Anda di halaman 1dari 21

Cash and Receivables

CHAPTER 7
CASH AND RECEIVABLES

I. CASH
- Kas adalah sumber daya di tangan untuk memenuhi pembayaran yang direncanakan dan
situasi darurat.
- Jumlah yang tertera dalam laporan perusahaan sebagai Kas di Aset Lancar (current asset)
harus tersedia untuk membayar kewajiban jangka pendek (current obligations).

Cash

Termasuk dalam Kas Tidak termasuk dalam Kas

· Koin dan mata uang


· Sertifikat deposito
· Rekening giro
· Bank Overdraft
· Rekening tabungan
· Cek mundur
· Cek yang dapat
· Travel advance
dinegosiasikan
· Postage stamps
· Bank draft.

I. A. Cash and Cash Equivalents (Kas dan Setara Kas)


- Setara Kas adalah investasi jangka pendek yang sangat likuid yang dapat segera
dikonversikan menjadi kas dalam jumlah yang diketahui dan sedikit risiko perubahan
nilai karena perubahan suku bunga.
- Investasi yang jatuh tempo dalam waktu ≤ 3 bulan diklasifikasikan sebagai setara kas.
Contoh : sekuritas seperti commercial paper, treasury bills, dan dana pasar uang.

I. B. Cash Management (Manajemen Kas)


- Pengelolaan kas yang efisien sangat penting untuk setiap perusahaan. Setiap
perusahaan harus memastikan bahwa ia memiliki cukup uang untuk membayar
kewajiban saat ini. Di sisi lain kas yang menganggur merupakan sumber daya yang
tidak produktif.
- Informasi mengenai manajemen kas sangat penting dalam akuntansi keuangan karena
salah satu tujuan dari laporan keuangan adalah mengkomunikasikan sebaik apa
manajer perusahaan dapat memenuhi tanggung jawabnya kepada pemegang saham
dalam menggunakan asset perusahaan (Conceptual).

Prepared by : LY - HD - IK 1
Cash and Receivables

- Anggaran kas adalah rencana dari aktivitas kas yang akan memperkiraan penerimaan
dan pengeluaran kas di masa mendatang
- Pengendalian Internal adalah proses (kebijakan dan prosedur) perusahaan
menggunakan laporan keuangan yang dapat diandalkan, operasi (termasuk menjaga
aset-asetnya) yang efektif dan efisien, dan bahwa hal itu sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku (Analysis).
- Sistem pengendalian kas dapat dibagi menjadi 2 fungsi utama, yaitu: (1) pengendalian
atas penerimaan kas, (2) pengendalian atas pengeluaran kas.
-
I. C. Electronic-Based Payments (Pembayaran Berbasis Elektronik)
Menggunakan electronic fund transfer (EFT)

I. D. Compensating Balances (Saldo Kompensasi)


Bank memberikan pinjaman kepada perusahaan, yang mana perusahaan juga memberikan
jaminan kepada bank untuk jangka waktu pinjaman.

II. RECEIVABLES (PIUTANG)


- Piutang adalah jumlah utang perusahaan pada pelanggan dan pihak lain yang timbul dari
operasi perusahaan.
- Perusahaan melaporkan Piutang di Neracanya sebagai :
 Piutang lancar (yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun atau dalam siklus operasi
sekarang, mana yang lebih panjang).
 Piutang tidak lancar
- Piutang usaha (trade receivable) timbul dari penjualan barang atau jasa perusahaan ke
pelanggan. Piutang usaha dapat diklasifikasikan menjadi :
 Piutang (account receivable) adalah janji yang tidak tertulis oleh pelanggan untuk
membayar barang atau jasa.
 Piutang Cek (notes receivable) adalah tertulis tanpa syarat perjanjian untuk menerima
sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu.
- Piutang non usaha (non trade receivable) timbul bukan dari penjualan barang atau jasa
perusahaan.

III. REVENUE RECOGNITION AND VALUATION OF TRADE RECEIVABLES (PENGAKUAN


PENDAPATAN DAN PENILAIAN PIUTANG USAHA)

