Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANALISIS S - W - O - T – CEP

NUSANTARA SEHAT

Disusun Oleh :

26-ULNA

Rika Kartika Nursyaidah


Riska Indriyani Yossi Zaskia Mulyana
Muhammad Ridwan N Irna Isnaeny
Elvira Alfauzi Salsabila Naqiyyah
Risna Amalia Dwi Nastini Salwa Afifah Putri
Naila Rizqia Rahayu Mutia Aniqa Kirana
Athiyah Fauziyyah Hafizhah Putri Muthia Hikmah
Titis Clarisa Ningrum Syifa Dzikra
Muhammad Syukur Abdillah Diva Azka Nabila
Irfan Maulana Vira Tazkia Mubarokah
Yama Deamayanti Yaser Sadam
Sinta Fajar Munawaroh Sausan Nabilah
Putri Amelia Solehah Vinka Wilma Putri
Vivi Widia Sari Rimasayu Dwiana Fajarwati
Annisa Ridwayani Tiara Maharani
KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK
KESEHATAN BANDUNG PENGENALAN
KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASISWA BARU

2020

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai program nusantara sehat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
   
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
   
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai program nusantara sehat ini
dapat memberi manfaat ataupun inspirasi terhadap pembaca.
   
                                                                                     

Bandung,  24 Agustus 2020


   
                                                                                             
26-ULNA

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB I PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG


Kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan bangsa yang lebih cerah.
Untuk mewujudkannya maka diperlukan penguatan akses pelayanan kesehatan di
daerah. Kementerian Kesehatan mengajak para generasi muda untuk berperan
serta memperkuat kesehatan terutama di daerah terpencil melalui program
penempatan tenaga kesehatan yang berbasis tim (team based).
Program ini merupakan sebuah upaya peningkatan pelayanan kesehatan
mencakup preventif, promotif, dan kuratif dengan melibatkan lima jenis tenaga
kesehatan yaitu dokter, perawat, bidan, ditambah dukungan dari dua tenaga
kesehatan lainnya seperti tenaga kesehatan gizi, tenaga kesehatan lingkungan,
tenaga analis kesehatan/ahli teknologi laboratorium medik, tenaga kefarmasian
dan tenaga kesehatan masyarakat yang akan ditempatkan ke pelosok nusantara.

I.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan program Nusantara sehat?


2. Apa tujuan dari Nusantara sehat?
3. Apa saja persyaratan yang dibutuhkan oleh calon peserta Nusantara sehat?
4. Siapa saja yang berhak mengikuti program Nusantara sehat?
5. Bagaimana cara program Nusantara Sehat mengatasi masalah kesehatan di
Indonesia?
6. Apa yang menjadi keunggulan program Nusantara sehat dibandingkan
dengan program yang lainnya?
7. Apa yang menjadi kelemahan dari program Nusantara Sehat?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Program Nusantara Sehat.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Nusantara Sehat.
3. Untuk mengetahui persyarat yang memenuhi klasifikasi program
Nusantara sehat.
4. Untuk mengetahui target dari Program Nusantara Sehat.
5. Untuk mengetahui cara penanggulan masalah kesehatan di Indonesia
dengan program Nusantara Sehat
6. Untuk mengetahui keunggulan dari Nusantara Sehat
7. Untuk mengetahui kelemahan dari program Nusantara Sehat.

1.5 MANFAAT

 Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan


Program Nusantara Sehat yang telah didapat dari analisis kelompok

 Hasil analisis dapat digunakan untuk mengetahui target, dan cara


penanggulangan Program Nusantara Sehat yang berjalan saat ini.

 Hasil analisis dapat dijadikan sebagai sarana diagnosis dalam mencari


sebab masalah atau kegagalan yang terjadi di dalam Program Nusantara Sehat
yang sedang berjalan.

 Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sarana untuk menyusun strategi


pengembangan Program Nusantara Sehat.

 Sebagai referensi bagi semua pihak yang bernaung dibawah dunia


kesehatan.

 Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan
melakukan eksperimen tentang nusantara sehat.

BAB II TUJUAN KASUS

Program Nusantara Sehat melalui penempatan tenaga kesehatan berbasis tim,


dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah satu
rekomendasi kajian menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk
daerah tertentu lebih baik jika dilakukan berbasis tim. Kajian tersebut
ditindaklanjuti dengan uji coba penempatan tenaga kesehatan berbasis tim pada
tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4 Propinsi (Prop. Sumatra Utara,
Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil meningkatkan kunjungan
Puskesmas serta Upaya Kesehatan Masyarakat. Dari segi tenaga kesehatan
mereka merasa lebih nyaman karena ditempatkan dan bekerja dalam satu tim.
Pada tahun 2015 telah ditempatkan Tim Nusantara Sehat Periode I sebanyak 142
orang di 20 puskesmas pada bulan Mei 2015 dan Tim Nusantara Sehat Periode II
sebanyak 552 orang di 100 puskesmas pada bulan Desember 2015.

