Anda di halaman 1dari 3

Pentingnya Keteladan bagi Santri

Oleh : Ayu Kumala Dewi

Secara psikologis manusia membutuhakan teladan (peniruan). Teladan berarti


sesuatu atau perilaku yang patut ditiru atau di contoh. Perilaku-perilaku yang diridhoi
oleh Allah SWT sebagaimana yang telah dicerminkan oleh perilaku Rasulullah SAW
dalam bermasyarakat dan bernegara. Sosok teladan ini penting dimiliki oleh semua
individu, salah satunya adalah seorang pendidik dimana ada santri yang akan melihat
tingkahlaku dan sopan santunnya, perkataan, perbuatan, dll. Sebab bagi santri seorang
pendidik adalah contoh yang ideal.

Seorang pendidik harus mampu menjadi teladan yang baik dan sempurna bagi
para santri. Sebab akan menjadi sorotan oleh santri dan lingkungan sekitarnya.
Keteladanan seorang pendidik merupakan landasan yang sangat penting dalam
menumbuhkan santri dalam hal beragama.

Sosok pendidik akan tertanam dalam jiwa, perasaan yang tercermin pada ucapan,
perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Keteladanan ada kaitannya dengan kepribadian, hal
ini menunjukkan keteladanan yang kita berikan kepada santri, akan membawa santri
mempercayai pada kebenaran perilaku, sikap dan tindakan kita.

Teladan yang baik adalah memotivasi dan menginspirasi dalam semangat ilmu,
amal, dan akhlak yang mulia. Nabi Muhammad SAW menjadi teladan yang baik bahkan
memotivasi para sahabat yang menjadi murid-murid langsung beliau.

Allah Ta’alaberfirman,

‫ﺴﻨَﺔٌ ﻟِّ َﻤﻦ َﻛﺎﻥَ ﻳَ ْﺮ ُﺟﻮﺍ! ﻪﻠﻟﺍ َ َﻭﺍ ْﻟﻴَ ْﻮ َﻡ ﺍْﻷَ ِﺧ َﺮ َﻭ َﺫ َﻛ َ!ﺮ ﻪﻠﻟﺍ َ َﻛﺜِﻴ ًﺮﺍ‬ ْ ُ ‫ﺳﻮ ِﻝ ﻪﻠﻟﺍ ِ ﺃ‬
َ ‫ﺳ َﻮﺓٌ! َﺣ‬ ُ ‫ﻟَّﻘَ ْﺪ َﻛﺎﻥَ ﻟَ ُﻜ ْ!ﻢ ﻓِﻲ َﺭ‬

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab: 21).

Pribadi Rasulullah SAW hendaknya harus dimiliki oleh seorang pendidik, ini berarti
seorang guru atau orang tua mempunyai peranan penting dalam membentuk jiwa santri. Sifat
sabar, teguh pendirian, akhlakul karimah merupakan sifat yang harus ditanamkan kepada
santri. Sehingga mereka akan memiliki jiwa dan mental yang kuat dengan kepribadian yang
baik.

Harus dipahami bahwa santri tidak hanya mengambil ilmu dari seseorang, tetapi
juga mencontoh penerapan ilmu berupa adab dan akhlak yang baik. Pengaruh keteladanan
terkadang tanpa kita sadari berjalan secara langsung. Pendidik tidak cukup hanya
memberikan prinsip saja untuk menciptakan santri yang soleh, karena yang lebih penting bagi
santri adalah figur yang memberikan keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut,
sehingga sebanyak apapun prinsip yang diberikan tanpa disertai contoh keteladanan, ia hanya
akan menjadi kumpulan resep yang tak bermakna.

Seorang santri, bagaimana pun besarnya usaha yang dipersiapkan untuk kebaikannya,
bagaimana pun sucinya fitrah, ia tidak akan mampu memenuhi prinsip-prinsip kebaikan dan
pokok-pokok pendidikan utama, selama ia tidak melihat sang pendidik sebagai teladan dari
nilai-nilai moral yang tinggi. Adalah sesuatu yang sangat mudah bagi pendidik, yaitu
mengajari santri dengan berbagai materi pendidikan, akan tetapi adalah sesuatu yang teramat
sulit bagi santri untuk melaksanakanya ketika ia melihat orang yang memberikan pengarahan
dan bimbingan kepadanya tidak mengamalkannya.

Oleh sebab itu, diharapkan menjadi teladan kita berusaha memantaskan diri.
Memantaskan diri adalah salah satu usaha kita untuk menjadikan pribadi yang lebih baik,
dengan cara memelihara tingkah laku disertai tanggung jawab kepada Allah dalam segala
hal yang diikuti oleh orang lain. Selain itu kita harus berhati-hati dalam bersikap karena
santri akan selalu menilai semua sikap dan perilaku pendidik. Pendidik yang sopan, otomatis
santri akan memiliki sikap sopan pula. Lain halnya dengan pendidik yang pendusta, tidak
akan mampu berbicara tentang kejujuran pada santri. Begitu pula dengan pendidik yang
pemarah, tidak akan mampu mempraktekkan sikap sabar pada santri.

Dalam proses memantaskan diri diharapkan pendidik memberi contoh-contoh konkret


pada para santri dalam ibadahibadah ritual, kehidupan sehari-hari maupun yang lain, karena
nilai mereka ditentukan dari aktualisasinya terhadap apa yang disampaikan. Dengan adanya
usaha untuk memantaskan diri diharapkan semoga kita bisa menjadi teladan yang baik bagi
para santri dan bisa mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai