NUSANTARA SEHAT
Disusun Oleh :
26-ULNA
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai program nusantara sehat.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah mengenai program nusantara sehat ini
dapat memberi manfaat ataupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Program Nusantara Sehat.
2. Untuk mengetahui tujuan dari Nusantara Sehat.
3. Untuk mengetahui persyarat yang memenuhi klasifikasi program
Nusantara sehat.
4. Untuk mengetahui target dari Program Nusantara Sehat.
5. Untuk mengetahui cara penanggulan masalah kesehatan di Indonesia
dengan program Nusantara Sehat
6. Untuk mengetahui keunggulan dari Nusantara Sehat
7. Untuk mengetahui kelemahan dari program Nusantara Sehat.
1.5 MANFAAT
Sebagai sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan
melakukan eksperimen tentang nusantara sehat.
Alasan ini semakin diperkuat oleh Permenkes No .75 tahun 2014 tentang
puskesmas. Pada pasal 7 (tujuh) dinyatakan bahwa dalam melakukan upaya
pembangunan kesehatan, puskesmas harus menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan, dan bermutu. Untuk
mewujudkan hal itu, maka dalam pendirian Puskesmas harus memenuhi
persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan,
kefarmasian dan laboratorium. Sehingga, dalam memaksimalkan upaya
pemerintah untuk menciptakan sistem pelayanan kesehatan secara nasional
melalui program Nusantara Sehat, dimana target wilayah kerjanya adalah
puskesmas-puskesmas di daerah terpencil, ketersediaan fasilitas kesehatan sangat
perlu dipertimbangkan, selain ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan.
Usman (2009) dalam hasil studinya mendapatkan sebuah realita bahwa dalam
kurun tahun 2000-2005, lokasi pembangunan fasilitas kesehatan baru, kebanyakan
ditempatkan di desa-desa yang tergolong sejahtera, yang pada umumnya menjadi
ibukota kecamatan. Adapun bentuk fasilitas kesehatan yang dikembangkan adalah
dalam kategori fix facility (fasilitas tetap, tidak bergerak). Karakteristik pelayanan
kesehatan pada kategori ini cenderung bersifat pasif, yang memicu tenaga
kesehatan setempat menjadi kurang proaktif. Lebih banyak menunggu kebutuhan
masyarakat.
Selain itu, UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 27 juga
memberikan pertimbangan tersendiri untuk meninjau kembali program Nusantara
Sehat 2015. Pasal 27 tersebut menguraikan bahwa tenaga kesehatan yang bertugas
di daerah tertinggal perbatasan dan kepulauan, serta daerah bermasalah kesehatan,
selain memperoleh perlindungan dalam pelaksanaan tugas, mereka juga berhak
memperoleh hak kenaikan pangkat istimewa.
Namun, jika merujuk pada Permenkes Republik Indonesia No. 23 tahun 2015
tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Berbasis Tim (Team Based) dalam
Mendukung Program Nusantara Sehat, tenaga kesehatan yang telah
berkontribusi, tidak memperoleh hak kenaikan pangkat istimewa sebagaimana
yang tertuang pada UU No. 36 pasal 27 tersebut.
Lahirnya program Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang telah lebih dulu dikeluarkan
oleh pemerintah, dapat menjadi bahan pembanding untuk menganalisis program
Nusantara Sehat ini. Kedua program tersebut setidaknya hampir memiliki
kesamaan misi, yaitu mendistribusikan tenaga kesehatan medis dan bidan di
daerah-daerah tertinggal, sebagaimana yang tertuang pada Permenkes No. 7 tahun
2013 tentang Pedoman Pengangkatan dan Penempatan Dokter dan Bidan sebagai
Pegawai Tidak Tetap.
Poin yang kedua, jika tenaga kesehatan tidak memperoleh hak kenaikan pangkat
istimewa yang bertugas pada daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan
(DTPK) serta pada Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK), maka kemungkinan
yang dapat terjadi adalah kurang maksimalnya pendistribusian para klinisi untuk
melibatkan diri sebagai tenaga kesehatan pada program tersebut. Sejumlah
penelitian menunjukkan tentang pentingnya pemberian reward kepada tenaga
kesehatan, terutama yang bertugas khusus di daerah terpencil/tertinggal.
Rumusan tersebut tentu menjadi acuan dalam merumuskan alternatif solusi terkait
lahirnya program Nusantara Sehat 2015 yang baru saja dilahirkan. Oleh karena
itu, penulis merekomendasikan 2 (dua) hal agar dalam penerapan kebijakan
Nusantara Sehat 2015 dapat memberikan manfaat yang lebih maksimal. Pertama,
niat baik pemerintah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan secara merata di
seluruh lapisan Indonesia melalui program Nusantara Sehat, perlu dilakukan
upaya serius untuk mewujudkannya. Secara konkrit, perlu alokasi dana khusus
untuk memaksimalkan program tersebut. Baik untuk pendistribusian tenaga
kesehatan yang berkualitas maupun untuk ketersediaan sarana dan fasilitas
pelayanan kesehatan yang akan menunjang pemberian pelayanan kesehatan.
