Penilaiankinerjaaknopdi 180322042712
Penilaiankinerjaaknopdi 180322042712
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
BAB VII
Kondisi fisik jaringan irigasi sangat mempengaruhi kinerja sistem irigasi Air
Lakitan, kondisi fisik tersebut meliputi : kondisi saluran primer, saluran sekunder,
fisik telah mengalami penurunan sejak awal dibangun sampai sekarang. Perbaikan
sering dilaksanakan, tetapi dalam tingkat skala kecil dan parsial (setempat),
merupakan inti dari kegiatan irigasi. Keandalan prasarana jaringan irigasi dicirikan
pemberian air tergantung kepada pengelola jaringan berdasar pola dan tata
pelayanan sehingga air irigasi tidak sepenuhnya dapat diberikan ke daerah layanan.
Kerusakan ringan didefinisikan sebagai gangguan fisik bangunan tetapi tidak
yang tidak sesuai dengan permintaan dan Kerusakan berat dicirikan dengan air
irigasi tidak dapat diterima daerah layanan sama sekali. Hirarki pemberian air irigasi
VII - 1
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
tersebut berturut-turut sebesar 50%, 20%, 10% 15% dan 5% untuk bendung,
saluran, bangunan, tanggul dan jalan inspeksi, dan bangunan ukur debit.
Daerah Irigasi Air Lakitan dengan luas fungsional sebesar 9697 Ha di bawah
kewenangan Pemerintah Pusat Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII. Bendung
Air Lakitan di Desa Selangit Kecamatan Selangit Kota Lubuklinggau dibangun
tahun 2009 oleh Direktorat Jenderal SDA, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dan pada tahun 2010 mulai difungsikan. Daerah Irigasi Air
Lakitan yang sudah terbangun meliputi 1 buah Saluran Primer sepanjang 28,098
Km dan saluran sekunder yang sudah terbangun 6 buah dengan total panjang
sekunder 17.514 km, jumlah panjang Primer dan Sekunder 45,612 km . Jaringan
irigasi di Daerah Irigasi (DI) Air Lakitan di peroleh dari Sungai Lakitan. Adapun data
teknis Bendung Air Lakitan adalah sebagai berikut :
6 Outlet = 1 buah
7 Bangunan Bagi Sadap = 9 buah
8 Bangunan Sadap = 38 buah
10 Siphon = 1 buah
11 Talang = 1 buah
12 Terjunan = 1 buah
VII - 2
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan utama yaitu Bendung Lakitan ini adalah
sebagai berikut :
Konstruksi bangunan sipil pada mercu Bendung Lakitan masih dalam keadaan utuh
dan keadaan baik, adapun kondisi eksisting ketika inventarisasi dilakukan tidak
VII - 3
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Konstruksi bangunan sipil pada sayap Bendung Lakitan masih dalam keadaan utuh
dan keadaan baik, terdapat beberapa retakan namun bisa diatasi dengan cara
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung Lakitan
sudah terdapat pagar pengaman pada tubuh bendung, namun tampak masih
tampak sebagian, sebagian lagi masih terdapat yang belum terpasang pagar
VII - 4
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
5
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Pada gambar diatas menjelaskan bahwa hasil inventarisasi kondisi Bendung Lakitan
ini bahwa sudah terdapat jembatan di atas mercu bendung, bangunan jembatan
ini dalam kondisi rusak ringan namun kondisi stabil dan cukup kuat untuk
Pada gambar di atas menjelaskan bahwa mistar ukur atau papan duga dalam
kondisi rusak berat sebagian sudah hilang dan sulit dibaca sehingga perlu diganti
yang baru.
VII - 5
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
6
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Pintu pengambilan pada Bendung Lakitan Daerah Irigasi Air Lakitan yang sejumlah
4 buah dan seluruhnya masih dalam kondisi baik dan tidak ditemui kerusakan yang
berarti. Upaya yang dapat dilakukan yaitu pemeliharaan rutin pada pintu
pengambilan agar tetap dalam kondisi baik dan dapat beroperasi sesuai rencana.