Kelebihan dan Kekurangan Program Nusantara Sehat

Lahirnya program Nusantara Sehat 2015 dilatarbelakangi oleh pelayanan


kesehatan di Indonesia yang tidak merata, sehingga dianggap perlu upaya untuk
mencapai pembangunan kesehatan secara nasional (Permenkes RI N0. 23 tahun
2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim dalam
Mendukung Program Nusantara Sehat).

Untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan yang berkualitas sebagaimana


mestinya, program Nusantara Sehat 2015 perlu ditinjau kembali. Jika merujuk
pada tujuan dibentuknya program ini, yaitu menguatkan layanan kesehatan primer
melalui peningkatan jumlah, sebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan lintas
profesi (dengan melibatkan dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya) ke
puskesmas-puskesmas pada daerah DTPK dan DBK, maka dapat ditarik benang
merahnya, bahwa dalam implementasi program tersebut, pemerintah
menitikberatkan pada 2 (dua) hal, yaitu ketersediaan tenaga kesehatan dan upaya
untuk menjaga kualitas tenaga sebelum bertugas pada daerah khusus tersebut
(http://nusantarasehat.kemkes.go.id).

UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 15 menyatakan


bahwa dalam menyusun perencanaan tenaga kesehatan, salah satu faktor yang
perlu diperhatikan selain jenis, kualifikasi, jumlah, pengadaan, dan distribusi
tenaga kesehatan adalah ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan. Hasil studi
yang dilakukan oleh Bata, dkk. (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan
antara kualitas pelayanan dengan kepuasan pasien.

Alasan ini semakin diperkuat oleh Permenkes No .75 tahun 2014 tentang
puskesmas. Pada pasal 7 (tujuh) dinyatakan bahwa dalam melakukan upaya
pembangunan kesehatan, puskesmas harus menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu. Untuk
mewujudkan hal itu, maka dalam pendirian Puskesmas harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan,
kefarmasian dan laboratorium. Sehingga, dalam memaksimalkan upaya
pemerintah untuk menciptakan sistem pelayanan kesehatan secara nasional
melalui program Nusantara Sehat, dimana target wilayah kerjanya adalah
puskesmas-puskesmas di daerah terpencil, ketersediaan fasilitas kesehatan sangat
perlu dipertimbangkan, selain ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan.

Usman (2009) dalam hasil studinya mendapatkan sebuah realita bahwa dalam
kurun tahun 2000-2005, lokasi pembangunan fasilitas kesehatan baru, kebanyakan
ditempatkan di desa-desa yang tergolong sejahtera, yang pada umumnya menjadi
ibukota kecamatan. Adapun bentuk fasilitas kesehatan yang dikembangkan adalah
dalam kategori fix facility (fasilitas tetap, tidak bergerak). Karakteristik pelayanan
kesehatan pada kategori ini cenderung bersifat pasif, yang memicu tenaga
kesehatan setempat menjadi kurang proaktif. Lebih banyak menunggu kebutuhan
masyarakat.

Selain itu, UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 27 juga
memberikan pertimbangan tersendiri untuk meninjau kembali program Nusantara
Sehat 2015. Pasal 27 tersebut menguraikan bahwa tenaga kesehatan yang bertugas
di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan, serta daerah bermasalah kesehatan,
selain memperoleh perlindungan dalam pelaksanaan tugas, mereka juga berhak
memperoleh hak kenaikan pangkat istimewa.

Namun, jika merujuk pada Permenkes Republik Indonesia No. 23 tahun 2015
tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Team Based) dalam
Mendukung Program Nusantara Sehat, tenaga kesehatan yang telah
berkontribusi, tidak memperoleh hak kenaikan pangkat istimewa sebagaimana
yang tertuang pada UU No. 36 pasal 27 tersebut.

Ayuningtyas (2014) mengemukakan bahwa dalam melakukan analisis kebijakan,


salah satu tahap yang perlu dilakukan setelah merumuskan masalah adalah
melakukan peramalan (forecasting). Terkait kebijakan program Nusantara Sehat,
maka penulis merumuskan 2 (dua) poin berikut, sebagai bahan analisis sejauh
mana program tersebut dapat menjawab kesenjangan yang telah diuraikan
sebelumnya.

