Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)

1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

BAB VII

HASIL AKHIR PEKERJAAN

7.1. Kondisi dan Kinerja Prasarana Fisik D.I. Air Lakitan

Kondisi fisik jaringan irigasi sangat mempengaruhi kinerja sistem irigasi Air

Lakitan, kondisi fisik tersebut meliputi : kondisi saluran primer, saluran sekunder,

saluran tersier, bangunan pelengkap (terjunan, bangunan silang, jembatan dan


lain-lainnya), bangunan bagi, bangunan bagi-sadap, bangunan sadap dan
bangunan pengukur debit. Berdasarkan survei inventarisasi secara umum kondisi

fisik telah mengalami penurunan sejak awal dibangun sampai sekarang. Perbaikan

sering dilaksanakan, tetapi dalam tingkat skala kecil dan parsial (setempat),

sehingga tidak mampu menyelesaikan permasalahan secara tuntas yaitu tingginya


kehilangan air di saluran/efisensi jaringan irigasi. Keandalan prasarana jaringan

merupakan inti dari kegiatan irigasi. Keandalan prasarana jaringan irigasi dicirikan

dengan proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian ke daerah


layanan dapat efektif dan efisien tanpa mengenal cara dan waktu. Cara dan waktu

pemberian air tergantung kepada pengelola jaringan berdasar pola dan tata

tanam. Kerusakan jaringan irigasi akan mengakibatkan gangguan terhadap fungsi

pelayanan sehingga air irigasi tidak sepenuhnya dapat diberikan ke daerah layanan.
Kerusakan ringan didefinisikan sebagai gangguan fisik bangunan tetapi tidak

mengganggu proses penyadapan, pengaliran, pembagian dan pemberian air

irigasi ke daerah layanan. Kerusakan sedang dapat mengganggu proses pemberian

yang tidak sesuai dengan permintaan dan Kerusakan berat dicirikan dengan air
irigasi tidak dapat diterima daerah layanan sama sekali. Hirarki pemberian air irigasi

ke daerah layanan dimulai dari bangunan sadap utama (bendung), saluran,

VII - 1
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

bangunan bagi/sadap/bagisadap dan bangunan pengatur dan pengukur debit.

Nilai total Kerusakan jaringan irigasi (100%) merupakan penjumlahan kerusakan

masing-masing bangunan dengan prosentase, dimana prosentase nilai kerusakan

tersebut berturut-turut sebesar 50%, 20%, 10% 15% dan 5% untuk bendung,
saluran, bangunan, tanggul dan jalan inspeksi, dan bangunan ukur debit.

7.1.1. Bangunan Utama.

Daerah Irigasi Air Lakitan dengan luas fungsional sebesar 9697 Ha di bawah

kewenangan Pemerintah Pusat Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII. Bendung
Air Lakitan di Desa Selangit Kecamatan Selangit Kota Lubuklinggau dibangun

tahun 2009 oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat dan pada tahun 2010 mulai difungsikan. Daerah Irigasi Air

Lakitan yang sudah terbangun meliputi 1 buah Saluran Primer sepanjang 28,098
Km dan saluran sekunder yang sudah terbangun 6 buah dengan total panjang

sekunder 17.514 km, jumlah panjang Primer dan Sekunder 45,612 km . Jaringan

irigasi di Daerah Irigasi (DI) Air Lakitan di peroleh dari Sungai Lakitan. Adapun data
teknis Bendung Air Lakitan adalah sebagai berikut :

1 Luas Daerah Irigasi DI. Air Lakitan = 9697 Ha

2 Saluran Primer = 28.097,80 M

3 Saluran Sekunder = 38.745,46 M


4 Bangunan Bendung Lakitan = 1 buah

5 Pelimpah Samping = 3 buah

6 Outlet = 1 buah
7 Bangunan Bagi Sadap = 9 buah
8 Bangunan Sadap = 38 buah

9 Kantong Lumpur = 1 buah

10 Siphon = 1 buah
11 Talang = 1 buah

12 Terjunan = 1 buah

13 Jembatan Desa = 4 buah

VII - 2
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

14 Jembatan Orang = 8 buah

15 Gorong-gorong Pembuang = 93 buah

16 Gorong-Gorong Pembawa = 23 buah

Adapun hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Lakitan ini adalah

sebagai berikut :

a. Penilaian kondisi Bendung Lakitan


Gambar 7.1. Mercu Bendung

Konstruksi bangunan sipil pada mercu Bendung Lakitan masih dalam keadaan utuh
dan keadaan baik, adapun kondisi eksisting ketika inventarisasi dilakukan tidak

ditemukan kerusakan yang berarti pada bangunan sipil mercu.

VII - 3
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7.2 Sayap Bendung

Konstruksi bangunan sipil pada sayap Bendung Lakitan masih dalam keadaan utuh

dan keadaan baik, terdapat beberapa retakan namun bisa diatasi dengan cara

memperbaiki bagian yang retak pada sayap.

Gambar 7.3 Pagar Pengaman Bendung

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung Lakitan

sudah terdapat pagar pengaman pada tubuh bendung, namun tampak masih
tampak sebagian, sebagian lagi masih terdapat yang belum terpasang pagar

pengaman, sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah pembuatan pagar

pengaman lanjutan pada tempat-tempat yang berbahaya.

VII - 4
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
5
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7.4 Jembatan Bendung

Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung Lakitan

ini bahwa sudah terdapat jembatan di atas mercu bendung, bangunan jembatan

ini dalam kondisi rusak ringan namun kondisi stabil dan cukup kuat untuk

transportasi sesuai desain, di kaki jembatan terdapat sampah dan di sekitar


jembatan terdapat rumput dan tumbuhan liar.

Gambar 7.5 Mistar Ukur Bendung

Pada gambar di atas menjelaskan bahwa mistar ukur atau papan duga dalam
kondisi rusak berat sebagian sudah hilang dan sulit dibaca sehingga perlu diganti
yang baru.

VII - 5
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
6
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

b. Penilaian Kondisi Pintu-Pintu Bendung Lakitan D.I. Air Lakitan

Gambar 7.6 Pintu Pengambilan (Intake) Bendung Air Lakitan

Pintu pengambilan pada Bendung Lakitan Daerah Irigasi Air Lakitan yang sejumlah

4 buah dan seluruhnya masih dalam kondisi baik dan tidak ditemui kerusakan yang
berarti. Upaya yang dapat dilakukan yaitu pemeliharaan rutin pada pintu

pengambilan agar tetap dalam kondisi baik dan dapat beroperasi sesuai rencana.

VII - 6
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
7
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7.7 Pintu Penguras Bendung Lakitan

Adapun Pintu penguras Bendung Lakitan sebanyak 4 buah dan keseluruhannya

masih dalam kondisi baik dan tidak ditemui kerusakan yang berarti. Upaya yang

dapat dilakukan yaitu pemeliharaan rutin pada pintu penguras agar tetap dalam

kondisi baik dan dapat beroperasi sesuai rencana.

Tabel 7-1. Penilaian Kondisi Bangunan Sipil dan Pintu Pengatur

Bendung Lakitan
Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi

1 Bendung Bendung Lakitan BL. 0 2017


a. Mercu BL. 0 2017 B B - -
b. Sayap BL. 0 2017 B B - -
c. Lantai Bendung BL. 0 2017 B B - -
d. Tanggul Penutup BL. 0 2017 B B - -
e. Jembatan BL. 0 2017 B K - -
e. Papan Operasi BL. 0 2017 B B - -
g. Mistar Ukur BL. 0 2017 RB BR - -
h. Pagar Pengaman BL. 0 2017 B B - -
Pintu Bendung
a. Pintu Pengambilan BL. 0 2017 - - B K
b. Pintu Penguras Bendung BL. 0 2017 - - B K

Keterangan : B=Baik, RR=Rusak Ringan, RB=Rusak Berat, K=Kurang, BR=Buruk.

