Anda di halaman 1dari 2

Si Pedagang yang menerima Amanat Ayat Seribu Dinar

( Sejarah Ayat Seribu Dinar )

Masyhurnya ayat 1000 dinar dan fadhilatnya tentu tidak muncul begitu saja. Ada sebuah
kisah yang melatarbelakanginya. Dari kisah tersebutlah kini ayat 2 dan 3 surat At-Thalaq ini
diamalkan banyak orang.

Al Qur’an Surah At – Talaq ayat 2-3 :

)٢( ‫َو َمن َي َّت ِق ٱهَّلل َ َي ۡج َعل لَّ ُه ۥ َم ۡخ َر ۬جً ا‬

)٣( ‫ث اَل َي ۡح َتسِ بُ ۚ‌ َو َمن َي َت َو َّك ۡل َعلَى ٱهَّلل ِ َفه َُو َح ۡس ُب ُه ۥۤۚ‌ إِنَّ ٱهَّلل َ َب ٰـلِ ُغ أَ ۡم ِره ۚ‌ِۦ َق ۡد َج َع َل ٱهَّلل ُ لِ ُك ِّل َش ۡى ۬ ٍء َق ۡد ۬رً ا‬
ُ ‫َو َي ۡر ُز ۡق ُه م ِۡن َح ۡي‬

“Wa mayyattaqillaa ha yaj-‘al lahuu makhraja – wa yarzuqhu min haitsu laa yahtasib – wa
mayyatawakkal ‘a- lallaahi fahuwa hasbuh – innallaaha baalighu amrihi – qad ja ‘a lallaahu li kulli syai
in-qadra”

Artinya:“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya diberi-Nya kelapangan dan diberi-Nya
rezeki yang tidak diduga-duga. Siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya dijamin-Nya,
sesungguhnya Allah sangat tegas dalam perintah-Nya dan Dialah yang mentakdirkan segala
sesuatu.”

Menurut suatu riwayat, ada salah seorang pedagang yang dermawan yang bermimpi dalam
tidurnya didatangi seorang lelaki dimana laki-laki tersebut adalah Nabi Khidir dan berkata,
“Beramallah dengan hartamu sebanyak seribu dinar kepada fakir miskin yang banyak berkeliaran
meminta-minta.” Pada awalnya pedagang tersebut mengabaikannya dan dianggap mimpi biasa
seperti orang tidur pada umumnya.

Dengan mimpi yang terus berulang-ulang sampai tiga kali dialami si pedagang ini, akhirnya
pedagang ini melaksanakan amanah yang dijumpai dalam mimpinya yaitu bersedekah sebanyak
seribu dinar, maka dilaksanakanlah amanat sesuai mimpi itu yakni memberi sedekah kepada fakir
miskin sebanyak seribu dinar.

Pada suatu malam dia bermimpi pula bahwa lelaki itu (nabi khidir as) datang lagi kepadanya
dan mengajarkan beberapa kalimah ayat-ayat Al-Quran (ayat-ayat yang tersebut di atas) dan
dianjurkannya agar dibaca dan diamalkan pagi dan petang, maka Allah akan melepaskan dirinya dari
bahaya yang akan menimpa, sedangkan ayat yang diajarkan Beliau kepada pedagang itu adalah Q.S.
At-Thalaq ayat 1-2.

Setelah pedagang itu bangun dari tidurnya, ia memikirkan dengan penuh perhatian, bahwa
apa yang ia dapati dalam mimpinya kali ini seolah-olah masih ada hubungannya dengan mimpi
terdahulu, Maka dengan tidak ragu-ragu dibacanya dan diamalkannya, karena kalimah-kalimah itu
adalah ayat ayat Al Quran yang tidak diragukan lagi kebaikannya.

Tidak lama kemudian pedagang itu pergi berdagang ke suatu tempat dengan berada dalam
suatu perjalanan laut menumpang sebuah kapal layar, membawa barang dagangannya. Setelah
kapal itu berada di tengah-tengah laut yang luas, bertiuplah angin kencang yang sangat dahsyat atau
angin topan, gelombang semakin besar, kapal terombang-ambing. Para penumpang merasa cemas
dan takut.

Hari mulai malam dan hujan turun dengan lebatnya. Tetapi si pedagang itu tetap tenang
mengharap pertolongan Allah sambil membaca ayat ayat yang didapatnya dalam mimpinya.
Nahkoda dan awak kapal berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan kapal dan para
penumpangnya, tetapi keadaan semakin bertambah dahsyat.

Pada akhirnya kapal terhempas di atas sebuah batu karang dan akhirnya pecah akibat
musibah angin topan yang menimpa kapalnya tersebut , dan seluruh penumpang tercebur kedalam
laut tak terkecuali pedagang tersebut yang ikut tercebur kedalam laut.

Di saat penumpang tidak sadar karena mabuk kapal penuh air dan tidak dapat diselamatkan
lagi, namun anehnya si pedagang yang mengamalkan ayat tadi, telah terdampar di tepi pantai
dengan selamat namun tidak sadarkan diri bersama dengan barang dagangannya, tak hanya sekedar
selamat barang dagangannya pun tidak ada yang rusak sedikitpun.

Si pedagang itu terdampar disebuah pulau yang asing dan baru baginya, walaupun begitu si
pedagang tersebut terus melanjutkan hidupnya di negeri yang baru dengan berdagang sekaligus
terus mengamalkan ayat 1000 dinar tersebut, hingga akhirnya suatu hari dia diangkat sebagai raja di
negeri baru tersebut .

Inilah yang disebut sebagai rezeki tidak disangka-sangka. Dari sini pula, akhirnya ayat yang
diajarkan Nabi Khidir ini di anggap ampuh dan diamalkan sampai sekarang, demikianlah khasiat ayat
yang didapatnya dari mimpinya itu, lalu ayat itu disebut dengan “Ayat seribu dinar”.

Oleh : M Syaipul Khobir S.Pd (Wali Asrama Insan Mandiri)

Anda mungkin juga menyukai