Pertama, pemerintah tidak menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan


dalam penerapan program Nusantara Sehat. Jika hal ini dibiarkan tanpa ada upaya
serius dari pemerintah, maka tujuan/harapan pemerintah untuk meningkatkan
sistem kesehatan di seluruh penjuru Indonesia akan sulit diwujudkan

Lahirnya program Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang telah lebih dulu dikeluarkan
oleh pemerintah, dapat menjadi bahan pembanding untuk menganalisis program
Nusantara Sehat ini. Kedua program tersebut setidaknya hampir memiliki
kesamaan misi, yaitu mendistribusikan tenaga kesehatan medis dan bidan di
daerah-daerah tertinggal, sebagaimana yang tertuang pada Permenkes No. 7 tahun
2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Dokter dan Bidan sebagai
Pegawai Tidak Tetap.

Poin yang kedua, jika tenaga kesehatan tidak memperoleh hak kenaikan pangkat
istimewa yang bertugas pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan
(DTPK) serta pada Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), maka kemungkinan
yang dapat terjadi adalah kurang maksimalnya pendistribusian para klinisi untuk
melibatkan diri sebagai tenaga kesehatan pada program tersebut. Sejumlah
penelitian menunjukkan tentang pentingnya pemberian reward kepada tenaga
kesehatan, terutama yang bertugas khusus di daerah terpencil/tertinggal.

Rumusan tersebut tentu menjadi acuan dalam merumuskan alternatif solusi terkait
lahirnya program Nusantara Sehat 2015 yang baru saja dilahirkan. Oleh karena
itu, penulis merekomendasikan 2 (dua) hal agar dalam penerapan kebijakan
Nusantara Sehat 2015 dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal. Pertama,
niat baik pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara merata di
seluruh lapisan Indonesia melalui program Nusantara Sehat, perlu dilakukan
upaya serius untuk mewujudkannya. Secara konkrit, perlu alokasi dana khusus
untuk memaksimalkan program tersebut. Baik untuk pendistribusian tenaga
kesehatan yang berkualitas maupun untuk ketersediaan sarana dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan menunjang pemberian pelayanan kesehatan.

Lebelisasi ‘daerah tertinggal’, jangan sampai menjadi kambinghitam sebagai


alasan tidak perlunya ketersediaan sarana dan fasilitas kesehatan yang memadai.
Jika merujuk pada APBN Konstitusi bidang kesehatan tahun 2014, diketahui
bahwa alokasi anggaran kesehatan pada tahun 2014 mencapai 2,4% dari APBN
atau senilai Rp. 44.859 M. Salah satu sasaran kebijakan dalam APBN Konstitusi
Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial adalah peningkatan distribusi anggaran
untuk program yang bersifat belanja modal dan belanja pembangunan sebesar
60% dengan distribusi belanja modal dan pembangunan sebesar 50% untuk
program yang berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan, 30% untuk peningkatan sarana dan prasarana penunjang kesehatan, dan
20% untuk peningkatan kualitas SDM tenaga kesehatan. Besar harapan agar
pengalokasian dana tersebut benar-benar disalurkan sesuai peruntukannya. Dan
menjadi catatan khusus bagi pemerintah terutama dalam memaksimalkan
pencapaian tujuan dari perumusan Program Nusantara Sehat 2015.

Sebagai rekomendasi kedua, pemerintah perlu memberikan hak istimewa kepada


para tenaga kesehatan yang telah bersedia mengabdikan diri untuk bertugas pada
daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) serta pada Daerah
Bermasalah Kesehatan (DBK). Setelah masa kerja mereka telah habis (2 tahun),
para tenaga kesehatan itu diangkat menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dalam
lingkup Kementerian Kesehatan. Adapun penempatan kerja selanjutnya
diserahkan kepada pihak yang bersangkutan. Sehingga, dalam menjalankan tugas
selama di daerah tertinggal tersebut, mereka dapat memaksimalkan diri.

Program Nusantara Sehat 2015 perlu ditinjau kembali untuk dapat memperhatikan
semua aspek demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Tidak hanya fokus pada
pendistribusian tenaga kesehatan ke daerah terpencil, tapi juga fokus pada
ketersediaan fasilitas yang akan menunjang dan memaksimalkan pelayanan
kesehatan di daerah tersebut, sebagaimana yang termaktub pada UUD 1945 dan
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Selain itu, pemerintah juga
harus memberikan pangkat istimewa kepada para tenaga kesehatan yang telah
menjalankan tugas khusus pada daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan
(DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Dengan demikian, pada
akhirnya akan memberikan kesimpulan sederhana bahwa tidak akan ada lagi
alasan tentang ketidakmerataan kesehatan di Indonesia. Rakyat Indonesia harus
sehat, dimanapun.