Prepared by : LY - HD - IK 2
Cash and Receivables

Beberapa isu yang timbul berkaitan dengan pengakuan pendapatan (revenue recognition)
dan penilaian piutang (receivables valuation), yaitu :
III. A. Normal Revenue Recognition (Pengakuan Pendapatan Normal)
Perusahaan mencatat pendapatan dari penjualan kredit berdasarkan kriteria pengakuan
pendapatan. Pendapatan diakui pada saat dapat direalisasikan (realization has occurred)
dan dapat diterima.
III. B. Right of Return (Hak Kembali)
- Masalah pengakuan pendapatan bagi perusahaan penjual adalah (1) tidak dapat
membuat estimasi yang dapat diandalkan atas kolektibilitas piutang dan (2) risiko dan
manfaat kepemilikan tidak ditransfer (proses penghasilan tidak lengkap) kepada
pembeli.
- Berdasarkan GAAP, Penjual mengakui pendapatan pada saat penjualan, masing-masing
kriteria berikut harus dipenuhi ketika hak kembali ada. Jika tidak, maka penjual harus
menunda pengakuan pendapatan.
1. Harga jual diketahui pada tanggal penjualan
2. Pembeli telah dibayar atau akan membayar penjual, dan kewajiban tidak
bergantung pada penjualan kembali produk
3. Kewajiban pembeli untuk penjual tidak akan diubah oleh pencurian atau kerusakan
pada produk
4. Pembeli memiliki substansi ekonomi terpisah dari penjual
5. Penjual tidak memiliki kewajiban yang signifikan untuk membantu pembeli menjual
produk
6. Penjual dapat memperkirakan dengan wajar jumlah keuntungan masa mendatang
III. C. Valuation Issues (Isu Penilaian)
- Isu akuntansi yang berkaitan dengan penilaian piutang usaha lancar adalah (1)
pencatatan awal piutang berdasarkan pada total arus kas di masa mendatang, (2)
Estimasi kemungkinan dapat ditagih.
- Konsekuensinya, sebagian besar piutang usaha dicatat di awal sebesar nilai jatuh
temponya dan bukan berdasarkan nilai yang sekarang.

IV. ACCOUNTS RECEIVABLE


- Kebijakan kredit mencerminkan tingkat risiko yang perusahaan bersedia untuk menerima
untuk meningkatkan penjualan. Kebijakan kredit yang terkait erat dengan peringkat kredit

Prepared by : LY - HD - IK 3
Cash and Receivables

pelanggan. Peringkat kredit yang tinggi menunjukkan risiko rendah, sedangkan peringkat
kredit yang rendah menunjukkan risiko tinggi.
- Prosedur pengendalian internal dari piutang adalah (1) faktur penjualan yang
prenumbered untuk memastikan bahwa semua penjualan telah terhitung, (2) pemisahan
fungsi penjualan dari fungsi penerimaan kas.

IV. A. Cash (Sales) Discounts


- Perusahaan dapat memberikan diskon untuk mendorong pembayaran yang tepat.
Diskon ini disebut Cash Discount (Diskon Kas) yang biasanya ditunjukkan dengan
2/10, n/30 atau 2/10, n/EOM (end of month), di mana komponen pertama
menunjukkan tingkat dan periode diskon, sedangkan komponen kedua
menunjukkan tanggal jatuh tempo.
- Bagi penjual, diskon kas mempunyai 2 manfaat positif, yaitu (1) mendorong
penerimaan kas yang cepat untuk digunakan dalam operasional saat ini, (2) untuk
mengurangi risiko piutang yang tak tertagih.
- Ada 2 metode dalam diskon kas, yaitu :
1. Gross Method (Accounts Receivable and Sales Recorded at Gross Price)
2. Net Method (Accounts Receivable and Sales Recorded at Gross Price)
- Secara teoritis penggunaan metode harga bersih (net method) adalah lebih bagus
karena nilai-nilai akun piutang pada nilai realisasi bersih dan juga memisahkan
jumlah pendapatan penjualan dari pendapatan bunga.

IV. B. Sales Returns and Allowances


- Ketika barang-barang yang dijual ditemukan cacat atau tidak sesuai, pelanggan
dapat mempertahankan barang, dan diizinkan penurunan dalam harga pembelian
yang disebut Sales Allowance.
- Ketika pelanggan mengembalikan barang ke penjual, disebut Sales Return (Retur
Penjualan).
V. Penilaian atas piutang tak tertagih

Dalam pencatatan piutang, seringkali terdapat kasus piutang tidak bisa dibayar oleh
customer pada tanggal jatuh temponya. Mengenai hal ini, badan usaha harus membuat
pencatatan khusus, bisa dilakukan melalui dua prosedur, yakni :

 Pada tahun penjualan badan usaha mencatat piutang tak tertagih berdasarkan
estimasi tertentu

Prepared by : LY - HD - IK 4
Cash and Receivables

 Pencatatan pada saat piutang benar-benar tak tertagih

Allowance Method

Metode yang pertama adalah allowance atau pencadangan piutang tak tertagih. Melalui
metode ini, badan usaha menggunakan data historis akan piutang tak tertagih untuk
menentukan pencadangan. Melalui metode ini, badan usaha akan membuat jurnal
penyesuaian :

Beban piutang tak tertagih xxx

Cadangan piutang tak tertagih xxx

Beban PTT dilaporkan pada laporan laba rugi tahun berjalan, sedangkan cadangan
PTT merupakan akun kontra dari piutang, dilaporkan pada neraca, mengurangi saldo
piutang. Dalam penentuan pencadangannya, perhitungan estimasi piutang tak
tertagih, dilakukan melalui dua pendekatan, yakni :

1. Pendekatan laba rugi


Pada pendekatan laba rugi, estimasi PTT dihitung berdasarkan penjualan
atau penjualan kredit tahun yang berjalan. Kelebihan menggunakan
pendekatan ini adalam memenuhi matching principle, dimana beban atas
PTT merupakan beban atas penjualan yang terjadi pada periode yang sama.
Kelemahan dari metode ini adalah adanya pengabaian terhaddap saldo
allowance saat menentukan nilai piutang tak tertagih.
2. Pendekatan neraca
Penentuan nilai piutang tak tertagih bisa dengan pendekatan neraca,
berdasarkan saldo piutang yang dimiliki badan usaha. Metode ini
memperhitungkan saldo cadangan piutang tak tertagih dalam penentuan
nilai estimasinya. Kelebihan pendekatan neraca adalah ikut
memperhitungkan saldo allowance sehingga nilai cadangan piutang yang
ada berasal dari beban PTT periode berjalan dan dari piutang outstanding
periode sebelumnya. Saldo allowance yang dijurnal adalah senilai
kekurangannya.

Umur Piutang

Umur dari piutang yang outstanding merupakan hal yang penting untuk menentukan
ketertagihan piutang di masa yang akan datang. Badan usaha akan lebih mudah
menagih piutang berumur 30 hari disbanding piutang yang berumur 300 hari. Oleh

Prepared by : LY - HD - IK 5
Cash and Receivables

karena itu, umur piutang juga bisa digunakan sebagai dasar perhitungan piutang tak
tertagih. Piutang diklasifikasikan berdasarkan umurnya, kemudian tiap tiap klasifikasi
ditentukan estimasi piutang tak tertagih.

Penghapusan piutang tak tertagih

Jika badan usaha telah melakukan pencatatan atas beban PTT berdasarkan estimasi,
baik pendekatan laba rugi atau neraca. Pada saat piutang benar-benar tidak bisa
tertagih, badan usaha akan membuat jurnal :

Cadangan PTT xxx

Piutang xxx

Penghapusan ini tidak menimbulkan perubahan pada nilai realisasi bersih piutang,
dikarenakan kedua akun bersifat nett off.

Penerimaan piutang tak tertagih yang telah dihapus

Jika badan usaha menerima uang atas piutang yang telah dihapus karena tidak tertagih,
maka badan usaha akan membuat jurnal untuk mengakuinya :

Piutang xxx

Cadangan PTT xxx

Kas xxx

Piutang xxx

Penghapusan langsung piutang tak tertagih

Metode kedua dalam pencatatan piutang tak tertagih adalah penghapusan langsung.
Kelebihan metode ini adalah mudah untuk diterapkan dan badan usaha hanya membuat
jurnal saat piutang benar-benar tidak dapat tertagih. Jurnal yang dibuat :

Beban PTT xxx

Piutang xxx

Kelemahan dari metode ini adalah menyalahi prinsip matching dimana pendapatan dan
beban tidak diakui pada periode yang sama. Beban atas piutang periode sebelumnya
seharusnya diakui pada periode terjadinya, bukan pada periode ini atau setelahnya.

VI. Cara menghasilkan uang tunai langsung dari piutang

Prepared by : LY - HD - IK 6
Cash and Receivables

Badan usaha terkadang membutuhkan kas masuk cepat untuk kebutuhan


operasionalnya, maka terdapat badan usaha financing yang menyediakan hal ini seperti
Ford Credit, GECS, dan Navistar Financial Corp. Dalam hal ini badan usaha mentransfer
piutang yang dimilikinya pada financing company untuk mendapatkan uang tunai secara
langsung. Pada dasarnya terdapat 3 metode dalam transfer piutang ke financing
company, yakni :

1. Penggadaian piutang
Pada saat badan usaha melakukan penggadaian piutangnya, piutang hanya berfungsi
sebagai jaminan atas pinjaman. Hak atas risiko dan manfaat piutang tetap menjadi
hak milik dari badan usaha. Pencatatan dana yang diterima tetap sebagai utang.
Ketika dana dari piutang diterima, akan dibayarkan ke pihak financing beserta
dengan bunganya. Jika badan usaha tidak mampu membayar pinjamannya, secara
hukum financing company berhak untuk mengambil alih piutang badan usaha.
Adanya hal ini tidak dilakukan pencatatan oleh badan usaha tetapi didisclose pada
catatan atas laporan keuangan.
2. Penjaminan piutang
Ketika badan usaha menjaminkan piutangnya pada financing company, badan usaha
akan mendapatkan dana secara langsung. Badan usaha akan tetap menguasai
kepemilikan piutang, termasuk beban PTT lalu dana penerimaan piutang dari
pembeli akan digunakan untuk membayar pinjaman. Biasanya perjanjian seperti ini
dilakukan dalam jangka panjang. Peminjam dana dapat memaksakan penagihan atas
piutang dan ikut ambil risiko atas piutang yang dipinjamkan. Sehingga transfer
kepemilikan atas piutang dan risikonya sebagian menjadi hak peminjam. Jika, badan
usaha tetap mempertahankan kepemilikan piutang, maka penjaminan piutang
dilakukan dengan ‘recourse’. Hal ini berarti jika terjadi kekurangan atas penerimaan
dana pinjaman dari piutang maka badan usaha wajib membayar sisanya. Ketika
badan usaha tidak mempertahankan kepemilikan piutang, maka menjadi penjualan
piutang (factoring).
Jurnal yang dibuat pada saat badan usaha meminjamkan piutangnya adalah :
Cash xxx
Beban peminjaman piutang xxx
Notes Payable xxx

Piutang dijaminkan xxx

Prepared by : LY - HD - IK 7
Cash and Receivables

Piutang xxx
Pada saat terjadi penerimaan pembayaran piutang dari pembeli :
Kas xxx
Piutang diojaminkan xxx
Notes Payable xxx
Beban Bunga xxx
Kas xxx
3. Penjualan Piutang (Factoring)
Ketika badan usaha melakukan penjualan piutang, maka badan usaha memberikan
kepemilikan dan risiko atas piutangnya pada financing company, biasa disebut juga
penjaminan piutang tanpa ‘recourse’. Hal ini berarti jika terjadi kekurangan saat
pembayaran piutang, maka financing company tidak dapat emnuntut badan usaha
untuk membayar sisanya. Pada saat penjualan, biasanya factor menuntut komisi dan
hanya mau membayar piutang 80% - 90%nya. Jurnal yang dibuat badan usaha saat
penjualan piutang :
Kas xxx
Piutang retensi xxx
Beban penjualan piutang xxx
Piutang xxx

Pada saat badan usaha menerima retur penjualan, maka badan usaha akan
membuat jurnal untuk mengkredit piutang retensi.

VII. Penjualan dengan kartu kredit

Penjualan retail dengan kartu kredit dilakukan dengan adanya kesepakatan antara
penjual/ retailer dengan pihak bank. Badan usaha akan melakukan pencatatan :

Kas xxx

Beban kartu kredit xxx

Penjualan xxx

VIII. Notes Receivable

Notes receivable atau wesel tagih adalah surat piutang perusahaan pada pihak lain.
Wesel ini merupakan perjanjian tertulis dimana debitur berjanji untuk membayar
tagihan beserta bunganya. Jangka waktu pembayaran diklasifikasikan jangka pendek,
karena periode pinjaman kurang dari 1 tahun dan tergolong sebagai aset lancar.

Prepared by : LY - HD - IK 8
Cash and Receivables

Perjanjian tersebut dibuat antara penjual dan pembeli yang bertransaksi secara kredit.
Wesel tagih memiliki karakter yang berbeda dengan akun piutang, antara lain: wesel
tagih dapat dipindahkan ke pihak lain, wesel tagih memperoleh bunga.

Setidaknya ada dua jenis notes receivable, yakni: short-term interest-bearing notes
receivable dan short-term non interest-bearing notes receivable. Pada dasarnya kedua
jenis ini adalah sama, hanya dibedakan pada cara pencatatannya saja. Walaupun
seakan-akan non-interest-bearing notes receivable bermakna bahwa wesel tagih ini tidak
memilki bunga, padahal pada kenyataanya si debitur tetap dikenakan bunga. Pencatatan
awal transaksi pada interest-bearing notes receivable adalah diakui sebesar nilai
pokoknya saja dan setelah akhir periode pembayaran baru dicatat pendapatan
bunganya. Sebaliknya pada non-interest notes receivable dicatat bunga dan pokoknya
pada awal transaksi.

Sebagai contoh Budi menjual televisi senilai Rp. 2,000,000 kepada Chandra secara kredit.
Chandra menandatangani wesel Tagih dengan periode pembayaran 3 bulan dengan
bunga 12%/tahun. Penjualan ini dicatat dengan jenis interest-bearing. Maka awal ayat
jurnal transaksi adalah sebagai berikut:

Wesel Tagih 2,000,000

Penjualan 2,000,000

(penjualan telivisi dengan wesel tagih, 3 bulan, 12%/th)

Berikut ini adalah ayat jurnal ketika Chandra melunasi kewajibannya:

Kas 2,060,000

Wesel Tagih 2,000,000

Pendapatan Bunga 60,000

(Pembayaran bunga: 2,000,000 * 3/12*12% = Rp. 60,000)

Bila transaksi diatas dicatat secara non-interest bearing, maka pencatatan awal
transaksi adalah sebagai berikut:

Wesel Tagih 2,060,000

Pendapatan Bunga 60,000

Penjualan 2,000,000

(Pencatatan pendapatan bunga di awal transaksi, sebesar 60,000)

Prepared by : LY - HD - IK 9
Cash and Receivables

Demikian pula bila pencatatan yang dilakukan saat pelunasan wesel Tagih

Kas 2,060,000

Wesel Tagih 2,060,000

(Pelunasan wesel tagih oleh Chandra)

Bila transaksi dilakukan menjelang akhir tahun, dan Chandra belum waktunya untuk
melakukan pembayaran, maka akuntan wajib mencatat jurnal penyesuaiannya.

