Anda di halaman 1dari 45

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam suatu perusahaan diperlukanlah sebuah data dalam bentuk laporan tertulis. Laporan
dalam sebuah perusahaan sangatlah beragam,dari mulai laporan pertanggungjawaban, laporan
Manajemen, Laporan hasil Produksi,dan laporan keuangan.

Laporan keuangan dalam suatu perusahaan sangatlah diperlukan bagi para Pemangku
kepentingan Stakeholder’s,seperti Manajer, Pegawai, Pemerintah,Kreditur,Analis keuangan, dan
Akademisi. Laporan Keuangan yang handal dapat memberikan pengaruh positif bagi
penggunanya. Karena fungsi dari laporan keuangan itu sendiri adalah memberikan informasi
keuangan, dari mana saja modal diperoleh lalu penggunaan modalnya,lalu memberikan informasi
berapa pendapatan dan laba setelah dikurangi beban-beban.

Pada dasarnya setiap pengguna laporan keuangan memiliki tujuan masing-masing dalam
peruntukkannya. Berikut dijelaskan bagaimana fungsi laporan keuangan dilihat dari para
pemangku kepentingannya.

 Manajer
Laporan keuangan dapat memberikan informasi bagi Manajer. Sehingga Manajer dapat
langsung memberikan keputusan yang tepat dalam mengatur operasi perusahaan. Sebagai
contoh : Pendapatan dari hasil penjualan dalam perusahaan pada triwulan 1,triwulan 2
dan triwulan 3 mengalami penurunan. Seorang manajer, akan berupaya untuk
meningkatkan hasil penjualannya. Maka, Manajer akan memberikan keputusannya dalam
mengurangi jumlah produksi dan meningkatkan fungsi Pemasaran.

 Pegawai
Laporan Keuangan dalam perusahaan Go Public sangat diperlukan bagi pegawai guna
melihat prospek kedepan perusahaan, dan sarana motivasi bagi pegawai dalam
meningkatkan produktivitasnya sehingga pegawai berpikir bagaimana caranya agar target
laba dapat tercapai pada periode selanjutnya

1
 Investor
Laporan Keuangan berfungsi pula untuk para Investor yang menanam sahamnya atau
menginvestasikan dananya pada perusahaan. Tujuan para Investor adalah agar ia
mendapatkan Dividen dari perusahaan. Maka dari itu, seorang Investor yang ingin
menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan membutuhkan informasi yang berkaitan
dengan kinerja dan operasi perusahaan. Salah satunya adalah Laporan Keuangan. Dengan
melihat laporan keuangan,Investor akan menilai seberapa besar keuntungan perusahaan
setiap tahunnya,dilihat dari Laporan Laba rugi yang ada, selain itu Investor akan menilai,
digunakan dalam bentuk apa saja modal yang tersedia,dalam hal ini Investor akan
melihatnya dilaporan posisi keuangan (Statement Of Financial Reporting). Dengan
demikian Investor akan berpikir keuntungan atau Dividen yang akan ia peroleh. Setelah
melihat Laporan Keuangan, para Investor mungkin akan berpikir untuk menanamkan
saham atau modalnya diperusahaan tersebut atau tidak.

Karena laporan keuangan ini sangatlah penting bagi para pengguna yang telah disebutkan
diatas. Maka dalam mengambil keputusan dibutuhkanlah suatu analisis pada laporan keuangan.
Namun, apabila terjadi perubahan peraturan terhadap pajak dalam perusahaan, maka sangat
berpengaruh sekali terhadap hasil analisis. Sebagai contoh Peraturan pemerintah terbaru Nomor
46 tahun 2013 mengenai penghitungan pajak penghasilan atas yang diterima atau diperoleh
wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu..
Dalam Sebuah artikel yang ditulis pada Blog oleh Dwi Yunanta, dikatakan bahwa
Pengakuan pajak penghasilan dalam PSAK no 46,mengenai akuntansi pajak penghasilan
secara komprehensif dengan pendekatan aktiva-kewajiban atau balance sheet approach
(Harnanto,2003)
Dalam Artikel tersebut di tulis pula :

Biaya lebih awal atau menangguhkan pendapatannya untuk tujuan pelaporan keuangan
dibanding pelaporan pajak (Philips et al,. 2003; dalam Subekti, 2008).

Seperti yang telah dijelaskan di atas, pajak tangguhan pada prinsipnya merupakan
dampak PPh di masa yang akan datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer (waktu) antara
perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat dikompensasikan di

2
masa datang (tax loss carry forward) yang perlu disajikan dalam laporan keuangan dalam suatu
periode tertentu. Dampak PPh di masa yang akan datang yang perlu diakui, dihitung, disajikan
Metode akuntansi pajak penghasilan yang berorientasi pada neraca mengakui kewajiban dan
aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi fiskal masa depan yang disebabkan oleh adanya
perbedaan temporer dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan.

Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan
terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena
pajak. Aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan
(recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh
dikurangkan dan sisa kompensasi kerugian. Untuk itu perbedaan temporer yang menambah
jumlah pajak di masa depan akan menambah atau diakui sebagai utang pajak tangguhan, dan
perusahaan harus mengakui adanya biaya pajak tangguhan (deferred tax expense), yang berarti
bahwa kenaikan utang pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan
lebih awal atau menunda biaya untuk pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak.

Sebaliknya perbedaan temporer yang mengurangi jumlah pajak dei masa depan akan
menambah atau diakui sebagai aktiva pajak tangguhan, dan perusahaan harus mengakui adanya
keuntungan atau manfaat pajak tangguhan (deferred tax benefit), yang berarti bahwa kenaikan
aktiva pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang menngakuidan diungkapkan dalam
laporan keuangan, baik neraca maupun laba rugi. Suatu perusahaan bisa saja membayar pajak
lebih kecil saat ini, tapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih besar di masa
datang. Atau sebaliknya, bisa saja perusahaan membayar pajak lebih besar saat ini, tetapi
sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil di masa datang. Bila dampak pajak di
masa datang tersebut tidak tersaji dalam neraca dan laba rugi, maka laporan keuangan bisa saja
menyesatkan pembacanya

Dapat Disimpulkan bahwa pengaruh pajak sangat besar terhadap laporan keuangan,terutama
analisis yang dilakukan oleh para penggunannya dalam berbagai tujuannya. Pajak yang
dimaksud disini tidak hanya beban pajak dalam Laporan laba rugi saja, namun Utang pajak yang
tersusun dalam laporan posisi keuangan pun termasuk didalamnya. Adapun Analisis laporan
keuangan dapat menggunakan beberapa analisis rasio, mencakup :

1. Likuiditas

3
Yaitu menunjukan ke Liquid an atau kelancaran perusahaan dalam membayar
kewajibannya,seperti beban-beban maupun Utang perusahaan dan Dividen kepada para
investor

2. Solvabilitas
Yaitu menunjukan seberapa mampukah perusahaan untuk membayar kewajibannya
apabila perusahaan di likuidasi.
3. Aktivitas
Yaitu Rasio yang menunjukkan aktivitas penggunaan modal atau aset perusahaan
menjadi laba.
4. Rentabilitas atau Profitabilitas
Suatu rasio yang digunakan untuk melihat seberapa besar laba yang akan diperoleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu.

1.2 Identifikasi Masalah & Rumusan Masalah

Dalam Laporan keuangan terdapat 3 jenis laporan yang disajikan,yakni Laporan Laba rugi
( Income Statement), Laporan Posisi Keuangan (Statement Of Financial Position), Arus Kas
(Cash Flow) dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Dalam menganalisis laporan keuangan kita
membutuhkan Informasi dari keempat laporan tersebut. Fungsi dari Analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kinerja perusahaan pada tahun tersebut dari segi perputaran modal
menjadi sumber penghasilan, perputaran persediaan,Tingkat pengembalian investasi,Tigkat
pengembalian Piutang dan lain-lain.