VII - 6
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
7
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
masih dalam kondisi baik dan tidak ditemui kerusakan yang berarti. Upaya yang
dapat dilakukan yaitu pemeliharaan rutin pada pintu penguras agar tetap dalam
Bendung Lakitan
Bangunan Sipil ME
Tahun
No Jenis Aset Nama Nomenklatur
Survey Kondisi Fungsi Kondisi Fungsi
VII - 7
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
8
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Hasil penilaian kinerja pada bangunan utama Bendung Air Lakitan ini mencapai
skor kinerja 9,97 dari skala 13.00.
VII - 8
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
9
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
VII - 9
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
(60% - <80%).
(60% - <80%).
(60% - <80%).
VII - 10
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Gambar 7.8. Penilaian Kondisi dan Fungsi Sal. Induk Air Lakitan
Gambar 7.9. Penilaian Kondisi dan Fungsi Sal. Sekunder Jajaran Baru
VII - 11
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
VII - 12
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
TOTAL 17,514
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, mengacu pada total panjang saluran
pembawa Daerah Irigasi Air Lakitan yang panjangnya 45.612 kilometer, dan hasil
analisa kondisi dan fungsi saluran pembawa, maka hasil penilaian kinerja pada
saluran pembawa Daerah Irigasi Air Lakitan ini mencapai skor kinerja 7.62.
VII - 13
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
1 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 1 BL. 1 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
2 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 2 BL. 2 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
3 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 3 BL. 3 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
4 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 4 BL. 4 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
5 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 5 BL. 5 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
6 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 6 BL. 6 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
7 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 7 BL. 7 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
8 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 8 BL. 8 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
9 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 9 BL. 9 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
10 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 10 BL. 10 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
11 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 11 BL. 11 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
12 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 12 BL. 12 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
13 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 13 BL. 13 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
14 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 14 BL. 14 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
15 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 15 BL. 15 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
16 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 16 BL. 16 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
17 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 17 BL. 17 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
18 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 18 BL. 18 2017 B K RR BR 95.0 70.5 84.5 40.5
19 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 19 BL. 19 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
20 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 20 BL. 20 2017 RS BR RB TB 69.5 40.5 19.5 10.0
21 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 21 BL. 21 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
22 Sadap Bangunan Sadap Lakitan 21' BL. 21' 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
23 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Lakitan 22 BL. 22 2017 B K B K 95.0 70.5 95.0 70.5
24 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 1 BAD. 1 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
25 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 2 BAD. 2 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
26 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 3 BAD. 3 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
27 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 4 BAD. 4 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
28 Sadap Bangunan Sadap Air Deras 5 BAD. 5 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
29 Sadap Bangunan Sadap Suka Hati 1 BSH. 1 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
30 Sadap Bangunan Sadap Suka Hati 2 BSH. 2 2017 RR K RR K 84.5 70.5 84.5 70.5
31 Sadap Bangunan Sadap Kasban BKS. 1 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
32 Sadap Bangunan Sadap Sukarame BS. 1 2017 B K RR K 95.0 70.5 84.5 70.5
33 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 1 BJB. 1 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
34 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 2 BJB. 2 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
35 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 3 BJB. 3 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
36 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 4 BJB. 4 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
37 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 5 BJB. 5 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
38 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 6 BJB. 6 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
39 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Jajaran Baru 7 BJB. 7 2017 RS BR RS BR 69.5 40.5 69.5 40.5
40 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 8 BJB. 8 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
41 Sadap Bangunan Sadap Jajaran Baru 9 BJB. 9 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
42 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 1 BMS. 1 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
43 Bagi Sadap Bangunan Bagi Sadap Megang Sakti 2 BMS. 2 2017 RR K RB TB 84.5 70.5 19.5 10.0
44 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 3 BMS. 3 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
45 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 4 BMS. 4 2017 RR K RS BR 84.5 70.5 69.5 40.5
46 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 5 BMS. 5 2017 RR K RB TB 84.5 70.5 19.5 10.0
47 Sadap Bangunan Sadap Megang Sakti 6 BMS. 6 2017 RR K RB TB 84.5 70.5 19.5 10.0
TOTAL 4,113 3,134 3,450 2,440
RATA - RATA 87.50 66.67 73.40 51.90
SKOR KINERJA BANGUNAN PADA SALURAN PEMBAWA 6.29
VII - 14
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Jajaran Baru BJB. 3
Nomenklatur BJB. 3
KEMBALI KE MENU
Hasil Inventarisasi
KONDISI UMUM PINTU RUSAK SEDANG
Pintu type slide gate belum terpasang
FUNGSI UMUM PINTU BURUK Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada
setangnya sehingga sulit dalam pengoperasiannya
Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan
liar
KEMBALI KE MENU Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.
Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat
retakan sehingga air bisa merembes
Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada
tanda longsor pada bangunan
Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan
ditutup
Ters edia petunjuk (manual) dan Ta bel operasi pintu atau
pembagi a ir
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Jajaran Baru BJB. 3 ini dapat di
jelaskan bahwa :
VII - 15
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada setangnya sehingga
bisa merembes
Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada
bangunan
Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
Tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Megang Sakti BMS. 1
Nomenklatur BMS. 1
KEMBALI KE MENU
VII - 16
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Hasil Inventarisasi
KONDISI UMUM PINTU RUSAK SEDANG
Pintu type slide gate belum terpasang
FUNGSI UMUM PINTU BURUK Pintu type Crump de Gruyrter Gate (CGG) tidak ada
setangnya sehingga sulit dalam pengoperasiannya
Di sekitar pintu banyak ditumbuhi rumput dan tumbuhan
liar
KEMBALI KE MENU Di hulu dan hilir bangunan sadap banyak sedimen.
Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat
retakan sehingga air bisa merembes
Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada
tanda longsor pada bangunan
Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
Pintu perlu diberi pelumas/oli agar mudah dibuka dan
ditutup
Ters edia petunjuk (manual) dan Ta bel operasi pintu atau
pembagi a ir
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Megang Sakti BMS. 1 ini dapat di
jelaskan bahwa :
bisa merembes
Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada
bangunan
Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
Tersedia petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
VII - 17
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Nomenklatur BKS. 1
KEMBALI KE MENU
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Kasban BKS. 1 ini dapat di
jelaskan bahwa :
VII - 18
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
1
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Konstruksi sayap dalam keadaan utuh, tetapi terdapat retakan sehingga air
bisa merembes
Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada
bangunan
Terdapat petunjuk (manual) dan Tabel operasi pintu atau pembagi air
Tabel Penilaian Kondisi dan Fungsi Bangunan Sadap Suka Hati BSH. 2
Nomenklatur BSH. 2
KEMBALI KE MENU
VII - 19
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Adapun hasil inventarisasi pada bangunan sadap Suka Hati ini dapat di jelaskan
bahwa :
Mulai ada tanda-tanda retak ringan namun belum ada tanda longsor pada
bangunan
Terdapat bocoran pada bangunan antara 10%-<20%
VII - 20
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan dan anlisa perhitungan kinerja, serta
mengacu pada jumlah 47 bangunan pengatur yang ada pada Daerah Irigasi Air
Lakitan, hasil penilaian kinerja prasarana fisik bangunan pada saluran pembawa
Daerah Irigasi Air Lakitan mencapai skor kinerja sekitar 6.54.
permasalahan lain, salah satunya yaitu terjadinya banjir, oleh karenanya banjir yang
terjadi di D.I. Air Lakitan perlu diantisipasi oleh petani dan pengelola dengan
VII - 21
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
inventarisasi bangunan dan saluran pembuang pada Daerah Irigasi Air Lakitan
adalah sebagai berikut :
Tabel 7-7. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Saluran Pembuang dan
Bangunannya D.I Air Lakitan
VII - 22
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
haraan jaringan irigasi dan pembuang oleh Instansi Pengelola. Masyarakat boleh
tidak diperlukan jalan inspeksi di sepanjang ruas saluran tersebut. Biasanya jalan
inspeksi terletak di sepanjang sisi saluran irigasi. Jembatan dibangun untuk saling
Jalan inspeksi Daerah Irigasi Air Lakitan hanya sebagian kecil dari
keselurahan yang telah diaspal dan sebagian besar berupa material granular tebal
20 cm. Lebar jalan inspeksi antara 3-5 m dan dapat dilalui kendaraan roda 4 (empat)
dan roda 2 (dua).