Target Nusantara Sehat di tahun 2015 ialah wilayah di 44 kabupaten, 120


puskesmas dan melibatkan 960 tenaga kesehatan. Tim pertama (gelombang
pertama) berjumlah 144 orang dan telah tersebar di 20 daerah. Gelombang kedua
sudah 12.000 calon peserta yang mendaftarkan diri. 140 orang telah lolos seleksi
dan akan dikirimkan ke daerah-daerah pelosok. Sisanya masih tahap penyeleksian

Tenaga NS adalah tenaga kesehatan muda yang masih berusia di bawah 30 tahun
dan belum menikah. Setelah melewati beberapa tahapan seleksi, tenaga kesehatan
yang terpilih ini selanjutnya dibekali berbagai pengetahuan, keterampilan, dan
pendidikan bela negara.

Komposisi tenaga kesehatan yang dikirim dalam satu tim minimal terdiri atas lima
jenis tenaga, yaitu dokter, perawat, bidan, dan dua tenaga kesehatan lainnya.
Tahun 2015 ini Kemenkes akan mengirim tim NS untuk mengabdi pada 120
puskesmas di 16 provinsi, di 44 kabupaten/kota.

Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim ini akan berlangsung dua tahun.
Tim NS angkatan pertama sebanyak 143 tenaga kesehatan telah diberangkatkan
pada Mei, angkatan kedua 553 orang akan dikirim pada Desember.

Implementasi kebijakan NS sebagai penguatan dan pemenuhan kebutuhan


pelayanan kesehatan kepada masyarakat daerah pinggiran yang bermasalah
kesehatan. Program NS akan diimplementasikan selama lima tahun dari 2015
hingga 2019.

Ayuningtyas, Dumilah. (2014). Kebijakan Kesehatan (Prinsip dan Praktik).


Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Bata, dkk. (2013). Hubungan Kualitas Pelayanan Kesehatan dengan Kepuasan


Pasien Pengguna ASKES Sosial pada Pelayanan Rawat Inap di RSUD
Lakipadada Kabupaten Tana Toraja.

Makassar: Universitas Hasanuddin.

Usman, dkk. Strategi Penciptaan Pelayanan Kesehatan Dasar untuk Kemudahan


Akses Penduduk Desa Miskin. Jogjakarta: UGM.

Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia No. 7 tahun 2013


tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Dokter dan Bidan sebagai
Pegawai Tidak Tetap.

Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia No.75 tahun 2014


tentang Puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2015 tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim
(Team Based) dalam Mendukung Program Nusantara Sehat.

Saputra, Wiko. 2014. APBN Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial Kesehatan.
Jakarta: Prakarsa Riyadi, dkk. (2005). Laporan Kajian Kebijakan Perencanaan
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.

Program Nusantara Sehat (NS) sudah dijalankan dan telah menjangkau lebih dari
2.162 Puskesmas di Daerah Perbatasan, terpencil, dan Kepulauan (DTPK) di 276
kabupaten atau kota

Program tersebut telah mengirimkan 8.875 tenaga kesehatan


Program ini mendapatkan banyak sekali respons positif masyarakat, khususnya
bagi NS dalam bentuk tim. Namun demikian, sangat disayangkan kurangnya
peminat dari tenaga medis khususnya dokter. Karena jumlah dokter hanya 4,5%
dari jumlah keseluruhan tenaga yang dikirimkan

Sari Novita (2019,April 27). Apa sih program nusantara itu?. Indosiana. Diakses
pada 24 Agustus 2020 melalui https://www.indonesiana.id/read/51701/apa-sih-
program-nusantara-sehat-itu

Jurnalis, (2020, Januari 16).ini-alasan-program-nusantara-sehat-kurang-diminati-


dokter. Diakses lada 24 Agustus 2020 melalui
https://lifestyle.okezone.com/read/2020/01/16/481/21538

BAB III. PEMBAHASAN

LATAR BELAKANG

Fokus kebijakan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) untuk periode 2015


– 2019 adalah penguatan Pelayanan Kesehatan (Yankes) Primer. Prioritas ini
didasari oleh permasalahan kesehatan yang mendesak seperti angka kematian
ibu dan bayi yang masih tinggi, angka gizi buruk, serta angka harapan hidup
yang sangat ditentukan oleh kualitas pelayanan primer. Penguatan yankes
primer mencakup tiga hal: Fisik (pembenahan infrastruktur), Sarana
(pembenahan fasilitas), dan Sumber Daya Manusia (penguatan tenaga
kesehatan).

