2. Etiologi
a. Waham
b. Curiga pada orang lain
c. Halusinasi
d. Berencana bunuh diri
e. Kerusakan kognitif
f. Disorientasi atau konfusi
g. Kerusakan kontrol impuls
h. Depresi
i. Penyalahgunaan NAPZA
j. Gangguan konsep diri
k. Isolasi sosial

3. Rentang Respon
a. Perilaku Asertif: Perilaku individu yang mampu menyatakan atau
mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyakiti atau
menyalahkan orang lain. Perilaku ini dapat melegakan individu.
b. Perilaku Frustasi : Respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan.
c. Perilaku pasif : perilaku individu yang tidak mampu untuk mengungkapkan
perasaan marah yang sedang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari
suatu tuntutan nyata.
d. Perilaku Agresif : suatu perilaku yang menyertai marah, merupakan dorongan
mental untuk bertindak dan masih terkontrol. Individu tidak memedulikan hak
orang lain. Dan biasanya individu kurang percaya diri. Harga dirinya
ditingkatkan dengan cara menguasai orang lain untuk membuktikan
kemampuan yang dimilikinya. Biasanya mencoba mengintimidasi orang lain.
e. Perilaku amuk (Violent) : Rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai
kehilangan kontrol, yang dapat merusak diri dan lingkungan (sudah masuk ke
diagnosa perilaku kekerasan)

4. Tahapan
a. Tahap 1 (Memicu) : ditandai dengan cemas dan perilaku agitasi, mondar
mandir
b. Tahap 2 (Transisi) : agitasi meningkat
c. Tahap 3 (Krisis) : peningkatan kemarahan, agitasi, menyerang, dan
berkata kotor, berteriak.
d. Tahap 4 (Perilaku Merusak): Marah dan menyerang. Merusak barang barang
sekitarnya.
e. Tahap 5 (Lanjutan) : Agresi, menghentikan
f. Tahap 6 (Peralihan) : Perilaku marah yaitu agitasi dan mondar mandir

5. Jawaban Pertanyaan (catatan)


Terapi individu untuk pasien perilaku kekerasan:
- Mengajarkan pasien untuk memaafkan
- Memukul bantal dan kasur jika emosinya memuncak
- Edukasi untuk minum obat

Yang bisa mempengaruhi seseorang pada perilaku kekerasan:


- Kurangnya kemampuan verbal dan biasa ditmukan pada pasien laki laki
- Usia muda lebih cenderung melakukan perilaku kekerasan.
- Pendidikan rendah
- Pekerjaan; tertekan, sakit hati karena PHK.

Apa yang membuat pasien risiko perilaku kekerasan marah

Karena pasien memiliki gangguan pada penilaian kognitif sehingga memunculkan


respon afektif sehingga dia menjadi emosi. Mereka menganggap bahwa jika
keinginannya tidak dituruti menjadi sebuah ancaman. Cenderung berpikiran negatif
terhadap lingkungannya, jadi jika ada ancaman atau sesuatu yang mengganggunya
maka mereka akan marah.

Apabila klien marah:

- Kesehatan berwenang dapat memberikan obat untuk mengendalikan perilaku


berbahayanya.
- Menggunakan teknik deekskalasi dengan mengidentifikasi penyebab, tanda dan
gejala, yang dilakukan, akibat, dan cara menangani kekerasan. Ditemani oleh
dua orang lainnya.
- Jika tidak berhasil, maka menggunakan cara restrain.

Diagnosa PK, diambil saat pasien mengamuk/melakukan perilaku kekerasan.


Biasanya dipakaikan restrain dan isolasi. Biasanya 1-5 hari pasiennya
mengamuk, marah, merusak fasilitas. Baik karena HDR atau halusinasi.
Kalau sudah lebih tenang, maka diagnosanya risiko perilaku kekerasan karena
dahulu pernah melakukan perilaku kekerasan. Tinggal kita latih sesuai SP,
jangan tarik napas dalam dan pukul bantal saat pasien melakukan perilaku
kekerasan, namun perawat menggunakan teknik diam dan mengafirmasi.

6. Alat pengkajian perilaku menyerang dan perilaku kekerasan


7. Tindakan Keperawatan

Rentang Tindakan Dalam Manajemen Agresif


a. Strategi prevensi (tidak ada riwayat perilaku kekerasan, tidak mampu
asertif): kesadaran klien, enyuluhan, latihan asertif
b. Strategi antisipasi (tidak ada perilaku kekerasan, ada riwayat PK):
komunikasi, perubahan lingkungan, terapi perilaku, psikofarmaka.
c. Strategi pembatasan gerak (sedang perilaku kekerasan): manajemen krisis,
pengasingan, pengekangan.

8. Strategi Umum Penanganan Pasien dengan Perilaku Kekerasan


a. Lakukan penilaian adanya bahaya melukai/menyakiti diri sendiri maupun
orang lain.
b. Dapat dilakukan di dalam maupun di luar gedung layanan kesehatan.
c. Penting untuk memperhatikan keselamatan staf, anggota tim dan
keselamatan pasien
d. Jangan menolong sendiri, minimal 4 orang dalam 1 tim
e. Cegah perlukaan
f. Cek benda-benda berbahaya yang mungkin disembunyikan seperti senjata,
gunting, pisau atau benda berbahaya lainnya.
g. Menyadari bahwa semua pasien memiliki potensi untuk melakukan
kekerasan.
h. Ciptakan lingkungan dengan kebisingan minimal atau rangsangan minimal
untuk mengurangi kecemasan pasien.
i. Pencahayaan ruangan cukup untuk mengurangi ilusi dan mispersepsi
lingkungan yang dapat meningkatkan risiko perilaku kekerasan atau agresif.
j. Ciptakan lingkungan yang aman dan tidak mengancam.
k. Kumpulkan sebanyak mungkin informasi
l. Pertanyaan fokus pd keluhan saat ini, kalimat pendek dan mudah dipahami
m. Tetap mempertahankan keselamatan petugas dan pasien (jarak aman 2-3
langkah dari pasien)
n. Singkirkan kemungkinan masalah terkait penyakit fisik, ketergantungan
zat/alkohol yang mungkin mengancam nyawa, pertimbangkan gangguan
jiwa lain bila hal-hal tersebut bisa disingkirkan.
o. Nilai derajat fungsi, berat ringannya gejala psikiatri, adanya penyakit
penyerta, kualitas dan ketersediaan sistem pendukung.

Anda mungkin juga menyukai