Dalam menganalisis laporan keuangan,maka diperlukanlah 3 laporan keuangan meliputi


Laporan laba rugi,laporan posisi keuangan, dan laporan arus kas. Adanya beban pajak , restitusi
pajak, dan pajak dibayar dimuka dan beban tangguhan pajak, menjadi hal yang menentukan
penambahan atau pengurangan laba dan mempengaruhi pula pada analisis laporan keuangan.
Seperti yang telah dibahas, bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan pajak perlu di catat
dalam laporan keuangan, agar laporan tersebut handal dan para pengguna laporan tidak meleset
dalam hasil analisisnya.

4
1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan dengan menggunakan keempat rasio?

2. Apa yang dimaksud dengan beban pajak, pajak tagguhan,pajak dibayar dimuka dan
restitusi pajak?

3. Seberapa besar pengaruh Pajak terhadap Analisis laporan keuangan?

4. Bagaimana hubungan komponen-komponen pajak tersebut dalam laporan keuangan?

5. Apa yang terjadi apabila salah satu komponen pajak tidak di laporkan dalam laporan
keuangan?

5
1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian megenai Pengaruh pajak terhadap Analisis laporan keuangan
adalah agar kita mengetahui seberapa besar pajak terhadap hasil analisis oleh para
Investor,manajemen dan kreditur. Serta efek yang ditimbulkan apabila Pajak tidak dimasukkan
dalam laporan keuangan,adapun komponen pajak yang berkaitan dengan laporan keuangan,
diantaranya

1. Beban Pajak
2. Pajak Tangguhan
3. Pajak dibayar Di muka
4. Restitusi Pajak
Dimana.masing –masing komponen ini terdapat pada laporan keuangan. Sehingga,salah satu
komponen saja, yang tidak dilaporkan dalam laporan keuangan,maka dampaknya akan sangat
besar terutama bagi para pengambil keputusan, maka dari itu dalam Bab berikutnya akan dibahas
lebih detail mengenai dampaknya terhadap hasil analisis laporan keuangan.
Tujuan penelitian ini memiliki sasaran pembaca untuk mahasiswa dan para praktisi
akademik, guna mengetahui pengaruh pajak terhadap analisis laporan keuangan.
Selain itu, agar kita mengetahui tingkat Likuiditas,Solvabilitas,Aktivitas,Rentabilitas atau
Profitabilitas, ketika pajak dilaporkan dalam laporan keuangan atau ketika salah satu komponen
pajak tidak dilaporkan, sehingga kita dapat mengetahui perbedaannya.

1.5 Kegunaan Penelitian


Dalam proposal penelitian yang saya buat, diharapkan proposal ini dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai pentingnya pelaporan atas pajak pada suatu laporan keuangan,
dimana laporan keuanga tersebut akan memberikan informasi bagi penggunanya untuk di
analisis melalui empat rasio yaitu : Likuiditas, Solvabilitas,Aktivitas, profitabilitas atau
rentabilitas.
Selain itu kegunaan dari penelitian ini pun agar kita sebagai pembaca mengetahui efek
yang ditimbulkan apabila salah satu komponen pajak tidak dimasukkan dalam laporan keuangan.
Tentu saja efek tersebut dapat mempengaruhi tingkat laba perusahaan, aktivitas pendanaan,
kewajiban yang dapat dibayar perusahaan selama berapa periode dan lain sebagainya.

6
Proposal penelitian ini, akan membahas dan memberikan contoh kasus dimana
perusahaan tidak melaporkan pajak dalam laporan keuangannya, sehingga para pembaca dapat
mengetahui kesalahan-kesalahan para analis dalam membuat keputusannya.

7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengetian Laporan Keuangan

Laporan Keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban perusahaan selama satu


periode,mengenai aktivitas perusahaan. Yakni berupa:

o Aktivitas Bisnis
Dalam Buku Analisis Laporan Keuangan Oleh K.R. Subramanyam dan John J.Wild
dijelaskan bahwa, Sebuah perusahaan menjalankan aktivitas untuk menyediaka produk
atau jasa yang dapat dijual dan menghasilkan pengembalian investasi yang memuaskan/
Laporan Keuangan perusahaan berikut pengungkapannya menginformasikan empat
aktivitas utama perusahaan : Perencanaan,Pendanaan,Investasi,dan operasi. Masing-
masing aktivitas bisnis utama ini penting untuk dipahami sebelum kita dapat
menganalisis laporan keuangan perusahaan secara efektif.
o Aktivitas Perencanaan
Sebuah perusahaan ada untuk mengimplementasikan sasaran dan tujuan tertentu. Sebagai
Contoh: Perusahaan dibidang Manufacture yaitu Colgate yang memprodksi Pasta Gigi
ingin bertahan sebagai pemimpin dalam bidang produk perawatan mulut,pribadi dan
rumah. Sasaran dan tujuan perusahaan terdapat dalam rencana bisnis (Business Plan)
yang mendeskripsikan maksud perusahaan,strategi,dan taktik untuk aktivitasnya.
Rencana Bisnis membantu manajer untuk memusatkan usaha mereka dan
mengidentifikasi kesempatan dan rintangan yang diharapkan. Pandangan kedalam
rencana bisnis sangat membantu analisis atas prospek perusahaan kini dan nanti,dan
merupakan bagian dari analisis lingkungan bisnis dan strategi. Kita mencari informasi
tentang tujuan perusahaan dan taktiknya,permintaan pasar,analisis kompetitif,strategi
penjualan(penetapan harga, promosi,distribusi),kinerja manajemen dan proyeksi
keuangan. Jenis informasi ini,dalam berbagai bentuk sering ditemui dalam laporan
keuangan . informasi ini juga tersedia melalui media yang kurang formal,seperti
pernyataan pers,publikasi industry,bulletin analisis dan berita keuangan.

8
Dua sumber informasi penting tentang rencana bisnis perusahaan tentang rencana bisnis
perusahaan adalah sambutan presiden direktur serta Management Discussion and
Analysis (MD&A) .
o Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
Adalah metode yang digunakan untuk perusahaan untuk mendapatkan uang untuk
membayar kebutuhan-kebutuhan tersebut. Terdapat dua sumber utama pendanaan
eksternal-investor ekuitas (diseut juga pemilik atau pemegang saham) dan kreditor
(Pemberi pinjaman). Keputusan tentang komposisi aktivitas pendanaa tergantung pada
kondisi dipasar keuangan.
o Aktivitas Investasi (Investing Activities)
Aktivitas Investasi mengacu pada perolehan pemeliharaan investasi dengan tujuan
menjual produk dan menyediakan jas dan untuk tujuan menginvestasikan kelebihan kas.
Investasi dalam tanah,bangunan,peralatan,hak hokum(Paten,Lisensi,Hak cipta)
persediaan, modal manusia (Manajer dan karyawan), sistem informasi,dan asset sejenis
adalah untuk menjalankan operasi bisnis perusahaan. Aset-aset ini disebut sebagai asset
operasi (Operating Asset). Perusahaan juga sering secara temporer atau permanen
menginvestasi kelebihan kasnya dalam bentuk efek seperti saham ekuitas perusahaan
lain, obligasi perusahaan dan pemerintah dan reksadana. Aset ini disebut asset keuangan
(Financial Asset). Investasi dalam asset jangka pendek disebut asset lancer (Current
Asset). Aset ini diharpkan terkonversi menjadi kas dalam jangka pendek. Investasi dalam
asset jangka panjang disebut aseet tak lancar (Non Current Assets).
o Aktivitas Operasi (Operating Activities)
Aktivitas Operasi mencerminkan pelaksanaan rencana bisnis yang terdapat dalam
aktivitas pendanaan dan aktivitas investasi. Aktivitas operasi melibatkan setidaknya lima
komponen: Penelitian dan pegembangan,pembelian,produksi,pemasaran dan
Administrasi.

