Character Building
Menyikapi Perubahan
11
Disusun Oleh :
Program Studi : Manajemen
Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM
ABSTRAK TUJUAN
menjelaskan karakteristik Setelah membaca modul ini,
perubahan, persiapan diri mahasiswa diharapkan mampu
dalam menghadapi untuk :
perubahan, memahami
mengelola perubahan dan menjelaskan karakteristik
beradaptasi perubahan, persiapan diri dalam
menghadapi perubahan,
memahami mengelola
perubahan dan beradaptasi
Perubahan merupakan salah satu kata yang cukup santer yang dibicarakan di negeri kita ini.
Dimana sebagian rakyat menginginkan perubahan yang tentunya ke arah yang lebih baik, aamiin.
Kata ini juga dapat membuat manusia takut sekaligus excited, nervous dan juga tertantang.
Dengan perubahan kita akan menemukan hal yang baru dan untuk mendapatkan pengalaman baru
dalam hidup hanya satu yang dibutuhkan yaitu keberanian untuk memulai. Karena setelah kita
memulai, langkah pertama kita tida dapat membendung perubahan yang membentang di depan
kita.
Kadang sering teringat cerita teman yang gusar karena dia akan mengalami perubahan terbesar
dalam hidupnya, yaitu melepas status lajangnya. Dengan perubahan status tersebut,
dia membayangkan akan mengalami suatu evolusi kehidupan yang drastis setelah menikah dan
untuk semakin mendekat ke hari 'h' dia terlihat tegang dan sering salah tingkah. Itulah perilaku
yang akan mengalami perubahan yang besar dalam hidup akan membuat seseorang takut, nervous
dan juga tertantang.
Memang yang sering kita bayangkan tentang perubahan seringkali sesuatu yang drastis dan
evolusioner. Padahal setiap hari sadar atau tidak, hidup kita selalu berubah. Mulai dari bangun
pagi pandangan hidup kita tentang apa yang kita jalani pasti berubah. Setiap hari adalah tantangan
untuk mencari hal-hal yang baru dalam menjalani hidup yang seringkali terasa rutin dan monoton.
Sesekali memang ada kejutan yang tiba-tiba memberikan warna dalam hidup, tapi sering kali
perubahan yag terjadi seperti air yang menetes melubangi batu.
Perubahan yang kecil terjadi setiap hari seperti langkah kecil yang terus menerus dijalani tanpa
terasa kita akan sampai di satu titik yang belum pernah kita capai sebelumnya. Saat itulah
kemudian kita sadar, semua yang telah kita lewati tidak mungkin berulang lagi. Ketika mencoba
flash back ke belakang, seringkali kita terheran-heran dengan diri kita sendiri kok bisa ya kita
melalui semua ini? Pada kenyataannya kehidupan kita seringkali berjalan tidak seperti yang kita
rencanakan dan kita harapkan. Banyak, sesuatu hal ketika di jalani terasa berat dan kita berkeluh
mmm….kita tidak tahu di umur berapa kita akan mati. Dan kita tidak bisa membiarkan hidup kita
berjalan begitu saja tanpa jejak-jejak perubahan yang bisa kita nikmati dan kita pahami. Untuk
menikmati dan memahami jejak itu, kita mesti terbuka pada diri sendiri menerima kejutan dan
perubahan sekecil apapun itu, setiap harinya. Seperti sebuah quotation di sebuah majalah “ketika
kamu belum temukan dimana nikmatnya perubahan itu, bukan berarti kamu berhenti
menjalaninya, dan yakin bahwa perubahan itu adalah bagian dari kehidupan kamu kemudian
jalani seperti kamu menjalani hari harimu.”
Hidup adalah sebuah narasi panjang akan perubahan. Kita lahir sebagai seorang bayi mungil yang
tak bisa berbuat apa-apa. Namun, waktu memberikan kita kesempatan untuk berubah secara
bertahap, perubahan yang mengantarkan kita ke bentuk terbaik seperti saat ini.
Itulah essensi sebuah perubahan: bahwa semuanya berubah di dunia ini, kecuali “perubahan” itu
sendiri. Perubahan itu umumnya tidak kita sadari karena dia berjalan secara bertahap, perlahan-
lahan. Namun, pada beberapa kasus perubahan itu terjadi secara dramatis, atau revolusioner.
Karakteristik Perubahan
Thomas Robert Malthus menulis hasil penelitiannya bahwa The power of population akan
tumbuh jauh melebihi kemampuan the power in earth untuk menghasilkan makanan bagi
manusia. Hal ini memecah sikap rakyat Inggris ke dalam dua kelompok, yakni kaum pesimis dan
kaum optimis.
Kaum pesimis hanya berkutat dalam keributan, maki-makian terhadap kerajaan, dan
menyuarakan ketakutan-ketakutan. Sementara kamu optimis meneruskan kerja dan membiarkan
hidupnya masuk dalam kotak zona ketidaknyamanan (discomfort zone). Mereka melakukan
serangkaian penelitian, dan bertindak cermat untuk menyelamatkan kehidupan.
