Bab Ii Kajian Pustaka: Dicetak Pada Tanggal 2020-04-07 Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e
Bab Ii Kajian Pustaka: Dicetak Pada Tanggal 2020-04-07 Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
adalah sebuah kegiatan untuk mencari suatu pola selain itu analisis merupakan
cara berpikir yang berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu
keseluruhan. Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau
bentuk sesuatu yang diurai itu tampak dengan jelas dan karenanya bisa secara
lebih terang ditangkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya
sulit, memerlukan kerja keras. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk
mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang
diklasifikasikan berbeda.
pokok secara sistematis dalam menentukan bagian, hubungan antar bagian serta
yang tepat.
12
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 13
juga berarti berjerih-payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami
atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berpikir
yang ada, membuat analisis dan sintesis menalar atau menarik kesimpulan dari
Berpikir adalah proses yang dialektis, di mana akan ada keadaan tanya
(Ahmadi dan Supriyono, 2014:31). Sementara itu para psikolog dalam Feldman
mental dari informasi. Suatu representasi dapat berbentuk kata, gambaran visual,
suara, dan data dalam modalitas sensori lain yang tersimpan di dalam memori.
Berpikir dapat mengubah suatu representasi tertentu menjadi sesuatu yang baru
dihadapi dalam hidupnya, membuat suatu keputusan, serta mencapai suatu tujuan
yang diinginkan.
Berpikir juga merupakan aktivitas yang tidak pernah lepas dari kehidupan
sehari-hari, sebab hampir dilakukan oleh manusia setiap saat. Berpikir menjadi
salah satu ciri utama yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 14
menghadapi sesuatu hal yang terjadi pada dirinya. Berpikir dalam Kamus Besar
bahwa dalam berpikir, kinerja otak akan sangat berperan aktif dalam mengolah
Pada dasarnya ciri utama berpikir adalah suatu proses adanya abstraksi,
pada peserta didik dalam proses belajar mengajar bertujuan untuk membangun
dihadapi dengan baik, benar, efektif dan efisien. Tujuan akhirnya adalah berharap
Definisi berpikir kritis menurut Dewey (dalam Fisher, 2009:2) menyebut berpikir
mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 15
dipercayai, dan (7) membuat ramalan. Sedangkan definisi berpikir kritis menurut
tingkat tinggi (higher order thingking). Dalam bidang pendidikan, berpikir kritis
terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk menemukan pemahaman yang
kita kehendaki.
interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan
Appraisal (uji kemampuan berpikir kritis yang paling banyak dipakai di seluruh
berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus
untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. Pemikiran yang
memfokuskan masalah dan mengumpulkan data atau fakta yang logis berdasarkan
Menurut Krulik & Rudnick (2011:43) bahwa yang termasuk berpikir kritis
matematika, maka peserta didik harus memahami dan mendeteksi hal-hal yang
diberikan suatu data atau informasi mengenai persoalan matematika, peserta didik
dapat membuat kesimpulan yang tepat dengan melihat apakah terdapat kontradiksi
pengetahuan yang diberikan kepadanya dalam arti yang positif untuk memperoleh
pemahaman yang lengkap dan benar mengenai suatu persoalan. Sehingga secara
garis besar berpikir kritis matematika dapat diartikan sebagai proses yang
matematika.
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 17
konsep tapi dengan tetap melakukan evaluasi dan mengecek informasi yang
diperoleh. Selain itu berpikir kritis selalu didasarkan pada pengetahuan yang
relevan, dapat dipercaya dan menggunakan alasan yang tepat. Dalam pengertian
ini seseorang dikatakan berpikir kritis bila menanyakan suatu hal, karena tidak
lekas percaya pada keadaan yang baru kemudian mencari informasi dengan tepat.
kemampuan berpikir kritis yaitu kekuatan berpikir yang harus dibangun pada
siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri dalam
berdasarkan analisis dan informasi yang telah didapat dari suatu permasalahan.
Berpikir kritis berarti melakukan proses penalaran terhadap suatu masalah sampai
Jadi dengan berpikir kritis dapat digunakan untuk membuat dan menyusun
menerapkan konsep tapi dengan tetap melakukan evaluasi dan mengecek informasi
yang diperoleh. Selain itu berpikir kritis selalu didasarkan pada pengetahuan yang
relevan, dapat dipercaya dan menggunakan alasan yang tepat. Dalam pengertian ini
seseorang dikatakan berpikir kritis bila menanyakan suatu hal, karena tidak lekas
percaya pada keadaan yang baru kemudian mencari informasi dengan tepat.
mengelolanya secara logis, efisien dan kreatif sehingga dapat membuat kesimpulan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan tepat berdasarkan analisis informasi dan
menguji suatu pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini adalah melakukan
Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu pemikiran, menafsir nilai bahkan
mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan nilai tersebut. Bahkan
yang diketahui.
bahwa tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang
mendalam.
atau pemikiran baru mengenai permasalahan tentang dunia. Siswa akan dilatih
pendapat yang relevan dan tidak relevan, mana pendapat yang benar dan tidak
lapangan.
1. Mengenal msalah;
tertentu;
6. Menganalisis data;
ambil;
12. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu
(inferring), (4) Membuat penjelasan lebih lanjut (Advanced clarification), dan (5)
Mengatur strategi dan taktik (strategis and tactics). Kelima indikator berpikir
b. Mengidentifikasi kalimat-kalimat
pertanyaan
c. Mengidentifikasi kalimat-kalimat
bukan pertanyaan
d. Mengidentifikasi dan menangani suatu
ketidaktepatan
e. Melihat struktur dari suatu argument
f. Membuat ringkasan
3. Bertanya dan a. Memberikan penjelasan sederhana
menjawab pertanyaan b. Menyebutkan contoh
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 21
4. Menyimpulkan.
Menurut Rubenfeld & Scheffer (1999) (dalam Maryam, Setiawati, Ekasari, 2008)
1. Kondisi Fisik
Ketika seseorang dalam kondisi sakit, sedangkan ia dihadapkan pada kondisi yang
3. Kecemasan
5. Perkembangan Intelektual
satu hal dengan yang lain, dan dapat merespon dengan baik terhadap stimulus.
6. Konsistensi
ruangan, cahaya, pakaian, tingkat energi, kekurangan tidur, penyakit dan waktu
7. Perasaan
sedih, lega, senang, frustasi, bingung, marah, dan seterusnya. Seseorang harus
8. Pengalaman
kelanjutan perkembangan akademik, cara siswa belajar serta cara siswa dan guru
matematika dengan berbagai macam cara yang berbeda juga dipengaruhi oleh
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 25
gaya kognitif seperti yang dikemukakan Shirley dan Rita (dalam Uno, 2006)
merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan dengan cara
Nasution, 2006), gaya kognitif adalah karakteristik gaya kognitif yang berfungsi
konsisten yang tinggi dan cara yang menyebar. Selanjutnya Messick (dalam
terdapat suatu cara yang berbeda untuk melihat, mengenal dan mengorganisasi
informasi. Setiap individu akan memilih cara yang disukai dalam memproses dan
individu yang cepat merespons dan ada pula yang lambat. Cara-cara merespons
ini juga berkaitan dengan sikap dan kualitas personal. Blacman dan Goldstein,
banyak variasi gaya kognitif yang diminati para pendidik dan mereka
psikologis, yang terdiri dari field independence (FI) dan field dependence (FD),
(b) waktu pemahaman konsep, yang terdiri dari gaya impulsif dan gaya reflektif.
Basey (2009): “Cognitive Style is the control process or style which is self
uses to organize and to regulate, receive and transmite information and ultimate
behaviour”.
proses kontrol atau gaya yang merupakan manajemen diri, sebagai perantara
dikutip oleh Warli (2010), gaya kognitif adalah suatu variasi individu dalam cara
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 27
which individuals think before they act, usually scanning information carefully
and slowly. Gaya reflektif cenderung menggunakan lebih banyak waktu untuk
merespon dan merenungkan akurasi jawaban. Individu reflektif sangat lamban dan
secara benar.
Siswa yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukan sendiri tujuan
belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Siswa yang reflektif
biasanya memiliki standar kerja yang tinggi. Sejumlah bukti menunjukkan bahwa
siswa reflektif lebih efektif dan lebih baik dalam pelajaran disekolah
148).
benar. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat ditulis bahwa siswa yang
reflektif ialah siswa yang mempunyai karakteristik lambat dalam menjawab soal,
Sementara itu menurut Kagan, sebagaimana dikutip oleh Warli (2008), ada
dua penggolongan gaya kognitif yaitu gaya kognitif reflektif dan gaya kognitif
impulsif. Anak yang bergaya kognitif reflektif adalah anak yang memiliki
karakteristik lambat dalam menjawab masalah tetapi cermat atau teliti, sehingga
jawaban cenderung betul. Anak reflektif biasanya lama dalam merespon, namun
tinggi saat belajar, sedangkan anak impulsif kurang konsentrasi dalam kelas.
Dari beberapa penjelasan para ahli diatas, dapat disimpulkan anak yang
waktu yang lama dalam menjawab masalah, tetapi cermat/teliti sehingga jawaban
2009) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan keluar
dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu segera dapat
pemecahan masalah diperlukan aturan kompleks atau aturan tingkat tinggi dan
aturan tingkat tinggi dapat dicapai setelah menguasai aturan dan konsep
terdefinisi. Dengan kata lain pemecahan masalah dapat dilakukan apabila seorang
siswa telah menguasai aturan dan konsep yang berkaitan dengan masalah
konsep terdefinisi dapat dikuasai jika ditunjang oleh pemahaman konsep konkrit.
memperbedakan.
memiliki berbagai macam strategi yang dapat dipilih ketika menghadapi masalah
yang berbeda. Kemampuan pemecahan masalah bagi siswa perlu diupayakan agar
pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk disintesis dan
memahami masalah lebih dalam dan seorang problem solver dapat dituntun
memehami masalah diantaranya: apa yang tidak diketahui? data apa yang
hubungan lainnya? buatlah gambar dan tulislah notasi yang sesuai! (Polya dalam
Firdaus, 2009).
pertanyaan yang dapat diajukan di antaranya seperti: pernah adakah soal seperti
rencana (carrying out the plan) dapat diajukan pertanyaan seperti: periksalah
bahwa tiap langkah sudah benar? bagaimana membuktikan bahwa langkah yang
dipilih sudah benar?. Sementara dalam langkah memeriksa hasil dan proses,
diharapkan siswa dapat lebih runtut dan terstruktur dalam memecahkan masalah
beberapa ahli yaitu John Dewey, George Polya, serta Krulik & Rudnick. Carson
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 31
No John Dewey (1993) George Polya (1988) Krulik dan Rudnick (1980)
1 Mengenali masalah Memahami masalah Membaca (read)
(Confront Problem) (Understanding the
problem)
2 Diagnosis atau Membuat rencana Mengeksplorasi (explore)
pendefinisian masalah pemecahan (Devising a
(Diagnose or define plan)
problem)
3 Mengumpulkan beberapa Melaksanakan rencana Memilih suatu strategi (select a
solusi pemecahan pemecahan (Carrying out strategy)
(Inventory several the plan)
solutions)
4 Mengetes dugaan (Test Memeriksa kembali Penyelesaian (solve)
consequences) (looking back)
5 - - Meninjau kembali dan
mendiskusikan (review and
extend)
Sumber : The Mathematics Educator (Carson)
sebagai berikut:
1. Memahami Masalah
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: apa (data) yang
diketahui, apa yang tidak diketahui (ditanyakan), apakah informasi cukup, kondisi
(syarat) apa yang harus dipenuhi, menyatakan kembali masalah asli dalam bentuk
2. Merencanakan Penyelesaian
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah mencoba mencari
dengan masalah yang akan dipecahkan, mencari pola atau aturan, menyusun
penyeesaian.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah menganalisis dan
mengevaluasi apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar,
apakah ada prosedur lain yang lebih efektif, apakah prosedur yang dibuat dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sejenis, atau apakah prosedur dapat
dibuat generaliasasinya.
sesuai dengan pendapat Spliter bahwa berpikir kritis diperlukan dalam pemecahan
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 33
yang tepat dalam berpikir dan bekerja, serta membantu menemukan keterkaitan
faktor yang satu dengan yang lainnya secara lebih akurat. Siswa yang kritis dalam
Berpikir kritis tidak hanya berpikir secara analitis, tetapi juga berpikir
secara berbeda. Berpikir kritis mencakup analisis secara kritis untuk memecahkan
masalah, tetapi juga membantu menemukan cara untuk menemukan akar masalah.
Selain itu berpikir kritis juga secara sistematis menganalisis sebuah informasi
keandalan dari sebuah informasi, tidak hanya menerima begitu saja cara
mengerjakan sesuatu hanya karena selama ini begitu cara mengerjakannya dan
(Surya, 2013:46).
berhadapan dengan suatu situasi atau masalah yang mendesak dan menantang
serta dapat memicunya untuk berpikir agar diperoleh kejelasan dan solusi atau
matematika. Hal ini sejalan dengan pemikiran Sabandar (2007) yang menyatakan
anggota himpunan, yang terdefinisi dengan jelas. Sebagai contoh, kumpulan dari
semua nama-nama bulan dalam satu tahun merupakan suatu himpunan karena kita
dengan huruf kecil. Untuk menyatakan suatu himpunan dapat digunakan 3 cara:
(1) dengan katakata atau deskripsi, (2) dengan mendaftar, dan (3) dengan notasi
1. Himpunan Irisan
Notasi: A ∩ B = { x | x ∈ A dan x ∈ B}
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 35
2. Himpunan Gabunngan
Notasi: A ∪ B = { x | x ∈ A atau x ∈ B}
3. Himpunan Selisih
Notasi: A − B = { x | x ∈ A dan x ∈ B}
4. Himpunan Komplemen
Notasi: A’ = { x | x ∈ A dan x ∈ S}
ditunjukkan dalam suatu Diagram Venn. Diagram Venn pertama kali ditemukan
oleh John Venn, seorang ahli matematika dari Inggris yang hidup pada tahun
menyatakan anggotanya.
konsep himpunan pada kehidupan sehari-hari sering kali di jumpai. Salah satunya
misalnya ketika guru menyuruh mencatat nama-nama teman satu kelas yang
absen pada hari tertentu, ketika orang tua menyuruh mencatat nama-nama barang
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 36
kebutuhan sehari-hari yang akan dibeli agar pada waktu belanja tidak terlupakan,
himpunan ini. Mulai dari benda-benda yang dapat dikelompokkan dengan jelas,
melalui diagram Venn, hingga operasi himpunan dengan masalah yang lebih
kompleks.
masalah himpunan terutama untuk soal nonrutin dan soal pemecahan masalah.
membekali peserta didik agar dapat berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif.
diskusi dengan salah seorang guru mata pelajaran matematika. Hasil diskusi ini
sebagai gambaran awal penelitian serta dapat digunakan untuk memperkuat hasil
analisis data. Setelah diskusi, didapatkan kelas yang bisa digunakan untuk
penelitian. Kemudian siswa diberikan tes Matching Familiar Figure Test (MFFT)
(Yahaya, dkk, 2005: 93). MFFT merupakan instrumen yang secara luas banyak
ditunjukkan sebuah gambar standar dan beberapa gambar variasi yang serupa
Dicetak pada tanggal 2020-04-07
Id Doc: 58eb1b6581944d154c4a932e 37
dimana hanya salah satu dari gambar variasi tersebut sama dengan gambar
standar. Tugas siswa adalah memilih salah satu gambar dari gambar variasi
tersebut yang sama dengan gambar standar. Hasil tes MFFT tersebut kemudian
dianalisis dan dikelompokkan menurut tipe gaya kognitif siswa yang sejenis.
beberapa siswa yang bertipe reflektif untuk diberikan tes pemecahan masalah
yaitu membandingkan data yang diperoleh dari kedua kegiatan tersebut untuk
Berikutnya adalah kegiatan analisis data yang meliputi tiga kegiatan yang
dilakukan secara bersamaan yakni reduksi data, pemaparan data, serta analisis
mengambil kesimpulan.
Alur konsep dalam penelitian ini akan menjadi panduan peneliti selama
Siswa dengan gaya belajar reflektif melakukan pemecahan masalah materi Himpunan
Kesimpulan