Program Nusantara Sehat merupakan salah satu bentuk kegiatan yang


dicanangkan oleh Kemenkes dalam upaya mewujudkan fokus kebijakan
tersebut. Program ini dirancang untuk mendukung pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang
diutamakan oleh Pemerintah guna menciptakan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan.

Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer adalah garda terdepan dalam


pelayanan kesehatan masyarakat yang berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan dan melakukan upaya preventif melalui pendidikan kesehatan,
konseling serta skrining (penapisan).

TUJUAN

Program Nusantara Sehat bertujuan untuk menguatkan layanan kesehatan


primer melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar di
DTPK dan DBK juga mempunyai tujuan menjaga keberlangsungan
pelayanan kesehatan, menggerakan pemberdayaan masyarakat dan dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang terintegrasi serta meningkatkan retensi
tenaga kesehatan yang bertugas di DTPK. Program ini merupakan program
lintas unit utama di Kemenkes yang fokus tidak hanya pada kegiatan kuratif
tetapi juga promotif dan preventif untuk mengamankan kesehatan masyarakat
(public health) dari daerah yang paling membutuhkan sesuai dengan Nawa
Cita.

SEKILAS PROGRAM

Program Nusantara Sehat melalui penempatan tenaga kesehatan berbasis tim,


dilakukan berdasarkan hasil kajian terhadap distribusi tenaga kesehatan yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012. Salah satu
rekomendasi kajian menunjukkan bahwa penempatan tenaga kesehatan untuk
daerah tertentu lebih baik jika dilakukan berbasis tim. Kajian tersebut
ditindaklanjuti dengan uji coba penempatan tenaga kesehatan berbasis tim
pada tahun 2014 di 4 Puskesmas pada 4 kabupaten di 4 Propinsi (Prop.
Sumatra Utara, Kalimantan Barat, Maluku dan Papua) dan berhasil
meningkatkan kunjungan Puskesmas serta Upaya Kesehatan Masyarakat.
Dari segi tenaga kesehatan mereka merasa lebih nyaman karena ditempatkan
dan bekerja dalam satu tim. Pada tahun 2015 telah ditempatkan Tim Nusantara
Sehat Periode I sebanyak 142 orang di 20 puskesmas pada bulan Mei 2015
dan Tim Nusantara Sehat Periode II sebanyak 552 orang di 100 puskesmas
pada bulan Desember 2015.

PENDEKATAN

Pendekatan yang dilakukan program Nusantara Sehat bersifat komprehensif


dengan melibatkan anggota tim dengan berbagai jenis tenaga kesehatan yang
terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik,
tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.

TARGET PROGRAM TAHUN 2016

Periode I tahun 2016:

Unit capaian : Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Jumlah capaian : 70 Puskesmas

Jumlah tenaga kesehatan : 630 orang

Rencana penempatan : Bulan Mei 2016

Periode II tahun 2016:

Unit capaian : Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Jumlah capaian : 60 Puskesmas

Jumlah tenaga kesehatan : 540 orang


Rencana penempatan : Bulan Oktober 2016

PESERTA

Peserta program adalah para tenaga profesional kesehatan yang terdiri dari
dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi,
dan tenaga kefarmasian, dengan persyaratan usia maksimal 35 tahun untuk
dokter dan dokter gigi dan 30 tahun untuk tenaga kesehatan lainnya serta
bersedia mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sesuai kebutuhan Kementerian Kesehatan.

Peserta Tim Nusantara Sehat melalui proses seleksi administrasi dan seleksi
psikologi (test psikologi, FGD, dan wawancara). Peserta yang lolos seleksi
adalah peserta yang memperlihatkan kemampuan sosialisasi dan
berkomunikasi yang baik, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan
keputusan yang baik, serta berkomitmen terhadap tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.

Kemenkes senantiasa mendorong seluruh tenaga kesehatan profesional untuk


ikut serta dalam program Nusantara Sehat dengan mendaftarkan diri baik
secara online melalui situs resmi Nusantara Sehat :
www.nusantarasehat.kemkes.go.id

PROSES IMPLEMENTASI

Penempatan 1170 orang tenaga kesehatan akan dilakukan secara


berkesinambungan ke 130 Puskesmas dan mereka akan bertugas di masing-
masing Puskesmas selama 2 (dua) tahun. Seluruh peserta diberikan
pembekalan materi bela negara, keahlian medis dan non-medis serta
pengetahuan tentang program – program kesehatan yang dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan . Mereka juga diberikan pemahaman terhadap
budaya-budaya lokal sehingga diharapkan mereka dapat berinteraksi dengan
petugas kesehatan setempat dan masyarakat sekitar di daerah penempatan.