Notes Receivable Discounted

Sesuai ciri wesel tagih, dimana dapat dipindah tangankan ke pihak lain, misal : bank.
Apa keuntungan dari transaksi ini, pihak penjual wesel tagih memperoleh uang kas
secara cepat tanpa harus menunggu pembayaran debitur, sedangkan bagi pihak
pembeli wesel tagih (misal: bank) akan memperoleh bunga yang dikenal sebagai
diskon. Pihak bank hanya membayarkan sebagian dari bunga dari wesel tagihnya
sesuai kesepakatan dengan si penjual wesel tagih. Ada dua macam, yang pertama
disebut penjualan wesel tagih (sale without recourse) dan penjualan bersyarat wesel
tagih (assignment with recourse). Jika penjualan wesel tagih (without recourse)
dilakukan, debitur tinggal diberitahukan untuk melakukan pembayarannya ke pihak
bank. Penjual wesel tagih tidak bertanggung jawab lagi bila si debitur tidak dapat
melunasi pada saat jatuh tempo pembayaran weselnya.

Bila penjualan dilakukan dengan bentuk assignment with recourse, bank sebagai
pembeli wesel tagih seakan-akan memberikan kas kepada penjual wesel tagih.
Dalam hal ini, penjual tetap dinyatakan sebagai peminjam dari pihak bank, sampai si
penjual berhasil mendapatkan pelunasan dari debitur. Tanggung jawab tetap
dipegang oleh penjual wesel tagih. Ada kemungkinan terjadi keuntungan atau
kerugiaan atas pemberian diskon kepada pembeli wesel tagih, hal ini akan dicatat
pada akun loss/gain from discounting of notes. Pada kasus dimana si debitur tidak
berhasil ditagih, maka penjual wesel berkewajiban membayarkan wesel tagih
tersebut beserta bunganya dan pihak bank berhak meminta biaya administrasi yang
ditentukan sesuai perjanjian dengan pihak bank. Akun untuk mencatat wesel tagih
yang tidak dapat dibayarkan disebut notes receivable dishonored.

Contoh: pada tanggal 31 Agustus 2010, Kasper menjual wesel tagih nya ke pihak
bank (with recourse) dengan diskon sebesar 14%. Wesel tagih diterbitkan pada
tanggal 1 Agustus 2010, dengan periode 3 bulan, bernilai US 5,000 dengan bunga

Prepared by : LY - HD - IK 10
Cash and Receivables

sebesar 12%. Pelanggan membayar wesel pada tanggal 30 Oktober 2010.


Perhitungan uang yang diterima Kasper dan pencatatan ayat jurnalnya adalah
sebagai berikut:

Wesel Tagih senilai : US 5,000

Pendapatan Bunga (5,000*0,12*90/360) 150

Nilai Wesel Tagih + Bunga 5,150

Diskon (5,150 * 0,14 * 60/360) (120.17)

Uang yang diterima Kasper 5,029.83

Book Value (5,000 + 50Bunga(5,000*0.12*30/360)) 5,050

Kerugiaan Diskon Wesel Tagih 20.17

Pencatatan ayat jurnal oleh Kasper setelah mendapatkan kas dari pihak bank:

Kas 5,029.83

Kerugian Diskon Wesel Tagih 20.17

Wesel Tagih 5,000

Pendapatan Bunga 50

(Pencatatan penjualan Wesel Tagih ke pihak bank dengan with recourse)

Bila akhirnya Kasper tidak berhasil menagih ke pelanggan, maka Kasper bertanggung jawab
untuk membayar pinjaman kepada pihak bank beserta beban administrasi yang dikenakan
bank sebesar US 10. Maka pencatatan ayat jurnal oleh Kasper setelah melakukan pembayaran
kepada pihak bank, sebagai berikut:

Notes Receivable Dishonored 5,160

Kas 5,160

(Wesel Tagih senilai 5,000 + Bunga (150= 5,000*0.12*90/360) + Beban Admin 10)

IX. Financial Statement Disclosures Of Receivables

Perusahaan wajib mengungkapkan peristiwa yang berhubungan dengan kebijakan


perusahaan dalam mengeluarkan piutang atau wesel tagihnya. Demikian pula bila
wesel tagih tersebut telah dijual kepada pihak lain. Perusahaan harus
mengungkapkan informasi tentang jenis investasi derivative yang dipegang, tujuan
menaruh investasinya, menyatakan manajemen risiko yang mungkin bisa muncul

Prepared by : LY - HD - IK 11
Cash and Receivables

atas kebijakan yang diambil perusahaan, dan strategi untuk mencapai tujuannya.
Semua ini harus dicantumkan ke dalam catatan atas laporan keuangan (notes to
financial statements).

