Anda di halaman 1dari 31

S u m b er D a ya

Keb ut u ha n
P e r e n c a n a a n
Un t uk
am K e se h a t an
Pr og r ELO MPOK 4 IKM B
OLEH K

i, S.KM.,M.Sc
lvera Noviyan
gampu: A
Dosen Pen
Meet Our Team

1. Fany Gracia Br Purba (10011182126035) 6. Ayu Anggraeni (10011282126084)


2. Aisyah Balqis M Torik (10011282126076) 7. Melvi Kurnia Asfitri (10011182126013)
3. Athalaura Shakra Purna (10011282126099) 8. Rina Febriana (10011382126181)
4. Thifal Khalida Salsabila (10011282126100) 9. Nur Zahrotul Auliya (10011382126180)
5. Rizky Annisya Nahly (10011382126189) 10. Dea Aulia Handayani (10011282126104)
Kebutuhan
01 sarana/peralatan/logistik untuk
perencanaan Program Kesehatan
Pengertian Sumber Daya Untuk Perencanaan

Topik
Kesehatan
Jenis-Jenis Sarana
Jumlah Sarana
Sumber dan Rencana Pemanfaatan

Bahasa n
Kebutuhan Tenaga untuk
02 perencanaan program kesehatan
Macam-Macam Tenaga
Jumlah Tenaga
01

Kebutuhan sarana/peralatan/logistik
untuk perencanaan Program
Kesehatan
Pengertian Sumber Daya
Untuk Perencanaan
Program Kesehatan
Perencanaan merupakan proses untuk mencapai tujuan dalam suatu
kegiatan. Contohnya perencanaan sumber daya pada program

kesehatan, dimana sumber daya tersebut berperan dalam suatu


organisasi yang secara komprehensif dan saling mendukung

berbagai kegiatan perencanaan, pelatihan dan pelaksanaan

kegiatan tenaga kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya.

Pada perencanaan sumber daya menetapkan jenis, jumlah,


kualifikasi dan persebaran tenaga kesehatan sesuai dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan,
Tujuan dari perencanaan sumber daya kesehatan secara khusus
untuk menghasilkan tenaga kesehatan dengan kualifikasi:

Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di


bidang promosi kesehatan
Mampu mengidentifikasi dan merumuskan solusi atas
permasalahan pengembangan dan pengelolaan sumber daya
tenaga kesehatan
Mengembangkan efektivitas profesional yang ditunjukkan dengan
analisis yang tajam terhadap masalah kesehatan, dan melakukan
advokasi pada program kebijakan kesehatan dalam konteks
pengembangan dan manajemen SDM di bidang kesehatan.
Jumlah
Sarana
Berdasarkan laporan Statistik Indonesia, terdapat 11.874 unit sarana
kesehatan di Indonesia pada tahun 2021. Jumlah ini naik 1,27%
dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 11.724 unit.
Rinciannya, terdapat 8.905 unit poliklinik di seluruh Indonesia. Jumlah
ini berkurang 0,53% dibandingkan 2020 yang sebanyak 8.858 unit.

Selanjutnya, terdapat 2.617 unit rumah sakit di dalam negeri. Jumlah


ini naik 5,90% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 2.471
unit. Kemudian, terdapat 352 unit rumah bersalin di Indonesia.
Jumlah ini berkurang 10,88% dibandingkan tahun sebelumnya yang
sebanyak 395 unit.

Jenis-Jenis
Sarana
1. Balai pengobatan 9. Praktik bidan
2. Pusat kesehatan masyarakat 10. Toko obat
3. Rumah sakit umum 11. Apotek
4. Rumah sakit khusus 12. Pedagang besar farmasi
5. Praktik dokter 13. Pabrik obat dan bahan obat
6. Praktik dokter gigi 14. Laboratorium
7. Praktik dokter spesialis 15. Sekolah dan akademi kesehatan
8. Praktik dokter gigi spesialis 16. Balai pelatihan kesehatan, dan sarana
kesehatan lainnya.
Jumlah
Sarana

Sarana/logistik untuk kebutuhan perencaanan program


kesehatan yaitu, diantaranya :
1. Tenaga kesehatan profesional
2. Biaya yang tersedia
3. Obat-obatan dan alat kesehatan
4. Metode atau standar operation
Sumber dan Rencana
Pemanfaatan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan fasilitas


pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat
inap, kunjungan rumah oleh petugas kesehatan ataupun bentuk
kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut yang
didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan,
penerimaan masyarakat, dan kewajaran, mudah dicapai oleh
masyarakat, terjangkau serta bermutu (Azwar, A., 2010).
Menurut Lavey dan Loomba (1973) yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan Kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan Kesehatan serta perseorangan (Davi, M., 2016)