Menurut Drs.Munawir.Ak.:
“Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses
akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan/aktivitas perusahaan
dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut.”

9
Sedangkan, Analisis Laporan Keuangan adalah suatu bentuk proses atau pemikiran dalam
suatu laporan keuangan,dimana pengguna dapat memprediksi,memperkirakan dan mengevaluasi
kinerja perusahaan periode ini maupun periode yang akan datang.
Dalam laporan keuangan terdiri dari Laporan Laba rugi, Laporan Posisi Keuangan
(Neraca),dan laporan Arus kas (Cash Flow).
1. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Laporan Posisi keuangan adalah lapora yang menyajikn penggunaan dana atau modal
perusahaan sehingga, dapat dirumuskan Aset= Kewajiban+Ekuitas. Sisi kiri persamaan ini
terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan, atau asset. Sedangkan sisi kanan
persamaan ini mengidentifikasi sumber pendanaan. Kewajiban (Liability) mrupakan pendanaan
dari kreditur atas asset. Ekuitas atau Ekuitas pemegang saham(Shareholder’s Equity) merupakan
total dari:

o Pendanaan yang diinvestasikan atau dikontribusikan oleh pemilik(modal kontribusi).


o Akumulasi laba yang tidak dibagikan kepada pemilik (saldo laba) sejak berdirinya
perusahaan.

Aset dan kewajiban dipisahkan antara lancar dan tidak lancar. Aset Lancar (Current Asset)
diharpkan untuk terkonversi menjadi kas atau digunakan pada operasi dalam waktu satu tahun
atau dalam satu siklus operasi,bergantung pada yang lebih panjang. Kewajiban lancar ( Current
Liabilities) merupakan kewajiban perusahaan yang diharapkan terselesaikan dalam waktu satu
tahun atau satu siklus operasi. Bergantung pada yang lebih panjang. Selisih antara asset lancar
dan kewajiban lancar disebut modal kerja (Working Capital).

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) mengukur kinerja keuangan perusahaan antara tanggal
neraca. Laporan ini mencerminkan aktivitas operasi perusahaan. Laporan laba rugi menyediakan
rincian pendapatan,beban,untung,dan rugi perusahaan untuk suatu periode waktu. Laba bersih
mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang
ekuitas untuk periode bersangkutan,sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba

10
didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atas penurunan) ekuitas sebelum distribusi
kepada dan konstribusi dari pemegang ekuitas.

Bentuk laporan laba rugi:

1.Bentuk Single Step


Menggabungkan semua penghasilan menjadi satu kelompok,sehingga untuk menghitung
laba/rugi bersih hanya memerlukan 1 langkah yaitu mengurangi total biaya terhadap total
penghasilan.
2.Bentuk Multiple Step
Dalam bentuk ini dilakukan pengelompokkan yang lebih teliti sesuai dengan prinsip yang
digunakan secara umum.

Laporan Arus Kas (Statement of Cashflows)

Ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu (1 tahun). Disebut juga ‘Laporan Sumber
dan penggunaan dana’, yang menunjukan aliran operasi perusahaan,investasi,dan aliran kas
pendanaan serta menunjukan perubahan kas dan surat berharga selama periode tertentu. Laporan
arus kas melaporka arus ka masuk dan keluar bagi aktivitas operas,investasi,dan pendanaan
perusahaan secara terpisah dalam suatu periode tertentu.
Berikut adalah contoh laporan laba rugi,laporan posisi keuangan dan laporan arus kas,yang
saya ambil dari salah satu perusahaan yaitu PT.Timah dan Entitas Anak tahun 2011-2012.

11
2.1.2 Pengertian dan bentuk analisis laporan keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan bagian penting dari
analisis bisnis yang lebih luas. Analisis bisnis (bussines analysis) merupakan proses evaluasi
prospek ekonomi dan risiko perusahaan. Hal tersebut meliputi analisis atas lingkungan bisnis
perusahaan,strateginya,serta posisi keuangan dan kinerjanya. Analisis bisnis berguna dalam
banyak keputusan bisnis seperti memilih investasi dalam efek (surat berharga atau sekuritas)
ekuitas atau efek utang,memilih perpanjangan pinjaman dengan utang jangka panjang atau utang
jangka pendek,menilai perusahaan dalam penawaran saham perdana (Initial Public Offering-
IPO),dan mengevaluasi strukturisasi yang meliputi merger,akuisisi,dan divestasi.

Tinjauan Analisis laporan


keuangan

Pengantar
Laporan Organisasi
Analisis Analisis
keuangan Buku
Bisnis Laporan
Dasar Analisis
Keuangan

Pengenalan
Analisis Aktivitas Alat Analisis Bagian 1 :
Bisnis Bisnis Tinjauan
Model
Jenis-jenis Laporan Analisis bisnis Bagian 2 :
Analisis Keuangan dan Analisis
Analisis Akuntansi
Bisnis aktivitas bisnis dalam pasar
Komponen Informasi yang efisien Bagian 3 :
Analisis Analisis
Analisis Tambahan
Bisnis Keuangan

Laporan Keuangan (Financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis
untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan
estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam anallisis bisnis. Analisis laporan keuangan
mengurangi ketergantungan pada firasat,tebakan dan intuisi,dalam pengambilan keputusan,serta

12
mengurangi ketidakpastian analisis bisnis. Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian
ahli,namun menyediakan dasar yang sistematis dan efektif dalam analisis bisnis.
Ada 5 alat analisis laporan keuangan:
o Analisis Laporan keuangan komparatif
o Analisis Laporan keuangan common size
o Analisis Rasio
o Analisis arus kas
o Valuasi

Penulis hanya memberikan analisis laporan keuangan dalam bentuk analisis rasio,seperti
halnya dijelaskan dalam judul proposal penelitian.

2.1.3 Analisis Rasio

Analisis Rasio (Ratio Analysis) adalah salah satu alat analisis keuangan yang paling popular
yang sering digunakan. Namun, perannya sering disalah pahami dan sebagai
konsekuensinya,kepentingannya sering dilebih-lebihkan. Sebuah rasio menyatakan hubungan
matematis antara dua kuantitas. Rasio 200 terhadap 100 dinyatakan sebagai 2:1, atau cukup 2.
Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi aritmetika sedehana,interpretasinya lebih
kompleks. Agar bermakna,sebuah rasio harus mengacu hubungan ekonomis yang penting.
Sebagai contoh,terdapat hubungan langsung dan penting harga jual dan biaya suatu produk.
Dengan demikian,rasio harga pokok pejualan terhadap penjualan adalah penting. Sebaliknya,
tidak ada hubungan yang jelas antara biaya angkut dengan saldo efek.

Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari.
Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan
tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi lebih lanjut. Analisis rasio dapat
mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi
dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang
membentuk rasio.

Seperti alat analisis lainnya,rasio paling bermanfaat bila berorientasi kedepan. Hal ini berarti
kita sering menyesuaikan factor-faktor yang memengaruhi rasio untuk kemungkinan trend an

13
ukurannya di masa depan. Oleh karena itu,kegunaan rasio tergantung pada keahlian penerapan
dan interpretasinya,dan inilah bagian yang paling menantang dari analisis rasio.

Faktor-faktor yang memengaruhi rasio. Di luar aktivitas rasio perusahaan, kita harus
menyadari dampak peristiwa ekonomi,factor industry,kebijakan manajemen,dan metode
akuntansi. Keterbatasan ukuran akuntansi berdampak pada efektivitas rasio. Sebelum
menghitung rasio,gunakan analisis akuntansi untuk meyakinkan angka yang menjadi dasar
perhitungan rasio sudah tepat. Sebagai contoh,jika persediaan dinilai dengan LIFO dan harga
naik,rasio lancar menjadi lebih rendah dari seharusnya (understated) karena persediaan
LIFO(pembilang) dinyatakan terlalu rendah.