III.A. ANALISIS SWOT

STRENGHT (S)

• Memperkuat akses pelayanan kesehatan (puskesmas) di daerah pelosok


atau perbatasan

• Fokus pada kegiatan kuratif, promotif, dan preventif kesehatan masyarakat


dari daerah yang paling membutuhkan (Membangun dari Pinggiran)

• Adanya program relawan (untuk usia 30 tahun kebawah) dimana mereka


diberi pembekalan pengetahuan kesehatan medis, informasi mengenai situasi
dan kondisi lapangan juga hal-hal non medis (kepempinan, manejerial, dan
komunikasi)

• Penyuluhan berisi pengetahuan-pengetahuan kesehatan yang diberikan


kepada masyarakat dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi, gizi
buruk, dan angka haraapan hidup

WEAKNESS (W)

• Peminat yang bersedia menjadi relawan sedikit, khusus ya dari kalangan


dokter yang memilih berkarir di kota besar khususnya Jawa

• Kurangnya pendekatan kepada relawan, sehingga tujuan-tujuan hebat yang


termksud dalam program nusantara sehat tidak tersampaikan

OPPORTUNITIES (O)

• Program nusantara ini mendapat banyak dukungan dari berbagai lapisa


masyarakat karena tujuannya yang positif

• Memiliki potensi untuk lebih meluaskan cakupan kegiatan.


• Program Nusantara Sehat bisa saja tidak hanya meliputi soal kesehatan.
Para peserta bisa menjadi sumber informasi di bidang teknologi, infrastruktur,
ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain. Atau jika memungkinkan
Pemerintah bisa memasukkan tenaga
teknologi/infrastruktur/pendidikan/ekonomi/pariwisata ke dalam program
Nusantara Sehat ini. Sehat bukan saja masalah tubuh yang sehat,, tapi juga
jalan yang sehat, pendidikan yang sehat, ekonomi yang sehat, pikiran yang
sehat, dan sehat-sehat lainnya.

THREATS (T)

Program nusantara sehat memiliki banyak tujuan positif yang dapat


membawa Indonesia menjadi jauh lebih baik. Namun, kurangnya usaha
penyampaian program tersebut kepada masyarakat menyebabkan pemahaman
yang didapatkan tidak sepenuhnya sesuai. Banyak dari kalangan dokter yang
menganggap program ini kurang bermanfaat dan lebih memilih berkarir di
pulau-pulau besar saja.

III.B. ANALISIS CRITICAL-EXCELLENT

Secara keseluruhan, latar belakang yang mendasari Program Nusantara


Sehat telah terkonsep dan terencana dengan baik. Kesiapan kegiatan telah
tergambar dari data yang diperoleh. Visi dan misi Kementerian Kesehatan RI
sejalan dengan visi dan misi Pemerintahan Presiden Jokowi yang mengusung
prioritas kabinet kerja dengan konsep Nawacita. Visi dan misi telah
dirumuskan dengan baik, tertulis sesuai kebutuhan dan dijabarkan serta
disosilisasikan dengan baik. Visi tersebut telah dijabarkan dalam kegiatan-
kegiatan pendukung guna mencapai visi misi tersebut, salah satunya Program
Nusantara Sehat. Visi dan misi tersebut juga telah tersosialisasi dengan baik,
baik dalam bentuk dokumen yang dimuat di media cetak berupa bulletin,
maupun dalam media elektronik.
Sosialisasi dilakukan di internal dan eksternal. Untuk sosialisasi internal
sudah cukup baik, namun untuk sosialisasi ekternal perlu mendapat perhatian.
Hal ini dilihat dari sebagian besar tenaga kesehatan dan masyarakat umum
tidak mengetahui program ini. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2015, tentang penugasan khusus tenaga kesehatan
berbasis tim dalam mendukung Program Nusantara Sehat, yang diperbaharui
melalui Permenkes Nomor16 Tahun 2017, diterangkan bahwa tujuan Program
Nusantara Sehat telah dirumuskan dengan baik, dengan berdasarkan pada
kebutuhan, khsusnya di DTPK. Adanya survey penentuan lokasi juga
memberikan gambaran bahwa kebutuhan akan penguatan pelayanan kesehatan
primer dalam bentuk Program Nusantara Sehat sangat dibutuhkan.