Pelayanan kesehatan masyarakat (public health service) adalah


bagian dari pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit dengan
sasaran utamanya adalah mayarakat.
Pelayanan kesehatan harus memiliki syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud adalah :

a. Tersedia dan Berkesinambungan


Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan tersebut harus
tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous)
b. Dapat Diterima dan Wajar
Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah yang dapat diterima (acceptable) oleh
masyarakat serta bersifat wajar (appropriate)
c. Mudah Dicapai
Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh
masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi.
d. Mudah Dijangkau
Syarat pokok keempat pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dijangkau (affordable) oleh
masyarakat. Pengertian keterjangkauan yang dimaksudkan yaitu dari sudut biaya.
e. Bermutu
Pelayanan kesehatan yang baik adalah yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud disini
adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
02

Kebutuhan Ten ag a U ntuk


Perencan aa n P rogra m
Kesehatan
Macam-Macam Tenaga
Berdasarkan UU nomor 36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan,
menyebutkan bahwasannya tenaga kesehatan adalah bagian dari SDMK.

Tenaga tersebut terdiri dari tenaga medis, tenaga psikologi


klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasiaan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik,
tenaga keteknisian medis, tenaga biomedika, tenaga
kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan lainnya. Hal
tersebut bisa dijadikan sebagai pedoman program
perencanaan kesehatan untuk memilih tenaga medis apa saja
yang di butuhkan dalam menjalankan kegiatan.
Jumlah Tenaga
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri di bidang kesehatan dan
memiliki pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidikan kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas A

Tenaga Medis (Jumlah Minimal)


- 18 dokter umum untuk pelayanan medik dasar
- 4 dokter gigi umum
- 6 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar
- 3 dokter spesialis untuk setiap pelayanan spesialis penunjang;
- 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis;
- 2 dokter subspesialis; dan
- 1 dokter gigi spesialis.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas A

Tenaga Kefarmasian (Jumlah Minimal)


- 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit
- 5 apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu minimal 10 tenaga teknis kefarmasian
- 1 apoteker di instalasi gawat darurat;
- 5 apoteker dirawat inap dibantu minimal 10 tenaga teknis kefarmasi
- 1 apoteker di ruang ICU dibantu minimal 2 tenaga teknis kefarmasian;
- 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi
- 1 apoteker sebagai koordinator produksi juga melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat
inap atau rawat jalan.

Tenaga keperawatan menyesuaikan dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat inap.
Tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan menyesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan rumah sakit.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas B

Tenaga Medis (Jumlah Minimal)


- 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar
- 3 dokter gigi umum untuk pelayanan gigi mulut
- 3 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar
- 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang
- 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain
- 1 dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis
- 1 dokter gigi spesialis untuk pelayanan medik spesialis gigi mulut.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas B

Tenaga Kefarmasian (Jumlah Minimal)


- 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit
- 4 apoteker yang bertugas dirawat jalan dibantu minimal 8 orang tenaga teknis kefarmasian
- 4 apoteker dirawat inap dibantu minimal 8 tenaga teknis kefarmasian
- 1 apoteker di instalasi gawat darurat dibantu minimal 2 tenaga teknis kefarmasian
- 1 apoteker di ruang ICU dibantu minimal 2 tenaga teknis kefarmasian
- 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik
- 1 apoteker sebagai koordinasi produksi yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi
klinik.

Tenaga keperawatan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat
inap.
Jumlah tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan rumah sakit.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas C

Tenaga Medis (Jumlah Minimal)


- 9 dokter umum untuk pelayanan medik dasar
- 2 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut
- 2 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar
- 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang
- 1 dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas C

Tenaga Kefarmasian (Jumlah Minimal)


- 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit
- 2 apoteker yang bertugas di rawat jalan dibantu minimal 4 orang tenaga teknis
kefarmasian
- 4 apoteker di rawat inap dibantu minimal 8 tenaga teknis kefarmasian
- 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi sekaligus melakukan
pelayanan farmasi di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.

Tenaga keperawatan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tempat tidur pada instalasi
rawat inap dengan perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur.
Jumlah tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan rumah sakit.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Umum Kelas D
Tenaga Medis (Jumlah Minimal)
- 4 dokter umum untuk pelayanan medik dasar
- 1 dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut
- 1 dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar.