Sama halnya dengan kewajiban pension tertentu yang sering tidak disajikan melainkan
hanya diungkapkan dalam catatan. Kita biasanya ingin mengakui kewajiban pension saat
menghitung rasio seperti rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity). Kita juga harus mengakui
bahwa penyesuaian untuk satu rasio harus diterapkan secara konsisten untuk rasio lainnya.
Sebagai contoh, penghilangan kewajiban pensiun berarti eban pensiun di laporkan terlalu rendah.
Dengan demikian,dalam perhitungan rasio,angka laba bersih sering memerlukan penyesuaian
saat asset atau kewajiban disesuaikan. Perlu diingat bahwa kegunaan rasio tergantung pada
keandalan angkanya. Jika pengedalian akuntansi internal perusahaan atau tata laksana lainnya
dan mekanisme pengawasan kurang andal untuk menghassilkan angka yang dapat
dipertangungjawabkan,maka hasil rasio juga kurang andal.

Interpretasi rasio. Rasio yang diinterpretasikan dengan hati-hati karena factor-faktor yang
memengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan faktor-faktor yang memengaruhi penyebut.
Sebagai contoh,perusahaan dapat memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan dengan
mengurangi biaya yang menstimulasi penjualan (misalnya pengembangan dan penelitian).
Pengurangan jenis biaya seperti ini kemungkinan berakibat pada penurunan penjualan atau
pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian,profitabilitas yang tampaknya membaik dalam
jangka pendek dapat merusak prospek perusahaan dalam masa depan. Kita harus
menginterpretasikan perubahan tersebut dengan tepat. Banyak rasio memiliki variable penting
yang sama degan rasio lainnya. Dengan demikian tidaklah perlu untuk menghitung semua rasio
yang mungkin untuk menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian besar teknik analisis

14
keuangan,tidak relevan dalam isolasi. Rasio bermanfaat bila diinterpretasikan dalam
perbandingan dengan:

1. Rasio tahun sebelumnya ;


2. Standar yang ditentukan sebelumnya ;
3. Rasio pesaing.

Pada Akhirnya variabillitas rasio sepanjang waktu sering sama pentingnya dengan trennya.

Berbagai rasio dapat dihitung dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan.


Beberapa rasio memiliki aplikasi umum dalam analisis keuangan,sementara yang lainnya bersifat
unik untuk situasi atau industry yang spesifik. Bagian ini menyajikan analisis rasio untuk
diterapkan pada tiga area penting analisis laporan keuangan:

1. Analisis kredit (Risiko)


a. Likuiditas. Untuk mengevaluasi kemampuan memenuhi kewajiban jangka
pendek.
b. Struktur modal dan solvabilitas. Untuk menilai kemampuan memenuhi
kewajiban jangka panjang
2. Analisis Profitabilitas
a. Tingkat pengembalian atas investasi (Return On Investment-ROI). Untuk
menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
b. Kinerja operasi. Untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi.
c. Pemanfaatan asset (asset utilization). Untuk menilai efektivitas dan intensitas
asset dalam menghasilkan penjualan,disebut pula perputaran (turnover).

A.Rasio

Rasio keuangan biasanya dalam bentuk presentase (%) atau ‘kali’ pengelompokkan rasio
keuangan dilakukan dengan beberapa cara,salah satunya adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Rations) ; Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan


memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
2. Rasio Aktivitas (Activity Rations) ; Rasio untuk mengukur sejauh mana efektivitas
pengunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset.

15
3. Rasio Solvabilitas (Solvability Rations) / Leverage; Rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya.
4. Rasio Profitabilitas (Profitability Rations) ; Rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba.
5. Rasio Pasar (Rasio Investor); Rasio untuk melihat perkembanga nilai perusahaan relative
terhadap nilai buku perusahaan.
Rumus Rasio:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Rations)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiba jangka pendekya
dengan menggunakan aktiva lancarnya terhadap hutang lancarnya.
a. Net Working Capital (Modal kerja bersih)
Net Working Capital= Current Asset - Current Liabilities
b. Current Rasio/ Rasio Lancar
Current Rasio = Current Assets/ Current liabilities.
Interpretasi :
o Current Rasio rendah menunjukan resiko likuiditas yang tinggi
o Current Rasio tinggi menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar yang mempunyai
pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan.
o Current rasio untuk perusahaan normal berkisar pada angka 2 (tergantung dari
jenis industry).
c. Quick Acid Ratio (CAR)/ Rasio cepat
Quick Acid Ratio= Current Asset-Inventory
Current Liabilities
Note : persediaan biasanya dianggap asset yang paling tidak liquid perlu waktu
untuk menjadi kas
Interpretasi :
o CAR untuk perusahaan normal berkisar pada angka 1 (tergantung jenis industry)
o CAR rendah menunjukan resiko likuiditas yang tinggi akibat 2 faktor
1. Terlalu anyak macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah.
2. Jika barang dijual dengan kredit maka akan menjadi piutang sebelum menjadi
uang kas.

16
o CAR tinggi menunjukan ada kelebihan kas atau piutang.

17
2.Rasio Aktivitas (Activity Rations)
Rasio yang mengukur sejauh mana efektivitas pengunaan asset dengan melihat tingkat
aktivitas asset atau untuk mengetahui kecepatan beberapa perkiraan menjadi penjualan atau kas.
Aktivitas aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin
besar kelebihan dana yang tertanam dalam aktiva tersebut,yang lebih baik bila ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif.

Empat rasio aktivitas tersebut adalah :

a. Inventory Turn Over (Perputaran persediaan)


b. Average age of Inventory ( Rata-rata umur persediaan)
c. Average payment periode (Rata-rata periode bayar)
d. Fixed Asset Turn over (Perputaran aktiva tetap)
a. Inventory Turn Over (Perputaran persediaan)
Inventory Turn Over = Cost Of Good Sold (HPP)/ Inventory
Interpretasi:
o Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semkin tingginya persediaan
berputar dalam satu taun dan ini menandakan terdapat efektivitas manajemen
persediaan.
o Sebaliknya perputaran persediaan yang rendah menandakan mis-manajeme
seperti kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
b. Average age of Inventory (Rata-rata umur persediaan)

Average age of Inventory=Jumlah hari dalam 1 tahun

Inventory Turnover
c. Average Collections period (Rata-rata periode tagih)
Average Collections period= Accounts Receivable
Annual Sales/360
d. Average Payment Period (Rata-rata periode bayar)
Average Payment Period= Accounts Payable
Average Purchase per day

18
e. Fixed Asset Turn over (Perputaran aktiva tetap)
Fixed Asset Turn over= Sales
Net Fixed Asset
o Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut.
o Rasio ini cukup penting diperhatikan pada perusahaan indutri yang mempunyai
aktiva tetap yang tinggi untuk perusahaan jasa tidak begitu penting diperhatikan
f. Total Asset Turnover (Perputaran total aktiva)
Total Asset Turnover= Sales
Total Asset
o Rasio yang tinggi menunjukan manajemen yang baik,sebaliknya rasio yang
rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi,pemasaran dan
investasinya.
3. Rasio Solvabilitas (Debt Rations)/ Leverage

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jagka
panjangnya. Perusahaan yang tidak sovable adalah perusahaan yang total hutangnya
lebih besar dibandingkan total asetnya.

g. Leverage atau debt ratio


Rasio yang menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur
Debt Ratio= Total Liabilities
Total Asset
h. Debt Equity Ratio
Debt Equity Ratio= Long Term-Term Debt
Stockholders equity
i. Times Interest Earned Ratio (TIE)/ Rasio mampu bayar bunga
Rasio yang mengukur seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia
untuk menutup beban tetap bunga.
Times Interest Earned Ratio= Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT
(Rasio mampu bayar bunga) Interest (bunga)