VII - 7
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
8
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Tabel 7-2. Rekapitulasi Penilaian dan Skor Kinerja Bendung Lakitan


1. Bangunan Utama Sub Jumlah 9.97 13.00
1.1. Bendung 86.50 100 4.33 5
a. Mercu 95.00 20 0.95 1
b. Sayap 90.00 15 0.68 0.75
c. Lantai Bendung 85.00 20 0.85 1.00
d. Tanggul Penutup 90.00 20 0.90 1.00
e. Jembatan 90.00 5 0.23 0.25
f. Papan Operasi 90.00 10 0.45 0.50
g. Mistar Ukur 20.00 5 0.05 0.25
h. Pagar Pengaman 90.00 5 0.23 0.25

1.2. Pintu-pintu Bendung dan 70.50 100 5.64 8


roda gigi dapat dioperasikan.
a. Pintu Pengambilan 70.50 50.0 2.82 4.00
b. Pintu Penguras Bendung 70.50 50.0 2.82 4.00

Hasil penilaian kinerja pada bangunan utama Bendung Air Lakitan ini mencapai
skor kinerja 9,97 dari skala 13.00.

7.1.2 Penilaian Kondisi Fisik Saluran Pembawa D.I. Air Lakitan

1 Sal. Primer Lakitan BL. 1 sd BL. 22 : Saluran primer Air Lakitan


memiliki panjang sekitar

28.098 Meter, dengan

kondisi rusak ringan dan

fungsi kurang, dengan


kriteria penilaian kinerja

sedang (60% - <80%).

2 Sal. Sekunder Air Deras BAD.1 – BAD.3 : Saluran Sekunder Air

Deras BAD. 1 – BAD. 3 ini


memiliki panjang sekitar

1647.6 Meter, dengan

kondisi rusak ringan dan


fungsi kurang. dengan

kriteria penilaian kinerja

sedang (60% - <80%).

VII - 8
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
9
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

3 Sal. Sekunder Air Deras BAD.3 – BAD.5 : Saluran Sekunder Air

Deras BAD. 3 – BAD. 5 ini

memiliki panjang sekitar

977.2 Meter, dengan


kondisi rusak berat dan
fungsi buruk, dengan
kriteria penilaian kinerja
jelek (<60%).

4 Sal. Sekunder Sukahati BL.15 – BSH.2 : Saluran Sekunder

Sukahati ini memiliki


panjang sekitar 1676.38

Meter, dengan kondisi


rusak berat dan fungsi
buruk, dengan kriteria
penilaian kinerja jelek
(<60%).

5 Sal. Sekunder Kasban BL. 17 – BKS.1 : Saluran Sekunder Kasban

ini memiliki panjang

sekitar 980.6 Meter,


dengan kondisi rusak
berat dan fungsi buruk,
dengan kriteria penilaian
kinerja jelek (<60%).

6 Sal. Sekunder Sukarame BL.21 – BS.1 : Saluran Sekunder

Sukarame ini memiliki


panjang sekitar 754.9

Meter, dengan kondisi

Rusak Ringan dan fungsi


buruk. dengan kriteria

VII - 9
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

penilaian kinerja sedang

(60% - <80%).

7 Sal. Sekunder Jajaran Baru : Saluran Sekunder Jajaran

Baru ini memiliki panjang


sekitar 7469.7 Meter,

dengan kondisi Rusak

Ringan dan fungsi

kurang. dengan kriteria


penilaian kinerja sedang

(60% - <80%).

8 Sal. Sekunder Megang Sakti BMS. 1 – BMS. 2 : Saluran Sekunder

Megang Sakti BMS. 1 –


BMS. 2 ini memiliki

panjang sekitar 292.7

Meter, dengan kondisi


rusak berat dan fungsi
buruk, dengan kriteria
penilaian kinerja jelek
(<60%).

9 Sal. Sekunder Megang Sakti BMS.2 – BMS. 6 : Saluran Sekunder

Megang Sakti BMS. 2 –


BMS. 6 ini memiliki
panjang sekitar 3715.2

Meter, dengan kondisi


Rusak Ringan dan fungsi

buruk. dengan kriteria

penilaian kinerja sedang

(60% - <80%).

VII - 10
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7.8. Penilaian Kondisi dan Fungsi Sal. Induk Air Lakitan

 Kapasitas saluran masih mampu mengalirkan debit air sesuai


rencana, penampang basah ditumbuhi rumput dan tanaman liar
 Tanggul saluran dalam keadaan bersih tidak ada longsoran

Gambar 7.9. Penilaian Kondisi dan Fungsi Sal. Sekunder Jajaran Baru

 Kapasitas saluran masih mampu mengalirkan debit air sesuai


rencana, penampang basah ditumbuhi rumput dan tanaman liar
 Tanggul saluran dalam keadaan bersih tidak ada longsoran

VII - 11
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7.10. Penilaian Kondisi dan Fungsi Sal. Sekunder Sukarame

 Kapasitas saluran masih mampu mengalirkan debit air sesuai


rencana, penampang basah ditumbuhi rumput dan tanaman liar
 Tanggul saluran dalam keadaan bersih tidak ada longsoran

Tabel 7-3. Penilaian Kinerja Saluran Pembawa D.I. Air Lakitan


Luas
Tahun Panjang Qmax Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Layanan Kondisi Fungsi
Dibangun (m) (m3/det) Survey
(Ha)

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BAD. 1 -


1 Saluran Sekunder Air Deras 2012 BAD. 1 - BAD. 2 799.20 0.42 262 2017 RR K
Bangunan Sadap BAD. 2

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BAD. 2 -


2 Saluran Sekunder Air Deras 2012 BAD. 2 - BAD. 3 848.40 0.33 206 2017 RR K
Bangunan Sadap BAD. 3

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BAD. 3 -


3 Saluran Sekunder Air Deras 2012 BAD. 3 - BAD. 4 344.70 0.15 90 2017 RB BR
Bangunan Sadap BAD. 4

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BAD. 4 -


4 Saluran Sekunder Air Deras 2012 BAD. 4 - BAD. 5 632.50 0.13 80 2017 RB BR
Bangunan Sadap BAD. 5

Bangunan Bagi Sadap BL. 15 - Bangunan


5 Saluran Sekunder Suka Hati 2012 BL. 15 - BSH. 1 931.39 0.43 267 2017 RB BR
Sadap BSH. 1

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BSH. 1 -


6 Saluran Sekunder Suka Hati 2012 BSH. 1 - BSH. 2 744.99 0.39 239 2017 RB BR
Bangunan Sadap BSH. 2

Sal. Sekunder Bangunan Bagi Sadap BL.


7 Saluran Sekunder Kasban 2012 BL. 17 - BKS. 1 980.60 0.12 76 2017 RB BR
17 - Bangunan Sadap BKS. 1

VII - 12
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Sal. Sekunder Bangunan Bagi Sadap BL.


8 Saluran Sekunder Sukarame 2012 BL. 21 - BS. 1 754.90 0.18 111 2017 RR BR
21 - Bangunan Sadap BS. 1

Sal. Sekunder Bangunan Bagi Sadap BL.


9 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BL. 22 - BJB. 1 412.90 3.79 2,342 2017 RR K
22 - Bangunan Sadap BJB. 1

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BJB. 1 -


10 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 1 - BJB. 2 1,065.90 3.73 2,302 2017 RR K
Bangunan Sadap BJB. 2

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BJB. 2 -


11 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 2 - BJB. 3 1,563.00 3.50 2,160 2017 RR K
Bangunan Sadap BJB. 3

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BJB. 3 -


12 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 3 - BJB. 4 1,110.00 3.31 2,041 2017 RR K
Bangunan Sadap BJB. 4

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BJB. 4 -


13 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 4 - BJB. 5 880.50 3.27 2,019 2017 RR K
Bangunan Sadap BJB. 5

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BJB. 6 -


14 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 6 - BJB. 7 761.50 3.00 1,851 2017 RR K
Bangunan Bagi Sadap BJB. 7

Sal. Sekunder Bangunan Bagi Sadap


15 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 7 - BJB. 8 988.00 0.54 336 2017 RR K
BJB. 7 - Bangunan Sadap BJB. 8