Tenaga Kefarmasian (Jumlah Minimal)


- 1 apoteker sebagai kepala instalasi farmasi rumah sakit
- 1 apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang dibantu minimal 2 orang tenaga
teknis kefarmasian
- 1 apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi sekaligus melakukan
pelayanan farmasi di rawat inap atau rawat jalan (dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian)

Tenaga keperawatan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah tempat tidur pada instalasi rawat
inap dengan perbandingan 2 perawat untuk 3 tempat tidur.
Jumlah tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan
pelayanan rumah sakit.
Sumber Daya Manusia Rumah Sakit Tipe Khusus

Sumber daya manusia di Rumah Sakit Tipe Khusus disesuaikan dengan


kebutuhan pelayanan rumah sakit.

Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap

A.Puskesmas Kawasan Perkotaan (31 orang), terdiri dari:


2 dokter umum
1 dokter gigi
8 perawat
7 bidan
2 tenaga kesehatan masyarakat
1 tenaga kesehatan lingkungan
1 ahli teknologi laboratorium medik
2 tenaga gizi
2 tenaga kefarmasian
3 tenaga administrasi
2 pekarya.
Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap

B. Puskesmas Kawasan Pedesaan (27 orang), terdiri dari:


2 dokter umum
1 dokter gigi
8 perawat
7 bidan
1 tenaga kesehatan masyarakat
1 tenaga kesehatan lingkungan
1 ahli teknologi laboratorium medik
2 tenaga gizi
1 tenaga kefarmasian
2 tenaga administrasi
1 pekarya.
Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap

C. Puskesmas Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil (27 orang), terdiri dari:
2 dokter umum
1 dokter gigi
8 perawat
7 bidan
1 tenaga kesehatan masyarakat
1 tenaga kesehatan lingkungan
1 ahli teknologi laboratorium medik
2 tenaga gizi
1 tenaga kefarmasian
2 tenaga administrasi
1 pekarya.
Sumber Daya Manusia Puskesmas Non Rawat Inap

A.Puskesmas Kawasan Perkotaan (22 orang) terdiri dari:


1 Dokter atau dokter layanan primer
1 Dokter Gigi
5 Perawat
4 Bidan
2 Tenaga Kesehatan Masyarakat
1 Tenaga Kesehatan Lingkungan
1 ahli Teknologi Laboratorium Medik
1 Tenaga Gizi
1 Tenaga Kefarmasian
3 Tenaga Administrasi
2 Pekarya.
Sumber Daya Manusia Puskesmas Non Rawat Inap

B. Puskesmas Kawasan Pedesaan (19 orang) terdiri dari:


1 Dokter atau dokter layanan primer
1 Dokter Gigi
5 Perawat
4 Bidan
1 Tenaga Kesehatan Masyarakat
1 Tenaga Kesehatan Lingkungan
1 Ahli Teknologi Laboratorium Medik
1 Tenaga Gizi
1 Tenaga Kefarmasian
2 Tenaga Administrasi
1 Pekarya
Sumber Daya Manusia Puskesmas Non Rawat Inap

C.Puskesmas Kawasan Terpencil dan sangat Terpencil (19 orang) terdiri dari:
1 Dokter atau dokter layanan primer
1 Dokter Gigi
5 Perawat
4 Bidan
1 Tenaga Kesehatan Masyarakat
1 Tenaga Kesehatan Lingkungan
1 Ahli Teknologi Laboratorium Medik
1 Tenaga Gizi
1 Tenaga Kefarmasian
2 Tenaga Administrasi
1 Pekarya
Daftar Pustaka
Hasiuan , R. (2021). PERENCANAAN dan EVALUASI Kesehatan Masyarakat. Jawa Tengah: PT. Nasya Expanding
Management.

Permatasari, P., & Widodo, d. S. (2021). PERENCANAAN DAN EVALUASI KESEHATAN. Yogyakarta: PENERBIT DEEPUBLISH
(CV BUDI UTAMA).

Direktorat Statistik Publikasi. (2022). STATISTIK INDONESIA 2022. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Hasibuan, Rapotan. (2021). Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.

Hamidiyah, A. (2015). Hubungan Persepsi Pasien tentang Kualitas Pelayanan dengan Minat Kunjungan Ulang di Klinik
Umum Rumah Sakit Bhineka Bakti Husada Kota Tangerang Selatan Tahun 2013. (Skripsi), UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta.

Scribd.com. 28 Mei 2012. Sumber Daya Kesehatan. Diakses pada 24 September 2022, dari
https://id.scribd.com/doc/95064888/SUMBER-DAYA-KESEHATAN

PERMENKES No. 33 tahun 2015


Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
Permenkes RI No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai