Anda di halaman 1dari 41

Latihan Penyusunan AMDAL

BAB III
METODE STUDI

3.1 Metode Pengumpulan dan Analisis Data


Deskripsi rona lingkungan hidup menguraikan data dan informasi yang
terkait atau relevan dengan dampak yang mungkin terjadi. Data yang akan
dikumpulkan disesuaikan dengan komponen lingkungan (geofisik-kimia, biologi,
serta sosial ekonomi dan budaya) yang diprakirakan akan terkena dampak dari
pembangunan Gedung SGLC Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
Dalam deskripsi tersebut didasarkan data dan informasi primer dan/atau
sekunder untuk mendukung aspek rona yang aktual dan valid. Selain itu
pengumpulan data yang dilakukan juga memperhatikan distribusi keterwakilan
data baik secara spasial maupun temporal sehingga proses pengumpulan data
ditunjukkan dalam memperkuat terhadap analis-analisis yang diperlukan dalam
mendukung rencana pembangunan gedung SGLC. Tabel 3.1 di bawah ini
menunjukkan jenis data yang dikumpulkan dalam kegiatan ini.
Tabel 3.1 Kebutuhan Analisis Data

No Data Sumber Data


1 Plan of Development (POD) Fakultas Teknik UGM
2 Peta Rupa Bumi Indonesia Badan Informasi Geospaial
sebagian Kabupaten Sleman
3 Peta RTRW Kabupaten Dinas Pertanahan dan Tata Ruang
Sleman Kabupaten Sleman
3 Peta geologi lembar Badan Geologi Kementerian ESDM
Yogyakarta
4 Data iklim Stasiun Klimatologi, Meteorologi dan
Geofsika Sleman
5 Peta jenis tanah Balai Penelitian Tanah
6 Data demografi Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman
7 Hasil studi lainnya Instansi terkait
Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data (2020)

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-1
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Pengumpulan data primer dilakukan secara langsung dengan cara


pengambilan contoh, pengamatan, dan pengukuran di lapangan. Pemilihan alat
yang digunakan untuk pengambilan data primer didasarkan atas pertimbangan
jenis parameter yang diukur dan metode analisis yang digunakan.

3.1.1 Komponen Geofisik Kimia


3.1.1.1 Kebisingan
A. Pengumpulan Data
Pengukuran tingkat kebisingan di lapangan dilakukan dengan
menggunakan peralatan sound level meter. Pengukuran dilakukan
selama 10 menit untuk setiap lokasi pengukuran dengan pembacaan
dilakukan setiap 5 detik. Hasil pengukuran kebisingan dapat langsung
diketahui (direct reading). Pelaksanaan pengukuran tingkat kebisingan
akan dilakukan pada 24 jam untuk menggambarkan rona awal dan
dianggap mewakili kondisi di dalam dan di sekitar kawasan tapak
proyek. Adapun lokasi pengambilan sampel adalah di tapak proyek,
pemukiman sekitar yaitu Pedukuhan Pogung Kidul. Tabel 3.2 di
bawah ini parameter pengukuran aspek kebisingan
Tabel 3.2 Pengukuran dan Analisis Tingkat Kebisingan

N
Parameter Satuan Alat/Metode Pengukuran Metode Analisis
o
1 Kebisingan*) dBA Sound Level Metres LSM
Sumber: KepMen LH Nomor 48 Tahun 1996

B. Analisis Data
.Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan oleh Laboratorium yang
telah terakreditasi KAN. Hasil analisis laboratorium akan dilakukan
evaluasi lebih lanjut dan dibandingkan dengan baku mutu menurut
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/MenLH/II/1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-2
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Tingkat kebisingan terukur akan disesuaikan ke dalam skala


kualitas lingkungan bagi tingkat kebisingan seperti yang disajikan pada
Tabel 3.3 di bawah ini.
Tabel 3.3 Pengukuran dan Analisis Tingkat Kebisingan

Tingkat Kebisingan (dB(A))


Skala Kualitas Terus Menerus
Lingkungan Sesaat pada Suatu Sering pada
pada beberapa
Waktu Beberapa Tempat
Tempat
5 60 ≥ 55 ≥ 52 ≥
4 61 – 70 56 – 63 53 – 59
3 71- 80 64 – 71 60 – 64
2 81 – 90 72 - 82 65 - 77
1 91 ≤ 91 ≤ 91 ≤
Sumber: Canter & Hill, 1990

3.1.1.2 Udara
A. Pengumpulan Data
Data primer akan diperoleh melalui survei lapangan dengan cara
melakukan pengukuran parameter Particulate Matter-10 (PM-10) di
lokasi area tapak pembangunan gedung SGLC dan area pemukiman
tempat sekitar lalul-intas mobilisasi proyek pembangunan gedung
SGLC yang di sesuaikan dengan arah angin dominan, pengambilan
contoh uji dan Analisis contoh uji di lakukan dengan Acuan sebagai
berikut:

No Standar Tentang
1. SNI 19-7119.6-2005 Metoda penentuan lokasi
pengambilan sampel udara
ambien
2. SNI 7119.15:2016 Metoda analisis PM-10 secara
gravimetri

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-3
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

B. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan terhadap pengukuran parameter
Particulate Matter 10 dan dilakukan konversi kedalam skala indeksx
kualitas udara, yang selanjutnya dibandingkan dengan tabel Skala
Kualitas Lingkungan untuk parameter tersebut.

Tabel 3.18 Skala Index Kualitas Udara

Indeks PM10
(24 jam)
50 50
100 150
200 350
300 420
400 500
500 600

Cara Perhitungan Index Kualitas Udara menggunakan persamaan


berikut:
Ia - Ib
IKU = ------------ (Xx – Xb) + Ib
Xa - Xb

IKU = Indeks Kualitas Udara Hasil Perhitungan


Ia = IKU batas atas
Ib = IKU Batas bawah
Xa = ambien batas atas
Xb = ambien batas bawah
Xx = Kandungan gas / pencemar di udara ambien

Tabel 3. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Udara

Parameter Skala Kualitas Lingkungan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-4
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Lingkungan 1 2 3 4 5

PM-10 1 – 50 51 – 100 101 – 199 200 – 299 > 300

1= Baik, 2= Sedang, 3= Tidak sehat, 4= Sangat Tidak sehat, 5= Berbahaya

3.1.1.3 Iklim
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data terkait aspek klimatologi dilakukan pengukuran
secara langsung dan juga dilakukan dengan menggunakan dan
memanfaatkan data curah hujan yang dikeluarkan oleh Stasiun BMKG
Yogyakarta dalam keperluan analisis kondisi iklim di sekitar lokasi
tapak proyek.

B. Analisis Data
Untuk mengetahui tipe iklim di daerah studi dilakukan analisis terhadap
data iklim (data sekunder) dengan menggunakan sistem Klasifikasi Schmidt
dan Ferguson (Wisnubroto dkk., 1983). Klasifikasi ini didasarkan atas
periode bulan basah dan bulan kering menurut kriteria klasifikasi Mohr.
Menurut Mohr (Wisnubroto dkk., 1983) terdapat 3 penggolongan iklim, yaitu
bulan basah (curah hujan > 100 mm), bulan lembab (curah hujan antara 60 -
100 mm) dan bulan kering (curah hujan < 60 mm). Klasifikasi iklim menurut
Schmidt dan Ferguson dihitung berdasarkan atas persamaan Nilai Rasio Q,
yang dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-5
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Gambar 3.1 Penentuan Tipe Iklim Berdasarkan Klasifikasi Schimdt Fergusson

Hasil pengumpulan data terkait aspek klimatologi dilakukan


pengukuran secara langsung dan juga dilakukan dengan menggunakan
dan memanfaatkan data curah. Hasil dari dari pengolahan data curah
hujan dan beberapa data lainnya yang dikumpulkan kemudian
dilakukan penyusunan kondisi skala kualitas lingkungan komponen
iklim yang dinyatakan pada Tabel 3. 4 di bawah ini.

Tabel 3.5 Pengukuran dan Analisis Komponen Udara


3.1.1.4

Kualitas Air
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data kualitas air permukaan dilakukan dengan
pengambilan sampel kualitas air permukaan di air Saluran sungai kali
code yang akan menjadi badan air penerima limbah cair dan saluran
drainase FT UGM. Sampel air permukaan diambil oleh petugas

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-6
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

laboratorium terakreditasi untuk kemudian dilakukan analisa berbagai


parameter uji sesuai dengan PP no 82 tahun 2001 lampiran kualitas air
permukaan untuk berbagai kelas air. Parameter kunci yang jadi
pengamatan pada kualitas air permukaan adalah kandungan BOD,
COD, TSS, Amonia, Nitrat dan nitrit, MBAS serta mikroorganisme.
Parameter tersebut ditentukan sebagai pembanding terhadap
karakteristik cemaran air limbah yang dihasilkan selama masa
pembangunan dan operasional Gedung Smart and Green Learning
Center didominasi oleh air limbah domestic staf dan civitas akademi
yang mencapai 90% dari total timbulan limbah cair gedung.

B. Analisis Data
Analisis data kualitas air permukaan yaitu dengan cara analisis
laboratorium secara duplo, kemudian dibandingkan dengan baku mutu.
Kualitas air permukaan mengacu Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun
2001, tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
yang ditunjukkan pada Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.6 Parameter Pengukuran Kualitas Air

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-7
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Hasil pengukuran sampel air kemudian dikonversin menjadi status kualitas


lingkungan dengan metode pembobotan menggunakan kriteria yang
ditunjukan pada Tabel 3.7 di bawah berikut.

Tabel 3.7 Kriteria Skala Kualitas Lingkungan pada Aspek Kualitas Air

3.1.1.5 Hidrologi Permukaan


A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk perhitungan hidrologi di dapat dari data
sekunder meliputi curah hujan harian, jenis dan luas penggunaan
lahan, tekstur tanah, permeabilitas/infiltrasi tanah (BMKG).
B. Analisis Data
Analisis Intensitas Curah Hujan
Besarnya intensitas hujan tergantung pada durasi curah hujan,
beberapa prosedur untuk menentukan debit puncak banjir adalah
dengan mengasumsikan intensitas hujan yang konstan. Intensitas curah
hujan rencana merupakan besarnya curah hujan yang terjadi pada
kurun waktu di mana air tersebut berkonsentrasi. Rumus menghitung
intensitas curah hujan dari hasil perhitungan distribusi frekuensi yang
sudah terpilih, menggunakan rumus Mononobe sebagai berikut :

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-8
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Limpasan Air Permukaan


Perkiraan kenaikan air larian yang disebabkan oleh pendirian suatu
bangunan di lahan tertentu dapat dihitung dengan metode Rasional
yang digunakan adalah:

Penentuan nilai kooefisien pengaliran dilakukan dengan mengacu


terhadap kondisi karakteristik penggunaan lahan yang terdapat di
sekitar lokasi tapak dalam menentukan nilai koefisien C yang
digunakan dalam menganalisis limpasan atau run off yang terdepat di
permukaan. Tabel 3.8 di bawah ini merupakan nilai faktor koefisien C.

Tabel 3.8 Koefisien Pengaliran (C)

Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data (2020)

Analisis Saluran
Ada beberapa bentuk penampang melintang saluran terbuka yang
umum dilaksanakan, yaitu penampang trapesium, penampang tunggal
persegi dan penampang berganda. Pada penampang melintang saluran

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-9
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

berbentuk persegi dengan lebar dasar B dan kedalaman air h, luas


penampang basah A, dan keliling basah P, dapat ditulis sebagai
berikut:

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-10
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Perolehan nilai n yang merupakan


kooefisien manning ditentukan sesuai dengan karakteristik saluran yang
terbangun. Tabel 3.9 di bawah ini merupakan nilai harga dari koefisien manning.

Tabel 3.9 Nilai Harga Kooefisien Manning

Penentuan saluran perlu dilaukan juga dengan mempertimbangkan kondisi


tinggi jagaan saluran yang disesuaikan dengan hasil pengukuran debit. Hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya limpasan pada saluran karena kemampuan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-11
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

saluran secara volumetric tidak sesuai dengan kondisi debit saluran. Tabel 3.10 di
bawah ini merupakan tinggi jagaan untuk saluran.

Tabel 3.10 Tinggi Jagaan untuk Saluran

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-12
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

3.1.1.6 Geologi
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui pengambilan data sekunder.
Data sekunder untuk memberikan gambaran kondisi geologi di lokasi
tapak pembangunan gedung SGLC . Data sekunder diperoleh dari
literatur baik peta geologi, peta hidrogeologi, maupun peta-peta
lainnya serta data publikasi hasil penelitian terdahulu. Untuk
melengkapi bahasan rona geologi, akan dilakukan observasi lapang,
mengikuti lokasi pengamatan tanah

B. Analisis Data
Analisis data geologi melalui interpretasi dari peta-peta yang
tersedia dan didukung oleh data publikasi. Analisis data tersebut
diperlukan untuk menggambarkan kondisi geologi regional dan
setempat, yaitu:
 Litologi (mendeskripsikan ciri dan komposisi mineral
pembentuk batuan,menentukan batas masing-masing satuan
batuan).

