Anda di halaman 1dari 2

Apakah Surat Utang Negara itu? • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.

08/2008 Berdasarkan tingkat kuponnya ON dapat dibedakan


tentang Penjualan SUN dalam Valuta Asing di Pasar menjadi (1) Obligasi Berbunga Tetap, yaitu obligasi dengan
Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang Perdana Internasional, sebagaimana terakhir kali diubah tingkat bunga tetap setiap periodenya (atau Fixed Rate
berupa surat pengakuan utang dalam mata uang Rupiah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor Bonds) dan (2) Obligasi Berbunga Mengambang, yaitu
maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan 170/PMK.08/2009. obligasi dengan tingkat bunga mengambang (atau Variable
pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan • Peraturan-peraturan lain yang diterbitkan oleh Bank Rate Bonds) yang ditentukan berdasarkan suatu acuan
masa berlakunya. Indonesia yang meliputi Peraturan Bank Indonesia atau PBI tertentu seperti tingkat bunga SBI (Sertifikat Bank
dan Surat Edaran Bank Indonesia (SE BI), terkait dengan Indonesia).
Apa dasar hukum penerbitan Surat Utang Negara? peran Bank Indonesia sebagai agen lelang, registrasi, Obligasi Negara juga dapat dibedakan berdasarkan
Surat Utang Negara (SUN) dan pengelolaannya diatur kliring, setelmen SUN dan central register. denominasi mata uangnya (Rupiah ataupun Valuta Asing).
dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Surat Utang Negara dapat diterbitkan dalam bentuk warkat
Utang Negara. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 Apa tujuan penerbitan Surat Utang Negara? atau tanpa warkat (scripless). Surat Utang Negara yang saat
memberi kepastian bahwa: Tujuan dari penerbitan SUN ialah untuk: (1) membiayai ini beredar, diterbitkan dalam bentuk tanpa warkat. Surat
• Penerbitan SUN hanya untuk tujuan-tujuan tertentu; defisit APBN, (2) menutup kekurangan kas jangka pendek, Utang Negara dapat diterbitkan dalam bentuk yang dapat
• Pemerintah wajib membayar bunga dan pokok SUN yang dan (3) mengelola portofolio utang negara. Pemerintah pusat diperdagangkan atau yang tidak dapat diperdagangkan.
jatuh tempo; berwenang menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan
• Jumlah SUN yang akan diterbitkan setiap tahun anggaran DPR yang disahkan dalam kerangka pengesahan APBN dan Apa manfaat penerbitan Surat Utang Negara?
harus memperoleh persetujuan DPR dan dikonsultasikan setelah berkonsultasi dengan Bank Indonesia. Atas Sebagai Instrumen Fiskal
terlebih dahulu dengan Bank Indonesia; penerbitan tersebut, Pemerintah berkewajiban membayar
• Perdagangan SUN diatur dan diawasi oleh instansi bunga dan pokok pada saat jatuh tempo. Dana untuk Penerbitan SUN diharapkan dapat menggali potensi
berwenang; pembayaran bunga dan pokok SUN disediakan di dalam sumber pembiayaan APBN yang lebih besar dari investor
• Memberikan sanksi hukum yang berat dan jelas terhadap APBN. pasar modal.
penerbitan oleh pihak yang tidak berwenang dan atau Sebagai Instrumen Investasi
pemalsuan SUN. Apa saja jenis dan bentuk Surat Utang Negara?
Menyediakan alternatif investasi yang relatif bebas risiko
Selain Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002, berbagai Secara umum jenis SUN dapat dibedakan sebagai berikut: gagal bayar dan memberikan peluang bagi investor dan
peraturan pelaksanaan pun telah diterbitkan untuk 1. Surat Perbendaharaan Negara (SPN), yaitu SUN berjangka pelaku pasar untuk melakukan diversifikasi portofolionya
mendukung pengelolaan SUN, antara lain: waktu sampai dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga guna memperkecil risiko investasi. Selain itu, investor SUN
• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 66/KMK.01/2003 secara diskonto. Di beberapa negara SPN lebih dikenal memiliki potential capital gain dalam transaksi perdagangan
tentang Penunjukan Bank Indonesia sebagai Agen untuk dengan sebutan T-Bills atau Treasury Bills. di pasar sekunder SUN tersebut. Potential capital gain ialah
Melaksanakan Lelang Surat Utang Negara di Pasar 2. Obligasi Negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih potensi keuntungan akibat lebih besarnya harga jual obligasi
Perdana. dari 12 bulan baik dengan kupon atau tanpa kupon. dibandingkan harga belinya.
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 209/PMK.08/2009 Obligasi Negara dengan kupon memiliki jadwal
Sebagai Instrumen Pasar Keuangan
tentang Lelang Pembelian Kembali Surat Utang Negara. pembayaran kupon yang periodik (tiga bulan sekali atau
• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.08/2008 enam bulan sekali). Sementara ON tanpa kupon tidak Surat Utang Negara dapat memperkuat stabilitas sistem
tentang Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana. memiliki jadwal pembayaran kupon, dijual pada harga keuangan dan dapat dijadikan acuan (benchmark) bagi
diskon dan pokoknya akan dilunasi pada saat jatuh penentuan nilai instrumen keuangan lainnya.
tempo.
Siapa yang mengelola Surat Utang Negara? Bagaimana penatausahaan Surat Utang Negara
dilakukan?
Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2002, pengelolaan
SUN diselenggarakan oleh Menteri Keuangan. Pengelolaan Sampai saat ini SUN diterbitkan tanpa warkat (scripless
SUN sendiri telah dilakukan sejak tahun 2000 dengan securities). Pencatatan kepemilikan dilakukan secara
dibentuknya tim Debt Management Unit (DMU) berdasarkan elektronik. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) nomor Undang Nomor 24 tahun 2002 tentang Surat Utang Negara,
101/KMK.017/2000. Selanjutnya pada tahun 2001, melalui kegiatan penatausahaan yang mencakup pencatatan
KMK nomor 2/KMK.01/2001, tim DMU berubah menjadi kepemilikan, kliring dan setelmen, serta agen pembayar
Pusat Manajemen Obligasi Negara (PMON). Dan berubah bunga dan pokok SUN dilaksanakan oleh Bank Indonesia.
lagi menjadi Direktorat Pengelolaan Surat Utang Negara Dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai central
(DPSUN) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan nomor registry tersebut, BI telah membuat sistem setelmen surat
302/KMK.01/2004. Seiring dengan proses reorganisasi di berharga yang disingkat dengan BI-SSSS yaitu Bank Indonesia
tubuh Kementerian Keuangan, pada tahun 2006 organisasi – Scripless Securities Settlement System. Sistem ini
ini berkembang menjadi setingkat eselon I berdasarkan merupakan sistem yang menatausahakan pencatatan dan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 466/KMK.01/2006 penyelesaian transaksi SUN secara menyeluruh. Bank
dengan nama Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) Indonesia sebagai central registry bertanggung jawab untuk
dan terakhir telah diubah dengan Peraturan Menteri menyimpan catatan kepemilikan SUN, pembayaran kupon
Keuangan nomor 143.1/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan pokok yang jatuh tempo, serta menatausahakan
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. perpindahan hak kepemilikan obligasi.
Tugas DJPU yang terkait dengan pengelolaan SUN ialah Untuk mempermudah penatausahaan yang dilakukan
menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan oleh Bank Indonesia, Bank Indonesia menunjuk subregistry
pengelolaan SUN yang meliputi: perencanaan struktur yang bertugas mencatat kepemilikan SUN untuk institusi
portofolio yang optimal; pelaksanaan penerbitan, penjualan, selain bank. Sampai saat ini Bank Indonesia telah menunjuk
pembelian kembali dan penukaran; pengelolaan risiko 15 (lima belas) sub registry yaitu: Bank Central Asia –
portofolio SUN; pengembangan infrastruktur dan institusi Subregistry, Bank Danamon - Custodial Services, Bank
pasar SUN; dan publikasi informasi tentang pengelolaan SUN Internasional Indonesia – Agent Sub Registry, Bank Mandiri,
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan Direktur Bank Negara Indonesia, Bank CIMB Niaga, Bank Rakyat
Jenderal. Indonesia, Bank Permata, Citibank NA – Client Account,
Strategi jangka pendek dan menengah pengelolaan SUN Deutsche Bank AG, HSBC – Securities Services, Kustodian
saat ini ialah: menurunkan refinancing risk terutama pada Sentral Efek Indonesia (KSEI), Standard Chartered - Custodial
Services, Bank Panin – custodian, Bank Mega - Custodial Direktorat Surat Utang Negara
jangka pendek, memperpanjang rata-rata jangka waktu jatuh
tempo (average maturity) SUN, menyeimbangkan struktur Services. Sistem pencatatan kepemilikan dengan pembagian Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang
jatuh tempo portofolio SUN sehingga selaras dengan menjadi central registry dan sub-registry ini dikenal dengan Kementerian Keuangan Republik Indonesia
perkembangan anggaran negara dan daya serap pasar, serta istilah two-tier system. Gedung A.A. Maramis II Lantai 2
mengembangkan dan meningkatkan likuiditas pasar Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1-4 Jakarta 10710
sekunder SUN, sehingga dalam jangka panjang dapat Telp. 021-3810175, Fax. 021-3846516
menurunkan biaya pinjaman (cost of borrowings). E-mail : webmaster@dmo.or.id
Website : www.dmo.or.id

Anda mungkin juga menyukai