Interpretasi :

19
o Rasio TIE yang tinggi menunjukkan semakin baik kemampuan perusahaan
memmbayar bunga atau terlalu rendahnya penggunaan hutang (Financial
Leverage)
o Rasio TIE yang rendah memerlukan perhatian manajemen.
j. Fixed Charge Coverage Ratio
Rasio yang mengukur berapa kali kemampuan perusahaan dari laba sebelum
bunga dan pajak serta pembayaran sewa guna usaha untuk memenuhi semua
kewajiban tetapnya seperti bunga dan pokok pinjaman, pembayaran sewa guna
usaha dan dividen saham preferen.
Fixed-Payment Coverage Ratio= EBIT+ Lease Payment
(Rasio mampu bayar kewajiban tetap)
Interest+Lease Payments+((Principal+Prefereed stock dividens)* 1
(1-Tax)

Interpretasi
o Semakin rendah rasio tersebut semakin tinggi resiko baik bagi yang
meminjamkan maupun pemilik yaitu resiko perusahaan tidak mampu
membayar kewajiban tetap sesuai jadwal yang menyebabkan perusahaan
bangkrut
o Semakin Tinggi rasio tersebut semakin rendah resiko baik bagi yang
meminjamkan maupun pemilik.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas) pada
tingkat penjualan,asset dan modal saham yang tertentu. Rasio yang sering digunakan ;
a. Gross profit Margin/Marjin laba kotor
b. Operating profit margin
c. Net Profit Margin
d. Return on Total Asset (ROA)
e. Return on Equity (ROE)
a. Gross Profit Margin/Marjin laba kotor
Rasio yang mengukur presentase sisa hasil penjualan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan.

20
Gross Profit Margin = Sales-Cost Of good Sold
Sales
Semakin tinggi marjin laba kotor maka semakin baik atau secara relative
semakin rendah harga pokok barang yang dijual.
b. Operating Profit Marjin
Rasio yang mengukur presentase sisa hasil penjualan sesudah perusahaan
dikurangi biaya dan pengeluaran termasuk bunga dan pajak.

Operating Profit Margin = Operating Profit


Sales
c. Net Profit Margin
Menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
pada tingkat penjualan tertentu.
Net Profit Margin= Net Profit After Tax
Sales
Interpretasi :
o Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu.
o Profit Margin yang rendah menandakan penjualan yang terlalu rendah untuk
tingkat biaya tertentu atau biaya terlalu tinggi untuk tingkat penjualan
tertentu.
d. Return On Total Assets (ROA) atau hasil atas total asset (HAA)
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat asset tertentu. Disebut juga ROI (Return On Investement).
Return on Total Assets (ROA) = Net profit after Taxes
Total asset
Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen asset yang berarti efisiensi
manajemen.
e. Return on Equity (ROE) atau hasil atas ekuitas (HAE)

21
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan
modal saham tertentu.
ROE = Net Profit After Taxes
Stockholders Equity
Semakin tinggi pengemaian maka, semakin baik. Meskipun rasio ini tidak
memperhitungkan dividen maupun capital gain untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan
pengukur return pemegang saham sebenarnya. ROE dipengaruhi ROA dan ROE

22
1.1.2 Pengertian Pajak
Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat
atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Berbagai pengertian pajak yang dikemukan oleh berbagai pakar
antara lain sebagai berikut :

Prof. Dr. A. Adriani

Pajak adalah iuran masyarakat pada negara (yang sifatnya dapat dipaksakan) yang
terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang)
dengan tidak mendapat prestasi kembali yang dapat ditunjuk dan yang digunakan untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas-tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.

Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, S.H.


Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang sifatnya
dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Suparman Sumawidjaya
Pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma
hukum guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan
umum.
Smeets

Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum
dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hak inpidual
untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

23
Pengertian Beban Pajak

Beban pajak pada perusahaan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh perusahaan,
sebagaimana yang telah dijelaskan diatas. Untuk Wajib Pajak Badan, besarnya pembayaran
Angsuran PPh 25 yang terutang diperoleh dari penghasilan kena pajak dikalikan dengan tarif
PPh yang diatur di Pasal 17 ayat (1) huruf b Undang Undang Pajak Penghasilan. Tarif Pasal 17
ayat (1) huruf b dan ayat (2a) UU PPh adalah 25%.

Khusus untuk Wajib Pajak badan yang peredaran bruto setahun sampai dengan Rp
50.000.000.000,- mendapat fasilitas berupa pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pasal 17
ayat (1) huruf b dan ayat (2a) UU PPh, yang dikenakan atas penghasilan kena pajak dari
peredaran bruto sampai dengan Rp 4.800.000.000,-

Pengertian Restitusi Pajak

Restitusi adalah sebutan umum untuk suatu proses pengembalian kelebihan pajak (Lebih
Bayar/LB) yang tercantum dalam suatu surat ketetapab atau surat keputusan, kepada Wajib Pajak
(WP). Surat keputusan/ketetapan yang dimaksud adalah: Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKP-LB), Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP), Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi,
Surat Keputusan Pengurangan Surat Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Surat
Ketetapan Pajak, Surat Keputusan Pengurangan Surat Tagihan Pajak atau Surat Keputusan
Pembatalan Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding oleh Pengadilan
Pajak, maupun Putusan Peninjauan Kembali oleh Mahkamah Agung.

Fungsi Pajak

Pemerintah telah mengeluarkan beleid pengenaan PPnBM terhadap impor produk tertentu
yang bersifat mewah. Upaya tersebut dilakukan dalam upaya meredam impor barang mewah
yang berkontribusi terhadap defisit neraca perdagangan. Penerbitan beleid ini juga merupakan
reaksi pemerintah sehubungan gejolak pasar keuangan dan nilai tukar rupiah. Tujuan penerapan
beleid ini, sebagaimana tercantum dalam pertimbangan peraturan tersebut adalah untuk menjaga
stabilitas ekonomi makro dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada tingkat yang realistis.

24
Dengan pertimbangan yang sama, pemerintah juga telah mengeluarkan beleid berupa
pengurangan angsuran PPh Pasal 25 dan penundaan pembayaran PPh Pasal 29 tahun 2013 bagi
industri tertentu. Kebijakan ini akan meringankan dan menjaga likuiditas bagi Wajib Pajak yang
pada gilirannya akan meningkatkan daya saing industri nasional baik yang berorientasi domestik
maupun ekspor. Industri yang diberikan keistimewaan ini adalah industri padat karya, terbatas
pada industri tekstil, industri pakaian jadi, industri alas kaki, industri furniture dan/atau industri
mainan anak-anak.

Dua kebijakan perpajakan di atas menjadi contoh yang paling hangat untuk menerangkan
fungsi pajak sebagai alat pengatur dan sebagai stabilisator. Fungsi pajak yang paling melekat di
benak kita, ketika mendengar istilah pajak, adalah bahwa pajak merupakan sumber pembiayaan
negara yang terbesar. Fungsi pajak sebagai sumber pembiayaan ini biasa dikenal sebagi fungsi
budgetair pajak. Fungsi budgetair pajak memegang peranan sangat penting di Indonesia, karena
sekitar 70% pengeluaran negara dibiayai oleh pajak.

Peran penting fungsi budgetair pajak, menjadikan pajak dapat digunakan sebagai alat
pengatur (regulerend). Fungsi ini mempunyai pengertian bahwa pajak dapat dijadikan sebagai
instrumen untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagai contoh, ketika pemerintah berkeinginan untuk
melindungi kepentingan petani dalam negeri, pemerintah dapat menetapkan pajak tambahan
seperti pajak impor atau bea masuk, atas kegiatan importasi komoditas tertentu. Contoh yang
lain, ketika Jokowi berusaha mengatasi kemacetan di Jakarta, salah satu alternatif yang diusulkan
adalah penerapan ERP (Electronic Road Pricing). ERP ini pun salah satu bentuk implementasi
pajak sebagai alat pengatur.