Pengaruh transaksi piutang dan wesel tagih pada pembuatan laporan arus kas. Jika
perusahaan menerima kas dari hasil pembayaran piutang dan wesel tagih beserta
bunga yang diterima dapat dikelompokkan ke bagian operasi. Jika perusahaan
menjual piutang atau wesel tagihnya untuk mendapatkan kas dalam bentuk
assignment with recourse maka dapat diklasifikasikan dalam bagian pembiayaan,
karena dianggap perusahaan meminjam pada pihak lain. Jika perusahaan menjual
wesel tagihnya untuk mendapatkan kas dalam bentuk penjualan without recourse
termasuk pada bagian investasi.

X. Petty Cash

Sebagai bentuk pengendalian perusahaan terhadap asetnya, maka perusahaan


menetapkan kebijakan untuk menaruh sejumlah kecil kas yang diperuntukkan untuk
transaksi dengan jumlah yang kecil. Kebijakan ini disebut petty cash. Seseorang
diberi tugas untuk memegang uang dan mencatat segala transaksi yang terjadi serta
menyimpan bukti / notanya. Ketika akhir periode atau saat uang yang dipegang
semakin menipis, maka petugas tersebut dapat meminta kembali kepada kasir untuk
mengisinya. Ada kemungkinan terjadi kelebihan dan kekurangan kas, bila hal ini
terjadi maka petugas dapat diminta pertanggunjawaban untuk menjelaskan terjadi
kekurangan kas. Akun untuk mencatat kelebihan dan kekurangan disebut cash short
and over.

Contoh: PT. A memberikan kas kecil pada Dana sebagai petugas yang
bertanggunjawab atas hal ini. Sesuai kesepakatan, diberikan 1,000,000 sebagai saldo
awal petty cash. Demikian ayat jurnalnya:

Kas Kecil 1,000,000

Kas 1,000,000

Kemudian selama periode tertentu tercatat beberapa transaksi sebagai berikut:

Pembelian perlengkapan kantor (fotocopi, amplop, perangko) senilai Rp. 500,000


Biaya transportasi (taxi, becak, uang parker) senilai Rp. 300,000. Uang kas yang
masih ditangan hanya senilai Rp. 180,000. Berarti terjadi kehilangan sebesar 20,000.

Prepared by : LY - HD - IK 12
Cash and Receivables

Dana meminta pengisian kembali ke kasir, kemudian pihak akuntan mencatat


transaksi sebagai berikut:

Beban perlengkapan kantor 500,000

Beban transportasi 300,000

Kelebihan/kekurangan kas 20,000

Kas 820,000

(pengisian kembali kas kecil, terjadi kehilangan kas sebesar 20,000)

XI. Bank Reconciliation

Bentuk lain dari pengendalian internal untuk menjaga asset perusahaan adalah
kebijakan untuk menaruh semua uang yang berhasil didapatkan selama transaksi ke
dalam bank. Semua pihak sebagai partner perusahaan sedapat mungkin diminta
untuk membayarkan semua transaksi via transfer lewat bank, bilyet giro, kartu
kredit, cek, dan pendebetan otomatis untuk pembayaran listrik dan telpon. Hal ini
dilakukan untuk menghindari penggelapan yang dilakukan oleh karyawan.

Dengan pembukaan rekening di bank, akan memudahkan pihak manajemen untuk


melakukan kontrol dan pengawasan asetnya dengan lebih baik. Dalam hal ini pihak
manajemen perlu melakukan rekonsialisasi terhadap saldo bank dan saldo
perusahaan, karena beberapa kejadian yang mungkin tidak tercatat oleh masing-
masing pihak. Misalnya: pendebetan otomatis bank yang belum tercatat oleh pihak
perusahaan, penerbitan cek oleh perusahaan yang belum terdebet oleh karena
pihak lain belum mencairkannya, pengiriman uang dari klien ke pihak bank tanpa
pemberitahuan lebih dulu kepada pihak perusahaan, atau terjadi pemotongan saldo
bank karena beban administrasi bank, dll.

Setidaknya ada beberapa penyebab terjadinya perbedaan jumlah antara kas


perusahaan dan saldo pada bank, bisa dibedakan menjadi lima bagian, yakni:
outstanding checks (cek yang masih beredar) , deposits in transit, biaya
administrasi bank, pengumpulan uang dari bank secara otomatis (misal: bunga yang
diterima perusahaan karena investasi pada ORI, hadiah undian yang langsung
terkreditkan berupa uang pada saldo bank, dll), kesalahan pencatatan yang
dilakukan baik oleh pihak bank maupun pihak perusahaan.