Permasalahan kesehatan yang paling menonjol dalam


pemenuhankebutuhan pelayanan kesehatan dasar adalah ketersediaan SDM
kesehatan yang kompeten, sesuai standarisasi profesi dan standar pelayanan.
Untuk jumlah SDM Kesehatan dudah terpenuhi, namun untuk jenis profesi,
khususnya tenaga dokter, dari segi jumlah belum terpenuhi. Untuk mencapai
tujuan Kebijakan Indonesia sehat, serangkaian program diluncurkan
pemerintah, khususnya program berkaitan dengan peningkatan kesehatan
masyarakat melalui layanan primer promotif dan preventif. Dengan kegiatan
promotif dan preventif, diharapkan dapat mencegah orang untuk sakit dan
meminimalisir kebutuhan dana untuk pengobatan, dan sebagai upaya
peningkatan kualitas hidup masyarakat. Program ini fokus pada penyediaan
SDM Kesehatan, mengingat untuk komponen pembiayaan kesehatan, baik
untuk pendanaan kegiatan promotif dan preventif, pemerintah telah punya
sumber pendanaan dan kegiatan tersendiri, yaitu Program Bantuan
Operasional Kesehatan di setiap Puskesmas. Selain dari BOK, dukungan
pembiayaan juga melalui Program BPJS Kesehatan. Tingginya jumlah lulusan
tenaga kesehatan di tanah air juga tersalurkan dengan adanya program ini.
Yang menjadi perhatian pada evaluasi konteks yaitu sosialisasi PNS yang
masih sangat minim, terutama di sarana pelayanan kesehatan, masyarakat
umum, dan lembaga pendidikan SBM Kesehatan. Sosialisasi ini penting agar
seluruh lapisan mengetahui dan mendukung program tersebut.

Secara keseluruhan, jumlah dan kebutuhan akan SDM Kesehatan sudah


terpenuhi, hal ini dilihat dari tingginya jumlah pendaftar program ini. Namun
yang menjadi perhatian adalah kurangnya minat dari profesi dokter dan dokter
gigi yang mengikuti program ini, meskipun setiap tahunnya ada peningkatan.
Permasalahan ini menurut data yang didapat awalnya akibat adanya insentif
yang kurang sesuai untuk dua profesi itu, sehingga jumlah mereka yang
berminat untuk mengikuti program ini relative sedikit. Pemerintah melalui
BPPSDM telah berupaya mencari solusi maslaah ini dengan menaikkan
insentif yang sesuai, sehingga menanmbah peminat profesi dokter dan dokter
gigi untuk mengikuti program ini Dengan adanya MOU antara Kementerian
Kesehatan Dengan Kepala Daerah tempat dilaksanakannya

Program ini, yaitu adanya kewajiban Pemenrintah Daerah dlam


menyiapkan saranaprasarana dan fasilitas penunjang penugasan, maka sarana
prasarana dan fasilitas tidak menjadi kendala dalam program ini. Yang
menjadi perhatian pada evaluasi input dari PNS ini yaitu adanya pola
penempatan yang kurang optimal, sehingga pengalokasian tenaga kesehatan
PNS ada yang tidak tepat sasaran. Kebijakan pada Permeknkes No 16 Tahun
2017 tentang penentuan DTPK atas SK Kepala Daerah juga harus
dilaksanakan dengan baik, yaitu verifikasi daerah usulan yang diajukan oleh
Kepala Daerah. 8 Selain itu lokasi pendaftaran dan ujian awal yang
diselenggarakan hanya di 12 kota juga harus mendapat perhatian. Hal ini
berdampak pada peminat kegiatan ini yang tidak maksimal, karena
keterbatasan akses untuk mengikuti seleksi. Evaluasi Proses Program ini telah
terlaksana dengan telah ditugaskannya tenaga kesehatan Nusantara Sehat ke
DTPK sesuai kebutuhan.

Tenaga yang ditugaskan telah sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan,


dengan melalui seleksi dan pembekalan. Dalam pelaksanaannya, satu tim
tenaga kesehatan yang seharusya terdiri dari sembilan profesi kesehatan, 8
Permenkes 16 Tahun 2017 dalam pelaksanaannya hanya rata-rata enam orang.
Hal ini didasari atas kebutuhan di DTPK dan ketersediaan anggaran
Kementerian Kesehatan RI. Pada awal program ini berjalan, jumlah profesi
dokter sangat minim yang mengikuti program ini. Ini berdasarkan
pengumpulan data pada program Nusantara Sehat Gelombang kedua tahun
pertama, yaitu tahun 2015. Mengenai kualifikasi, jumlah secara keseluruhan,
pembayaran insentif gaji bagi tenaga kesehatan telah berjalan cukup baik.

Program Nusantara Sehat berfokus pada pelayanan promotif dan preventif


dengan persentase 70% dari seluruh kegiatan. Hal ini dilakukan mengingat
pada pelayanan kesehatan dasar, penyakit yang diderita oleh masyarakat pada
umumnya adalah penyakit akibat prilaku hidup yang tidak sehat, sehingga
menyebabkan penyakit. Bila hanya fokus mengobati tanpa adanya program
promosi dan preventif, maka tidak mustahil penyakit tersebut akan menjadi
wabah. Dari data yang diperoleh di lokasi Program Nusantara Sehat, awal Tim
Nusantara Sehat bertugas, mereka memetakan kondisi wilayah kerja,
selanjutnya membuat program.

Program Nusantara Sehat merupakan implementasi dari kebijakan


Evaluasi Program Nusantara Sehat sebagai bagian dari pemerintah dalam
mewujudkan Indonesia dengan fokus pada penguatan layanan primer di
Puskesmas. Dengan penguatan dan pemerataan akses pelayanan kesehatan
primer di DTPK, diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan mencegah kondisi kesakitan yang dapat mempengaruhi
kondisi bangsa secara keseluruhan, terutama bila terjadinya wabah. Dalam
perspektif pertahanan, wabah penyakit di suatu wilayah merupakan ancaman
nonmiliter yang potensial menggangu stabiitas negara. Kesenjangan
kesejahteraan juga menjadi pemicu gangguan stabilitas keamanan disuatu
daerah. Permasalahan yang berkaitan dengan kedaulatan bangsa dan negara
serta manajemen pengelolaan kawasan perbatasan, antara lain adanya
fenomena lunturnya rasa nasionalisme, baik yang disebabkan oleh sulitnya
jangkauan pembinaan serta peluang kegiatan ekonomi di negara tetangga.
Kesenjangan tingkat kesejahteraan penduduk perbatasan dibandingkan
dengan negara tetangga, seperti terjadi di Kalimantan dengan minimnya
sarana dan prasarana untuk mendukung pembangunan ekonomi dan 9
Moeldoko (2012) kesejahteraan sosial juga menjadi keadaan yang tidak
menguntungkan Adanya perubahan perilaku masyarakat menjadi masyarakat
yang lebih sehat dalam menajaga lingkungan sedikit banyak merupakan
bentuk tumbuhnya rasa cinta tanah air. Dengan adanya perhatian dan
pengabdian tenaga kesehatan Program Nusantara Sehat, yang secara tidak
langsung mewakili pemerintah, membuat msayarakat di DTPK lebih
merasakan manfaat pembangunan. Hasil ini lebih dirasakan oleh tenaga
kesehatan peserta program nusantara sehat. Selain adanya materi pendidikan
bela negara pada pembekalan pra tugas, kondisi wilayah, budaya masyarakat
setempat, dan tantangan dalam melaksanakan kegiatan semakin menambah
kecintaan pada bangsa dan negara. Sesuai nama programnya, pengabdian yang
mereka berikan selama dua tahun untuk membantu meningkatan derajat
kesehatan masyarakat di nusantara, merupakan salah satu bentuk sikap bela
negara.

DAFTAR PUSTAKA

Sari Novita (2019,April 27). Apa sih program nusantara itu?. Indosiana.
Diakses pada 24 Agustus 2020 melalui
https://www.indonesiana.id/read/51701/apa-sih-program-nusantara-
sehat-itu
https://nusantarasehat.kemkes.go.id/content/sekilas-nusantara-sehat
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/SPS
/article/download/130/114&ved=2ahUKEwiGtOGpkrTrAhUTfH0KHeO1
AxUQFjABegQIAhAB&usg=AOvVaw1DlYurYtGMAiTkCBtGn59l
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/SPS
/article/download/130/114&ved=2ahUKEwiGtOGpkrTrAhUTfH0KHeO1
AxUQFjABegQIAhAB&usg=AOvVaw1DlYurYtGMAiTkCBtGn59l
https://lifestyle.okezone.com/read/2020/01/16/481/2153842/ini-alasan-
program-nusantara-sehat-kurang-diminati-dokter
https://www.academia.edu › Makala...Hasil web(DOC) Makalah
Nusantara Sehat | andininur adivayamin - Academia ... penutup

Anda mungkin juga menyukai