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BJB. 8 -


16 Saluran Sekunder Jajaran Baru 2012 BJB. 8 - BJB. 9 687.90 0.32 200 2017 RR K
Bangunan Sadap BJB. 9

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BMS. 1 -


17 Saluran Sekunder Megang Sakti 2012 BMS. 1 - BMS. 2 292.70 2.13 1,316 2017 RB BR
Bangunan Bagi Sadap BMS. 2

Sal. Sekunder Bangunan Bagi Sadap


18 Saluran Sekunder Megang Sakti 2012 BMS. 2 - BMS. 3 951.20 1.22 753 2017 RR K
BMS. 2 - Bangunan Sadap BMS. 3

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BMS. 3 -


19 Saluran Sekunder Megang Sakti 2012 BMS. 3 - BMS. 4 978.60 0.85 523 2017 RR K
Bangunan Sadap BMS. 4

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BMS. 4 -


20 Saluran Sekunder Megang Sakti 2012 BMS. 4 - BMS. 5 813.00 0.66 407 2017 RR K
Bangunan Sadap BMS. 5

Sal. Sekunder Bangunan Sadap BMS. 5 -


21 Saluran Sekunder Megang Sakti 2012 BMS. 5 - BMS. 6 972.40 0.48 299 2017 RR K
Bangunan Sadap BMS. 6

TOTAL 17,514

Tabel 7-4. Rekapitukasi Penilaian dan Skor Kinerja Saluran Pembawa

D.I. Air Lakitan

2. Saluran Pembawa Sub Jumlah 7.62 10


2.1. Kapasitas tiap saluran cukup 76.16 100 3.81 5
untuk membawa debit kebutuhan
/ Rencana maksimum.
2.2. Tinggi tanggul cukup untuk 76.16 100 1.52 2
menghindari limpahan setiap
saat selama pengoperasian.
2.3. Semua perbaikan saluran telah 76.16 100 2.28 3
selesai.

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, mengacu pada total panjang saluran

pembawa Daerah Irigasi Air Lakitan yang panjangnya 45.612 kilometer, dan hasil
analisa kondisi dan fungsi saluran pembawa, maka hasil penilaian kinerja pada

saluran pembawa Daerah Irigasi Air Lakitan ini mencapai skor kinerja 7.62.

VII - 13
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

7.1.3 Kondisi Prasarana Fisik Bangunan Pada Saluran Pembawa

Adapun penilaian kondisi dan fungsi bangunan pengatur pada Daerah

Irigasi Air Lakitan dapat dilihat pada beberapa gambar dibawah :

Tabel 7-5. Penilaian Kondisi Dan Skor Kinerja Bangunan Pengatur


D.I Air Lakitan
Bangunan Sipil ME Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur Kinerja Kinerja Kinerja Kinerja
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi

1 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 1 BL. 1 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
2 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 2 BL. 2 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
3 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 3 BL. 3 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
4 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 4 BL. 4 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
5 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 5 BL. 5 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
6 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 6 BL. 6 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
7 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 7 BL. 7 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
8 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 8 BL. 8 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
9 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 9 BL. 9 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
10 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 10 BL. 10 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
11 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 11 BL. 11 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
12 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 12 BL. 12 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
13 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 13 BL. 13 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
14 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 14 BL. 14 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
15 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 15 BL. 15 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
16 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 16 BL. 16 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
17 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 17 BL. 17 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
18 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 18 BL. 18 2017 B K RR BR 95.0 70.5 84.5 40.5
19 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 19 BL. 19 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
20 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 20 BL. 20 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
21 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 21 BL. 21 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
22 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 21' BL. 21' 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
23 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 22 BL. 22 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
24 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 1 BAD. 1 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
25 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 2 BAD. 2 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
26 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 3 BAD. 3 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
27 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 4 BAD. 4 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
28 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 5 BAD. 5 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5

29 Sadap Bangunan Sadap Suka Hati 1 BSH. 1 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
30 Sadap Bangunan Sadap Suka Hati 2 BSH. 2 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
31 Sadap Bangunan Sadap Kasban BKS. 1 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
32 Sadap Bangunan Sadap Sukarame BS. 1 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
33 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 1 BJB. 1 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
34 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 2 BJB. 2 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
35 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 3 BJB. 3 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
36 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 4 BJB. 4 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
37 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 5 BJB. 5 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
38 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 6 BJB. 6 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
39 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Jajaran Baru 7 BJB. 7 2017 RS BR RS BR 69.5 40.5 69.5 40.5
40 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 8 BJB. 8 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
41 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 9 BJB. 9 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
42 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 1 BMS. 1 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
43 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Megang Sakti 2 BMS. 2 2017 RR K RB TB 84.5 70.5 19.5 10.0
44 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 3 BMS. 3 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
45 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 4 BMS. 4 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
46 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 5 BMS. 5 2017 RR K RB TB 84.5 70.5 19.5 10.0
47 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 6 BMS. 6 2017 RR K RB TB 84.5 70.5 19.5 10.0
TOTAL 4,113 3,134 3,450 2,440
RATA - RATA 87.50 66.67 73.40 51.90
SKOR KINERJA BANGUNAN PADA SALURAN PEMBAWA 6.29

VII - 14
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Jajaran Baru BJB. 3

INVENTARISASI ASET IRIGASI


ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN

Ruas Saluran Saluran Sekunder Jajaran Baru

Nama Bangunan : Bangunan Sadap

Nomenklatur BJB. 3

Kode Aset : 1-1-1-1-07-029

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN SIPIL

KONDISI UMUM BANGUNAN SIPIL RUSAK RINGAN

FUNGSI UMUM BANGUNAN SIPIL KURANG

KEMBALI KE MENU

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI PINTU

Hasil Inventarisasi
KONDISI UMUM PINTU RUSAK SEDANG
 Pintu type slide gate belum terpasang
FUNGSI UMUM PINTU BURUK  Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada
setangnya sehingga sulit dalam pengoperasiannya
 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan
liar
KEMBALI KE MENU  Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.
 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat
retakan sehingga air bisa merembes
 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada
tanda longsor pada bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan
ditutup
 Ters edia petunjuk (manual) dan Ta bel operasi pintu atau
pembagi a ir

Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Jajaran Baru BJB. 3 ini dapat di

jelaskan bahwa :

 Pintu type slide gate belum terpasang

VII - 15
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

 Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada setangnya sehingga

sulit dalam pengoperasiannya

 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan liar

 Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.


 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat retakan sehingga air

bisa merembes

 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada

bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%

 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan ditutup

 Tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air

Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Megang Sakti BMS. 1

INVENTARISASI ASET IRIGASI


ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN

Ruas Saluran Saluran Sekunder Megang Sakti

Nama Bangunan : Bangunan Sadap

Nomenklatur BMS. 1

Kode Aset : 1-1-1-1-07-035

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN SIPIL

KONDISI UMUM BANGUNAN SIPIL RUSAK RINGAN

FUNGSI UMUM BANGUNAN SIPIL KURANG

KEMBALI KE MENU

VII - 16
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI PINTU

Hasil Inventarisasi
KONDISI UMUM PINTU RUSAK SEDANG
 Pintu type slide gate belum terpasang
FUNGSI UMUM PINTU BURUK  Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada
setangnya sehingga sulit dalam pengoperasiannya
 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan
liar
KEMBALI KE MENU  Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.
 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat
retakan sehingga air bisa merembes
 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada
tanda longsor pada bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan
ditutup
 Ters edia petunjuk (manual) dan Ta bel operasi pintu atau
pembagi a ir

Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Megang Sakti BMS. 1 ini dapat di
jelaskan bahwa :

 Pintu type slide gate belum terpasang


 Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada setangnya sehingga

sulit dalam pengoperasiannya

 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan liar

 Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.


 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat retakan sehingga air

bisa merembes

 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada

bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%

 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan ditutup

 Tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air

VII - 17
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Kasban BKS. 1

INVENTARISASI ASET IRIGASI


ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN

Ruas Saluran Saluran Sekunder Kasban

Nama Bangunan : Bangunan Sadap

Nomenklatur BKS. 1

Kode Aset : 1-1-1-1-07-025

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN SIPIL

KONDISI UMUM BANGUNAN SIPIL BAIK

FUNGSI UMUM BANGUNAN SIPIL KURANG

KEMBALI KE MENU

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI PINTU

KONDISI UMUM PINTU RUSAK RINGAN Hasil Inventarisasi

 Bangunan sadap tidak ada airnya (kering)


FUNGSI UMUM PINTU KURANG  Pintu tidak ada setangnya sehingga sulit dalam
pengoperasiannya
 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan
liar
KEMBALI KE MENU  Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.
 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat
retakan sehingga air bisa merembes
 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada
tanda longsor pada bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan
ditutup
 Terdapat petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu
atau pembagi air

Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Kasban BKS. 1 ini dapat di
jelaskan bahwa :

 Bangunan sadap tidak ada airnya (kering)

VII - 18
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

 Pintu tidak ada setangnya sehingga sulit dalam pengoperasiannya

 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan liar

 Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.

 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat retakan sehingga air
bisa merembes

 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada

bangunan

 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%

 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan ditutup

 Terdapat petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air

Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Suka Hati BSH. 2

INVENTARISASI ASET IRIGASI


ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN

Ruas Saluran Saluran Sekunder Suka Hati

Nama Bangunan : Bangunan Sadap

Nomenklatur BSH. 2

Kode Aset : 1-1-1-1-07-024

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI BANGUNAN SIPIL

KONDISI UMUM BANGUNAN SIPIL RUSAK RINGAN

FUNGSI UMUM BANGUNAN SIPIL KURANG

KEMBALI KE MENU

VII - 19
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

ASESMEN KONDISI DAN FUNGSI PINTU

KONDISI UMUM PINTU RUSAK RINGAN Hasil Inventarisasi

 Bangunan sadap tidak ada airnya (kering)


FUNGSI UMUM PINTU KURANG  Pintu tidak ada setangnya sehingga sulit dalam
pengoperasiannya
 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan
liar
KEMBALI KE MENU  Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.
 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat
retakan sehingga air bisa merembes
 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada
tanda longsor pada bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan
ditutup
 Terda pat petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu a tau
pembagi a ir

Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Suka Hati ini dapat di jelaskan
bahwa :

 Bangunan sadap tidak ada airnya (kering)

 Pintu tidak ada setangnya sehingga sulit dalam pengoperasiannya

 Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan liar


 Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.

 Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat retakan sehingga

air bisa merembes

 Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada
bangunan
 Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%

 Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan ditutup


 Terdapat petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air

VII - 20
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Tabel 7-6. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Bangunan Pengatur

D.I Air Lakitan

3. Bangunan pada saluran pembawa Sub Jumlah 6.54 9


3.1. Bangunan Pengatur (Bagi / Bagi 100 1.75 2
Sadap / Sadap ) lengkap dan
berfungsi.
a. Setiap saat dan setiap 87.50 100 0.88 1
bangunan pengatur perlu
Saluran Induk dan Sekunder
b. Pada setiap sadap tersier. 87.50 100 0.88 1
3.2. Pengukuran debit dapat dilakukan 1.46 2.5
dengan rencana pengoperasian DI
a. Pada Bangunan Pengambilan 60.00 100 0.60 1
(Bendung / intake).
b. Pada tiap bangunan pengatur 60.00 100 0.45 0.75
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
c. Pada setiap sadap tersier. 55.00 100 0.41 0.75
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi 1.81 2
dan lengkap.
a. Pada saluran induk dan
sekunder 90.52 100 0.72 0.8
b. Pada bangunan syphon, 90.52 100 1.09 1.2
gorong-gorong, jembatan,
talang, cross-drain tidak terjadi
sumbatan.
3.4. Semua perbaikan telah selesai. 1.52 2.5
a. Perbaikan bangunan pengatur 55.00 100 0.69 1.25
(Bagi / Bagi Sadap / Sadap)
b. Mistar ukur, skalaliter dan 55.00 100 0.21 0.375
tanda muka air.
c. Papan Operasi. 65.00 100 0.33 0.5
d. Bangunan pelengkap. 80.00 100 0.30 0.375

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan dan anlisa perhitungan kinerja, serta

mengacu pada jumlah 47 bangunan pengatur yang ada pada Daerah Irigasi Air
Lakitan, hasil penilaian kinerja prasarana fisik bangunan pada saluran pembawa
Daerah Irigasi Air Lakitan mencapai skor kinerja sekitar 6.54.

7.1.4 Saluran Pembuang dan Bangunannya.

Permasalahan akan muncul apabila ketersediaan air tidak mencukupi


permintaan, namun disamping faktor ketersediaan air, kondisi dan fungsi saluran

pembuang dan bangunan-bangunan pembuangnya juga dapat memunculkan

permasalahan lain, salah satunya yaitu terjadinya banjir, oleh karenanya banjir yang

terjadi di D.I. Air Lakitan perlu diantisipasi oleh petani dan pengelola dengan

VII - 21
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

pengelolaan saluran drainase dan penutupan pintu penyadapan di bendung, dan

bangunan-bangunan pembuang di saluran induk. Dengan ini kinerja pada saluran

dan bangunan-bangunan pembuang harus lebih di optimalkan. Adapun hasil

inventarisasi bangunan dan saluran pembuang pada Daerah Irigasi Air Lakitan
adalah sebagai berikut :

Gambar 7.11. Hasil Inventarisasi Saluran Pembuang D.I Air Lakitan

Saluran pembuang berupa outlet dilengkapi dengan pintu, hasil inventarisasi

kondisi eksisting bangunan adalah :


 Terdapat sedimen yang agak tebal di hulu bangunan outlet

 Terdapat rumput atau tumbuhan liar di sekitar bangunan

 Pintu sadap kondisi masih baik dan berfungsi dengan baik

 Nomenklatur bangunan tidak terlihat tertutup oleh tumbuhan liar


 Pintu berfungsi dengan baik secara mekanis dan atau hidrolis, sedikit
bocoran pada pintu antara 10%-20%

Tabel 7-7. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Saluran Pembuang dan
Bangunannya D.I Air Lakitan

4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 73.75 Sub Jumlah 2.95 4


4.1. Semua saluran pembuang dan 75.00 100 2.25 3
bangunannya telah dibangun dan
tercantum dalam daftar pemeli-
haraan serta telah diperbaiki dan
berfungsi.
4.2. Tidak ada masalah banjir yang 70.00 100 0.70 1
menggenangi.

VII - 22
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

7.1.5 Jalan Masuk / Inspeksi

Jalan-jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, eksploitasi dan pemeli-

haraan jaringan irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh

menggunakan jalan-jalan inspeksi ini untuk keperluan-keperluan tertentu saja.


Apabila saluran dibangun sejajar dengan jalan umum didekatnya, maka

tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan

inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling

menghubungkan jalan-jalan inspeksi di seberang saluran irigasi/pembuang atau


untuk menghubungkan jalan inspeksi dengan jalan umum.

Jalan inspeksi Daerah Irigasi Air Lakitan hanya sebagian kecil dari

keselurahan yang telah diaspal dan sebagian besar berupa material granular tebal

20 cm. Lebar jalan inspeksi antara 3-5 m dan dapat dilalui kendaraan roda 4 (empat)
dan roda 2 (dua).
Gambar 7.12. Jalan Masuk Menuju Bendung LAkitan

Adapun Penilaian Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi D.I. Air Lakitan dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 7-8. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi

D.I Air Lakitan


5. Jalan masuk / Inspeksi. 80.00 Sub Jumlah 3.20 4
5.1. Jalan masuk ke bangunan utama 85.00 100 1.70 2
dalam kondisi baik.
5.2. Jalan Inspeksi dan jalan setapak 80.00 100 0.80 1
sepanjang saluran telah diperbaiki
5.3. Setiap bangunan dan saluran 70.00 100 0.70 1
yang dipelihara dapat dicapai
dengan mudah.

VII - 23
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, melihat kondisi dari seluruh jalan inspeksi

dan jalan masuk menuju akses jaringan irigasi Daerah Irigasi Air Lakitan, dari hulu

sampai dengan hilir, hasil penilaian kinerja pada jalan masuk/inspeksi Daerah Irigasi

Air Lakitan mencapai skor kinerja sekitar 3.20 dari skala 4.

7.1.6 Kantor, Perumahan dan Gedung

Instansi atau Unit Pengelola yang bertanggung jawab dalam kegiatan

operasi dan pemeliharaan Bangunan Utama dan Bangunan Pengatur Air Lakitan
secara langsung adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA II BBWS

Sumatera VIII melalui UPTD Air Lakitan yang berlokasi di Desa Sumber Jaya Kab.

Musi Rawas. Secara fisik bangunan kantor tersebut masih dalam kondisi baik dan

layak untuk ditempati namun diperlukan perbaikan ringan pada beberapa rumah
jaga / perumahan yang saat ini dalam kondisi rusak ringan. Adapun beberapa aset

kantor, perumahan dan gedung yang berada di D.I. Air Lakitan ini dapat dilihat

pada tabel dan gambar gambar dibawah.

Tabel 7-9 Daftar Bangunan Gedung Permanen

Luas Tahun
No Unit Aset dan Lokasi Jenis Kondisi
Bangunan Pengadaa
1 KANTOR UPT Kantor 70 Baik 2013
2 RUMAH DINAS TYPE 50 BJB.3 Rumah Dinas 50 Baik 2015
3 RUMAH DINAS TYPE 50 BJB.6 Rumah Dinas 50 Baik 2015
4 RUMAH DINAS TYPE 50 BJB.9 Rumah Dinas 50 Baik 2015
5 RUMAH DINAS TYPE 50 BL.12 Rumah Dinas 50 Baik 2015
6 RUMAH DINAS TYPE 50 BL.14 Rumah Dinas 50 Baik 2015
7 RUMAH DINAS TYPE 50 BL.8 Rumah Dinas 50 Baik 2015
8 RUMAH DINAS TYPE 50 SUKARAME Rumah Dinas 50 Baik 2015
9 RUMAH DINAS TYPE 50 SUMBER KARYA Rumah Dinas 50 Baik 2013
10 RUMAH DINAS TYPE 70 SUMBER KARYA Rumah Dinas 70 Baik 2015
11 RUMAH JAGA TYPE 36 BENDUNG Rumah Dinas 36 Baik 2009
12 RUMAH JAGA TYPE 36 BENDUNG Rumah Dinas 36 Baik 2013
13 RUMAH JAGA TYPE 36 BL.15 Rumah Dinas 36 Baik 2013
14 RUMAH JAGA TYPE 36 BL.5 Rumah Dinas 36 Baik 2013
15 GUDANG BENDUNG Gudang 60 Baik 2015
16 GUDANG SUMBER KARYA Gudang 60 Baik 2015

VII - 24
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7-13. Inventarisasi Aset Kantor UPT Daerah Irigasi Air Lakitan

Gambar 7-14. Inventarisasi Perumahan Daerah Irigasi Air Lakitan

VII - 25
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7-15. Inventarisasi Gudang Daerah Irigasi Air Lakitan

Adapun Penilaian Kinerja Kantor Gedung Perumahan adalah sebagai berikut:

Tabel 7-10. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan dan
Gedung D.I Air Lakitan

6. Kantor, Perumahan dan Gedung 68.00 Sub Jumlah 3.40 5


6.1. Kantor memadai untuk :
- Ranting/Pengamat 80.00 100 0.80 1

- Mantri/Juru 90.00 100 0.90 1

6.2. Perumahan memadai untuk :


- Ranting/Pengamat 60.00 100 0.30 0.5

- Mantri/Juru 70.00 100 0.35 0.5

6.3. Gedung memadai untuk :


- Ranting/Pengamat 70.00 100 0.70 1
- Bangunan utama (BD). 70.00 100 0.35 0.5
- Skot Balok dan perlengkapan - 100 - 0.5
dibangunan lain.

7.2. Kinerja Produktivitas Tanam

Ketersediaan secara kuantitatif banyak dipengaruhi oleh aspek

hidroklimatologi dan vegetasi. Biasanya tingkat ketersediaan air dinyatakan

dengan keandalaan debit tersebut tersedia (debit andalan). Debit andalah debit
minimum yang diandalkan ketersediaannya untuk dapat dimanfaatkan dengan

tingkat kemungkinan terpenuhi tertentu. Analisa ketersediaan di bangunan

pengambilan dapat dilakukan dengan analisa frekuensi terhadap debit normal

VII - 26
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

yaitu debit minimum untuk kemungkinan terpenuhi 80%. Sistem Giliran

adalah cara pemberian air disaluran tersier atau saluran utama dengan interval

waktu tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K. Sistem golongan

adalah sawah dibagi menjadi golongan-golongan saat permulaan pekerjaan sawah


bergiliran menurut golongan masing-masing. Faktor K adalah perbandingan antara

debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada periode pembagian

dan pemberian air. K = Pada kondisi air cukup (faktor K=1),pembagian dan

pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberianair. Pada
saat terjadi kekurangan air (K<1),pembagian dan pemberian air disesuaikan

dengan nilai faktor K yang sudah dihitung. Adapun hasil pencatatan debit realisasi

oleh petugas Mantri terlihat pada tabel di bawah :

Tabel 7-11. Debit realisasi intake Lakitan dan Sungai Lakitan tahun 2016

VII - 27
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Ketersediaan air pada sistem Jaringan Irigasi Air Lakitan diperoleh dari Sungai

Lakitan melalui bendung Lakitan yang dimanfaatkan untuk irigasi. Oleh karena itu

keandalan ketersediaan air DI. Air Lakitan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi

sangat tergantung pada tingkat keandalan Sungai Lakitan. Rencana pola tata
tanam bertujuan untuk meningktakan efisiensi penggunaan air dan menambah

luasan serta intensitas tanaman, rencana pola tata tanam disesuaikan dengan pola

tata tanam yang sudah berjalan dengan mempertimbangkan kondisi ketersediaan

air, lahan tersedia dan tingkat ekonomis tanaman yang berlaku. Bentuk pola tata
tanam yang berlaku pada D.I. Air Lakitan termasuk lebih baik apabila dibandingkan

dengan daerah irigasi lainnya, karena sudah dipayungi dengan badan hukum

dalam bentuk Peraturan Bupati. Perhitungan imbangan air dilakukan dengan

membandingkan jumlah kebutuhan air dengan jumlah ketersediaan air pada


sistem jaringan irigasi Air Lakitan. Dengan neraca air dapat diketahui keandalan
Sungai Lakitan dalam memenuhi kebutuhan air pada sistem jaringan irigasi Air

Lakitan. Apabila terjadi surplus maka kelebihan air dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kebutuhan air yang bernilai ekonomis, dan apabila terjadi defisit

maka perlu dilakukan optimalisasi pembagian air. Imbangan air (Neraca Air) pada

sistem Irigasi Air Lakitan adalah perbedaan antara ketersediaan air dengan jumlah

seluruh kebutuhan air yang dilayani. Kinerja pelayanan air meliputi : tingkat
kecukupan air dan tingkat ketepatan memperoleh air. Rencana penyediaan air

tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat kabupaten/ tingkat provinsi sesuai

dengan kewenangannya berdasarkan ketersediaan air (debit andalan) dan

mempertimbangkan usulan rencana tata tanam dan rencana kebutuhan air


tahunan, kondisi hidroklimatologi.
Adapun penilaian kinerja pada Ketersediaan Air dan Indeks Pertanaman pada

Daerah Irigasi Air Lakitan sebagai berikut :

VII - 28
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Tabel 7-12. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Produktivitas Tanaman

D.I Air Lakitan


II. PRODUKTIVITAS TANAM 69.58 JUMLAH 10.44 15
( Tahun sebelumnya )
1. Pemenuhan kebutuhan air 93.33 100 8.40 9
( Faktor K )
2. Realisasi luas tanam (e) 93% 100 0.04 4
Luas baku (Ha) 4,144 ( a )
Realisasi
Musim Tanam Tanam
(Ha)
- MT. I 4,144
- MT. II 4,144
- MT. III 3,315
Jumlah I,II,III 11,603 ( b )
IP Maks ( % ) 300 (c)
Indeks Pertanaman (IP) 280% (d)
yang ada = (b)/(a)x100 %
Prosentase Realisasi Luas 93% (e)
Tanam = (d)/(c)x100 %
3. Produktivitas Padi (c) 100.00 100 2.00 2

Produktifitas padi rata-rata 3.83 ( a )


( ton / ha )
Produksi padi yang ada 9.40 ( b )
( ton / ha )
Prosentase Produktifitas ..... (c)
padi = (b)/(a)x100 %
Bila produksi padi yang ada > produksi
rata-rata maka Prosentase Produk
tivitas padi ( c ) ditulis 100 %.

Adapun beberapa penilaian kinerja produktivitas tanam di nilai berdasarkan tingkat

kinerja pemenuhan kebutuhan air, dimana hal ini berdasarkan pada tingkat

kecukupan air dan tingkat ketepatan pemberian air

7.1.2 Tingkat kecukupan air

Masalah air bagi tanaman pangan tidak hanya didominasi oleh daerah beriklim

kering. Di daerah beriklim basah air juga merupakan faktor pembatas terhadap

tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman. Keberhasilan suatu kegiatan


pertanian sangat ditentukan oleh perimbangan antara jumlah air yang tersedia di

lahan dengan jumlah air yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhannya.