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-13
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

 Stratigrafi (masa pembentukan, batas dan hubungan satuan


batuan, serta kedudukannya dalam kolom stratigrafi).
 Struktur (struktur pelapisan serta gejala-gejala struktur geologi
lainnya)

3.1.1.7 Tanah
Data dan informasi sifat fisik tanah, panjang lerang, ketinggian
tempat, bentuk lahan adalah data primer yang perlu dikumpulkan dan
untuk mendukung kajian erosi tanah, sedimentasi dan limpasan
permukaan/air larian. Parameter lingkungan lainnnya yang diperlukan
kebanyakan data sekunder (studi pustaka, pengukuran peta dll) yaitu jenis
tutupan lahan, curah hujan dan teknik pengelolaan tanah yang
dilaksanakan oleh masyarakat sekitar lokasi kegiatan. Selain itu diperlukan
data/parameter pendukung yaitu data fisiografi/topografi lahan dan
penutupan lahan eksisting yang ditunjukkan pada Tabel 3.11 di bawah ini.

Tabel 3.11 Parameter yang Diperlukan dalam Analisis Kondisi Tanah

Parameter Metode Metode Alat yang


No Satuan
Lingkungan Pengumpulan Analisis Digunakan
1 Bentuk lahan - Interpretasi citra, Deskriptif Perangkat lunak
peta geologi, dan GIS

pengamatan di
lapangan
2 Elevasi mdpl Pengukuran di Langsung Altimeter, GPS
Medan lapangan Geodetik
3 Kelas Lereng - Pengukuran pada Klasifikasi Perangkat lunak
data elevasi kelas lereng GIS
dengan
piksel
3 Panjang M Pengukuran di Langsung Laser disto,
Lereng lapangan meteran

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-14
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Parameter Metode Metode Alat yang


No Satuan
Lingkungan Pengumpulan Analisis Digunakan
4 Penggunaan - Analisis GIS, Analisis Perangkat lunak
Lahan Interpretasi GIS GIS
5 Curah hujan mm
6 Jenis tanah - Informasi peta Interpretasi Peta tanah,
tanah dan analisis dan analisis Perangkat lunak
di lapangan parametetri GIS,
k Pengukuran
langsung
7 Kemiringan M Survei Lapangan Pengukuran Abney level,
saluran Lapangan laser disto,
Perangkat lunak
GIS
8 Dimensi - Survei Lapangan Pengukuran Abney level,
saluran Lapangan laser disto,
Perangkat lunak
GIS
Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data (2020)

A. Pengumpulan Data
Data primer tanah diperoleh dengan cara melakukan pengamatan
lapang dan pengambilan contoh tanah. Pengamatan lapang ditujukan
untuk mengetahui kedalaman solum tanah dan batuan induk tanah.
Pengambilan contoh tanah dilakukan sebagai bahan analisis
laboratorium untuk mengetahui sifat fisik dan kimia tanah.
Pengamatan lapang tanah dilakukan dengan membuat profil tanah
dengan cara menggali penampang tanah hingga kedalaman tertentu
atau membor tanah dengan bor yang tersedia (bor belgi). Hasil
pemboran tanah diletakkan sedemikian rupa sehingga penampang
tanah terlihat atau tanah hasil pemboran terjajar sesuai kedalaman.
Selanjutnya dilakukan pengukuran kedalaman solum tanah dengan
meteran yang tersedia.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-15
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Contoh tanah utuh diambil dengan menggunakan ring contoh pada


kedalaman tanah yang diinginkan untuk dianalisis. Contoh tanah
terganggu diambil secara komposit dari semua kedalaman lapisan
tanah. Parameter dan metode pengukuran sifat fisik dan kimia tanah
disampaikan pada Tabel 3.3.

Tabel 3.12 Parameter yang Diperlukan dalam Analisis Kondisi Tanah

Metode Pengumpulan Alat yang


No Parameter
dan Analisis Digunakan
a Sifat Fisik Tanah
1 Ketebalan Pengamatan di lapangan Meteran
2 Tekstur Analisis laboratorium Pipet, oven
timbangan
3 Permeabilitas Contoh tanah utuh dengan Ring sampel, gelas
pengukuran konduktivitas ukur
hidraulik pada keadaan
jenuh di laboratorium
4 Porositas total dan Analisis laboratorium, Ring sampel, gelas
kurva pF contoh tanah utuh, pompa ukur, pompa isap,
isap dengan barometer timbangan, oven
5 Bobot isi Analisis laboratorium, Ring sampel, oven,
metode gravimetri dan timbangan
6 Struktur Pengamatan di lapangan -

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-16
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

7 Agregat dan Pengamatan di lapangan, Ring sampel, oven,


stabilitas tanah analisis laboratorium dan timbangan
b Sifat Kimia Tanah
1 Bahan Organik Bahan Organik Titrasi
2 Redoks Tegangan listrik pH Meter
3 pH H2O dan pH Elektrokunduktimetri pH meter
KCL
4 Elektrokonduktivitas Elektrokunduktimetri Elektrokunduktimeter
5 C Walkey dan Black Titrasi
6 P Spektrofotometri Spektrofotometer
7 N Kjeldahl Titrasi
8 Ca, Mg, K,Na Spektrofotometri Spektrofotometer
Sumber: Hasil pengolahan dan analisis data (2020)

B. Analisis Data
Data Sekunder berupa peta yang tersedia akan dianalisis dengan
cara interpretasi untuk menentukan jenis tanah, satuan lahan, kelereangan,
dan sebarannya. Untuk data hasil pengamatan lapangan dan analisis
laboratorium yang telah disusun dalam bentuk tabel yang akan dianalisis
untuk menilai status kualitas fisik dan kimia tanah yang dipergunakan
dalam perencanaan pembangunan gedung SGLC.

3.1.2 Komponen Biologi


3.1.2.1 Plankton dan Benthos
A. Pengumpulan Data
Lokasi pemantauan yang akan dilakukan di Sungai Code di bagian
upstream dan downstream sekitar tapak proyek. Alat yang digunakan yaitu
plankton net dan grab sample. Pengambilan planton sesuai SNI 13-4717-
1998 dan benthos SNI 13-4718-1998 serta Analisa di Laboratorium yang
terakreditasi
B. Analisis Data
Analisis struktur komunitas ditentukan oleh indeks keanekaragaman
(H’). Indeks keanekaragaman atau keragaman (H’) menyatakan
keadaan populasi organisme secara matematis agar mempermudah
Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green
III-17
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

dalam menganalisis informasi jumlah individu masing-masing dalam


suatu komunitas habitat dasar (Odum 1971). Indeks keragaman yang
paling umum digunakan adalah indeks Shannon-Wiener (Odum 1971;
Krebs 1985 in Magurran 1988) dengan rumus:

Indeks keseragaman
Dimana
H’ = Indeks keanekaragaman;
ni = nilai penting masing-masing jenis
N = nilai penting semua jenis.
Indeks keanekaragaman digolongkan dalam kriteria sebagai berikut

Tabel 3.13 Skala Kualitas Lingkungan Komponen Biologi

No Parameter Skala Kualitas Lingkungan


1 2 3 4 5
1
Indeks Diversitas
0 – 0,5 0,5 – 1 1–2 2–3 >3
Shannon Wiener
Keanekaragaman tinggi. 1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 =
Sangat Baik
(Sumber: Soerjani, 1989)

3.1.2.2 Flora
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan dengan melakukan perhitungan untuk setiap jenis vegetasi
yang ada

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-18
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

B. Analisis Data
Analisis flora darat pada daerah pengamatan dapat diketahui jumlah
jenis flora yang ditemukan dengan melakukan survey/pencacahan.
Batasan nilai rentangan skala kualitas lingkungan untuk keragaman
flora darat/ vegetasi pohon yang ditunjukkan pada Tabel 3.12 di
bawah ini.
Tabel 3.14 Skala Lingkungan Kualitas Lingkungan Aspek Flora

No Parameter Skala Kualitas Lingkungan


1 2 3 4 5
1 Keragaman Terdapat Terdapat Terdapat
Terdapat Terdapat
Flora 6 – 10 11 – 20 21 – 30
1 – 2 jenis > 30 jenis
jenis jenis jenis
Keterangan :
1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik

(Sumber : L.W. Center & L.G. Hill, 1981)

3.1.3 Komponen Sosial, Ekonomi dan Budaya


3.1.3.1 Kesempatan Kerja
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner, kamera, perekam
suara. Pemilihan responden untuk wawancara aspek sosial akan
diintegrasikan dengan kegiatan wawancara untuk menggali data &
informasi aspek kependudukan dan sosial ekonomi masyarakat di wilayah
studi.
Untuk menentukan respoden penelitian menggunakan metode
purposive sample dan untuk menentukan jumlah responden atau sampel
penelitian menggunakan rumus slovin. Jumlah responden di wilayah studi
sebanyak 140 responden (KK) sudah termasuk informan kunci seperti

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-19
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Kepala Desa/Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan tenaga kesehatan yang di


wilayah studi.
B. Analisis Data
Analisis tingkat kesempatan kerja diperoleh dengan memproyeksikan
data serapan tenaga kerja yang diperoleh berdasarkan dari hasil pelibatan
masyarakat yang terdampak. Selanjutnya jumlah tenaga kerja yang
diharapkan oleh masyarakat akan dianalisis secara deskriptif naratif.

3.1.3.2 Peningkatan Kesepatan Berusaha


A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner, kamera, perekam
suara. Pemilihan responden untuk wawancara akan diintegrasikan dengan
kegiatan wawancara untuk menggali data & informasi aspek kependudukan
dan sosial ekonomi masyarakat di sekitaran tapak proyek
Untuk menentukan responden penelitian menggunakan metode purposive
sample dan untuk menentukan jumlah responden atau sampel penelitian
menggunakan rumus slovin. Jumlah responden di wilayah studi sebanyak 140
responden (KK) sudah termasuk informan kunci seperti Kepala
Desa/Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan tenaga kesehatan yang di wilayah
studi.

B. Analisis Data
Pada analisis peningkatan kesempatan dalam berusaha dengan menghitung
jumlah penambahan unit usaha yang pengambilannya dengan menggunakan
data primer dari lokasi sekitar tapak proyek kemudian di deskripsikan secara
deskriptif naratif

3.1.3.3 Peningkatan Pendapatan Masyarakat


Analisis data dilakukan diantaranya dengan cara melihat deskripsi
kegiatan untuk memastikan adanya kesempatan kerja yang dapat diberikan kepada
masyarakat setempat pada rencana pembangunan gedung SGLC. Selain itu

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-20
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

analisis perbandingan juga dilakukan terhadap nilai upah yang diterima tenaga
kerja local terhadap rata-rata pendapatan masyarakat sebelum adanya kegiatan.
Analisis perubahan pendapatan masyarakat digunakan dengan teknik sederhana,
yaitu membandingkan pendapatan pada tahun t dengan tahun t+1, yaitu mengikuti
formula sebagai berikut :
∂I
= It+1 - It dan presentase perubahannya dapat dihitung %
∂t
I t +1−I t
∆ l= x 100%
It
∂I
adalah perubahan pendapatan terhadap waktu
∂t
% ∆ l adalah presentase perubahan
It+1 adalah pendapatan pada tahu t+1
It adalah pendapatan pada tahun t

3.1.3.4 Sikap dan Persepsi Masyarakat


Analisis data dilakukan dengan menggunakan perbandingan sikap/pendapat dan
persepsi masyarakat. Pengukuran persepsi masyarakat dilakukan dengan
membandingkan jumlah persepsi yang menyatakan (positif/negatif) terhadap total
jumlah persepsi. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan rumus formula
berikut :
% P (-/+) = Pn¿ ¿ * 100%
% P (-/+) adalah presentase persepsi positif atau negative P
Pn (-/+) adalah jumlah responden yang memberikan persepsi negatif atau positif
terhadap kegiatan
PN adalah jumlah total responden yang memberikan persepsi, baik positif maupun
negatif.
Persepsi dinyatakan positif bilamana presentase orang yang berpersepsi positif
lebih besar dari 50 persen dan demikian sebaliknya, persepsi dinyatakan negative
bilamana presentase orang yang berpersepsi negative lebih besar dari 50 persen.
Adapun skala dan kriteria besaran yang ditunjukkan dalam tabel berikut :
Tabel. 3.15 Skala dan Tingkat Persepsi Masyarakat

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-21
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

No. Skala Persepsi Tingkat Persepsi


1. % P (-/+) = 0 Tidak ada
2. % P (-/+) < 50 Kurang
3. % P (-/+) > 50 Sedang
4. 50 < % P (-/+) <= 75 Tinggi
5. % P (-/+) lebih dari 75 Sangat tinggi