Bank Reconciliation

Prepared by : LY - HD - IK 13
Cash and Receivables

Rekonsiliasi bank adalah skedul yang menjelaskan setiap perbedaan antara catatan
kas bank dengan catatan kas perusahaan. Setiap suatu periode tertentu, pihak
perusahaan harus melakukan kegiatan ini untuk menyesuaikan terjadinya
perbedaan saldo kas di perusahaan dan bank. Pos-pos yang perlu direkonsialisasi,
antara lain:

1. Deposit in transit (Uang masuk dalam perjalanan). Uang telah dicatat pada
perusahaan, namun pihak bank belum mencatatnya.
2. Outstanding checks (cek yang beredar). Cek yang telah ditulis oleh perusahaan,
namun belum dikliring atau dicatat oleh pihak bank.
3. Beban bank. Beban ini telah dicatat oleh bank sebagai beban administrasi atau
beban administrasi karena cek kosong, atau beban peminjaman atas pelayanan
yang diberikan bank ke nasabah misal: safe deposit bank. Sedangkan di pihak
perusahaan beban bank tersebut belum tercatat.
4. Memo kredit. Penagihan oleh bank karena adanya transfer dari orang lain ke
bank, namun perusahaan belum mencatat karena belum ada pemberitahuan
sebelumnya. Contoh lain: penagihan wesel, pembayaran bunga pihak lain
melalui pendebetan secara otomatis oleh bank dan bank mengkreditkannya ke
rekening nasabah.
5. Kesalahan bank atau perusahaan. Kemungkinan terjadinya salah catat di
perusahaan atau bank.

Prepared by : LY - HD - IK 14
Cash and Receivables

CASE
Kasus 7-1

Factoring Accounts Receivable

Perusahaan Faeber Textile sering kali menjual (factors) piutang usahanya.


- Selama tahun 2010, Faeber mempunyai penjualan kredit sebesar $100,000, dengan term
2/10, n/30. Faeber mencatat penjualan kreditnya dengan menggunakan gross price method.
- Pada tahun 2010, Faeber menjual $70,000 dari piutang usahanya, remitted 90% dan 12%
commission.
- Selama tahun 2010, sales return and allowances sebesar $3,000 pada piutang usaha yang
telah di-factor-kan dan $1,300 pada piutang usaha yang tidak di-factor-kan.

Jawaban :
1. Jurnal untuk mencatat transaksi pencadangan sales return and allowances dengan
menggunakan gross price method adalah :
Db Sales Return and Allowances (30,000 x 2%) 600
Cr Allowances for Sales Return and Allowances (30,000 x 2%) 600

2. Jurnal untuk mencatat pem-factor-an piutang usaha sebesar $70,000, remitted 90% dan 12%
commission adalah :
Db Cash (70,000 x 90%) – 8,400 54,600
Db Receivable from Factor (70,000 x 10%) 7,000
Db Factoring Expenses (70,000 x 12%) 8,400
Cr Accounts Receivable 70,000

3. Jurnal untuk mencatat sales return and allowances atas $3,000 piutang yang telah di-factor-
kan adalah :
Db Sales Return and Allowances 3,000
Cr Cash (reimbursement by the factor) 3,000

4. Jurnal untuk mencatat sales return and allowances atas $1,300 piutang yang tidak di-factor-
kan adalah :
Db Allowances for Sales Return and Allowances 1,300
Cr Accounts Receivable 1,300

Kasus 7-2
Balance per Bank Statement (1) 91,174.63

Prepared by : LY - HD - IK 15
Cash and Receivables

Add : Receipts (4) 5,317.20


Deposit (7) 2,892.41
Error (9) 1.00
Check No. 3917 (10) 2,690.00
Errornous Debit Memo (12) 5,000.00
15,900.61
Deduct : Outstanding Checks 31/12/10 (3) 33,378.82
Error (13) 10.00
Credited in error (14) 1,819.20
35,208.02
Adjusted Cash Balance 71,867.22

Balance per Books (2) 59,088.46


Add : Proceed of bank loan (6) 11,640.00
Proceeds of note (11) 2,035.00
13,675.00
Deduct : Bank Service Charge (5) 22.50
NSF (8) 873.74
896.24
Adjusted Cash Balance 71,867.22

Jurnal :
Db Bank (6) 11,640.00
Cr Loan 11,640.00

Db Bank (11) 2,035.00


Db Collection Charge 5.00
Cr Notes Receivable 2,000.00
Cr Interest Revenue 40.00

Db Bank Service Charge (5) 22.50


Cr Bank 22.50

Db Notes Receivable (14) 873.74


Cr Bank 873.74

Kasus (7-4)
Pada Perusahaan
Saldo 28/2 2.610,42
(-) Service Charge (6)
(-) NSF (69.69)
(+) Credit Memo (receipt Note) 460
Saldo 2.944,73

Prepared by : LY - HD - IK 16
Cash and Receivables

Pada Bank
Saldo 28/2 6.344,38
(-) Checks 158 (589,02)
(-) Checks 160 (2.742,63)
(-) Error (18)
Saldo 2.944,73
Jurnal transaksi :
Service Charge 6
Cash 6
(mencatat beban administrasi bank)

Piutang dagang 69,69


Cash 69,69
(mencatat cek kosong yang belum masuk)
Cash 460
Notes Receivable 460
(mencatat wesel bayar yang dikredit otomatis oleh bank)

Kasus 7-8
(a)
 Pada perusahaan

Saldo 31/12 (325,60)


(-) NSF (420,40)
(+) receivable notes+interest 2525,00
(-) error (649,80)
(-) cash missing (640,25)
Saldo 488,95
 Pada bank