Selain fungsi, budgetair dan fungsi regulerend, pajak juga mempunyai fungsi lain, yaitu
sebagai alat penjaga stabilitas. Karena sifatnya yang sangat luas, seperti: stabilitas nilai tukar
rupiah, stabilitas moneter bahkan bisa juga stabilitas keamanan, fungsi ini berkaitan dengan
fungsi lainnya, seperti regulerend. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga agar

25
defisit perdagangan tidak semakin melebar, pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengenaan
PPnBM di atas.

Tak kalah pentingnya adalah pajak sebagai sarana redistribusi pendapatan. Pemerintah
membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Kebutuhan akan dana itu,
salah satunya dapat dipenuhi melalui pajak. Pajak hanya dibebankan kepada mereka yang
mempunyai kemampuan untuk membayar pajak. Namun demikian, infrastruktur yang dibangun
tadi, dapat juga dimanfaatkan oleh mereka yang tidak mempunyai kemampuan membayar pajak,
untuk meningkatkan pendapatannya.

Mereka dapat memanfaatkan jalan raya untuk kelancaran distribusi hasil pertaniannya,
mereka dapat memanfaatkan sekolah untuk pendidikan anak-anaknya. Kelancaran distribusi hasil
pertanian, akan membuat harga jual produk agribisnisnya lebih mahal, yang akan membuat
penghasilan para petan meningkat. Anak-anak petani dapat menikmati pendidikan sehingga
ketika tiba waktunya mereka, anak-anak petani itu, akan mempunyai kemampuan untuk dapat
berkompetisi dan meraih kehidupan yang layak. Intinya, saat ini tidak ada satupun masyarakat
Indonesia yang tidak merasakan manfaat pajak.

2.2 Kerangka Pemikiran

Berikut adalah hasil analisis laporan yang telah penulis lakukan terhadap PT.Timah dan
Entitas anak.dimana, Beban pajak dan Restitusi pajak di laporkan dalam laporan keuangan.
Perhitungan Rasio :

26
1. Rasio likuiditas
a. Net working Capital
Net Working Capital= Current Asset-Current liabilities
Current Net Working
Tahun Current Asset Liabilities Capital
1,421,9 3,
2011 4,584,704 76 162,728
959,8 2,
2012 3,929,664 06 969,858
 
b. Current ratio / rasio Lancar
Current Ratio= Current Asset/Current liabilities
Current
Tahun Current Asset Liabilities Current Ratio
1,421,9
2011 4,584,704 76 3.22
959,8
2012 3,929,664 06 4.09
Interpretas
i: 1.Setiap Rp.1 hutang dijamin oleh Rp.4.09aktiva lancar
2.CR untuk perusahaan normal berkisar pada angka 3
3.CR rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi
4.CR Tinggi menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar yang mempunyai pengaruh
yang tidak baik terhadap profitabilitas

27
c.Quick acid ratio/Rasio cepat =(Current Asset-Inventory)/ Current Liabilities
Quick
Current Acid
Tahun Current Asset Liabilities Inventory ratio
2011 4,584,704 1,421,976 2,447,376 1.29
2012 3,929,664 959,806 1,617,389 1.84

Interpretas 1.Setiap Rp.1 hutang dijamin oleh Rp.1.84 aktiva lancar diluar
i persediaan
2.CAR untuk perusahaan normal berkisar pada angka 1
3.CAR rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi
2.Rasio Aktivitas
a. Inventory turn Over (Perputaran Persediaan)= Cost Of good sold/Inventory
Inventory turn
Tahun COGS Inventory Over
2011 6,776,336 2,447,376 2.77
2012 6,498,505 1,617,389 4.02
Interpretas
i 1. Jadi dalam satu tahun persediaan berputar sebanyak 4 kali,
hal ini menandakan kurangnya pengendalian persediaan yang efektif.
b.Average Age of Inventory( Rata-rata umur persediaan) = Jumlah hari dalam setahun/ inventory turn Over

inventory turn Average age of


Tahun 1 Tahun=360 Over inventory
2011 360 3 120
2012 360 4 90
Interpretas
i 1.lamanya persediaan adalah 90 hari

28
c. Average Collection Periode(rata-rata periode tertagih)= Account receivable/average sales per
day
Average
Accounts Average sales Collection
Tahun receivable per day Periode
2011 536,180 24,305 22.06
2012 498,177 21,730 22.93
Interpretas
i 1.Lamanya waktu yang diperlukan untuk menagih piutang menjadi kas
adalah 23 hari..apabila syarat kredit 2.10, n/30 maka tingkat pengembalian piutang relatif cepat.

d. Average payment periode(Rata-rata periode bayar)= Account Payable/average purchase per


day
Average
purchase per Average payment
Tahun Account Payable day periode
2011 302,358 24,305 12.44
2012 307,802 21,730 14.16
Interpretas
i 1. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk membayar hutang dagang adalah 14 hari
maka,syarat kredit 30 hari rata-rata periode bayar perusahaan tinggi.
e.Total Asset Turnover(perputaran aktiva tetap)= Sales/ Total Asset
Total asset Turn
Tahun Sales/pendapatan Total Asset Over
2011 8,749,617 6,569,807 1.33
2012 7,822,560 6,101,007 1.28
Interpretas
i 1. perputaran aktivanya 1.28 kali

29
f. Fixed Asset turn over
Fixed Asset turn
Tahun Sales/pendapatan Net Fixed Asset over
2011 8,749,617 1,985,103 4.41
2012 7,822,560 2,171,343 3.60
Interpretas
i 1. tingkat perputaran aktiva bersih 3.60 kali dalam 1 tahun
artinya penggunaan aktiva tetapnya efektif.

3. Rasio Solvabilitas
a. Leverage/ Debt Ratio= Total Liabilities/total Asset
Total
Tahun Liabilities Total Asset Leverage
2011 1,972,012 6,569,807 0.30
2012 1,542,807 6,101,007 0.25
interpretasi 1. Setiap Rp.25 hutang dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan
atau aktiva perusahaan telah dibiayai 25% oleh hutang
b.Debt Equity Ratio = Long term-Term Debt/ Stockholders equity
Debt
S.Holder Equity
Tahun Long term Equity ratio
2011 1,972,012 4,597,795 0.43
2012 1,542,807 6,101,007 0.25
Interpretas
i 1. pinjaman jangka panjang perusahaan hanya 25% dari modal sendiri.

c. Times Interest earned ratio/Rasio mampu bayar


bunga=EBIT/Bunga
Tahun EBIT Bunga TIE
2011 1,268,085    
2012 646,639    

30
4.Rasio Profitabilitas
a. Gross profit margin= Gross profit/sales
Gross
profit
Tahun Gross Profit Sales Margin
2011 1,973,281 8,749,617 0.23
2012 1,324,055 7,822,560 0.17
Interpretas
i 1.berarti tingkat profit marjinnya 17% dari laba kotor.

b. Operating profit Margin = Operating profit/sales


Operatin
Operating g Profit
Tahun Profit Sales Margin
2011 1,268,085 8,749,617 0.14
2012 646,639 7,822,560 0.08
Interpretas
i 1. berarti sisa hasil penjualan sebuah perusahaan sebesar 8%

c.Net Profit Margin= Net profit After tax/Sales


Net Profit Net Profit
Tahun After tax Sales Margin
2011 897,126 8,749,617 0.10
2012 435,698 7,822,560 0.06
Interpretasi 1.jadi kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar 6%

31
d. ROA= Net profit after tax/ total Asset
Net profit
Tahun After tax Total Asset ROA
2011 897,126 6,569,807 0.14
2012 435,698 6,101,007 0.07
Interpretas
i 1. jadi kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar 7%
rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen

e. ROE= Net Profit After tax/ SHE


Net profit S.Holder
Tahun After tax Equity ROE
2011 897,126 4,597,795 0.20
2012 435,698 6,101,007 0.07
Interpretas
i 1. jadi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal
sebesar 7%

Dalam perhitungan rasio diatas Sudah jelas, berapa tingkat likuiditas, solvabilitas,rentabilitas dan
lain sebagainya. Kini akan menghitung tingkat rasio diatas dengan tidak menggunakan beban
pajak dan restitusi pajak atau Pajak yang dibayar dimuka.