3.1.4 Komponen Kesehatan Masyarakat


3.1.4.1 Aspek Kesehatan Masyarakat
A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data primer menggunakan kuesioner, kamera,
perekam suara. Pemilihan responden untuk wawancara aspek
kesehatan masyarakat akan diintegrasikan dengan kegiatan wawancara
untuk menggali data & informasi aspek kependudukan dan sosial
ekonomi masyarakat di wilayah studi.
Untuk menentukan respoden penelitian menggunakan metode
purposive sample dan untuk menentukan jumlah responden atau
sampel penelitian menggunakan rumus slovin. Jumlah responden di
wilayah studi sebanyak 140 responden (KK) sudah termasuk
informan kunci seperti Kepala Desa/Kelurahan, Tokoh Masyarakat dan
tenaga kesehatan yang diwilayah studi
B. Analisis Data
Analisis data kondisi kesehatan masyarakat akan dilakukan dengan
metode kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Analisa resiko kesehatan
masyarakat dinilai dengan metode simpul. Metode simpul terdiri dari 4
(empat) simpul diantaranya sebagai berikut:
Tabel. 3.16 Analisis Simpul Resiko Kesehatan

Jenis Simpul Keterangan

Simpul 1 (Sumber) Agen/ sumber emisi/ sumber dampak


penyakit yang memiliki resiko untuk terpapar melalui
komponen lingkungan, yang berasal secara alami/
akibat adanya kegiatan maupun dari manusia.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-22
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Simpul 2 (Media) Media lingkungan sebelum kontak dengan


manusia. Media lingkungan bisa melalui udara, air,
tanah/pangan, binatang, makanan dan manusia (yang
memiliki penyakit).

Simpul 3 (Penduduk) Berhubungan dengan manusia/penduduk


(jenis kelamin, budaya, perilaku, gizi, darah, urine,
rambut atau kuku)

Simpul 4 (Dampak) berhubungan dengan sakit, sehat atau mati

Mengenai dampak bahaya kesehatan masyarakat yang dapat timbul untuk


lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

DAMPAK
SUMBER/ Agen
1. TSP: Host 1.Gangguan
MEDIA kesehatan akibat
2. Sampah Padat Derajat pembangunan
1.Udara kesehatan
3. Sampah B3 2.Air masyarakat 2.Menurunnya
3.Benda padat kualitas udara
4. Limbah cair
3.Menurunnya
kualitas air

4. Kontaminasi
Limbah B3

Gambar 3.2 Diagram Alir Analisa Resiko Kesehatan Metode 4 Simpul

Rumus yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah :


Angka kesakitan: Mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang
menderita suatu penyakit pada satu kurun waktu dan wilayah tertentu.
Σ CAT
AK = x 100%
ΣPTot
dimana :
AK = Angka kesakitan penyakit tertentu (%)
Σ CAT = Jumlah kasus penyakit pada suatu waktu (jiwa)

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-23
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

ΣPTot = Jumlah total penduduk pada saat yang sama (jiwa)

Insidences Rate : Mengukur jumlah orang dikalangan penduduk yang


menderita suatu penyakit pada 1 tahun dan wilayah tertentu
Σ Pc
IR = X 100%
Σ P Tot
Dimana
IR = Insiden Penyakit (%)
Σ Pc = Jumlah kasus tertentu dalam 1 tahun (jiwa)
Σ P Tot = Jumlah total penduduk pada saat yang sama (jiwa)

Rasio Layanan Petugas Kesehatan


P Total
P Kes = X 100%
P Med
Dimana :
P Kes = Pelayanan Kesehatan
P Total = Jumlah Total Penduduk (Jiwa)
P Med = Jumlah Petugas medis Jiwa

3.1.5 Transportasi
3.1.5.1 Aspek Transportasi
A. Pengumpulan Data
Jenis-jenis data yang dikumpulkan untuk aspek transportasi antara lain:
 Tingkat pertumbuhan lalu lintas.
 Program pengembangan jaringan jalan.
 Studi literatur dilakukan untuk mempelajari jenis-jenis
bangkitan dan tarikan lalu-lintas yang sesuai dengan jenis
kegiatan di lokasi kegiatan. Hal ini dilakukan dalam rangka
mencari beberapa analogi bangkitan dan tarikan yang
ditimbulkan oleh kegiatan sejenis.

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-24
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Di samping itu akan dilakukan pula pengumpulan data primer dengan


mengukur / mengamati secara langsung sarana dan prasarana
transportasi, terutama pada lokasi sekitar kegiatan dan wilayah yang
diprakirakan akan terpengaruh, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Adapun pengumpulan dan jenis data primer dilakukan
melalui :
 Pengukuran geometik ruas dan simpang jalan yang
terpengaruh, seperti ROW, lebar perkerasan, trotoar, drainase
dan sempadan
 Pencatatan volume kendaraan (traffic counting), pada titik
pengamatan yang telah ditetapkan, terutama pada jam puncak
(peak hour) yang dilakukan pada hari libur dan hari kerja.

B. Analisis Data
Kajian aspek transportasi lebih difokuskan pada Peningkatan
Kepadatan Lalu lintas yang timbul dari pembangunan dan operasional
Gedung SGLC, terutama pengaruhnya terhadap ruas jalan di
sekitarnya. Dengan demikian dapat diketahui kinerja (kemampuan)
ruas jalan yang terpengaruh dalam menampung bangkitan dan tarikan
tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka perlu
ditentukan jaringan jalan yang terpengaruh. Dalam hal ini adalah ruas
Jalan sekitar lokasi kegiatan sebagai jalan utama yang akan menerima
beban yang sangat berarti. Kajian ini akan diawali dengan
pengumpulan data sekunder. Selanjutnya kinerja jaringan jalan yang
terpengaruh dari kegiatan Pembangunan dan operasional Proyek akan
dinilai menggunakan metoda IHCM (Indonesian Highway Capacity
Manual, 1997) dengan parameter lalu lintas yang dikaji adalah :

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-25
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Prakiraan dampak lalu lintas ini didasarkan pada suatu kondisi jam
puncak yang menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi
puncak ini diwakili oleh suatu bangkitan lalu lintas per jam yang
menimbulkan dampak terbesar. Kondisi puncak terjadi karena
kombinasi lalu lintas sekitarnya (pertambahan wajar kendaraan di
Kabupaten Sleman). Konversi kualitas lingkungan aspek transportasi

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-26
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

dilakukan menggunakan nilai tingkat pelayanan jalan yang terdampak


sebagaimana berikut :
Tabel 3.17 Skala Kualitas Lingkungan Aspek Lalu Lintas

3.2 Metode Prakiraan Dampak Penting


Dampak lingkungan khususnya terhadap penurunan kualitas udara akibat
kegiatan rencana pendirian gedung SGLC diperkirakan terjadi dibeberapa
tahap proses maulai dari pra konstruksi, Konstruksi maupun pasca konstruksi.
Prakiraan dampak penting pendirian gedung SGLC pada tahap konstruksi
dapat ditimbulkan dari proses pembongkaran gedung lama serta mobilisasi
peralatan dan sisa Bahan, selanjutnya pada tahap konstruksi yaitu mobilisasi
peralatan dan bahan konstruksi serta pada saat proses pembangunan gedung
dan utilitas gedung. Tahap terakhir yaitu pada pasca konstruksi dimana adanya
peraturan Pemerintah DIY untuk peremajaan gedung wajib melalui
pembongkaran, sehingga setelah masa operasional diperkirakan sampai 30
tahun gedung tersebut akan di bongkar kembali. sehingga juga menjadi
perkiraan dampak penting terhadap penurunan kualitas udara

3.2.1 Penentuan Besaran Dampak


3.2.1.1 Komponen Geofisik-kimia
A. Kualitas Udara
Prakiraan Dampak Akibat Mobilisasi Peralatan dan Bahan
Dampak penurunan kualitas udara ambien akibat peningkatan kadar
partikulat yang berasal dari pengoperasian kendaraan pengangkut alat-alat
berat dan material untuk kebutuhan konstruksi sipil. Prakiraan besaran
bangkitan konsentrasi partikulat (PM10) dihitung berdasarkan nilai faktor

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-27
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

emisi untuk jalan beraspal dengan menggunakan persamaan empiris


berikut (US-EPA-AP-42, 2002):

Dimana:
E = Faktor emisi partikulat
k = kelipatan ukuran partikulat (Tabel 3-12)
sL = Kadar debu pada permukaan jalan (g/m2); dan
W = Berat rata-rata kendaraan di jalan dalam satuan ton.

Hasil perhitungan konsentrasu Box Model di atas, kemudian dimasukkan


ke dalam persamaan Gauss untuk sumber garis terbatas sebagai berikut:

Dimana:
C = Konsentrasi akhir udara ambien dalam satuan μg/m3
q = Laju emisi polutan (gram/detik)
u = Rata-rata kecepatan angin (m/detik)
σz = Koefisien dispersi vertikal (meter)

Prakiraan Dampak Akibat Pembongkaran Gedung Lama


Berdasarkan surat keputusan Pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta peremajaan gedung SGLC wajib melalui proses
pembongkaran, Sehingga perlu diperkirakan dampak penting dari proses
peruntuhuan gedung lama terhadap penurunan kualitas udara di sekitar
proyek SGLC.
Untuk melihat prakiraan dampak penurunan kualitas udara ambien
akibat kegiatan pembongkaran gedung lama SGLC metode prakiraan
dilakukan Menggunakan Box model yaitu dengan persamaan sebagai
berikut:

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-28
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Dimana:
C : konsentrasi (µg/m3)
Q : emisi (µg)
u : kecepatan angin (m/detik)
t : waktu (detik)
y : lebar area (m)
h : tinggi area (m)

Hasil perhitungan konsentrasu Box Model di atas, kemudian dimasukkan


ke dalam persamaan Gauss untuk sumber garis terbatas sebagai berikut:

Dimana:
C = Konsentrasi akhir udara ambien dalam satuan μg/m3
q = Laju emisi polutan (gram/detik)
u = Rata-rata kecepatan angin (m/detik)
σz = Koefisien dispersi vertikal (meter)
Berdasarkan pedoman penetapan tingkat kepentingan dampak,
maka dampak kegiatan mobilisasi peralatan dan material terhadap
penurunan kualitas udara ambien akan diuraikan menggunakan persamaan
perhitungan Indeks Kualitas Udara, untuk melihat tingkat sifat penting
parameter Udara terhadap Kualitas lingkungan sebagai Skala Kualitas
Lingkungan, menggunakan Tabel Skala Index Kualitas Udara sebagai
berikut

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-29
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Tabel 3.18 Skala Index Kualitas Udara

Indeks PM10
(24 jam)
50 50
100 150
200 350
300 420
400 500
500 600

Cara Perhitungan Index Kualitas Udara menggunakan persamaan


berikut:
Ia - Ib
IKU = ------------ (Xx – Xb) + Ib
Xa - Xb

IKU = Indeks Kualitas Udara Hasil Perhitungan


Ia = IKU batas atas
Ib = IKU Batas bawah
Xa = ambien batas atas
Xb = ambien batas bawah
Xx = Kandungan gas / pencemar di udara ambien

Tabel 3. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Udara

Parameter Skala Kualitas Lingkungan

Lingkungan 1 2 3 4 5

PM-10 1 – 50 51 – 100 101 – 199 200 – 299 > 300

1= Baik, 2= Sedang, 3= Tidak sehat, 4= Sangat Tidak sehat, 5= Berbahaya

B. Peningkatan Kebisingan
Prakiraan intensitas kebisingan yang bersumber dari sumber garis atau bergerak
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
r2
LP2=LP1−10 log
r1
Keterangan:

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-30
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA


LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2
Model lainnya yang dapat diaplikasikan dalam prakiraan akumulasi dampak
kebisingan oleh berbagai sumber bising (n sumber) adalah sebagai berikut:
P 12 P 22 Pn2
Lptotal=10 log ( +
P 02 P 02
+…+
P 02 )
Keterangan:
Lptotal = Tingkat kebisingan total, dBA
Pn = Intensitas suara sumber n, N/m2
P1 = Intensitas suara sumber 1, N/m2
P0 = Intensitas suara referensi, N/m2
P2 = Intensitas suara sumber 2, N/m2

Perubahan tingkat kebisingan akibat perubahan jarak untuk sumber titik dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
r2
LP2 = LP1 -20 log
r1
Hasil prakiraan perubahan tingkat kebisingan dimanfaatkan untuk pengendalian
kebisingan sesuai dengan ketentuan dalam KepMen LH No.Kep-
48/MENLH/11/1996 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

C. Kualitas Air
D. Tanah

3.2.1.2 Komponen Biologi


A. Plankton dan Benthos
Indeks keanekaragaman atau keragaman (H’) menyatakan keadaan populasi
organisme secara matematis agar mempermudah dalam menganalisis informasi
jumlah individu masing-masing dalam suatu komunitas habitat dasar (Odum
1971). Indeks keragaman yang paling umum digunakan adalah indeks Shannon-
Wiener (Odum 1971; Krebs 1985 in Magurran 1988) dengan rumus:

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-31
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Indeks keseragaman
Dimana
H’ = Indeks keanekaragaman;
ni = nilai penting masing-masing jenis
N = nilai penting semua jenis.
Indeks keanekaragaman digolongkan dalam kriteria sebagai berikut

Tabel 3. Skala Kualitas Lingkungan Komponen Biologi

No Parameter Skala Kualitas Lingkungan


1 2 3 4 5
1
Indeks Diversitas
0 – 0,5 0,5 – 1 1–2 2–3 >3
Shannon Wiener
Keanekaragaman tinggi. 1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 =
Sangat Baik
(Sumber: Soerjani, 1989)

B. Flora
Prakiraan besaran dampak terhadap flora darat pada daerah pengamatan dapat
diketahui jumlah jenis flora yang ditemukan dengan melakukan pencacahan.
Batasan nilai rentangan skala kualitas lingkungan untuk keragaman flora darat/
vegetasi pohon yang ditunjukkan pada Tabel 3.20 di bawah ini.
Tabel 3.20 Skala Lingkungan Kualitas Lingkungan Aspek Flora

No Parameter Skala Kualitas Lingkungan


1 2 3 4 5
1 Keragaman Terdapa Terdapat Terdapat Terdapat
Terdapat
Flora t1–2 6 – 10 11 – 20 21 – 30
> 30 jenis
jenis jenis jenis jenis
Keterangan :
1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Sedang, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik

(Sumber : L.W. Center & L.G. Hill, 1981)

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-32
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

3.2.1.3 Komponen Sosia, Ekonomi, dan Budaya


A. Kesempatan Kerja
Proyeksi serapan tenaga kerja menggunakan rumus dasar laju pertumbuhan
penduduk. Rasio serapan tenaga kerja lokal yang akan diterima terhadap total
kesempatan kerja yang terbuka diperoleh dengan rumus :
TKLt
TKt = ( )
TTK t
× 100%

Dimana :
TKt = Penyerapan tenaga kerja lokal tahun ke – t
TKLt = Tenaga kerja lokal yang diterima tahun ke – t
TTKt = Total tenaga kerja lokal yang diterima tahun ke – t
Hasil rasio serapan akan disesuaikan ke dalam skala kualitas lingkungan seperti yang
disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.21 Skala Kualitas Lingkungan Penyerapan Tenaga Kerja Lokal


Skala Kualitas Tingkat
Skala
Lingkungan Persepsi
1 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 1-20% Tidak ada
2 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 20-40% Kurang
3 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 40-60% Sedang
4 Tenaga kerja lokal yang terserap antara 60-80% Tinggi
5 Tenaga kerja lokal yang terserap 100% Sangat tinggi
(Sumber : Dianalogikan dari L.W.Canter & L.G. Hill, 1981)

B. Kesempatan Berusaha
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisinya, diproyeksikan
menggunakan persentasenya dengan rumus berikut ini:
( K DK - K RA )
∆Ksu= ×100 %
K RA

Keterangan :
∆Ksu = Peningkatan kesempatan berusaha (%)
K DK = Jumlah unit usaha saat ada/dengan kegiatan (unit)

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-33
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

K RA = Jumlah unit usaha saat ini/rona awal (unit)


Penambahan jumlah usaha yang ada kemudian akan disesuaikan ke dalam skala
kualitas lingkungan pada tabel berikut ini :

Tabel 3.22 Skala Kualitas Lingkungan Peluang Berusaha


Skala Kualitas Tingkat
Skala
Lingkungan Persepsi
1 Peluang berusaha sebesar 1-20% Sangat Buruk
2 Peluang berusaha sebesar 20-40% Buruk
3 Peluang berusaha sebesar 40-60% Sedang
4 Peluang berusaha sebesar 60-80% Baik
5 Peluang berusaha sebesar 80-100% Sangat Baik
(Sumber : Dianalogikan dari L.W.Canter & L.G. Hill, 1981)
C.
D. Sikap dan Persepsi Masyarakat

Prakiraan dampak ditentukan dengan cara menghitung rasio besaran penerimaan


upah/usaha terhadap rata-rata pendapatan masyarakat sebelum adanya kegiatan,
seperti ditunjukkan melalui formula dan kriteria sebagai berikut :
l0 tI
IR =
IA t 0
Dimana :
IR : ratio pendapatan setelah kegiatan terhadap pendapatan sebelum adanya
kegiatan
IOt0 : ratio sebelum adanya kegiatan
IOt1 : rasio pendapatan setelah adanya kegiatan
Adapun kriteria besaran dampak ditentukan sebagai berikut :
a) bilamana IR lebih besar dari 1, maka kegiatan berdampak signifikan;
b) bilamana IR berada diantara nilai 0.20 sampai dengan 1, maka kegiatan
berdampak cukup;
c) bilamana IR lebih kecil dari 0.20, maka kegiatan berdampak kurang.

3.1 Metode Evaluasi Dampak

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-34
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Metode evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan pendirian


gedung SGLC akan dilakukan dengan menggunakan Metode Fisher and Davis.
Pada prinsipnya, untuk metoda evaluasi tersebut ada 3 macam matriks yang
disusun pada evaluasi holistik dengan metode ini secara bertahap meliputi:

Environmental Baseline Matrix (Matriks Evaluasi Dasar Lingkungan)

Tabel 3.23 Matriks Evaluasi Dasar Lingkungan

Environmental Impact Matrix (Matriks Dampak Lingkungan)

Tabel 3.24 Matriks Dampak Lingkungan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-35
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Decision Matrix (Matriks Keputusan)

Tabel 3.25 Matriks Keputusan

Kerangka Acuan Rencana Pembangunan Gedung Smart and Green


III-36
Learning Center (SGLC) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Latihan Penyusunan AMDAL

Tabel 3.26 Ringkasan Metode Studi

No DPH Metode prakiraan Data dan informasi Metode pengumpulan Metode analisa data Metode evaluasi (secara
dampak yang relevan dan data untuk prakiraan untuk prakiraan keseluruhan)
dibutuhkan