Jumlah air yang tersedia pada suatu lahan pertanian dapat dilihat dari kondisi curah

hujan, sedangkan jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman dapat digambarkan
dengan jumlah air yang dibutuhkan untuk evapotranspirasi. Jumlah air yang

tersedia dan jumlah air yang dibutuhkan akan mengalami fluktuasi dari waktu ke

waktu, sehingga pada suatu periode dapat terjadi kelebihan air dan pada periode

VII - 29
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

lainnya dapat terjadi kekurangan air bagi tanaman. Tingkat kecukupan air ditandai

dengan kemampuan suatu sumber air untuk memenuhi kebutuhan air untuk

keperluan tertentu. Pada areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi 3 kali dalam

setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman
dengan palawija. Pergiliran tanaman ini juga dilakukan pada lahan beririgasi.

Biasanya setelah satu tahun menanam padi, untuk meningkatkan produktivitas

lahan, seringkali dilakukan tumpang sari dengan tanaman semusim lainnya,

misalnya padi gogo dengan jagung atau padi gogo di antara ubi kayu dan kacang
tanah. Pada pertanaman padi sawah, tanaman tumpang sari ditanam di pematang

sawah, biasanya berupa kacang- kacangan. Tingkat kecukupan air dapat diketahui

dengan cara berikut ini : jika dalam satu tahun pada suatu areal sawah tertentu

dapat ditanami padi 3 kali dan air yang dialirkan memadai, maka tingkat kecukupan
airnya dapat dikatagorikan sangat cukup, jika areal sawah dapat ditanami dua kali,
maka tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan cukup. Jika areal sawah hanya

dapat ditanami padi satu kali dalam setahun meskipun air yang dialirkan sangat
memadai, tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan kurang dan jika suatu

areal sawah hanya dapat satu kali ditanami padi dalam satu tahun serta air yang

dialirkan tidak memadai, maka tingkat kecukupan air pada suatu daerah irigasi

dapat dikatagorikan sangat kurang.

7.1.3 Tingkat ketepatan pemberian air

Dampak perubahan perilaku kekeringan memunculkan masalah dalam kegiatan

pertanian, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan air tanaman. Data lapangan

juga menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering
dan tadah hujan, tetapi juga melanda lahan sawah beririgasi, baik irigasi semiteknis

maupun teknis. Sehingga kondisi ini memunculkan masalah baru pula terutama

dalam hal ketepatan waktu pemberian air ke areal lahan. Penentuan kebutuhan air
tanaman didasarkan pada jenis tanaman yang ada dan atau rencana tanam untuk

masa yang akan datang. Sedangkan ketersediaan air didasarkan pada potensi air

hujan, air sungai dan sumber air lainnya. Faktor kehilangan air, disamping untuk

tanaman itu sendiri juga diperhitungkan kehilangan air karena perkolasi,

VII - 30
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

evapotranspirasi serta efisiensi penyampaian atau penyaluran air dari sungai atau

bendungan ( Suprapto, dkk., 2008). Tingkat ketepatan pemberian air erat kaitannya

terhadap tingkat kecukupan air. Jika tingkat kecukupan air ditandai dengan

kemampuan suatu sumber air untuk memenuhi kebutuhan air untuk keperluan
tertentu, maka tingkat ketepatan pemberian air dapat didefinisikan sebagai suatu

kondisi untuk menyatakan kesesuaian waktu pemberian air sesuai dengan jadwal

yang telah disepakati bersama. Tingkat ketepatan pemberian air dapat dianalisis

dengan cara berikut ini. Jika pemberian air telah sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya dapat dikatagorikan

sangat tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat beberapa jam dari jadwal yang

telah disepakati bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya masih dapat

dikatagorikan tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat lebih dari satu hari, maka
tingkat ketepatan pemberian airnya dikatagorikan terlambat dan jika jadwal
pemberian airnya terlambat hingga lebih dari 3 hari, maka tingkat ketepatan

pemberian dikatagorikan sangat terlambat.

7.3. Sarana Penunjang

7.3.1. Transportasi

Dalam menjalankan tugasnya Mantri/Juru Pengairan perlu diberi fasilitas

kendaraan bermotor. Untuk keperluan sebagai berikut :


a. Penelusuran jaringan irigasi. melihat kondisi / Kerusakan Jaringan irigasi;

b. Monitoring pembagian dan pemberian air ke petak tersier;

c. Mengikuti kegiatan di tingkat Kecamatan (rapat koordinasi).

d. Penyuluhan P3A/GP3A/IP3A di lapangan.

Hasil inventarisasi di lapangan pengamat saat ini belum memiliki alat transportasi

sepeda motor, selama ini pengamat menggunakan sepeda motor milik pribadi
dalam kegiatan di lapangan sehingga perlu pengadaan sepeda motor dinas

VII - 31
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

7.3.2. Peralatan OP dan Alat-alat Kantor UPTD Air Lakitan

Tabel 7-13. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Air Lakitan

Jenis Peralatan Pengadaan Pengadaan Pengadaan


Perlengkapan dan Fasilitas Tahun 2009 Tahun 2013 Tahun 2014
No Satuan Jumlah
Kerja (Paket. PTSL-II) (Paket.LMS.09 (Paket.LMS.09A
PIRIMP) PIRIMP)
1 Kantor (Type 50*) Unit 1 1
2 Gudang (6x10 m) Unit 2 2
3 Ruang Rapat (Type 30*) Unit 1 1
4 Mebeler Unit 1 1 2
5 Meja Kerja 1 biro Unit 1 1 2
6 Meja Kerja 1/2 biro Unit 3 6 9
7 Kursi Unit 5 7 12
8 Lemari Besi Unit 1 6 7
9 Lemari Kayu Unit 7 7
10 Rak Unit 1 1
11 ATK LS 1 1 2
12 FURNITURE 0
Dining Table and Chair(Meja, Kursi) Set 8 8
Guest Chair Set (Meja, Kursi Tamu) Set 8 8
Single Bad With Matres (Ranjang) Nos 16 16
Wardrobe (Lemari Pakaian) Nos 8 8
Cooking and Washing Stand Nos 8 8
Cupboard (Lemari Makan) Nos 8 8

Alat – alat dasar untuk pemeliharaan rutin seperti: arit, cangkul, sekop, kunci pintu

operasional bangunan bagi / bagi-sadap / sadap, lampu penerangan dalam kondisi

rusak namun cukup lengkap. Pada kondisi ini upaya yang harus dilakukan yaitu
membeli peralatan baru dan disimpan dalam gudang agar tidak mudah rusak. Alat

– alat kantor pelaksana operasional seperti: meja, bangku, map folder, lemari

berangkas, madding dalam kondisi rusak ringan namun masih layak digunakan.

Upaya yang dapat dilakukan yaitu penambahan alat yang kurang dan perbaikan
pada alat – alat kantor yang rusak agar dapat digunakan dengan baik oleh para

pelaksana operasional.

7.3.3. Alat-alat Komunikasi

Adapun alat komunikasi yang digunakan di Kantor UPTD Air Lakitan dalam

kegiatan operasi harian menggunakan perangkat rig 1 buah, Handy Talky (HT) 3

buah dan handphone / ponsel yang dimiliki masing-masing personil, alat


komunikasi dinilai cukup efektif dan cukup efisien dalam kegiatan koordinasi dan

komunikasi. Jaringan komunikasi melalui perangkat handphone saat ini

VII - 32
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

dipergunakan dalam kegiatan operasi harian dan juga dimanfaatkan dalam

kegiatan pemantauan banjir. Untuk lebih memperlancar arus komunikasi data perlu

dipertimbangkan pemanfaatan teknologi wireless.

Tabel 7-14. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Sarana Penunjang

D.I Air Lakitan


III. SARANA PENUNJANG 53.75 JUMLAH 5.38 10
1. Peralatan O&P. Sub Jumlah 2.03 4
1.1. Alat alat dasar untuk pemeliharaan rutin 80.00 100 1.60 2
1.2. Perlengkapan personil untuk operasi 85.00 100 0.43 0.5
1.2. Peralatan berat untuk pembersihan lumpur - 100 - 1.5
dan pemeliharaan tanggul
2. Transportasi Sub Jumlah - 2
2.1. Ranting/Pengamat ( Sepeda motor ) - 100 - 1
2.2. Juru/Mantri (Sepeda motor) - 100 - 0.5
2.3. PPA/POB ( Sepeda ) - 100 - 0.5
3. Alat-alat kantor Pelaksana OP Sub Jumlah 1.65 2
3.1. Perabot dasar untuk kantor 80.00 100 0.80 1
3.2. Alat kerja di kantor 85.00 100 0.85 1
4. Alat Komunikasi Sub Jumlah 1.70 2
4.1. Jaringan komunikasi yang memadai 85.00 100 1.70 2
untuk Ranting/Pengamat - Subdin O&P -

7.4. Organisasi Personalia

Kinerja jaringan irigasi dapat dilihat dari pengelolaan jaringan irigasi

berdasarkan ketersediaan sumber daya manusia atau kondisi organisasi

personalianya, disamping itu juga biaya OP sebagai penunjang kelestarian fungsi


dan ketersediaan air yang mencukupi permintaan sepanjang tahun, karena

pengelolaan jaringan irigasi merupakan pekerjaan yang tidak mudah untuk

dilaksanakan.

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

menjelaskan bahwa : Kepala Ranting/pengamat/UPTD/cabang dinas/korwil : 1

orang + 5 staff per 5.000 – 7.500 Ha, Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 –
1.500 Ha, Petugas Operasi Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah

beberapa pekerja untuk bendung besar, Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 –

5 bangunan sadap dan bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau

daerah layanan 150 sd. 500 ha. Namun pada hasil inventarisasi kami dilapangan

VII - 33
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

pada data Sumber Daya Manusia UPTD D.I Air Lakitan ini adapun beberapa data

yang kami peroleh yaitu jumlah Petugas Operasi dan Pemeliharaan yang berstatus

sebagai Pegawai Negeri Sipil / PNS berjumlah 19 orang, terdiri dari Kepala UPT (1

orang), staf UPT (7 orang), Mantri/Juru (8 orang), sementara Petugas Operasi


Bendung (POB)/Petugas Penjaga Pintu Air (PPA) memiliki jumlah 3 orang berstatus

PNS, dan 25 orang masih berstatus Pegawai Harian Lepas / PHL atau berstatus Non

PNS. Apabila Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan


Irigasi dimuat beberapa persyaratan pendidikan yang harus dimiliki oleh masing-

masing petugas OP yang menjabat, sementara dari keseluruhan petugas yang

menjabat masih belum memenuhi persyaratan tersebut, dimana hal ini dapat

mempengaruhi kinerja suatu Organisasi Personalia yang ada pada D.I. Air Lakitan
ini, untuk lebih jelasnya hasil inventarisasi petugas di D.I Air Lakitan dapat dilihat
pada tabel berikut :

Tabel 7-15. Inventarisasi petugas berstatus PNS D.I. Air Lakitan

Umur
No Nama Pendidikan Jabatan
(th)

1 H.Syamsuri,S.Sos D3 Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 43


2 Rianto,Amd D3 Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 38
3 Sumarno,SP D3 Teknik Sipil Lain-Lain 45
4 Suprapno,SP D3 Teknik Sipil Lain-Lain 47
5 Dedi Novriansyah STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 39
6 Impian STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 47
7 Jaka Riyanto STM Teknik Sipil Lain-Lain 40
8 Kasmidi STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 57
9 Saparudin STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 43
10 Sila Rubianto STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 44
11 Subawi STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 49
12 Sugeng Riyanto STM Teknik Sipil Lain-Lain 38
13 Suharsono STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 57
14 Sukirman STM Teknik Sipil Lain-Lain 53
15 Supendi STM Teknik Sipil Pengamat atau sederajat 57
16 Suroto STM Teknik Sipil Lain-Lain 44
17 Suryoto STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 40
18 Suwarso STM Teknik Sipil Lain-Lain 43
19 Wanto STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 44

VII - 34
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Tabel 7-16. Inventarisasai Petugas OP status Non PNS


Umur
No Nama Pendidikan Jabatan
(th)
1 Aan Sugiono STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 34
2 Amir Fajri STM Teknik Sipil Petugas operasi bendung 24
3 Anas Tauhid STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 31
4 Andika Asmara STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 28
5 Bastian STM Teknik Sipil Petugas operasi bendung 41
6 Darwani STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 36
7 Dona April Sandi STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 22
8 Doni Yulian STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 34
9 Endro Aprianto STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 35
10 Hamdari STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 30
11 Heru Saputra STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 32
12 Kartuji STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 24
13 Khizan Alfizar STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 33
14 Mulyadi STM Teknik Sipil Petugas operasi bendung 42
15 Niko Kusasi STM Teknik Sipil Petugas operasi bendung 32
16 Redi Irwansyah STM Teknik Sipil Petugas operasi bendung 32
17 Riwang Dwintan STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 33
18 Sepdianto STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 38
19 Suharyadi STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 25
20 Susilo STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 33
21 Widiyanto STM Teknik Sipil Petugas pintu lain 36
22 Zainal Abidin STM Teknik Sipil Petugas operasi bendung 40
23 Aji Milus ST atau SMP Petugas operasi bendung 53
24 Junaidi ST atau SMP Petugas operasi bendung 52
25 Posewan ST atau SMP Petugas operasi bendung 47

7.7.1 Kinerja Organisasi Personalia


Tabel 7-17. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Organisasi Personalia

D.I Air Lakitan


IV. ORGANISASI PERSONALIA 89.52 JUMLAH 13.43 15
1. Organisasi O&P telah disusun dengan batasan - Sub Jumlah 4.50 5
batasan tanggung jawab dan tugas yang jelas.
1.1. Ranting/Pengamat 90.00 100 1.80 2
1.2. Juru/Mantri 90.00 100 1.80 2
1.3. PPA/POB 90.00 100 0.90 1
2. Personalia Sub Jumlah 8.93 10
2.1. Kuantitas/Jumlah sesuai dengan kebutuhan
- Juru/Mantri 100.00 100 1.00 1
- PPA/POB 100.00 100 3.00 3
2.2. > 70 % PPA/POB Pegawai Negeri 43.18 100 1.73 4
( bila => 70 % bobot bagian 100 % )
2.3. Semua sudah paham OP
- Ranting/Pengamat 80.00 100 0.80 1
- Juru/Mantri 80.00 100 1.60 2
- PPA/POB 80.00 100 0.80 1

VII - 35
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

7.5. Dokumentasi

Bendung Lakitan selesai dibangun tahun 2009, ada 6 bangunan pengatur pengatur

selesai dibangun tahun 2009, 4 bangunan pengatur selesai dibangun tahun 2010,

2 bangunan pengatur selesai dibangun tahun 2011 dan 35 bangunan pengatur


selesai dibangun tahun 2012 sehingga dokumentasi berupa data DI, skema

bangunan dan jaringan irigasi, gambar pelaksana (as built drawing), peta situasi

dan foto-foto masih lengkap.

Adapun skor kinerja dokumentasi dari hasil survey dan analisa oleh
konsultan dan kunjungan ke kantor UPTD Air Lakitan bahwa kinerja dokumentasi

D.I. Air Lakitan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7-18. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Dokumentasi


D.I Air Lakitan
V. DOKUMENTASI JUMLAH 4.75 5
1. Buku Data DI. 95.00 100 1.90 2
2. Peta dan gambar-gambar
2.1. Data dinding di Kantor 95.00 100 0.95 1
2.2. Gambar Pelaksana 95.00 100 0.95 1
2.3. Skema Jaringan (pelaksana & bangunan) 95.00 100 0.95 1

7.6 Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)


7.6.1. Lembaga Petani Pemakai Air

Untuk mendukung program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan

pangan nasional salah satunya adalah peningkatan disektor pertanian yang berupa
pembangunan bangunan air dan jaringannya. Hal tersebut perlu diadakan
pemanfaatan air irigasi yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam

petak tersier dan jaringan utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi

sebaik-baiknya. Tanpa adanya usaha secara menyeluruh maka manfaat dari


bangunan saluran dan jaringan utama tidak akan tercapai. Adapun hasil survey

kami dilapangan berikut beberapa Organisasi GP3A dan IP3A yang ada di D.I. Air

Lakitan.

Pengembangan sistem irigasi tersier menjadi hak dan tanggung jawab


perkumpulan petani pemakai air. Artinya, segala tanggung jawab pengembangan

VII - 36
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

dan pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga

Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan

Mitra Cai, Subak, HIPPA). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah

kelembagaan yang ditumbuhkan/ dibentuk petani yang mendapat manfaat secara


langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi, air permukaan, embung dan air

tanah untuk mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang

baik dan berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya

yang pada akhirnya mampu meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian


dalam mendukung upaya peningkatan kesejahteraan petani. Kelembagaan petani

pemakai air adalah lembaga/ institusi yang dibentuk oleh petani dan atau

masyakarat dan atau pemerintah yang bertujuan untuk melaksanakan

pengembangan dan atau pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan untuk
mencukupi kebutuhan air irigasi di lahan pertanian para petani tersebut. Dalam
rangka membentuk organisasi pemakai air pada tingkat desa, pemerintah telah

berupaya mengorganisasikan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) dengan


memilih para pengurus dari kalangan petani sendiri. Upaya ini tidak selalu berhasil

dan kira-kira hanya 15 % saja yang aktif. Tingkat keaktifan ini dapat dipengaruhi

oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama yang terbata. Kinerja kelembagaan

petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan petani, dalam hal ini ialah
menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ ART, program kerja. Selain itu

kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana dan keaktifan

anggota. Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara berikut ini.

Apabila struktur kelembagaan, prasarana dan keaktifan anggota memadai,


misalnya saja AD/ ART tersedia, program kerja berjalan dengan baik, prasarana
seperti peralatan bertani, gudang dan lain sebainya lengakap serta anggota turut

aktif dalam kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani
dapat dikategorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya

buruknya kondisi prasarana, maka kelembagaan petani masih dapat dikatakan

baik, jika dua diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik

maka dikatakan kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen

VII - 37
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

tesebut tidak tersedia, maka kinerja kelembagaan petani tersebut dikatagorikankan

sangat buruk.

7.6.2. Penilaian kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Tabel 7-19. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Perkumpulan Petani


Pemakai Air (P3A) D.I Air Lakitan
VI. PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR (P3A) JUMLAH 7.20 10
A. Jumlah P3A Desa = 54 Bh
B. Jumlah GP3A = 3 Bh
C. Jumlah IP3A = 1 Bh

1. GP3A / IP3A sudah berbadan Hukum 100.00 100 1.50 1.5


2. Kondisi Kelembagaan GP3A / IP3A 60.00 100 0.30 0.5
- Berkembang ( 100 % )
- Sedang berkembang ( 60 % )
- Belum berkembang ( 30 % )
3. Rapat Ulu Ulu / P3A Desa / GP3A dengan 100.00 100 2.00 2
pengamat/ranting
- 1/2 bulan sekali ( 100 % )
- 1 bulan sekali ( 60 % )
- Ada tidak teratur ( 40 % )
- Belum ada (0%)
4. P3A aktif mengikuti survei/penelusuran jaringan. 100.00 100 1.00 1
5. Partisipasi P3A dalam perbaikan jaringan dan 80.00 100 1.60 2
penanganan Bencana Alam.
6. Iuran P3A digunakan untuk perbaikan jaringan - 100 - 2
- Tersier ( 100 % )
7. Partisipasi P3A dalam perencanaan Tata Tanam 80.00 100 0.80 1
dan Pengalokasian Air.

Penilaian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) D.I. Air Lakitan mencapai

skor kinerja sekitar 7.20 dari skala 10.

7.6.3. Kontribusi Petani Dengan Kondisi Jaringan Irigasi Yang Ada Sekarang.

Dari hasil survei dan pertemuan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai

Air) kondisi fisik Jaringan Irigasi D.I. Air Lakitan sudah mengalami penurunan fungsi.

Hal ini disebabkan pemeliharaan yang masih kurang baik, akibat dari dana yang
kurang memadai dan faktor usia dari fisik jaringan itu sendiri. Kontribusi Petani

dengan melalui perkumpulan Petani P3A di Jaringan Irigasi Air Lakitan dari hasil

survai dan pertemuan yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait

dalam pengembalian fungsi jaringan irigasi Air Lakitan, antara lain :

 Perawatan saluran tersier dengan kegiatan galian waled/lumpur

 Perbaikan saluran tersier sesuai kemampuan petani

VII - 38
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

 Kontribusi tenaga dan material untuk perbaikan sesuai dengan

kemampuan

 Pemeliharaan bangunan-bangunan pengambilan (bagi

sadap/bagi/sadap)

 Dll.

7.7. Kinerja Sistim Irigasi D.I. Air Lakitan

Di dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

No.12/PRT/M/ Tahun 2015 tentang Eksploitasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi


menjelaskan bahwa evaluasi kinerja sistem irigasi dinilai berdasarkan beberapa

parameter yaitu :

 Prasarana fisik

 Produktivitas tanaman
 Sarana penunjang

 Organisasi personalia

 Dokumentasi
 Kondisi kelembagaan P3A

Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan formulir 1

(untuk DI utuh dalam 1 kabupaten/kota) dan 2 (untuk DI lintas kabupaten/kota)

Indeks Kinerja Sistem Irigasi dengan nilai


 80-100 : kinerja sangat baik

 70-79 : kinerja baik

 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian

 < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian


maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5

Penentuan kinerja individual aset jaringan dapat dinilai oleh petugas

operasi dan pemeliharaan jaringan yang berpengalaman. Untuk aset pendukung


yang terdiri atas unsur kelembagaan, SDM, bagunan gedung, peralatan, dan lahan,

kinerjanya ditentukan atas dasar perbandingan antara keberadaan dan kebutuhan

aset pendukung, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

VII - 39
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi.

Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah Irigasi Air

Lakitan juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa kami pada tabel

berikut :

Tabel 7-20. Hasil Rekapitulasi Perhitungan Kinerja Sistim Irigasi

D.I. Air Lakitan

Rekap Skor Kinerja Max Skor Kinerja

Prasarana Fisik (25 - 45) 45 : 33.68


Produktivitas tanam (10 - 15) 15 : 10.44
Sarana Penunjang (5 - 10) 10 : 5.38
Organisasi Personalia (7.5 - 15) 15 : 13.43
Dokumentasi (2.5 - 5) 5 : 4.75
IP3A/GP3A (5 - 10) 10 : 7.20
Total Skor Kinerja 100 74.87

Secara keseluruhan kinerja sistim irigasi D.I. Air Lakitan adalah 74.87,
artinya kinerja sistimnya BAIK (antara 70%-79%), hal ini dikarenakan D.I Air Lakitan

usianya belum mencapai 10 tahun dan sebagian besar bangunan dan saluran

selesai dibangun tahun 2012 dan saat ini masih dalam pengerjaan perluasan
daerah irigasi (dari BL. 23 – BL. 41). Kinerja D.I. Air Lakitan ini antara lain Kondisi

Prasarana : 33.68, Produktivitas tanam : 10.44, Sarana Penunjang : 5.38, Organisasi

Personalia : 13.43, Dokumentasi : 4.75, Kondisi P3A: 7.20.


Secara grafik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

VII - 40
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Gambar 7-16. Grafik Kinerja Sistim Irigasi D.I. Air Lakitan

7.8 ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN (AKNOP)

IRIGASI

Dalam rangka untuk menciptakan irigasi memiliki manfaat maksimal maka


harus diberikan perawatan rutin dan menyiapkan dana yang cukup untuk

kegiatan atau angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan irigasi.

Ruang lingkup penyusunan AKNOP irigasi adalah sebagai berikut :


a. Inventarisasi komponen-komponen detail kegiatan pengelolaan serta

operasi dan pemeliharaan

b. Inventarisasi komponen-komponen teknis yang memerlukan

pembiayaan dalam penyelenggaran kegiatan OP.


c. Inventarisasi fasilitas pendukung yang diperlukan dalam mendukung

pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pemeriksaan

dan pemantauan kondisi.

d. Inventarisasi kerusakan yang memerlukan perbaikan dan atau


penggantian

e. Perhitungan harga satuan kegiatan

f. Perhitungan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan irigasi

VII - 41
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS

Perhitungan AKNOP pada kegiatan ini Kami sajikan pada Laporan khusus

Laporan BOQ dan RAB (AKNOP) yang disampaikan terpisah.

VII - 42

Anda mungkin juga menyukai