Gambar 7.12. Jalan Masuk Menuju Bendung LAkitan
Adapun Penilaian Kinerja Jalan Masuk/Inspeksi D.I. Air Lakitan dapat dilihat pada
tabel berikut :
VII - 23
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Dari hasil inventarisasi kami dilapangan, melihat kondisi dari seluruh jalan inspeksi
dan jalan masuk menuju akses jaringan irigasi Daerah Irigasi Air Lakitan, dari hulu
sampai dengan hilir, hasil penilaian kinerja pada jalan masuk/inspeksi Daerah Irigasi
operasi dan pemeliharaan Bangunan Utama dan Bangunan Pengatur Air Lakitan
secara langsung adalah Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan SDA II BBWS
Sumatera VIII melalui UPTD Air Lakitan yang berlokasi di Desa Sumber Jaya Kab.
Musi Rawas. Secara fisik bangunan kantor tersebut masih dalam kondisi baik dan
layak untuk ditempati namun diperlukan perbaikan ringan pada beberapa rumah
jaga / perumahan yang saat ini dalam kondisi rusak ringan. Adapun beberapa aset
kantor, perumahan dan gedung yang berada di D.I. Air Lakitan ini dapat dilihat
Luas Tahun
No Unit Aset dan Lokasi Jenis Kondisi
Bangunan Pengadaa
1 KANTOR UPT Kantor 70 Baik 2013
2 RUMAH DINAS TYPE 50 BJB.3 Rumah Dinas 50 Baik 2015
3 RUMAH DINAS TYPE 50 BJB.6 Rumah Dinas 50 Baik 2015
4 RUMAH DINAS TYPE 50 BJB.9 Rumah Dinas 50 Baik 2015
5 RUMAH DINAS TYPE 50 BL.12 Rumah Dinas 50 Baik 2015
6 RUMAH DINAS TYPE 50 BL.14 Rumah Dinas 50 Baik 2015
7 RUMAH DINAS TYPE 50 BL.8 Rumah Dinas 50 Baik 2015
8 RUMAH DINAS TYPE 50 SUKARAME Rumah Dinas 50 Baik 2015
9 RUMAH DINAS TYPE 50 SUMBER KARYA Rumah Dinas 50 Baik 2013
10 RUMAH DINAS TYPE 70 SUMBER KARYA Rumah Dinas 70 Baik 2015
11 RUMAH JAGA TYPE 36 BENDUNG Rumah Dinas 36 Baik 2009
12 RUMAH JAGA TYPE 36 BENDUNG Rumah Dinas 36 Baik 2013
13 RUMAH JAGA TYPE 36 BL.15 Rumah Dinas 36 Baik 2013
14 RUMAH JAGA TYPE 36 BL.5 Rumah Dinas 36 Baik 2013
15 GUDANG BENDUNG Gudang 60 Baik 2015
16 GUDANG SUMBER KARYA Gudang 60 Baik 2015
VII - 24
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Gambar 7-13. Inventarisasi Aset Kantor UPT Daerah Irigasi Air Lakitan
VII - 25
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Tabel 7-10. Rekapitulasi Penilaian Dan Skor Kinerja Kantor, Perumahan dan
Gedung D.I Air Lakitan
dengan keandalaan debit tersebut tersedia (debit andalan). Debit andalah debit
minimum yang diandalkan ketersediaannya untuk dapat dimanfaatkan dengan
VII - 26
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
adalah cara pemberian air disaluran tersier atau saluran utama dengan interval
waktu tertentu bila debit yang tersedia kurang dari faktor K. Sistem golongan
debit tersedia di bendung dengan debit yang dibutuhkan pada periode pembagian
dan pemberian air. K = Pada kondisi air cukup (faktor K=1),pembagian dan
pemberian air adalah sama dengan rencana pembagian dan pemberianair. Pada
saat terjadi kekurangan air (K<1),pembagian dan pemberian air disesuaikan
dengan nilai faktor K yang sudah dihitung. Adapun hasil pencatatan debit realisasi
Tabel 7-11. Debit realisasi intake Lakitan dan Sungai Lakitan tahun 2016
VII - 27
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Ketersediaan air pada sistem Jaringan Irigasi Air Lakitan diperoleh dari Sungai
Lakitan melalui bendung Lakitan yang dimanfaatkan untuk irigasi. Oleh karena itu
keandalan ketersediaan air DI. Air Lakitan untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
sangat tergantung pada tingkat keandalan Sungai Lakitan. Rencana pola tata
tanam bertujuan untuk meningktakan efisiensi penggunaan air dan menambah
luasan serta intensitas tanaman, rencana pola tata tanam disesuaikan dengan pola
air, lahan tersedia dan tingkat ekonomis tanaman yang berlaku. Bentuk pola tata
tanam yang berlaku pada D.I. Air Lakitan termasuk lebih baik apabila dibandingkan
dengan daerah irigasi lainnya, karena sudah dipayungi dengan badan hukum
Lakitan. Apabila terjadi surplus maka kelebihan air dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk kebutuhan air yang bernilai ekonomis, dan apabila terjadi defisit
maka perlu dilakukan optimalisasi pembagian air. Imbangan air (Neraca Air) pada
sistem Irigasi Air Lakitan adalah perbedaan antara ketersediaan air dengan jumlah
seluruh kebutuhan air yang dilayani. Kinerja pelayanan air meliputi : tingkat
kecukupan air dan tingkat ketepatan memperoleh air. Rencana penyediaan air
tahunan dibuat oleh instansi teknis tingkat kabupaten/ tingkat provinsi sesuai
VII - 28
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
2
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
kinerja pemenuhan kebutuhan air, dimana hal ini berdasarkan pada tingkat
Masalah air bagi tanaman pangan tidak hanya didominasi oleh daerah beriklim
kering. Di daerah beriklim basah air juga merupakan faktor pembatas terhadap
lahan dengan jumlah air yang dibutuhkan tanaman selama masa pertumbuhannya.
Jumlah air yang tersedia pada suatu lahan pertanian dapat dilihat dari kondisi curah
hujan, sedangkan jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman dapat digambarkan
dengan jumlah air yang dibutuhkan untuk evapotranspirasi. Jumlah air yang
tersedia dan jumlah air yang dibutuhkan akan mengalami fluktuasi dari waktu ke
waktu, sehingga pada suatu periode dapat terjadi kelebihan air dan pada periode
VII - 29
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
lainnya dapat terjadi kekurangan air bagi tanaman. Tingkat kecukupan air ditandai
dengan kemampuan suatu sumber air untuk memenuhi kebutuhan air untuk
keperluan tertentu. Pada areal beririgasi, lahan dapat ditanami padi 3 kali dalam
setahun, tetapi pada sawah tadah hujan harus dilakukan pergiliran tanaman
dengan palawija. Pergiliran tanaman ini juga dilakukan pada lahan beririgasi.
misalnya padi gogo dengan jagung atau padi gogo di antara ubi kayu dan kacang
tanah. Pada pertanaman padi sawah, tanaman tumpang sari ditanam di pematang
sawah, biasanya berupa kacang- kacangan. Tingkat kecukupan air dapat diketahui
dengan cara berikut ini : jika dalam satu tahun pada suatu areal sawah tertentu
dapat ditanami padi 3 kali dan air yang dialirkan memadai, maka tingkat kecukupan
airnya dapat dikatagorikan sangat cukup, jika areal sawah dapat ditanami dua kali,
maka tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan cukup. Jika areal sawah hanya
dapat ditanami padi satu kali dalam setahun meskipun air yang dialirkan sangat
memadai, tingkat kecukupan airnya dapat dikatagorikan kurang dan jika suatu
areal sawah hanya dapat satu kali ditanami padi dalam satu tahun serta air yang
dialirkan tidak memadai, maka tingkat kecukupan air pada suatu daerah irigasi
juga menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering
dan tadah hujan, tetapi juga melanda lahan sawah beririgasi, baik irigasi semiteknis
maupun teknis. Sehingga kondisi ini memunculkan masalah baru pula terutama
dalam hal ketepatan waktu pemberian air ke areal lahan. Penentuan kebutuhan air
tanaman didasarkan pada jenis tanaman yang ada dan atau rencana tanam untuk
masa yang akan datang. Sedangkan ketersediaan air didasarkan pada potensi air
hujan, air sungai dan sumber air lainnya. Faktor kehilangan air, disamping untuk
VII - 30
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
evapotranspirasi serta efisiensi penyampaian atau penyaluran air dari sungai atau
bendungan ( Suprapto, dkk., 2008). Tingkat ketepatan pemberian air erat kaitannya
terhadap tingkat kecukupan air. Jika tingkat kecukupan air ditandai dengan
kemampuan suatu sumber air untuk memenuhi kebutuhan air untuk keperluan
tertentu, maka tingkat ketepatan pemberian air dapat didefinisikan sebagai suatu
kondisi untuk menyatakan kesesuaian waktu pemberian air sesuai dengan jadwal
yang telah disepakati bersama. Tingkat ketepatan pemberian air dapat dianalisis
dengan cara berikut ini. Jika pemberian air telah sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya dapat dikatagorikan
sangat tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat beberapa jam dari jadwal yang
telah disepakati bersama, maka tingkat ketepatan pemberian airnya masih dapat
dikatagorikan tepat. Jika jadwal pemberian air terlambat lebih dari satu hari, maka
tingkat ketepatan pemberian airnya dikatagorikan terlambat dan jika jadwal
pemberian airnya terlambat hingga lebih dari 3 hari, maka tingkat ketepatan
7.3.1. Transportasi
Hasil inventarisasi di lapangan pengamat saat ini belum memiliki alat transportasi
sepeda motor, selama ini pengamat menggunakan sepeda motor milik pribadi
dalam kegiatan di lapangan sehingga perlu pengadaan sepeda motor dinas
VII - 31
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Tabel 7-13. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Kantor UPTD Air Lakitan
Alat – alat dasar untuk pemeliharaan rutin seperti: arit, cangkul, sekop, kunci pintu
rusak namun cukup lengkap. Pada kondisi ini upaya yang harus dilakukan yaitu
membeli peralatan baru dan disimpan dalam gudang agar tidak mudah rusak. Alat
– alat kantor pelaksana operasional seperti: meja, bangku, map folder, lemari
berangkas, madding dalam kondisi rusak ringan namun masih layak digunakan.
Upaya yang dapat dilakukan yaitu penambahan alat yang kurang dan perbaikan
pada alat – alat kantor yang rusak agar dapat digunakan dengan baik oleh para
pelaksana operasional.
Adapun alat komunikasi yang digunakan di Kantor UPTD Air Lakitan dalam
kegiatan operasi harian menggunakan perangkat rig 1 buah, Handy Talky (HT) 3
VII - 32
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
kegiatan pemantauan banjir. Untuk lebih memperlancar arus komunikasi data perlu
dilaksanakan.
orang + 5 staff per 5.000 – 7.500 Ha, Mantri / Juru pengairan : 1 orang per 750 –
1.500 Ha, Petugas Operasi Bendung (POB) : 1 orang per bendung, dapat ditambah
beberapa pekerja untuk bendung besar, Petugas Pintu Air (PPA) : 1 orang per 3 –
5 bangunan sadap dan bangunan bagi pada saluran berjarak antara 2 - 3 km atau
daerah layanan 150 sd. 500 ha. Namun pada hasil inventarisasi kami dilapangan
VII - 33
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
pada data Sumber Daya Manusia UPTD D.I Air Lakitan ini adapun beberapa data
yang kami peroleh yaitu jumlah Petugas Operasi dan Pemeliharaan yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil / PNS berjumlah 19 orang, terdiri dari Kepala UPT (1
PNS, dan 25 orang masih berstatus Pegawai Harian Lepas / PHL atau berstatus Non
PNS. Apabila Mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
menjabat masih belum memenuhi persyaratan tersebut, dimana hal ini dapat
mempengaruhi kinerja suatu Organisasi Personalia yang ada pada D.I. Air Lakitan
ini, untuk lebih jelasnya hasil inventarisasi petugas di D.I Air Lakitan dapat dilihat
pada tabel berikut :
Umur
No Nama Pendidikan Jabatan
(th)
VII - 34
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
VII - 35
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
7.5. Dokumentasi
Bendung Lakitan selesai dibangun tahun 2009, ada 6 bangunan pengatur pengatur
selesai dibangun tahun 2009, 4 bangunan pengatur selesai dibangun tahun 2010,
bangunan dan jaringan irigasi, gambar pelaksana (as built drawing), peta situasi
Adapun skor kinerja dokumentasi dari hasil survey dan analisa oleh
konsultan dan kunjungan ke kantor UPTD Air Lakitan bahwa kinerja dokumentasi
pangan nasional salah satunya adalah peningkatan disektor pertanian yang berupa
pembangunan bangunan air dan jaringannya. Hal tersebut perlu diadakan
pemanfaatan air irigasi yang tepat guna, perlu juga adanya pengelolaan air dalam
petak tersier dan jaringan utama serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi
kami dilapangan berikut beberapa Organisasi GP3A dan IP3A yang ada di D.I. Air
Lakitan.