1 Penurunan Metode Persamaan Parameter Kualitas Penentuan Lokasi Metode Matematis Metode Fisher Davis &
Kualitas Menggunakan box Udara Ambien (PM 10, Sampling Udara sesuai : sesuai metode Metode Sederhana
Udara model 2,5 dan TSP) di Lokasi SNI 19-7119.6-2005 prakiraan dampak,
Ambien dan sekitar lokasi proyek SNI Cara Pengambilan Perbandingan Hasil
Sesuai PP 41 Tahun Metode bagan alir
Akibat sampel Sesuai: SNI analisis dampak (menelaah hubungan
Pembongkar 1999, -7119.3-2005 (TSP) dengan baku mutu
Keterangan : holistik antar dampak
an Gedung Pola tata guna lahan di SNI 7119.15:2016 (PM- Kualitas Udara
C : konsentrasi (µg/m3)
Lama lokasi proyek, 10) Ambien Sesuai PP 41
Q: emisi (µg) Tahun 1999
Peningkatan Jumlah dan jenis SNI 7119.14:2016 (PM-
Debu (PM u: kecepatan angin kenderaan pengangkut 2,5)
10, 2,5 dan (m/detik)
Data sekunder Hasil
TSP) t: waktu (detik) pemantauan kualitas
y: lebar area (m) udara ambien Sekitar
lokasi
h: tinggi area (m)
Serta besaran dampak
Besaran Dampak (BD)
= KL.DK - KL.RA
2 Penurunan Metode Persamaan Parameter Kualitas Penentuan Lokasi Metode Matematis Metode Fisher Davis &
Kualitas faktor emisi US-EPA- Udara Ambien (PM 10, Sampling Udara sesuai : sesuai metode Metode Sederhana
Udara AP42,2002 untuk jalan 2,5 dan TSP, di Lokasi SNI 19-7119.6-2005 prakiraan dampak,
Latihan Penyusunan AMDAL

Ambien beraspal dan sekitar lokasi proyek SNI Cara Pengambilan Perbandingan Hasil Metode bagan alir
Akibat dan persamaan model Sesuai PP 41 Tahun sampel Sesuai: SNI analisis dampak (menelaah hubungan
Mobilisasi gauss 1999, -7119.3-2005 (TSP) dengan baku mutu holistik antar dampak
Peralatan Pola tata guna lahan di SNI 7119.15:2016 (PM- Kualitas Udara
Serta besaran dampak Ambien Sesuai PP 41
dan Sisa Besaran Dampak (BD) lokasi proyek, 10)
Material Tahun 1999
= KL.DK - KL.RA Jumlah dan jenis SNI 7119.14:2016 (PM-
peruntuhan kenderaan pengangkut 2,5)
Gedung
Data sekunder Hasil
Peningkatan pemantauan kualitas
Debu (PM udara ambien Sekitar
10, 2,5 dan lokasi
TSP) serta
gas CO, SOx
dan NOx
3 Penurunan Persamaan faktor emisi Parameter Kualitas Penentuan Lokasi Metode Matematis Metode Fisher Davis &
Kualitas US-EPA-AP42,2002 Udara Ambien (PM 10, Sampling Udara sesuai : sesuai metode Metode Sederhana
Udara untuk jalan beraspal 2,5 dan TSP, CO, SO2 SNI 19-7119.6-2005 prakiraan dampak,
Ambien dan persamaan model dan NO2) di Lokasi dan SNI Cara Pengambilan Perbandingan Hasil
sekitar lokasi proyek Metode bagan alir
Akibat gauss sampel Sesuai: SNI analisis dampak (menelaah hubungan
Mobilisasi Sesuai PP 41 Tahun -7119.3-2005 (TSP) dengan baku mutu
Serta besaran dampak 1999, holistik antar dampak
Peralatan Besaran Dampak (BD) SNI 7119.15:2016 (PM- Kualitas Udara
dan Materail = KL.DK - KL.RA Pola tata guna lahan di 10) Ambien Sesuai PP 41
Konstruksi lokasi proyek, Tahun 1999
SNI 7119.14:2016 (PM-
Peningkatan Jumlah dan jenis 2,5)
Debu (PM kenderaan pengangkut
10, 2,5 dan Data sekunder Hasil
TSP) serta pemantauan kualitas
gas CO, SOx udara ambien Sekitar
Latihan Penyusunan AMDAL

dan NOx lokasi

Penurunan Metode Persamaan Parameter Kualitas Penentuan Lokasi Metode Matematis Metode Fisher Davis &
Kualitas Menggunakan box Udara Ambien (PM 10, Sampling Udara sesuai : sesuai metode Metode Sederhana
Udara model 2,5 dan TSP) di Lokasi SNI 19-7119.6-2005 prakiraan dampak,
Ambien dan sekitar lokasi proyek SNI Cara Pengambilan Perbandingan Hasil
Sesuai PP 41 Tahun Metode bagan alir
Akibat sampel Sesuai: SNI analisis dampak (menelaah hubungan
Konstruksi 1999, -7119.3-2005 (TSP) dengan baku mutu
Keterangan : holistik antar dampak
Gedung dan Pola tata guna lahan di SNI 7119.15:2016 (PM- Kualitas Udara
C : konsentrasi (µg/m3)
Utilitas lokasi proyek, 10) Ambien Sesuai PP 41
Q: emisi (µg) Tahun 1999
Peningkatan Jumlah dan jenis SNI 7119.14:2016 (PM-
Debu (PM u: kecepatan angin kenderaan pengangkut 2,5)
10, 2,5 dan (m/detik)
Data sekunder Hasil
TSP) t: waktu (detik) pemantauan kualitas
y: lebar area (m) udara ambien Sekitar
lokasi
h: tinggi area (m)
Serta besaran dampak
Besaran Dampak (BD)
= KL.DK - KL.RA
4 Penurunan Metode Persamaan Parameter Kualitas Penurunan Kualitas Udara Metode dispersi Parameter Kualitas Udara
Kualitas Menggunakan box Udara Ambien (PM 10, Ambien gauss melalui Ambien (PM 10, 2,5 dan
Udara model 2,5 dan TSP) di Lokasi Akibat Konstruksi Gedung integrasi numerik TSP) di Lokasi dan
Ambien dan sekitar lokasi proyek dan Utilitas terhadap persamaan sekitar lokasi proyek
Akibat Sesuai PP 41 Tahun gauss pada arah Sesuai PP 41 Tahun
1999, Peningkatan Debu (PM upwind dan cross 1999,
Pembongkar Keterangan : 10, 2,5 dan TSP)
an pasca Pola tata guna lahan di wind Pola tata guna lahan di
C : konsentrasi (µg/m3)
Operasi lokasi proyek, lokasi proyek,
Latihan Penyusunan AMDAL

Peningkatan Q: emisi (µg) Jumlah dan jenis Jumlah dan jenis


Debu (PM u: kecepatan angin kenderaan pengangkut kenderaan pengangkut
10, 2,5 dan (m/detik) Data sekunder Hasil Data sekunder Hasil
TSP) pemantauan kualitas pemantauan kualitas
t: waktu (detik)
udara ambien Sekitar udara ambien Sekitar
y: lebar area (m) lokasi lokasi
h: tinggi area (m)

Serta besaran dampak


Besaran Dampak (BD)
= KL.DK - KL.RA
Latihan Penyusunan AMDAL

Anda mungkin juga menyukai