2020 Character Building
4 Islahulben, SE., MM Sri Rahayu Handayani, SPd., MM Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.undira.ac.id
Berkat orang-orang optimis itulah, ramalan Malthus tidak terbukti. Inggris berhasil keluar dari
ancaman kekurangan pangan bagi umat manusia melalui tiga jendela besar, yakni emigrasi
dengan teknologi transportasi laut, revolusi pertanian, dan revolusi industri.
Menggambarkan kondisi tersebut tidak ada kata lain selain lakukan perubahan.
Rata-rata pemimpin yang menciptakan perubahan tidak bekerja sendiri, tetapi ia memiliki
keberanian yang luar biasa. Bahkan sebagian besar pemimpin perubahan gugur di usia
perjuangannya.
Sebagian besar orang bahkan hanya melihat realitas tanpa kemampuan melihat masa
depan. Sehingga persoalan besar perubahan adalah mengajak orang untuk melihat dan
mempercayai apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Karena itu perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-sekali. Setiap satu
perubahan kecil dilakukan oleh seseorang, maka akan terjadi perubahan-perubahan
lainnya.
Sisi hard menyangkut uang dan teknologi, sedangkan sisi soft menyangkut manusia dan
organisasi. Sebagian besar pemimpin hanya fokus pada sisi hard, padahal keberhasilan
sangat ditentukan oleh sisi soft.
Tanpa menyentuh nilai-nilai dasar tersebut, perubahan tidak akan mengubah perilaku dan
kebiasaan.
7. Perubahan tidak selalu membawa ke arah yang lebih baik secara instant.
Namun dengan komunikasi dan pendekatan yang baik khususnya dari para pemimpin, hal
tersebut akan dapat diantisipasi.
Kata-kata perubahan sering berlawanan dengan kata-kata kemapanan. Biasanya anak-anak muda
paling senang menuntut perubahan, tetapi perlahan-lahan tuntutan makin kendor, lama kelamaan
masuk kewilayah yang menyukai kemapanan. Pada waktu muda, wajar menuntut perubahan,
karena kalau tidak ada perubahan maka yang muda tidak akan kebagian. Sedangkan kalau sudah
mulai tua, empat puluh keatas, tuntutan perubahan mulai kendor, karena pada usia itu seseorang
sudah mulai bisa menikmati fasilitas. Kalau dia masih menuntut perubahan, artinya fasilitas
itupun akan berpindah.
Menghadapi penjajah harus dengan revolusi karena kalau tidak kemerdekaan tidak akan tercapai,
tentunya dengan segala bentuk pengorbanannya. Tetapi di alam kemerdekaan perubahan secara
evolusi lebih diperlukan. karena dengan cara ini eksesnya tidak berdampat negatif.
Pada tahun 65 terjadilah revolusi ada yang kalah ada yang memang, yang kalah punah dan yang
menang berkuasa.
Tahun 97 terjadi reformasi, memang tidak mirip sekali dengan revolusi, tetapi terjadi juga
perubahan yang luar biasa. Ketika itu tidak ada yang kalah semua merasa menang. Makanya
dalam mengisi setelah reformasi selalu gontok-gontokan terus karena masih sama-sama menang.
Disadari atau tidak, diterima atau tidak, siap atau tidak, perubahan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan keseharian kita. Kemajuan teknologi dan informasi yang
sedemikian cepatnya, bergesernya tren mode dan selera pasar terhadap produk, persaingan
sumber daya manusia yang semakin ketat menjelang AFTA dan perubahan
dalam segala hal telah mengubah tatanan dan nilai yang ada.
Mungkin kita mengganggap sesuatu tidak baik atau salah 10 tahun yang lalu, dan
sekarang sudah menjadi sesuatu hal yang biasa. Ini menunjukkan wajah dunia yang selalu
berubah. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kita menyikapi suatu perubahan?
Menurut informasi yang saya peroleh tenaga kerja asing sudah mulai merambah dengan gencar
dunia kerja di Indonesia di beberapa sektor industri. Kalau dipikir, sebenarnya tanpa disadaripun,
perubahan itu sendiri terjadi pada diri kita seperti halnya usia dan kondisi tubuh kita. Dengan
semakin berjalannya waktu, usia akan terus bertambah menyebabkan
kondisi fisik dan kecantikan seseorang akan juga berubah. Kita tidak dapat menghentikan lajunya
Ironisnya, banyak rekan-rekan di lingkungan kerja yang saya amati selama ini mengartikan
bahwa 'perubahan' sudah jadi momok yang menakutkan dan harus dihindari. Takut kehilangan
posisi, pamor, merasa tersaingi dengan kedatangan warga baru di organisasi, pengawasan lebih
ketat, merasa lebih complicated, atasan/pimpinan berkurang kepercayaan, pendapatan menurun,
karier lebih sulit diperoleh dll karena adanya sistem baru. Ketidakmampuan kita
menerima perubahan membuat ketakutan dan keresahan hati timbul menyelimuti pikiran.
Kekhawatiran seperti itu rasanya tidak perlu ada sepanjang kita dapat menyikapinya dengan
positif. Kita perlu percaya bahwa di dunia kerja manapun dan kapanpun perubahan di dalam
organisasi pasti terjadi dan itu merupakan dinamika dunia kerja dan proses pembelajaran menuju
peningkatan.
Kita dapat mengambil pelajaran dari buku indah mengandung filosofi yang mudah dicerna yaitu
Who Moves My Cheese. Dalam buku tersebut Spencer Johnson menceritakan fenomena sebuah
perubahan melalui ilustrasi yang bagus.
Ada 4 tokoh yang diceritakan dalam buku ini, yakni : Sniff dan Scurry kedua tikus imajiner, Hem
(kurcaci) serta Haw (manusia kecil) yang sengaja diciptakan oleh Spencer Johnson untuk
memberikan contoh bagaimana keempat tokoh tadi menyikapi suatu perubahan.
Cerita ini dimulai pada saat cheese (keju) yang mereka butuhkan tersedia dalam jumlah banyak.
Cheese disini diilustrasikan sebagai sesuatu yang menyenangkan (uang, kebahagiaan, atau
makanan). Pada suatu saat cheese yang mereka miliki semakin lama jumlahnya semakin sedikit.
Sniff dan Scurry dengan penciuman dan nalurinya terus bergerak mencari
chesse-cheese yang baru di stasiun-stasiun lainnya (tempat keju berada). Bagaimana dengan Haw
dan Hem, mereka berdiskusi dan marah, mengapa cheese-cheese mereka berkurang dan hilang.
Bagaimana dengan Anda, dunia telah bergeser dan berubah, mengapa Anda tidak juga berubah?
Jika Anda ingin lebih berhasil dalam kehidupan ini, sudah selayaknya Andapun berubah.
Lakukanlah hal-hal yang baru, kebiasaan-kebiasaan baru yang baik, serta perlakukanlah diri
Anda dengan cara yang baru pula. Asahlah terus kemampuan Anda sehingga Anda memperoleh
kemampuan dan pengalaman yang baru. Kalau Anda sudah puas dengan apa yang Anda peroleh
sekarang dalam kehidupan ini, ini menandakan Anda tidak ingin berubah. Anda sudah terlena
dengan apa yang telah Anda miliki, padahal dunia setiap saat berubah.
Merasa tidak nyaman dan takut mengambil resiko yang akan terjadi, alasan mengapa kita sulit
untuk berubah. Perasaan takut gagal, takut salah, takut ditegur atasan, takut kelemahan diketahui
oleh orang lain, takut diremehkan atau ditertawakan, serta takut-takut lainnya adalah membuat
kita semakin sukar untuk menghadapi perubahan.
Apakah kita ingin seperti orang-orang jenis ini yang sangat pandai membuat alasan serta
pembenaran terhadap tindakannya. Padahal yang dilakukan hanyalah bersembunyi terhadap
perubahan yang sedang terjadi dan tanpa mereka sadari, dunia lambat laun akan mengubah
mereka secara paksa.
Mengelola Perubahan
Perubahan-perubahan secara jelas didorong oleh Allah SWT dalam firman-Nya “ Yang
demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu
nikmat yang telah diberikan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu mengubah apa yang ada
Agar segala perubahan-perubahan yang terjadi memberikan dampak yang maksimal dan sesuai
dengan arah yang dikehendaki, maka perlu dilakukan pengelolaan perubahan (change
management). Menurut John P. Kotter dalam Leading Change (1996), ada delapan tahapan utama
yang harus dilakukan dalam mengelola perubahan, yaitu:
struktur, peraturan yang tidak sejalan dengan semangat perubahan perlu sedikit demi
sedikit dikikis habis. Jika perlu, seluruh anggota organisasi diberikan pelatihan, agar
Selain hal tersebut, ada lagi 7 hal penting yang dapat kita lakukan dalam mengelola perubahan
yang terjadi, yaitu:
1. Mengantisipasi Perubahan
Mengubah untuk selalu siap dengan perubahan, Menyangkut Mindset.
2. Mengidentifikasi Perubahan
Dimulai dari yang paling sederhana dengan akibat signifikan, Skala Prioritas.
3. Menjual Perubahan
Mengkomunikasikan perlu perubahan untuk kepentingan bersama.
6. Memberikan Penghargaan
Penghargaan bagi yang telah berubah dan membuat langkah untuk berubah.
Semuanya berubah, ada yang menjadi semakin baik dan ada yang sebaliknya, karena itulah dunia.
Kasali, Rhenald. 2018. The Great Shifting. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
http://tyara-revolution.blogspot.com/2009/04/arti-perubahan.html