Saldo 31/2 2.049,25


(+) Deposit in transit 350,00
(-) Outstanding Checks (2.040,55)
(+) Cash on Hand 130,25
Saldo 488,95
 Jurnal transaksi

Prepared by : LY - HD - IK 17
Cash and Receivables

Checks 420,40
Cash 420,40
(Cek pelanggan ditolak bank, karena saldo tidak mencukupi)

Cash 2.525
Receivable notes 2500
Interest revenue 25
(Penerimaan wesel tagih beserta bunganya)

Checks 649,80
Cash 649,80
(mencatat kesalahan pencatatan)
Loss of money 640,25
Cash 640,25
(mencatat kehilangan uang kas di perusahaan)

Kasus 7-10
Point 1
March 6 Notes Receivable 12.460
Sales 12.000
Interest Revenue 460
March 31 N/R Dishonoured 10.000
Cash 10.000
May 1 Notes Receiveble 4.800
Account Receivable 4.800
May 18 Notes Receiveble 6.900
Account Receivable 6.900
June 2
Licata Eagle
FV note : 4.800 FV Note : 6.900
Interest to maturity : 208 Interest to maturity : 207
(4800x120/360x13%) (6900x90/360x12%)
Total : 5008 Total : 7107
Disc : (175,28) (5008x14%x90/360) Disc : (207,28) (7107x14%x75/360)
Total : 4832,72 Total : 6899,72
Accrued int revenue : 52 Accrued int revenue : 34,5
(4.800 x 13% x 30/360) (6.900 x 12% x 15/360)
BV of note : 4852 BV of note : 6934,5
Loss : (19,28) Loss : (34,78)

Prepared by : LY - HD - IK 18
Cash and Receivables

Licata
Cash 4.832,72
Loss from disc note 19,28
Notes Receivable 4.800
Interest Revenue 52
Eagle
Cash 6.899,72
Loss from disc note 34,78
Notes Receivable 6.900
Interest Revenue 34,5
July 1 Cash (140.000x85%-5000) 114.000
Assignment SC exp 5.000
Notes Payable 119.000
AR Assigned 140.000
AR 140.000
July 6 Sales Allowance 2.500
AR Assigned 2.500
July 13 Sales Return 800
AR Assigned 800
July 31 Cash 50.000
AR Assigned 50.000
Note Payable 50.000
Interest exp (1,5%x1/12x119.000) 148,75
Cash 50.148,75
August 31 Cash 60.000
AR Assigned 60.000
Note Payable 60.000
Interest exp (1,5%x1/12x119.000) 148,75
Cash 60.148,75
August 31 NR Dishonoured 7.107
Cash (6900x12%x90/360)+6900 7.107
Sept 1 Charge Fee 25
Cash 25
Sept 1 A/R 4.800
N/R 4.800

Prepared by : LY - HD - IK 19
Cash and Receivables

Sept 4 Cash 4.800


A/R 4.800
Dec 31 Cash 5.000
Interest Revenue 5.000
Dec 31 Interest exp (148,75 x 3 ) 595
Accrued interest 595
Dec 31 18.000  written off
Bad debt expense 3.000
AFDA 3.000
Dec 31 AR 1350
Allowance 1350
Cash 1350
AR 1350
Point 2
A/R = 245.000 – 4.800 – 140.000 + 4.800 – 4.800 + 1.350 – 1.350 = 100.200
AFDA = (15.000) +(3.000) + (1.350) = (19.350)
N/R = 50.000 + 12.460 – 10.000 + 4.800 + 6.900 – 4.800 – 6.900 – 7.107 – 4.800
= 40.553
Note Payable = 119.000 – 50.000 – 60.000 = 9.000
AR Assigned = 140.000 – 2.500 – 800 – 50.000 – 60.000 = 26.700
Point 3
Receivable (net) 2010 = 100.200 – 19.350 = 80.850
Receivable (net) 2009 = 230.000
Net Revenue= 2.200.000 – 2.500 – 800 = 2.196.700
2010 Receivable Turnover= = 14,13
2.196.700
80.850+230.000
( 2 )
Hal ini menunjukkan badan usaha telah cukup baik mengelola piutangnya dengan putaran
piutang 14, 13 kali dalam satu tahun dengan waktu putaran 25,83 hari.

Kasus 7-20
Point 1
Factor
Cash (56.100x80%)-5610 39.270
Receivable from factor (56.100x10%) 11.220

Prepared by : LY - HD - IK 20
Cash and Receivables

Factoring exp (10%x56.100) 5.610


A/R 56.100
Assign
Cash 89.012
Assign SC exp 15.708
Note Payable (130.900x80%) 104.700
AR Assigned 130.900
AR 130.900
Point 2
Balance Sheet Income Statement
Cash : 128.282 Factoring exp : 5.600
Receivable from factor : 11.220 Assign SC exp : 15.708
AR Assigned : 130.900

Prepared by : LY - HD - IK 21

Anda mungkin juga menyukai