1. Rasio likuiditas
a. Net working Capital
Net Working Capital= Current Asset-Current liabilities
Current Current Net Working
Tahun Asset Liabilities Capital
2,86 1,933,
2012 8,513 935,338 175
 

32
b. Current ratio / rasio Lancar
Current Ratio= Current Asset/Current liabilities
Current Current
Tahun Asset Liabilities Current Ratio
2,868,
2012 513 935,338 3,06
Interpretasi : 1.Setiap Rp.1 hutang dijamin oleh Rp.3,06 aktiva lancar
2.CR untuk perusahaan normal berkisar pada angka 3
3.CR rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi
4.CR Tinggi menunjukkan ada kelebihan aktiva lancar yang mempunyai pengaruh
yang tidak baik terhadap profitabilitas

Quick
Current Acid
Tahun Current Asset Liabilities Inventory ratio
2012 2,868,513 935,338 1,617,389 1.3

Interpretasi 1.Setiap Rp.1 hutang dijamin oleh Rp.1.3 aktiva lancar diluar persediaan
2.CAR untuk perusahaan normal berkisar pada angka 1
3.CAR rendah menunjukkan resiko likuiditas yang tinggi

33
e.Total Asset
Turnover(perputaran
aktiva tetap)= Sales/ Total
Asset
Total asset Turn
Tahun Sales/pendapatan Total Asset Over
2011 8,749,617 4,993,023 1.56
Interpretasi 1. perputaran aktivanya 1.56 kali

3.Rasio Solvabilitas

a. Leverage/ Debt Ratio= Total Liabilities/total Asset


Tahun Total Liabilities Total Asset Leverage
2012 1,541,738 4,993,023 0.30
interpretasi 1. Setiap Rp.30 hutang dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan

4.Rasio Profitabilitas
d. ROA= Net profit after tax/ total Asset
Net profit
Tahun After tax Total Asset ROA
2012 650,749 4,993,023 0.13
Interpretasi 1. jadi kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih sebesar 13%
rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen

e. ROE= Net Profit After tax/ SHE


Net profit S.Holder
Tahun After tax Equity ROE
2012 650,749 4,993,023 0.13
Interpretasi 1. jadi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal
sebesar 13%

34
2. Atau 13% Dibiayai oleh Hutang

Perbedaan rasio antara laporan keuangan denga menggunakan Beban pajak, pajak
tangguhan,pajak dibayar dimuka dan Restitusi pajak. Berbeda jauh dengan yang tidak
melaporkan pajak. Hal tersebut dapat mempengaruhi keputusan manajemen dalam operasi
perusahaan.

2.2 Paradigma Penelitian


Dalam uraian diatas dapat diketahui bahwa pelaporan hal tentang pajak perlu dilaporkan.
Terkadang beberapa perusahaan tidak melaporkan pajaknya dalam laporan keuangan
agar,menarik investor. Namun,kenyataannya hal tersebut malah menyesatkan investor. Yang
terjadi adalah ketidakpercayaan Investor kepada perusahaan tersebut, karena perhitungannya
tidak sesuai dengan kenyataan dengan jarak perkiraan yang lumayan besar.
Berikut Ratio dari laporan keuangan yang tidak melaporkan pajaknya:
Rasio Likuiditas
- Net working Capital 1,933,175
- Current Ratio 3,06
- Quick Acid Ratio 1,3

Rasio Aktivitas

- Total Asset Turn Over 1,56

Rasio Solvabilitas
- Leverage 0,30

Rasio Profitabilitas
- ROA 0,13
- ROE 0,13

Dan Berikut hasil analisis ratio yang melaporkan unsur pajak dalam laporan keuangannya:

35
Rasio Likuiditas
- Net working Capital 2,969,858
- Current Ratio 4,09
- Quick Acid Ratio 1,84

Rasio Aktivitas

- Total Asset Turn Over 1,28

Rasio Solvabilitas
- Leverage 0,25

Rasio Profitabilitas
- ROA 0,07
- ROE 0,07

2.3 Hipotesis Penelitian


Dari penelitian diatas, saya sebagai penulis memiliki hipotesis yakni ‘ Pelaporan pajak
dalam laporan keuangan mempengaruhi hasil analisis laporan keuangan oleh penggunannya
dengan menggunakan analisis rasio’.

36
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Pengaruh perbedaan laporan keuangan atau laporan keuangan yang menyesatkan sangatlah
besar. Kreditur sebagai peminjam modal,karena tingkat pengembalian modal yang salah, dalam
hasil analisis, selain itu ,Investor dalam memberikan modalnya pada perusahaan, karena
informasi yang menyesatkan dalam laporan keuangan.

3.2 Definisi Operasionalisasi Variabel

Laporan Keuangan adalah suatu bentuk pertanggungjawaban perusahaan selama satu


periode,mengenai aktivitas perusahaan. Yakni berupa:

- Aktivitas Bisnis
- Aktivitas Perencanaan
- Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)
- Aktivitas Investasi
Sedangkan Analisis Laporan Keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis untuk
laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi
dan kesimpulan yang bermanfaat dalam anallisis bisnis. Analisis laporan keuangan mengurangi
ketergantungan pada firasat,tebakan dan intuisi,dalam pengambilan keputusan,serta mengurangi
ketidakpastian analisis bisnis. Analisis ini tidak mengurangi perlunya penilaian ahli,namun
menyediakan dasar yang sistematis dan efektif dalam analisis bisnis.

Definisi pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat
atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
pada Pasal 1 ayat 1 berbunyi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
Dalam perusahaan terdapat laporan keuangan yang tidak mencantumkan unsur pajak,
sehingga laporan keuangan terkesan baik didalam pengamatan Investor,namun hal tersebut

37
salah, karena malah menyesatkan penggunannya. Sebagai contoh dari kesalahan tersebut adalah
hasil analisis rasio yang berbeda.
Rasio Likuiditas
- Net working Capital 1,933,175
- Current Ratio 3,06
- Quick Acid Ratio 1,3

Rasio Aktivitas

- Total Asset Turn Over 1,56

Rasio Solvabilitas
- Leverage 0,30

Rasio Profitabilitas
- ROA 0,13
- ROE 0,13

Dan Berikut hasil analisis ratio yang melaporkan unsur pajak dalam laporan keuangannya:

38
Rasio Likuiditas
- Net working Capital 2,969,858
- Current Ratio 4,09
- Quick Acid Ratio 1,84

Rasio Aktivitas

- Total Asset Turn Over 1,28

Rasio Solvabilitas
- Leverage 0,25

Rasio Profitabilitas
- ROA 0,07
- ROE 0,07

3.3 Populasi dan Sampling


Kualitas laporan keuangan adalah penting bagi para pengguna laporan keuangan karena
untuk pengambian keputusan investasi dan tujuan kontrak(schipper dan Vincent,2003). Pada
kenyataannya ada perusahaan yang meminimalisir pajak dalam berbagai cara bahkan sampai ada
penggelapan pajak dan pengihndaran pajak,yang mana keduanya adalah bagian dari perencanaan
pajak. Perencanaan pajak (Tax Planning) adalah tahap awal dari manajemen pajak yang
merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dari manajemen strategic dalam suatu perusahaan.
1. Variabel Terikat (dependent Variable)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah perbedan Rasio solvabilitas / Laverage
sebagai indikatornya
Dimana , Total Liabilities / Total Asset.
2. Variabel bebas (Independent Variable)
a. Pajak Tangguhan
Besarnya pajak tangguhan (deffered tax) dapat dilihat pada laporan keuangan
(Neraca) perusahaan pada tahun berjalan.