Program Nusantara Sehat 2015 perlu ditinjau kembali untuk dapat memperhatikan
semua aspek demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Tidak hanya fokus pada
pendistribusian tenaga kesehatan ke daerah terpencil, tapi juga fokus pada
ketersediaan fasilitas yang akan menunjang dan memaksimalkan pelayanan
kesehatan di daerah tersebut, sebagaimana yang termaktub pada UUD 1945 dan
UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan. Selain itu, pemerintah juga
harus memberikan pangkat istimewa kepada para tenaga kesehatan yang telah
menjalankan tugas khusus pada daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan
(DTPK) dan daerah bermasalah kesehatan (DBK). Dengan demikian, pada
akhirnya akan memberikan kesimpulan sederhana bahwa tidak akan ada lagi
alasan tentang ketidakmerataan kesehatan di Indonesia. Rakyat Indonesia harus
sehat, dimanapun.
Tenaga NS adalah tenaga kesehatan muda yang masih berusia di bawah 30 tahun
dan belum menikah. Setelah melewati beberapa tahapan seleksi, tenaga kesehatan
yang terpilih ini selanjutnya dibekali berbagai pengetahuan, keterampilan, dan
pendidikan bela negara.
Komposisi tenaga kesehatan yang dikirim dalam satu tim minimal terdiri atas lima
jenis tenaga, yaitu dokter, perawat, bidan, dan dua tenaga kesehatan lainnya.
Tahun 2015 ini Kemenkes akan mengirim tim NS untuk mengabdi pada 120
puskesmas di 16 provinsi, di 44 kabupaten/kota.
Penugasan khusus tenaga kesehatan berbasis tim ini akan berlangsung dua tahun.
Tim NS angkatan pertama sebanyak 143 tenaga kesehatan telah diberangkatkan
pada Mei, angkatan kedua 553 orang akan dikirim pada Desember.
Saputra, Wiko. 2014. APBN Bidang Kesehatan dan Jaminan Sosial Kesehatan.
Jakarta: Prakarsa Riyadi, dkk. (2005). Laporan Kajian Kebijakan Perencanaan
Tenaga Kesehatan. Jakarta: Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Program Nusantara Sehat (NS) sudah dijalankan dan telah menjangkau lebih dari
2.162 Puskesmas di Daerah Perbatasan, terpencil, dan Kepulauan (DTPK) di 276
kabupaten atau kota
Sari Novita (2019,April 27). Apa sih program nusantara itu?. Indosiana. Diakses
pada 24 Agustus 2020 melalui https://www.indonesiana.id/read/51701/apa-sih-
program-nusantara-sehat-itu
LATAR BELAKANG
TUJUAN
SEKILAS PROGRAM
PENDEKATAN
PESERTA
Peserta program adalah para tenaga profesional kesehatan yang terdiri dari
dokter, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi,
dan tenaga kefarmasian, dengan persyaratan usia maksimal 35 tahun untuk
dokter dan dokter gigi dan 30 tahun untuk tenaga kesehatan lainnya serta
bersedia mengabdikan dirinya untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sesuai kebutuhan Kementerian Kesehatan.
Peserta Tim Nusantara Sehat melalui proses seleksi administrasi dan seleksi
psikologi (test psikologi, FGD, dan wawancara). Peserta yang lolos seleksi
adalah peserta yang memperlihatkan kemampuan sosialisasi dan
berkomunikasi yang baik, memperlihatkan inisiatif dan pengambilan
keputusan yang baik, serta berkomitmen terhadap tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
PROSES IMPLEMENTASI
STRENGHT (S)
WEAKNESS (W)
OPPORTUNITIES (O)
THREATS (T)
DAFTAR PUSTAKA
Sari Novita (2019,April 27). Apa sih program nusantara itu?. Indosiana.
Diakses pada 24 Agustus 2020 melalui
https://www.indonesiana.id/read/51701/apa-sih-program-nusantara-
sehat-itu
https://nusantarasehat.kemkes.go.id/content/sekilas-nusantara-sehat
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/SPS
/article/download/130/114&ved=2ahUKEwiGtOGpkrTrAhUTfH0KHeO1
AxUQFjABegQIAhAB&usg=AOvVaw1DlYurYtGMAiTkCBtGn59l
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://jurnalprodi.idu.ac.id/index.php/SPS
/article/download/130/114&ved=2ahUKEwiGtOGpkrTrAhUTfH0KHeO1
AxUQFjABegQIAhAB&usg=AOvVaw1DlYurYtGMAiTkCBtGn59l
https://lifestyle.okezone.com/read/2020/01/16/481/2153842/ini-alasan-
program-nusantara-sehat-kurang-diminati-dokter
https://www.academia.edu › Makala...Hasil web(DOC) Makalah
Nusantara Sehat | andininur adivayamin - Academia ... penutup