VII - 36
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
dan pengelolaan sistem irigasi di tingkat tersier menjadi tanggung jawab lembaga
Perkumpulan Petani Pemakai Air atau P3A (pada beberapa daerah dikenal dengan
Mitra Cai, Subak, HIPPA). Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah
tanah untuk mewujudkan sistem pengembangan dan pengelolaan air irigasi yang
baik dan berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, mandiri, dan berdaya
pemakai air adalah lembaga/ institusi yang dibentuk oleh petani dan atau
pengembangan dan atau pengelolaan air irigasi dalam rangka pemenuhan untuk
mencukupi kebutuhan air irigasi di lahan pertanian para petani tersebut. Dalam
rangka membentuk organisasi pemakai air pada tingkat desa, pemerintah telah
dan kira-kira hanya 15 % saja yang aktif. Tingkat keaktifan ini dapat dipengaruhi
oleh tingkat kewengan P3A atas sumber utama yang terbata. Kinerja kelembagaan
petani dapat dilihat dari struktur kelembagaan petani, dalam hal ini ialah
menyangkut P3A, yang meliputi ketersediaan AD/ ART, program kerja. Selain itu
kinerja kelembagaan petani dapat pula dilihat dari prasarana dan keaktifan
anggota. Kinerja kelembagaan petani dapat dianalisis dengan cara berikut ini.
aktif dalam kegiatan yang menyangkut irigasi maka kinerja kelembagaan petani
dapat dikategorikan sangat baik. Jika salah satu elemen tidak memadai, misalnya
baik, jika dua diantara elemen kelembagaan petani tidak berjalan dengan baik
maka dikatakan kinerja kelembagaan petani ialah buruk dan jika ketiga elemen
VII - 37
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
sangat buruk.
Penilaian Kinerja Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) D.I. Air Lakitan mencapai
7.6.3. Kontribusi Petani Dengan Kondisi Jaringan Irigasi Yang Ada Sekarang.
Dari hasil survei dan pertemuan dengan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai
Air) kondisi fisik Jaringan Irigasi D.I. Air Lakitan sudah mengalami penurunan fungsi.
Hal ini disebabkan pemeliharaan yang masih kurang baik, akibat dari dana yang
kurang memadai dan faktor usia dari fisik jaringan itu sendiri. Kontribusi Petani
dengan melalui perkumpulan Petani P3A di Jaringan Irigasi Air Lakitan dari hasil
survai dan pertemuan yang diadakan, beberapa yang menjadi kesimpulan terkait
VII - 38
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
3
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
kemampuan
sadap/bagi/sadap)
Dll.
parameter yaitu :
Prasarana fisik
Produktivitas tanaman
Sarana penunjang
Organisasi personalia
Dokumentasi
Kondisi kelembagaan P3A
VII - 39
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Adapun hasil analisa penghitungan kami dalam penilaian kinerja Daerah Irigasi Air
Lakitan juga dapat dilihat pada rekapitulasi penilaian hasil analisa kami pada tabel
berikut :
Secara keseluruhan kinerja sistim irigasi D.I. Air Lakitan adalah 74.87,
artinya kinerja sistimnya BAIK (antara 70%-79%), hal ini dikarenakan D.I Air Lakitan
usianya belum mencapai 10 tahun dan sebagian besar bangunan dan saluran
selesai dibangun tahun 2012 dan saat ini masih dalam pengerjaan perluasan
daerah irigasi (dari BL. 23 – BL. 41). Kinerja D.I. Air Lakitan ini antara lain Kondisi
VII - 40
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
IRIGASI
VII - 41
LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)
4
PENYUSUNAN PENILAIAN KINERJA DAN AKNOP D.I AIR LAKITAN KAB. MUSI RAWAS
Perhitungan AKNOP pada kegiatan ini Kami sajikan pada Laporan khusus
VII - 42