39
b. Utang pajak
Tabel 1
Rangkuman hasil analisis Regresi Linier Berganda

Variabel Koefisien Statistik T Signifikasi Keterangan


Regresi
Konstanta 0,30 2,457 0,017 Signifikan
Pajak -10,318.1 -1,113 0,270 Tidak
Tangguhan Signifikan

Koefisien bernilai negative -10,318.1 hal ini berpengaruh negative antara pajak tangguhan
dengan tingkat leverage.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data primer dilakukan menggunakan


pernyataan tertulis. Pada tanggal 12 April 2013 Menteri Keuagan Agus Martowardojo
melaporkan sekitar 4000 perusahaan praktik profit shifting atau peralihan laba dengan membayar
pajak lebih rendah dari yang seharusnya. Perusahaan multinasional yang berbasis di Indonesia
tidak membayar pajak selama 7 tahun.

Profit shifting adalah upaya wajib pajak yang berusaha mencari manfaat dari negara yang
menawarkan pajak rendah sehingga mampu membantu perusahaan menggeser keuntungan.
Tujuannya untuk mengambil manfaat dari sistem berbagai negara yang tidak masuk dalam tax
heaven country.

Hal ini merupakan upaya perekayasaan yang tidak patut dan tidak sesnonoh, karena telah
melanggar dan dengan sengaja melakukan upaya pengkebirian atas hak rakyat Negara dan
Pemerintah.

3.5 Metode Analisis data


1. Pertamina (Persero)
2. Karaha Bodas Company LLC
3. Industri Pulp Lestari
4. Badan Penyehatan Perbankan Nasional

40
5. Kalimanis Plywood Industries
6. Siemens Indonesia
7. Angkasa Pura II (Persero)
8. Bentala Kartika Abadi
9. Daya Guna Samudera Tbk
10. Direct Vision
11. Hyaat International-Asiapacific Limited
12. Djarma Aru
13. Televisi Republik Indonesia
14. Likpin LLC
15. Multi Kontrol Indonesia
16. Kereta Api Indonesia (Persero)
17. Bank BNI
18. TH Indo Platations
19. Ing International
20. Surya Dumai Industri Tbk
21. DSM Kaltim Melamine
22. Cosa International Group Limited
23. Bank Bukopin
24. Pasifik Satelit
25. PT Bukit Makmur Mandiri Utama
26. Bank Global International tbk
27. DP3KK
28. Gandhi Memorial International School
29. Sarana Niaga Perdana
30. Perdana Karya Perkasa Tbk
31. Sampoerna AGro Tbk
32. Seaunion Energy (Limau) LTD
33. Agoda Rimba Irian
34. Total E & P Indonesia
35. Avera Pratama

41
36. Seatdy Safe Tbk
37. Toyota Tsusho Indonesia
38. Kaltim Prima Coal
39. Jakarta Llyod Kantor Pusat
40. Universal Foodwear Utama Indonesia
41. Sumalindo Lestari Jaya Tbk
42. General Food Industries
43. Inti Indosawit Subur
44. Holcim Indonesia Tbk

45.Kinantan Senaputra

46. Pembangunan Sarana Jaya

47. Planet Electrindo


48. Mobil Exploration Indonesia
49. Textra Amspin
50. Semen Tonasa
51. Kaltim Methanol Industri
52. Eka Manunggal Lestari
53. Perkebunan Nusantara XIV
54. Toyo Denso Indonesia
55. Pertamina Unit Pembekalan
56. Salim Ivomas Pratama
57. Gajah Tunggal Mulia
58. Intimutiara Kimindo
59. Perkebunan Hasil Musi Lestari
60. Petro Oxo Nusantara
61. Dwi Satya Utama
62. Jamsostek (pusat)
63. Wira Insani
64. Ragam Logam
65. PT Catur Gatra Eka Perkasa

42
66. Persero Perkebunan
67. Pakerin
68. Central Proteinaprima Tbk
69. Daesung eltec Indonesia
70. Merpati Nusantara Arlines
71. Madya Semarang
72. Hyundai Indonesia Motor
73. Aspirasi Luhur
74. Istaka Karya
75. Dongfang Electric Corporation Indonesia Project
76. Cakrawala Mega Indah
77. Gapura ANgkasa
78. Sun Hope Investment
79. Texmaco Taman Synthetics
80. Singgar Mulia
81. Pulau Sambu
82. Il Jin Sun Garment
83. LKBN Antara
84. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia
85. Astina Putera
86. Pindo Deli Pulp And Papermills
87. Sragen Abadi Textile Industri
88. Kaltim Parna Industri
89. Korina Semarang
90. Tiga Ombak
91. Menara Tiga Diesel
92. Valu Trada Indonesia
93. Asrigita Prasarana
94. Ivo Mas Tunggal
95. Sinar Kencana Inti Perkasa
96. Mandiri Eka Mandiri

43
97. Deutsche Bank AG
98. Wirakarya Sakti
99. Gunung Bayan Pratamacoal
100. Garuda Indonesia.

Dua bank nasional dan dua bank asing masuk dalam daftar 100 penunggak pajak terbesar
di Ditjen Pajak. Dua bank ini adalah Bank Negara Indonesia, Bukopin, Deuthce Bank dan Bank
Global.Namun demikian bank-bank itu dan 100 daftar penunggak pajak itu sebenarnya menurut
DPR tidak bisa langsung disebut penunggak pajak. Komisi Keuangan menyebut mereka sebagai
daftar potensi penunggak pajak.

Direktorat Jenderal Pajak mencatat jumlah piutang pajak mencapai Rp 50 triliun. Dari jumlah
itu,urutan 100 besar penunggak pajak nilainya mencapai Rp 17,5 triliun.

Dalam catatan Ditjen Pajak yang disampaikan Dirjen Pajak Mochammad Tjiptardjo, dari
total 100 penunggak terbesar itu, 16 di antaranya adalah perusahaan BUMN. Nilainya yang harus
di tagih adalah Rp 7,60 triliun selanjutnya selama 2009, juga ada pencairan jumlah piutang
mencapai Rp 2,87 triliun. Sehingga saldo per 31 Desember 2009, yang tercatat dan masih harus
ditagihkan ke BUMN tahun ini adalah sebesar Rp 7,60 triliun.

3.6 Rancangan Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang akan diuji adalah ada tidaknya pengaruh variable-variabel yakni. Beban
pajak,pajak tangguhan, restitusi pajak yang dilaporkan maupun tidak dengan hasil analisis
laporan keuangan. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H : Pelaporan atau penurunan nilai pajak dalam laporan keuangan berpengaruh terhadap hasil
analisis laporan keuangan.
Ha: Pelaporan Beban pajak berpengaruh pada Solvabilitas,rentabilitas,profitabilitas dan
likuiditas perusahaan

Daftar Pustaka

44
M. Mamduh dan Abdul Halim.”Analisis Laporan Keuangan”. Penerbit : UPP STIM YKPN.
2009.

Subramanyam K.R dan John J.wild. “Financial Statement Analysis”. Jakarta :Penerbit
Salemba Empat.2002.

Waluyo. “ Perpajakan Indonesia”. Jakarta : Penerbit Salemba Empat. 2013

45

Anda mungkin juga menyukai